Tuesday, February 16, 2010

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 21 - Part 25..

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 21

Jaejoong kembali memulai program dietnya.. Sore itu dia pergi ke gym untuk aerobic dan fitness rutinnya..
"Eh Joong sudah lama kau tidak kemari.. Sombong sekali..", tanya Taemin, instructur aerobic di gym langganan Jaejoong..
"Sorry Min, kemarin-kemarin aku tidak sempat.."
"Kau kesini merasa gendut lagi? Biasanya kan seperti itu..
"Iya beratku naik lagi Min.. Menyebalkan.. Makanya aku kembali dengan dietku.."

Hari sudah malam, Jaejoongpun sudah selesai dengan kegiatannya.. Ia bergegas pulang.. Saat sedang berjalan menuju mobilnya, seorang pria muda tampan menghampiri Jaejoong..
"Maaf nona.. Kau baru disini? Sepertinya aku baru melihatmu.."
Jaejoong melihat disekitarnya tidak ada orang.. "Kau bicara denganku?"
Pria muda itu menganggukan kepalanya..
"Iya, memangnya ada orang lain disekitar kita.. Oh ya, namaku Cho Jae Jin.. Kau?", mengulurkan tangannya dan disambut uluran tangan Jaejoong..
"Kim Jaejoong"
"Namamu secantik orangnya.."
Jaejoong hanya tersenyum..
"Malam ini kita bisa makan malam bersama?"
"Makan malam? Maaf sepertinya tidak bisa..", Jaejoong menolaknya secara halus.. "Bisa mati aku, kalau Yunho sampai tau tentang ini..", pikir Jaejoong dalam hati..
"Kenapa? Oh Mungkin lain waktu..", tanya Cho Jae Jin alasan akan penolakan Jaejoong..
Sebelum Jaejoong menjawab tiba-tiba seseorang menarik tangan Jaejoong dan berkata.. "Karena istriku harus pulang denganku.."
Jaejoong kaget..
"Istrimu? Maaf..", dengan tampang kecewa ternyata Jaejoong sudah menikah..
Jaejoong langsung ditarik masuk ke dalam mobilnya..
"Apa-apaan kau ini menyeretku..", Jaejoong marah dan ia keluar dari mobilnya..
"Aku hanya menolongmu dari dia.."
"Heeh, menolong.. Tanpa kau, aku bisa menghadapinya.. Maksudmu apa bilang aku istrimu? Kau ini gila.. Siapa yang mengijinkanmu berkata seperti itu!", Jaejoong geram..
"Kau.. Tadi kau diam saat kubilang kau istriku.. Berarti kau setuju.."
Jaejoong sangat kesal namun ia malas beradu argument dengannya karena merasa percuma.. Jaejoong hanya menunjukkan kekesalannya..
"Mengakulah, kau sebenarnya masih mencintaiku.."
"Mencintaimu? Satu-satunya yang aku cintai hanya Yunho, suamiku.. Kau mengerti itu.."
"Kalau begitu katakan bahwa kau tidak mencintaiku.. Tatap mataku.."
"Aku sangat membencimu..", sambil menatap matanya..
"Heeh, (tersenyum) aku tidak minta itu..", lalu ia melingkarkan tangannya pada pinggang Jaejoong dan mendekatkan tubuh Jaejoong padanya.. "Aku minta kau bilang kau tidak mencintaiku..", bisiknya pada Jaejoong..
"Aku tidak mencintaimu.. Kau puas? Sekarang ku minta jauhkan tanganmu dari pinggangku.."
Jaejoong membentak lalu dilepaskanlah pelukan itu..
"Aku tau kau bohong, matamu tidak akan pernah bisa membohongiku.. Tatapan matamu tetap seperti dulu, saat kita masih bersama..", lalu ia pergi meninggalkan Jaejoong..
Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.. Jaejoong tidak masuk ke dalam mobilnya.. Ia malah membiarkan hujan mengguyur seluruh tubuhnya.. Dan Jaejoong menangis sambil menyandarkan diri ke mobilnya..
"Kau orang bodoh Jaejoong.. Sangat bodoh..", ia berteriak mencaci dirinya di tengah hujan.. Lalu ia meninggalkan mobilnya, berjalan di tengah hujan tanpa arah.. Dan tetap menangis.. Akhirnya dia melepon seseorang menggunakan telepon umum pinggir jalan..
"Hyun, bisa temui aku di taman dekat rumahmu sekarang?", pinta Jaejoong yang ternyata menghubungi Hyun Joong..
"Apa bisa nanti malam, aku akan ke rumahmu.. Saat ini aku masih di kantor joong.."
