Saturday, May 29, 2010

Fan Fiction.. Saangil Chukkae Jung Yunho..

Saangil Chukkae hamnida Jung Yunho oppa..
Saangil Chukkae hamnida our leader..
Saangil Chukkae hamnida my rival. (Perebut cinta my bebe)
Saangil Chukkae U-Know Yunho..

Wish you all the best..

Bogoshipo..
Hahahaha.

Hope you can be better, and all problem is clear, soon..

Love my LEADER..
Love DBSK..
And love my BEBE..

Always keep the faith..
We always in beside you, DBSK..

CaSsie love you.
And always support you..

Jae: saengil chukkae bunny.
Saranghaeyo..

Yunho: gomawo honey. Na do saranghaeyo yongwonhi.
-kissu2 muahmuah-

Bertepatan dengan ulang tahun suaminya si bebe, aku mau bikin FF 2 shoot..

Intinya mah cerita YunJae ditengah-tengah DBSK.

Kebanyakan ngemeng.

Langsung.



Let's get the story.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

"APAAAAA? Kau ini, kenapa selalu saja mengajakku bertengkar. Apa tidak bisa tidak berteriak padaku sekali saja. Senang sekali.", sindir Jaejoong pada Yunho dengan nada tinggi saat memasuki kamar mereka. Mereka bertengkar karena hanya hal kecil. Yunho bertanya, dimana letak celana pendeknya namun suaranya berteriak. Itu juga karena Jaejoong ada diluar kamar.

"Kenapa, kau marah. Aku kan hanya bertanya.", nada Yunho jadi terbawa tinggi juga.

"Bertanya tidak perlu berteriak. Aku pusing mendengarmu terus berteriak. Kau punya mata, kenapa tidak cari sendiri. Ini.", Jaejoong menyodorkan celana pendek Yunho yang ia ambil di lemari. "Celanamu, dari dulu juga aku selalu taruh disini. Makanya, kalau mencari jangan pakai mulut, pakai mata.", sindir Jaejoong, sambil memicingkan matanya dan langsung keluar kamar dan membanting pintu kamarnya dengan keras.


--Yunho POV--

Aku melihat Joonggie pergi, ia terlihat sangat marah. Dia itu kenapa sih? Aneh sekali, biasanya ia tidak pernah seperti itu. Tapi, sekarang menakutkan sekali. Aku segera mengenakan celana pendekku. Dan keluar menyusul Joonggie. Aku melihat ia sedang tertawa-tertawa dengan dongsaengdeul kami. Namun saat aku ikut berkumpul, ia menatapku sinis dan membalikan badannya tidak senang akan kehadiranku ditengah mereka.

Aku menggenggam tangannya, namun ia menariknya kasar. Sakit sekali. "Maaf boo. Kau jangan marah padaku. Aku tidak bermaksud berteriak, aku hanya bertanya karena kau diluar.", bujukku, berbisik ditelinganya. Namun, ia hanya mendengus kesal tidak peduli pada omonganku.

"Huah, appa dan umma sedang bertengkar.", iseng Changmin menggoda kami. Aku tersenyum kecil. Namun, Joonggie malah melotot ke arahku. Dia benar-benar marah.


--Author POV--

"Hyung, sepertinya Jaejoong hyung sedang melancarkan aksinya.", bisik Changmin di telinga Junsu. Junsu, hanya tersenyum geli. Sedangkan Yoochun terkekeh-kekeh melihat tingkah Jaejoong. Yunhopun bingung pada Jaejoong, ia menatap melas sahabatnya dan orang yang sangat dicintainya itu.

"Boo, jangan marah padaku. Tidak malu bertengkar di depan mereka. Ayolah boo. Tadi kan hanya hal kecil.", bujuk Yunho lagi, ia meletakan dagunya di bahu Jaejoong.

"Hal kecil? Berteriak hal kecil. Aku pusing mendengarnya. Kau ini.", kesal Jaejoong. Jaejoong memandang Yunho geram.
"Ah, dia benar-benar tidak aku mengerti. Bukan boojae yang aku kenal.", pikir Yunho dalam hati.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Malam hari, Jaejoong tetap sinis pada Yunho. Tidurpun, ia membelakangi Yunho. Yunho yang tak kuasapun, mendekati Jaejoong.

"Boo, jangan terus-terusan marah. Kau ini. Aku kan sudah minta maaf. Biasanya kau tidak seperti ini. Kenapa kau terus marah padaku boo?", bujuk Yunho yang benar-benar bingung, ia memeluk tubuh kekar namun mungil dihadapannya. Tapi tetap saja, Jaejoong hanya diam saja, tidak sedikitpun merespon. Namun, ada senyum tersunging di bibirnya.

"Boojaeku. Nanti, apa kata fans-fans kita kalau YunJae bertengkar. Mereka pasti sedih. Akupun sedih. Maafkan aku. Iya aku salah.", rajuk Yunho lagi, ia semakin memeluk Jaejoong masuk ke dalam dekapannya.

"Lepaskan Yun! Aku tidak ingin dipeluk. Biar saja, memangnya aku pikirkan. Mau kau sedih, aku tidak peduli. Ingat jangan bicara lagi padaku. Arasseo!", kesal Jaejoong, ia melepaskan tangan Yunho dari pelukannya. Dan tetap memunggungi Yunho. Yunho merengut dan tidak memeluk Jaejoong lagi. Namun ia tidak menggeser letak tidurnya. Ia tetap tidur hanya berjarak lima senti dengan Jaejoong sambil menatap punggung Jaejoong.*poor yunho, hajar aja si bebe*

"Pria gila.", umpat Yunho dalam hati. Lalu mengambil tidur lelapnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

--Yunho POV--

Dua hari sudah dia mendiamkanku. Menyebalkan sekali. Maunya apa sih? Aku akan minta maaf sekali lagi, jika ia tetap kukuh tidak memaafkanku. Aku tidak peduli lagi. Terserah dia mau apa. Aku sudah bosan.

"Boo, jangan marah-marah. Ayolah berbaikan denganku, pelit sekali. Tidak kasian padaku. Aku kan sudah dua hari tanpa perhatianmu.", kataku memelas. Sebenarnya aku bukan minta maaf, tapi lebih tepat merajuk. Namun, apa yang terjadi. Aku malah ia diamkan, tetap saja ia sibuk dengan memasak sarapan untuk kami.

"Changmin, Yoochun, Junsu. Sarapannya sudah jadi.", teriak Joonggie. Mereka bertigapun langsung mendatangi ke meja makan. Joonggie membagikan makanan masing-masing member dengan lembut. Namun, bagian untukku ia menyodorkannya dengan kasar.

"Hyung, masih bertengkar ya hyung? Kasian sekali.", kata Yoochun menyenggol bahuku untuk menggoda. Aku memajukan bibirku kesal sambil melahap makananku.

--Author POV--

Jaejoong yang melihat Yunho kesal dan godaan dari Yoochun malah tersenyum kecil pada YooSuMin lalu mengedipkan sebelah matanya.

"Hyung, nanti malam kita ke club yuuk.", ajak Yoochun dengan penuh semangat.

"Tidak aku sedang malas, bersenang-senang.", jawab Yunho malas-malasan.

"Yaaaa, hyung. Jaejoong hyung sudah tidak mau. Kalau hanya kami bertiga, tidak seru.", tambah Junsu dengan wajah memelas.

Yunho melirik ke arah Jaejoong, Jaejoongpun memicingkan matanya. "Iya aku ikut kalian. Dirumah aku malas berdua dengan orang yang marah-marah terus.", setuju Yunho. Dengan sindiran pada Jaejoong. Mendengar itu jaejoong kesalnya minta ampun.

"Bagus hyung. Asik.", kata Changmin ikut senang. Tanpa sepengatahuan Yunho, Jaejoong tersenyum tipis.

"Siapa juga yang mau berduaan denganmu.", balas Jaejoong sesaat Yunho kembali meliriknya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

--Yunho POV--

Aku mau pergi juga tetap saja ia marah. Ah Kim Jaejoong jangan terlalu lama marahnya. Aku merindukanmu, ingin memelukmu. Aku tidak peduli apapun yang tadi pagi, aku katakan. Tetap saja aku tidak bisa kalau dia marah. Aku kembali memeluknya dari belakang, saat Joonggie mengantar kami ke depan.

"Boo jangan lama-lama ya marahnya. Aku merindukanmu.", kataku di telinga Joonggie. lalu melesat masuk mobil dan kamipun pergi.

--Author POV--

Jaejoong tersenyum mendengarnya dan segera masuk ke dalam rumah.

Didalam mobil Yunho benar-benar tidak bersemangat.
"Ah Hyung, payah sekali. Masa sampai dua hari tidak juga baikan.", Changmin memanas-manasi Yunho. Dengan senyum jahilnya.

"Ah aku heran, kenapa Joongie marah sekali ya?", dumel Yunho sambil merenung dan memijat keningnya.*kasian bener*

"Iya hyung, mungkin dia bosan denganmu. Makanya seperti itu.", timpal Junsu, ia tertawa keras sekali mengejek Yunho.

