Tuesday, February 16, 2010

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 36 - part 40..

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 36..

Di kamar YunJae, saat Yunho dan Jaejoong sedang berbincang..
Changmin tiba-tiba datang dan tidur diantara YunJae..
"Malam ini aku ingin tidur dengan kalian..", kata Changmin dengan santai tanpa dosa.. "Dady, malam ini aku ingin memeluk mommy.. Jadi kau peluk saja gulingku ini..", Changmin memberikan guling kesayangannya pada Yunho..
"Kau ini nakal Minnie.. Masa seperti itu pada dadymu..", omel Jaejoong..
"Ah mommy! Dady kan setiap malam memelukmu.. Malam ini saja tidak memelukmu tidak apa kan..", manjanya Changmin..
"Iya boleh.. Kau ini..", kata Jaejoong.. Yunho hanya sedikit cemberut..
"Dasar pengganggu, tidak jadi aku berduaan dengan mommymu malam ini, gara-gara kau.. Menyebalkan..", eluh Yunho..
"Apa sih bunny..", Jaejoong memukul tangan Yunho..
"Sekali-sekali tidak apa aku mengganggu kalian.. Pelit sekali kau dady..", nakal Changmin..
Sambil memeluk Jaejoong, Changmin bertanya..
"Mom, kenapa kau mau dengan dady dulu?", tanya Changmin..
"Karena kasian, dia terus mengejarku.. Yasudah aku terima saja dia jadi kekasih mommy..", Jaejoong sedikit bergurau.. Yunho cemberut memandang Jaejoong.. Jaejoong tersenyum..
"Hahahahaha, dadyku kasian sekali.. Dady, dady..", Changmin tertawa puas mendengar perkataan Jaejoong..
"Kau ini, puas sekali tertawamu..", Yunho kesal pada Changmin..
"Habis itu jawaban terbaik dari Mommy dad.. Menyenangkan mendengarnya..", canda Changmin..
"Kau ini bunny, kenapa sih?", goda Jaejoong seperti tidak ada apa-apa..
Yunho merasa terpojok, jadi dia hanya bisa menampakan muka kesalnya..
"Mom, kasian dadyku.. Sudah jangan menggodanya lagi..", bela Changmin.. "Tapi aku benar-benar ingin tau mengapa mommy mau dengan Dady?", tanya Changmin..
"Tadinya mommy tidak mau Min, aku tidak tertarik.. Kau tanya dadymu betapa sinisnya mommy waktu itu.. Tapi karena dadymu pantang menyerah, akhirnya lama-lama hati mommy luluh juga.. Sebenarnya waktu itu dady punya saingan berat, namanya Siwon..", cerita Jaejoong..
"Kok kau tidak pernah cerita, kalau Siwon mendekatimu..", potong Yunho..
"Untuk apa aku cerita padamu? Menurutku tidak penting..", canda Jaejoong..
"Dady kau jangan mengganggu cerita mommy..", omel Changmin.. "Teruskan ceritanya mom..", lanjut Changmin meminta Jaejoong meneruskan ceritanya..
"Iya namanya Siwon, sebenarnya aku menyukai dia.. Tapi tau-tau dady mengacaukan perasaan mommy.. Gara-gara dady, mommy jadi menolak Siwon..", kesal Jaejoong dalam ceritanya.. Tapi tidak dengan Yunho, ia tersenyum senang..
"Aku menyukai Siwon, tapi aku mencintai dadymu.. Jadi aku memilih dadymu.. Tapi dady sangat payah Min.. Dia baru berani menyatakan perasaannya setelah sembilan bulan mendekatiku.. Membuatku menunggu lama.. Itu menyebalkan.."
"Mana aku tau, lagian kau seperti yang anti terhadapku.. Jadi kan aku harus menunggu respon baikmu sebagai saat yang tepat untuk bisa aku dapatkan kau..", Yunho tidak terima disalahkan seperti itu..
"Makanya kau kenali perasaan wanita.. Lain di bibir, lain di hati.. Tidak peka sekali jadi pria..", Jaejoong kesal pada Yunho.. "Kau jangan begitu pada Kyuhyun Min.. Jangan membuat dia menunggumu.. Kecuali jika kau sudah menyatakan, lalu dia menolakmu.. Itu urusan lain.. Jangan seperti dadymu.. Menyebalkan..", Jaejoong menasehati Changmin..
"Kok jadi aku?", tanya Changmin..
"Iya abis kau sama saja dengan dadymu.. Nanti keburu ada yang mendahuluimu.."