"Yasudah kalau tidak bisa.. Jangan kau paksakan..", Jaejoong sambil menangis..
"Kau menangis? Kalau begitu sekarang aku ke taman.. Kau tunggu sebentar..", Hyun merasa ada sesuatu pada Joonggie.. Ia langsung pergi ke taman.. Dan benar dengan perasaannya, ia mendapati Jaejoong sedang duduk di bangku taman, ia menangis dalam hujan..
"Jaejoong mengapa kau hujan-hujanan?", tanya Hyun Joong khawatir dan ia langsung memayungi Jaejoong..
"Singkirkan payungmu Hyun! Aku lebih suka air hujan menyentuh tubuhku.. Tidak akan ada orang yang tau aku menangis di kala hujan.. Itu membuatku lebih tenang.."
Hyun Joongpun menutup payungnya.. Dan membiarkannya ikut terguyur hujan juga..
"Ada apa? Aku tau, masalah ini berat untukmu..", tanya Hyun Joong..
"Yoo Chun.. Dia kembali dalam hidupku.. Dan itu membuatku gelisah.."
"Semua sudah berubah Joong.. Dia tidak akan mengganggumu lagi.. Jangan khawatir.."
"Kau salah Hyun.. Aku bertemu dengannya tadi dan beberapa hari yang lalu.. Itu yang membuatku gelisah.."
"Mengapa kau baru bilang hal ini padaku?"
"Awalnya aku pikir, ini tidak akan mengganggu pikiranku.. Tapi pertemuanku tadi dengannya membalikan keadaan.. Aku takut dia menggangguku lagi.. Aku takut seperti dulu.. Aku takut dia merebutku dari Yunho seperti dia merebutku darimu.. Aku takut aku akan mencintainya lagi..", Jaejoong terus berbicara tanpa henti..
Hyun Joong memeluk Jaejoong dan Jaejoong membalas pelukannya.. "Aku takut Hyun..", emosi Jaejoong mulai mereda..
"Kenapa kau berbicara seperti itu?"
"Aku sudah dua kali bertemu Yoo Chun.. Dan dia selalu bilang masih mencintaiku.. Kau tau Hyun, setiap kata itu keluar dari mulutnya.. Itu membuat hatiku gelisah.. Pertemuan tadi membuatku seperti ini.. Aku tidak sanggup.. Mengapa setiap kali aku ingin marah, aku tidak bisa.. Aku tidak bisa marah padanya.. Aku benci itu..", Jaejoong betul-betul menyiksa dirinya lewat emosinya..
Lalu Jaejoong pingsan, ia sangat pucat.. Itu membuat Hyun Joong begitu khawatir.. Dan ia langsung melarikan Jaejoong ke rumah sakit terdekat..









Fan Fiction... YunJae's Family... Part 22


Yunho panik saat ia dikabari Hyun Joong tentang Jaejoong yang masuk rumah sakit.. Yunho langsung pergi ke rumah sakit.. Dalam perjalanannya ia menelepon Changmin yang sedang bersama Kyuhyun dan Min Hwan..
"Ada apa?", tanya Kyuhyun yang melihat perubahan sikap Changmin setelah mendapat telepon..
"Mommy masuk rumah sakit.. Tidak apa kan aku membatalkan acara kita? Aku harus ke rumah sakit.."
"Kalau begitu aku ikut..", kata Kyuhyun..
"Aku juga..", sambung Min Hwan yang tak kalah panik dari Changmin..
"Aku akan beritahu Mochin tentang ini.."
Semua berkumpul di rumah sakit..
Yunho, Changmin, Key, Hyun Joong, Min Hwan, Junsu, Kyuhyun, dan tak ketinggalan Yoo Chun.. Mereka sangat mengkhawatirkan keadaan Jaejoong..
"Hyun apa yang sebenernya terjadi?", tanya Yunho yang baru datang..
"Dia pingsan, karena terlalu banyak diguyur hujan.."
"Dan apa kata dokter?", Yoo Chun menyambar pembicaraan..
Semua mata mengarah pada Yoo Chun karena heran dengan tingkahnya..
"Dokter bilang, tubuhnya hanya sedang tidak bisa menerima.. Kesehatannya sedang tidak baik.. Dia hanya terlalu lelah, dan emosinya juga tidak stabil.. Ditambah dia terlalu lama kehujanan.. Karena itu dia ambruk saat ini..", Hyun Joong menjelaskan tentang kesehatan Jaejoong..
"Kalau begitu aku melihatnya dulu..", kata Yunho..
