Tuesday, February 16, 2010

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 61 - Part 65 (Last part)..

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 61

Tidak sulit untuk Yunho menemukan asal suara itu, karena ternyata asal suara itu tepat disebelah rumahnya.. Yunho melihat wanita yang sedang tertunduk menangis, dengan rambut hitam panjang indah tergerai.. Yunho diam, ia membeku di tempat.. Wanita yang tak asing baginya..
"Honey..", batinnya berkata..
Yunho menangis, namun kali ini tangisan kebahagiaan.. Ia semakin mendekati wanita itu yang tak lain adalah Jaejoong..
"Mau bersahabat denganku?", Yunho mengulurkan tangannya tepat di wajah Jaejoong yang menunduk..
Jaejoong menenggakan wajahnya, "Bunny..", Jaejoong terkejut..
Yunho tersenyum, dan langsung memeluk Jaejoong.. Mereka tidak saling bicara, tapi tangisan yang ada..
"Mau memaafkanku?", tanya Yunho dalam peluknya..
Jaejoong hanya diam, Yunho melepas pelukannya dan menatap dalam mata Jaejoong..
"Apa setiap hari kau menangis? Matamu terlihat tidak indah honey..", kata Yunho sambil menghapus air mata Jaejoong..
Jaejoong masih belum mampu berkata apa-apa.. Ia masih terkejut, dan bahagia melihat Yunho di hadapannya..
"Jangan diam saja, aku ingin dengar suaramu..", pinta Yunho..
"Aaa..kku minta maaf bunny..", kata Jaejoong tersendat-sendat karena isak tangisnya..
Yunho mengangguk, "Aku merindukanmu honey.. Jangan pernah tinggalkan aku lagi.. Kau kan tau aku tidak bisa hidup tanpamu.. Jangan ulangi lagi..", Yunho meluapkan tangisannya lalu memeluk Jaejoong lagi..
"Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku..", hanya ini yang selalu diucapkan Jaejoong.. Tangisan merekapun mereda, tapi mereka hanya saling diam..
"Apa kau sudah memaafkanku?", tanya Jaejoong memulai pembicaraan..
"Heem..", Yunho mengangguk.. "Akupun minta maaf, membuatmu merasa terhukum..", lanjut Yunho lemah..
"Bukan salahmu, memang itu pantas aku terima..", kata Jaejoong lirih..
Yunho menghapus air matanya.. "Kau kurus sekali honey? Terlihat buruk..", canda Yunho..
Jaejoong tertawa kecil, "Aku kan sedang diet bunny.. Kau lupa?", Jaejoong menimpali candaan Yunho..
"Tapi kan aku sudah bilang kau tidak boleh diet.."
"Iya maaf, aku lupa.. Aku tidak akan diet lagi..", Jaejoong tersenyum..
"Yang benar.. Kau kan tidak bisa dipercaya..", Yunho kembali bergurau..
"Iya aku janji..", sambil berpura-pura cemberut.. Yunho tersenyum senang..
"Selama aku tidak ada, apa kau makan teratur?", tanya Jaejoong..
"Kau mau aku bohong atau jujur? Kalau bohong, tenang saja aku makan teratur.. Tapi kalau jujur, sebenarnya aku makan jika aku ingat saja..", jawab Yunho dengan wajah tanpa dosa..
"Kau ini, pasti perutmu sakit.. Kau harus makan yang teratur..", Jaejoong langsung terlihat cemas..
"Sedikit.. Tidak ada kau yang mengingatkanku.. Maka itu, kau tidak boleh pergi lagi..", Yunho mengacak-acak rambut Jaejoong.. Namun kali ini Jaejoong tidak marah, ia malah memandang wajah Yunho..
"Aku senang bertemu denganmu lagi..", kata Jaejoong lalu memeluk erat Yunho..
"Aku juga..", Yunho membalas pelukannya..
Malam itu mereka habiskan di teras rumah kecil Jaejoong.. Jaejoong tidur dengan merebahkan kepalanya di pundak Yunho.. Yunho membelai lembut rambut Jaejoong.. Ia tidak tidur hingga pagi hari.. Karena ingin menjaga Jaejoong, istri tercintanya..
....
Changmin terbangun saat ponselnya berdering..
"Huah, siapa sih pagi-pagi sudah menelepon.. Mengganggu saja..", gerutu Changmin saat masih setengah sadar.. Ia mencari letak ponselnya, dan segera mengangkatnya..
"Halo..", kata Changmin dengan nada yang kesal..
"Tidak bisa sopan ya pada dadymu?", tegur Yunho dibalik telepon..
"Ternyata dady, maaf dady aku baru bangun.. Lagian pagi-pagi sudah mengganggu tidurku saja..", kesal Changmin..
"Apa katamu sajalah.. Dady cuma mau bilang hari ini dady pulang..", beritahu Yunho..
"Kau telepon siapa sayang?", tanya Kyuhyun yang baru saja masuk kamar Changmin berniat membangunkannya dan Min Hwan..
"Ada suara wanita, suara siapa itu Min?", tanya Yunho penuh curiga saat mendengar suara Kyuhyun..
"Kyuhyun dad.. Ia menginap dirumah kita..", beritahu Changmin santai.. Kyuhyunpun mengerti bahwa Changmin sedang menelepon Yunho dan keluar meninggalkan kamar Changmin lagi..
"Kau tidur dengannya tadi malam?", tanya Yunho lagi namun kali ini dengan nada yang marah..
"Ah dady, pikiranmu macam-macam saja.. Tidaklah.. Tadi malam aku tidur dengan Min Hwan.. Nih dia masih tidur disebelahku.. Jangan pikir macam-macamlah dad, Dady kira aku seperti dady..", sindir Changmin..
"Syukurlah, kalau itu terjadi.. Kau benar-benar akan mati..", ancam Yunho.. "Yasudah aku cuma mau bilang aku akan pulang hari ini.. Dan aku bawakan oleh-oleh yang pasti kau akan sangat menyukainya..", lanjut Yunho lalu menutup teleponnya..
Changmin membangunkan Min Hwan..
"Hwan bangun.. Susah sekali.. Ayo bangun..", Changmin mengguncang tubuh Min Hwan yang masih terlelap tidur..
"Ah kau, bangun Hwan..", Changmin menepuk pelan wajah Min Hwan.. Min Hwanpun bergeliat dan tak sengaja..

Cuuppp
Bibir Min Hwan menyentuh bibir Changmin..
"Aaaaaahhhhh..", Changmin dan Min Hwanpun berteriak bersamaan.. Changmin langsung menghapus bekas ciuman Min Hwan..
"Kau kalau suka denganku jangan seperti ini..", kesal Changmin..
"Aaahh.. Tidak akan, tidak sudi aku menciummu.. Sial, kenapa first kissku harus bersamamu.. Tidaaaakkk..", teriak Min Hwan lagi.. Tapi Changmin malah tertawa..
"Hahahaha, rasakan kau.. Ciumanmu tidak enak Hwan..", ledek Changmin..
"Sudah jangan dibahas lagi.. Aku jijik.. Jangan katakan pada siapa-siapa tentang ini.. Awas kau..", ancam Min Hwan..
"Iya aku juga tidak ingin, ini aibku juga.. Hiuh.."
Mereka tertawa bersama-sama mengingat kejadian tadi..









Fan Fiction... YunJae's Family... Part 62

Pagi itu Yunho selalu menggenggam tangan Jaejoong seakan tidak ingin terpisahkan lagi..
"Bunny aku mau mandi.. Lepaskan..", pinta Jaejoong..
Yunho menggeleng, "Tidak.. Aku tidak akan melepasmu lagi..", tolak Yunho manja..
"Aku hanya mandi, tidak kemana-mana.. Ku mohon, lepaskan aku..", Jaejoong dengan tampang memelasnya.. Akhirnya Yunho melepas genggamannya dengan terpaksa..
"Jangan lama-lama.. Aku kerumahku dulu, bereskan pakaian.. Saat aku kembali, kau harus sudah selesai mandi..", kata Yunho sedikit membuat aturan..
"Iya, bawel..", Jaejoong tersenyum senang dan masuk ke kamar mandi..
....
Sebelum kembali ke Seoul, Jaejoong dan Yunho mengunjungi makam terlebih dahulu..
"Annyeong.. Umma, Appa aku pulang dulu ya.. Suamiku sudah menjemputku..", kata Jaejoong pada makam orangtuanya..
"Iya, nanti kami akan kesini lagi.. Permisi umma, appa..", tambah Yunho tersenyum lebar.. Dan pergi tetap dengan menggenggam tangan Jaejoong..
Dari jauh, penjaga makam melihat itu semua.. Iapun tersenyum..
"Jika ia benar cintamu, apapun yang terjadi pasti kalian akan bersama..", katanya sambil tersenyum.
Di perjalanan pulang..
"Darimana kau tau aku disini bun?", tanya Jaejoong penasaran..
"Cintaku.. Dia yang membawaku menemukanmu..", gombal Yunho..
"Manisnya.. Tapi aku serius.."
"Hahaha, kau yang bilang padaku ingin kembali pada masa kecilmu.. Masa kecilmu kan disini.. Dan aku yakin pasti kau akan ke makam orang tuamu.. Benar kan? Kau tidak akan pernah bisa lari dariku..", dengan nada yang sedikit sombong..
"Berarti aku salah bicara.. Seharusnya aku tidak katakan apapun..", gurau Jaejoong..
"Jadi kau tidak ingin bertemu denganku lagi? Hah?", kesal Yunho..
"Hahaha, Masih sama.. Kau masih seperti anak kecil bunny.. Cepat marah..", goda Jaejoong..
Yunho langsung meminggirkan mobilnya, dan menatap Jaejoong..
"Jangan pernah pergi dariku lagi.. Apapun yang terjadi, walaupun aku yang menyuruhmu pergi.. Tetap jangan pernah pergi lagi.. Kau harus disampingku.. Selamanya..", kata Yunho dengan serius..
Jaejoong mengangguk, "Iya aku tidak akan pergi.."
"Dan satu lagi, jangan pernah bahas tentang Yoo Chun lagi.. Kau mengerti honey!", pinta Yunho lagi..
"Iya bunny.."
"Nice wife..", Yunho kembali mengemudikan mobilnya..
"Bunny, bagaimana dengan Minnie? Kau belum cerita.. Aku sangat merindukannya..", tanya Jaejoong penuh semangat..
"Minnie baik-baik saja, dia menuruti kata-katamu.. Kau tau sekarang dia lagi bersama Kyuhyun.. Aku pergi dia mulai berani.. Anakmu itu..", canda Yunho..
"Itu pasti karena ajaran darimu.. Hiuh, tidak.. Bagaimana bila aku punya cucu diumurku yang baru 40an..", Jaejoong memicingkan matanya, sambil membayangkannya..
"Enak saja kok aku.. Jangan pikir macam-macam, bisa ku bunuh anakmu itu bila itu sampai benar terjadi..", Yunho memukul pelan kepala Jaejoong karena gemas..
"Hahahaha, aku kan hanya bercanda.. Serius sekali.."
"Honey, sekarang Min Hwan sudah punya pacar lho..", beritahu Yunho..
"Iya? Yah aku ketinggalan berita.. Ah Min Hwan, manisnya.. Siapa gadis itu?", Jaejoong tampak senang sekali..
"Suruh siapa kau menghilang..", sindir Yunho.. "Entahlah, aku lupa namanya.. Aku juga belum dikenali.. Honey, pasti mereka senang jika tau aku pulang bersamamu..", lanjut Yunho.. Jaejoong hanya tersenyum..
....
"Hyun, memangnya Yunho pergi kemana?", tanya Key disela sarapan paginya..
"Entahlah, dia cuma bilang ada kerjaan.. Tapi tadi dia meneleponku katanya hari ini pulang..", jelas Hyun Joong..
"Bisa cerita sekarang tentang Joonggie, Yunho, dan kau?", pinta Key..
"Iya.. Aku bertengkar hebat saat itu dengan Joonggie karena ia...", Hyun Joong terdiam.. Tatapan Key menuntut Hyun Joong melanjutkan ceritanya..
"Karena ia menduakan Yunho dengan Yoo Chun, aku memperingatkannya tapi ia tidak mau dengar.. Sampai sekarang, aku masih bertengkar dengannya.. Aku menyesal.. Dan ini juga yang membuat Yunho dan Joonggie bertengkar.. Sampai Joonggie memutuskan pergi..", cerita Hyun Joong panjang lebar..
"Aku bingung, harus berkata apa.. Jika seperti ini masalahnya.. Maaf Hyun..", Key merasa menyesal..
"Sudahlah, makan Key..", suruh Hyun Joong..
....
Tok.. Tok.. Tok..
Yunho mengetuk pintu rumahnya, hari ini memang hari libur jadi ia yakin Changmin ada dirumah, apalagi Changmin sudah diberitahu kalau ia akan pulang hari ini.. Sweet surprise for his son..
Min Hwan yang sedang menonton televisi membukakan pintu..
"Uncle!", Min Hwan sedikit terkejut.. Yunho tersenyum..
"Oleh-olehku mana?", tagih Min Hwan tanpa ragu..
"Kau ini, aku masuk rumah saja belum.. Sudah minta oleh-oleh..", goda Yunho..
"Ah uncle seperti tidak tau aku saja..", eles Min Hwan.. Bola mata Min Hwan seakan mencari sesuatu..
"Kau cari apa sih?", tanya Yunho heran..
"Oleh-oleh.. Kok uncle tidak membawa apa-apa?", dengan wajah tanpa dosa..
"Kata siapa? Aku bawa.. Nih..", Yunho menarik Jaejoong yang sengaja bersembunyi dibalik pintu..
"Auntie..", senang Min Hwan lansung memeluk Jaejoong seperti anak yang merindukan ibunya..
"Hei.. Hei.. Aku tidak bisa bernafas Hwan..", eluh Jaejoong karena pelukan Min Hwan yang terlalu erat..
"Ah biar saja, aku kan senang Auntie..", tetap memeluk Jaejoong namun sedikit mengendurkan pelukannya..
"Iya aku juga senang Hwan..", Jaejoong membalas pelukan Min Hwan, mereka sedikit menangis..
"Hwan, Changmin kemana?", tanya Yunho yang tidak melihat anaknya..
Min Hwan melepas pelukannya, "Ada di teras belakang.. Dia sedang berduaan dengan Kyuhyun.. Aku tidak dianggap, hiuh..", beritahu Min Hwan sambil sedikit mengadu..
"Kau ini, ayo kita ganggu mereka..", canda Yunho..