"Iya deh mom, lagian aku sudah tau cara aku mengungkapkan perasaanku.. Tinggal tunggu waktu..", kata Changmin..
"Bagaimana caranya?", Jaejoong penasaran..
"Seperti yang dady lakukan..", jawab Changmin santai..
"Jangan seperti itu, itu cara pengungkapan yang buruk..", Jaejoong melarang Changmin menggunakan cara dadynya..
"Buruk katamu? Tapi mengapa kau mau..", celetuk Yunho..
"Mana kutau kau akan melakukan seperti itu..", eles Jaejoong..
"Ah kalian, jangan bertengkar dulu.. Nanti saja kalau aku sudah tidur baru bertengkar.. Sekarang aku mau dengar cerita dulu..", Changmin menengahi.. "Mom kenapa tidak boleh?", tanya Changmin lagi..
"Karena kelakuan dady membuat mommy marah Min.. Kalau saja dia tidak segera menyatakannya.. Mungkin mommy sudah marah-marah padanya dan sangat membencinya.. Cara dady hanya membuat darah orang naik.. Tapi kuakui, aku menyukai caranya karena kenakalan dady itu yang menjadikan itu sangat spesial.. Tapi aku tidak mau kau melakukan itu Min.."
"Menurutku itu cara yang bagus, kurasa mommy juga menyukainya..", Changmin tetap mempertahankan keinginan menggunakan cara dadynya..
"Dasar otak pria sama saja..", kesal Jaejoong..
"Kau tidak mengerti sekali Min.. Maksud mommy, tidak boleh ada yang menggunakan perlakuan seperti itu.. Karena dia hanya ingin cara itu digunakan dady untuknya seorang..", goda Yunho sambil mengedipkan matanya pada Jaejoong..
"Jangan dengar dadymu, itu tidak benar..", Jaejoong terlihat malu sekali..
"Jadi begitu, nanti aku pikirkan cara lain deh..", kata Changmin..
"Ah kau ini, terserahlah apa yang mau kau lakukan.. Tapi jangan sampai seperti dady yang terus membuat mommy menunggu.."
"Jadi kau menungguku? Tuh liat kan Min, seorang seperti Mommy menunggu dady! Hebat kan dadymu ini?", narciss Yunho..
"Hahaha, mulai lagi dady..", Changmin tertawa melihat tingkah Yunho.. Namun Jaejoong sedikit kesal..
"Sudah aku mau tidur, love you mom..", Changmin mencium bibir Jaejoong.. Yunho iri melihat itu..
"Honey, aku mana? Masa hanya Minnie..", protes Yunho..
"Dady sudah sering juga, masih saja iri.. Nih ciuman dariku saja..", Changmin mencium bibir Yunho.. "Love you dad.."
Jaejoong tertawa melihat tingkah anaknya..







Fan Fiction... YunJae's Family... Part 37..

Di taman sekolah, yang cukup ramai dengan murid-murid, namun menjadi tempat yang terasa begitu nyaman dan meneduhkan.. Dibawah pohon, Changmin sedang duduk berbincang di bangku taman sambil makan siang dengan Kyuhyun..
"Siang ini sejuk sekali ya, tidak seperti biasanya..", basa-basi Kyuhyun memulai pembicaraan..
"Mungkin karena kau bersamaku, jadi terasa sejuk..", gurau Changmin lalu tersenyum..
"Kau ini ada-ada saja Min..", Kyuhyun tersipu malu, lalu dia segera menyantap makanannya untuk menutupi malunya..
"Aku tidak mengada-ngada, memang benar kan?", goda Changmin..
Kyuhyun hanya tersenyum..
"Berarti benar jika kau tersenyum.. Aku suka itu..", kata Changmin..
"Suka apa?", tanya Kyuhyun bingung..
"Senyummu.. Aku suka senyummu, menyejukanku..", rayu Changmin..
"Kau ini, jangan berkata seperti itu.. Membuatku malu..", malu Kyuhyun..
"Pipimu jangan merah seperti itu Kyuh.. Terlihat lucu..", canda Changmin..
"Kau ini, menggodaku terus..", manja Kyuhyun..
"Aku suka menggodamu.. Sejak SMP aku ingin seperti ini..", nada bicara Changmin sedikit serius..
"Maksudmu apa?", tanya Kyuhyun tidak mengerti..
Namun Changmin, hanya diam.. Kyuhyunpun ikut diam karena tidak mendapat jawaban apa-apa.. Mereka menyantap makanan mereka..
"Kyuh!", panggil Changmin..
"Iya..", saut Kyuhyun..
