Tuesday, February 16, 2010

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 51 - Part 55..

Fan Fiction... YunJae's Family... Part 51

Yunho dan Changmin memulai pagi pertamanya tanpa kehadiran Jaejoong.. Mereka sudah tepat berada di depan sekolah Changmin..
"Dad, kita harus kuat ya.. Supaya mommy tidak khawatir..", kata Changmin tersenyum pada Yunho sebelum ia turun dari mobil..
"Iya tenang saja.. Sana kau turun..", Yunho balik tersenyum..
Wajah Yunho masih sendu, matanyapun masih bengkak.. Yunhopun melajukan kembali mobilnya menuju kantor setelah Changmin memasuki gerbang sekolah..
Dalam perjalanan ke kantor ia menelepon Hyun Joong..
"Hyun, bisa kau ke kantorku sekarang..", pinta Yunho ditelepon..
"Iya bisa, ada apa?", Hyun Joong menyanggupi..
"Nanti saja ku ceritakan.. Aku tunggu, dah..", Yunho menyelesaikan perbincangan..
....
"Hei, kau melamun saja Min..", Kyuhyun mengejutkan Changmin yang sedang tertunduk lesu, dibangku taman..
"Kau mengagetkanku saja Kyuh..", Changmin menenggakan wajahnya dan berusaha tersenyum..
"Kau habis menangis ya?", tanya Kyuhyun..
"Tidak..", Changmin berbohong..
"Hei wajahmu tidak bisa membohongiku, lihat mata sembabmu.. Hiuh..", ujar Kyuhyun memegang wajah Changmin..
"Terlihat ya Kyuh?", malu Changmin..
Kyuhyun mengangguk,
"Mau cerita padaku?", tanya Kyuhyun ringan..
Changmin tersenyum.. "Kemarin mommy pergi, ia meninggalkanku tanpa memberitahukan alasannya.. Tapi aku tau pasti ini ada hubungannya dengan pertengkarannya dengan dady..", cerita Changmin singkat namun sudah dapat membuatnya kembali menangis..
"Apa?", Kyuhyun sangat terkejut.. "Kenapa baru sekarang kau cerita..", lanjut Kyuhyun..
"Aku takut kau meninggalkanku karena malu akan keadaan keluargaku saat ini..", lirih Changmin mulai menahan tangisnya..
"Ssst..", Kyuhyun menutup bibir Changmin dengan telunjuknya.. "Jangan berpikir seperti itu, aku tidak akan meninggalkanmu.. Hei kau malah yang terdengar seperti malu akan keluargamu.. Jangan katakan itu lagi, jika mommymu tau dia pasti sedih.. Sekarang kau tersenyumlah, dia tidak akan benar-benar meninggalkanu.. Percaya padaku..", senyum Kyuhyun mengembang menenangkan Changmin..
"Iya maafkan aku..", sesal Changmin..
"Hapus airmatamu.. Pelajaran sebentar lagi kan dimulai, ayo masuk.. Jangan sedih lagi ya sayang.. Aku tidak suka melihat kau sedih, karena wajahmu jelek kalau seperti ini..", goda Kyuhyun.. Dan menarik Changmin masuk ke kelas.. Changminpun menghapus air matanya..
....
"Duduk Hyun..", suruh Yunho saat Hyun Joong memasuki ruangannya..
"Ada apa denganmu?", tanya langsung Hyun Joong tanpa basa-basi karena sulit menahan rasa penasarannya akan kesedihan yang terpancar dari aura Yunho..
"Ia titip maaf untukmu..", kata Yunho..
"Siapa?", tanya Hyun Joong heran..
"Jaejoong.. Kau baca saja sendiri.. Ini..", Yunho menyerahkan surat dari Jaejoong untuknya kepada Hyun Joong..