"Diam kau Jun. Aku pusing. Padahal kan aku hanya berteriak sedikit, itu juga karena dia ada di luar.", kata Yunho lagi. Ia tidak mengerti dengan keadaan sebenarnya.

Changmin dan Junsu yang duduk dibelakang saling pandang, dan tersenyum penuh arti.

Sesampainya di club juga, Yunho hanya diam saja. Tapi ada yang mengganggu pikirannya, kenapa club ini sepi. Hanya ada dia dan tiga dongsaengnya.

"Ah boojae, bikin aku pusing saja.", kesal Yunho. Ia melirik jam tangannya.

"Sebentar lagi jam 12. Sepertinya besok ada sesuatu, tapi apa ya? Aku lupa.", tanya Yunho pelan padanya diri sendiri. Sebenarnya, Jaejoong mempersiapkan pesta kejutan untuk ulang tahunnya. Tiba-tiba lampu ruangan gelap.

"Ah, club ini tidak bermutu sekali. Masa mati lampu", pikir Yunho. Ia tidak bisa melihat apapun. Namun, ia merasakan ada yang mengecup pipinya.

"Saangil Chukkae Jung Yunho. Saranghaeyo.", kata seorang yang mengecup pipi Yunho yang tak lain adalah Jaejoong.

"Boojae? Kaukah itu.", tanya Yunho masih ragu, karena ruangan masih gelap. Tidak, ada jawaban. Jaejoong hanya menjentikan jarinya, tiba-tiba ruangan kembali terang. Lengkap dengan teman-teman terdekat DBSK. Mereka berkumpul untuk pesta kejutan ini. Junsu memegang kue tart cukup besar di tangannya. Yunho terkejut akan ini semua. Ia tersenyum pada Jaejoong yang ada disampingnya.

"Jadi kau sengaja marah ya? Kau jahat sekali.", kata Yunho kesal namun terlihat senyum kecilnya tersungging.

"Iya, aku berhasilkan mengerjaimu? Semuanya untuk ini Yunnie.", jawab Jaejoong dengan wajah sumringah.

"Eheemm, appa jangan fokus sama umma saja. Tiup lilinnya.", tegur Changmin bergurau. Yunhopun tersenyum malu.

"Make a wish hyung.", suruh Yoochun. Yunho mengangguk.

Ia memejamkan matanya, "Terimakasih tuhan, kau hadirkan semua orang yang aku sayangi. Semoga tetap seperti ini. Amien.", doa Yunho dalam hati. Lalu langsung meniup lilin ulang tahunnya. Sorak-sorai tepuk tangan menggema dan nyanyian selamat ulang tahun memeriahkan suasana.

"Potong kuenya, potong kuenya.", semua undangan pada menyerukan ini. Yunhopun memotong kuenya. Ia memandang Jaejoong yang ada disampingnya. Lalu, ia memberikan suapan pertama pada Jaejoong. "Aku mencintaimu boo.", bisik Yunho pada Jaejoong saat menyuapi Jaejoong. Jaejoong tersenyum dan mengecup singkat bibir Yunho, membuat pipi Yunho bersemu merah.

"Na do, aku mencintaimu.", balas Jaejoong menahan tawanya karena melihat wajah Yunho. Semua orang bertepuk tangan melihat mereka berdua. Terlebih, YooSuMin, melihat 'umma' dan 'appa'nya akur seperti itu.

Yunhopun memeluk Jaejoong erat.
"Jangan marah lagi ya.", pinta Yunho. Jaejoongpun menggangguk.
Malam itu, Yunho sangat bahagia di hari ulang tahunnya. Merekapun merayakan ulang tahunnya dengan penuh suka cita.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


End

Fan Fiction.. SUJU ft DBSK.. PART 2..

SUJU ft DBSK..(YunJaeWon ft Junsu scene)

"Huah, mereka berdua menyeramkan sekali. Semoga Yunnieku sudah tidak marah lagi.", kata Jae dalam hati.
"Dia ini istriku jadi aku berhak melakukan apapun.", ketus Yunho sambil menarik Jae ke pelukannya. Dengan tatapan membunuh pada Siwon.
"Iya, tapi dia hyungku. Kau tidak berhak membentaknya.", bentak Siwon. Kali ini Siwon yang menarik Jae menjauh dari Yunho.
"Kau ini! Dia juga tidak apa-apa. Kenapa kau yang marah.", Yunho kesal lalu menarik Jae lagi kepelukannya.
"Iya, tapi tetap saja tidak boleh. Aku tidak terima kau memarahinya.", ketus Siwon dengan emosi membara. Lalu menarik Jae, kali ini ia memeluknya erat.*siwon cari kesempatan, jae pusing2 dah twuh ditarik sana-sini*
"Hei kau, kenapa kau peluk-peluk istriku.", geram Yunho. Dengan cepat ia kembali menarik Jae lagi ke dalam pelukannya dan membalikan badannya, agar Siwon tidak bisa menarik Jae lagi.
"Berisik sekali mereka ini. Tapi baguslah aku diperebutkan dua pria tampan. Pasti para wanita diluar sana cemburu padaku jika tau idolanya seperti ini. Hahahaha.", pikir Jae dalam hati. Ia tersenyum-senyum dalam pelukan Yunho dan sedikit tertawa kecil.*Kalo aslinya kaya begini, ngakak beneran dah. HAHAHAHA.*
"Joonggie, jangan mau dipeluk dia lagi.", bisik Yunho pada Jae dengan memelas.*cemburu niyeh*
Yunho membawa Jae duduk lagi dengan memeluknya mesra. Siwon hanya mendengus kesal karena kalah lagi dan melihat pemandangan tidak enak.*wahahaha*
Kibum muncul dengan wajah cutenya.
"Hyung, where's Yoochun hyung?", tanya Kibum pada Junsu yang melihat Junsu tanpa Yoochun.
"Kau ngomong apa? Aku tidak mengerti.", bingung Junsu namun tetap fokus main games.*sering jadi korban tertawaan anak dbsk gara2 sok2an pake b.inggris, padahal ga ngerti!*
"Aku tanya dimana Yoochun hyung? Tumben tidak bersamamu.", Kibum mengulang pertanyaannya dengan kesal.*lagean uda tau lawan b.inggris dia cuma si yochun, masi juga junsu di ajak2*
"Oh, makanya jangan pake bahasa inggris. Dia ada di dorm. Nanti juga kesini.", jelas Junsu tak acuh.
"STUPID.", umpat Kibum bercanda.
"Itu artinya apa?", tanya Junsu lagi.
"Artinya kau tampan hyung!", jawab Kibum sambil tertawa puas.
"Ooh! Memang aku tampan.", narciss Junsu, Kibum semakin tertawa kencang. Termasuk Kyu yang sedikit terkekek-kekek.
Pintu dorm SUJU dibuka, Yoochun masuk dengan rambut basah habis keramas. Terlihat sangat seksi.*author ngiler,-digatak bebe-*
"Pagi sayang. Kau makin gendut saja", Yoochun mencium pipi Junsu.*playboy mulai beraksi*



TBC




SUJU ft DBSK.. (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)

"Pagi sayang. Kau makin gendut saja", Yoochun mencium pipi Junsu.*playboy mulai beraksi*
"Huah, cium-cium!", protes Junsu lalu menampar pipi Yoochun. "Jangan ganggu, aku sedang main games tau. Lagi seru!", kesal Junsu, tetap fokus menatap layar televisi.*huah, kalo aye yang dicium. gak bakal mandi dah sebulan. hahaha*
"Dasar pecandu games. Aku kau lupakan.", eluh Yoochun sambil memegangi pipinya yang bercap merah lima jari tangan Junsu.*set dah, pasti kenceng bgt twuh*
"Hahahaha! Memangnya aku pikirkan.", ngeyel Junsu tak acuh.
"Huah, orang gila!", kesal Yoochun lalu menoyor belakang kepala Junsu sampai mencium lantai.*mantap, jontor2 dah*
"YOOOCHUUUNN.", teriak Junsu kesal.
"Apa?", saut Yoochun santai. Junsu memicingkan matanya.*hahaha, goodjob yc. junsu, makin kecil aja pasti matanya. hoho.*
"SAKIITT.", nyolot Junsu.
"Sudah dolphin. Main games saja sana! Jangan marah-marah.", suruh Yoochun tanpa rasa bersalah.*mampuy dah ah*
"Huah, ada Junsu! Junsuuuuu!", teriak Eunhyuk dan mengacak-acak rambut Junsu, dengan sekuat tenaga.*sadis*
"HYUKJAE.. JANGAN MENGGANGGUKU.. Belum pernah ditendang olehku ya. Langsung lima goal aku cetak.", geram Junsu sampai ubun-ubun.*mainannya tendangan, mentang2 demen maen bola*
"Tau kau hyung! Jangan ganggu Junsu.", sinis Yoochun.
"Kalian ini. Okelah kalo begetoh!", Eunhyuk menanggapi santai. Ia hanya tersenyum, menggaruk-garuk kepalanya yang gatal.*banyak kutunya tuh.*
"Hahahahaha! Aku menang, hyung tidak apa-apanya. Super, duper payah.", ejek Kyuhyun sambil mengangkat kedua tangannya bangga.
"Kau, baru pertama kali menang dariku. Belagu sekali, ini juga kan gara-gara banyak pengacau menggangguku.", kesal Junsu, ia mencibirkan bibirnya. Dan menoyor kepala Kyu. Junsu menatap berang ke arah Yoochun dan Eunhyuk.
"HIAH, KALIAN.", kesal Junsu lalu mengadukan kepala Yoochun dan Eunhyuk keras.*ganas, sadis dah*
"Sakiitt..", eluh Hyuk dan Yoochun sambil memegangi jidat mereka yang sakit.
"Hahahaha! RASAKAN kau manusia.", Junsu puas membalaskan rasa kesalnya pada mereka.
"HYUUUNGGG!! Lama sekali bikin nasgor beijingnya. LAPAR nih hyung.", teriak Changmin dari pintu kamar Kyu. Donghae yang kamarnya bersebelahan dengan kamar Kyu jadi terbangun karena teriakan Changmin.
"KYUHYUN, jangan teriak-teriak berisik. Aku jadi tidak bisa tidur lagi.", kesal Donghae yang mengira Changmin adalah Kyuhyun dan langsung keluar kamarnya.
"Tau tuh hyung! Si Kyuhyun suka sekali teriak-teriak.", kata Changmin cuci tangan.*dasar gak tau diri neh manusia*
"Ah menyebalkan, kepalaku pusing.", eluh Donghae sedikit memijat keningnya pelang. Ia melihat Yunho dan menghampirinya.
"Ada kau Yun! Hai Sob!", sapa Donghae lengkap dengan tos ala laki-laki. Jae sudah merasa kemunculan Donghae akan berakibat dia tak diacuhkan Yunho.

