Tuesday, February 16, 2010

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 46 - Part 50..

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 46

Dua minggu sudah berlalu sejak pertengkaran Jaejoong dan Hyun Joong malam itu, namun tidak membuat senyum ceria Jaejoong menghias selalu di bibirnya.. Walau ia menutupi semua kesedihannya, tapi itu terlihat ketika ia terlalu sering melamun ditengah kegiatannya..
"Mommy, masakanmu!", Changmin menegur mommynya yang melamun saat memasak..
"Iya apa Minnie?", Jaejoong kaget dan terlepas dari lamunannya, namun ia belum sadar masakannya sedikit hangus..
"Masakanmu itu hangus.."
Dengan cepat Jaejoong langsung mematikan kompornya..
"Mommy kenapa sih?", tanya Changmin heran..
"Aku hanya kurang sehat..", Jaejoong tersenyum..
"Akhir-akhir ini kau sering melamun mom.. Yasudah mommy istirahat, tidak usah memasak lagi.."
"Aku baik-baik saja.. Sudah biar aku buatkan makanan lagi.. Kau pasti lapar baru pulang sekolah..", kata Jaejoong..
"Mommy..", bentak Changmin.. "Kalau kau sakit, aku akan dimarahi dady. Aku bilang mommy harus istirahat..", marah Changmin..
Lalu ia memapah Jaejoong membawanya duduk di sofa ruang keluarga..
"Iih kenapa kau jadi seperti dadymu sih?", kesal Jaejoong, lalu memukul pelan kepala Changmin..
"Karena aku menyayangimu..", Changmin tersenyum lalu mencium pipi Jaejoong..
Jaejoong terlihat senang, ia memeluk Changmin.. "Mommy mencintaimu Min.. Beruntungnya Mommy memiliki anak sepertimu.. Terimakasih.."
"Mommy jangan seperti ini.. Lepaskan, aku bukan anak kecil lagi..", Changmin mencoba melepas pelukan Jaejoong..
"Kau malu ya dipeluk olehku lagi?", tampak raut kecewa saat itu juga dari wajah Jaejoong..
"Mommyy, aku kan hanya bercanda..", sesal Changmin tidak tega melihat mommynya..
....
"Key apa Hyun ada?", tanya Jaejoong melalui telepon..
"Ada, sebentar aku panggilkan..", saut Key dibalik telepon..
"Gomawo Key.."
"Hyun ada telepon dari Joonggie!", sedikit berteriak, dan terdengar oleh Jaejoong..
"Bilang saja aku sudah tidur..", teriak Hyun Joong dari dapur..
"Mian, sepertinya ia sedang mandi.. Nanti aku akan menyuruhnya meneleponmu balik..", Key merasa tidak enak sekali..
"Tidak apa-apa, yasudah kalau begitu..", Jaejoong menutup teleponnya..
"Huh, kau benar-benar marah Hyun..", batin Jaejoong..
....
"Hyun, tidak benar kau seperti ini..", Key menghampiri Hyun Joong sambil memperlihatkan ponsel yang berada di tangannya.. "Sudah sebelas panggilannya yang kau abaikan..", tambah Key..
"Aku tidak mendengar..", eles Hyun Joong..
"Lalu kenapa kau menolak bicara dengannya tadi? Jangan bohong padaku..", marah Key..
Hyun Joong hanya diam dan berpura-pura mengerjakan sesuatu..
Key membalikan tubuh Hyun Joong agar menatapnya, "Telepon dia sekarang!", suruh Key dengan serius dan meletakan ponsel Hyun Joong di tangannya..
