Tuesday, December 14, 2010

Fan Fiction.. Little Surprise For Uri Dolphin.. One Shoot.. DBSK

Saengil chukkae hamnida.

Saengil chukkae hamnida.

Sarang haneun uri Dolphin.

Saengil chukkae hamnida.



Hehe.

Telat satu hari.

Maklum author lagi sok sibuk.

Ya Allah kuatkan hambamu.

Ah tapi yang penting FF ini jadi.





To: Junpa



Selamat ulang tahun oppa.

Maaf cuma bisa kasih ini.

Telat lagi.

Tapi aku benar-benar ga niat oppa. Hoho.

Love you.*digaplok bebe*





Udah ah semoga kalian suka sama FF ini.

Muah.

READ

COMMENT

LIKE

aku tunggu.

Gomawo yeorobun.





Tittle : Little Surprise For Uri Dolphin



Author : Anka 'bubu'



Lenght : One Shoot



Cast : DBSK





Cekidot.





................................



"Chunnie-ah.", Jaejoong menusuk-nusuk lengan Yoochun yang sedang serius membaca artikel-artikel tentang JYJ dan DBSK (HoMin) di layar laptop berukuran 14" miliknya. Yoochun menaikan alisnya dan menoleh ke arah Jaejoong.



"Waeyo hyung?", ketus Yoochun karena merasa diganggu kesenangannya. Jaejoong malah tersenyum lebar.



"Galak sekali kau ini, memangnya sedang apa sih?", ketus balik Jaejoong. Herannya Yoochun malah balik terkekeh kecil.



"Ini lihat. Artikel yang mengatakan sulitnya kita bertemu dengan Yunho hyung dan Changmin. Aku ingin tertawa membacanya.", jelas Yoochun sambil memperlihatkan layar laptopnya pada Jaejoong. Jaejoong mengerenyitkan keningnya.



"Apanya yang lucu?", tanya Jaejoong, tidak mengerti.



"Aish, paboya. Aku jadi mengingat bagaimana kita yang sembunyi-sembunyi kalau ingin bertemu. Dan aku ingin tertawa tahu.", kesal Yoochun memukul kepala Jaejoong keras.



"Yaa, kau berani padaku.", galak Jaejoong menyipitkan matanya. Yoochun tersenyum lebar.



"Aku hanya bergurau hyung. Damai. Jangan marah.", takut Yoochun. Jaejoong terkekeh gelì, adiknya lucu. Tapi apa memang begitu menyeramkan jika ia sedang marah? Itu yang ada dalam pikirannya.



"Ah tapi kan tidak sesulit yang orang-orang kira. Hanya saja kesibukan kita sekarang ini jadi membuat kita sangat sulit bertemu mereka.", eluh Jaejoong yang melupakan kekesalannya. Yoochun mengangguk-anggukan kepalanya seperti anak kecil yang mengerti akan penjelasan ayahnya berbicara.



"Hyung. Hyung mau apa menggangguku?", tanya Yoochun yang mengerti ada udang dibalik bakwan*enak* seorang Jaejoong yang tiba-tiba saja mengganggu ketenangannya. Jaejoöng tersenyum lebar, ia baru ingat niatan awal mengapa ìa mendatangi Yoochun.



"Besok kita jalan-jalan ya. Aku bosan di rumah terus. Bagaimana?", ajak Jaejoong tersenyum lebar. Yoochun mengangguk cepat, sepertinya ia sangat senang dengan ide seperti itu.



"Aku juga baru saja mau mengajak hyung dan si dolphin pergi besok.", kata Yoochun senang. Jaejoong tersenyum. Kebetulan yang baik. Dan ia tak kalah senangnya, karena akan jalan-jalan lagi merasakan bebas selama liburan mereka. Bukankah itu menakjubkan?