Fan Fiction... YunJae's Family... Part 63


"Ehem, ehem..", tegur Yunho saat Changmin menggenggam tangan Kyuhyun.. Refleks Changmin melepaskan, dan membalikan arah pandangnya ke Yunho..
"Ah dady, sudah pulang..", senyumnya malu, Kyuhyunpun tidak kalah malu..
"Minnie aku bawa sesuatu untukmu..", kata Yunho senang..
"Apa? Cepat beritahu..", Changmin begitu penasaran..
Jaejoong muncul dari belakang tubuh Yunho.. Changmin tidak bisa berkata apa-apa, namun senyum sumringah mengembang.. Ia langsung berlari ke arah Jaejoong dan memeluk mommy tercintanya itu.. Changmin menangis, begitupun Jaejoong..
"Aku merindukanmu, Mom..", lirih Changmin ditengah pelukannya..
Yunho, Kyuhyun, dan Min Hwanpun tersenyum namun larut dalam rasa haru.. Tidak sadar, merekapun ikut menjatuhkan airmata..
"Kau baik-baik kan Min? Aku senang melihatmu..", karena rasa rindunya besar Jaejoong tak sanggup menahan ledakan tangisannya..
"Iya, aku ingat pesan mommy..", sambil menahan isak tangisnya..
"Minnie..", Jaejoong membelai rambut Changmin..
"Jangan pergi lagi..", pinta Changmin..
"Iya..", jawabnya singkat namun berarti..
Jaejoong melepas pelukannya, dan memandang wajah anaknya.. Ia hujani ciuman kecil di kening, kedua pipi, dan bibir Changmin terus menerus karena terlalu rindu..
Kyuhyun tersenyum karena merasa lucu.. "Changmin, kau manis sekali pada mommymu.. Aku menyukainya..", bisik batin Kyuhyun..
"Honey, sudah mencium anakmu.. Kau tidak lihat ada kekasihnya disana..", Yunho mencoba menghentikan hujanan ciuman Jaejoong yang tanpa henti..
Jaejoong tersenyum, ia memandang Kyuhyun.. Kyuhyunpun menghampiri Jaejoong dan memeluknya..
"Aku senang tante pulang..", kata Kyuhyun..
"Akupun, maaf selama ini merepotkanmu.. Terimakasih sudah menjaga Minnie selama aku tidak ada..", kata Jaejoong ditengah pelukannya..
"Ah tante, tidak apa-apa..", jawab Kyuhyun malu..
Lalu mereka berdua melepas pelukan..
"Jangan menangis lagi Min, mommy kan sudah pulang..", Jaejoong menenangkan Changmin dengan menghapus air mata Changmin..
Kali ini Changmin menangis lagi dengan memeluk Kyuhyun.. Kyuhyun terkejut malu, dan salah tingkah.. Yunho, Jaejoong, dan Min Hwan tertawa melihatnya..
"Yasudah Mommy buat makan siang dulu..", Jaejoong menarik tangan Yunho dan Min Hwan agar meninggalkan Kyuhyun dan Changmin berdua..
"Sudah sayang.. Kau ini, seperti anak kecil..", Kyuhyun membelai lembut rambut Changmin..
"Aku senang mommy pulang, rasanya seperti sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya..", Changmin menghapus air matanya..
"Kau senang, akupun sama.. Aku rindu senyum lepasmu, aku ingin melihatnya sekarang.. Ayo tersenyum..", pinta Kyuhyun sambil menggoda Changmin..
"Tidak mau..", kata Changmin manja.. "Kyuh, kau pernah tanya kan kenapa aku tertarik padamu.. Itu karena kau seperti mommy.. Gadis yang cantik, penyayang, dan baik hati.. Itu kesan pertama yang ku tangkap darimu.. Aku sangat mencintai mommy, begitu juga kau.. Jadi jangan pernah tanya aku lebih mencintai kau atau mommy, karena kalian berdua memiliki tempat tersendiri dihatiku..", bisik Changmin ditelinga Kyuhyun.. Kyuhyun melepas pelukannya, dan menyentuh wajah Changmin dengan lembut..
"Aku senang jika kau melihatku seperti mommymu, kuharap aku bisa seperti dia.. Dan aku mencintai kau yang sangat mencintai mommymu.. Aku tidak akan pernah tanyakan itu..", Kyuhyun mengecup bibir Changmin..
Changmin tersenyum, dan menatap Kyuhyun cukup lama..
"Aku suka melihatmu manis didepan mommymu tadi.. Jadi aku tidak perlu khawatir saat kau menikahiku nanti..", canda Kyuhyun mencairkan suasana..
"Memangnya kau ingin ku nikahi?", goda Changmin..
"Tidaakk..", kata Kyuhyun cepat menahan malu.. "Aku mau bantu mommymu memasak, dah sayang..", Lalu pergi meninggalkan Changmin..
Changmin hanya tersenyum melihat tingkah Kyuhyun..
....
Min Hwan menelepon ayahnya untuk memberitahu bahwa Jaejoong sudah pulang..
"Ada apa Hwan?", tanya Hyun Joong saat baru mengangkat teleponnya..
"Ayah kau pasti senang.."
"Senang kenapa?", tanya Hyun Joong penasaran..
"Auntieku, Jaejoong sudah pulang..", beritahu Min Hwan begitu ceria..
"Apa? Kau tidak bercanda kan?", masih dalam keadaan terkejut..
"Aku serius, sekarang auntie dirumah.. Cepat ayah dan ibu kesini.."
"Iya-iya, kau ini.. Terimakasih ya anakku..", gurau Hyun Joong lalu menutup teleponya..
Hyun Joong begitu senang mendengar berita ini.. Iapun segera mencari Key..
"Key, kau dimana?", tidak sabar untuk bercerita..
"Apa?", Key keluar dari kamar.. Hyun Joong berlari menghampiri Key dan langsung memeluknya..
"Kau kenapa? Senang sekali.. Tingkahmu tidak seperti biasanya Hyun..", tanya Key heran dengan tingkah suaminya..
Hyun Joong mencium pipi Key, Key bertambah heran.. "Joonggie sudah pulang..", beritahu Hyun Joong riang..
"Yang benar? Pantas kau senang sekali..", Key tak kalah riang.. "Ayo kita kerumahnya.. Aku ingin bertemu..", ajak Key lebih tidak sabar lagi..
"Iya, kau tidak sabar sekali.."
Akhirnya Hyun Joong dan Key kerumah Jaejoong..
....
Sampai rumah Jaejoong.. Yunho membukakan pintu..
"Yun, Joonggie mana?", tanya Key langsung tanpa basa-basi..
"Di dapur, dia se....", belum selesai Yunho berkata.. Key sudah keburu pergi ke arah dapur..
Yunho melihat tingkah Key hanya tertawa..
Key langsung memeluk Jaejoong.. "Joonggie..", teriaknya senang..
Jaejoong terkejut, Kyuhyunpun sampai ikut terkejut..
"Ah Key..", kata Jaejoong juga tak kalah senang..
Hyun Joongpun pergi ke dapur..
"Joonggie..", panggil Hyun Joong..
"Hyun..", Jaejoong terkejut, dan raut wajahnya berubah tidak seceria sebelumnya..













Fan Fiction... YunJae's Family... Part 64


Key tersenyum, dia mengerti maksud raut wajah Jaejoong..
"Kesanalah, selesaikan masalah kalian..", Key menyenggol Jaejoong.. Jaejoong masih terpaku ia melirik pada Yunho.. Yunho tersenyum dan mengangguk.. Jaejoongpun memeluk Hyun Joong..
Setelah lama terdiam, "Maaf aku menamparmu waktu itu..", kata Hyun Joong menyesal dan membalas pelukan Jaejoong lebih erat..
"Bukan salahmu Hyun, aku yang salah tidak mendengarkanmu dan maaf membentakmu sehingga kau marah padaku..", Jaejoong lebih menyalahkan dirinya dan menangis tersedu-sedu..
"Tapi seharusnya aku tidak perlu menamparmu.. Salahku..", Hyun Joong tetap menyalahkan diri..
"Sudah, tidak ada yang salah..", Yunho menepuk pundak Hyun Joong.. "Begitukan Key?", Yunho meminta dukungan Key..
Jaejoong melepas pelukannya.. Key tersenyum mengangguk..
Changmin, Min Hwan, dan Kyuhyun tidak mengerti akan semua, tapi mereka ikut senang melihatnya..
"Sudah honey, hapus air matamu.. Kau sudah banyak mengeluarkan air mata hari ini.. Kau kan masih harus menyimpan air matamu untuk Junsu dan Yoo Chun nanti..", goda Yunho membuat Jaejoong malu..
Semua tertawa melihat ekspresi Jaejoong..
"Ah tidak usah malu.. Kau ini, aku kan bercanda..", Yunho mendekap Jaejoong agar ia tidak malu lagi..
"Lepaskan! Aku kan sedang memasak..", pinta Jaejoong berpura-pura kesal dan kembali ke dapur agar tidak terlihat wajahnya semakin memerah..
....
Di kamar saat akan tidur..
"Bunny kau daritadi memandangiku terus..", tegur Jaejoong pada Yunho yang tak pernah berpaling dari pandangannya akan wajah Jaejoong..
"Sudah lama wajah ini tak ku lihat.. Aku ingin memandanginya terus..", kata Yunho begitu manis..
"Kau manis sekali bunny..", kembali Jaejoong meneteskan air mata..
"Kau ini menangis terus, aku kan mau lihat mata indahmu.. Jangan menangis lagi, sekarang kan kau sudah bersamaku..", Yunho menghapus air mata Jaejoong..
"Aku mencintaimu bunny..", kata Jaejoong..
"Akupun mencintaimu.. Honey.."
"Iya..", saut Jaejoong..
"Hutangmu bertambah banyak semenjak kau pergi.. Cepatlah bayar malam ini juga..", pinta Yunho nakal dengan mata yang berkeling..
Jaejoong tersenyum, ia geli dengan tingkah suaminya.. Jaejoongpun akhir mencium bibir Yunho begitu lama..
Jaejoong melepas ciumannya, dan tersenyum kembali.. "Aku tidur duluan ya bunny.. Kau memberiku banyak pekerjaan besok.. Rumah ini berantakan sekali..", canda Jaejoong..
"Kau ini.. Sweet dream..", Yunho memeluk Jaejoong erat..
"Bunny, antarkan aku ke rumah Kak Junsu ya besok..", pinta Jaejoong ditengah pejaman matanya..
"Iya honey, sudah tidurlah..", semakin mengeratkan pelukannya..
....
Tok.. Tok..
"Iya sebentar..", Junsu membukakan pintu..
"Joonggie..", Junsu terkejut..
"Kakak, boleh aku masuk?", tanya Jaejoong ragu..
"Oh iya aku lupa.. Masuklah Joong..", suruh Junsu.. "Kapan kau pulang? Aku senang melihatmu lagi Joong.. Memangnya selama ini kau kemana? Kau jahat sekali tidak mengabariku..", kata Junsu panjang lebar saking senangnya..
"Maaf..", jawaban singkat dari Jaejoong yang tertunduk..
"Aku tau maksudmu.. Sudahlah jangan kau pikirkan ya Joong.. Kau sudah ku anggap seperti adikku.. Aku akan selalu memaafkan kesalahan adikku.. Itu kan hanya kenangan masa lalu yang terulang.. Jadi sudahlah.. Aku tau kau begitu mencintai Yunho jadi tidak mungkin kau akan menyakitinya.. Dan tentang Yoo Chun, dia akan tetap jadi orang yang ku cinta.. Jangan pernah merasa bersalah lagi ya..", Junsu menenangkan Jaejoong yang kembali menangis..
"Kau begitu baik kak.. Aku benar-benar bodoh.. Aku sungguh minta maaf..", Jaejoong tetap menangis..
"Sudah ku bilang jangan dipikirkan lagi..", Junsu mengacak lembut rambut Jaejoong.. "Ngomong-ngomong kau sendiri Joong?", tanya Junsu mengalihkan pembicaraan..
Jaejoong tersenyum, "Tidak, aku bersama Yunho.. Dia di mobil..", beritahu Jaejoong..
"Jun aku pulang..", teriak Yoo Chun saat membuka pintu baru pulang kerja..
Yoo Chun terkejut melihat Jaejoong dirumahnya, begitupun dengan Jaejoong..
"Kalian ngobrol dulu saja, biar aku panggil Yunho di mobil..", Junsu mengerti kalau Jaejoong dan Yoo Chun butuh bicara.. Ia sengaja meninggalkan mereka berdua..
....
Junsu menghampiri Yunho di mobil..
"Kau tidak turun Yun?", tanya Junsu saat membuka pintu mobil Yunho..
"Tidak, masuklah!", suruh Yunho.. Junsupun masuk ke dalam mobil Yunho..
"Kau masih belum ingin bertemu Yoo Chun ya? Kau masih marah padanya..", kata Junsu tepat pada sasaran..
"Ya seperti itulah, aku ingin membunuhnya.. Maaf aku katakan ini..", Yunho terlihat marah sekali..
"Yun, bukan karena aku istrinya atau apa.. Tapi cobalah untuk memaafkannya, paling tidak demi anak-anak kita.. Mereka saling mencintai, dan pasti tidak inginkan pertengkaran pada orangtuanya.. Dan kau lihat sisi lain dari semua ini, karena ini kau bisa tau begitu besarnya cinta Joonggie padamu.. Tidak mudah bagi wanita mengakui pengkhianatan atau kesahalannya, kecuali ia sangat mencintai pria itu.. Lagipula ini semua telah berlalu, ku mohon maafkan dia.. Kita lupakan, anggap tidak pernah terjadi apa-apa.. Kau mau?", pinta Junsu panjang lebar..
"Iya, aku kira aku akan mencobanya.. Demi anak-anak dan kita semua..", Yunho tersenyum manis.. Junsu membalas senyuman itu..
"Apa Joonggie sedang bersama Yoo Chun?", tanya Yunho santai..
"Iya, sengaja ku biarkan.. Mereka butuh bicara..", beritahu Junsu dan terdiam lalu melanjutkan lagi kata-katanya.. "Kali ini sebagai teman.."
Yunho hanya tersenyum, sepertinya ia rela tidak rela membiarkan istrinya berdua dengan Yoo Chun sepenuhnya..













Fan Fiction... YunJae's Family... Part 65


Jaejoong dan Yoo Chun hanya diam..
"Kau sudah pulang Joong?", tanya Yoo Chun berbasa-basi untuk mencairkan suasana yang begitu beku..
Jaejoong tersenyum mengangguk, "Bagaimana kabarmu?", tanya balik Jaejoong..
"Seperti yang kau lihat, aku baik..", jawab Yoo Chun canggung..
"Baguslah, ini membuatku lega..", kata Jaejoong tak kalah canggung namun berusaha biasa..
"Joong, bagaimana denganmu dan Yunho?", tanya Yoo Chun lagi, ini pertanyaan yang membuatnya begitu penasaran..
"Itu, ya awalnya memang dia tidak bisa menerima kesalahanku, tapi sekarang kami sudah kembali baik.. Aku senang dia bisa memaafkanku..", jawab Jaejoong sedikit tersendat..
"Maaf membuatmu menjadi yang menderita, padahal ini salahku..", sesal Yoo Chun begitu dalam..
"Bukan sepenuhnya salahmu, ini juga salahku.. Wajar jika aku dapatkan akibatnya..", Jaejoong memberikan senyum manisnya..
"Joong, kita tetap bersahabat kan? Aku mohon..", pinta Yoo Chun tulus..
"Kurasa tidak..", jawab Jaejoong..
"Ya mungkin memang itu pantas.. Senang bisa mengenalmu..", Yoo Chun tampak begitu kecewa akan jawaban Jaejoong..
"Ya, mungkin kau bisa jadi kakakku..", Jaejoong tersenyum.. "Mau kan kau jadi kakakku, oppa?", Jaejoong mengeluarkan air matanya..
"Iya Joong..", Yoo Chun memeluk hangat Jaejoong..
Tiba-tiba Junsu dan Yunho masuk..
"Aku senang melihat kalian..", kata Junsu.. Yoo Chun dan Jaejoong terkejut langsung melepas pelukannya..
"Kak Junsu..", Jaejoong masih merasa tidak enak.. Junsu tersenyum.. Yunho menghampiri Yoo Chun dan memeluknya.. "Aku sudah memaafkanmu Chun.. Kita sahabat sekarang..", kata Yunho santai..
Yoo Chun sangat senang mendengar kata-kata Yunho.. "Terimakasih Yun..", Yoo Chun menahan harunya.. Yunho melepas pelukannya..
"Tapi tetap kau tidak boleh mengganggu istriku lagi..", canda Yunho sambil meninju pundak Yoo Chun pelan dengan senyum menawannya..
"Bunny..", tegur Jaejoong..
"Aku bercanda Honey.. Kau ini..", Yunho mengacak-acak rambut Jaejoong..
"Terimakasih bunny..", Jaejoong memeluk Yunho..
Yoo Chun melirik Junsu, Junsupun tersenyum pada Yoo Chun.. Yoo Chunpun menarik Junsu ke dalam rangkulannya..
"Kita makan malam dulu..", ajak Junsu pada semua..
Merekapun makan malam bersama..
....
Jaejoong kembali merenung di atap rumah, dia menatap indahnya langit malam dengan taburan bintang-bintang.. Hawa malam menambah kesunyian yang tenang.. Jaejoong membayangkan masa lalunya..
----Flashback----
Di taman pada malam hari..
"Honey, besok aku akan kerumahmu dan melamarmu di depan orangtuamu.. Dan kau akan jadi istriku..", kata Yunho santai..
Jaejoong terkejut.. "Apaa? Melamar? Kau kan belum tanya aku mau atau tidak..", kesal Jaejoong..
"Terserah kau mau atau tidak, yang penting aku akan melamarmu.. Dan secepatnya ku nikahi kau..", paksa Yunho licik..
"Aku tidak mau..", Jaejoong berpura-pura tidak setuju, padahal di dalam hatinya ia begitu senang..
"Aku paksa mau, pokoknya kau harus mau aku nikahi.. Kalau tidak, aku akan membuatmu tidak akan pernah menikah..", ancam Yunho seperti penguasa..
"Jahat sekali, yasudah aku mau kau nikahi, itupun karena terpaksa..", kata Jaejoong manja..
"Ah kau, terpaksa apanya.. Mengaku saja memang dari awal kau mau kan.. Wanita menyebalkan..", Yunho mengacak-acak rambut Jaejoong..
----End of The Flashback----
"Cara melamar yang buruk.. Mengapa aku dulu mau denganmu.. Pria pemaksa, sampai hari inipun kau tetap suka memaksa.. Dasar..", kesal Jaejoong sambil tersenyum.
Lalu Jaejoong membayangkan yang lain..
----Flashback----
"Honey, bertahan ya..", panik Yunho karena Jaejoong mau melahirkan..
"Bunny, jangan panik begitu.. Aku jadi ikut panik..", protes Jaejoong..
"Ah kau, anakku mau lahir bagaimana aku tidak panik..", kesal Yunho..
"Awww..", Jaejoong meringis, perutnya semakin sakit..
"Aduh, kau tidak apa-apa kan? Sebentar lagi sampai..", Yunho menambah kecepatan mobilnya..
Sampai rumah sakit, Jaejoong langsung dilarikan ke ruang bersalin.. Yunho yang menunggu diluar, panik sekali.. Dia tidak sabar, dia mencoba mengintip ke dalam ruangan tapi tidak terlihat..

Owaa.. Owaa..
"Anakku lahir..", Yunho senang saat mendengar tangis pertama anaknya.. Dia langsung masuk ke dalam ruang bersalin..
"Ini putra anda pak..", suster menyerahkan bayi yang sudah bersih ke tangan Yunho..
Yunho menggendongnya, dan membawa ke arah Jaejoong yang tidak kalah senangnya namun terlihat lelah..
"Putra kita honey.. Lucu sekali dia..", Yunho tampak begitu senang..
----End of The Flashback----
"Mau melahirkan saja, kita tetap berdebat.. Bunny, bunny.. Kau tampak begitu senang saat itu.. ", kata Jaejoong tertawa kecil..
"Malam, kau begitu indah.. Terimakasih..", tambahnya lagi..
Yunho menghampiri Jaejoong..
"Kau memandang bintang lagi honey?", tanya Yunho mengejutkan Jaejoong lalu duduk disampingnya..
"Iya, aku sedang mengingat tiga bintang itu.. Aku merindukan mereka.. Bintang yang satu kembali terang Bunny..", cerita Jaejoong bersemangat..
"Iya.. Aku senang sekali melihat terangnya..", Yunho mencium kening Jaejoong dan merangkulnya..
"Dady, Mommy kalian sedang apa malam-malam disini?", tanya Changmin yang melihat dady dan mommynya diatap rumah..
Jaejoong dan Yunho membalikan pandangannya ke arah Changmin..
"Ah kau Min, ayo sini.. Kita memandang langit bersama..", ajak Jaejoong pada anaknya dan Changmin duduk disamping Jaejoong..
"Bunny, Minnie aku bahagia menjadi bagian dari YunJae's Family..", kata Jaejoong dan merangkul keduanya ke sisinya..
Dan malam itu mereka menikmati malam bersama dengan bahagia..
Inilah keluarga bernama YunJae's Family..