Hyun Joongpun menuruti kata istrinya, ia menelepon Jaejoong.. Key meninggalkan Hyun Joong sendiri.. Tak lama Jaejoong mengangkat..
"Ada apa?", tanya Hyun Joong dingin..
"Kau masih marah Hyun?", tanya balik Jaejoong lemas..
"Tidak usah basa-basi.. Apa yang ingin kau katakan?", sinis Hyun Joong..
"Jangan seperti ini Hyun, aku mohon!", pinta Jaejoong tulus..
"Apa kau sudah akhiri hubunganmu dengannya?", nada bicara Hyun Joong mulai tenang..
"Belum, aku masih belum bisa melepasnya..", jawab Jaejoong terbata-bata.
"Kalau begitu jangan pernah menghubungiku, sampai kau bisa melepasnya..", Hyun Joong langsung mematikan panggilan teleponnya..
Hyun Joong membanting ponselnya ke sofa, "Sial, aku kasar sekali padanya..", geram Hyun Joong pada dirinya sendiri.. Iapun menjatuhkan tubuhnya ke sofa, menutup wajahnya dengan kedua tangannya..
"Maafkan aku Joong, tapi ini demi kebaikanmu juga..", kata Hyun Joong berkata sendiri..
Di sisi lain Jaejoong begitu tak kuasa dengan sikap Hyun Joong..
"Hyun seperti itukah?", Jaejoong tertunduk lesu, matanya memerah menahan tangis.. "Harus ku selesaikan semuanya.."
Lalu ia mendial nomor Yoo Chun, cukup lama ia menunggu Yoo Chun mengangkat teleponnya..
"Halo..", sapa Yoo Chun..
"Chun..", Jaejoong seakan menahan berkata, ia mengambil nafas..
"Ada apa sayang? Kau rindu padaku ya?", nada genit Yoo Chun terdengar menggoda..
"Chun, jangan berkata seperti itu.. Aku ingin bertemu denganmu, bisa kau datang kerumahku besok? Aku mohon..", pinta Jaejoong begitu lemah..
"Iya aku akan kerumahmu, ada apa denganmu Joong?", tanya Yoo Chun heran..
"Besok saja aku ceritakan.. Selamat malam..", Jaejoong langsung memutus pembicaraan mereka di telepon.. Dan ia menatap lama ponselnya..
"Kau belum tidur honey?", tanya Yunho yang baru masuk kamar..
Jaejoong tersenyum.. "Bunny..", panggil Jaejoong..
"Iya apa?", saut Yunho sambil menarik selimutnya..
Jaejoong diam, bahkan lebih sering menelan ludahnya..
"Kok malah diam, dasar aneh..", Yunho mengacak-acak rambut Jaejoong..
"Bun, maafkan aku..", Jaejoong menangis..
"Ada apa denganmu honey?", tanya Yunho heran..
Jaejoong menggenggam erat tangan Yunho.. "Aaa, aku telah mengkhianatimu dengan Yoo Chun.. Maaf..", kata Jaejoong terbata-bata..
"Apa?", Yunho tidak menyangka, ia melepas kasar tangan Jaejoong..
"Aku tau aku salah, memang aku bodoh.. Aku tau aku tak pantas untuk kau maafkan.. Tapi aku mohon..", wajah Jaejoong begitu menyedihkan.. Ini pertama kalinya Jaejoong begitu menangis setelah kematian kedua orangtuanya tiga belas tahun yang lalu.. Semuanya ia tumpahkan saat itu juga..
Yunho tidak berkata apapun ia berdiri dari tempat tidur pergi keluar kamar dan membanting pintu begitu keras..
Jaejoong menatap miris, "Benar katamu Hyun, aku akan menyesal.."
Jaejoong menutup wajahnya dengan tubuh yang bergetar..