Hyun Joong membaca surat itu, sebenarnya ia tidak mengerti isi keseluruhan surat Jaejoong.. Namun yang pasti ia mengerti, bahwa Jaejoong pergi dan telah mengakui semuanya pada Yunho..
"Kau sudah tau kan sekarang?", tanya Yunho dengan mata yang sudah memerah tapi tetap menahan tangisnya agar tidak keluar..
"Sial, ini pasti salahku..", kesal Hyun Joong pada dirinya sendiri..
"Mengapa kau berkata seperti itu?", tanya Yunho yang berbalik heran..
Hyun Joong menceritakan apa yang sebenarnya terjadi saat dirumah YooSu dan bagaimana saat ia menolak telepon Jaejoong..
"Aku merasa menyesal, seharusnya aku tidak memojokannya..", Hyun Joong begitu menyesal..
"Ini bukan salahmu, tapi sikapkulah yang membuat dia meninggalkan kita.."
Yunho dan Hyun Joong mulai menyalahkan diri mereka masing-masing.. Dua-duanya merasa karena merekalah, Jaejoong pergi.. Sebenarnya akibat dirinya sendiri Jaejoong sampai seperti ini..
"Apa kau sudah coba menghubunginya?", tanya Hyun Joong..
"Sudah sering, tapi ponselnya selalu di matikan, kurasa ia memang benar-benar ingin meninggalkanku..", Yunho masih menahan tangisnya..
"Tidak seperti itu Yun.. Atau mungkin Yoo Chun tau..", kata Hyun Joong..
"Hah, orang itu.. Kurasa tidbk, kemarin malam ia menelepon ke rumah mencari Jaejoong..", ada kemarahan saat Yunho mendengar nama Yoo Chun..
Mereka berdua akhirnya terdiam cukup lama..
"Aku benar-benar tidak tau harus mencarinya kemana.. Setelah orang tuanya meninggal, ia hanya punya kita.. Tapi sekarang ia sendiri di dunia ini.. Pasti sekarang kau sangat menderita honey.. Maafkan aku, aku jadi membuatmu seperti ini.. Ku mohon kau pulanglah..", Yunho menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan akhirnya menangis.. Memang setelah orang tua Jaejoong meninggal ia tidak punya siapa-siapa lagi selain keluarganya saat ini.. Karena dia anak tunggal di keluarganya, itupun anak yang diadopsi dari panti asuhan, ibu kandungnya meninggal saat melahirkannya..
"Kenapa kau jadi cengeng seperti ini? Joonggie selalu bilang padaku, kalau kau pria yang kuat.. Tapi mana? Jangan buat dia lebih menderita dengan kau yang seperti ini.. Percaya padaku, kita akan segera menemukannya..", Hyun Joong membesarkan hati Yunho agar tidak terlalu larut dalam rasa bersalahnya..
"Tapi aku khawatir dengannya, dia mau kemana lagi.. Dia tidak punya tempat lain lagi sebagai tujuannya.. Aku takut terjadi apa-apa Hyun..", masih dengan emosional..
"Yun barusan kau yang bilang, dia tidak punya tempat lain sebagai tujuan, dan satu-satunya tempat hanya rumah kalian.. Tapi dia butuh waktu menemukan kembali tempat yang ia tuju.. Kau mengerti maksudku? Pasti dia akan pulang cepat atau lambat..", Hyun Joong lebih menenangkan Yunho padahal dalam hatinya iapun begitu cemas akan Jaejoong..
Yunhopun tersenyum tenang..