Changmin dan Junsupun ikut masuk ke ruang rawat..
Diluar..
"Aku harus bicara denganmu.. Ikut aku!", kata Hyun Joong pada Yoo Chun.. Lalu Hyun Joong pergi ke basement diikuti Yoo Chun dibelakangnya..
"Apa yang kau perbuat pada Jaejoong?", Hyun Joong terdengar sangat geram..
"Apa maksudmu?"
"Jangan berlagak tidak mengerti..", Hyun Joong menghajar Yoo Chun.. "Kenapa? Kau tidak terima ku hajar kau seperti ini.. Mau membalasku? Silahkan..", tantang Hyun Joong.. "Aku terlalu muak dengan sikapmu Chun.. Kau terus saja mengusik kehidupan Jaejoong.. Kau liat sekarang ini? Itu semua karena kau.. Bisa tidak kau tidak ganggu kehidupan Jaejoong lagi..", lalu Hyun Joong melepaskan baju Yoo Chun.. "Percuma aku bicara dengan orang sepertimu.."
Lalu Hyun Joong pergi meninggalkan Yoo Chun, tapi ia kembali.. "Ingat, jangan ganggu Jaejoong lagi, aku tak akan tinggal diam bila kau mencoba merebutnya dari Yunho sepertiku dulu..", ancam Hyun Joong sebagai kata-kata terakhirnya, lalu ia pergi meninggalkan Yoo Chun..
Yoo Chun hanya diam berdiri menerima perlakuan Hyun Joong tanpa melakukan apa-apa..
"Itu membuatku semakin ingin mengambil cinta Jaejoong lagi Hyun..", kata Yoo Chun sambil tersenyum sepeninggal Hyun Joong..
Yunho keluar dari ruang rawat Jaejoong.. Changmin dan Junsu sudah lebih dahulu keluar..
"Key bisa kau temani Jaejoong! Aku tidak tahan melihatnya..", pinta Yunho dengan mata yang sembab..
"Iya, kau tak perlu khawatir.."
Key masuk ke dalam ruang rawat ditemani Kyuhyun..
"Aku beli minum dulu..", kata Changmin.. Dan ia pergi ke kantin rumah sakit bersama Min Hwan.. Meninggalkan Yunho dan Junsu berdua..
Junsu memulai pembicaraan..
"Bagaimana kabarmu?", tanya Junsu..
"Ya seperti yang kau lihat.. Aku baik sepeninggalmu.."
"Kau masih canggung padaku.."
"Hanya perasaanmu saja.."
"Iya mungkin.. Soal dulu maaf tidak memberimu kabar.."
"Tidak usah kau pikirkan itu lagi.."
Dan keheningan terjadi diantara mereka, itu terlalu lama..
"Sebenarnya aku menunggu kabarmu.. Aku merasa kau terlalu penting dalam hidupku.. Tapi sudahlah, semua terlambat.."
"Maaf, saat itu aku tidak bisa memberimu kabar?"
"Apa karena Yoo Chun?"
"Itu salah satunya, tapi aku tak bisa karena ayahku.. Dia tidak setuju aku berhubungan denganmu.."
"Kau mencintai Yoo Chun?", tanya Yunho..
"Iya aku sangat mencintainya.."
"Apa Yoo Chun mencintaimu?"
"Kurasa iya.."
"Kau bahagia dengannya?"
"Iya.."
"Apakah kau masih mencintaiku?" Junsu tersentak mendengar pertanyaan Yunho..
"Mengapa kau tanyakan ini?", tanya Junsu..
"Tidak, sudahlah lupakan pertanyaanku.."
Hyun Joong datang dan hanya melihat Yunho dan Junsu..
"Yang lain kemana?", tanya Hyun Joong.
"Ada di dalam, Changmin dan Min Hwan sedang beli minuman..", jawab Yunho
"Ooh..", Hyun Joong duduk disamping Yunho..
Junsu terlihat canggung..
"Apa kau liat Yoo Chun?", tanya Junsu pada Hyun Joong yang sedari tadi tidak melihat Yoo Chun..
"Entahlah..", Hyun Joong berpura-pura tidak tahu..
Tak lama Yoo Chun muncul dengan memar dan darah di dekat bibir..
"Apa yang terjadi Chun? Mengapa kau berdarah?", tanya Junsu khawatir..
"Tidak aku hanya jatuh di tangga, dan terbentur ujungnya..", Yoo Chun menutupi keadaan sebenarnya..
"Akhir-akhir ini kau sering sekali ceroboh dan membuatmu terluka di tempat yang sama.."
Yoo Chun hanya tersenyum..