-Jae POV-

Pasti Yunnie akan sibuk dengan Donghae. Tidak bisa aku biarkan.
"Yun, aku tampan tidak?", tanyaku untuk mengalihkan Yunnie dari Donghae. Walaupun aku tau, aku memang tampan.*setuju bebeku sayang, kau memang tampan dari ujung dunia ampe ujungnya lageh. Hahaha*
"Masih saja suka bangun siang. Dasar Hae!", katanya pada Donghae, ia tidak menhubris kata-kataku. Sial, menyebalkan. Dua sahabat ini, memang tidak bisa diganggu gugat. Aku mendengus. Terserahlah, mereka mau apa! Aku mau bangunkan yang lain saja.*emang enak dicuekin!-dihajar bebe-*
"Won, temani aku yuuk. Bangunkan yang lain.", ajakku pada Siwon. Tidak ada Yunnie, Siwonpun jadi.*huah, dia kurang ajar beneran*
"Ayo hyung.", dia tersenyum manis, lalu menarik tanganku terlalu kencang. Sampai aku hampir jatuh. Semangat sekali dia.*ya semangatlah, gimana kagak.wahaha*




TBC



SUJU ft DBSK.. (Jaejoong, umma sekali)


-Siwon POV-

Akhirnya aku bisa, menggenggam tangan Jae hyung dengan leluasa. Kami masuk ke kamar Shindög hyung, dan melihatnya masih tertidur pulas.
"Beruang bangun, sudah siang.", Jae hyung mengambil guling dan memukul-mukul badan Shindong hyung. Namun tetap saja tidak bangun, benar-benar beruang.
"BANGUUUNNN!", teriaknya lagi. Akhirnya Shindong hyung bangun juga.
"Huah Jae! Apa-apaan kau.", kesal Shindong hyung sambil menguap.
"Bangun hyung. Kau mau makan tidak?", kata Jae hyung dengan lembut. Aku memperhatikan wajahnya tanpa henti, ia membuatku tidak berdaya. Senyum manisnya merekah dari bibir tipis merahnya.*ini curhatan sang author,hoho*
"Kau melamun saja, ayo kita bangunkan yang lain.", tegurnya, sambil menepuk pipiku. Itu menyadarkanku dari lamunanku. Dan itu membuatku malu. Ia berjalan keluar mendahuluiku, lalu aku mengikutinya.
*kita intip apa yang terjadi pada hanchul*

-Author POV-

"Hei, kalau kau memelukku terus, bagaimana kau selesaikan masakanmu. Ini sangat lama hanya untuk membuat nasgor beijingmu itu. Dasar.", Heechul menyikut perut Hangeng. Ternyata daritadi, Hangeng sama sekali belum memasak.*ampuuuunnn dah ah, daritadi ngapaen ajeh*
"Sakit jelek, dasar. Kan kau duluan yang menggodaku. Heuh, nyebelin.", Hangeng menyipitkan matanya.
"Jelek? Kau yang jelek. Enak saja.", Heechul tidak terima dan balik memicingkan matanya.
"Emang jelek sih, yee.", Hangeng menjulurkan lidahnya, meledek Heechul.*koko han, enak aja. heechulku cantik tau. heuh.*
"HANGEEENGG, kau ini.", kesal Heechul benar-benar tingkat tinggi.
"Jangan teriak, suaramu cempreng sayangkoh.", ledek Hangeng dengan alis yang dinaikan satu.*huah, gebok koko han, enak aja*
"Jelek.", Heechul manyun, bibirnya imut sekali.*minta aye cipok. -huah, jae oppa uda siap2 bw parang, mau ngehajar-*
"Sudah ah, aku mau masak. Gara-gara kau, aku jadi tidak mulai-mulai.", kesal Hangeng.
"Yasudah, aku tinggal ya.", kata Heechul.
"Enak saja, kau tetap disini.", Hangen menarik tangan Heechul kesampingnya. Lalu Hangeng nyengir lebar.

-Jae POV-

Saatnya membangunkan Ryeowook dan Yesung. Aku dan Siwon pergi ke kamar mereka. Wookie manis sekali saat tidur. Seharusnya dia yang lebih pantas jadi magnae dibanding Kyuhyun.*hahahaha, setuja,setuji*
"Hyung bangun! Ryewook bangun! Makanan sudah mau siap, lagipula ini sudah siang. Kalian kuat sekali tidurnya.", kataku panjang lebar sambil menepuk pipi mereka bergantian.

"Hoammm.", merekapun bergeliat, hampir sadar dari tidurnya.



TBC




SUJU ft DBSK.. (Teuki Ngamuk)

"Hoammm.", merekapun bergeliat, hampir sadar dari tidurnya.
"Ah kau, tumben kau pagi-pagi sudah kesini?", tanya Yesung hyung.
"Mau numpang makan hyung. Hehehe.", kataku santai. Aku lihat Siwon menahan tawanya. Sedangkan Ryewook sudah tertawa.
"Hahaha, hyung, hyung! Kau ada-ada saja.", ejek Ryewook. Manis sekali.*kata2 spesial biar nda seneng*

"HUAAAAHH, ini rumah atau kapal pecah.", terdengar suara omelan Teuki hyung dari luar.
"Mending disini aja hyung.", kata Ryewook.
"Kenapa?", tanyaku heran.
"Daripada kena amuk teuki hyung, kalau uda ngomongin rumah berantakan dia nyeremin.", tambah Yesung hyung.
"Ooh. Ribet banget dah Teuki hyung. Padahal kaya aku aja, biasa kalau rumah berantakan.", kataku tersenyum lebar. Aku melihat ketiga orang itu, saling pandang. Mencurigakan.*ga sadar, biasanya dia yg ngamuk klo rumah berantakan. ganas bener*

-Author POV-

"Tidak nyadar kayanya neh manusia, bukannya dia tukang ngamuk.", batin Yesung sambil memutar bola matanya.
"Ampun dah si hyung, sadar diri. Sereman siapa dibanding Teuki hyung kalau ngamuk!", pikir Ryewook menggeleng-gelengkan kepalanya.*sereman bebe, setuja.*
"Hahaha.", Siwon akhirnya benar-benar tertawa.
Diluar, tampang garang Teuki menghias. Ia melihat kamar Kyu, sprei dimana kasur dimana bantal dimana.
"Sungmin hyung, hyung. Bukan salahku, aku baru masuk.", kata Changmin menuduh. Karena takut, ia langsung kabur menghampiri Kyu.*bener2 kurang aja*
"Tuh anak kurang ajar bener main kabur aja. Fitnah hyung, tadi dia duluan yang....", kata Sungmin terpotong dengan wajah ketakutan.
"Jangan kebanyakan ngomong. Beresin, cepetan.", teriak Teuki.*kebayang deh muka ganasnya teuki*
"Huah, ngamuk. Joonggie diem, malah Teuki hyung yang ngamuk. Aduh.", Yunho mengelus dada dan menutup telinganya.
"Kalian ini, bungkus snacknya dibuang bisa kan.", kesal Teuki menatap semua orang yang ada di ruang televisi.
"Bukan salahku. Itu yang makan Junsu hyung.", tuduh Kyuhyun, padahal dia yang menghabiskan snacknnya . "Minnie, pergi yuuk. Kita ke dapur aja, minta makanan sama Hangeng hyung.", Kyu menarik tangan Changmin dan langsung ke dapur.*sama aja, bener2 2 magnae kurang ajar*
"Hyung masaknya lama bener?", tanya Kyu iseng. Sedangkan Changmin ngubrak-ngabrik kulkas. Ia menemukan coklat dan ice cream, diambil lalu dimakan.*ampun dah, sarap*
"Tau hyung lama sekali.", protes Changmin dengan mulut yang penuh dengan ice cream.
"Ice creamku.", kesal Kyu. Lalu merebut ice cream dari tangan Changmin kesal.