----The End----

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 56..

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 56

"Bunny, ayo bangun..", suara Jaejoong terdengar memaksa Yunho melepas lelap tidurnya..
Yunho terkejut, ia langsung menarik Jaejoong kedalam pelukannya..
"Dady, apa-apaan sih kau ini.. Cepat bangun..", Changmin tidak nyaman dengan pelukan dadynya dan memukul dadynya dengan bantal..
Yunho terbangun, dan melihat Changmin dihadapannya..
"Ternyata kau..", kesal Yunho yang ternyata hanya bermimpi..
"Memangnya dady pikir siapa? Aku tau dady bermimpi macam-macam dengan mommy kan? Dasar..", goda Changmin sambil memicingkan matanya..
"Anak kecil diam kau.. Mandi sana, nanti telat..", malu Yunho dengan pipi yang memerah..
"Anak kecilmu ini tau semuanya..", canda Changmin lagi dan meninggalkan Yunho yang sudah terbangun..
....
"Pagi sayang..", sapa Min Hwan pada Lee Jae Jin yang sedang membaca buku di perpustakaan..
"Oppa! Membuatku terkejut saja..", kata Lee Jae Jin malu-malu..
"Rajin sekali, pagi-pagi sudah ke perpustakaan..", goda Min Hwan pada kekasih barunya..
"Tidak juga, oppa juga pagi-pagi sudah kesini..", tetap tidak bisa menahan malu..
"Sebenarnya aku kesini mau menemuimu..", rayu Min Hwan..
"Oppa, bisa saja..", Lee Jae Jin benar-benar malu.. Baru kali ini ia berpacaran, dan langsung mendapatkan kakak kelas.. Jadi masih terasa canggung..
"Sudah jangan malu seperti itu.. Mau aku temani?", Min Hwan memberikan penawaran..
"Terserah oppa saja..", jawab Lee Jae Jin namun kali ini sudah bisa menetralisir perasaannya..
"Kau baca apa sih?", tanya Min Hwan penasaran melihat kekasihnya begitu larut dengan buku itu..
"Ini hanya kumpulan kiasan-kiasan cinta, aku suka kata-kata yang terdapat di dalamnya seperti ini.. 'mengiring langkah sebentuk hati pada peraduannya', aku tidak mengerti dan sepertinya hanya kata-kata yang dipaksakan, tapi aku suka..", cerita Lee Jae Jin sangat antusias..
Min Hwan berpikir apa maksud kata-kata kiasan itu..
"Oppa, kau diam saja.. Tidak suka ya..", Lee Jae Jin membuyarkan lamunan Min Hwan..
"Aku hanya sedang berpikir apa arti itu.. Sudah jangan dipikirkan.. Aku pasti suka apa yang kau suka..", rayu Min Hwan lagi sambil menarik hidung mancung Lee Jae Jin..
"Oppa, sakit..", kesal Lee Jae Jin..
"Maaf, kita ke kantin.. Mau?", ajak Min Hwan lalu menarik tangan Lee Jae Jin..
....
"Yun apa kau baik-baik saja??", tersirat kekhawatiran dari nada bicara Hyun Joong dibalik telepon..
"Aku baik, sudah bisa ku kontrol emosiku..", jawab Yunho menenangkan..
"Kalau begitu nanti kau dan Changmin makan malam saja dirumahku.. Bagaimana? Kau rindu masakan rumah kan?", undang Hyun Joong..
"Baik, aku akan kerumahmu.. Tapi maaf aku baru bisa datang kira-kira jam 7, jam 8.. Nanti aku beritahu Changmin..", kata Yunho datar saja, tanpa penekanan..
"Terserah kau saja, aku tunggu dirumah..", Hyun Joong menutup teleponnya..
....
Seperti janjinya Yunho datang kerumah Hyun Joong, sudah ada Changmin yang memang dari sore berada disana..
"Mau langsung makan atau ngobrol dulu?", tanya Key dari dapur..
"Sepertinya kita langsung makan saja..", jawab Hyun Joong yang mengerti raut lelah di wajah Yunho..
Mereka berlima akhirnya makan malam bersama..
'Beautiful ocean bright just you and i, in your eyes i can feel heavenly paradise..', ringtone ponsel Min Hwan memecahkan keheningan makan malam..
"Matikan ponselmu Hwan..", suruh Hyun Joong..
"Sebentar yah, ini penting..", kata Min Hwan..
"Memangnya siapa yang meneleponmu?", tanya Hyun Joong..
"Temanku..", jawab Min Hwan lalu tersenyum lebar seperti menutupi sesuatu.. Saat mau mengangkat, dengan cepat tangan Changmin merebut ponsel Min Hwan.. Dan mengambil alih pembicaraan di telepon..
"Halo Jae Jin, mencari Min Hwan ya?", goda Changmin di telepon..
"Iya, apa dia ada? Tapi ini siapa ya?", tanya Lee Jae Jin..
"Aku pacarnya..", Changmin membuat lelucon..
"Apa?", Lee Jae Jin terkejut..
Min Hwan menatap sinis Changmin, mengisyaratkan ketidak sukaan akan candanya.. Iapun merebut kembali ponselnya..
"Maaf, tadi Changmin sahabatku.. Jangan dengar kata-katanya..", Min Hwan menjelaskan semuanya..
"Aku kira oppa punya kelainan..", canda Lee Jae Jin..
"Huah kau bisa bercanda juga.."
"Ehem, ehem..", Hyun Joong berdehem menyindir Min Hwan..
"Jin nanti aku telepon lagi ya, dah Sayang..", Min Hwan menutup ponselnya..
Yunho menahan tawanya, sedangkan Changmin terlihat begitu senang berhasil menggoda temannya..
"Sayang?", sindir Key..
"Iya itu pacarnya tante.. Hahaha..", goda Changmin yang membuat merah wajah Min Hwan.. "Jahat sekali kau tidak bilang pada orangtuamu Hwan..", kembali menggoda..
Min Hwan menyikut Changmin.. "Apa-apaan seh kau ini..", kesal Min Hwan..
Key menatap Min Hwan seakan menuntut sebuah cerita..
"Ibu, iya aku baru mau cerita, kan baru kemarin bu..", jelas Min Hwan terlihat gugup..
"Kau Min Hwan kerjamu menggoda Minnie dulu, sekarang kau tidak mengaku.. Kenalkan pada kami..", Yunhopun ikut menggoda Min Hwan..
"Ckckck, uncle sama saja dengan Changmin suka menggodaku..", Min Hwan mengalihkan pembicaraan..
"Tenang, mau liat siapa gadisnya Min Hwan?", Changmin mengambil ponsel Min Hwan dan memamerkan wallpaper ponsel Min Hwan, yang fotonya Min Hwan mencium pipi Lee Jae Jin, dan Lee Jae Jin tampak terkejut..
"Hwan kau berani macam-macam ya dengan gadis itu..", canda Hyun Joong namun membuat Min Hwan jadi salah tingkah..
"Tidak kok yah, cuma sedikit mencium pipinya.. Tidak lebih..", jawab Min Hwan ragu..
Semuapun tertawa melihat tingkah Min Hwan..

Kring.. Kring..
Telepon rumah HyunKey berbunyi..
"Sebentar ya aku angkat telepon dulu..", pamit Key dan beranjak mengangkat telepon..
"Halo..", sapa Key..












Fan Fiction... YunJae's Family... Part 57


"Key..", seseorang menyebut lemah namanya..
"Joonggie..", teriak Key, entah karena terkejut, senang, sedih atau apalah, tapi ini membuatnya lega bisa mendengar suara sahabatnya itu..
Serentak semua yang tadinya masih menggoda Min Hwan, berbalik memandang Key.. Yunho langsung berlari mendekati Key, dia ingin berbicara pada orang yang menelepon yang tak lain adalah Jaejoong..
Namun tangan Key mengisyaratkan untuk bersabar..
"Apa kabarmu?", tanya Jaejoong berbasa-basi..
"Baik.. Kau?", tanya balik Key..
"Sedikit.. Key bagaimana dengan yang lain?", tanya Jaejoong..
"Kami baik.. Jangan terus bertanya, aku yang harus bertanya.. Kau dimana? Kami semua mencemaskanmu..", tanya Key lagi dengan nada yang khawatir..
"Tidak usah mencemaskanku.. Maaf..", kata Jaejoong menenangkan.. "Key, aku titip Yunho dan Minnie padamu.. Aku mohon.. Titip salamku untuknya..", pinta Jaejoong lirih..
Yunho yang tidak sabar merebut telepon dari tangan Key..
"Honey..", dengan nada yang begitu lembut.. Air mata Yunho kembali jatuh.. Key kembali ke meja makan, membiarkan Yunho sendiri..
"Bunny..", Jaejoong menahan tangisnya.. "Maaf sebaiknya aku saja yang menutup telepon ini..", Jaejoong masih teringat saat Yunho tidak ingin bicara padanya, dan ia takut itu terulang lagi..
"Jangan kau tutup dulu.. Aku mohon..", pinta Yunho tulus.. "Kau dimana?", tanya Yunho..
"Aku di suatu tempat yang menyenangkan..", jawab Jaejoong sekarang benar-benar menangis..
"Pulanglah, aku membutuhkanmu..", pinta Yunho lagi, air matanya mengalir sangat deras..
"Jangan menangis.. Kau membuatku bertambah berat menjalani hukumanku..", Jaejoong tidak kuasa mendengar suaminya menangis..
"Tidak perduli dengan hukuman itu.. Minnie membutuhkanmu, terlebih aku.. Aku butuh kau disisiku..", kali ini dengan nada yang tinggi yang lama-lama melembut..
"Tapi hukumanku belum selesai.."
"Kalau begini kau yang menghukumku.. Aku sudah bilang tiga bintang itu akan tetap bercahaya jika tetap bersama.. Tanpa bintang yang lain, tidak ada artinya..", Yunho kembali membentak Jaejoong..
Di meja makan Changmin hanya diam, ia merindukan mommynya tapi ingin tak ingin berbicara dengan mommynya.. Ia takut akan kembali menangis..
"Jangan berkata seperti itu bunny.. Kau menyiksaku.."
"Aku lebih tersiksa.. Pulanglah, aku mohon.. Paling tidak beritahu aku kau dimana?"
Jaejoong hanya diam, dia menangis.. Rasanya kata-kata Yunho begitu menyiksanya..
"Aku mohon pulanglah, paling tidak demi Minnie..", pinta Yunho dengan lembut..
"Aku akan pulang, tapi tidak sekarang.. Aku ingin kembali seperti masa kecilku.. Maafkan aku..", Jaejoong menutup teleponnya..
"Honey..", panggil Yunho sayangnya Jaejoong sudah menutup teleponnya..
Yunho meletakan kembali teleponnya.. Dengan pelan ia menjatuhkan diri ke lantai.. Dan menangis sejadi-jadinya..
"Kau tega sekali Honey..", kata Yunho pelan pada dirinya sendiri..
Key saling berpandangan dengan Hyun Joong, seakan memiliki pikiran yang sama.. Min Hwanpun mengerti dengan keadaan Yunho yang seperti itu.. Ia melihat Changmin ingin menangis tapi tertahan..
"Hwan, masuklah ke kamar..", suruh Hyun Joong.. Min Hwanpun menuruti, ia masuk kamar..
Changmin menghampiri dadynya.. Begitupun dengan Hyun Joong, namun ditahan oleh Key..
"Biarkanlah mereka berdua..", kata Key menarik suaminya meninggalkan Yunho dan Changmin..
"Dady, jangan menangis lagi.. Cukup..", pinta Changmin..
"Tapi aku butuh mommymu..", tetap dalam tangisnya..
"Dady pikir aku tidak, akupun membutuhkannya.. Tapi kita harus mengerti mommy.."
Changmin memeluk dadynya.. Yunho seakan menangis dalam pelukan ayahnya, bukan anaknya..
"Aku merindukannya Min..", kata Yunho dalam pelukan..
"Akupun sama.. Tapi aku lebih merindukan dadyku yang tegar, galak, ceria, cerewet, dan yang selalu bisa aku ajak berdebat.. Bukan yang seperti sekarang.. Aku rindu pada dadyku yang dulu..", Changmin melepas pelukannya dan tersenyum pada Yunho, tak lama keluarlah air mata Changmin..
"Maaf ya, aku jadi membuatmu kehilangannya.. Mulai sekarang dady janji, aku akan jadi dadymu yang dulu..", Yunho menghapus air mata Changmin, dan menghapus airmatanya..
"Kita pulang saja dad.. Sepertinya kita merusak suasana..", canda Changmin..
Yunho mengangguk, dan mendatangi Key dan Hyun Joong..
"Hyun, Key sepertinya kami pulang dulu saja.. Terimakasih makan malamnya.. Maaf jadi seperti ini..", pamit Yunho dengan badan yang sedikit membungkuk..
"Aku ambil tasku dulu di kamar Min Hwan dad..", beritahu Changmin..
Key dan Hyun Joongpun mengantar Yunho sampai mobilnya..
"Jangan terlalu mempersulit hidupmu..", pesan Hyun Joong sambil menepuk pundak Yunho.. Yunho mengangguk..
"Hwan aku pulang ya!", pamit Changmin yang mengambil tasnya..
"Sebentar ya..", kata Min Hwan pada Lee Jae Jin ditelepon..
"Kau tidak apa-apa kan?", tanya Min Hwan pada Changmin..
Changmin menggelengkan kepalanya, "Tenang saja.."
"Ada aku, kau bisa cerita padaku..", Min Hwan tersenyum pada sahabatnya itu..
"Aku menyayangimu.. Terimakasih..", kata Changmin lalu memeluk sahabatnya itu erat..
"Huah, aku masih normal..", canda Min Hwan melepas pelukan Changmin bermaksud membuat Changmin tertawa sebenarnya ia mengerti maksud perkataan Changmin..
Changmin memukul kepala Min Hwan.. "Kau pikir aku tidak normal..", kesal Changmin..
Mereka berduapun tertawa bersama-sama..
"Sudah sana pergi, uncle menunggu.. Kau menggangguku saja, aku sedang menelepon pacarku.. Sana..", usir Min Hwan bercanda..
"Dasar kau ini.. Yasudah aku pulang ya.. Lee Jae Jin jangan percaya pada Min Hwan..", teriak Changmin ditelepon sebelum ia pergi..