Fan Fiction... YunJae's Family... Part 47


Pagi hari saat Jaejoong terbangun, ia tidak menemukan Yunho disampingnya..
"Dia tidak disini tadi malam..", batin Jaejoong..
Ia pergi ke kamar Changmin dan berharap Yunho disana, tetapi ia tidak menemukannya.. Jaejoong membangunkan Changmin karena sudah pagi..
"Minnie bangun..", berteriak pelan sambil membuka tirai jendela kamar Changmin..
Changmin membuka matanya pelan karena tersorot sinar matahari yang masuk ke kamarnya..
Jaejoong mencium pipi Changmin, "Have a great day sayang, ayo bangun..", menarik Changmin bangun untuk segera mandi..
Changmin hanya tersenyum, Jaejoong yang yakin Changmin sudah masuk kamar mandipun keluar.. Ia masih mencari Yunho ke seluruh sudut rumah..
"Mobilnya ada, berarti dia dirumah.. Tapi kau dimana?", batinnya saat melihat ke bagasi rumah..
"Atap rumah, ku harap kau disana..", Jaejoong menampakan raut cemasnya..
Ia langsung ke atap rumah, dan melihat Yunho tidur bergeliat di lantai papan seperti menahan dingin semalaman berada di tengah udara malam..
Jaejoong mendekati Yunho, ia menatap sendu Yunho, "Tidak seperti ini bun..", lalu menyentuh pipi Yunho..
Yunho terbangun karena merasakan sentuhan di wajahnya, saat benar-benar sadar dan melihat Jaejoong dihadapannya wajahnya langsung berubah penuh amarah.. Ia langsung menepis kasar tangan Jaejoong dari wajahnya.. "Aku mau mandi..", kata Yunho dingin meninggalkan Jaejoong yang tersayat hatinya sendiri.. Tanpa disadari sebutir air mata jatuh menyentuh tangannya, ia langsung menghapus air matanya dan menghela nafas panjang..
....
"Minnie, bunny makanan sudah siap, ayo turun..", panggil Jaejoong dari dapur..
Changmin sudah turun, dan langsung duduk manis di meja makan menunggu Yunho.. Tak lama Yunho turun, tapi sepertinya ia buru-buru..
"Minnie aku buru-buru, jadi kau berangkat sendiri ya.. Aku pergi..", Yunho berkata sambil membuka pintu rumah..
"Tidak sarapan dulu?", tanya Jaejoong menahan Yunho..
"Aku buru-buru..", jawab Yunho singkat..
"Aku bawakan untukmu, sebentar bun.."
"Aku bilang tidak perlu Joong, aku bisa sarapan di kantor..", jawab Yunho sinis, ia langsung ke mobilnya dan pergi..
"Joong? Begitukah?", batin Jaejoong ingin menangis..
Changmin bertanya-tanya akan tingkah dadynya..
"Dady kenapa Mom?", heran Changmin..
"Entahlah, sudah kau makan saja Min..", Jaejoong menutupi masalah sebenarnya..
Changmin mengangguk dan melanjutkan makannya..
....
Hari sudah malam, Changmin menyantap makan malamnya ditemani Jaejoong..
"Mom makanlah, tadi sore mommy tidak makan.. Tadi pagipun cuma sedikit, sekarang mau tidak makan lagi..", protes Changmin pada mommynya..
"Iya pasti mommy makan, nanti bersama dady.. Kau tenang saja, lagipula tadi siang kan aku sudah makan..", Jaejoong berbohong, kenyataannya baru selembar roti tawar yang masuk ke perutnya hari ini.. Ia tidak punya nafsu makan sama sekali..
"Benar ya?", Changmin memastikan dengan memicingkan matanya..
"Iya.."
Selesai makan Changmin langsung naik ke kamarnya, banyak tugas yang harus dikerjakan..
Tapi Yunho belum pulang, Jaejoong terus menunggunya..
Jaejoong melihat jam dinding di ruang keluarga, jam menunjukan jam 9 malam..
"Sudah satu jam kau terlambat pulang bunny..", Jaejoong cemas.. Televisi menyala tetapi tidak ada yang menonton, karena Jaejoong terus melihat pergerakan jarum jam dan pintu rumah menanti Yunho..
Jam 1 malam, Yunho tetap belum pulang..
"Sudah lewat tengah malam, kau dimana?", Jaejoong tetap pada kekhawatirannya yang begitu menghantui pikirannya..

CEEKKKLLEEK..
Pintu rumah dibuka dari luar, spontan Jaejoong langsung menengok ke arah pintu.. Yunho muncul dari balik pintu, dia begitu berantakan.. Rambutnya acak-acakan, jasnya ia letakan di pundak, kemeja yang dipakainya kusut tak rapih, matanyapun merah seperti orang yang terlalu banyak minum..
"Kau baru pulang..", ada kelegaan yang terpancar dari wajah Jaejoong..
Yunho melenggang ke kamar tanpa perduli kata-kata Jaejoong yang menatapnya sedih.. Dia mabuk, aroma tajam alkohol tercium dari tubuhnya.. Jalannya sempoyongan, tingkahnyapun seperti tanpa akal..
Di tangga Yunho terjatuh, dengan cepat Jaejoong membantunya bangun..
"Lepaskan aku, aku bisa sendiri..", Yunho menolak bantuan Jaejoong.. Tetap dengan jalan yang sempoyongan, Yunho sampai di kamarnya..
Yunho menjatuhkan dirinya ke tempat tidur, dan memejamkan matanya.. Jaejoong membenarkan letak tidur Yunho, lalu menarik selimut untuk menghangatkan Yunho sambil menangis melihat suaminya yang seperti ini..
"Jangan menyiksa dirimu Bunny, ini semua salahku.. Biar aku saja yang kau hukum, tidak kau..", Jaejoong hanya menatap wajah Yunho dari dekat, tanpa berani menyentuhnya.. Air matanyapun jatuh tepat di wajah Yunho..
"Kenapa kau begitu tega padaku honey? Memang aku bukan yang terbaik, tapi aku selalu berusaha jadi yang terbaik untukmu.. Tapi mengapa kau patahkan semuanya..", Yunho mengigau saat tertidur.. Air matapun keluar dari kedua matanya, ia menangis dalam tidurnya..
Jaejoong yang mendengar itu, semakin merasa bersalah.. Kata-kata Yunho begitu mengiris hatinya..
Jaejoong berlari keluar kamar, ia menyenderkan dirinya ke tembok dan pelan-pelan terduduk di lantai meluapkan semua tangisannya..
"Kau memang yang terbaik, akulah yang bodoh menyia-nyiakan semuanya..", Jaejoong menggigiti jari telunjuknya sampai terluka dan mengeluarkan darah tapi Jaejoong tidak perduli..
Persetan dengan rasa sakit yang ia dapat akibat gigitannya yang semakin melukai telunjuknya.. Baginya tidak sebanding dengan semua penderitaan yang ia buat sendiri..