TBC






SUJU ft DBSK.. (Changmin si Rakus)


"Ah pelit sekali, Kyu. Minta sedikit.", rengek Changmin berusaha mengambil kotak ice cream itu lagi.*emang enak.*
"Tidak mau, kau kan rakus. Sedikitmu itu, satu kotak ice creamku. Enak saja.", Kyu tetap kukuh, satu tangannya memeluk kotak ice cream, tangan yang lain menyendok ice cream dan memasukan ke dalam mulutnya. Seakan mengejek Changmin.
"Nanti aku cium deh, minta dong ice creamnya.", Changmin memberikan penawaran.*dih ampun dah, sape yg mau cium anda*
"Huah, cium. Mau dong.", jawab Kyu dengan mata yang berkeling senang. Kyuhyun memajukan bibirnya, minta dicium.*hahahaha, ampun dah neh manusia.*

Cuppp
Changmin mengecupnya singkat. "Mana ice creamnya? Bagi?", tagih Changmin. Namun Kyu hanya tertawa-tawa. Tidak peduli, Changmin membuka mulutnya lebar minta disuapin.*bandel bener dah*
Changmin mendengus kesal, ditamparlah wajah Kyu dengan sekuat tenaga.
"Sakiiittt, aku laporin polisi lho, melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Heuh.", ancam Kyu yang hanya bercanda sambil mengelus pipi mulusnya yang sakit. Changmin tidak peduli, ia merebut kotak ice cream dari tangan Kyu dan memakannya.
"Siapa suruh menggodaku, memangnya enak sakit. Week.", Changmin menjulurkan lidahnya.*hahaha, 2 magnae rebutan ice cream niyeh*
"Hyung, boleh cicipin tidak? Takut ada racunnya.", tanya Changmin pada Hangeng, yang sedaritadi mengendus-endus harum masakannya.*dikira koko han anjing ngendus2*
"Changmin, emang dikira aku mau ngebunuh kalian semua, pakai kata diracunin segala.", protes Hangeng.
"Siapa tau, makanya aku cicip dulu sedikit.", kata Changmin santai, ia mengambil piring dan sendok. Dengan tetap memeluk kotak ice creamnya.
"Min, ice creamku kembalikan.", rengek Kyu. Changmin tidak perduli. Ia menyendok nasi goreng beijing dalam wajan dan diletakannya pada piringnya sampai piringnya menggunung.*katanya cicip, tp kenapa jadi sepiring penuh*
"Wah, enak hyung. Ternyata tidak ada racunnya.", puji Changmin, ia melahap makanannya seperti orang yang tidak makan satu tahun. Hangeng, Heechul dan Kyuhyun hanya ternganga-nganga melihatnya. Dalam waktu sekejap nasi goreng itu habis.
"Hyung, ayo cepat nasgornya bawa ke meja makan. Aku lapar.", suruh Changmin santai. Lalu memakan lagi ice cream yang masih tersisa.*rakus*
"Yang tadi dimakan segitu banyak dikemanain? Kalo masih lapar?", gumam Heechul heran.
"Kyu kau mau ice cream. Nih.", Changmin menyodorkan kotak ice cream pada Kyu.
"Huah, ini sih sudah habis Changminnie.", teriak Kyu ngamuk tingkat tinggi.
"Apaan habis, ini masih ada satu sendok lagi.", kata Changmin tersenyum lebar tampang tidak bersalah.*adoh bener2 ampun sama changmin*
"Minnie.", kesal Kyu. Lalu menyendok ice cream terakhir. Saat mau memasukan ke dalam mulut, sebuah tangan memegang tangan Kyu dan mengarahkan sendok ice cream masuk ke mulutnya. Kyu menatap geram si empunya tangan yang tak lain dan tak bukan adalah Kang In.
"HYUUUNNGGG!! Itu ice cream terakhirku kenapa kau makan. Menyebalkan sekali kau ini. Heuh.", Kyu melotot pada Kang In. Changmin tertawa senang, melihat Kyu kesal bukan main.*iyalah,suapan trakhir malah dmakan org*
"Tinggal beli lagi, begitu aja kok repot.", ketus Kang In jahil. Dia menahan tawanya.*gusdur mode.on*
"Tapi hyung, aku tidak punya uang.", tampang Kyu memelas.
"Ambil saja di tasnya, uang dia banyak sekali. Akupun kalau tidak punya uang mengandalkan Changmin.", kata Jae tiba-tiba ikut nimbrung.*emang dah, si cm duitnya bnyak bener, ATM berjalan*



TBC





SUJU ft DBSK.. (scene Sok Mesra)


"Mwo?? Apa-apaan kau hyung. Membuka rahasiaku.", protes Changmin tidak terima.
"Huah, Minnie kau pelit sekali.", Kyu memicingkan matanya.
"Hehehe. Aku tidak mau uangku habis..", Changmin tersenyum tanpa rasa bersalah.
"Emang kau pelit padaku. Kesal. Kau menyebalkan.", kesal Kyu memajukan bibirnya.
"Yaa. Tenang saja babykyuku. Kan bukan kau saja, dengan yang lain juga aku pelit. Jadi kau ada temannya.", bujuk Changmin.*gubrak, ga seru bgt*
Karena kesal, Kyu menjitak kepala Changmin.
Heechul dan Hangeng menyiapkan makanan ke atas meja.
"Kangen Yunnie.", ujar Jae tiba-tiba, wajahnya muram.*baru jg ninggalin sebentar*
"Ya samperinlah, aku juga kangen Teukiku. Mana ya?", kata Kang In, ia melirik sana-sini mencari Teuki. Jae langsung ke ruang tamu dan menghabur ke pelukan Yunho.
"Yunnie, bogoshipo.", kata Jae manja dipelukan Yunho. Yunho yang sedang ngobrol dengan Haepun tersenyum senang.
"Tapi aku tidak merindukanmu.", gurau Yunho.
"Dasar kau, menyebalkan.", kesal Jaejoong langsung menjitak kepala Yunho.
"Huah kurang ajar.", umpat Yunho memegang kepalanya yang sakit.
"Tidak tuh, kau kan dongsaengku. Jadi menurutku biasa saja.", ngeyel Jae, sambil mencibirkan bibirnya.
"Umur beda dua hari aja belagu bener.", kesal Yunho.
"Biarin, yang penting kau tidak bisa macam-macam. Panggil aku hyung.", Jae tersenyum penuh kemenangan.
"Tidak mau, apa-apan kau. JAEJOONG jelek.", tolak Yunho dengan penekanan.
"Jiah, cari ribut kau.", Jae mengunyeng-ngunyeng pipi Yunho sampai tidak berbentuk.*what the meaning of ngunyeng2*
"bepaskan akwu juonggeh(lepaskan aku Joonggie).", pinta Yunho tidak jelas. Jaejoong menarik bibir Yunho jadi monyong >o<.
"Ah kau menggemaskan Yun.", gemas Jae, lalu ia mengecup bibir Yunho.*dasar dodol*
"Hahahaha. Baru tau ya. Kasian sekali.", goda Yunho senang.
"Teukiku sayang.", Kang In memeluk Teuki dari belakang. Karena kaget, refleks Teuki menampar pipi Kang In.
"Sakiiitt.", kesal Kang In, laganya kini sudah seperti preman pasar.
"Huah, maap kang Inku. Aku reflesk.", Teuki mengelus-elus pipi Kang In.
"Masih sakit tidak?", tanya Teuki lagi.
"Masih, kau keras sekali menamparku.", Kang In melembut, dan menjadi manja.
"Hahaha. Sini aku cium.", Teuki mengecup pipi Kang In. "Sudah tidak sakit kan?", tanya Teuki lagi.
"Iya sudah tidak lagi. Gomawo sayangkoh.", Kang In memeluk Teuki lagi.
"Dolphin!", Yoochun menoel Junsu.
"Apa?", tanya Junsu tidak mengerti.
"Aku mau kaya YunJae dan KangTeuk.", Yoochun merengek manja.*pengen niye*



TBC






SUJU ft DBSK.. So sweat bukan So sweet)