"Ada nasi di bibirmu, boleh aku bersihkan?", Changmin berbohong padahal tidak ada apapun yang menempel di bibir Kyuhyun..
Kyuhyun menggangguk tanda mengijinkan Changmin membersihkannya.. Changmin membersihkan bibir Kyuhyun dengan jarinya.. Changmin memainkan jarinya di bibir tipis Kyuhyun.. Mereka berdua saling berpandangan.. Pandangan yang dalam..
"Boleh aku menciummu?", tanya Changmin..
Kyuhyun mengangguk, lalu memejamkan matanya.. Akhirnya bibir Changmin dan Kyuhyun bersentuhan cukup lama..
"Maaf..", kata Changmin..
Kyuhyun hanya diam, namun ia tersenyum.. Kyuhyun salah tingkah saat itu..
"Katakan Min, aku mohon sekarang kau katakan kau mencintaiku..", bisik Kyuhyun dalam hatinya..
Namun Changmin hanya diam, bibirnya seperti terkunci rapat.. Kyuhyun yang tidak mendapatkan kata-kata apapun dari Changmin begitu kecewa.. Ia merapihkan tempat makannya..
"Min aku ke kelas duluan..", pamit Kyuhyun dengan wajah yang penuh kecewa.. Changmin menggangguk, dan Kyuhyun meninggalkan Changmin..
"Bodohnya aku, mengapa aku biarkan dia pergi.. Sial..", Changmin mencaci dirinya sendiri ketika Kyuhyun sudah jauh..
"Changmin kau bodoh sekali..", gerutu Kyuhyun dalam hatinya..
Di kelas Kyuhyun tidak bisa konsentrasi pada pelajaran.. Sedangkan Changmin terlihat tenang, namun pikiran tetap pada Kyuhyun dan kebodohannya tadi..
"Kyuhyun terlihat marah tadi.. Apa ini kesalahan fatalku.. Changmin katakanlah, itu tidak sulit.. Apa kau takut?", Changmin terus bertanya-tanya dalam hatinya.. "Aku akan katakan pulang sekolah, ku harap dia mengerti.. Changmin kau bisa..", Changmin memotivasi dirinya..
Pulang sekolah, Changmin menunggu Kyuhyun di depan pintu kelas Kyuhyun.. Saat Kyuhyun keluar, dia menarik tangan Kyuhyun, dan itu mengagetkannya..
"Kau mengejutkanku Min..", kaget Kyuhyun..
"Maaf, bisa ikut aku.. Ada yang ingin ku katakan padamu.."
Changmin membawa Kyuhyun kembali ke bangku taman tadi..
"Soal tadi.. Maaf Kyuh..", Changmin meminta maaf..
"Tidak usah kau pikirkan itu.. Apa hanya ini yang mau kau katakan? Aku harus pulang..", jawab Kyuhyun dengan dingin, lalu ia berdiri akan pulang.. Namun ditahan oleh tangan Changmin..
"Tunggu Kyuh, bukan itu yang ingin ku katakan,.", Changmin menahan Kyuhyun.. Kyuhyunpun kembali duduk..
"Sebenarnya, aku ingin mengatakannya daritadi siang.. Tapi entah mengapa aku tidak bisa..", Changmin menjelaskan, Kyuhyun hanya terdiam.. "Aku sudah lama mencintaimu Kyuh..", lanjut Changmin..
Lalu Changmin diam, Kyuhyunpun tersenyum namun tidak memberikan kata-kata apapun..
"Kyuh, kau tidak merespon kata-kataku?", tanya Changmin..
"Kurasa kata-katamu tidak membutuhkan respon apapun.. Kau kan tidak bertanya padaku.. Hanya menyatakan..", canda Kyuhyun sambil tertawa kecil..
"Kau ingin membuatku malu ya Kyuh?", Changmin salah tingkah..
"Tidak..", elak Kyuhyun.. "Aku senang kau katakan itu.. Itu yang daritadi ingin ku dengar.. Ada yang ingin kau tanyakan padaku tidak?", lanjut Kyuhyun sambil tersipu malu..
Changmin mengangguk..
"Apa kau juga mencintaiku?", tanya Changmin..
Kyuhyun tidak menjawab namun ia mencium bibir Changmin lagi..
"Apa aku terlihat seperti wanita agresif?", tanya Kyuhyun..
"Tidak Kyuh, tapi apa maksud dari ciuman itu? Kau belum menjawab pertanyaanku..", Changmin berpura-pura tidak mengerti sambil tersenyum senang..
"Ah, sekarang kau yang ingin membuatku malu..", Kyuhyun tersipu malu.. "Iya aku juga mencintaimu Min..", lanjut Kyuhyun..