Fan Fiction... YunJae's Family... Part 48


Pagi-pagi Changmin keluar kamar, dan melihat Jaejoong tertunduk dengan jari telunjuk yang berdarah.. Ia yang panik langsung menghampirinya..
"Mommy! Apa-apaan ini, tanganmu..", begitu panik.. Jaejoong menghapus airmatanya ketika tau Changmin mendekatinya..
Changmin langsung pergi mengambil kotak obat di dapur..
Saat kembali ia tidak menemukan ibunya ditempat semula.. Ia masuk ke kamar YunJae..
"Dady bangun..", Changmin membangunkan ayahnya.. Yunho membuka matanya perlahan..
"Mommy mana?", tanya Changmin.. Yunho hanya menggelengkan kepalanya setengah sadar..
Jaejoong keluar kamar mandi setelah mencuci wajahnya.. Ia tersenyum, ia tidak ingin Changmin dan Yunho melihat keadaannya yang begitu kacau..
"Mommy aku mencarimu, kemarikan tanganmu..", sambil menarik Jaejoong duduk di tempat tidur, lalu mengobati tangan Jaejoong..
Yunho tidak bertindak, ia hanya melihat apa yang terjadi..
"Kau hanya diam padahal aku terluka..", batin Jaejoong yang menatap Yunho..
"Aku mandi dulu ya..", pamit Yunho langsung berdiri masuk kamar mandi..
"Itu pasti sakit..", batin Yunho saat mengingat tangan Jaejoong yang terluka..
....
Yoochun terus memikirkan pertemuannya kemarin dengan Jaejoong..
----Flashback----
"Sayang..", senang Yoo Chun saat Jaejoong membukakan pintu..
Jaejoong hanya tersenyum.. Lalu Yoo Chun masuk.. Tanpa basa-basi Jaejoong langsung mengutarakan maksudnya..
"Aku tidak bisa melanjutkan semuanya, cukup disini Chun..", wajah Jaejoong begitu serius..
"Maksudmu apa? Aku baru datang tapi wajahmu seperti ini..", Yoo Chun menyenggol Jaejoong untuk menggoda..
"Aku serius Chun, aku ingin akhiri semuanya.. Yunho sudah tau, aku memberitahunya.. Aku tidak ingin benar-benar kehilangan kalian..", Jaejoong berusaha tegar saat mengatakannya..
"Apa? Joong kenapa kau tidak bicara dulu padaku.. Apa kau tidak berpikir tentangku?", Yoo Chun begitu kecewa..
"Aku sudah memikirkan semuanya Chun.. Kau, keluargaku, keluargamu, bahkan keluarga Hyun.. Aku tidak ingin merusaknya..", nada bicara Jaejoong lemah..
"Tapi aku.."
Belum selesai Yoo Chun berkata, Jaejoong sudah memotongnya, "Dari awal ini sudah salah.. Apa kau tidak berpikir tentang kak Junsu? Kyuhyun? Aku mohon..", Jaejoong menatap sendu Yoo Chun..
"Entahlah, aku pulang Joong..", hati Yoo Chun seakan tertusuk oleh perkataan Jaejoong, ia membuka pintu dan pergi..
Belum jauh Yoo Chun melangkah.. Jaejoong menahannya dengan memeluk Yoo Chun.. "Aku mencintaimu.. Tapi aku juga mencintai keluargaku dan persahabatanku dengan keluargamu dan Hyun.. Aku harap kau bisa mengerti..", bisik Jaejoong pada Yoo Chun.. Yoo Chun hanya tersenyum lalu pergi melajukan mobilnya..
----End of the Flashback----
"Memang aku yang salah dari awal..", jerit batin Yoo Chun..