Fan Fiction... YunJae's Family... Part 52

Sejak pagi Jaejoong duduk menangis di antara kedua pusara orang tuanya, ia hanya menangis.. Tak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya.. Orang-orang yang disekitarnyapun menatap heran, tapi tidak berani mendatangi Jaejoong.. Mereka hanya bisa menyimpan banyak tanda tanya diotak mereka..
Jaejoong berantakan, pakaiannya lusuh, rambutnya yang hitam indah tidak lagi rapih, semua riasan di wajahnya semakin terhapus air mata.. Sebenarnya ia tidak tau apa yang akan ia lakukan di makam orang tuanya, tapi hatinya yang membawanya kesana..
Saat hari sudah sore..
"Sore Appa, Umma..", kalimat pertama yang keluar dari mulut Jaejoong..
"Maaf aku datang dengan keadaanku yang seperti ini..", lalu terdiam kembali..
"Aku merindukan kalian, apa boleh aku menyusul kalian? Aku tidak kuat sendiri seperti ini umma..",,, "Jangan marah Appa.. Iya aku tau, aku harus terima hukumanku kan? Aku ingat apa yang selalu kau katakan padaku, aku harus siap menanggung hukuman dari kesalahan yang aku buat sendiri.. Begitu kan?", Jaejoong berpura-pura tersenyum dan mengambil dalam nafasnya.. "Aku yang salah, anakmu ini membuat kesalahan besar.. Aku tidak pantas dimaafkan..", Jaejoong kembali menangis sejadi-jadinya..
"Appa jangan salahkan Yunho, aku yang memutuskan pergi..", Jaejoong berbicara seakan ada sautan dari orang tuanya..
"Mau dengar ceritaku?", tanyanya pada makam kedua orang tuanya.. "Ayolah, hanya kalian yang aku harap mau mendengarkanku.. Semua orang sudah tidak mau berbicara padaku.. Aku mohon..", Jaejoong seperti orang sakit jiwa..
"Aku mulai ya.. Kalian tau? Cucu kalian, Minnie! Sekarang dia sudah besar, dia sudah punya kekasih, Kyuhyun namanya..",,, "Apa? Kalian tanya cantikan mana denganku?",,, "Aku kalah cantik darinya umma.. Cucumu pintar mencari kekasih..", Jaejoong kembali menangis..
"Sekarang Minnie pasti masih di sekolah, dia anak yang pintar.. Siapa dulu mommynya..",,, "Aah kalian jangan menertawakanku seperti itu..",,, "Setiap pulang sekolah pasti dia mencari makanan, dia tuh rakus sekali Appa, sepertimu..", Jaejoong tersenyum..
Ia memandang pusara kedua orang tuanya cukup lama..
"Kalian harus bangga punya menantu seperti Yunho.. Dia adalah suami terbaik, aku mencintainya.."
Sambil merebahkan tubuhnya di pusara ummanya Jaejoong terus bercerita..
"Aku mengkhianatinya umma, jadinya seperti ini.. Istri macam apa aku.. Pasti kalian juga kecewa punya anak sepertiku..",,, "Memang aku tidak berguna..", Jaejoong memukul kepalanya sendiri..
"Kenapa penyesalan selalu datang terakhir umma, sekarang aku tidak bisa memperbaiki semuanya, sudah terlambat.."
"Sudah, kalian jangan membuatku menangis terus..", Jaejoong tersenyum dan menghapus air matanya..
"Sudah sore aku pergi ya umma, appa.. Aku titip Yunho dan Changmin.. Sampaikan salamku padanya..", Jaejoong pergi meninggalkan makam orang tuanya, dan sering kali wajahnya berbalik memandang makam, seperti tidak rela pergi..
Ia pulang kerumah kecil yang ia sewa.. Saat ini, ia kembali ke kota kelahirannya di Chungnam.. Kota dimana ia habiskan masa kecilnya sampai umur 11 tahun dan pindah ke Seoul.. Tapi ayah dan ibunya inginkan abunya disebar dan dimakamkan di Chungnam.. Kota ini sangat berarti untuknya..
....
"Jangan sedih terus..", tiba-tiba Min Hwan datang dan memukul kepala Changmin..
"Apa seh kau ini?", kesal Changmin pada temannya..
"Nah gini dong, ini baru temanku..", senang Min Hwan melihat temannya kesal seperti biasa jika ia mengganggunya..
"Aku kesal kau malah senang..", Changmin tambah kesal..
"Habis aku bosan, sudah lima hari aku melihatmu diam seperti ini.. Sudahlah, kita kembali ceria.. Kalau Auntie Jaejoong pulang nanti akan ku adukan kau.. Liat saja!", ancam Min Hwan senang melihat wajah Changmin yang makin kesal..
"Awas saja kau bilang pada mommy, aku putuskan persahabatan kita..", ancam balik Changmin, sambil memainkan alisnya..
"Yah, padahal tadinya aku mau bercerita padamu tentang gadis yang ku suka.. Tapi tidak jadilah, aku malas..", Min Hwan menggoda Changmin..
"Huah, kau jahat sekali Hwan.. Harus beritahu.. Cepat..", paksa Changmin..
Tapi Min Hwan hanya diam, berpura-pura cemberut..
"Cerita padaku siapa yang kau suka.. Ku adukan pada paman Hyung nanti kalau tidak cerita..", Changmin begitu penasaran dibuatnya.. Min Hwan malah tertawa melihat Changmin penasaran..
"Iya aku cerita, kau tau Lee Jae Jin?", tanya Min Hwan memulai pembicaraan, Changmin hanya menggeleng..
"Itu lho, anak kelas 2 yang pandai menari..", jelas Min Hwan sedikit kesal..
"Tidak tau, memangnya kenapa?", tanya Changmin polos...
"Ah kau ini, percuma aku ceritakan.."
Tapi wajah Changmin menggambarkan pemaksaan agar Min Hwan menceritakan..
"Ah iya-iya.. Aku menyukainya.. Besok aku mau menyatakan padanya..", beritahu Min Hwan..
"Hiyah, kau sudah mau menyatakan mengapa baru cerita padaku..", Changmin kesal..
"Baru juga satu bulan mengenalnya.. Jadi wajar, yang penting kan aku cerita padamu..", Min Hwan tidak kalah kesal..
"Satu bulan? Cepat sekali kerjamu, dasar! Aku harus tau orangnya..", pinta Changmin..
Tak lama seorang gadis lewat di depan mereka, dan tersenyum..
"Itu gadis yang ku maksud..", kata Min Hwan menunjuk gadis yang lewat tadi..
"Ah pantas saja, cantik seperti itu..", canda Changmin..
Tiba-tiba Kyuhyun datang dengan tampang cemberutnya..
"Hahaha, aku tidak ikut campur dengan masalah kalian..", Min Hwan tertawa lalu meninggalkan Changmin dan Kyuhyun..
"Jadi dia cantik ya?", sindir Kyuhyun kesal..
"Tidak kok, jangan marah..", rayu Changmin..
"Kau ini menyebalkan..", Kyuhyun meninggalkan Changmin..