"Aku ambilkan obat sebentar..", Junsu meninggalkan Yoo Chun dengan Yunho dan Hyun Joong..
Yunho dan Hyun Joong terlihat tidak senang akan kehadiran Yoo Chun..
"Sebenarnya apa yang terjadi?", Yunho meminta penjelasan lebih pasti..
"Dia meneleponku menyuruhku ke taman dekat rumahku.."
"Tadi aku meneleponnya, tapi tidak diangkat.."
"Bukan dengan ponselnya, aku tidak kenal nomernya.."
"Pantas, Lalu?"
"Aku mendapatinya duduk sambil menangis di taman dalam hujan, ia menolak aku payungi.. Dan karena emosionalnya tak tertahankan.. Dia pingsan, lalu ku bawa kesini..", Hyun Joong menjelaskan..
"Mengapa dia menangis?"
"Entahlah.."
"Ada apalagi dengan Jaejoong.. Aku seakan tidak berguna.."
"Jangan salahkan dirimu.."












Fan Fiction... YunJae's Family... Part 23

Semua orang sudah pulang kecuali Yunho dan Changmin..
Changmin sedang tertidur di sofa.. Dan Yunho tertidur dipinggir tempat tidur Jaejoong dengan menggenggam tangan Jaejoong.. Mereka semalaman menjaga Jaejoong yang tak kunjung sadar..
Tengah malam Jaejoong tersadar dari pingsannya dan mendapati Yunho tertidur disampingnya.. Jaejoong tersenyum akan itu, lalu ia membelai lembut rambut Yunho.. Yunho terbangun karena itu..
"Kau jadi terbangun ya karenaku? Maaf membangunkanmu..", Jaejoong tersenyum..
Yunho begitu gembira melihat Jaejoong sadar..
"Akhirnya kau sadar juga honey.. Sebentar aku beritahu Minnie dulu..", Yunho berdiri dari tempat duduknya untuk membangunkan Changmin.. Namun di tahan oleh Jaejoong..
"Tidak usah, biarkan dia tidur.. Dia sangat lelah.. Kau lihat kan bagaimana dia tidur.. Begitu pulas..", Jaejoong tersenyum dalam perkataannya.. Lalu Yunho duduk kembali..
"Kau pucat sekali honey..", Yunho menyentuh wajah Jaejoong..
Jaejoong hanya tersenyum..
"Mengapa kau tersenyum begitu? Senyumanmu jelek honey.. Membuatku tidak bersemangat melihatmu..", Yunho mencoba bergurau untuk mencairkan suasana..
"Kau ini, saatku sakit tetap saja kau meledekku.. Dasar.. Tapi aku senang kau disini..", Jaejoong menggenggam tangan Yunho erat..
"Tapi aku tidak senang kau berada disini..", Yunho menampakan sedihnya..
Namun Jaejoong tertawa..
"Kau tidurlah, sini disampingku..", Jaejoong menggeser tubuhnya dan memberikan ruang untuk Yunho..
"Mana boleh aku tidur disitu.. Nanti aku dimarahi pihak rumah sakit.. Kau ini ada-ada saja.."
"Kau lebih takut mana? Pihak rumah sakit marah apa aku yang marah?"
"Kau! Pertanyaanmu membuatku terjebak.."
"Yasudah kalau begitu turuti perintahku! Gantian aku yang menjagamu.."
"Kau ini dasar, sakit tetap saja pemaksa.."
"Itulah kehebatanku.. Udah jangan cerewet, cepat..", Jaejoong tertawa..
Yunho naik ke tempat tidur pasien, dan tidur disamping Jaejoong.. Jaejoong memeluk Yunho, dan membelai rambutnya..
"Maaf membuatmu khawatir..", bisik Jaejoong..
"Jangan pikirkan itu.. Kau ini.."
"Aku tak bermaksud.. Mau memaafkanku? Aku mohon..", Jaejoong mengeluarkan wajah memelas..
"Iya aku maafkan.. Lain kali, jangan sampai ini terjadi lagi.. Aku tetap mau istriku yang sehat.. Aku tidak mau kau membatasi makananmu.. Aku tidak mau kau terlalu lelah.. Dan aku tidak mau kau hujan-hujanan.. Aku mau kau perhatikan kesehatanmu.. Kau mengerti?"
"Kau cerewet sekali jadi pria, apa kata-katamu tidak ada yang lebih pendek dari itu.. Itu membengkakan telingaku.. Tadi katanya jangan kau pikirkan.. Tapi kau malah begitu cerewet seperti ini..", Jaejoong mencandai Yunho..