"Kau ini kenapa sih?", Junsu mengagetkan Yoo Chun.. "Masih pagi sudah aneh, tidak mau masuk kantor sekarang kau melamun..", heran Junsu pada Yoo Chun..
Yoo Chun hanya tersenyum, "Jun aku mau tanya..", kata Yoo Chun..
"Apa?"
"Selaama ini apa yang kau pikirkan tentangku?", Yoo Chun melanjutkan perkataannya.. Junsu semakin tidak mengerti dengan suaminya..
"Kau ini, jangan buat aku harus berpikir..", Junsu bergurau..
"Tidak perlu berpikir, bilang saja apa yang pertama kali kau pikirkan tentangku..", Yoo Chun benar-benar serius..
Junsupun ikut serius, ia menatap Yoo Chun..
"Kau benar-benar ingin tau?"
Yoo Chun mengangguk..
"Aku selalu berpikir kau tidak mencintaiku..", selesai berkata Junsu langsung berlari masuk ke kamar..
"Itu yang ku maksud Jun..", Yoo Chun bergumam sendiri sambil memandang Junsu yang pergi meninggalkannya..
Dikamar Junsu menangis..
"Mengapa kau tanyakan itu Chun, kau membuka lukaku..", Junsu menutup wajahnya dengan bantal..
Yoo Chun menyusul Junsu ke kamar.. Junsu menenggakan wajahnya saat Yoo Chun menyentuh pundaknya..
"Maaf..", kata Junsu..
"Jadi itu yang kau pikirkan? Kalau memang benar, aku ingin kau membantuku..", Yoo Chun menghapus air mata Junsu..
"Maksudmu apa?", tanya Junsu..
Yoo Chun menelan ludahnya..
"Aku ingin kau mengajariku untuk lebih mencintaimu.. Agar aku tidak lagi mengecewakanmu..", Yoo Chun terdiam sejenak.. "Maaf aku telah mengkhianatimu..", lanjut Yoo Chun menundukan wajahnya.. Namun Junsu malah tersenyum..
"Aku tau.. Kau ingin mengatakan kau menduakanku dengan Joonggie kan? Sudah lama aku tau tentang ini.."
Yoo Chun sontak terkejut..
"Wajahmu, kau terkejut? Akupun begitu..", canda Junsu..
"Kau tidak marah Jun?", heran Yoo Chun..
Junsu menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku malah senang.. Karena memang ini yang aku tunggu, kau akui ini padaku.. Cukup itu saja.. Lagian kau kan memintaku untuk mengajarimu mencintaiku, kalau aku marah bagaimana aku mengajarimu..", Junsu menyembunyikan perasaannya yang sesungguhnya, sebenarnya saat ini hatinya menangis..
Yoo Chun langsung memeluk Junsu, saat itu Junsu meneteskan air matanya, dan dengan cepat dihapusnya saat Yoo Chun melepas pelukannya..
"Tapi kau salah Jun, walaupun masih ada dia disini.. Aku tetap mencintaimu..", Yoo Chun menarik tangan Junsu dan diletakan di dadanya..
"Iya aku salah.. Pelajaran pertama untukmu.. Kau harus jujur pada dirimu dan aku, kalau kau ingin mencintaiku lebih..", tersenyum manis..
"Aku mencintaimu.. Aku sudah jujur padamu..", Yoo Chun tersenyum licik..
"Bohong lagi..", protes Junsu..
"Aku jujur, kau tidak percaya sekali..", kesal Yoo Chun.. "Jun, bagaimana kau tau tentang ini?", heran Yoo Chun penasaran..
"Jangan kau bahas ini lagi aku mohon..", pinta Junsu lemah..
"Baiklah..", Yoo Chun mengerti..