"Sekarang kau kekasihku! Kau harus mau..", paksa Changmin bergurau..
"Kau pemaksa sekali.. Iya kalau kau memaksa seperti itu aku mau jadi kekasihmu..", Kyuhyun berpura-pura terpaksa..
"Kau ini, tidak ku paksa juga mau.. Mengaku..", canda Changmin..
Tiba-tiba Min Hwan muncul dari belakang mereka..
"Curang, kalian tidak memberitahuku kalau sudah pacaran.. Malah kau meninggalkanku..", protes Min Hwan.. "Pokoknya kalian harus mentraktirku, kalau tidak.. Aku tidak akan merestui kalian..", ancam Min Hwan..
"Ah kau ini, mengganggu kami saja Hwan.. Iya aku traktir..", dumel Changmin..
"Baru itu sahabatku.. Aku akan beri tau orangtua kalian dan orangtuaku sekarang.. Asik..", nakalnya Min Hwan..
Min Hwan langsung menelepon Yunho, Jaejoong, Hyun Joong, Key, Yoo Chun, Junsu bergantian..
Changmin dan Kyuhyun hanya tertawa..









Fan Fiction... YunJae's Family... Part 38

Setelah mengantar Kyuhyun, Min Hwan mengantar Changmin pulang, namun ia mampir dulu di rumah Changmin.. Ia ingin menggosip bersama Jaejoong..
"Auntie, aku ingin melanjutkan ceritaku di telepon..", Min Hwan sudah tidak sabar menceritakannya kepada Jaejoong..
"Cepat cerita selagi Changmin masih di atas..", Jaejoongpun penasar sambil menyiapkan makanan..
"Sebenarnya aku tidak tau detailnya Auntie.. Tapi yang aku lihat tadi Kyuhyun mencium Changmin.. Payah anakmu aunt, masa harus wanita dulu yang bergerak..", canda Min Hwan..
"Yang benar? Kalau begitu itu bukan anak auntie.. Tapi temanmu yang payah.. Hahaha..", Jaejoong tidak mau kalah.. "Terus Hwan?", Jaejoong tetap penasaran..
"Aku juga tidak tau, tapi saat aku menghampiri mereka aku mendengar Changmin bilang pada Kyuhyun mereka sudah jadi kekasih.. Tadi aku tanya sama Changmin, dia tidak mau bercerita.. Menyebalkan..", kesal Min Hwan..
"Nanti malam biar Auntie dan Uncle yang tanya padanya.. Nanti auntie ceritakan padamu.. Tenang saja Hwan..", janji Jaejoong..
"Hei kalian pasti membicarakanku..", tegur Changmin yang baru turun dari kamarnya selesai berganti baju..
"Siapa yang mebicarakanmu, percaya diri sekali kau Min.. Mommy kan hanya sedang menyiapkan makanan.. Iya kan Hwan?", elak Jaejoong..
"Iya Min daritadi juga aku hanya menunggu makanan bikinan Auntie.. Aku kan lapar..", tambah Min Hwan..
"Tidak percaya aku pada kalian, liat saja tulisan penyuka gosip ada di kepala kalian..", canda Changmin..
"Dasar kau, tidak ada makanan untukmu kalau tidak percaya..", ancam Jaejoong.. "Habiskan saja semua olehmu Hwan..", lanjut Jaejoong berpura-pura marah.. Min Hwan hanya tertawa..
"Dasar kalian senang sekali berkomplot melawanku..", kesal Changmin..
....
Malam hari saat keluarga YunJae berkumpul di depan televisi..
"Minnie cerita pada kami tentang kau dan Kyuhyun.. Kau kan sekarang sudah pacaran..", pinta Jaejoong mengganggu konsentrasi Changmin..
"Ah Mommy, nanti saja aku sedang nonton..", kesal Changmin..
"Cerita sekarang Min.. Kau kan sudah dady dan Mommy ceritakan saat kami dulu.. Sekarang kau yang harus cerita, pelit sekali anak dady ini..", bujuk Yunho yang juga penasaran..
"Iya-iya, aku punya dady dan mommy cerewet-cerewet sekali..", dumel Changmin.. "Pokoknya aku tidak mengikuti cara dady mom, itu tidak bagus..", ledek Changmin..
"Dasar kau, tidak konsekuen sekali omonganmu.. Kemarin bilang bagus, sekarang kau bilang tidak bagus.. Anak bodoh..", Yunho tidak terima caranya dibilang jelek..
"Lalu apa yang kau lakukan?", tanya Jaejoong penasaran..