"Awas kau ya..", ancam Yunho..
"Wajahmu jangan seperti itu, membuatku sangat geli.. Nanti kalau aku tertawa, kau marah lagi padaku.."
"Aku serius.. Kau harus ingat kata-kataku.. Oya satu lagi, aku tidak mau kau diet apapun caranya.. Kau ini sudah cukup kurus sayang..", dengan wajah yang diserius-seriusin..
"Sayang? Sejak kapan kau memanggilku dengan kata sayang?", Jaejoong mengeluarkan sorot mata penuh curiga..
"Hehehehe.. Sorot matamu membuatku takut.. Hentikan itu.."
"Kau yang membuatku curiga.. Awas kau macam-macam..", Jaejoong berbalik mengancam.. Yunho hanya tersenyum.. "Bun, apa kau tidak ingin tanyakan apapun padaku?", nada bicara Jaejoong kembali serius..
"Tidak ada, jika itu membuat kau merasa tidak nyaman.. Aku tidak ingin tanyakan apapun darimu..", Yunho tersenyum..
"Maaf.. Terimakasih kau selalu mengertiku.. Aku sangat mencintaimu..", Jaejoong mengeratkan pelukannya..
"Heuh, kau ini.. Seperti tidak tau aku saja.. Aku kan pria idaman para wanita.. Beruntung saja kau mendapatkanku..", narciss Yunho..
"Kau mulai lagi.. Menyesal aku memujimu.. Dasar.."
"Sudah kau berisik sekali.. Honey, kau harus membayar hutangmu hari ini padaku.."
"Hutang?", Jaejoong bingung..
"Iya hutang.. Aku harus meninggalkan kantor karenamu, itu merugikan waktu dan perusahaanku.. Aku harus membayar rumah sakit ini, kau pikir ini gratis.. Tidak ada yang gratis di dunia ini.."
"Heuh.. Tidak ku sangka aku mempunyai suami yang perhitungan sepertimu.. Lalu kau mau aku bayar pakai apa?"
"Pakai ini..", Yunho memegang bibirnya dengan telunjuknya..
"Tidak mau.. Hutangku tidak sebanding dengan itu.. Bayaran itu terlalu mahal nilainya.."
"Jadi kau tidak mau.. Yasudah biar aku yang menciummu..", Yunho mencium bibir Jaejoong.. "Ingat, ciuman itu membuat hutangmu bertambah padaku..", Yunho tersenyum puas..
"Tidak bisa begitu, aku kan tidak memintanya.."
"Salahmu, siapa suruh kau tidak mau membayar hutangmu malam ini.. Jadi ku tambahkan bunga untukmu.. Mengerti?"
"Itu tidak adil.. Aku tidak setuju.. Kau katanya pebisnis, tapi tidak adil seperti itu.."
"Pebisnis kan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.. Apa kau tidak tau itu?"
"Dasar kau curang.."
"Sudah terima saja.. Heii, tadi kau bilang mau gantian menjagaku.. Sekarang aku mau tidur.. Kau harus menjagaku seperti tadi aku menjagamu.."
"Memangnya apa yang kau lakukan tadi?"
"Membelaimu, memelukmu, menggenggam tanganmu.."
"Kau bohong, buktinya aku tidak merasakannya.."
"Kau ini, kau kira tadi aku ngapain.. Bersenang-senang? Dasar wanita gila.."
"Tetap tidak mau.. Aku tidak percaya padamu.."
"Terserahlah..", Yunho membalikan badannya..
"Jangan seperti anak kecil, iya aku menjagamu.. Tidurlah..", rajuk Jaejoong..
Lalu ia memeluk Yunho dari belakang.. Dan Yunho menggenggam tangan Jaejoong erat.. Mereka berduapun akhirnya tertidur..









Fan Fiction... YunJae's Family... Part 24


Sudah dua hari Jaejoong dirumah.. Sebenarnya pihak rumah sakit sudah memperbolehkan Jaejoong pulang dari empat hari yang lalu.. Namun Yunho tidak setuju karena khawatir.. Jadi Jaejoong diundur kepulangannya.. Dirumahpun Jaejoong belum diijinkan Yunho untuk melakukan kegiatan apapun.. Walaupun hanya memasak..
"Ini makan honey.. Sudah ku buatkan bubur..", Yunho menyodorkan semangkuk bubur pada Jaejoong.. Semenjak Jaejoong pulang dari rumah sakit.. Yunho mengalihkan semua pekerjaannya ke rumah.. Agar dia bisa 24 jam menjaga Jaejoong..