"Apa-apaan. Jangan harap. Heuh.", tolak Junsu, ia mendorong mulut Yoochun yang sudah monyong minta dicium dengan tangannya.
"Pelit sekali kau dolphin, sekali saja.", rengek Yoochun dengan tampang memelas.
"Huah, minta saja sana sama Jae hyung.", suruh Junsu mengerucutkan bibirnya.
"Huah, jangan nyesel ya kalo aku minta sama jae hyung. Awas kau, jangan minta sama aku.", ancam Yoochun.
"Hahaha. Iya, jangan minta sama Jae hyung. Gitu aja marah.", Junsu geli mendengarnya.
"Babo, nyebelin.", kesal Yoochun.
"Yaaa. Sekarang mau tidak?", tawar Junsu, kini Junsu yang memonyongkan bibirnya.*Hahaha, dolphin2*
"Tidak mau, sudah tidak minat. Sana jauh-jauh.", kini Yoochun yang mendorong bibir Junsu jauh-jauh.*emang enak.hahaha*
"Yaa, Kyu jangan ngambek terus.", pinta Changmin.*masi berantem toh*
"Bodo, heuh.", Kyu memalingkan wajahnya dari Changmin.
"Dasar, ngambek aja. Aku mau makan, mau ikut tidak?", tawar Changmin tidak peduli Kyu ngambek.*wahahaha*
"Mau dong.", Kyu langsung loncat ke punggung Changmin, minta di gendong.*gantian.*
"Berat Kyu, tidak sadar sekali sih.", ledek Changmin memberontak.
"Gantian Minnieku. Ayo jalan.", Kyu mencium pipi Changmin. Changmin tersenyum, lalu jalan ke meja makan.
Ternyata semua sudah berkumpul di meja makan. Kecuali HanCul.*dimanakah? Mari kita intip*
Heechul sedang ganti baju, karena baju sudah mulai keringatan. Sedangkan Hangeng memandanginya.
"Huah, tampangmu jangan mesum begitu.", sindir Heechul sambil memutar tubuhnya, bak cinderella memamerkan gaun di depan pangeran tampan.
"Hahaha, siapa yang mesum. Cuma nafsu.", kata Hangeng sambil tertawa.
"Sama saja, ujung-ujungnya pengen kan?", goda Heechul ia mendekati Hangeng dan mengecup bibirnya.
"Sudah, ayo kita makan. Pasti orang-orang menunggu kita.", Heechul menarik tangan Hangeng.*pede bgt dah*
Benar saja mereka menunggu HanCul. Namun, ada yang mengganggu pikiran Heechul.
"Tempat duduk disini kan ada 13, kita ada 18 orang? Bagaimana kami duduk?", tanya Heechul. Terlihat, KyuMin dan Yunhopun masih berdiri kehabisan tempat duduk. Dengan kerlingan mata nakal Yunho punya ide.
"Junsu, Teuki hyung, Joonggie. Kalian semua berdiri.", suruh Yunho seenaknya. Namun dengan bodohnya, mereka bertiga menyanggupi. Yunhopun langsung duduk di tempat Jaejoong, menarik mesra Jaejoong duduk dipangkuannya.
"Sekarang Changmin dan Hangeng hyung bisa duduk dibangku yang kosong. Dan para istri duduk di pangkuan suami masing-masing.", kata Yunho penuh semangat, dan puas.




TBC









SUJU ft DBSK.. (Saat di Meja Makan)

Teuki memicingkan matanya pada Yunho. "Apaan pangku? Itu memang maumu Yun, memangku Jae.", protes Teuki. Jae tersenyum jahil pada Teuki.
"Yaaa, aku juga mau hyung dipangku Yunho. Kalo hyung tidak mau dipangku Kangin hyung. Hyung saja yang memangku dia.", goda Jae sambil memeluk leher Yunho mesra lengkap dengan tatapan mesra.
"Joonggieku.", Yunho mengecup pipi Jaejoong. Wajah Joonggie bersemu merah.*ampun dan Yunjae, sarap*
Teuki melirik Kang In yang sedang memainkan alisnya naik turun dan menepuk-nepuk pahanya dengan senyuman nakal padanya. "Perasaanku tidak enak nih.", canda Teuki.
"Jangan banyak ngomong Teuki.", Kang In menarik Teuki ke pangkuannya.
"Kyu, kau saja yang memangkuku. Kau berat.", Changmin mendorong Kyu untuk duduk di kursi, dan dengan cepat Changmin duduk di paha Kyu.
"Kau lebih berat. Menyebalkan.", dumel Kyu memukul kepala Changmin. Tapi, Changmin hanya memamerkan senyum lebar tidak bersalah. Junsu memandang sinis Yoochun, ia masih kesal karena kejadian bibir Junsu yang udah di monyongin tapi malah di dorong. Dengan terpaksa Junsu duduk dipangkuan Yoochun.
"Jangan macam-macam kau playboy." Junsu memperingatkan dengan bibir yang mengerucut.
"Belagu kau dolphin, dasar gendut.", ejek Yoochun iseng.
Hangeng sudah duduk, namun Heechul masih berdiri dan Hangeng menyenderkan kepalanya di lengan Heechul.*so sweet,aku punya fotonya.ky laki bini beneran*
"Huah, apa-apaan itu? Jae hyung dan Yunho hyung.", kesal Siwon dalam hati.
"Kyu kau tega padaku.", batin Sungmin menjerit.
"Yunho, Yunho. Ckckck", decak Donghae menggelengkan kepalanya.
"Pria-pria dihadapanku sudah gila semua.", pikir Yesung sambil tersenyum geli.
"Untung aku masih normal.", batin Ryewook sambil mengelus dadanya.
"Tidak menyangka si Junsu jadi seperti itu.", Eunhyuk menghembuskan nafasnya.
"Habis ini, aku akan ikut Siwon ke gereja. Agar dijauhkan dari setan-setan yang merasuki tubuh mereka.", gumam Kimbum pelan lalu berdoa. "AMIEN.", lanjutnya.
"Nyamnyam, makan. Laper. Asik.", kata Shindong dalam hati sudah tidak sabar.*jiah dia mah mikirin makanan*
"Sudah, jangan diliatin saja, dimakan.", suruh Hangeng. "Sini duduk, Chulieku sayang.", Hangeng menarik tangan Heechul ke dalam pelukannya.*woy pangku,bukan peluk.drtd hancul sok mesra bgt dah*
"Genit. Diam kau gege.", ketus Heechul. Lalu melepas pelukannya, dan duduk dipangkuan Hangeng.
Mereka semuapun menyantap lahap makanannya.

Seperti inilah, sekilas keseharian Super Junior dan DBSK di pagi hari.



THE END

Fan Fiction.. SUJU ft DBSK.. PART 1..

SUJU ft DBSK..(Istri dan Dongsaeng yang kurang ajar)


@ suju's dorm

"HEECCHHUULL", Kyuhyun berteriak kesal, karena baru saja Heechul menciumnya.
"Manusia ini. Aku ini hyungmu, panggil aku hyung.", kesal Heechul.
"MALAS! Tidak peduli. Aku akan bilang Han hyung, kalau kau menciumku.", ancam Kyu.
"Bilang saja. Paling dia juga mau.", tantang Heechul tidak takut. Tiba-tiba Hangeng muncul dengan tampang kusut baru bangun tidur.
"Aduh, berisik sekali, ini kan masih jam 6 pagi.", kesal Hangeng.
"Hyung, jaga istrimu.", suruh Kyu.
"MWO? Istri?", heran Han
"Iya itu si CHULLIE.", Kyu menekan nadanya.
"Kenapa lagi?", tanya Han lagi.
"Dia menciumku.", beritahu Kyu. Hangeng memicingkan matanya pada Heechul.
"Mulai lagi jadi penebar ciuman!", kesal Hangeng.
"Haha, iya Hanku sayang. Kenapa kau mau?", goda Heechul.
"Tidak mau.", ketus Han.
"Yang benar, nanti menyesal jangan salahkan aku.", gurau Heechul.
"Memangnya aku pikirkan.", Han memalingkan kepalanya dari Kyu.
"Kyu, dia tidak mau. Kau saja lagi ya yang aku cium.", sindir Heechul lalu kembali mendekati Kyu. Namun tangannya ditarik Hangeng.
"Enak saja. Maksudku, aku tidak mau disini, maunya di kamar.", Hangeng mengerucutkan bibirnya. Heechul menoyor kepala Hangeng sampai ia nyungsep di sofa.*set dah jahat bener*
"Jangan harap.", lalu Heechul tertawa keras.
Siwon baru selesai lari pagi, saat membuka pintu dorm, ia melihat Hangeng tergelapar tidak berdaya.*lebay.com*
"Hyung, kau apakan suamimu?", tuduh Siwon.
"Siapa suamiku?", tanya Heechul pura-pura bodoh.
"Itu!", Siwon menunjuk Hangeng.
"Oh, cuma di toyor pelan.", jawab Heechul santai.
"Ckckck.", Siwon hanya bisa berdecak.