Fan Fiction... YunJae's Family... Part 58

Kyuhyun menyenggol Changmin.. "Tidak cerita lagi kan padaku.. Kenapa aku harus dengar cerita selalu dari Min Hwan sih..", protes Kyuhyun pada Changmin yang sedang menyantap makanannya tanpa menggubris bicara Kyuhyun..
"Jangan marah, kau kan tau aku memang tidak biasa bercerita.. Maaf..", sesal Changmin yang melihat wajah kekasihnya yang kesal..
"Iya, tapi paling tidak berusahalah untuk jujur padaku.. Jangan terus menyembunyikannya..", kata Kyuhyun serius..
"Iya maaf, jangan mulai mencari pertengkaran yah!", pinta Changmin lesu..
"Aku tidak berni....", Kyuhyun kesal, tapi kata-katanya keburu di potong Changmin..
"Iya bukan kau, tapi aku.. Sudah senyum, jangan cemberut..", rayu Changmin.. "Ini makan! Makanan ini enak sekali.. Gadis manis yang memasakannya untukku..", goda Changmin lagi, Changmin menyuapi Kyuhyun makanan yang Kyuhyun buat untuknya dengan senyum yang tersungging di bibirnya..
"Kau ini..", tetap kesal sambil mengunyah makanan yang masuk..
"Kau cerewet, makan-makan saja.. Jangan banyak bicara..", ledek Changmin..
"Siang teman-temanku sayang..", sapa Min Hwan yang menghampiri MinKyuh.. Ia menggandeng Lee Jae Jin..
"Ada Lee Jae Jin juga..", Changmin tidak menggubris sapaan Min Hwan.. Ia malah menyapa Lee Jae Jin..
Lee Jae Jin tersenyum..
"Sayang aku kenalkan, ini Kyuhyun pacarnya Changmin..", Min Hwan memperkenalkan Kyuhyun..
"Kyuhyun..", Kyuhyun mengulurkan tangannya..
"Aku Lee Jae Jin onnie..", membalas uluran tangan Kyuhyun..
"Onnie? Panggil aku Kyuhyun saja..", kata Kyuhyun ramah..
"Maaf onnie sepertinya tidak sopan..", canggung Lee Jae Jin..
"Sudahlah, dia adik kelas kita Kyuh.. Diapun sudah kubilang jangan panggil aku oppa, tetap saja memanggilku oppa..", Min Hwan menengahi permasalahan..
"Oh pantas, ku kira seumur dengan kita.. Kalau begitu terserah kau saja Jin..", senyum Kyuhyun manis..
"Nah kalau yang ini Changmin.. Dia..", belum selesai Min Hwan berkata Changmin langsung menyambar pembicaraan..
"Aku Changmin pacarnya Min Hwan, kemarin kan sudah ku bilang..", canda Changmin membuat dua orang melotot ke arahnya..
"Kau ini apa-apaan sih!", kesal Kyuhyun memukul pundak Changmin..
"Maaf ya Jin, pacarku ini memang galak..", katanya pada Lee Jae Jin dan melirik ke arah Kyuhyun..
Lee Jae Jin tertawa melihat tingkah Changmin dan Kyuhyun..
"Oppa senang bercanda juga ya.. Lucu..", kata Lee Jae Jin polos..
"Sudah banyak yang bilang seperti itu..", narciss Changmin.. "Duduk, jangan berdiri saja..", suruh Changmin melanjutkan kata-katanya..
"Kau mau?", Kyuhyun menawarkan makanan yang ia buat..
"Ne, onnie.. Terimakasih..", Lee Jae Jin mengambil satu telur gulung..
"Kau tidak menawariku? Semua pada teralih pada Jae Jin, aku tidak dianggap..", Min Hwan berpura-pura sedih..
"Ah oppa, jangan berkata seperti itu.. Maaf..", Lee Jae Jin merasa tidak enak..
Changmin memukul kepala Min Hwan.. "Kau ini, bilang saja ingin dimanja.."
"Kau sama saja sayang..", ledek Kyuhyun..
....
"Honey kau mengganggu pikiranku saja..", eluh Yunho karena dia tidak bisa berkonsentrasi akan pekerjaannya..
"Aku harap kau pulang honey.. Kau ada dimana?", kata Yunho dan melempar keras pulpen yang ia pegang ke lantai..
"Jangan buat aku seperti ini..", geram Yunho.. "Jika kau minta aku mati, lebih baik aku mati.. Daripada hidup tanpamu.. Hidupku kosong.. Seharusnya kau mengerti itu..", marah Yunho lagi.. Ia menyapu semua benda yang ada di mejanya dengan tangannya.. Sampai ruang kerjanya berantakan.. Pandangannya tertuju pada foto Jaejoong dengan kaca bingkai yang pecah, diambilah foto itu dan didekapnya erat..
"Aku mohon biarkan aku menemukanmu..", Yunho menyenderkan tubuhnya di senderan kursi kerjanya sambil memejamkan matanya, sampai ia benar-benar tertidur.. Dalam tidurnya..
'Aku akan pulang, tapi tidak sekarang.. Aku ingin kembali seperti masa kecilku.. Maafkan aku..', kata-kata terakhir yang diucapkan Jaejoong sebelum menutup teleponnya terus terngiang dalam tidurnya, seperti kata-kata yang mempunyai makna lebih..
Yunho terbangun dari tidurnya dan membuka matanya.. Ia memikirkan apa maksud mimpinya, bukan mimpi tapi sebuah kunci dengan arti yang harus dipecahkan..
Tiba-tiba sebuah senyum tersungging dibibir Yunho.. "Aku tau harus menemukanmu dimana Honey.. Kuharap aku benar..", katanya dalam hati..
....
"Ya sebenarnya seperti itu, tapi aku tidak pernah kau manja..", sindir Changmin pada Kyuhyun..
"Kok aku, bukannya setiap hari aku memanjakanmu..", kata Kyuhyun tidak sadar akan perkataannya..
"Min ternyata kau sering dimanja Kyuhyun ya..", ledek Min Hwan sambil memainkan alisnya lengkap dengan tatapan penuh curiga..
Changmin dan Kyuhyun menjadi salah tingkah..
"Kau kata Min Hwan pandai menari ya Jin?", Changmin mengalihkan pembicaraan..
"Tidak usah alihkan pembicaraan..", sindir Min Hwan..
"Oppa jangan seperti itu..", omel Lee Jae Jin.. "Tidak begitu pandai oppa, hanya aku suka menari saja..", jawab Lee Jae Jin merendah..
"Ah bohong, dia pandai menari.. Tariannya sangat indah, itu yang menarik hatiku..", gombal Min Hwan membuat Lee Jae Jin tersipu malu..
"Kau bisa menggombal juga ya Hwan.. Sepertinya sudah terbiasa..", gantian kali ini Changmin yang menggoda Min Hwan.. Lee Jae Jin hanya tersenyum mendengar perkataan Changmin..
"Min kau tidak pernah katakan apa yang membuatmu tertarik padaku?", sekarang Kyuhyun yang menggoda Changmin tapi dengan tatapan yang serius.. Itu membuat Changmin salah tingkah lagi..
"Eemmm, aaa kkk, emmm..", Changmin begitu gugup, ia tidak bisa berkata..
"Tuh kan, sudahlah.. Aku tidak memaksa..", Kyuhyun terlihat kecewa..
















Fan Fiction... YunJae's Family... Part 59

Changmin pulang ke rumah sudah malam..
"Darimana kau Min?", tanya Yunho dengan tampang serius..
"Aku habis nonton dengan Kyuhyun, Min Hwan, dan Lee Jae Jin dad..", jawab Changmin santai..
"Tidak bilang? Sudah tidak anggap ada orang dirumah..", sinis Yunho..
"Dad, bukan itu.. Aku lupa.. Sungguh..", Changmin tidak menyangka respon Yunho akan sesinis itu tidak seperti biasanya..
"Lupa..", sindiran singkat yang menusuk..
"Dady marah? Aku tidak pernah melihat dady yang seperti ini..", kata Changmin, menatap takut pada dadynya..
"Tidak..", Yunho memicingkan matanya dan mendekati Changmin seperti singa yang siap memangsa buruannya.. Changmin terlihat takut..

Toookkk
Yunho memukul kepala Changmin.. "Anak bodoh, tidak mungkin aku marah hanya karena ini..", Yunho tersenyum pada Changmin..
"Hiyah, dady aku sudah takut tadi.. Menyebalkan..", sorot mata tajam mengerikan berbalik menatap Yunho..
"Diam kau!", bentak Yunho bercanda.. "Min, dady besok harus pergi..", lanjut Yunho..
"Pergi? Aku dady tinggal sendirian? Ah dady macam apa itu..", canda Changmin..
"Ada kerjaan kantor.. Sudah jangan seperti anak kecil.. Aku sudah bilang paman Hyun agar Min Hwan bisa menemanimu dirumah selama dady pergi.. Atau kau bisa menginap dirumahnya.. Bagaimana tidak sayangnya aku padamu..", kata Yunho panjang lebar..
"Arrgghh, ada apa dengan dadyku ini.. Dia sudah gila..", canda Changmin lagi..
"Hahahahaha, kenapa kau? Enak saja..", Yunho memukul pelan pipi Changmin..
"Sakit dad..", kesal Changmin.. "Dady kalau aku ditemani Kyuhyun saja boleh tidak?", tanya Changmin dengan alis yang dimainkan..
"Enak saja, tidak.. Dady tau akal bulusmu.. Jangan sekali-kali kau berbuat macam-macam, mati kau..", ancam Yunho..
"Aku bercanda, tenang saja.. Kalau pulang jangan lupa oleh-oleh untukku.."
"Tenang akan dady bawakan oleh-oleh yang spesial untukmu, tidak ada duanya di dunia ini..", Yunho senyum-senyum sendiri..
"Awas ya, jangan sampai lupa.. Aku mau tidur ah.. Dah dad..", Changmin mencium pipi Yunho dan pergi ke kamarnya..
....
Selesai mengantar Changmin ke sekolah.. Yunho langsung pergi ke kota tujuannya, tempat dimana ia yakin disana terdapat istri yang sangat ia cinta..
Tujuan utama adalah pemakaman orang tua Jaejoong, karena Yunho yakin Jaejoong pasti kesana paling tidak pernah kesana..
Sesampainya di pemakaman ia langsung ke makam orangtua Jaejoong..
"Siang Umma, Appa.. Maaf aku baru datang lagi..", sapa Yunho.. Lalu Yunho membacakan doa untuk ketenangan jiwa mereka di alam sana..
"Aku kesini untuk menjemput Jaejoong, apa ia pernah kesini?", tanya Yunho.. Yunho tersenyum.. "Doakan aku ya umma, appa.. Nanti akan ku bawa Minnie kesini.. Aku pergi lagi ya.. Permisi..", pamit Yunho meninggalkan makam kedua orangtua Jaejoong dan menghampiri seorang pria yang sepertinya penjaga pemakaman..
"Permisi pak.. Apa bapak pernah melihat wanita ini datang kesini?", tanya Yunho sopan sambil memperlihatkan foto Jaejoong..
Pria itu memperhatikan dengan seksama, entah berarti apa..
"Apa wanita ini bernama Jaejoong, yang makam orangtuanya itu?", tanya pria itu sambil menunjuk ke arah makam orangtua Jaejoong.. Yunho terlihat senang..
"Iya benar, apa bapak tau dia dimana?", tanya Yunho lagi..
"Maaf saya tidak tau, tapi dia sering kesini akhir-akhir ini.. Minggu ini saja dia sudah tiga kali datang.. Tapi setiap kali datang ia pasti tampak murung...", cerita pria itu..
Yunho tampak senang tapi juga sedih mendengarnya.. "Pak, apa disekitar sini ada penginapan?", tanya Yunho lagi..
"Disekitar sini ya? Tidak ada, yang terdekat lima kilo meter jauhnya dari sini.. Tapi kalau mau, dibelakang pemakaman ini ada pemukiman yang biasa menyewakan rumah untuk sementara.. Tapi hanya rumah sederhana..", beritahu pria itu ramah..
"Di belakang pemakaman ini ya? Kalau begitu terimakasih.. Pak saya ingin minta tolong, kalau wanita ini kesini lagi tolong tanya ia tinggal dimana.. Bisa kan pak?", pinta Yunho..
"Tentu, memang bapak ini siapa? Dan darimana?", tanya pria itu penasaran..
"Saya dari Seoul, dia istri saya..", Yunho tersenyum.. "Oh ya pak, tapi jangan beritahu dia kalau saya mencari dan ada disini", lanjut Yunho..
"Ooh, iya pasti.. Tenang saja pak.."
"Kalau begitu saya permisi.. Maaf merepotkan.. Terimakasih..", pamit Yunho dengan membungkukan sedikit badannya, lalu meninggalkan pemakaman..
Sesuai petunjuk dari penjaga pemakaman tadi, dia mencari rumah sewaan dibelakang pemakaman.. Namun karena tidak bisa masuk mobil, terpaksa ia meninggalkan mobilnya di sebuah rumah yang sepertinya tidak berpenghuni, rumah itu tidak jauh dari pemakaman dan rumah sederhana yang ia sewa..
"Rumah yang nyaman.. Ah tidak, sepertinya hatiku yang nyaman..", Yunho berbicara sendiri sambil merebahkan dirinya di lantai..
"Akan ku dapatkan kau kembali Honey, mungkin tidak hari ini tapi secepatnya.. Aku mencium aroma tubuhmu di dekatku.. Aku merindu.....", belum selesai berkata, Yunho terlelap tidur..
....
Di tempat lain, Jaejoong sedang melamun.. Ia memikirkan Yunho dan Minnie, tapi ia tampak tidak terlalu sedih seperti biasanya..
"Kenapa aku merasa senang ya hari ini?", tanya Jaejoong heran pada dirinya sendiri.. Dan iapun tertidur di lantai..
---------------
"Honey, aku mencintaimu..", kata Yunho dengan manja..
"Kalau aku tidak mencintaimu, tapi sangat mencintaimu, bunny..", saut Jaejoong diiringi ciuman manis di pipi..
---------------
Yunho dan Jaejoongpun terbangun dari mimpinya pada waktu yang bersamaan, lalu tersenyum..
"Mimpi yang indah..", kata mereka bersamaan..
Walau di tempat yang berbeda tapi seakan bersama..












Fan Fiction... YunJae's Family... Part 60


"Dadddyyy!!", teriak Changmin ditelepon ketika Yunho baru saja mengangkat teleponnya..
Refleks, Yunho menjauhkan ponselnya dari telinganya.. "Apa-apaan sih kau ini, teriak-teriak.. Suara cemprengmu memekakan telingaku.. Memangnya kau kira dady tidak bisa mendengar..", omel Yunho panjang lebar..
"Ya wajar saja, aku kan merindukanmu..", canda Changmin agar dadynya tidak marah..
"Bohong saja, jangan berpura-pura baik.. Ada apa?", tanya Yunho masih kesal..
"Aku hanya ingin tau kapan dady pulang? Sudah tiga hari tapi tidak mengabari, menyebalkan.. Memangnya dady disana sedang apa?", Changmin berbalik kesal..
"Ah kau, jurusmu selalu sama.. Jika aku marahi, kau berbalik memarahiku.. Anak bodoh.. Nanti juga aku pulang, tapi tidak tau kapan, pokoknya secepatnya.. Sudah sabar saja, yang penting aku bawa oleh-oleh untukmu.. Cerewet sekali seperti mommymu saja, heuh..", kata Yunho kesal..
"Ah dady, jangan seperti itu.. Tetap saja aku anakmu.. Dady tidak lupa makan kan? Kalau lupa aku adukan mommy, liat saja.. Dia akan membuat dady menyesal karena melalaikan makan.. Hahahaha..", ancam Changmin sambil bergurau..
"Aku sudah makan, tenang saja.. Awas kau adukan macam-macam pada Mommy.. Aku buat kau tidak pernah bisa makan lagi..", ancam Yunho balik.. "Kau dirumah baik-baik saja? Min Hwan menemanimu kan? Sekarang kau dimana?", Yunho tampak khawatir, terdengar dari pertanyaannya yang bertubi-tubi..
"Iya tak perlu khawatir.. Min Hwan sedang pulang, nanti malam baru datang.. Aku dirumah, dadyku sayang..", jelas Changmin panjang lebar..
"Jadi kau sendiri di rumah?", tanya Yunho..
"Ada Kyuhyun mememaniku.. Tenang aku tidak akan macam-macam..", kata Changmin santai..
"Dasar kau ini, ya sudah.. Jaga dirimu.. Dah Minnie..", Yunho mengakhiri pembicaraan dan meletakan ponselnya di kasur..
Sudah tiga hari Yunho mencari Jaejoong, tapi belum ia temukan.. Kata penjaga pemakamanpun, Jaejoong tidak datang ke makam.. Tapi Yunho tidak putus asa..
....
"Siapa sayang?", tanya Kyuhyun yang baru keluar dari kamar mandi..
"Biasa, dady.. Ia merindukanku..", narciss Changmin, padahal ia yang menelepon Yunho..
"Ooh, kau mau makan.. Aku buatkan..", tanya Kyuhyun basa-basi padahal ia tau kalau Changmin memang sudah lapar..
"Ah pacarku yang satu ini mengerti sekali, memang aku sedang lapar..", gombal Changmin..
"Jangan banyak gombal..", kesal Kyuhyun dan langsung pergi ke dapur untuk memasak.. Changminpun hanya tersenyum..
"Sayang, dulu ku kira kau orang yang pendiam..", kata Kyuhyun ditengah masaknya..
Changmin yang sedang asik menonton televisi, langsung menghampiri Kyuhyun di dapur..
"Apa maksudmu itu?", Changmin memicingkan matanya ke arah Kyuhyun..
"Iya awalnya ku kira kau pendiam, serius, kau terlihat cool sekali.. Taunya kau hanya jaga imej..", jawab Kyuhyun tapi tetap memasak tidak memandang Changmin sedikitpun..
"Terus?", tanya Changmin datar..
"Iya, aku baru tau ternyata kau lebih gila daripada Min Hwan.. Tidak ku sangka..", tambah Kyuhyun..
"Jadi sekarang kau menyesal setelah tau kenyataannya, kalau pacarmu ini tidak sesuai yang kau kira? Hah?", sinis Changmin..
"Iya, menyesal sekali.. Bisa-bisanya aku tertipu.. Kau seperti itu untuk menarik para gadis kan?", kata Kyuhyun sedikit menyindir..
"Tidak seperti itu, para gadis memang sudah tertarik padaku.. Kau termasuk di dalamnya kan?", Changmin menyombongkan dirinya dan menatap sinis Kyuhyun.. Kyuhyun hanya diam, tapi mulutnya menyeringai..
"Sekarang kalau kau menyesal, kau mau apa? Minta putus? Tidak akan bisa, enak saja.. Sudah terima saja, aku yang seperti ini..", tambah Changmin kesal pada Kyuhyun..
"Kau marah ya? Begitu saja marah.. Payah..", canda Kyuhyun sambil menyenggol Changmin yang berdiri disampingnya..
"Buat apa aku marah padamu.. Mana makananku?", Changmin terlihat masih kesal, dan langsung duduk di meja makan..
"Kau marah-marah terus nanti cepat tua..", goda Kyuhyun lagi, kali ini sambil meletakan makanan di meja makan..
"Tidak sadar, biasanya kau yang cepat marah..", sindir Changmin..
"Sudah diam.. Makan saja..", Kyuhyun terlihat malu karena sindiran itu..
Changmin hanya tersenyum karena ia memenangkan perdebatan antara dia dan Kyuhyun.. Lalu menyantap makanan yang telah dimasak.. Kyuhyun hanya menggelengkan kepala melihat Changmin makan begitu lahapnya..
....
Ketika dirumah Jaejoong hanya menjalani hari-harinya dengan merenung di kamar sambil memandang foto keluarganya, dan saat malam ia duduk di teras rumah sambil memandang bintang di langit.. Itu hanya untuk menghiburnya.. Seperti biasanya, disekitar rumahnya terlihat sepi, itu menambah keheningan malam semakin terasa..
Ditengah lamunannya memandang bintang, secara tidak sadar bibir Jaejoong menyanyikan lirik-lirik sebuah lagu..
"Jamshi nuneul gama noel saranghalkkabwa..
Nohaya dwoel neoui soneul notji mothalkkabwa..
Naegero saranghaneun beopeul gareuchyeo..
Jun neo eoddeohke ijeoyahae jigeumui moseup.."