"Tapi si dolphin sedang murung dari kemarin. Kita berdua saja. Lagipula lusa, dia ulangtahun. Aku mau kita membuat rencana yang bagus untuknya. Kalau ada dia akan sulit. Bagaimana?", ucap Jaejoong dengan wajah penuh pertimbangan. Dia serius untuk ini. Dua niat luar biasa dalam sebuah kalimat 'jalan-jalan'. Jadwal JYJ memang masih kosong, karena mereka diliburkan selama lima belas hari. Karena itu mereka cepat bosan, apalagi Jaejoong yang tidak bisa diam. Dan semakin mengesalkan, disaat mereka libur malah Yunho dan Changmin yang sangat sibuk.



"Hyung pintar.", kata Yoochun senang. Jaejoong memainkan alisnya naik-turun. Tidak usah dipuji pria paling tampan sedunia ini memang paling pintar.*kata aku*



"Ehem. Ehem. Kim Jaejoong.", saut Jaejoong dengan wajah penuh percaya diri dan keangkuhan. Yoochun memutar bola matanya, menyesal mengatakan itu pada 'kakak' tertuanya ini. Telinganya menjadi panas sendiri. Ia menghembuskan nafasnya, daripada lebih banyak lagi salah bicara.





.....



Yoochun menghampiri Junsu yang berada di dalam kamar tidurnya. “Su kau kenapa sih. Melamun terus?”, tanya Yoochun yang akhirnya mulai merasa tidak nyaman akan tingkah Junsu akhir-akhir ini, yang selalu diam, sama sekali tidak ada keriangan disana seperti tingkah Junsu biasanya. Junsu memajukan bibirnya, sangat tidak penting pertanyaan Yoochun yang seharusnya sudah sangat tahu ada apa dengannya sebenarnya.



“Yunho hyung dan Changmin. Kapan kita bisa bertemu mereka. Huh.”, eluh Junsu yang sedikit bernada ketus. Yoochun mengangkat bahunya.



“Mereka sedang sibuk tahu.”, beritahu Yoochun. Junsu menghela nafasnya, perasaannya kecewa teramat besar.



“Aku tahu hyung, mereka sibuk. Memangnya aku bodoh. Tapi karena itu aku jadi merindukan mereka.”, kesal Junsu menggembungkan pipinya. “Tapi kenapa saat kita tidak sibuk, mereka malah teramat sibuk.”, dumel Junsu bukan main. Tapi itu malah membuat Yoochun terkekeh keras. Adiknya seperti anak kecil sekarang ini.



“Kau seperti anak kecil saja Su.”, ledek Yoochun. Junsu memicingkan matanya. Yoochun malah tersenyum lebar, tidak bersalah. “Hehe. Oh ya Su, aku dan Jae hyung mau keluar. Kau mau ikut kami tidak?”, tanya Yoochun yang sebenarnya hanya untuk berbasa-basi. Jauh di lubuk hatinya, ia berharap tidak ada jawaban ‘iya’ dari Junsu. Ingin merancang kejutan untuk Junsu, tapi orang yang akan diberi kejutan malah ada disana, kan akan tidak seru nantinya. *udah tau malah ngajak* Junsu menggeleng, ia sedang sangat malas ditambah Yoochun yang terus meledeknya.



“Pergi saja. Aku tidak mau ikut. Aku inginnya bertemu mereka tahu hyung. Huh. Sudah sana pergi.”, tolak Junsu diiringi pengusiran.



“Dasar Dolphin.”, ledek Yoochun lagi dan kemudian terkekeh keras karena saking senangnya berhasil mengganggu Junsu. Tapi tiba-tiba, ia langsung berlari keluar sebelum bantal lumba-lumba milik Junsu dilempar ke arahnya.



Ada yang tidak biasa, kalian tahu. Sifat Junsu benar-benar seperti anak kecil yang manja akhir-akhir ini. Apa karena sindrom ulang tahun esok hari? Entahlah.