Fan Fiction... YunJae's Family... Part 49


Di kantor Yunho mencoba berkonsentrasi pada perkerjaannya, tapi tidak bisa ia geram akan Jaejoong..
"Andai aku tidak melihatnya, mungkin aku bisa memelukmu saat ini..", Yunho mengepalkan tangannya dan memukul meja kerjanya..
"Enyah kau dari pikiranku..", Yunho berteriak marah.. Sampai sekretaris pribadinya masuk ke ruangan..
"Ada apa pak?", tanya Choi Ahn ka sekretaris pribadinya..
"Tidak, sudahlah..", jawab Yunho..
"Baik, kalau ada apa-apa panggil saja.. Permisi..", pamit Choi Ahn Ka sopan dan keluar ruangan dengan penuh tanya..
"SIAL..", Yunho bergumam, sambil mengurut dahinya lalu memejamkan matanya..
----Flashback----
Di kantor Yunho sudah memutuskan untuk melupakan masalahnya dengan Jaejoong..
Dan ia juga memutuskan untuk pulang cepat, iapun sudah menyiapkan bunga mawar putih untuk Jaejoong..
"Ah honey aku tidak sabar bertemu denganmu..", senang Yunho saat sedang menyetir mobilnya, lalu mengambil bunga mawar putih yang ia letakan di jok sampingnya dan mencium bunga itu..
"Harumnya tidak seharum aroma tubuhmu.. Aku merindukannya.."
Yunho masih terlihat sangat senang sampai ia mengerem mendadak mobilnya..
"Jadi begini semuanya.. Kupikir kau menyesal, tapi kau masih dengannya.. Aku baru tau kau yang sebenarnya, wanita sia....", Yunho tidak sanggup melanjutkan kata-katanya yang mencaci Jaejoong.. Yunho benar-benar marah melihat Jaejoong yang sedang berpelukan dengan Yoo Chun di halaman rumah mereka..
"Seharusnya aku tidak pernah berpikir tentang ini..", mengambil bunga mawar putih itu dan membuangnya ke luar, ia memutar balik mobilnya dan melindas bunga mawar yang sudah disiapkan..
Ia kacau, ia melajukan mobilnya tanpa arah tujuan.. Sampai hari sudah malam ia baru menghentikan mobilnya di sebuah bar.. Ia habiskan semalaman disana untuk menghilangkan depresinya dengan cara mabuk-mabukan..
----End of The Flashback----
Ingatannya tentang kejadian kemarin terputus saat telepon kantornya berdering..
"Ada apa Ahn?", tanyanya..
"Maaf pak ada telepon..", beritahu Choi Ahn Ka..
"Sambungkan..", pinta Yunho..
Yunhopun disambungkan dengan si penelepon..
"Halo..", sapa Yunho.
Tapi tidak ada jawaban dari si penelepon, Yunhopun bingung..
"Halo..", sapa Yunho lagi..
"Bunny..", jawabnya..
"Oh kau.. Mau apa?", tanya Yunho ketus..
"Aku hanya ingin minta maaf.."
"Aku tidak membutuhkannya..", Yunho semakin ketus..
"Aku tau.. Tapi aku hanya ingin minta maaf, karena hanya lewat telepon aku bisa bilang ini secara langsung.. Itupun kalau kau mau mendengarkanku..", Jaejoong menahan tangisnya..
"Sayangnya aku tidak mau mendengarkanmu, Joong..", Yunho menutup teleponnya keras.. Jaejoong terkejut mendengar bunyi telepon yang ditutup..
"Kau kira aku bisa kau bodohi lagi Joong..", kali ini Yunho mengeluarkan air matanya..
....
Saat pulang Changmin mendapatkan keadaan rumah kosong..
"Pasti mommy pergi, aku makan ramen lagi deh..", ujar Changmin ringan..
Changmin naik ke kamarnya, dan merebahkan dirinya ke tempat tidur.. Tapi ia malah benar-benar tertidur dengan seragam dan sepatu sekolah yang masih dikenakan..
Saat hari sudah malam, barulah ia terbangun..
"Aku tertidur, ketawan mommy bisa kena omel nih..", katanya bicara sendiri dan tertawa karena membayangkan Jaejoong mengomelinya karena masih mengenakan seragam..
Iapun segera mandi, setelah selesai mandi iapun turun.. Ternyata ia masih sendiri dirumah..
"Ah mommy lama sekali..", kesal Changmin..
Changmin menyalakan televisi sambil menunggu orangtuanya pulang..