"Tadi saat makan siang di taman, aku memainkan bibirnya dengan jariku.. Berpura-pura membersihkan nasi yang menempel pada bibirnya.. Baguskan ideku?", meminta dukungan..
"Apanya yang bagus, jika hanya menyentuh bibirnya dengan tanganmu.. Itu hal biasa.. Seharusnya kau ambil nasi itu dengan bibirmu..", Yunho mencela cara Changmin..
"Dasar kau gila, apa-apaan kau mengajari anakmu seperti itu..", omel Jaejoong pada Yunho.. Namun Yunho hanya tersenyum tidak berdosa..
"Aku kan belum selesai bercerita dad, dengarkan dulu sampai selesai.. Baru boleh berkomentar.. Saat aku memainkan bibirnya, aku minta ijin untuk menciumnya.. Dia memperbolehkan.. Dan akhirnya kami berciuman.. Aku kan bukan seperti dady yang asal mencium mommyku..", lanjut cerita Changmin sedikit meledek Dadynya..
"Itu baru anak Mommy.. Tapi kata Min Hwan Kyuhyun yang menciummu..", tanya Jaejoong..
"Tuh kan tadi bilangnya tidak menggosipi aku, sekarang ketawan kan mommy..", goda Changmin.. Jaejoong hanya senyum tidak bersalah..
"Teruskan ceritamu..", pinta Jaejoong..
"Iya, setelah menciumnya, aku tidak bisa mengatakan apapun Mom.. Sampai-sampai Kyuhyun marah dan meninggalkanku.. Aku bingung, tapi pulang sekolah aku menunggunya dan mengajak ke taman
lagi.. Nah saat itu baru aku menyatakan perasaanku.. Dan Kyuhyun menciumku sebagai pernyataan cintanya.. Lalu sekarang kami sudah jadi kekasih..", Changmin menutup ceritanya..
"Oh manisnya anak mommy ini..", puji Jaejoong sambil mencium pipi Changmin..
"Apanya yang manis.. Lebih manis aku daripada anakmu..", celetuk Yunho..
"Kau sinis sekali.. Kau cemburu? Dasar, anakmu saja kau harus cemburu..", kesal Jaejoong..
Changmin hanya tertawa melihat orangtuanya..
"Menurut mommy, lebih bagus caraku atau cara dady?", tanya Changmin..
"Pertanyaanmu sulit Min.. Hmmm, mungkin untuk sisi romantis, aku lebih pilih caramu Min.. Tapi kalau untuk sisi spesial dan berkesan terpaksa Mommy lebih pilih cara dadymu..", Jaejoong menjawab pertanyaan Changmin.. "Cara dadymu tidak akan terpikirkan oleh siapapun kecuali dia.. Karena itu, mommy sangat menyukai caranya dan sangat mencintainya.. Jangan bilang dadymu, nanti dia besar kepala.", bisik Jaejoong ditelinga Changmin..
"Kalian bisik-bisik apa sih? Pasti membicarakanku..", kesal Yunho..
"Siapa kau? Memangnya kau penting untuk kami bicarakan..", canda Jaejoong namun dengan nada serius..
"Yasudah kalau aku memang tidak penting..", Yunho marah, dia langsung pergi ke kamarnya meninggalkan Jaejoong dan Changmin..
"Aduh dadymu seperti anak kecil Min.. Liat tuh dia marah..", ledek Jaejoong..
"Mommy, beneran tuh dady marah.. Aku tidak ikut campur..", Changmin lepas tanggung jawab..
"Dasar kau curang.. Yasudah mommy menyusul dadymu dulu.. Dia harus mommy rayu, biar tidak marah..", kata Jaejoong.. "Jangan tidur malam-malam Min.. Love you..", Jaejoong mencium kening Changmin, dan meninggalkan Changmin menonton sendirian..
"Love you too.. Selamat berjuang mom..", teriak Changmin..








Fan Fiction... YunJae's Family... Part 39

Di kamar, Yunho membaca buku, dia tidak perduli akan kedatangan Jaejoong..
"Kau marah?", tanya Jaejoong yang duduk di samping Yunho.. Namun Yunho tidak memberikan jawaban, dia tetap fokus membaca buku..
"Kau benar-benar marah ya bun?", Jaejoong mulai panik saat tau Yunho benar-benar marah.. Yunho tetap tidak bereaksi..
"Bunny jangan marah seperti ini.. Aku bingung..", Jaejoong tetap merajuk.. Namun tetap saja Yunho fokus pada bukunya.. Jaejoong akhirnya merebut buku yang sedang dibaca Yunho dan mengarahkan wajah Yunho padanya.. Wajah Yunho kesal..