……



-Junsu Pov-



Aku kesal pada Yoochun hyung. Dia selalu saja menggangguku, meledekku, sampai aku kesal. Sama saja seperti Changmin. Magnae itu bahkan sering membuatku menangis dulu. Tapi sayangnya itu dulu, sekarang Changmin tidak ada setiap saat bersama kami, dan membuat si playboy itu yang menggantikan posisi si iblis Changmin. Tapi kalau dulu, aku tidak terlalu khawatir, karena ada Yunho hyung yang akan membelaku jika Changmin sudah benar-benar keterlaluan. Kalau sekarang? Hello… Apakah aku akan mengandalkan Jaejoong hyung? Yang ada dia malah bersekongkol dengan Yoochun hyung. Bahkan dia lebih jahat dibandingkan dua orang itu. Huweee. Yunho hyung tolong aku…



Hehe. Tapi bukan berarti aku tidak menyayangi mereka. Hei aku benar-benar menyayangi mereka dari lubuk hatiku terdalam. Mereka adalah keluarga keduaku selain keluargaku yang sebenarnya. Aku tidak peduli dengan keadaan kami sekarang ini yang terpisah -bukan kehendak kami, tapi keharusan sementara ini-. Tapi tahukah, kalau sebenarnya kami masih bersama dalam satu. Walau mereka (SME) berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan kami, akan terasa nihil. Kau tahu. Karena kami adalah Dong Bang Shin Ki, lima dewa dari timur. Siapa yang bisa menandingi kekuatan lima orang dewa*aku sengaja pake orang, karena mereka tetaplah manusia,tapi seperti dewa. Benarkan?* yang hebat seperti kami? Hehe. Terdengar begitu angkuh ya? Aku hanya mengutip dari perkataan seorang CASSIOPEIA (anka).



‘Lima orang itu. Mereka hanyalah manusia biasa. Tapi tampak cahayanya seperti dewa-dewa. Mereka bukanlah Tuhan yang sempurna. Bahkan mereka bukanlah dewa sebenarnya. Tapi tak dipungkiri, julukan dewa memang melekat dalam lima tubuh yang di mataku mendekati sebuah kesempurnaan seorang manusia biasa’



Aish apakah benar kami seperti itu? Rasanya membuatku sedikit besar kepala. Haha. Aku hanya bergurau. Terimakasih untuk Cassiopeia yang telah mendukung kami sejauh ini. Tunggu kami, kami akan kembali untuk kalian semua. Dan sebelum pada saatnya ALWAYS KEEP THE FAITH. Ne?



Tapi untuk sekarang ini perpisahan kami benar-benar menjadi masalah untukku. Aku rindu kebersamaan kami berlima. Hampir lima belas hari tanpa pekerjaan, dan tidak pernah sekalipun kami bertemu dalam dua bulan ini. Membuatku semakin merindukan mereka. Ditambah besok adalah ulang tahunku. Rasanya akan terasa sangat datar tanpa kehadiran dua orang lainnya. Aku ingin besok dapat merayakan bersama mereka. Tidak perlu yang lain saat ini. Aku hanya ingin itu. Bisakah?





…….



-Yoochun POV-



"Hyung kita mau kemana sih?", tanyaku yang kini sedang menyetir tak tentu arah, lebih tepatnya hanya berputar-putar menjelajahi kota Seoul. Jelas saja, karena daritadi Jaejoong hyung hanya sibuk narsis dengan blackberry onix whitenya, handphone pemberian sukarela dari Yunho hyung. Entah kenapa aku berpikir enak sekali menjadi Jaejoong hyung. Kalian tahu, hyung tertua kami di DBSK itu sering sekali mendapatkan harta benda dari Yunho hyung, sang uri leader. Membuatku iri saja. Pokoknya kalau aku bertemu dengan Yunho hyung aku ingin minta blackberry juga, bahkan yang paling mahal, kalau perlu mobil baru. Hahaha.