"Bubur lagi? Masa setiap hari aku makan bubur.. Tubuhku kan juga butuh pasokan makanan yang lain.. Aku ingin bebek panggang pedas di ujung jalan bun.."
"Tidak, itu terlalu pedas untukmu.. Sudahlah jangan banyak protes.. Makan bubur ini.."
"Aku mohon bunny.. Aku bosan terus makan bubur.. Kalau begitu makan mie, boleh ya..", rajuk Jaejoong..
Yunho menggelengkan kepalanya..
"Ah kau ini.. Kau memperlakukanku seperti orang yang sedang sakit parah saja.. Aku kan hanya sakit biasa.."
"Kau butuh istirahat, dan makan yang banyak.. Makanlah.."
"Tidak mau, makan yang banyak kan tidak harus bubur terus.."
"Yasudah kita bikin perjanjian.. Kalau kau habiskan buburmu, aku akan berikan kau hadiah..", Yunho merayu..
"Apa hadiahnya?", tanya Jaejoong..
"Kau makan dulu, baru aku beritahu.."
"Tidak, aku tidak percaya padamu..", Jaejoong cemberut..
"Iya nanti malam, kita akan makan diluar.. Terserah kau mau makan apa.. Aku perbolehkan.. Itu hadiahku.. Tapi sekarang kau harus habiskan buburmu.."
"Yang benar? Tumben kau ini baik sekali..", Jaejoong sangat senang..
"Sudah cepat habiskan buburmu sebelum aku berubah pikiran..", Jaejoong langsung menyantap bubur buatan Yunho..
....
Malam harinya..
"Minnie kau mau ikut dengan kami? Mommymu ingin makan diluar..", tanya Yunho pada Changmin yang sedang mengerjakan tugas..
"Tidak dady, aku harus mengerjakan tugasku ini.."
"Tumben kau tidak tertarik pada makanan?", canda Yunho..
"Kalau tidak dikumpulkan besok aku sangat tertarik dady.. Menyebalkan.."
"Pantas! Kau ini dasar.."
"Tapi jangan lupa bawakan makanan untukku, awas kalo sampai dady lupa.. Akan ku suruh Mommy memasak untukku..", ancam Changmin sambil memainkan alisnya dengan tampang liciknya..
"Kau ini.. Pintar sekali membuat ancaman yang membuatku tidak bisa menolak.. Salah apa aku ini punya anak sepertimu.."
Changmin tertawa melihat tingkah dadynya..
"Aku kan belajar dari dady.."
Tiba-tiba Jaejoong muncul..
"Heii bunny, aku mendengar kata-katamu.. Jadi kau menyesal mempunyai anak seperti Minnie..", Jaejoong dengan tampang seriusnya..
"Tidak honey, aku kan hanya bercanda.. Kau ini sensi sekali..", Changmin tertawa melihat kedua orang tuanya..
"Diam kau..", serempak Yunho dan Jaejoong berkata.. Saat itu juga Changmin menghentikan tawanya..
"Lucu melihat kalian bertengkar, seperti menonton acara televisi saja.. Hihi.."
"Kau ini, anak yang payah..", gantian Jaejoong yang mencandai Changmin..
"Uuh Mommy.. Sudah sana kalian pergi.. Menggangguku mengerjakan tugas saja.. Sudah sana..", usir Changmin..
"Iya-iya kami pergi.. Hati-hati dirumah.. Dah Minnie..", pamit Jaejoong.. Yunho dan Jaejoong keluar dari kamar Changmin..
"Jangan lupa makananku dady! Kalau tidak ancaman berlaku..", Changmin teriak dari dalam kamarnya..
"Iya, cerewet sekali kau.."
Di mobil dalam perjalanan kerumah makan Jaejoong penasaran tentang ancaman Changmin..
"Apa ancaman yang dimaksud Minnie?, tanya Jaejoong..
"Kau mau tau saja, itu urusanku dengan Minnie..", Yunho mencandai Jaejoong..
"Pasti dia tau rahasiamu kan? Makanya kau takut akan ancamannya.. Kau ini, beritahu aku.. Apa ancamannya?", tanya Jaejoong memaksa dan penuh curiga..
"Kau ini, naluri detektifmu tidak baik sekali.. Tidak akan ku beritahu.."
"Beritahu.. Cepat..", rengek Jaejoong..
"Tidak, aku lebih suka kau penasaran.. Itu membuatku senang..", canda Yunho membuat Jaejoong penasaran.. Jaejoong memasang tampang super kesalnya..
"Apa itu? Kau marah? Tampangmu tetap tidak akan mengubah keputusanku.. Itu sudah tidak mempan untukku..", Yunho mulai lagi dengan candanya..