Fan Fiction... YunJae's Family... Part 53


"KYUUHH!!! Tunggu aku..", panggil Changmin, tapi Kyuhyun tidak menggubris pangilannya..
"Aaah dia ini cepat sekali marah..", eluh Changmin..
Changmin mengejar Kyuhyun, dan menarik tangannya..
"Tunggu aku Kyuh..", pinta Changmin..
"Iih apa sih..", kesal Kyuhyun membanting tangan Changmin..
"Jangan marah Kyuh.. Aku kan bercanda..", jelas Changmin..
Mulut Kyuhyun hanya menyeringai kesal sambil memutar bola matanya..
"Cemburu ya?", Changmin menyenggol Kyuhyun untuk menggodanya..
"Tidak lucu..", Kyuhyun masih kesal..
"Ikut aku!", Changmin menarik Kyuhyun ke atap sekolah.. Jarang sekali ada yang datang kesana..
"Mau apa seh kau ajak aku kesini? Aku kan masih marah..", tanya Kyuhyun heran..
"Marah, tapi bilang-bilang.. Berarti kau bohong..", canda Changmin.. Kyuhyun menggembungkan pipinya kesal tapi menahan malu..
"Kalau cemburu bilang saja, jangan marah seperti ini..", Changmin menambah merah wajah Kyuhyun..
"Siapa yang cemburu?", Kyuhyun tetap pada pendiriannya..
"Aiishh, tidak mengaku.. Tadi itu gadis incaran Min Hwan.. Jadi kau tidak perlu cemburu padaku..", jelas Changmin walau tidak ditanya..
"Yang benar?", Kyuhyun terlihat senang saat Changmin menjelaskan sebenarnya..
"Hahahahaha..", Changmin tertawa keras sekali..
"Jangan tertawa, memangnya apa yang lucu..", Kyuhyun menampar pelan wajah Changmin..
"Kasar sekali..", Changmin memegang pipinya.. "Kau bilang tidak cemburu, tapi tadi senang sekali saat ku bilang gadis itu incaran Min Hwan.. Pacar yang aneh..", ledek Changmin..
"Diam, berisik.. Kau ini..", marah Kyuhyun..
"Kenapa seh cepat sekali marah..", kesal Changmin, lalu membalikan tubuh Kyuhyun agar menghadapnya..
"Jangan liat aku seperti itu..", protes Kyuhyun pada Changmin yang selalu mengarahkan pandangannya pada bibir Kyuhyun..
"Jangan macam-macam ya Min..", ancam Kyuhyun takut..
Changmin mendorong tubuh Kyuhyun ke tembok..
"Tidak akan macam-macam..", selesai berkata Changmin langsung mencium bibir Kyuhyun.. Semakin lama Changmin semakin melumatnya.. Kyuhyun tidak melawan tetapi tidak juga membalas ciuman Changmin..
"Awww..", teriak Changmin spontan iapun melepas ciumannya ketika Kyuhyun dengan keras menggigit bibir bawah Changmin..
"Makanya jangan mainkan lidahmu di mulutku, membuatku takut kau melakukan yang lebih..", kesal Kyuhyun pada Changmin..
"Tapi kan tidak perlu menggigit, sakit..", kesal Changmin memegangi bibirnya yang kini memerah..
"Habis kau menakutkan..", eluh Kyuhyun.. "Sudah jangan marah.. Bibirmu sakit ya? Mana aku liat.."
Changmin mengangguk manja sambil menunjukan bibir bawahnya.. Kyuhyun tersenyum lucu melihat Changmin..
"Aisshh.. Kau seperti anak kecil sayang..", Kyuhyun mengecup bibir Changmin.. "Sudah sembuh kan?", tanya Kyuhyun sambil tersenyum..
"Sedikit..", jawab Changmin nakal..
"Kau ini, aku tidak akan memberinya lagi..", canda Kyuhyun yang sudah menebak jalan pikiran Changmin..
....
Tok.. Tok.. Tok..
Pintu ruang kerja Yunho diketuk dari luar..
"Iya masuk..", suruh Yunho.. "Ada apa?", tanya Yunho ketika Choi Ahn Ka masuk ke ruangan..
"Ini pak, ada titipan makanan untuk bapak..", Choi Ahn Ka memperlihatkan tempat makan yang ia pegang, lalu diletakan dimeja Yunho..
"Dari siapa?", tanya Yunho lagi..