-Han POV-

Istri kurang ajar, aku dibuatnya nyungsep malah tertawa. Tidak aku beri jatah baru tau rasa dia. Jatah? Jatah apaan?
"Heh hyung, jangan tiduran aja. Bikinin nasgor beijing buat sarapan kita.", suruh Kyu. Manusia kurang ajar yang pernah ada.*dihajar kyu lovers*
"Bukannya bantuin, malah nyuruh.", kesalku. Dan aku bangkit dari posisiku pergi ke dapur. Memasak makanan andalanku NASI GORENG BEIJING.
"Pria gila sini temani aku.", panggilku pada Heechul.
"Anda bicara pada saya?", tanyanya. Aku rasa dia benar-benar minta aku hajar dalam artian lain.
"Iya, memangnya siapa lagi.", kesalku.
"Aku tidak merasa gila, jadi gitu deh.", gayanya memuakan.
"Sudah sini, kau kan yang seharusnya memasak. Masa suami yang masak. Sedangkan sang istri hanya berdiri saja.", kataku.
"Huah, istri? Maksudmu aku? Kapan aku menikah denganmu? Pacaran saja tidak.", katanya menusuk jantungku.



TBC


SUJU ft DBSK.. (HanChul sarap)

"Huah, istri? Maksudmu aku? Kapan aku menikah denganmu? Pacaran saja tidak.", katanya menusuk jantungku.
"Tapi kan ceritanya, kita ini adalah umma dan appa di SUJU. Kau istriku.", jelasku kesal.

-Heechul POV-

Belahan jiwaku mengomel, karena aku ngeyel sekali.
"Huah, bukannya TEUKI hyung dan KANGIN? Aku tidak merasa jadi istrimu.", candaku. Mukanya semakin merah padam.
"Iya, umma dan appa kedua. Hah, pokoknya kau istriku.", tambah kesalnya, sepertinya sudah sampai ubun-ubunnya.
"Tetap saja aku tidak merasa.", ngeyelku.
"Aduh, hyung kalau mereka bertengkar kita yang rugi.", eluh Kyu pada Siwon yang terdengar olehku.
"Maksudmu?", Siwon tidak mengerti.
"Iya, kalau sudah bertengkar Han Hyung tidak akan memasak. Kan aku lapar.", jelas Kyuh.*pan jadi kaya changmin*
Aku menahan tawaku karena perbincangan mereka, ingin aku banting saja si Kyu.
"Kalau begitu, mulai hari ini kita cerai.", bentak Hangeng. Kini dia benar-benar marah. Aku takut, susah berbaikan dengannya. Baru pertama kali dia menalakku.*talak berapa mas*
"Huah, uri gege marah. Iya, aku temani.", rayuku agar ia tidak marah.
"Tidak perlu.", tolaknya menggibaskan tangannya. Aku mendekatinya.
"Jangan marah ya my soulmate.", bujukku. Lalu memeluknya dari belakang. Dia masih cemberut.
"Seharusnya daritadi seperti ini.", sindirnya.
"Jangan banyak bicara.", kesalku.
"Hyung, teruskan ya masaknya.", teriak Kyu.
"Huah, kau bangunkan saja pacarmu. Agar dibuatkan makanan. Aku sedang sibuk dengan Chullieku.", balas Hangeng.
"Sibuk? Memangnya kita ngapain?", bisikku ditelinganya.
"Bermesraan.", jawabnya santai. Aku hanya tersenyum geli. Ini manusia, tidak yakin aku jadi istrinya.

-Author POV-

"Siapa pacarku hyung?", selidik Kyu.
"Si Sungmin. Dia saja yang memasak.", jelas Han. Mata Kyu terbelalak.
"Sejak kapan dia pacarku.", dumel Kyu pelan. "Heh, pacarku itu Changmin.", gurau Kyu tapi dengan nada serius.
"MWO??", Han, Siwon, Heechul serentak terkejut. Namun Kyu hanya tersenyum gila.
"Bukannya, dia satu-satunya manusia normal di DBSK?", Heechul tidak percaya.
"Kau belum tau saja, dia normal. Tapi kalau sudah berhadapan denganku, siapa yang menolak. Hahahahaha.", Kyu tertawa penuh percaya diri.
"Jago juga, aku dari dulu mengincar dia tidak dapat-dapat.", gurau Heechul yang tidak sadar manusia dalam pelukannya melotot tajam.
"Kau kenapa tidak dengan Jae hyung saja, pasti enak. Kalau kau sama Changmin kau yang jadi istrinya.", saran Siwon. Sebenarnya dia yang menanti Jaejoong untuknya.


TBC



SUJU ft DBSK.. (Heechul cemburu, Siwon mati telak)

"Kau kenapa tidak dengan Jae hyung saja, pasti enak. Kalau kau sama Changmin kau yang jadi istrinya.", saran Siwon. Sebenarnya dia yang menanti Jaejoong untuknya.
"Bukannya kau mengincar Jae hyung? Sok menawarkannya padaku. Lagipula aku bisa kena amuk Yunho hyung.", sindir Kyu. Di dapur selain memasak Hangeng sibuk menciumi pipi istri tercintanya.*wahaha*
"Siapa juga yang mengincar Jae hyung.", elak Siwon.
"Huah, kalau diatas panggung atau sedang bersama kau kan suka curi-curi memeluknya. Memangnya aku tidak tau. Kau kan melakukan pelecehan seksual padanya diatas panggung waktu SM Famz konser di THAILAND. Untung Yunho hyung tidak liat, kalau liat habis riwayatmu hyung.", kata Kyu sok tau.*haha. PS sadis amat*
"Kau mengintip saja, itu kan hanya mencium+menggigit telinganya sedikit.", Siwon masang wajah tanpa dosanya.
"Mengintip, terlihat jelas. BABO. Ditambah kau mengrepe-grepe perutnya sampai Jae hyung kegelian.", ralat Kyu dengan alis yang dimainkan.
"Hahaha, sudah diam jadi nanti gosip.", suruh Siwon malu, wajahnya memerah karena rahasianya terbongkar kyu.

Tok. Tok. Tok.
Pintu dorm suju diketuk.
"Hyung bukakan pintu dong, aku malas.", suruh Kyu pada Siwon. Dengan berat hati, Siwon menurut. Dia membuka pintu. Dan dilihatnya Jaejoong dan Yunho dihadapannya.
"Pagi Siwon.", sapa Jaejoong riang lalu mengecup bibir Siwon sebagai ucapan selamat pagi. Wajah Siwon langsung memerah, dan tubuhnya kaku. Yunho memukul kepala Jae.
"Heh, liat ada aku. Main cium-cium aja.", kesal Yunho karena cemburu stadium akhir.
"Sakit Yunnie, marah ya. Lagian itu kan tanpa rasa, beda kalau denganmu.", rayu Jae setengah mati sambil menggenggam erat tangan Yunho dan membawanya masuk ke dalam meninggalkan Siwon yang masih mematung.
"Huah, penebar ciuman yang lain dateng lagi. Heh, Chullie sainganmu datang.", sindir Kyu dengan nada keras.
"Siapa?", tanya Heechul.
"Jae hyung.", jelas Kyu. Heechul langsung berlagak genit pada Hangeng, saat mendengar Jae datang.
"Jangan sampai kalah dari YunJae.", tekadnya dalam hati.
"Gegeku, masaknya yang enak ya.", manja Heechul dengan nada yang keras agar terdengar yang lain.
"Wah kalian lagi masak ya?", tanya Jae santai.
"Iya Jae.", jawab Han manis. Heechul cemberut, dia tau Han suka telepon-teleponan sama Jae di malam hari, jadi Heechul sangsi kalau mendengar nama Jae.
"Aku bantu ya!", tawar Jae yang juga jago masak.
"Boleh.", jawab Han sumringah.
"Tidak usah, kan ada aku.", sinis Heechul sambil mengeratkan pelukannya.


TBC



SUJU ft DBSK.. (Siwon Patah Hati)

"Tidak usah, kan ada aku.", sinis Heechul sambil mengeratkan pelukannya.
"Galak sekali, yasudah. Aku dan Yunnie mau numpang sarapan disini ya. Soalnya stok makanan di kulkas sudah habis dimakan Changmin.", kata Jae.
"Katanya boyband nomor 1 di ASIA. Tapi buat makan saja tidak ada.", sindir Heechul.
"Hahaha. Jangan salahkan aku, tapi salahkan Changmin.", jawab Jae santai.
"Iya Jae, aku akan bikinkan juga untuk kalian.", manis Han, lalu mengedipkan sebelah matanya pada Jae. Heechul makin kesal.
"JAGIYA. wangi sekali sekali kau ini.", rayu Heechul sambil menghirup aroma tubuh Han, dengan mata yang melirik Jae.
"Hahaha. Baru tau ya chul. Ambilkan aku nasi, aku juga akan buat sarapan untuk semua member.", suruh Han.
"Tuh manusia kenapa seh? Aneh bener.", heran Jae dalam hati. Lalu menghampiri Yunho dan Kyu.
"Iya Hanku sayang.", teriak Heechul puas karena pengganggu sudah pergi.
"Siwon mana?", tanya Jae.
"Tuh jadi patung selamat datang.", tunjuk Kyu pada Siwon yang masih beku memegang handle pintu.
"Hahaha.", tawa Jae.
"Siwon.", Jae menepuk pipi Siwon. Akhirnya Siwon sadar. Lalu diseret Jae duduk disamping Kyu.
"Hyung, baru dicium saja uda kaya orang mati.", bisik Kyu di telinga Siwon.
"Diam kau Kyu.", bentak Siwon.
"Won, kau penggemarku ya?", tanya Yunho percaya diri.
"Hah? What? Just Your Dream.", kata Siwon.
"Habisnya kau mengikuti imejku yang manly. Tidak bagus sekali. Badanmu makin berotot saja.", kata Yunho.
"Haha. Bilang saja kau takut kalah saing denganku. Memang, kau juga hyung. Good.", gurau Yunho.
"Pastinya. Tapi tetap saja lebih seksi aku.", Yunho tidak mau kalah.
"Masa? Tidak yakin.", kataku.