"Ke cafe biasa. Tidak usah banyak tanya lagi. Menggangguku saja.", katanya galak sekali. Aku tahu setelah ini, ia akan mengupload fotonya di twitter dan dalam hitungan detik foto itu sudah penuh dengan comment dari pemuja-pemujanya. Dasar tetua yang galak, aneh, narsis dan gila.*huwee.suamiku diledekin*



Karena takut, dimarahi lagì oleh pria galak itu, aku langsung saja melajukan mobilku ke cafe yang Jaejoong hyung maksud tanpa bertanya lagi padanya. Akhirnya sampai juga di cafe yang biasa aku dan empat orang lainnya datangi jika sedang hang out. Tentu saja cafe ini benar-benar ekslusif, jadi kami tidak perlu takut terhadap serbuan para penggemar kami. Keamanan yang sangat terjamin.



"Ayo Chunnie-ah. Lelet sekali.", gerutu Jaejoong hyung yang sangat tidak sabaran. Akupun segera turun dan berlari menyusul Jaejoong hyung ke dalam.



Omona! Ya Tuhan! Aku tidak salah lihat kan? Ada dua orang yang sudah dua bulan ini tidak pernah bertemu, tentu saja, karena kami sibuk dengan kegiatan kami masing-masing.



"Hyung!", Changmin melambaikan tangannya kepada kami. Magnae kami semakin bertambah tinggi saja, padahal baru dua bulan tidak bertemu. Aku jadi terlihat tambah kecil jika berdiri di sampingnya seperti sekarang ini.



"Kok ada kalian sih disini?", heranku yang benar merasa bingung. Aku menatap Jaejoong hyung, Yunho hyung dan Changmin bergantian. Tapi aku hanya melihat Yunho hyung tersenyum geli tanpa mendapat jawaban sedikitpun.



"Aku rindu padamu Minnie-ah.", ucap Jaejoong hyung yang langsung memeluk Changmin dan mengabaikan pertanyaanku. Curang! Aku juga mau memeluk Changmin. Memangnya dia saja yang rindu pada magnae kami. Yasudah aku dorong saja Jaejoong hyung dan berganti memeluk Changmin erat.



"Aish Park Yoochun.", aku dengar Jaejoong hyung mendumel. Memangnya aku pikirkan. Yunho hyung malah tertawa dan mengacak rambut Jaejoong hyung. Memangnya ada yang lucu ya?



"Apa tidak ada yang rindu padaku?", sindir Yunho hyung dengan wajah memelasnya yang dibuat-buat. Aku baru sadar, aku dan Jaejoong hyung hanya berebut memeluk Changmin. Jaejoong hyung tersenyum lebar.



"Aish uri leader begitu saja iri.", gurang Jaejoong hyung yang kemudian memeluk sang leader. "Bogoshippo Yunnie-ah.", lanjutnya berbisik pelan. Yunho hyung tersenyum. Aku dan Changminpun ikut memeluk mereka. Aku rindu saat seperti ini, bahkan saat ini saja masih belum lengkap, tanpa si dolphin.





....





-Author POV-





Yunho dan Changmin memang sengaja datang untuk bertemu Jaejoong dan Yoochun, tentu saja karena disuruh oleh Jaejoong. Padahal sebenarnya mereka benar-benar sangat sibuk saat ini. Bahkan pada awalnya, mereka sudah bersikeras mengatakan tidak dapat datang, hanya saja seorang Jaejoöng tidak akan pernah membiarkan orang lain menolak keinginannya. Dan pada akhirnya mereka memaksakan diri untuk benar-benar datang sekarang ini. Lagipula Jaejoong bilang, ini semua untuk menyusun rencana perayaan ulang tahun Junsu bersama-sama.



"Ah baiklah Joonggie-ah, untuk nanti apapun akan aku paksakan untuk datang. Ne. Pasti.", ikrar Yunho. Bukankah itu adalah hari spesial untuk mereka, tentu bukan untuk ia lewatkan. Jaejoong tersenyum senang mendengarnya.



"Aku juga. Aku rindu Dolphin si pantat bebek itu.", kata Changmin dengan seringaian licik. Jaejoong dan Yoochun malah terkekeh. Dalam bayangannya, Junsu akan habis ditangan iblis (Changmin) tersebut.