(I close my eyes for a moment, i still love you so..
I should give up, but i can't let you go..
You taught me how to love..
Now, how can i forget you)

Suara yang sangat merdu di hari yang telah malam, menambah indah malam itu.. Dan menambah kesedihan di hati Jaejoong, ia tidak sanggup melanjutkan nyanyiannya.. Karena air mata yang mengalir sempurna dari matanya.. Ia kembali teringat akan Yunho..
....
Saat Yunho akan menutup pintu.. Yunho mendengar nyanyian seorang wanita..
"Suara yang merdu, tapi terdengar menyakitkan..", bisik Yunho dalam hati..
Yunho tidak jadi menutup pintu rumahnya, ia malah keluar rumah dan mencari asal suara itu..

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 51 - Part 55..

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 51

Yunho dan Changmin memulai pagi pertamanya tanpa kehadiran Jaejoong.. Mereka sudah tepat berada di depan sekolah Changmin..
"Dad, kita harus kuat ya.. Supaya mommy tidak khawatir..", kata Changmin tersenyum pada Yunho sebelum ia turun dari mobil..
"Iya tenang saja.. Sana kau turun..", Yunho balik tersenyum..
Wajah Yunho masih sendu, matanyapun masih bengkak.. Yunhopun melajukan kembali mobilnya menuju kantor setelah Changmin memasuki gerbang sekolah..
Dalam perjalanan ke kantor ia menelepon Hyun Joong..
"Hyun, bisa kau ke kantorku sekarang..", pinta Yunho ditelepon..
"Iya bisa, ada apa?", Hyun Joong menyanggupi..
"Nanti saja ku ceritakan.. Aku tunggu, dah..", Yunho menyelesaikan perbincangan..
....
"Hei, kau melamun saja Min..", Kyuhyun mengejutkan Changmin yang sedang tertunduk lesu, dibangku taman..
"Kau mengagetkanku saja Kyuh..", Changmin menenggakan wajahnya dan berusaha tersenyum..
"Kau habis menangis ya?", tanya Kyuhyun..
"Tidak..", Changmin berbohong..
"Hei wajahmu tidak bisa membohongiku, lihat mata sembabmu.. Hiuh..", ujar Kyuhyun memegang wajah Changmin..
"Terlihat ya Kyuh?", malu Changmin..
Kyuhyun mengangguk,
"Mau cerita padaku?", tanya Kyuhyun ringan..
Changmin tersenyum.. "Kemarin mommy pergi, ia meninggalkanku tanpa memberitahukan alasannya.. Tapi aku tau pasti ini ada hubungannya dengan pertengkarannya dengan dady..", cerita Changmin singkat namun sudah dapat membuatnya kembali menangis..
"Apa?", Kyuhyun sangat terkejut.. "Kenapa baru sekarang kau cerita..", lanjut Kyuhyun..
"Aku takut kau meninggalkanku karena malu akan keadaan keluargaku saat ini..", lirih Changmin mulai menahan tangisnya..
"Ssst..", Kyuhyun menutup bibir Changmin dengan telunjuknya.. "Jangan berpikir seperti itu, aku tidak akan meninggalkanmu.. Hei kau malah yang terdengar seperti malu akan keluargamu.. Jangan katakan itu lagi, jika mommymu tau dia pasti sedih.. Sekarang kau tersenyumlah, dia tidak akan benar-benar meninggalkanu.. Percaya padaku..", senyum Kyuhyun mengembang menenangkan Changmin..
"Iya maafkan aku..", sesal Changmin..
"Hapus airmatamu.. Pelajaran sebentar lagi kan dimulai, ayo masuk.. Jangan sedih lagi ya sayang.. Aku tidak suka melihat kau sedih, karena wajahmu jelek kalau seperti ini..", goda Kyuhyun.. Dan menarik Changmin masuk ke kelas.. Changminpun menghapus air matanya..
....
"Duduk Hyun..", suruh Yunho saat Hyun Joong memasuki ruangannya..
"Ada apa denganmu?", tanya langsung Hyun Joong tanpa basa-basi karena sulit menahan rasa penasarannya akan kesedihan yang terpancar dari aura Yunho..
"Ia titip maaf untukmu..", kata Yunho..
"Siapa?", tanya Hyun Joong heran..
"Jaejoong.. Kau baca saja sendiri.. Ini..", Yunho menyerahkan surat dari Jaejoong untuknya kepada Hyun Joong..
Hyun Joong membaca surat itu, sebenarnya ia tidak mengerti isi keseluruhan surat Jaejoong.. Namun yang pasti ia mengerti, bahwa Jaejoong pergi dan telah mengakui semuanya pada Yunho..
"Kau sudah tau kan sekarang?", tanya Yunho dengan mata yang sudah memerah tapi tetap menahan tangisnya agar tidak keluar..
"Sial, ini pasti salahku..", kesal Hyun Joong pada dirinya sendiri..
"Mengapa kau berkata seperti itu?", tanya Yunho yang berbalik heran..
Hyun Joong menceritakan apa yang sebenarnya terjadi saat dirumah YooSu dan bagaimana saat ia menolak telepon Jaejoong..
"Aku merasa menyesal, seharusnya aku tidak memojokannya..", Hyun Joong begitu menyesal..
"Ini bukan salahmu, tapi sikapkulah yang membuat dia meninggalkan kita.."
Yunho dan Hyun Joong mulai menyalahkan diri mereka masing-masing.. Dua-duanya merasa karena merekalah, Jaejoong pergi.. Sebenarnya akibat dirinya sendiri Jaejoong sampai seperti ini..
"Apa kau sudah coba menghubunginya?", tanya Hyun Joong..
"Sudah sering, tapi ponselnya selalu di matikan, kurasa ia memang benar-benar ingin meninggalkanku..", Yunho masih menahan tangisnya..
"Tidak seperti itu Yun.. Atau mungkin Yoo Chun tau..", kata Hyun Joong..
"Hah, orang itu.. Kurasa tidbk, kemarin malam ia menelepon ke rumah mencari Jaejoong..", ada kemarahan saat Yunho mendengar nama Yoo Chun..
Mereka berdua akhirnya terdiam cukup lama..
"Aku benar-benar tidak tau harus mencarinya kemana.. Setelah orang tuanya meninggal, ia hanya punya kita.. Tapi sekarang ia sendiri di dunia ini.. Pasti sekarang kau sangat menderita honey.. Maafkan aku, aku jadi membuatmu seperti ini.. Ku mohon kau pulanglah..", Yunho menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan akhirnya menangis.. Memang setelah orang tua Jaejoong meninggal ia tidak punya siapa-siapa lagi selain keluarganya saat ini.. Karena dia anak tunggal di keluarganya, itupun anak yang diadopsi dari panti asuhan, ibu kandungnya meninggal saat melahirkannya..
"Kenapa kau jadi cengeng seperti ini? Joonggie selalu bilang padaku, kalau kau pria yang kuat.. Tapi mana? Jangan buat dia lebih menderita dengan kau yang seperti ini.. Percaya padaku, kita akan segera menemukannya..", Hyun Joong membesarkan hati Yunho agar tidak terlalu larut dalam rasa bersalahnya..
"Tapi aku khawatir dengannya, dia mau kemana lagi.. Dia tidak punya tempat lain lagi sebagai tujuannya.. Aku takut terjadi apa-apa Hyun..", masih dengan emosional..
"Yun barusan kau yang bilang, dia tidak punya tempat lain sebagai tujuan, dan satu-satunya tempat hanya rumah kalian.. Tapi dia butuh waktu menemukan kembali tempat yang ia tuju.. Kau mengerti maksudku? Pasti dia akan pulang cepat atau lambat..", Hyun Joong lebih menenangkan Yunho padahal dalam hatinya iapun begitu cemas akan Jaejoong..
Yunhopun tersenyum tenang..









Fan Fiction... YunJae's Family... Part 52

Sejak pagi Jaejoong duduk menangis di antara kedua pusara orang tuanya, ia hanya menangis.. Tak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya.. Orang-orang yang disekitarnyapun menatap heran, tapi tidak berani mendatangi Jaejoong.. Mereka hanya bisa menyimpan banyak tanda tanya diotak mereka..
Jaejoong berantakan, pakaiannya lusuh, rambutnya yang hitam indah tidak lagi rapih, semua riasan di wajahnya semakin terhapus air mata.. Sebenarnya ia tidak tau apa yang akan ia lakukan di makam orang tuanya, tapi hatinya yang membawanya kesana..
Saat hari sudah sore..
"Sore Appa, Umma..", kalimat pertama yang keluar dari mulut Jaejoong..
"Maaf aku datang dengan keadaanku yang seperti ini..", lalu terdiam kembali..
"Aku merindukan kalian, apa boleh aku menyusul kalian? Aku tidak kuat sendiri seperti ini umma..",,, "Jangan marah Appa.. Iya aku tau, aku harus terima hukumanku kan? Aku ingat apa yang selalu kau katakan padaku, aku harus siap menanggung hukuman dari kesalahan yang aku buat sendiri.. Begitu kan?", Jaejoong berpura-pura tersenyum dan mengambil dalam nafasnya.. "Aku yang salah, anakmu ini membuat kesalahan besar.. Aku tidak pantas dimaafkan..", Jaejoong kembali menangis sejadi-jadinya..
"Appa jangan salahkan Yunho, aku yang memutuskan pergi..", Jaejoong berbicara seakan ada sautan dari orang tuanya..
"Mau dengar ceritaku?", tanyanya pada makam kedua orang tuanya.. "Ayolah, hanya kalian yang aku harap mau mendengarkanku.. Semua orang sudah tidak mau berbicara padaku.. Aku mohon..", Jaejoong seperti orang sakit jiwa..
"Aku mulai ya.. Kalian tau? Cucu kalian, Minnie! Sekarang dia sudah besar, dia sudah punya kekasih, Kyuhyun namanya..",,, "Apa? Kalian tanya cantikan mana denganku?",,, "Aku kalah cantik darinya umma.. Cucumu pintar mencari kekasih..", Jaejoong kembali menangis..
"Sekarang Minnie pasti masih di sekolah, dia anak yang pintar.. Siapa dulu mommynya..",,, "Aah kalian jangan menertawakanku seperti itu..",,, "Setiap pulang sekolah pasti dia mencari makanan, dia tuh rakus sekali Appa, sepertimu..", Jaejoong tersenyum..
Ia memandang pusara kedua orang tuanya cukup lama..
"Kalian harus bangga punya menantu seperti Yunho.. Dia adalah suami terbaik, aku mencintainya.."
Sambil merebahkan tubuhnya di pusara ummanya Jaejoong terus bercerita..
"Aku mengkhianatinya umma, jadinya seperti ini.. Istri macam apa aku.. Pasti kalian juga kecewa punya anak sepertiku..",,, "Memang aku tidak berguna..", Jaejoong memukul kepalanya sendiri..
"Kenapa penyesalan selalu datang terakhir umma, sekarang aku tidak bisa memperbaiki semuanya, sudah terlambat.."
"Sudah, kalian jangan membuatku menangis terus..", Jaejoong tersenyum dan menghapus air matanya..
"Sudah sore aku pergi ya umma, appa.. Aku titip Yunho dan Changmin.. Sampaikan salamku padanya..", Jaejoong pergi meninggalkan makam orang tuanya, dan sering kali wajahnya berbalik memandang makam, seperti tidak rela pergi..
Ia pulang kerumah kecil yang ia sewa.. Saat ini, ia kembali ke kota kelahirannya di Chungnam.. Kota dimana ia habiskan masa kecilnya sampai umur 11 tahun dan pindah ke Seoul.. Tapi ayah dan ibunya inginkan abunya disebar dan dimakamkan di Chungnam.. Kota ini sangat berarti untuknya..
....
"Jangan sedih terus..", tiba-tiba Min Hwan datang dan memukul kepala Changmin..
"Apa seh kau ini?", kesal Changmin pada temannya..
"Nah gini dong, ini baru temanku..", senang Min Hwan melihat temannya kesal seperti biasa jika ia mengganggunya..
"Aku kesal kau malah senang..", Changmin tambah kesal..
"Habis aku bosan, sudah lima hari aku melihatmu diam seperti ini.. Sudahlah, kita kembali ceria.. Kalau Auntie Jaejoong pulang nanti akan ku adukan kau.. Liat saja!", ancam Min Hwan senang melihat wajah Changmin yang makin kesal..
"Awas saja kau bilang pada mommy, aku putuskan persahabatan kita..", ancam balik Changmin, sambil memainkan alisnya..
"Yah, padahal tadinya aku mau bercerita padamu tentang gadis yang ku suka.. Tapi tidak jadilah, aku malas..", Min Hwan menggoda Changmin..
"Huah, kau jahat sekali Hwan.. Harus beritahu.. Cepat..", paksa Changmin..
Tapi Min Hwan hanya diam, berpura-pura cemberut..
"Cerita padaku siapa yang kau suka.. Ku adukan pada paman Hyung nanti kalau tidak cerita..", Changmin begitu penasaran dibuatnya.. Min Hwan malah tertawa melihat Changmin penasaran..
"Iya aku cerita, kau tau Lee Jae Jin?", tanya Min Hwan memulai pembicaraan, Changmin hanya menggeleng..
"Itu lho, anak kelas 2 yang pandai menari..", jelas Min Hwan sedikit kesal..
"Tidak tau, memangnya kenapa?", tanya Changmin polos...
"Ah kau ini, percuma aku ceritakan.."
Tapi wajah Changmin menggambarkan pemaksaan agar Min Hwan menceritakan..
"Ah iya-iya.. Aku menyukainya.. Besok aku mau menyatakan padanya..", beritahu Min Hwan..
"Hiyah, kau sudah mau menyatakan mengapa baru cerita padaku..", Changmin kesal..
"Baru juga satu bulan mengenalnya.. Jadi wajar, yang penting kan aku cerita padamu..", Min Hwan tidak kalah kesal..
"Satu bulan? Cepat sekali kerjamu, dasar! Aku harus tau orangnya..", pinta Changmin..
Tak lama seorang gadis lewat di depan mereka, dan tersenyum..
"Itu gadis yang ku maksud..", kata Min Hwan menunjuk gadis yang lewat tadi..
"Ah pantas saja, cantik seperti itu..", canda Changmin..
Tiba-tiba Kyuhyun datang dengan tampang cemberutnya..
"Hahaha, aku tidak ikut campur dengan masalah kalian..", Min Hwan tertawa lalu meninggalkan Changmin dan Kyuhyun..
"Jadi dia cantik ya?", sindir Kyuhyun kesal..
"Tidak kok, jangan marah..", rayu Changmin..
"Kau ini menyebalkan..", Kyuhyun meninggalkan Changmin..