"Kau ini menjengkelkan sekali.. Semenjak aku dari rumah sakit kau jadi bertambah jahat padaku..", Jaejoong memincingkan matanya.. "Tidak boleh memasak, tidak boleh bersih-bersih, tidak boleh pergi sendiri, tidur kau jadwal, mandi harus pakai air hangat, harus minum obat, tidak boleh makan semauku.. Selalu saja bubur, sekarang kau senang sekali aku penasaran.. Itu membuatku kesal setengah mati tau.. Dasar pria gila..", Jaejoong ngedumel panjang lebar, namun Yunho hanya tertawa melihat Jaejoong kesal..
"Jangan tertawa, itu tidak lucu..", Jaejoong memukul punggung Yunho..
"Sakit.. Kau ini.. Habisnya tampangmu lucu saat kau sedang kesal.."
Jaejoong memukul Yunho lagi..
"Aww.. Kau ini, sakit.. Tenagamu kan seperti tenaga gajah.. Hentikan..", Yunho mencandai Jaejoong sambil menahan sakitnya..
"Memangnya aku pikirin.. Kau ini yang sakit.."
"Jadi sekarang kau yang jahat padaku.. Sudah jangan terus memukuliku.."
"Habisnya kau membuatku kesal..", Jaejoong dengan tampang cemberutnya berhenti memukuli Yunho..
"Jangan cemberut seperti itu.. Kalau terus seperti itu.. Kita tidak jadi makan di luar.. Akan ku beri makan bubur di seumur hidupmu..", ancam Yunho sambil tertawa..
"Kau ini.. Sebenarnya kau suamiku atau pemimpin perang? Kejam sekali..", Jaejoongpun tertawa..
Akhirnya mereka sampai juga di rumah makan yang mereka tuju..
"Ayo kita turun honey..", ajak Yunho..









Fan Fiction... YunJae's Family... Part 25


Merekapun segera masuk ke rumah makan yang tidak bisa dibilang mewah, karena lebih cocok dibilang seperti kedai.. Namun makanannya sudah terkenal sangat lezat.. Biasanya jika malam, pengunjung harus mengambil nomer antri meja, karena begitu ramai.. Tapi malam ini beruntung untuk YunJae.. Karena saat mereka datang, kedai itu sedang tidak terlalu ramai.. Jadi mereka bisa langsung mendapatkan meja bundar yang kosong..
"Bun, itu ada yang kosong.. Kita duduk disana..", ajak Jaejoong memberitahu Yunho.. Merekapun memesan makanan..
"Pesan kwetiaw goreng super pedasnya satu dan air mineralnya.. Kau mau apa bun?", tanya Jaejoong..
"Tolong kwetiaw goreng super pedasnya diganti kwetiaw rebus, jangan pedas.. Air mineral dan bubur satu.. Tambah bebek panggang manis dibungkus satu..", kata Yunho pada pelayannya..
"Baik.. Jadi kwetiaw rebus tidak pedas satu, bubur satu, bebek panggang manis satu dan air mineralnya dua..", pelayan memastikan pesanannya..
Yunho mengangguk.. Namun wajah Jaejoong tidak senang, ia seperti banteng dalam kandang yang segera ingin menyeruduk orang-orang dihadapannya..
"Apa? Wajahmu jangan seperti itu melihatku..", Yunho berkata seperti tidak ada yang salah padanya..
"Apa-apaan kau ini.. Kau kan sudah janji memperbolehkanku makan apapun yang kumau.. Mengapa kau ganti pesananku, malah kau pesankan bubur juga.. Kau tetap ingin memberiku bubur?", Jaejoong kesal..
"Perkataanku tadi siang kan belum selesai.. Aku perbolehkan, asal jangan makanan pedas dan goreng.. Dan bubur itu bukan buatmu, itu buatku.. Kau ini.."
"Seharusnya dari awal aku tidak percaya perkataanmu..", Jaejoong bertambah kesal..
"Sudah jangan protes, yang penting kan kau tidak makan bubur malam ini.."
Jaejoong hanya diam namun dengan tampangnya yang kesal..
"Benar-benar dia sudah gila..", Jaejoong mendumel sendiri..
"Aku dengar apa yang kau katakan..", Yunho berkata sambil mengarahkan sumpit pada Jaejoong..
"Iya aku tidak protes pria gila..", dan mengeluarkan senyum terpaksanya..
Yunhopun tersenyum puas akan kekesalan Jaejoong..
"Kak Junsu..", Jaejoong memanggil Junsu yang sedang mencari meja kosong..