"Aku tahu yang ada di otak kalian. Aku peringatkan jangan mengganggunya sangat berlebihan. Kalian tahu kan!", kecam Yunho memicingkan matanya tajam. Jaejoong, Yoochun dan Changmin saling berpandangan, lalu beralih tersenyum pada sang leader.



"Tidak janji ya leader.", kompak ketiganya bersamaan dan terkekeh geli akan tingkah mereka sendiri. Yunho membuang nafasnya berat dan menggeleng pasrah untuk ketiganya.





....



Junsu sedang melamun menatap jam dinding, yang jarumnya tidak berhenti berputar. Dua menit lagi akan menjadi waktunya menginjak umur dua puluh empat tahun. Dan itu menyamai umur ketiga hyungnya. Ia tampak tidak senang dari raut wajahnya. Entah karena takut wajah imutnya akan berubah menjadi wajah pria tua, karena umurnya semakin bertambah? Atau karena ulang tahunnya yang berjalan hanya dengan dua hyungnya? Tanpa dua orang lagi?



Teng. Teng.

Suara jam besar di ruang tengah berdentang dan itu menandakkan sudah jam dua belas malam.



Teret. Peet. Teet. Preet.

Suara terompet terdengar setelah jam dinding itu berhenti. Dan semakin keras di telinga Junsu. Karena sumber suara sudah memasuki kamarnya. Ia tersenyum melihat kedua hyungnya yang terlihat tampak seperti anak kecil yang sibuk meniup terompet.



"Hyung berisik.", teriak Junsu yang menutup kupingnya. Jaejoong dan Yoochun membuang terompetnya dan memeluk Junsu. Bukan! Lebih tepatnya menubruk dan menindih Junsu yang terdorong jatuh ke atas tempat tidurnya.



"Saengil Chukkae uri dolphinnie.", ucap Jaejoong sambil mencubit pipi Junsu.



"Ne. Dolphinku si pantat bebek. Selamat ulang tahun. Dasar gendut sudah tua sekarang. Haha.", ujar Yoochun sambil meledek Junsu. Junsu meronta dengan wajah yang merah karena tidak bisa nafas akibat Jaejoong dan Yoochun yang menindihnya.



"Yaa hyung berat.", teriak Junsu susah payah. Keduanya baru sadar dan langsun menyingkir dari tubuh Junsu. Junsu menghirup nafas bebasnya.



"Kalian ini mau membunuhku di hari ulang tahunku.", omel Junsu yang kesal bukan main.



"Ya tidaklah Su-ie. Kami malah akan mendoakan semoga kau panjang umur.", gurau Yoochun menaik-turunkan alisnya. Jaejoongpun menggangguk, mengamini perkataan Yoochun. Junsu tersenyum, memang benar itu adanya. Dan tadi hanyalah reaksi bahagia kedua hyungnya.



"Gomawo hyungdeul. Masih mengingat ulang tahunku ternyata.", gurau Junsu. Jaejoong memicingkan mata, ia tidak suka Junsu berkata seperti itu. Seperti seorang Junsu bukanlah sosok penting bagi mereka. Junsu tersenyum lebar, ia tahu Jaejoong marah padanya.



"Aku bergurau hyung. Tadi hanya untuk menggoda kalian.", ucap Junsu yang menyesali pertanyaannya. Yoochun memeluk Junsu dan menggoyangkan tubuh mereka. Lupakan! Jangan dibahas lagi. Itu yang diinginkan Yoochun.



"Pokoknya saengil chukkae. Wish you all the best dolphin. Aku senang.", ucap Yoochun dengan riang. Junsu menggangguk-anggukan kepalanya.



"Amien. Hehe. Gomawo hyung.", balas Junsu tak kalah senang. Jaejoong tersenyum dan menarik tangan Junsu keluar kamar. Dan didudukkan di kursi meja makan yang terdapat kue tart diatasnya. Huh. Kepingan coklat yang menghiasi kue terlihat sangat menggiurkan.