"Saya tidak tau, tadi security yang mengantarnya..", jelas Choi Ahn Ka..
"Yasudah kalau begitu, terimakasi ya..", Yunho tersenyum..
"Kalau begitu saya permisi..", pamit Choi Ahn Ka dan meninggalkan ruangan Yunho..
Yunho membuka kain yang melapisi tempat makan itu.. Ternyata didalamnya terdapat surat.. Dibukalah surat itu..
---------------
Kubuatkan makan siang, jangan lupa makan ya..
---------------
"Honey.."
Walaupun tidak ada nama pengirimnya, tapi Yunho bisa mengenali tulisan tangan Jaejoong yang terdapat pada surat itu..
Yunho keluar ruangan dengan tergesa-gesa.. "Tolong antarkan saya bertemu security yang mengantar makanan tadi..", pinta Yunho pada sekretarisnya..
Yunho dan Choi Ahn Ka bertemu security itu di dekat pintu masuk kantor..
"Kapan makanan itu diantar?", tanya Yunho langsung pada security itu..
"Kira-kira 10 menit yang lalu, tadi saya tanyakan pada istri bapak dia bilang buru-buru jadi tidak bisa mengantarnya langsung pada bapak..", jelas security itu sebenarnya dalam keadaan terkejut..
"Lalu dia pergi ke arah mana?", tanya Yunho lagi..
"Ke arah sana pak..", security itu menunjuk ke arah timur.. Dengan cepat Yunho melesat keluar kantor dan berlari ke arah timur, dan berharap dia bisa menemukan Jaejoong..
Choi Ahn Ka dan security itu hanya melihat heran akan kelakuan bos besarnya itu..
"Berarti kau ada disini honey.. Aku yakin kau belum jauh..", batin Yunho terus berkata..
Dia terus berlari, melihat kesekitarnya mencari keberadaan Jaejoong, namun hasilnya nihil.. Tidak ia temukan sama sekali batang hidung istri tercintanya itu..
"Sial..", geram Yunho meninju box telepon umum dihadapannya dengan tangannya yang terkepal..
Sebenarnya Jaejoong sedang bersembunyi dibelakang box telepon umum yang ditinju Yunho namun tidak terlihat oleh Yunho.. Sejak tadi Jaejoong mengawasi suaminya itu..
"Syukurlah kau baik-baik saja bunny..", kata Jaejoong dalam hati.. Jaejoong terlihat lega dan tersenyum melihat Yunho..
"Aku tidak bisa menemukanmu.. Tapi aku bisa merasakan kalau kau ada di dekatku saat ini..", bisik batin Yunho seakan ada ikatan kuat antara Yunho dan Jaejoong..
Yunhopun memutuskan kembali ke kantornya dengan kekecewaannya..
Sampai kembali di ruangannya, ia langsung membuka tempat makan itu dan memakannya..
"Aku yakin tadi kau ada di dekatku..", kata Yunho ditengah makannya..










Fan Fiction... YunJae's Family... Part 54


Besoknya Yoo Chun memutuskan datang menemui Yunho di kantor karena merasa bersalah dan menyadari dia harus menyelesaikan semuanya karena ia yang mengawalinya..
Saat memasuki ruang kerja Yunho, Yoo Chun sudah mendapatkan sambutan wajah yang tidak bersahabat dari Yunho..
"Mau apa kau kesini?", tanya Yunho dengan sinis, ia begitu geram melihat wajah Yoo Chun.. Yunho langsung berdiri dan menarik kerah kemeja Yoo Chun dan mendorongnya keras ke tembok.. "Jika aku tidak menghargai Junsu dan anak-anak kita, aku tidak akan pernah membiarkanmu hidup sampai saat ini..", kesal Yunho menahan amarahnya.. Kepalan tangan Yunho membuat buku-buku jarinya semakin memutih..
"Aku kesini untuk minta maaf dan menjelaskan semuanya padamu.. Aku yang memulainya.. Jadi pukulah aku kalau itu bisa membuatmu tenang..", Yoo Chun berbicara panjang lebar mengakui maksud kedatangannya.. Dan..