Fan Fiction... YunJae's Family... Part 53


"KYUUHH!!! Tunggu aku..", panggil Changmin, tapi Kyuhyun tidak menggubris pangilannya..
"Aaah dia ini cepat sekali marah..", eluh Changmin..
Changmin mengejar Kyuhyun, dan menarik tangannya..
"Tunggu aku Kyuh..", pinta Changmin..
"Iih apa sih..", kesal Kyuhyun membanting tangan Changmin..
"Jangan marah Kyuh.. Aku kan bercanda..", jelas Changmin..
Mulut Kyuhyun hanya menyeringai kesal sambil memutar bola matanya..
"Cemburu ya?", Changmin menyenggol Kyuhyun untuk menggodanya..
"Tidak lucu..", Kyuhyun masih kesal..
"Ikut aku!", Changmin menarik Kyuhyun ke atap sekolah.. Jarang sekali ada yang datang kesana..
"Mau apa seh kau ajak aku kesini? Aku kan masih marah..", tanya Kyuhyun heran..
"Marah, tapi bilang-bilang.. Berarti kau bohong..", canda Changmin.. Kyuhyun menggembungkan pipinya kesal tapi menahan malu..
"Kalau cemburu bilang saja, jangan marah seperti ini..", Changmin menambah merah wajah Kyuhyun..
"Siapa yang cemburu?", Kyuhyun tetap pada pendiriannya..
"Aiishh, tidak mengaku.. Tadi itu gadis incaran Min Hwan.. Jadi kau tidak perlu cemburu padaku..", jelas Changmin walau tidak ditanya..
"Yang benar?", Kyuhyun terlihat senang saat Changmin menjelaskan sebenarnya..
"Hahahahaha..", Changmin tertawa keras sekali..
"Jangan tertawa, memangnya apa yang lucu..", Kyuhyun menampar pelan wajah Changmin..
"Kasar sekali..", Changmin memegang pipinya.. "Kau bilang tidak cemburu, tapi tadi senang sekali saat ku bilang gadis itu incaran Min Hwan.. Pacar yang aneh..", ledek Changmin..
"Diam, berisik.. Kau ini..", marah Kyuhyun..
"Kenapa seh cepat sekali marah..", kesal Changmin, lalu membalikan tubuh Kyuhyun agar menghadapnya..
"Jangan liat aku seperti itu..", protes Kyuhyun pada Changmin yang selalu mengarahkan pandangannya pada bibir Kyuhyun..
"Jangan macam-macam ya Min..", ancam Kyuhyun takut..
Changmin mendorong tubuh Kyuhyun ke tembok..
"Tidak akan macam-macam..", selesai berkata Changmin langsung mencium bibir Kyuhyun.. Semakin lama Changmin semakin melumatnya.. Kyuhyun tidak melawan tetapi tidak juga membalas ciuman Changmin..
"Awww..", teriak Changmin spontan iapun melepas ciumannya ketika Kyuhyun dengan keras menggigit bibir bawah Changmin..
"Makanya jangan mainkan lidahmu di mulutku, membuatku takut kau melakukan yang lebih..", kesal Kyuhyun pada Changmin..
"Tapi kan tidak perlu menggigit, sakit..", kesal Changmin memegangi bibirnya yang kini memerah..
"Habis kau menakutkan..", eluh Kyuhyun.. "Sudah jangan marah.. Bibirmu sakit ya? Mana aku liat.."
Changmin mengangguk manja sambil menunjukan bibir bawahnya.. Kyuhyun tersenyum lucu melihat Changmin..
"Aisshh.. Kau seperti anak kecil sayang..", Kyuhyun mengecup bibir Changmin.. "Sudah sembuh kan?", tanya Kyuhyun sambil tersenyum..
"Sedikit..", jawab Changmin nakal..
"Kau ini, aku tidak akan memberinya lagi..", canda Kyuhyun yang sudah menebak jalan pikiran Changmin..
....
Tok.. Tok.. Tok..
Pintu ruang kerja Yunho diketuk dari luar..
"Iya masuk..", suruh Yunho.. "Ada apa?", tanya Yunho ketika Choi Ahn Ka masuk ke ruangan..
"Ini pak, ada titipan makanan untuk bapak..", Choi Ahn Ka memperlihatkan tempat makan yang ia pegang, lalu diletakan dimeja Yunho..
"Dari siapa?", tanya Yunho lagi..
"Saya tidak tau, tadi security yang mengantarnya..", jelas Choi Ahn Ka..
"Yasudah kalau begitu, terimakasi ya..", Yunho tersenyum..
"Kalau begitu saya permisi..", pamit Choi Ahn Ka dan meninggalkan ruangan Yunho..
Yunho membuka kain yang melapisi tempat makan itu.. Ternyata didalamnya terdapat surat.. Dibukalah surat itu..
---------------
Kubuatkan makan siang, jangan lupa makan ya..
---------------
"Honey.."
Walaupun tidak ada nama pengirimnya, tapi Yunho bisa mengenali tulisan tangan Jaejoong yang terdapat pada surat itu..
Yunho keluar ruangan dengan tergesa-gesa.. "Tolong antarkan saya bertemu security yang mengantar makanan tadi..", pinta Yunho pada sekretarisnya..
Yunho dan Choi Ahn Ka bertemu security itu di dekat pintu masuk kantor..
"Kapan makanan itu diantar?", tanya Yunho langsung pada security itu..
"Kira-kira 10 menit yang lalu, tadi saya tanyakan pada istri bapak dia bilang buru-buru jadi tidak bisa mengantarnya langsung pada bapak..", jelas security itu sebenarnya dalam keadaan terkejut..
"Lalu dia pergi ke arah mana?", tanya Yunho lagi..
"Ke arah sana pak..", security itu menunjuk ke arah timur.. Dengan cepat Yunho melesat keluar kantor dan berlari ke arah timur, dan berharap dia bisa menemukan Jaejoong..
Choi Ahn Ka dan security itu hanya melihat heran akan kelakuan bos besarnya itu..
"Berarti kau ada disini honey.. Aku yakin kau belum jauh..", batin Yunho terus berkata..
Dia terus berlari, melihat kesekitarnya mencari keberadaan Jaejoong, namun hasilnya nihil.. Tidak ia temukan sama sekali batang hidung istri tercintanya itu..
"Sial..", geram Yunho meninju box telepon umum dihadapannya dengan tangannya yang terkepal..
Sebenarnya Jaejoong sedang bersembunyi dibelakang box telepon umum yang ditinju Yunho namun tidak terlihat oleh Yunho.. Sejak tadi Jaejoong mengawasi suaminya itu..
"Syukurlah kau baik-baik saja bunny..", kata Jaejoong dalam hati.. Jaejoong terlihat lega dan tersenyum melihat Yunho..
"Aku tidak bisa menemukanmu.. Tapi aku bisa merasakan kalau kau ada di dekatku saat ini..", bisik batin Yunho seakan ada ikatan kuat antara Yunho dan Jaejoong..
Yunhopun memutuskan kembali ke kantornya dengan kekecewaannya..
Sampai kembali di ruangannya, ia langsung membuka tempat makan itu dan memakannya..
"Aku yakin tadi kau ada di dekatku..", kata Yunho ditengah makannya..










Fan Fiction... YunJae's Family... Part 54


Besoknya Yoo Chun memutuskan datang menemui Yunho di kantor karena merasa bersalah dan menyadari dia harus menyelesaikan semuanya karena ia yang mengawalinya..
Saat memasuki ruang kerja Yunho, Yoo Chun sudah mendapatkan sambutan wajah yang tidak bersahabat dari Yunho..
"Mau apa kau kesini?", tanya Yunho dengan sinis, ia begitu geram melihat wajah Yoo Chun.. Yunho langsung berdiri dan menarik kerah kemeja Yoo Chun dan mendorongnya keras ke tembok.. "Jika aku tidak menghargai Junsu dan anak-anak kita, aku tidak akan pernah membiarkanmu hidup sampai saat ini..", kesal Yunho menahan amarahnya.. Kepalan tangan Yunho membuat buku-buku jarinya semakin memutih..
"Aku kesini untuk minta maaf dan menjelaskan semuanya padamu.. Aku yang memulainya.. Jadi pukulah aku kalau itu bisa membuatmu tenang..", Yoo Chun berbicara panjang lebar mengakui maksud kedatangannya.. Dan..

BUUUKKK
Yunho menghajar wajah Yoo Chun sangat keras sampai Yoo Chun jatuh tersungkur di lantai dari bibirnya mengalir darah segar.. Yoo Chun tersenyum dan berusaha kembali berdiri.. Belum sempat berdiri sempurna..

BUUUKKK
Satu pukulan panas kembali meninju wajahnya.. Seperti emosi yang tak tertahankan, pukulan demi pukulan Yunho layangkan pada wajah Yoo Chun..
"Kau salah mencari gara-gara denganku..", geram Yunho dalam emosinya..
Sudah cukup darah dan memar-memar yang membiru bekas pukulan Yunho.. Yunhopun menghentikan pukulannya dan membanting Yoo Chun ke tembok dengan keras.. Yoo Chun hanya menahan sakitnya tapi tidak melakukan perlawanan..
"Apa sudah cukup? Apa sudah membuatmu tenang?", tanya Yoo Chun yang sepertinya sangat menerima perlakuan Yunho..
"Percuma aku memukulmu, menghabiskan energiku.. Lagian ini semua tidak akan mengembalikan keadaan..", jawab Yunho masih dengan amarah, ia kembali duduk ke kursinya..
Yoo Chun mendekati Yunho sambil membersihkan darah di wajahnya dengan sapu tangan miliknya..
"Aku tau tak sepantasnya aku datang dan meminta maafmu.. Tapi aku hanya ingin kau tau semua sama sekali bukan salahnya, ini sepenuhnya kesalahanku.. Kalau kau ingin marah cukup padaku, jangan marah padanya.. Dia sudah menerima penderitaan yang lebih, padahal aku yang salah.. Aku harap kau mau memaafkannya, dan memaafkanku..", masih dengan menahan sakit Yoo Chun mengucapkan kata-kata yang sudah lama ingin ia katakan pada Yunho..
Yunho menelan ludahnya, dan emosinya mulai mereda..
"Tidak usah kau bilang, aku juga tau ini semua salahmu.. Cepat kau pergi, aku muak dengan wajahmu..", usir Yunho pada Yoo Chun dengan tidak sopan..
"Baik aku pergi, sekali lagi aku minta maaf.. Permisi..", selesai berkata Yoo Chun langsung meninggalkan ruangan Yunho dengan muka yang babak belur.. Semua orang yang melihatnya menatap heran dengan apa yang terjadi padanya..
....
Yoo Chun memutuskan tidak kembali ke kantor karena keadaannya sekarang ini.. Ia pulang ke rumah dan Junsu terkejut saat melihat keadaan suaminya yang penuh memar..
"Chun, ada apa denganmu?", tanya Junsu yang membantu Yoo Chun masuk rumah dan membawanya ke kamar..
"Tidak apa-apa..", Yoo Chun tidak ingin membuat Junsu khawatir..
"Wajah seperti ini masih bilang tidak apa-apa.. Sebentar aku bersihkan lukamu..", sindir Junsu..
Junsu mengambil air hangat dan handuk untuk mengompres memar-memar di wajah Yoo Chun..
Junsupun mengompres wajah Yoo Chun dengan lembut..
"Cerita padaku Chun..", pinta Junsu..
"Tadi aku menemui Yunho.. Dan ini yang ku dapat..", cerita Yoo Chun singkat..
"Pantas saja kau seperti ini.. Seharusnya dari dulu kau menemuinya..", nada bicara Junsu seperti mengejek Yoo Chun..
"Iya tadi aku ingin minta maaf padanya, tapi ternyata dia masih terlalu dendam padaku.. Maaf ya Jun..", wajah Yoo Chun berubah sedih..
"Maaf untuk apa?", Junsu menghentikan mengompres Yoo Chun..
"Kelakuanku yang membuatmu khawatir dan kecewa sampai kau harus jatuhkan air matamu.. Maaf juga untuk cintamu yang besar namun aku merusaknya.."
Belum selesai Yoo Chun berkata, Junsu langsung membungkam mulut Yoo Chun..
"Jangan mulai merayu, aku bukan wanita yang mudah luluh dengan rayuanmu itu..", canda Junsu pada Yoo Chun..
Yoo Chun tertawa mendengar kata-kata Junsu..
"Aku tidak suka kau berlaku seperti tadi Chun, karena akan lebih sakit.. Maaf Chun..", batin Junsu ditengah lamunannya..
"Sudah jangan tertawa..", kesal junsu dan sedikit menekan keras memar Yoo Chun dengan handuknya saat kembali mengompres wajah Yoo Chun..
"Sakit Jun..", erang Yoo Chun..
"Lagian wajah seperti ini, masih bisa tertawa..", goda Junsu kembali..
"Habis responmu tidak sesuai harapanku..", eles Yoo Chun tidak mau kalah..
"Aku kan bukan wanita romantis, jadi tidak biasa mendengar kata-kata yang seperti itu.. Memangnya seperti para playboy..", ledek Junsu..
"Aku merasa tersindir..", canda Yoo Chun sambil tersenyum..
"Sudah sana bersihkan dirimu! Kemejamu penuh darah..", suruh Junsu..
Yoo Chunpun masuk kamar mandi dan Junsu menyiapkan pakaian ganti untuk Yoo Chun..
"Jun, jangan ceritakan yang sebenarnya pada Kyuhyun ya..", pinta Yoo Chun dari kamar mandi..
"Iya, nanti aku akan bilang bahwa puchin tercintanya dikalahkan para preman jalanan saat membela wanita cantik..", saut Junsu bercanda..
"Ah kau ini.. Masa seperti itu..", kesal Yoo Chun..
"Mau bagaimana lagi? Itu alasan yang paling cocok..", canda Junsu..
"Terserahlah, mana pakaianku?", pinta Yoo Chun dari dalam kamar mandi..
"Buka pintunya, ini pakaianmu..", Junsu menunggu di depan pintu kamar mandi berniat memberikan pakaian Yoo Chun.. Yoo Chun membuka pintunya dan malah menarik masuk Junsu ke dalam kamar mandi..












Fan Fiction... YunJae's Family... Part 55

Yunho membuka pintu rumah dengan lesu, akibat kedatangan Yoo Chun.. Otaknya kembali terpenuhi oleh bayang-bayang Jaejoong..
Saat memasuki rumah ia baru menyadari rumahnya berantakan sekali.. Iapun kembali teringat pada Jaejoong..
----Flashback----
"Kalian ini, apa susahnya membereskan piring kalian dulu.. Kalau begini rumah kita akan berantakan..", omel Jaejoong pada Yunho dan Changmin yang asik main game berdua di depan televisi sambil membereskan piring-piring bekas makan suami dan anaknya..
"BUNNY! Kalau taruh sepatu di tempatnya.. Sudah sering aku ingatkan..", omel Jaejoong lagi kesal melihat sepatu Yunho berserakan..
Yunho dan Changminpun hanya saling pandang dan tersenyum mendengar ceramahan kecil dari Jaejoong..
Jaejoong yang kesal tidak mendapat respon, akhirnya mematikan televisi agar mereka tidak bisa melanjutkan permainan mereka..
"Kalian ini terus saja main game, dengarkan kalau aku bicara..", kesal Jaejoong.. "Kalau begini, apa jadinya rumah ini bila aku tidak ada..", Jaejoong melanjutkan kata-katanya..
----End of The Flashback----
Yunho tersenyum mengingat Jaejoong mengomel, "Jadinya ya seperti ini honey, memang rumah ini selalu membutuhkanmu.. Makanya cepat pulang..", Yunho seperti menyaut jawaban dari pertanyaan Jaejoong dalam bayangannya..
Iapun merebahkan dirinya di sofa ruang keluarga..
"Minnie kau sudah tidur?", teriak Yunho dari bawah.. Tidak ada sautan apapun dari Changmin..
"Sepertinya ia sudah tidur..", jawab Yunho sendiri..
Rasanya tenggorokan Yunho kering, ia imengambil minum di dapur.. Dan mendapati meja dapur sangat berantakan dengan bahan-bahan dan alat-alat membuat kue..
"Minnie, pasti ini kerjaanmu..", tebak Yunho dalam hati.. Lalu ia tersenyum..
----Flashback----
"Honey kau buat apa?", tanya Yunho yang melihat istrinya sedang mengaduk adonan kue..
"Aku buat kue kesukaan Minnie..", jawab Jaejoong sambil mencicipi adonan dengan telunjuknya..
"Aku mau merasakannya juga..", pinta Yunho nakal..
"Nanti saja, jangan menggangguku.. Pergi sana..", usir Jaejoong..
"Tidak mau, aku mau merasakannya.. Pelit sekali..", Yunho menghampiri Jaejoong..
"Tidak mau..", Jaejoong menghindar melindungi adonannya..
Yunhopun terus mengejar Jaejoong yang terus menghindar darinya.. Jaejoong lelah dan akhirnya menyenderkan diri di depan kulkas.. Yunho yang merasa itu kesempatan baginya, dengan cepat berlari ke arah Jaejoong.. Jaejoong berusaha menghindar namun ia kalah cepat dengan cengkraman kuat tangan Yunho yang memenjaranya..
Jaejoong menyerah..
"Ini..", menyodorkan mangkuk adonannya kepada Yunho.. Yunho menggelengkan kepalanya, ia malah membuka mulutnya mengisyaratkan kalau ingin disuapi dengan tatapan licik..
"Ah kau ini, tidak mau..", tolak Jaejoong..
Yunho tetap membuka mulutnya kali ini dengan wajah yang memelas.. Akhirnya Jaejoong menuruti, ia mencolek adonannya dengan telunjuknya.. Dengan cepat Yunho meraih tangan Jaejoong dan mulai menjilati telunjuk Jaejoong dengan mata terpejam.. Ia dapat merasakan adonan yang manis ditambah sensasi lain yang membuat ia bergairah.. Ia semakin mengulum lembut telunjuk Jaejoong.. Saat membuka matanya ia dapat merasakan deru nafas Jaejoong yang menggebu dengan bibir indah yang sedikit terbuka.. Ia colek adonan itu dengan telunjuknya, dan ia peperkan di bibir Jaejoong.. Kini Yunho beralih menjilati adonan di bibir Jaejoong.. Kini ia lebih bergairah.. Ia menekan sedikit tubuh Jaejoong.. Erangan tertahanpun keluar dari bibir Jaejoong.. Membuat Yunho semakin menggebu-gebu.. Ia mainkan lidahnya di setiap dinding mulut Jaejoong.. Mereka berdua begitu menikmati..
"AKU PULANG..", teriak Changmin memecah kehangatan yang akan mencapai puncaknya..
Terkejut akan teriakan Changmin, dengan cepat Yunho melepas cengkramannya, kembali duduk sambil membaca koran.. Sementara, Jaejoong kembali mengaduk adonan kuenya agar terlihat seperti tidak terjadi apa-apa..
----End of The Flashback----
Yunho tertawa membayangkannya..
"Anakmu mengganggu saja Honey.. Ah kau cepatlah pulang.. Aku menginginkannya lagi..", pikiran nakal Yunho memenuhi otaknya..
Selesai mandi Yunho beranjak tidur.. Namun matanya enggan terpenjam, ia memutuskan membaca buku seperti biasanya..
Ia melirik ke arah sampingnya, tempat biasa Jaejoong tidur..
"Kau dimana Honey? Tidak biasa aku tidur tanpa melihat wajahmu sebelumnya..", Yunho berkata sendiri.. Lalu melanjutkan membaca..
----Flashback----
Jaejoong merebut buku yang sedang dibaca Yunho, Yunho menatap kesal padanya..
"Membaca terus, apa kau tidak merindukanku?", sindir Jaejoong dengan manja pada Yunho..
"Kau ini kembalikan bukuku.. Aku sedang membaca honey.. Jangan ganggu..", kesal Yunho..
Jaejoong tidak menggubris Yunho, dan sengaja meletakan buku Yunho di meja samping Yunho.. Sehingga tubuhnya menekan Yunho, sambil mengedipkan mata nakalnya..
"Jadi ini maksudmu menggangguku?", dengan nada yang berpura-pura kesal..
Yunho langsung memeluk tubuh Jaejoong, dan sekarang ia yang berbalik menindih tubuh Jaejoong.. Dengan mata liar dan senyum liciknya, Yunho memerangkap Jaejoong dengan tubuhnya..
"Habis kau lebih senang melirik bukumu daripada aku..", protes Jaejoong dengan nada bicara yang sangat manja..
"Jadi kau mau apa sekarang?", tanya Yunho berpura-pura bodoh..
"Aku mau dirimu..", Jaejoong berkata begitu menggoda..
----End of The Flashback----
Yunho tersenyum geli mengingatnya, tapi tak terasa setetes air mata jatuh ditengah senyumnya.. "Aku rindu manjamu honey.. Aku merindukanmu.. Pulanglah, paling tidak beri aku petunjuk dimana aku bisa menemukanmu..", ujar Yunho lemah..