Krkrkrrkk..
Perut Changmin berbunyi tanda lapar, tapi ia malas sekali untuk memasak, terpaksa dia hanya menyemil dan tetap menunggu mommynya datang..
"Aku lapar, coba ada Kyuhyun.. Pasti dia akan menggantikan mommy memasak.. Lagian Mommy kemana sih? Senang sekali membuatku kelaparan..", gerutu Changmin..
Changmin mengecek keluar rumah, tidak ada tanda-tanda kedatangan orangtuanya.. Saat melihat garasi..
"Mobilnya ada.. Mana pernah mommy pergi tanpa mobilnya.. Berarti dia sudah pulang, aah menyebalkan, tidak memberitahuku..", kesal Changmin.. Iapun langsung pergi ke kamar YunJae untuk mengomeli mommynya yang tidak memberitahu kalau sudah pulang..
Changmin membuka pintu kamar YunJae dengan kesal..
....
Yoo Chun sedang merasakan hawa malam di teras belakang rumahnya..
"Bagaimana denganmu ya? Kemarin aku tidak tanyakan tentangmu dan Yunho.. Apa kalian baik-baik saja? Kuharap begitu, jika tidak aku akan sangat bersalah..", rasa penasaran ini yang sedang jadi pikiran utama Yoo Chun..
Yoo Chunpun menelepon ponsel Jaejoong, ia berharap bisa menghilangkan semua rasa penasarannya.. Namun tidak sesuai harapan, ponsel Jaejoong tidak bisa dihubungi..
"Kenapa kau matikan ponselmu disaat seperti ini..", eluh Yoo Chun..
....
Yunho membuka pintu rumah dengan malas, seakan ingin tak ingin menginjakan kakinya dirumah yang terdapat Jaejoong didalamnya..
"Baguslah, ku kira aku akan langsung melihat wajah memelas yang memuakan itu saat aku membuka pintu..", batin Yunho yang tidak melihat siapa-siapa di lantai bawah..
Tak lama telepon rumah berdering, Yunhopun mengangkatnya..
"Halo..", sapa Yunho..
"Yun apa Jaejoong ada?", nada bicaranya gugup, seperti takut berkata..
"KAU.. Sudah ku bilang dari awal jangan ganggu istriku.. Ternyata salah, bukan hanya kau, diapun juga.. Telepon saja ponsel pacarmu..", sindir Yunho lalu menutup teleponnya..
"Tidak kau, tidak Yoo Chun semua memuakan..", kesal Yunho..
Yunhopun memutuskan ke kamarnya, ia ingin mandi.
Namun ia melihat Changmin menangis di depan kamar YunJae..














Fan Fiction... YunJae's Family... Part 50

Yunho menghampiri Changmin yang menangis..
"Kau kenapa Minnie?", tanya Yunho panik.. Changmin tidak menjawab namun ia malah menyodorkan sebuah surat yang diamplopnya bertuliskan TO: MINNIE.. Dan Yunhopun membacanya..
---------------------
Minnie..
Maaf ya mommy menitipkan surat ini lewat dady..
Mommy pergi dulu, kau tidak usah mencari mommy..
(Hahahaha, mommy terlalu percaya diri memangnya kau akan mencari mommy..)
Mommy bercanda Min..

Mommy sudah siapkan makanan di meja makan, kau pasti lapar saat pulang sekolah..
Apa kau sudah memakannya?
Kalau belum, sebelum dimakan kau panaskan dulu karena pasti sudah dingin..
Jangan lupa ganti seragammu, kau selalu saja lupa..
Jangan terlalu lama didepan komputermu nanti matamu lelah..

HEY MINNIE, jangan menangis seperti itu.. Nanti aku juga menangis..
Kau harus jadi pria yang tegar seperti dadymu..
Kau mau janji ini pada Mommy..
Aku mohon, agar aku tidak khawatir..

Minnie, selama Mommy tidak ada, tolong ingatkan dadymu untuk selalu makan ya..

Mommy pasti akan merindukanmu..
-AKU MENCINTAIMU, MINNIE-
---------------------
Yunho memasukan kembali surat itu ke dalam amplop.. Ia menahan tangisnya, karena tidak ingin menambah kesedihan pada Changmin..
"Mommy pergi dad, kenapa ia pergi?", kata Changmin menangis.. Yunho memeluk Changmin, "Mommy bilang kau tidak boleh menangis Min.. Kau tidak ingin dia khawatir kan?", ternyata air mata Yunho jatuh juga saat memeluk Changmin, ia langsung menghapusnya..
"Hapus air matamu! Kau sudah makan masakannya?", tanya Yunho sambil tersenyum.. Changmin menggelengkan kepalanya..
"Kalau begitu dady panaskan dulu, kau ke kamar mandi sana, cuci mukamu..", suruh Yunho.. Yunhopun turun ke dapur..
"Dady suratmu masih ku letakan di tempat tidurmu..", beritahu Changmin sedikit menahan dadynya, Yunho hanya tersenyum..
Selesai Changmin mencuci mukanya, ia turun..
"Makan Min! Mommy masak banyak sekali, sepertinya ia tau kalau kau sangat lapar..", Yunho mencairkan suasana..
"Seharusnya dari kemarin aku sudah menyadari kalau kalian bertengkar..", Changmin tidak merespon kata-kata Yunho, ia malah mengganti topik pembicaraan..
"Minnie.."
"Iya, seharusnya aku tau itu dad.. Agar aku bisa menemani mommy..", Changmin kembali menangis..
"Jadi kau ingin meninggalkanku juga Min?", tanya Yunho..
"Bukan begitu maksudku dad..", Changmin merasa perkataannya membuat dadynya salah paham..
"Cukup aku kehilangan dia, tidak denganmu.."
Yunho langsung pergi ke kamarnya meninggalkan Changmin..
"Dady bukan seperti itu..", teriak Changmin namun tidak digubris Yunho..
Yunho membuka pintu kamarnya perlahan, dan berjalan menuju tempat tidurnya.. Ada surat yang tergeletak disana.. Yunho mengambil surat beramplopkan warna hijau itu dan mulai membacanya..
---------------
Dear Bunny..
Kau menyukai warna amplop surat ini kan? Warna hijau ini warna kesukaanmu..
Tidak penting ya?
Soalnya aku tidak tau mau bicara apa.. Terlalu banyak yang ingin aku katakan..