"Kalian..", Junsu menghampiri Yunho dan Jaejoong..
"Kakak mau makan? Kalau mau gabung saja, disini masih ada tempat..", ajak Jaejoong.. Namun Junsu begitu canggung ia melirik pada Yunho..
"Iya gabung saja Jun, daripada kau harus mengantri..", tambah Yunho..
Akhirnya Junsu bergabung dengan YunJae..
"Kau sendiri kak?", tanya Jaejoong yang hanya melihat Junsu..
"Tidak.. Itu Yoo Chun..", Junsu mengarah pada Yoo Chun yang baru turun dari mobil.. Lalu Yoo Chun ikut bergabung.. Wajah YunJae langsung berubah seketika.. Jaejoongpun lebih sering menudukkan kepalanya..
Yoosupun memesan makanannya..
"Apa kau sudah sembuh Joong?", tanya Junsu memulai pembicaraan..
"Belum dia masih harus banyak istirahat..", Yunho mendahului menjawab saat Jaejoong baru membuka mulutnya..
"Bohong dia saja yang terlalu mengkhawatirkanku.. Sebenarnya aku ini sudah sembuh.."
"Kalian ini.. Kau seharusnya senang, Yunho begitu peduli padamu..", Junsu terdengar seakan membela Yunho..
"Kau dengarkan..", Yunho tersenyum..
"Aku senang jika dia memperbolehkanku makan apapun yang aku suka..", Jaejoong cemberut..
"Kau liat kan Jun.. Dia seperti anak kecil..", Yunho mencoba meledek Jaejoong dengan meminta dukungan Junsu..
"Iya sama seperti dulu.. Seorang Jaejoong yang ku kenal..", tambah Junsu..
Merekat tertawa kecuali Jaejoong..
"Kalian bertiga ini sejak kapan kalian bersekongkol meledekku.. Dasar..", Jaejoong sangat jengkel karena tidak ada yang mendukungnya..
"Sudah jangan cemberut terus, makananmu datang honey..", kata Yunho..
Dan tak lama makanan Yunho, Yoo Chun, dan Junsupun datang..
"Ayo kita makan..", Jaejoong tak sabar makan kwetiaw, karena untuk pertama kalinya dia terlepas dari bubur..
Jaejoong mengambil serbuk cabai untuk ditaburi pada kwetiawnya..
"Aku sudah bilang, kau tidak boleh makan pedas..", Yunho mengambil bubuk cabai dari tangan Jaejoong..
"Iya bunny, aku tidak makan pedas.. Kau senang?"
Yunho tersenyum dan semua mulai menyantap hidangannya..
Setelah cukup lama selesai berbincang merekapun beranjak pulang.. Saat Yunho berdiri tak sengaja ia menabrak seorang pria..
"Yunho..", panggil orang itu..
"Shunsuke..", Yunho begitu senang bertemu dengan Shunsuke.. Shunsuke adalah sahabat baik Yunho saat di Jepang..
"Sedang apa kau di Korea?", tanya Yunho..
"Aku sudah dua tahun pindah tugas kesini.."
"Pantas bahasa Koreamu sudah lancar.. Kau tidak mengabariku ada disini.."
"Bagaimana mengabarimu, aku tau kabarmu saja tidak tau.."
"Oh ya, kau masih ingat dengan Junsu?", Yunho mengarah pada Junsu..
Junsu tersenyum..
"Iya-iya aku ingat kekasihmu itu.. Ku kira setelah Junsu pergi kalian putus.. Ternyata dugaanku salah.. Mengapa kau tidak mengundangku ke pesta pernikahan kalian berdua.. Jahat sekali.. Kalian masih terlihat serasi saja sejak dulu.."
Yunho dan Junsu salah tingkah akan perkataan Shunsuke.. Mereka saling berpandangan..
"Ehem..", Jaejoong berdehem..
Yunho sadar akan maksud deheman Jaejoong..
"Perkenalkan ini istriku.. Jaejoong.. Dan itu Yoo Chun suami Junsu..", Yunho memperkenalkan Jaejoong dan Yoo Chun pada Shunsuke..
"Oo.. Maaf aku tidak tau.. Aku kira kalian..", Shunsuke merasa sangat tidak enak..
"Iya tak apa, kami duluan pulang ya Shun.. Jangan lupa kabari aku.. Ini kartu namaku..", Yunho mengambil kartu nama dari dompetnya, lalu pamit pulang..
"Iya, nanti aku kabari.."
Mereka berempatpun berpisah di parkiran mobil..

No comments:

Post a Comment