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 46 - Part 50..

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 46

Dua minggu sudah berlalu sejak pertengkaran Jaejoong dan Hyun Joong malam itu, namun tidak membuat senyum ceria Jaejoong menghias selalu di bibirnya.. Walau ia menutupi semua kesedihannya, tapi itu terlihat ketika ia terlalu sering melamun ditengah kegiatannya..
"Mommy, masakanmu!", Changmin menegur mommynya yang melamun saat memasak..
"Iya apa Minnie?", Jaejoong kaget dan terlepas dari lamunannya, namun ia belum sadar masakannya sedikit hangus..
"Masakanmu itu hangus.."
Dengan cepat Jaejoong langsung mematikan kompornya..
"Mommy kenapa sih?", tanya Changmin heran..
"Aku hanya kurang sehat..", Jaejoong tersenyum..
"Akhir-akhir ini kau sering melamun mom.. Yasudah mommy istirahat, tidak usah memasak lagi.."
"Aku baik-baik saja.. Sudah biar aku buatkan makanan lagi.. Kau pasti lapar baru pulang sekolah..", kata Jaejoong..
"Mommy..", bentak Changmin.. "Kalau kau sakit, aku akan dimarahi dady. Aku bilang mommy harus istirahat..", marah Changmin..
Lalu ia memapah Jaejoong membawanya duduk di sofa ruang keluarga..
"Iih kenapa kau jadi seperti dadymu sih?", kesal Jaejoong, lalu memukul pelan kepala Changmin..
"Karena aku menyayangimu..", Changmin tersenyum lalu mencium pipi Jaejoong..
Jaejoong terlihat senang, ia memeluk Changmin.. "Mommy mencintaimu Min.. Beruntungnya Mommy memiliki anak sepertimu.. Terimakasih.."
"Mommy jangan seperti ini.. Lepaskan, aku bukan anak kecil lagi..", Changmin mencoba melepas pelukan Jaejoong..
"Kau malu ya dipeluk olehku lagi?", tampak raut kecewa saat itu juga dari wajah Jaejoong..
"Mommyy, aku kan hanya bercanda..", sesal Changmin tidak tega melihat mommynya..
....
"Key apa Hyun ada?", tanya Jaejoong melalui telepon..
"Ada, sebentar aku panggilkan..", saut Key dibalik telepon..
"Gomawo Key.."
"Hyun ada telepon dari Joonggie!", sedikit berteriak, dan terdengar oleh Jaejoong..
"Bilang saja aku sudah tidur..", teriak Hyun Joong dari dapur..
"Mian, sepertinya ia sedang mandi.. Nanti aku akan menyuruhnya meneleponmu balik..", Key merasa tidak enak sekali..
"Tidak apa-apa, yasudah kalau begitu..", Jaejoong menutup teleponnya..
"Huh, kau benar-benar marah Hyun..", batin Jaejoong..
....
"Hyun, tidak benar kau seperti ini..", Key menghampiri Hyun Joong sambil memperlihatkan ponsel yang berada di tangannya.. "Sudah sebelas panggilannya yang kau abaikan..", tambah Key..
"Aku tidak mendengar..", eles Hyun Joong..
"Lalu kenapa kau menolak bicara dengannya tadi? Jangan bohong padaku..", marah Key..
Hyun Joong hanya diam dan berpura-pura mengerjakan sesuatu..
Key membalikan tubuh Hyun Joong agar menatapnya, "Telepon dia sekarang!", suruh Key dengan serius dan meletakan ponsel Hyun Joong di tangannya..
Hyun Joongpun menuruti kata istrinya, ia menelepon Jaejoong.. Key meninggalkan Hyun Joong sendiri.. Tak lama Jaejoong mengangkat..
"Ada apa?", tanya Hyun Joong dingin..
"Kau masih marah Hyun?", tanya balik Jaejoong lemas..
"Tidak usah basa-basi.. Apa yang ingin kau katakan?", sinis Hyun Joong..
"Jangan seperti ini Hyun, aku mohon!", pinta Jaejoong tulus..
"Apa kau sudah akhiri hubunganmu dengannya?", nada bicara Hyun Joong mulai tenang..
"Belum, aku masih belum bisa melepasnya..", jawab Jaejoong terbata-bata.
"Kalau begitu jangan pernah menghubungiku, sampai kau bisa melepasnya..", Hyun Joong langsung mematikan panggilan teleponnya..
Hyun Joong membanting ponselnya ke sofa, "Sial, aku kasar sekali padanya..", geram Hyun Joong pada dirinya sendiri.. Iapun menjatuhkan tubuhnya ke sofa, menutup wajahnya dengan kedua tangannya..
"Maafkan aku Joong, tapi ini demi kebaikanmu juga..", kata Hyun Joong berkata sendiri..
Di sisi lain Jaejoong begitu tak kuasa dengan sikap Hyun Joong..
"Hyun seperti itukah?", Jaejoong tertunduk lesu, matanya memerah menahan tangis.. "Harus ku selesaikan semuanya.."
Lalu ia mendial nomor Yoo Chun, cukup lama ia menunggu Yoo Chun mengangkat teleponnya..
"Halo..", sapa Yoo Chun..
"Chun..", Jaejoong seakan menahan berkata, ia mengambil nafas..
"Ada apa sayang? Kau rindu padaku ya?", nada genit Yoo Chun terdengar menggoda..
"Chun, jangan berkata seperti itu.. Aku ingin bertemu denganmu, bisa kau datang kerumahku besok? Aku mohon..", pinta Jaejoong begitu lemah..
"Iya aku akan kerumahmu, ada apa denganmu Joong?", tanya Yoo Chun heran..
"Besok saja aku ceritakan.. Selamat malam..", Jaejoong langsung memutus pembicaraan mereka di telepon.. Dan ia menatap lama ponselnya..
"Kau belum tidur honey?", tanya Yunho yang baru masuk kamar..
Jaejoong tersenyum.. "Bunny..", panggil Jaejoong..
"Iya apa?", saut Yunho sambil menarik selimutnya..
Jaejoong diam, bahkan lebih sering menelan ludahnya..
"Kok malah diam, dasar aneh..", Yunho mengacak-acak rambut Jaejoong..
"Bun, maafkan aku..", Jaejoong menangis..
"Ada apa denganmu honey?", tanya Yunho heran..
Jaejoong menggenggam erat tangan Yunho.. "Aaa, aku telah mengkhianatimu dengan Yoo Chun.. Maaf..", kata Jaejoong terbata-bata..
"Apa?", Yunho tidak menyangka, ia melepas kasar tangan Jaejoong..
"Aku tau aku salah, memang aku bodoh.. Aku tau aku tak pantas untuk kau maafkan.. Tapi aku mohon..", wajah Jaejoong begitu menyedihkan.. Ini pertama kalinya Jaejoong begitu menangis setelah kematian kedua orangtuanya tiga belas tahun yang lalu.. Semuanya ia tumpahkan saat itu juga..
Yunho tidak berkata apapun ia berdiri dari tempat tidur pergi keluar kamar dan membanting pintu begitu keras..
Jaejoong menatap miris, "Benar katamu Hyun, aku akan menyesal.."
Jaejoong menutup wajahnya dengan tubuh yang bergetar..













Fan Fiction... YunJae's Family... Part 47


Pagi hari saat Jaejoong terbangun, ia tidak menemukan Yunho disampingnya..
"Dia tidak disini tadi malam..", batin Jaejoong..
Ia pergi ke kamar Changmin dan berharap Yunho disana, tetapi ia tidak menemukannya.. Jaejoong membangunkan Changmin karena sudah pagi..
"Minnie bangun..", berteriak pelan sambil membuka tirai jendela kamar Changmin..
Changmin membuka matanya pelan karena tersorot sinar matahari yang masuk ke kamarnya..
Jaejoong mencium pipi Changmin, "Have a great day sayang, ayo bangun..", menarik Changmin bangun untuk segera mandi..
Changmin hanya tersenyum, Jaejoong yang yakin Changmin sudah masuk kamar mandipun keluar.. Ia masih mencari Yunho ke seluruh sudut rumah..
"Mobilnya ada, berarti dia dirumah.. Tapi kau dimana?", batinnya saat melihat ke bagasi rumah..
"Atap rumah, ku harap kau disana..", Jaejoong menampakan raut cemasnya..
Ia langsung ke atap rumah, dan melihat Yunho tidur bergeliat di lantai papan seperti menahan dingin semalaman berada di tengah udara malam..
Jaejoong mendekati Yunho, ia menatap sendu Yunho, "Tidak seperti ini bun..", lalu menyentuh pipi Yunho..
Yunho terbangun karena merasakan sentuhan di wajahnya, saat benar-benar sadar dan melihat Jaejoong dihadapannya wajahnya langsung berubah penuh amarah.. Ia langsung menepis kasar tangan Jaejoong dari wajahnya.. "Aku mau mandi..", kata Yunho dingin meninggalkan Jaejoong yang tersayat hatinya sendiri.. Tanpa disadari sebutir air mata jatuh menyentuh tangannya, ia langsung menghapus air matanya dan menghela nafas panjang..
....
"Minnie, bunny makanan sudah siap, ayo turun..", panggil Jaejoong dari dapur..
Changmin sudah turun, dan langsung duduk manis di meja makan menunggu Yunho.. Tak lama Yunho turun, tapi sepertinya ia buru-buru..
"Minnie aku buru-buru, jadi kau berangkat sendiri ya.. Aku pergi..", Yunho berkata sambil membuka pintu rumah..
"Tidak sarapan dulu?", tanya Jaejoong menahan Yunho..
"Aku buru-buru..", jawab Yunho singkat..
"Aku bawakan untukmu, sebentar bun.."
"Aku bilang tidak perlu Joong, aku bisa sarapan di kantor..", jawab Yunho sinis, ia langsung ke mobilnya dan pergi..
"Joong? Begitukah?", batin Jaejoong ingin menangis..
Changmin bertanya-tanya akan tingkah dadynya..
"Dady kenapa Mom?", heran Changmin..
"Entahlah, sudah kau makan saja Min..", Jaejoong menutupi masalah sebenarnya..
Changmin mengangguk dan melanjutkan makannya..
....
Hari sudah malam, Changmin menyantap makan malamnya ditemani Jaejoong..
"Mom makanlah, tadi sore mommy tidak makan.. Tadi pagipun cuma sedikit, sekarang mau tidak makan lagi..", protes Changmin pada mommynya..
"Iya pasti mommy makan, nanti bersama dady.. Kau tenang saja, lagipula tadi siang kan aku sudah makan..", Jaejoong berbohong, kenyataannya baru selembar roti tawar yang masuk ke perutnya hari ini.. Ia tidak punya nafsu makan sama sekali..
"Benar ya?", Changmin memastikan dengan memicingkan matanya..
"Iya.."
Selesai makan Changmin langsung naik ke kamarnya, banyak tugas yang harus dikerjakan..
Tapi Yunho belum pulang, Jaejoong terus menunggunya..
Jaejoong melihat jam dinding di ruang keluarga, jam menunjukan jam 9 malam..
"Sudah satu jam kau terlambat pulang bunny..", Jaejoong cemas.. Televisi menyala tetapi tidak ada yang menonton, karena Jaejoong terus melihat pergerakan jarum jam dan pintu rumah menanti Yunho..
Jam 1 malam, Yunho tetap belum pulang..
"Sudah lewat tengah malam, kau dimana?", Jaejoong tetap pada kekhawatirannya yang begitu menghantui pikirannya..

CEEKKKLLEEK..
Pintu rumah dibuka dari luar, spontan Jaejoong langsung menengok ke arah pintu.. Yunho muncul dari balik pintu, dia begitu berantakan.. Rambutnya acak-acakan, jasnya ia letakan di pundak, kemeja yang dipakainya kusut tak rapih, matanyapun merah seperti orang yang terlalu banyak minum..
"Kau baru pulang..", ada kelegaan yang terpancar dari wajah Jaejoong..
Yunho melenggang ke kamar tanpa perduli kata-kata Jaejoong yang menatapnya sedih.. Dia mabuk, aroma tajam alkohol tercium dari tubuhnya.. Jalannya sempoyongan, tingkahnyapun seperti tanpa akal..
Di tangga Yunho terjatuh, dengan cepat Jaejoong membantunya bangun..
"Lepaskan aku, aku bisa sendiri..", Yunho menolak bantuan Jaejoong.. Tetap dengan jalan yang sempoyongan, Yunho sampai di kamarnya..
Yunho menjatuhkan dirinya ke tempat tidur, dan memejamkan matanya.. Jaejoong membenarkan letak tidur Yunho, lalu menarik selimut untuk menghangatkan Yunho sambil menangis melihat suaminya yang seperti ini..
"Jangan menyiksa dirimu Bunny, ini semua salahku.. Biar aku saja yang kau hukum, tidak kau..", Jaejoong hanya menatap wajah Yunho dari dekat, tanpa berani menyentuhnya.. Air matanyapun jatuh tepat di wajah Yunho..
"Kenapa kau begitu tega padaku honey? Memang aku bukan yang terbaik, tapi aku selalu berusaha jadi yang terbaik untukmu.. Tapi mengapa kau patahkan semuanya..", Yunho mengigau saat tertidur.. Air matapun keluar dari kedua matanya, ia menangis dalam tidurnya..
Jaejoong yang mendengar itu, semakin merasa bersalah.. Kata-kata Yunho begitu mengiris hatinya..
Jaejoong berlari keluar kamar, ia menyenderkan dirinya ke tembok dan pelan-pelan terduduk di lantai meluapkan semua tangisannya..
"Kau memang yang terbaik, akulah yang bodoh menyia-nyiakan semuanya..", Jaejoong menggigiti jari telunjuknya sampai terluka dan mengeluarkan darah tapi Jaejoong tidak perduli..
Persetan dengan rasa sakit yang ia dapat akibat gigitannya yang semakin melukai telunjuknya.. Baginya tidak sebanding dengan semua penderitaan yang ia buat sendiri..