Awalnya aku berusaha menerima hukumanku darimu.. Tapi ternyata aku tidak sanggup.. Ijinkan aku menghukum diriku sendiri ya bun..

Semua memang salahku, seharusnya dari awal aku berpikir akan ini..
Sekarang kita berdua tau, akulah yang tidak pantas untukmu..

Kau ingat dulu saat sekretarismu mengganggumu aku marah padamu, ku kira kau mengkhianatiku.. Tapi ternyata sekarang aku yang mengkhianatimu..
Bodoh kan aku?
Padahal kau suami terbaik di seluruh dunia..

Maukah kau memaafkanku?
Pertanyaanku ini lebih bodoh ya..
Tentu saja tidak, Jaejoong kau memang bodoh..

Kau terlalu baik bunny, seharusnya kau bunuh saja aku.. Aku lebih pantas mati dalam dosa kan?

Aku mencintaimu, sangat mencintaimu..

Terimakasih untuk kalung kita, aku akan menjaganya untuk mengenangmu..

Oh ya, bila kau melihat tiga bintang dilingkaran itu lagi, titip maaf dariku karena aku telah membuat satu bintang redup..

Aku pergi dulu ya bunny..
Karena hukumanku sebentar lagi akan dimulai..

Jangan lupa makan, aku tidak ingin kau sakit..

Maaf aku belum sempat melunasi hutangku..
Entah bisa atau tidak aku melunasinya..
Hahahahaha, kurasa tidak..

Aku titip Minnie, tolong jaga dia untukku..

Sampaikan juga maafku pada Hyun, aku tidak bisa mengatakannya langsung..

Jaga dirimu dan Minnie, jangan lupa..

Satu lagi tolong berikan surat yang satu lagi untuk Minnie, anggap saja ini sebagai permintaan terakhirku.. Dan bilang padanya tolong jangan menyesal mempunyai mommy yang bodoh sepertiku..

Saranghaeyo Yeongwonhi..

Dari: Jaejoong istrimu yang bodoh
---------------
Yunho mendekap erat surat itu..
"Kau memang bodoh honey.. Seharusnya kau tidak meninggalkanku.. Kau bodoh, bodoh.. Aku membencimu..", Yunho menangis sejadi-jadinya sampai mata kecilnya membengkak..
"Jika tau seperti ini, seharusnya tadi aku mendengarkanmu saat di telepon..", sesal Yunho yang mendalam saat emosinya sudah mulai mereda..
"Telepon, iya aku harus meneleponmu.."
Yunho baru teringat untuk menelepon Jaejoong, iapun segera mengambil ponselnya dan mendial nomer Jaejoong..
"Honey, kenapa kau harus matikan ponselmu.. Kalau begini bagaimana aku tau kau ada dimana..", kesal Yunho khawatir..
Tiba-tiba Changmin masuk ke kamar Yunho dan melihat dadynya menangis.. Iapun menghampiri Yunho..
"Dady aku tidak tau ada apa antara kalian, dan akupun tidak ingin tau.. Tapi aku hanya ingin dadyku yang tegar seperti kata Mommy.. Dia pasti kembali, aku yakin itu..", Changmin menenangkan dadynya, namun ia sendiripun menangis..
Akhirnya mereka berduapun menangis karena tak kuat menahannya..

No comments:

Post a Comment