BUUUKKK
Yunho menghajar wajah Yoo Chun sangat keras sampai Yoo Chun jatuh tersungkur di lantai dari bibirnya mengalir darah segar.. Yoo Chun tersenyum dan berusaha kembali berdiri.. Belum sempat berdiri sempurna..

BUUUKKK
Satu pukulan panas kembali meninju wajahnya.. Seperti emosi yang tak tertahankan, pukulan demi pukulan Yunho layangkan pada wajah Yoo Chun..
"Kau salah mencari gara-gara denganku..", geram Yunho dalam emosinya..
Sudah cukup darah dan memar-memar yang membiru bekas pukulan Yunho.. Yunhopun menghentikan pukulannya dan membanting Yoo Chun ke tembok dengan keras.. Yoo Chun hanya menahan sakitnya tapi tidak melakukan perlawanan..
"Apa sudah cukup? Apa sudah membuatmu tenang?", tanya Yoo Chun yang sepertinya sangat menerima perlakuan Yunho..
"Percuma aku memukulmu, menghabiskan energiku.. Lagian ini semua tidak akan mengembalikan keadaan..", jawab Yunho masih dengan amarah, ia kembali duduk ke kursinya..
Yoo Chun mendekati Yunho sambil membersihkan darah di wajahnya dengan sapu tangan miliknya..
"Aku tau tak sepantasnya aku datang dan meminta maafmu.. Tapi aku hanya ingin kau tau semua sama sekali bukan salahnya, ini sepenuhnya kesalahanku.. Kalau kau ingin marah cukup padaku, jangan marah padanya.. Dia sudah menerima penderitaan yang lebih, padahal aku yang salah.. Aku harap kau mau memaafkannya, dan memaafkanku..", masih dengan menahan sakit Yoo Chun mengucapkan kata-kata yang sudah lama ingin ia katakan pada Yunho..
Yunho menelan ludahnya, dan emosinya mulai mereda..
"Tidak usah kau bilang, aku juga tau ini semua salahmu.. Cepat kau pergi, aku muak dengan wajahmu..", usir Yunho pada Yoo Chun dengan tidak sopan..
"Baik aku pergi, sekali lagi aku minta maaf.. Permisi..", selesai berkata Yoo Chun langsung meninggalkan ruangan Yunho dengan muka yang babak belur.. Semua orang yang melihatnya menatap heran dengan apa yang terjadi padanya..
....
Yoo Chun memutuskan tidak kembali ke kantor karena keadaannya sekarang ini.. Ia pulang ke rumah dan Junsu terkejut saat melihat keadaan suaminya yang penuh memar..
"Chun, ada apa denganmu?", tanya Junsu yang membantu Yoo Chun masuk rumah dan membawanya ke kamar..
"Tidak apa-apa..", Yoo Chun tidak ingin membuat Junsu khawatir..
"Wajah seperti ini masih bilang tidak apa-apa.. Sebentar aku bersihkan lukamu..", sindir Junsu..
Junsu mengambil air hangat dan handuk untuk mengompres memar-memar di wajah Yoo Chun..
Junsupun mengompres wajah Yoo Chun dengan lembut..
"Cerita padaku Chun..", pinta Junsu..
"Tadi aku menemui Yunho.. Dan ini yang ku dapat..", cerita Yoo Chun singkat..
"Pantas saja kau seperti ini.. Seharusnya dari dulu kau menemuinya..", nada bicara Junsu seperti mengejek Yoo Chun..
"Iya tadi aku ingin minta maaf padanya, tapi ternyata dia masih terlalu dendam padaku.. Maaf ya Jun..", wajah Yoo Chun berubah sedih..
"Maaf untuk apa?", Junsu menghentikan mengompres Yoo Chun..
"Kelakuanku yang membuatmu khawatir dan kecewa sampai kau harus jatuhkan air matamu.. Maaf juga untuk cintamu yang besar namun aku merusaknya.."
Belum selesai Yoo Chun berkata, Junsu langsung membungkam mulut Yoo Chun..
"Jangan mulai merayu, aku bukan wanita yang mudah luluh dengan rayuanmu itu..", canda Junsu pada Yoo Chun..
Yoo Chun tertawa mendengar kata-kata Junsu..
"Aku tidak suka kau berlaku seperti tadi Chun, karena akan lebih sakit.. Maaf Chun..", batin Junsu ditengah lamunannya..
"Sudah jangan tertawa..", kesal junsu dan sedikit menekan keras memar Yoo Chun dengan handuknya saat kembali mengompres wajah Yoo Chun..
"Sakit Jun..", erang Yoo Chun..
"Lagian wajah seperti ini, masih bisa tertawa..", goda Junsu kembali..
"Habis responmu tidak sesuai harapanku..", eles Yoo Chun tidak mau kalah..
"Aku kan bukan wanita romantis, jadi tidak biasa mendengar kata-kata yang seperti itu.. Memangnya seperti para playboy..", ledek Junsu..
"Aku merasa tersindir..", canda Yoo Chun sambil tersenyum..
"Sudah sana bersihkan dirimu! Kemejamu penuh darah..", suruh Junsu..
Yoo Chunpun masuk kamar mandi dan Junsu menyiapkan pakaian ganti untuk Yoo Chun..
"Jun, jangan ceritakan yang sebenarnya pada Kyuhyun ya..", pinta Yoo Chun dari kamar mandi..
"Iya, nanti aku akan bilang bahwa puchin tercintanya dikalahkan para preman jalanan saat membela wanita cantik..", saut Junsu bercanda..
"Ah kau ini.. Masa seperti itu..", kesal Yoo Chun..
"Mau bagaimana lagi? Itu alasan yang paling cocok..", canda Junsu..
"Terserahlah, mana pakaianku?", pinta Yoo Chun dari dalam kamar mandi..
"Buka pintunya, ini pakaianmu..", Junsu menunggu di depan pintu kamar mandi berniat memberikan pakaian Yoo Chun.. Yoo Chun membuka pintunya dan malah menarik masuk Junsu ke dalam kamar mandi..