Fan Fiction... YunJae's Family... Part 48


Pagi-pagi Changmin keluar kamar, dan melihat Jaejoong tertunduk dengan jari telunjuk yang berdarah.. Ia yang panik langsung menghampirinya..
"Mommy! Apa-apaan ini, tanganmu..", begitu panik.. Jaejoong menghapus airmatanya ketika tau Changmin mendekatinya..
Changmin langsung pergi mengambil kotak obat di dapur..
Saat kembali ia tidak menemukan ibunya ditempat semula.. Ia masuk ke kamar YunJae..
"Dady bangun..", Changmin membangunkan ayahnya.. Yunho membuka matanya perlahan..
"Mommy mana?", tanya Changmin.. Yunho hanya menggelengkan kepalanya setengah sadar..
Jaejoong keluar kamar mandi setelah mencuci wajahnya.. Ia tersenyum, ia tidak ingin Changmin dan Yunho melihat keadaannya yang begitu kacau..
"Mommy aku mencarimu, kemarikan tanganmu..", sambil menarik Jaejoong duduk di tempat tidur, lalu mengobati tangan Jaejoong..
Yunho tidak bertindak, ia hanya melihat apa yang terjadi..
"Kau hanya diam padahal aku terluka..", batin Jaejoong yang menatap Yunho..
"Aku mandi dulu ya..", pamit Yunho langsung berdiri masuk kamar mandi..
"Itu pasti sakit..", batin Yunho saat mengingat tangan Jaejoong yang terluka..
....
Yoochun terus memikirkan pertemuannya kemarin dengan Jaejoong..
----Flashback----
"Sayang..", senang Yoo Chun saat Jaejoong membukakan pintu..
Jaejoong hanya tersenyum.. Lalu Yoo Chun masuk.. Tanpa basa-basi Jaejoong langsung mengutarakan maksudnya..
"Aku tidak bisa melanjutkan semuanya, cukup disini Chun..", wajah Jaejoong begitu serius..
"Maksudmu apa? Aku baru datang tapi wajahmu seperti ini..", Yoo Chun menyenggol Jaejoong untuk menggoda..
"Aku serius Chun, aku ingin akhiri semuanya.. Yunho sudah tau, aku memberitahunya.. Aku tidak ingin benar-benar kehilangan kalian..", Jaejoong berusaha tegar saat mengatakannya..
"Apa? Joong kenapa kau tidak bicara dulu padaku.. Apa kau tidak berpikir tentangku?", Yoo Chun begitu kecewa..
"Aku sudah memikirkan semuanya Chun.. Kau, keluargaku, keluargamu, bahkan keluarga Hyun.. Aku tidak ingin merusaknya..", nada bicara Jaejoong lemah..
"Tapi aku.."
Belum selesai Yoo Chun berkata, Jaejoong sudah memotongnya, "Dari awal ini sudah salah.. Apa kau tidak berpikir tentang kak Junsu? Kyuhyun? Aku mohon..", Jaejoong menatap sendu Yoo Chun..
"Entahlah, aku pulang Joong..", hati Yoo Chun seakan tertusuk oleh perkataan Jaejoong, ia membuka pintu dan pergi..
Belum jauh Yoo Chun melangkah.. Jaejoong menahannya dengan memeluk Yoo Chun.. "Aku mencintaimu.. Tapi aku juga mencintai keluargaku dan persahabatanku dengan keluargamu dan Hyun.. Aku harap kau bisa mengerti..", bisik Jaejoong pada Yoo Chun.. Yoo Chun hanya tersenyum lalu pergi melajukan mobilnya..
----End of the Flashback----
"Memang aku yang salah dari awal..", jerit batin Yoo Chun..
"Kau ini kenapa sih?", Junsu mengagetkan Yoo Chun.. "Masih pagi sudah aneh, tidak mau masuk kantor sekarang kau melamun..", heran Junsu pada Yoo Chun..
Yoo Chun hanya tersenyum, "Jun aku mau tanya..", kata Yoo Chun..
"Apa?"
"Selaama ini apa yang kau pikirkan tentangku?", Yoo Chun melanjutkan perkataannya.. Junsu semakin tidak mengerti dengan suaminya..
"Kau ini, jangan buat aku harus berpikir..", Junsu bergurau..
"Tidak perlu berpikir, bilang saja apa yang pertama kali kau pikirkan tentangku..", Yoo Chun benar-benar serius..
Junsupun ikut serius, ia menatap Yoo Chun..
"Kau benar-benar ingin tau?"
Yoo Chun mengangguk..
"Aku selalu berpikir kau tidak mencintaiku..", selesai berkata Junsu langsung berlari masuk ke kamar..
"Itu yang ku maksud Jun..", Yoo Chun bergumam sendiri sambil memandang Junsu yang pergi meninggalkannya..
Dikamar Junsu menangis..
"Mengapa kau tanyakan itu Chun, kau membuka lukaku..", Junsu menutup wajahnya dengan bantal..
Yoo Chun menyusul Junsu ke kamar.. Junsu menenggakan wajahnya saat Yoo Chun menyentuh pundaknya..
"Maaf..", kata Junsu..
"Jadi itu yang kau pikirkan? Kalau memang benar, aku ingin kau membantuku..", Yoo Chun menghapus air mata Junsu..
"Maksudmu apa?", tanya Junsu..
Yoo Chun menelan ludahnya..
"Aku ingin kau mengajariku untuk lebih mencintaimu.. Agar aku tidak lagi mengecewakanmu..", Yoo Chun terdiam sejenak.. "Maaf aku telah mengkhianatimu..", lanjut Yoo Chun menundukan wajahnya.. Namun Junsu malah tersenyum..
"Aku tau.. Kau ingin mengatakan kau menduakanku dengan Joonggie kan? Sudah lama aku tau tentang ini.."
Yoo Chun sontak terkejut..
"Wajahmu, kau terkejut? Akupun begitu..", canda Junsu..
"Kau tidak marah Jun?", heran Yoo Chun..
Junsu menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku malah senang.. Karena memang ini yang aku tunggu, kau akui ini padaku.. Cukup itu saja.. Lagian kau kan memintaku untuk mengajarimu mencintaiku, kalau aku marah bagaimana aku mengajarimu..", Junsu menyembunyikan perasaannya yang sesungguhnya, sebenarnya saat ini hatinya menangis..
Yoo Chun langsung memeluk Junsu, saat itu Junsu meneteskan air matanya, dan dengan cepat dihapusnya saat Yoo Chun melepas pelukannya..
"Tapi kau salah Jun, walaupun masih ada dia disini.. Aku tetap mencintaimu..", Yoo Chun menarik tangan Junsu dan diletakan di dadanya..
"Iya aku salah.. Pelajaran pertama untukmu.. Kau harus jujur pada dirimu dan aku, kalau kau ingin mencintaiku lebih..", tersenyum manis..
"Aku mencintaimu.. Aku sudah jujur padamu..", Yoo Chun tersenyum licik..
"Bohong lagi..", protes Junsu..
"Aku jujur, kau tidak percaya sekali..", kesal Yoo Chun.. "Jun, bagaimana kau tau tentang ini?", heran Yoo Chun penasaran..
"Jangan kau bahas ini lagi aku mohon..", pinta Junsu lemah..
"Baiklah..", Yoo Chun mengerti..














Fan Fiction... YunJae's Family... Part 49


Di kantor Yunho mencoba berkonsentrasi pada perkerjaannya, tapi tidak bisa ia geram akan Jaejoong..
"Andai aku tidak melihatnya, mungkin aku bisa memelukmu saat ini..", Yunho mengepalkan tangannya dan memukul meja kerjanya..
"Enyah kau dari pikiranku..", Yunho berteriak marah.. Sampai sekretaris pribadinya masuk ke ruangan..
"Ada apa pak?", tanya Choi Ahn ka sekretaris pribadinya..
"Tidak, sudahlah..", jawab Yunho..
"Baik, kalau ada apa-apa panggil saja.. Permisi..", pamit Choi Ahn Ka sopan dan keluar ruangan dengan penuh tanya..
"SIAL..", Yunho bergumam, sambil mengurut dahinya lalu memejamkan matanya..
----Flashback----
Di kantor Yunho sudah memutuskan untuk melupakan masalahnya dengan Jaejoong..
Dan ia juga memutuskan untuk pulang cepat, iapun sudah menyiapkan bunga mawar putih untuk Jaejoong..
"Ah honey aku tidak sabar bertemu denganmu..", senang Yunho saat sedang menyetir mobilnya, lalu mengambil bunga mawar putih yang ia letakan di jok sampingnya dan mencium bunga itu..
"Harumnya tidak seharum aroma tubuhmu.. Aku merindukannya.."
Yunho masih terlihat sangat senang sampai ia mengerem mendadak mobilnya..
"Jadi begini semuanya.. Kupikir kau menyesal, tapi kau masih dengannya.. Aku baru tau kau yang sebenarnya, wanita sia....", Yunho tidak sanggup melanjutkan kata-katanya yang mencaci Jaejoong.. Yunho benar-benar marah melihat Jaejoong yang sedang berpelukan dengan Yoo Chun di halaman rumah mereka..
"Seharusnya aku tidak pernah berpikir tentang ini..", mengambil bunga mawar putih itu dan membuangnya ke luar, ia memutar balik mobilnya dan melindas bunga mawar yang sudah disiapkan..
Ia kacau, ia melajukan mobilnya tanpa arah tujuan.. Sampai hari sudah malam ia baru menghentikan mobilnya di sebuah bar.. Ia habiskan semalaman disana untuk menghilangkan depresinya dengan cara mabuk-mabukan..
----End of The Flashback----
Ingatannya tentang kejadian kemarin terputus saat telepon kantornya berdering..
"Ada apa Ahn?", tanyanya..
"Maaf pak ada telepon..", beritahu Choi Ahn Ka..
"Sambungkan..", pinta Yunho..
Yunhopun disambungkan dengan si penelepon..
"Halo..", sapa Yunho.
Tapi tidak ada jawaban dari si penelepon, Yunhopun bingung..
"Halo..", sapa Yunho lagi..
"Bunny..", jawabnya..
"Oh kau.. Mau apa?", tanya Yunho ketus..
"Aku hanya ingin minta maaf.."
"Aku tidak membutuhkannya..", Yunho semakin ketus..
"Aku tau.. Tapi aku hanya ingin minta maaf, karena hanya lewat telepon aku bisa bilang ini secara langsung.. Itupun kalau kau mau mendengarkanku..", Jaejoong menahan tangisnya..
"Sayangnya aku tidak mau mendengarkanmu, Joong..", Yunho menutup teleponnya keras.. Jaejoong terkejut mendengar bunyi telepon yang ditutup..
"Kau kira aku bisa kau bodohi lagi Joong..", kali ini Yunho mengeluarkan air matanya..
....
Saat pulang Changmin mendapatkan keadaan rumah kosong..
"Pasti mommy pergi, aku makan ramen lagi deh..", ujar Changmin ringan..
Changmin naik ke kamarnya, dan merebahkan dirinya ke tempat tidur.. Tapi ia malah benar-benar tertidur dengan seragam dan sepatu sekolah yang masih dikenakan..
Saat hari sudah malam, barulah ia terbangun..
"Aku tertidur, ketawan mommy bisa kena omel nih..", katanya bicara sendiri dan tertawa karena membayangkan Jaejoong mengomelinya karena masih mengenakan seragam..
Iapun segera mandi, setelah selesai mandi iapun turun.. Ternyata ia masih sendiri dirumah..
"Ah mommy lama sekali..", kesal Changmin..
Changmin menyalakan televisi sambil menunggu orangtuanya pulang..

Krkrkrrkk..
Perut Changmin berbunyi tanda lapar, tapi ia malas sekali untuk memasak, terpaksa dia hanya menyemil dan tetap menunggu mommynya datang..
"Aku lapar, coba ada Kyuhyun.. Pasti dia akan menggantikan mommy memasak.. Lagian Mommy kemana sih? Senang sekali membuatku kelaparan..", gerutu Changmin..
Changmin mengecek keluar rumah, tidak ada tanda-tanda kedatangan orangtuanya.. Saat melihat garasi..
"Mobilnya ada.. Mana pernah mommy pergi tanpa mobilnya.. Berarti dia sudah pulang, aah menyebalkan, tidak memberitahuku..", kesal Changmin.. Iapun langsung pergi ke kamar YunJae untuk mengomeli mommynya yang tidak memberitahu kalau sudah pulang..
Changmin membuka pintu kamar YunJae dengan kesal..
....
Yoo Chun sedang merasakan hawa malam di teras belakang rumahnya..
"Bagaimana denganmu ya? Kemarin aku tidak tanyakan tentangmu dan Yunho.. Apa kalian baik-baik saja? Kuharap begitu, jika tidak aku akan sangat bersalah..", rasa penasaran ini yang sedang jadi pikiran utama Yoo Chun..
Yoo Chunpun menelepon ponsel Jaejoong, ia berharap bisa menghilangkan semua rasa penasarannya.. Namun tidak sesuai harapan, ponsel Jaejoong tidak bisa dihubungi..
"Kenapa kau matikan ponselmu disaat seperti ini..", eluh Yoo Chun..
....
Yunho membuka pintu rumah dengan malas, seakan ingin tak ingin menginjakan kakinya dirumah yang terdapat Jaejoong didalamnya..
"Baguslah, ku kira aku akan langsung melihat wajah memelas yang memuakan itu saat aku membuka pintu..", batin Yunho yang tidak melihat siapa-siapa di lantai bawah..
Tak lama telepon rumah berdering, Yunhopun mengangkatnya..
"Halo..", sapa Yunho..
"Yun apa Jaejoong ada?", nada bicaranya gugup, seperti takut berkata..
"KAU.. Sudah ku bilang dari awal jangan ganggu istriku.. Ternyata salah, bukan hanya kau, diapun juga.. Telepon saja ponsel pacarmu..", sindir Yunho lalu menutup teleponnya..
"Tidak kau, tidak Yoo Chun semua memuakan..", kesal Yunho..
Yunhopun memutuskan ke kamarnya, ia ingin mandi.
Namun ia melihat Changmin menangis di depan kamar YunJae..














Fan Fiction... YunJae's Family... Part 50

Yunho menghampiri Changmin yang menangis..
"Kau kenapa Minnie?", tanya Yunho panik.. Changmin tidak menjawab namun ia malah menyodorkan sebuah surat yang diamplopnya bertuliskan TO: MINNIE.. Dan Yunhopun membacanya..
---------------------
Minnie..
Maaf ya mommy menitipkan surat ini lewat dady..
Mommy pergi dulu, kau tidak usah mencari mommy..
(Hahahaha, mommy terlalu percaya diri memangnya kau akan mencari mommy..)
Mommy bercanda Min..

Mommy sudah siapkan makanan di meja makan, kau pasti lapar saat pulang sekolah..
Apa kau sudah memakannya?
Kalau belum, sebelum dimakan kau panaskan dulu karena pasti sudah dingin..
Jangan lupa ganti seragammu, kau selalu saja lupa..
Jangan terlalu lama didepan komputermu nanti matamu lelah..

HEY MINNIE, jangan menangis seperti itu.. Nanti aku juga menangis..
Kau harus jadi pria yang tegar seperti dadymu..
Kau mau janji ini pada Mommy..
Aku mohon, agar aku tidak khawatir..

Minnie, selama Mommy tidak ada, tolong ingatkan dadymu untuk selalu makan ya..

Mommy pasti akan merindukanmu..
-AKU MENCINTAIMU, MINNIE-
---------------------
Yunho memasukan kembali surat itu ke dalam amplop.. Ia menahan tangisnya, karena tidak ingin menambah kesedihan pada Changmin..
"Mommy pergi dad, kenapa ia pergi?", kata Changmin menangis.. Yunho memeluk Changmin, "Mommy bilang kau tidak boleh menangis Min.. Kau tidak ingin dia khawatir kan?", ternyata air mata Yunho jatuh juga saat memeluk Changmin, ia langsung menghapusnya..
"Hapus air matamu! Kau sudah makan masakannya?", tanya Yunho sambil tersenyum.. Changmin menggelengkan kepalanya..
"Kalau begitu dady panaskan dulu, kau ke kamar mandi sana, cuci mukamu..", suruh Yunho.. Yunhopun turun ke dapur..
"Dady suratmu masih ku letakan di tempat tidurmu..", beritahu Changmin sedikit menahan dadynya, Yunho hanya tersenyum..
Selesai Changmin mencuci mukanya, ia turun..
"Makan Min! Mommy masak banyak sekali, sepertinya ia tau kalau kau sangat lapar..", Yunho mencairkan suasana..
"Seharusnya dari kemarin aku sudah menyadari kalau kalian bertengkar..", Changmin tidak merespon kata-kata Yunho, ia malah mengganti topik pembicaraan..
"Minnie.."
"Iya, seharusnya aku tau itu dad.. Agar aku bisa menemani mommy..", Changmin kembali menangis..
"Jadi kau ingin meninggalkanku juga Min?", tanya Yunho..
"Bukan begitu maksudku dad..", Changmin merasa perkataannya membuat dadynya salah paham..
"Cukup aku kehilangan dia, tidak denganmu.."
Yunho langsung pergi ke kamarnya meninggalkan Changmin..
"Dady bukan seperti itu..", teriak Changmin namun tidak digubris Yunho..
Yunho membuka pintu kamarnya perlahan, dan berjalan menuju tempat tidurnya.. Ada surat yang tergeletak disana.. Yunho mengambil surat beramplopkan warna hijau itu dan mulai membacanya..
---------------
Dear Bunny..
Kau menyukai warna amplop surat ini kan? Warna hijau ini warna kesukaanmu..
Tidak penting ya?
Soalnya aku tidak tau mau bicara apa.. Terlalu banyak yang ingin aku katakan..

Awalnya aku berusaha menerima hukumanku darimu.. Tapi ternyata aku tidak sanggup.. Ijinkan aku menghukum diriku sendiri ya bun..

Semua memang salahku, seharusnya dari awal aku berpikir akan ini..
Sekarang kita berdua tau, akulah yang tidak pantas untukmu..

Kau ingat dulu saat sekretarismu mengganggumu aku marah padamu, ku kira kau mengkhianatiku.. Tapi ternyata sekarang aku yang mengkhianatimu..
Bodoh kan aku?
Padahal kau suami terbaik di seluruh dunia..

Maukah kau memaafkanku?
Pertanyaanku ini lebih bodoh ya..
Tentu saja tidak, Jaejoong kau memang bodoh..

Kau terlalu baik bunny, seharusnya kau bunuh saja aku.. Aku lebih pantas mati dalam dosa kan?

Aku mencintaimu, sangat mencintaimu..

Terimakasih untuk kalung kita, aku akan menjaganya untuk mengenangmu..

Oh ya, bila kau melihat tiga bintang dilingkaran itu lagi, titip maaf dariku karena aku telah membuat satu bintang redup..

Aku pergi dulu ya bunny..
Karena hukumanku sebentar lagi akan dimulai..

Jangan lupa makan, aku tidak ingin kau sakit..

Maaf aku belum sempat melunasi hutangku..
Entah bisa atau tidak aku melunasinya..
Hahahahaha, kurasa tidak..

Aku titip Minnie, tolong jaga dia untukku..

Sampaikan juga maafku pada Hyun, aku tidak bisa mengatakannya langsung..

Jaga dirimu dan Minnie, jangan lupa..

Satu lagi tolong berikan surat yang satu lagi untuk Minnie, anggap saja ini sebagai permintaan terakhirku.. Dan bilang padanya tolong jangan menyesal mempunyai mommy yang bodoh sepertiku..

Saranghaeyo Yeongwonhi..

Dari: Jaejoong istrimu yang bodoh
---------------
Yunho mendekap erat surat itu..
"Kau memang bodoh honey.. Seharusnya kau tidak meninggalkanku.. Kau bodoh, bodoh.. Aku membencimu..", Yunho menangis sejadi-jadinya sampai mata kecilnya membengkak..
"Jika tau seperti ini, seharusnya tadi aku mendengarkanmu saat di telepon..", sesal Yunho yang mendalam saat emosinya sudah mulai mereda..
"Telepon, iya aku harus meneleponmu.."
Yunho baru teringat untuk menelepon Jaejoong, iapun segera mengambil ponselnya dan mendial nomer Jaejoong..
"Honey, kenapa kau harus matikan ponselmu.. Kalau begini bagaimana aku tau kau ada dimana..", kesal Yunho khawatir..
Tiba-tiba Changmin masuk ke kamar Yunho dan melihat dadynya menangis.. Iapun menghampiri Yunho..
"Dady aku tidak tau ada apa antara kalian, dan akupun tidak ingin tau.. Tapi aku hanya ingin dadyku yang tegar seperti kata Mommy.. Dia pasti kembali, aku yakin itu..", Changmin menenangkan dadynya, namun ia sendiripun menangis..
Akhirnya mereka berduapun menangis karena tak kuat menahannya..