-Siwon POV-

Mau cari ribut rupanya hyungku yang satu ini.
"Tanya saja Jae.", katanya. Orang bodoh juga tau, Jae hyung kan istrinya, pasti dia memilihnya.
"Joonggieku, seksian aku atau Siwon?", tanyanya sok manja pada istri idamanku.
"Mwo? Lebih seksi aku kemana-mana.", kata si cantik. Dan aku setuju, dia memang seksi.
"Babo. Kalau begitu lebih keren badanku atau badannya.", kesal Yunho hyung. Aku senang.
"Kerenan badanku, tidak lihat ototku dimana-mana. Perutku sixpack. Kalian pada buncit.", kata jae hyung mengejek sambil memperlihatkan ototnya dan lekuk perutnya yang sixpack. Dia cantik, tapi punya body yang keren dibandingkan kami.
"Dasar Joonggie, jangan buka perutmu, nanti ada yang nafsu.", sindir my enemy dan aku tau yang dia maksud itu aku. Aku lihat, dia merangkul si cantik. Patah hati, panas rasanya. Aku mau Jae hyung.



TBC


SUJU ft DBSK.. (Full Kyuhyun)

"Dasar Joonggie, jangan buka perutmu, nanti ada yang nafsu.", sindir my enemy dan aku tau yang dia maksud itu aku. Aku lihat, dia merangkul si cantik. Patah hati, panas rasanya. Aku mau, Jae hyung.
"Hyung, Changmin mana?", tanya Kyu.

-Kyu POV-

"Di dorm, tadi sih belum bangun.", jelas Jae hyung santai. Aku lihat Yunho hyung dan Siwon hyung perang dingin. Daripada pusing mending aku ke dorm DBSK.
-ceritanya dorm suju+dbsk sebelahan-
"Hyung urusin tuh dua namja gila.", suruhku pada Jae hyung jahil. Dua namja yang aku maksud, melotot padaku. Aku langsung ngibrit pergi.

@ dbsk's dorm

Aku asal masuk kamar Minnie, ternyata dia sudah bangun. Namun sibuk di depan laptop dengan menggunakan boxer saja.*si CM demen bgt seh cuma pake boxer*
Seksi sekali, "Minnie.", teriakku. Lalu loncat meniban punggungnya. Aku rasa tulangnya remuk-remuk.
"SAKIITTT.. Heh, kau ini BABO sekali. Ngomongnya juara olimpiade matematika.", omelnya panjang lebar namun tidak jelas karena sesak tertiban tubuhku. Tiba-tiba ia membalikan badannya, sehingga aku nyungsep ke lantai dengan keras. Sakit sekali, bener-bener cari gara-gara neh manusia. Aku piting saja lehernya.
"Ngajak berantem.", kataku. Ia meronta kesal.
"Hei, aku sedang main game.", kesalnya. Kasian juga, yasudah aku lepaskan.
"Bagaimana kalau lawan aku.", tantangku. Ia langsung merengut.

-Author POV-

"Tidak, nanti aku kalah. Kau lawan saja lawan beratmu si dolphin.", kata Changmin takut namun tetap fokos pada laptopnya.
"Dia dimana?", tanya Kyu.
"Di kamarnya, kau kesana saja. Tapi jangan lama-lama nanti kesini lagi.", suruh Changmin namun manja.
"Okeh, minnieku.", kata Kyu lalu langsung kabur ke kamar Junsu. Saat membuka pintu kamar Junsu.
"Astadzim.", Kyu terbelalak melihat Junsu tidur berpelukan erat dengan Yoochun. Kyu mendekat dan mengambil TOA di meja Junsu.
"BANGGUUNN.", tereak Kyu di telinga mereka dengan TOA.*budeg2 twuh yoosu*
Sontak Yoosu terperanjat."Huah, babo. Budeg. Aku tendang, nyampe Afrika dah.", kesal Junsu melempar bantal pada Kyu.
"Sorry hyung, sengaja geto loh.", kata Kyu tampang bloon.
"Hyung maen games yuuk.", ajak Kyu dengan sepenuh hati.
"SHIT, kyu kau mengganggu tidurku hanya untuk main games dengan Junsu. Minta kuhajar ya.", geram Yoochun, matanya melotot pada Kyu. Namun mendengar kata games, Junsu langsung bersemangat.
"Ayo kita main.", Junsu menarik tangan Kyu.
"Hyung, main di dormku saja, ada kaset baru. Kau duluan saja, aku ke Changmin dulu. Oke.", suruh Kyu senang.



TBC



SUJU ft DBSK.. (2 Magnae kurang ajar)


"Hyung, main di dormku saja, ada kaset baru. Kau duluan saja, aku ke Changmin dulu. Oke.", suruh Kyu senang.

-Changmin POV-

Akhirnya tuh manusia dateng lagi, lama sekali di kamar Junsu.*sama aja kaya kyu jarang manggil hyung hechul, kalo CM ke junsu*
"Minnie, ke dormku yuuk. Aku mau main games sama Junsu hyung.", ajaknya.
"Kenapa tidak disini saja. Aku malas belum mandi.", kataku malas-malasan.
"Pelit sekali. Yasudah kalau tidak mau ikut. Padahal si gege lagi buat nasgor beijing.", katanya seperti membujuk namun terselubung. Dengar makanan, aku jadi bersemangat. Aku langsung loncat ke punggungnya minta di gendong.*o.o anak kecil minta gendong kuda*
"Ayo berangkat.", suruhku sambil mencekik lehernya.
"Berat min, kau kan yang ceritanya namjachinguku. Kenapa jadi aku yang menggendongmu. Terbalik seharusnya kau yang menggendongku.", protesnya sedikit sulit bicara karena kucekek. Memangnya aku pikirkan.
"Sudah jalan babykyu-ku!", paksaku.
"Pakai baju dulu Minnieku.", suruhnya. Dia ini bawel sekali, benar-benar memang seperti wanita.
"Pinjam bajumu saja nanti, sudah cepat jalan.", suruhku lagi. Akhirnya kudaku jalan juga, walaupun cemberut. Aku senang membuatnya kesal, ini pembalasanku membuat badanku remuk tadi.

@ suju's dorm

-Author POV-

Semua melongo melihat Kyu menggendong Changmin yang tanpa baju.
"Apa yang habis kalian lakukan?", curiga Siwon. Ditanya seperti itu Changmin langsung loncat turun.
"Hyung, lagi buat nasgor Beijing ya?", tanya Changmin yang langsung ngibrit ke dapur tanpa memperdulikan pertanyaan Siwon.*kurang ajar*
"Seksi sekali Min.", goda Heechul dengan tatapan penuh nafsu.*iler tuh*
Hangeng yang menyadari Heechul mulai genit, langsung menutup mata Heechul dengan tangannya.
"Jangan liat-liat, genit sekali kau ini.", kesal Hangeng.
"Ah, awas! Pelit sekali.", Heechul menyingkirkan tangan Hangeng.
"Kau ini.", bentak Hangeng. Lalu berdiri di hadapan Heechul agar tidak dapat melihat Changmin lagi.
"Min pakai baju sana. Pergi.", usir Hangeng. Dengan tampang tidak bersalah Changmin pergi dari dapur, lalu menghampiri yang lain.
"Ah hyung, kalau istrimu seperti itu. Itu wajar, aku kan seksi.", teriak Changmin dengan penuh percaya diri.*hooeek, seksi. kurus geto*
"Kyu pinjam baju!", pinta Changmin.
"Ambil saja di kamar, aku mau main games sama Junsu hyung.", Kyu langsung ngibrit ke depan tivi, disana Junsu sudah duluan main.
"Huah, hyung! Curang tidak menungguku.", Kyu memukul kepala Junsu.*ckck, beneran krg ajar*




TBC




SUJU ft DBSK..(Kyu jadi Primadona)