Fan Fiction... YunJae's Family... Part 55

Yunho membuka pintu rumah dengan lesu, akibat kedatangan Yoo Chun.. Otaknya kembali terpenuhi oleh bayang-bayang Jaejoong..
Saat memasuki rumah ia baru menyadari rumahnya berantakan sekali.. Iapun kembali teringat pada Jaejoong..
----Flashback----
"Kalian ini, apa susahnya membereskan piring kalian dulu.. Kalau begini rumah kita akan berantakan..", omel Jaejoong pada Yunho dan Changmin yang asik main game berdua di depan televisi sambil membereskan piring-piring bekas makan suami dan anaknya..
"BUNNY! Kalau taruh sepatu di tempatnya.. Sudah sering aku ingatkan..", omel Jaejoong lagi kesal melihat sepatu Yunho berserakan..
Yunho dan Changminpun hanya saling pandang dan tersenyum mendengar ceramahan kecil dari Jaejoong..
Jaejoong yang kesal tidak mendapat respon, akhirnya mematikan televisi agar mereka tidak bisa melanjutkan permainan mereka..
"Kalian ini terus saja main game, dengarkan kalau aku bicara..", kesal Jaejoong.. "Kalau begini, apa jadinya rumah ini bila aku tidak ada..", Jaejoong melanjutkan kata-katanya..
----End of The Flashback----
Yunho tersenyum mengingat Jaejoong mengomel, "Jadinya ya seperti ini honey, memang rumah ini selalu membutuhkanmu.. Makanya cepat pulang..", Yunho seperti menyaut jawaban dari pertanyaan Jaejoong dalam bayangannya..
Iapun merebahkan dirinya di sofa ruang keluarga..
"Minnie kau sudah tidur?", teriak Yunho dari bawah.. Tidak ada sautan apapun dari Changmin..
"Sepertinya ia sudah tidur..", jawab Yunho sendiri..
Rasanya tenggorokan Yunho kering, ia imengambil minum di dapur.. Dan mendapati meja dapur sangat berantakan dengan bahan-bahan dan alat-alat membuat kue..
"Minnie, pasti ini kerjaanmu..", tebak Yunho dalam hati.. Lalu ia tersenyum..
----Flashback----
"Honey kau buat apa?", tanya Yunho yang melihat istrinya sedang mengaduk adonan kue..
"Aku buat kue kesukaan Minnie..", jawab Jaejoong sambil mencicipi adonan dengan telunjuknya..
"Aku mau merasakannya juga..", pinta Yunho nakal..
"Nanti saja, jangan menggangguku.. Pergi sana..", usir Jaejoong..
"Tidak mau, aku mau merasakannya.. Pelit sekali..", Yunho menghampiri Jaejoong..
"Tidak mau..", Jaejoong menghindar melindungi adonannya..
Yunhopun terus mengejar Jaejoong yang terus menghindar darinya.. Jaejoong lelah dan akhirnya menyenderkan diri di depan kulkas.. Yunho yang merasa itu kesempatan baginya, dengan cepat berlari ke arah Jaejoong.. Jaejoong berusaha menghindar namun ia kalah cepat dengan cengkraman kuat tangan Yunho yang memenjaranya..
Jaejoong menyerah..
"Ini..", menyodorkan mangkuk adonannya kepada Yunho.. Yunho menggelengkan kepalanya, ia malah membuka mulutnya mengisyaratkan kalau ingin disuapi dengan tatapan licik..
"Ah kau ini, tidak mau..", tolak Jaejoong..