"Jangan diam, aku bingung..", kata Jaejoong..
"Apa?", saut Yunho singkat melepaskan pandangannya dari Jaejoong..
"Jangan marah.. Jangan diamkan aku..", pinta Jaejoong..
"Bukannya tadi kau bilang aku tidak penting.. Jadi tanpaku tidak akan merubah jauh kehidupanmu kan..", jawab Yunho sinis..
"Bunny aku bilang jangan marah padaku.. Tadi kan hanya bercanda.. Jangan seperti ini, aku bingung menghadapimu..", rajuk Jaejoong..
"Aku tidak marah.. Sudah, aku mau baca.. Kembalikan bukuku!", kesal Yunho..
"Tidak, kalau kau tidak memaafkanku.. Tidak akan kukembalikan..", Jaejoong memaksa..
"Yasudah terserah kau, aku mau tidur..", Yunho tetap begitu dingin.. Yunho menarik selimutnya dan memunggungi Jaejoong..
"Bunny!", panggil Jaejoong.. Iapun membalikan badan Yunho..
"Jangan pura-pura tidur! Kau ini? Jelaskan mengapa kau marah..", paksa Jaejoong..
"Hhmmm..", Yunho hanya bergumam..
"Bunny, jelaskan! Sebelum akupun marah..", ancam Jaejoong..
"Aku tidak marah padamu, hanya kesal.. Sudah jangan kau perpanjang ini.."
"Iya kenapa kau kesal padaku?"
"Entahlah, jangan tanyakan itu.. Sudah aku mau tidur..", dengan nada yang malas..
"Baikan dulu denganku baru boleh tidur..", Jaejoong begitu manja pada Yunho.. "Bunny..", Jaejoong mengguncang tubuh Yunho..
"Huuh, aku benci padamu.. Kenapa sih kau tidak bisa membuatku kesal padamu?", Yunho cemberut lalu menarik Jaejoong dalam pelukannya..
Jaejoong tersenyum.. "Pertanyaanmu lucu.. Ya itu, karena kau mencintaiku, jadi aku bisa dengan mudah menaklukanmu..", goda Jaejoong..
"Enak saja.. Aah, aku kesal.. Aku ingin marah padamu.. Menyebalkan.."
"Tidak akan ada yang bisa marah padaku.. Jaejoong wanita yang baik hati dan sangat dicintai oleh siapapun..", narciss Jaejoong..
"Tidak boleh, hanya aku yang boleh mencintaimu..", sewot Yunho..
"Iya hanya kau.. Nanti kau marah lagi..", Jaejoong tersenyum.. "Tadi kau bilang mau tidur, tidurlah.. Tapi lepaskan aku, aku tidak nyaman berada di atasmu..", pinta Jaejoong..
"Iya aku lepaskan.. Kau ini.. Love you honey.. Good night..", Yunho melepaskan Jaejoong dan tidur..
....
Di supermarket saat Jaejoong sedang berbelanja untuk keperluan dirumah..
"Jaejoong..", seorang pria memanggil Jaejoong.. Yang tak lain adalah Yoo Chun..
"Kau mengikutiku?", tanya Jaejoong kesal..
"Iya, kau senang kan aku disini?", Yoo Chun mengedipkan matanya.. "Aku sengaja meluangkan waktuku untuk menemanimu berbelanja..", lanjut Yoo Chun, lalu ia merebut kereta belanja dari tangan Jaejoong.. Jaejoong tidak perduli, dia mendiamkan Yoo Chun..
"Kau tidak belikan aku marshmallow kesukaanku?", tanya Yoo Chun.. "Dulu jika kita berbelanja, pasti kau tidak lupa membelikanku marshmallow..", Yoo Chun mencoba mengingatkan Jaejoong akan masa lalu mereka.. Namun Jaejoong tidak menggubris, dia tetap mencari barang-barang yang dicarinya..
"Tingkahmu sama seperti dulu.. Kalau aku berpura-pura tidak bisa menemanimu belanja pasti kau marah seperti ini, saat aku tiba-tiba datang ternyata membohongimu itu membuat kau mendiamkanku seharian.. Tapi aku senang itu, jadi aku bisa merayumu sepanjang hari..", Yoo Chun tersenyum, tapi Jaejoong tetap tak mengacuhkannya.. Walaupun di dalam hatinya kata-kata Yoo Chun sangat berarti..
"Sayang jangan terus marah sekarang kan aku sudah menemanimu..", Yoo Chun menarik Jaejoong dan meletakannya diantara ia dan gagang kemudi kereta belanja, membuat Jaejoong terkurung diantara lengan Yoo Chun..