"Ini kue tart untukmu. Kau tahu, selama kau melamun terus di kamar aku membuatkan ini untukmu.", ucap Jaejoong dengan bangga. Junsu menatap tidak percaya ke arah Jaejoong. Benarkah? Kenapa kue ini terlihat sempurna dan sepertinya enak.



"Yang benar? Bukannya hyung beli dengan Yoochun hyung tadi?", tanya Junsu menuduh. Jaejoong menggembungkan pipinya. Sudah susah payah membuat kue ini. Tapi Junsu malah seperti meragukannya.



Took.

Jaejoong menjitak kepala Junsu.



"Ini buatanku tahu.", kesal Jaejoong. Yoochun terkekeh kecil. Ia tahu benar, bagaimana sulitnya Jaejoong saat membuat kue itu, tapi yang ada Junsu malah meragukannya. Dan itu tampak benar lucu.



"Hei dolphin. Percaya saja sebelum kau habis dibunuhnya.", bisik Yoochun di telinga Junsu. Junsu bergidik ngeri membayangkannya.



"Ah ne aku percaya hyung. Hehe.", cepat-cepat Junsu memasang wajah imutnya. Jaejoong akhirnya tersenyum senang. Ia menepuk kepala Junsu.



"Bagus. Dan sekarang saatnya make a wish dan tiup lilin.", kata Jaejoong sambil menyalakan api pada sumbu lilin di atas kue tart. Junsu mengangguk, memejamkan matanya, dan menyatukan kedua tangannya di depan dadanya.



"Ya Tuhan, terimakasih untuk hidupku yang sampai pada hari ini. Bersyukur teramat sangat, Kau hadirkan aku di antara mereka dengan apa adanya aku. Ya Tuhan, pintaku untuk malam ini aku ingin bertemu mereka. Bolehkah? Ya Tuhan, aku pinta jagalah dan kasihi mereka yang aku sayang dan menyayangiku. Ya Tuhan, iringi langkahku untuk semua yang terbaik di jalanMu. Amien.", Junsu membuka matanya sesaat selesai berdoa dan langsung meniup lilin di hadapannya. Dan riuh sura tepuk tangan. Hei! Ini terlalu ramai hanya untuk tepukan tiga pasang tangan. Junsu mendongakan kepalanya dan menoleh ke belakang.



"Satu doa terkabul.", ucap pria tinggi tegap dengan raut wajah tegas yang berdiri bersandar pada sebuah pintu kamar.



"Yunho hyung.", Junsu langsung berhambur memeluk Yunho.



"Kau bilang sibuk padaku.", Junsu merengek seperti anak kecil. Yunho terkekeh.



"Kejutan kecil untuk uri dolphin yang sedang berulang tahun.", ucap Yunho santai. Junsu tersenyum.



"Gomawo ada disini.", senang Junsu. Yunho mengangguk.



"Saengil chukkae Su-ie.", Yunho memeluk adiknya erat. Bahagia bercampur kerinduan dua bulan ini. Mereka terbiasa berlima setiap saat, tapi hampir satu tahun ini, terasa sulit.



"Hyung. Changminnie mana?", tanya Junsu, karena hanya Yunho yang muncul.



"Hei dolphin.", panggil suara di belakangnya. Junsu kenal suara itu. Ia berbalik badan. Dan.



Plook.

Potongan kue sedikit besar dilempar ke wajahnya.



"Shim Changmin.", teriak Junsu yang wajahnya jadi belepotan cream dari kue tart itu.



-Junsu POV-





Baru saja bertemu, si magnae ini sudah memulai masalah denganku. Huh. Aku sebal sekali.



"Kau tampak tampan sekali dolphin. Hahaha.", ledek Changmin tertawa puas. Hiuh. Wajahku lengket sekali. Aku beranjak ke meja makan untuk mengambil sisa kue tart. Tapi lebih dahulu direbut Jaejoong hyung.