Yunho tetap membuka mulutnya kali ini dengan wajah yang memelas.. Akhirnya Jaejoong menuruti, ia mencolek adonannya dengan telunjuknya.. Dengan cepat Yunho meraih tangan Jaejoong dan mulai menjilati telunjuk Jaejoong dengan mata terpejam.. Ia dapat merasakan adonan yang manis ditambah sensasi lain yang membuat ia bergairah.. Ia semakin mengulum lembut telunjuk Jaejoong.. Saat membuka matanya ia dapat merasakan deru nafas Jaejoong yang menggebu dengan bibir indah yang sedikit terbuka.. Ia colek adonan itu dengan telunjuknya, dan ia peperkan di bibir Jaejoong.. Kini Yunho beralih menjilati adonan di bibir Jaejoong.. Kini ia lebih bergairah.. Ia menekan sedikit tubuh Jaejoong.. Erangan tertahanpun keluar dari bibir Jaejoong.. Membuat Yunho semakin menggebu-gebu.. Ia mainkan lidahnya di setiap dinding mulut Jaejoong.. Mereka berdua begitu menikmati..
"AKU PULANG..", teriak Changmin memecah kehangatan yang akan mencapai puncaknya..
Terkejut akan teriakan Changmin, dengan cepat Yunho melepas cengkramannya, kembali duduk sambil membaca koran.. Sementara, Jaejoong kembali mengaduk adonan kuenya agar terlihat seperti tidak terjadi apa-apa..
----End of The Flashback----
Yunho tertawa membayangkannya..
"Anakmu mengganggu saja Honey.. Ah kau cepatlah pulang.. Aku menginginkannya lagi..", pikiran nakal Yunho memenuhi otaknya..
Selesai mandi Yunho beranjak tidur.. Namun matanya enggan terpenjam, ia memutuskan membaca buku seperti biasanya..
Ia melirik ke arah sampingnya, tempat biasa Jaejoong tidur..
"Kau dimana Honey? Tidak biasa aku tidur tanpa melihat wajahmu sebelumnya..", Yunho berkata sendiri.. Lalu melanjutkan membaca..
----Flashback----
Jaejoong merebut buku yang sedang dibaca Yunho, Yunho menatap kesal padanya..
"Membaca terus, apa kau tidak merindukanku?", sindir Jaejoong dengan manja pada Yunho..
"Kau ini kembalikan bukuku.. Aku sedang membaca honey.. Jangan ganggu..", kesal Yunho..
Jaejoong tidak menggubris Yunho, dan sengaja meletakan buku Yunho di meja samping Yunho.. Sehingga tubuhnya menekan Yunho, sambil mengedipkan mata nakalnya..
"Jadi ini maksudmu menggangguku?", dengan nada yang berpura-pura kesal..
Yunho langsung memeluk tubuh Jaejoong, dan sekarang ia yang berbalik menindih tubuh Jaejoong.. Dengan mata liar dan senyum liciknya, Yunho memerangkap Jaejoong dengan tubuhnya..
"Habis kau lebih senang melirik bukumu daripada aku..", protes Jaejoong dengan nada bicara yang sangat manja..
"Jadi kau mau apa sekarang?", tanya Yunho berpura-pura bodoh..
"Aku mau dirimu..", Jaejoong berkata begitu menggoda..
----End of The Flashback----
Yunho tersenyum geli mengingatnya, tapi tak terasa setetes air mata jatuh ditengah senyumnya.. "Aku rindu manjamu honey.. Aku merindukanmu.. Pulanglah, paling tidak beri aku petunjuk dimana aku bisa menemukanmu..", ujar Yunho lemah..

No comments:

Post a Comment