"Kau kan suka seperti ini, mendorong kereta ini bersama.."
Jaejoong merasa terbiasa dengan perlakuan Yoo Chun yang seperti itu.. Dan ia tidak sadar kalau ini bukan kenangan 22 tahun yang lalu..
"Aku kesal padamu Chun..", Jaejoong tersenyum.. "Kau mau marshmallow?", manja Jaejoong dibawah ketidak sadarannya.. Yoo Chun kaget melihat sikap Jaejoong yang seperti ini, namun ia senang sekali..
"Mau..", Yoo Chun tersenyum..
"Yasudah ayo kita ke tempat marshmallow..", suruh Jaejoong dengan manja.. Yoo Chun melajukan kereta belanjanya..
"Aku mau kue itu, berhenti sebentar..", Yoochun menghentikan laju kereta belanjanya di stand kue yang ada di dalam supermarket.. Lalu Jaejoong mencoba sample kue tersebut..
"Ini enak Chun.. Kau mau coba?", Jaejoong menyuapi Yoo Chun..
"Aku beli ini ya..", pinta Jaejoong manja..
Yoochun mengangguk..
Jaejoong sudah mendapatkan kue yang dia mau, ia masukan ke dalam kereta belanja.. "Terimakasih, kalian ini suami istri yang sangat serasi..", puji wanita penjual kue itu yang sudah terbiasa memuji pelanggannya untuk menyenangkan hati karena telah membeli barang jualannya..
Jaejoong tersentak.. "Suami..", ia baru tersadar kalau saat itu bukanlah 22 tahun yang lalu..
Jaejoong lansung melepaskan diri kurungan tangan Yoo Chun, lalu pergi meninggalkan Yoo Chun tanpa kata-kata.. Yoo Chun mengejar Jaejoong.. Namun wanita penjual kue itu hanya menatap heran..
"Jaejoong..", Yoo Chun terus memanggil nama Jaejoong..
Namun Jaejoong tidak memperdulikannya.. Jaejoong masuk ke toilet untuk menangis.. Yoo Chun menunggu Jaejoong di depan toilet..









Fan Fiction... YunJae's Family... Part 40


Lama sekali Yoo Chun menunggu di luar, namun Jaejoong tidak urung muncul.. Rasa khawatir terus berkecamuk.. Berulang kali Yoo Chun menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal sedikitpun, menyenderkan tubuhnya ke tembok, lalu mulai berjalan mengitar, ia sangat tak tenang..
"Apa yang kau lakukan di dalam?", pertanyaan itu selalu terbesit di hati Yoo Chun..
Semakin lama perasaan tak tenang itu membuat ia memutuskan untuk masuk ke dalam toilet yang kosong tidak ada siapa-siapa selain dirinya dan tentunya Jaejoong yang sebenarnya Yoo Chunpun tak melihat siapapun.. Dia membuka pintu kamar mandi satu persatu, bola matanya memeriksa setiap sudut didalamnya, namun ia tidak menemukan Jaejoong.. Sampai pada pintu terakhir yang terkunci..
"Jaejoong kau di dalam?", tanya Yoo Chun sembari mengetuk pintu dengan keras.. Tak ada jawaban apapun dari Jaejoong, namun Yoo Chun bisa mendengar isak tangis wanita di dalam..
"Jaejoong aku tau itu kau.. Bukalah pintu ini, kau sudah setengah jam mengurung di dalam..", pinta Yoo Chun dengan nada yang khawatir.. Namun Yoo Chun tetap tidak mendapatkan jawaban..
Akhirnya Yoo Chun memutuskan untuk mendobrak pintu itu, saat pintu terbuka ia melihat Jaejoong dengan mata merah sembab yang mengeluarkan air mata, terduduk lesu di toilet.. Yoo Chun menghampiri Jaejoong dan berlutut untuk melihat wajah Jaejoong yang tertunduk..
"Are you okay?", Yoo Chun menanyakan hal bodoh..
Jaejoong menatap tajam Yoo Chun, pertanyaan itu seakan menambah kemarahan yang terpancar dari sorot mata Jaejoong..
"You think, i'm okay? Look at me! Kau pikir air mata ini baik? Air mata sia-sia yang ku buang..", dengan nada tingginya Jaejoong meluapkan sedikit emosinya.. "Kau pikir hati ini baik-baik saja?", lanjut Jaejoong tetap dengan nada tingginya namun sedikit menahan emosi ditengah kerapuhan sambil menyentuh kasar dadanya..