"Jangan harap. Membuat kue ini tidak mudah. Tak akan aku biarkan ini dibuang sia-sia.", cerewet Jaejoong hyung menjauhkan kue tart itu dariku. Aku mendengus dan menghentakkan kakiku.



"Ah Dolphin kau cepat sekali marah. Hari ini kan ulang tahunmu.", rajuk Changmin mendekatiku. Ia membersihkan wajahku dengan tissue basah.



"Saengil chukkae hyung.", ucapnya di tengah membersihkan wajahku. Aku tersenyum.



"Gomawo.", balasku. Ia menyeringai. Aku tahu wajah ini.



Plook.

Ah. Shit! Badanku bau telur yang Changmin pecahkan keras di atas kepalaku.



Byuuur.

Yoochun hyung menaburiku dengan tepung terigu dari atas kepala.



Kyaaa.

Apalagi ini? Huweee. Mentega cair diguyur oleh Jaejoong hyung ke tubuhku. Mereka jahat.



"Kalian apa-apaan? Huah.", murkaku memandang wajah mereka satu-persatu. Mereka malah terkekeh senang.



"Sepertinya adonannya harus diberi air.", ucap Changmin menyeringai padaku. Sepertinya aku dalam bahaya. Benar saja, baru saja aku mau lari. Tubuhku sudah diangkat oleh Changmin, Yoochun hyung dan Jaejoong hyung. Aku meronta, ingin di lepaskan. Tapi nihil, mengapa mereka kuat sekali.



"Yunho hyung. Tolong.", teriakku meminta bantuan.



"Yaa kalian lepaskan dolphin.", suruh Yunho hyung galak.



"Tidak bisa hyung. Mumpung ia sedang ulang tahun.", ngeyel Yoochun hyung yang kemudian tertawa kerar. Aku mengumpat tak jelas dalam hati.



Byuurr.

Benarkan? Aku dilempar ke kolam renang yang sangat dingin. Ini tengah malam. Aku menatap empat orang itu bergantian. Entah aku sebal pada semuanya tanpa terkecuali.



"Saengil Chukkae dolphin. Saranghaeyo.", teriak mereka berempat bersamaan dan membentuk tanda hati dengan kedua tangan mereka.



Hah. Aku tersenyum. Aku tidak bisa marah pada mereka. Bahkan aku malah merasa, ini bukti sayang mereka padaku.



'Ya Tuhan terimakasih untuk segalanya.', teriak batinku pada Tuhan pemilik semua yang ada pada dunia ini.



Aku tersenyum kepada mereka. "Na do saranghaeyo.", balasku. Mereka berbalik tersenyum padaku. Yang harus kalian tahu.



Akan ada dimana senyum kami bersama untuk kalian. Jika Tuhan mengijinkan, aku berani berjanji pada kalian.



Percayakah padaku?





Selamat ulang tahun Kim Junsu. Hehe.





.....







The End.







Entah mengapa aku merasa tidak ada kesedihan sedikitpun di ulang tahun Junsu.*tidak seperti waktu ultah 4 member yang lain*



Dan aku benar-benar yakin, selama ini, atas nama DBSK tidak pernah ada kata terbagi, terpecah, ataupun terpisah.

Memang, raga mereka terpisah menjadi dua bagian.

Tapi yang sangat aku yakini, jiwa mereka tetap selalu bersama.

Itu yang aku rasain dan aku terka akhir-akhir ini.

Aneh, tapi emang itu kenyataannya.

Jadi buat apa kita bersedih?

Merindukan bukan untuk menjadi sebuah patokan kita bersedih.

Jadi tersenyumlah mulai detik ini dalam sebuah penantian akan kembalinya keutuhan sebuah kebanggan kita.

Teriakan dalam hatimu nama itu.



'Dong Bang Shin Ki'







Ps: gomawo udah mau membaca FF ini.

Hahaha.

Mungkin banyak kurangnya.

Karena itu minta commentnya.

Untuk segala sesuatunya yang kalian rasakan di FF ini