Mereka diam, begitu hening tak ada suara, seakan waktu berhenti diantara mereka.. Hanya tatapan dua pasang mata yang dalam..
"Kau pikir hati yang mencintaimu ini baik?", nada tinggi Jaejoong mulai mereda.. Iapun memeluk Yoo Chun, dan Yoo Chun membalas pelukan hangat itu.. "Aku mencintaimu..", lanjut Jaejoong, tangisnyapun semakin tak tertahankan, Jaejoong menangis dalam pelukan..
Entah mengapa saat kata-kata itu keluar dari mulut Jaejoong, perasaan Yoo Chun tidak karuan.. Seharusnya ini membuat Yoo Chun senang, karena ini memang tujuannya.. Merebut cinta Jaejoong kembali..
Jaejoong melepas kasar pelukannya.. "Kau puas sekarang? Ini kan yang kau mau..", sindiran pedas Jaejoong dengan amarah tergambar pada wajahnya.. Emosi Jaejoong terasa begitu tidak stabil..
"Aku mencintaimu, mencintaimu Yoo Chun..", kembali dengan nada tinggi ia berteriak tepat di depan wajah Yoo Chun..
Berbalik, saat ini malah Yoo Chun yang tidak berkata-kata, dia hanya diam seakan mulutnya terkunci rapat..
"Tapi ini salah Chun..", nada tinggi Jaejoong mulai mereda.. "Ada Yunho, ada Kak Junsu.. Ada anak-anak kita..", kata-kata itu terasa begitu memilukan saat terucap dari bibir indah Jaejoong..
Jaejoong kembali terdiam sejenak, dia menelan ludahnya dan menatap kembali wajah Yoo Chun..
"Apa kau pikirkan sebelumnya bagaimana bila aku kembali mencintaimu?", tanya Jaejoong lirih..
Yoo Chun hanya menggelengkan kepalanya..
"Bodoh, kau seharusnya memikirkan itu..", Jaejoong mencaci Yoo Chun.. "Lalu aku harus bagaimana sekarang?", nada Jaejoong meninggi kembali dan terus mengeluarkan air mata yang entah berarti apa..
Yoo Chun memeluk Jaejoong erat.. "Tidak melepaskan siapapun, tidak aku dan Yunho..", bisik Yoo Chun ditelinga Jaejoong..
Jaejoong yang kaget akan kata-kata itu dengan spontan langsung mendorong pelan Yoo Chun bermaksud melepaskan pelukan Yoo Chun..
"Maksudmu kita...", belum selesai Jaejoong berkata Yoo Chun memotong pembicaraan Jaejoong..
"Iyaa..", Yoo Chun mengangguk, dan senyum kecilpun tersungging di ujung bibirnya..
Tak lamapun bibir Yoo Chun mendarat di bibir Jaejoong, mereka berdua menikmati ciuman itu..
"Sudah hapus air matamu.. Kau masih harus membelikanku Marshmallow..", canda Yoo Chun bermaksud membuyarkan keadaan yang kurang nyaman, sambil menyeka air mata Jaejoong yang tersisa dengan tangannya..
Jaejoongpun tersenyum.. "Iya aku bersihkan wajahku dulu, air mata ini merusak riasan wajahku.. Tunggulah diluar, ini kan toilet wanita.. Kau nyaman sekali berada disini..", gurau Jaejoong..
Yoo Chun keluar dari toilet, ia menunggu Jaejoong di luar.. Didalam Jaejoong sedang merapihkan riasan wajahnya.. Sesaat Jaejoong merenung, ia menatap cermin yang ada di hadapannya..
"Ku harap aku tak salah..", kata Jaejoong pada bayangannya di cermin, dan tersenyum..
Lalu dia mulai merapihkan rambutnya dengan tangannya.. Saat merapihkan rambutnya ia terfokus pada pantulan bayangan cincin emas putih berkilau tersemat indah di jari manisnya dalam cermin.. Lalu ia memandangi cincin itu, yang tak lain cincin pernikahannya dengan Yunho.. Ia kembali terdiam, perasaannya kacau, terlalu lama ia memandang cincin itu..
Jaejoong tersenyum sambil memegang cincinnya.. "Sudah delapan belas tahun Bunny, dan sekarang aku mengkhianatimu..", tanpa disadarinya sebutir air mata jatuh, Jaejoong dengan cepat menghapus air mata itu..
"Yunho.. Aku mencintaimu.. Maafkan aku.."
Ia segera mengambil tasnya, dan keluar menghampiri Yoo Chun yang menunggunya daritadi di luar..

No comments:

Post a Comment