"Huah, hyung! Curang tidak menungguku.", Kyu memukul kepala Junsu.*ckck, beneran krg ajar.*
"KYUHYUUUNN!!!", teriak Changmin dari kamar Kyu.
"Haduh, manusia ini kenapa sih. Mengganggu saja.", dumel Kyu. Lalu mempause permainannya. "Hyung jangan curang, sebentar. Awas kau hyung.", Kyu memperingatkan Junsu. Lalu pergi ke kamarnya.
"Changmin, kau ini berisik sekali teriak-teriak. Bikin pusing aku saja.", kesal Sungmin yang terbangun karena teriakan Changmin.
"Hyung, kau tidur satu kamar dengan Kyu tanpa pakai baju.", selidik Changmin.*jiah, elah. dikira kenapa neh manusia tereak2*
"Iya! Memangnya kenapa?", heran Sungmin tidak mengerti.
"Huah, tidak boleh hyung. Dia kan pacarku.", kesal Changmin.
"Sejak kapan? Aku kasih tau ya, Kyu itu suamiku tau.", sinis Sungmin dengan mulut yang menyeringai.
"Huah kau! Dia itu YEOJACHINGUKU. Kau jangan mengaku-aku.", ngotot Changmin dengan penekanan.
"STOOOPPP!", bentak Kyu. Dan mereka diam. "Apa sih Minnie kau teriak-teriak?", tanya Kyu pada Changmin.
"Dia duluan yang berteriak.",,,,"Aku kaget, Sungmin hyung tidak pakai baju.", Sungmin dan Changmin berkata bersamaan.*sendirinya jg gapake baju*
"Huah, aku bertanya pada Minnie.", Kyu pusing karena dua-duanya menjawab.
"Aku Minnie.", Sungmin dan Changmin kembali kompak.
"Oh iya ya! Kalian dua-duanya Minnie. Aku lupa. Hehe.", Kyu nyengir kuda lengkap dengan tampang bodohnya.
"Babykyu-ku. Daripada tidur sama dia. Mending menginap di dormku saja ya.", pinta Changmin manja. Ia memicingkan matanya pada Sungmin.
"Enak saja! Dia itu suamiku. Jadi dia harus tidur denganku.", Sungmin tidak terima dan menatap Changmin dengan tatapan membunuh.
"Enak saja kau hyung.", Changmin menoyor kepala Sungmin, sampai terguling-guling.*huah, parah. Kurang ajar, hyung tuh.*
"Kyu itu yeojachinguku. Milikku seutuhnya.", lanjut Changmin kesal.*huah laga lo min,min*
"Jadi cuma karena memperebutkanku kalian berisik seperti ini. Tau tidak, aku lagi maen games. Kalian mengganggu. Bikin aku marah saja.", omel Kyu panjang lebar. Ia benar-benar marah lalu meninggalkan 2min yang bengong karena kaget Kyu ngamuk.*rasakan kau wahai manusia*
"Kenapa Sungmin hyung dan Changmin?", tanya Jae penasaran.
"Biasa, mereka memperebutkanku. Memang susah jadi orang tampan sepertiku.", jawab Kyu santai dan melenggang begitu saja dengan gaya yang memuakan. Jae yang muak karena tingkah Kyu langsung bangkit dari duduknya dan menendang bokong Kyu dari belakang. Sehingga Kyu nyungsep menubruk Junsu.



TBC




SUJU ft DBSK..(Jaejoong dapet mainan baru)


"Biasa, mereka memperebutkanku. Memang susah jadi orang tampan sepertiku.", jawab Kyu santai dan melenggang begitu saja dengan gaya yang memuakan. Jae yang muak karena tingkah Kyu langsung bangkit dari duduknya dan menendang bokong Kyu dari belakang. Sehingga Kyu nyungsep menubruk Junsu.
Kyu kesal sekali, ia menatap sinis Jae. "Huah, hyung! Babo sekali kau.", teriak Kyu dan Junsu kesal.
"Apa? Mau marah!", Jae melotot pada mereka. Kyupun mendengus kesal.
"Kyu percuma. Umma kami tidak takut pada siapapun. Kalau kita marah, dia akan menyiksa kita. Jadi sudahlah, kita mengalah saja.", bisik Junsu ditelinga Kyu.
"Masa dia tidak takut pada siapapun?", ragu Kyu berbisik. Ia masih dendam pada Jae.
"Ada sih Yunho hyung. Dia cuma takut sama Yunho hyung. Tapi kita tidak mungkin minta tolong pada Yunho hyung. Pasti dia membela Jae hyung!", jelas Junsu masih berbisik.*hahaha,emang cuma yunho yang bisa nundukin jae! siapa dulu leader*
"Sial, tapi aku tidak takut hyung. Aku dendam kesumat.", Kyu menatap sinis Jae.
"Heh, kalian pada ngomongin aku.", kesal Jae membalas picingan mata pada Kyu.
"Kau mau cari gara-gara sama aku hyung.", tantang Kyu dengan nada tinggi.*siap2 terima nasibmu kyu*
"Iya, kau berani.", balas Jae dengan wajah ganas. Kyu loncat dan langsung memiting leher Jae.
"Huah, kurang ajar. Pria kerempeng mau melawanku.", Jae menginjak kaki Kyu, Kyu meringis lalu melepas Jae. Dengan cepat Jae memiting balik leher Kyu dan menggatak-gatak kepala Kyu.

-Jae POV-

Nih anak sama kurang ajarnya sama Changmin. Mau melawanku mana bisa. Changmin saja K.O ditanganku. Aku pukul-pukul saja punggung Kyu keras penuh nafsu menghajar. Aku rasa habis ini dia akan sakit badan. Aku akan sangat puas.*aduh bebe,keluar deh kebiasaan ganasnya*
"Masih berani?", tanyaku.
"Aku tidak takut hyung!", tantang Kyu. Dia masih menantang, aku cekek lehernya dan aku goyang-goyangkan, sampai dia sulit bernafas.
"Lepaskan hyung.", bentaknya, namun tidak jelas. Saatnya penyerangan. Aku smackdown dia.
"Rasakan! Menyerah padaku. Baru aku lepaskan.", ini sangat menyenangkan. Biasanya Changmin yang aku goda seperti ini. Ternyata ada mainan baru.
"Iya ampun hyung! Aku menyerah. Lepaskan aku hyung!", rengeknya. Aku lihat dia sudah hampir menangis. Akhirnya menangis juga, aku lepaskan dia. Siapa suruh melawan KIM JAEJOONG.*setuju bebeku sayang,haha*
"Hahaha! Akhirnya menangis juga. Sama saja seperti Changmin. Sok berani, padahal nyalinya ciut.", ejekku sambil tertawa puas.




TBC




SUJU ft DBSK.. (Yunho marah)


"Hahaha! Akhirnya menangis juga. Sama saja seperti Changmin. Sok berani, padahal nyalinya ciut.", ejekku sambil tertawa puas.

-Yunho POV-

Istriku ganas sekali, untung aku lebih ganas daripada dia.
"Tuh kan Kyu. Aku bilang tidak usah melawan.", kata Junsu.
"Sakit hyung. Hikz, hikz.", eluh Kyu sambil menangis. Joonggie kebiasaan sekali, kalau belum menggoda sampai membuat orang menangis, dia tidak akan berhenti. Kasian juga Kyu.
"Joonggie, kau ini jahat sekali.", bentakku.
"Huah, Yunnie kenapa kau marah?", sinisnya.
"Iya, kau selalu keterlaluan. Itu kan kau duluan yang mulai.", kesalku sambil menyipitkan mataku.
"Peduli apa, mauku melakukan apapun.", nyolotnya membalas memicing mata padaku. Dia mulai cari gara-gara denganku. Membuatku marah sampai ke ubun-ubun.
"Jadi kau sudah berani membentakku.", marahku padanya. Dibentak seperti itu ia langsung menciut, wajahnya menyesal.
"Hahahaha, emang enak, dimarahin Yunho hyung.", riang Kyu sepertinya tulus dalam hatinya senang sekali aku memarahi Joonggie.*huah, kurang ajar si kyu*
"Yun, kau benar-benar marah ya.", kata Joonggie dengan lembut. Namun aku terlanjur kesal.
"Sejak kapan kau berani membentakku!", nadaku masih tinggi.
"Hehe, Aku cuma bercanda Yunnieku sayang. Jangan marah, maaf deh.", mohonnya, sambil menyodorkan kelingking kanannya.*haha, takut niyeh. takut gak dikasi jatah tuh.*

-Siwon POV-

Jae hyung dan Yunho hyung bertengkar. Kesempatanku untuk menjadi pahlawan di depan Jae hyung.*ada udang dibalik bakwan neh kayanya.*
"Aku tidak peduli kau bercanda atau tidak. Tapi kau sudah membentakku.", kesal Yunho hyung sedikit membentak. Aku kesal mendengar dia membentak Jae hyung. Akupun melihat si cantik menunduk ketakutan karena tingkah Yunho hyung. Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.
"Hyung sudahlah, dia kan sudah minta maaf.", kataku menengahi dengan maksud membela Jae hyung.
"Apa seh kau, ikut-ikut campur. Ini urusanku dengan ISTRIKU.", kesalnya dengan penekanan. Aku tau ia sengaja menekan kata istri di depanku, agar aku sadar.

-Author POV-

Kini malah Yunho dan Siwon yang bertengkar hebat.
"Aku pusing hyung. Ayo kita main lagi. Jangan urusi mereka.", ajak Kyu pada Junsu sfikit berteriak agar Yunho dan Siwon mendengar.*huah, mereka berantem kan salah dia juga, dia malah enak-enak aje*
Jaejoong terbengong-bengong melihat Yunho dan Siwon berteriak-teriak dihadapanku.
"Huah, mereka berdua menyeramkan sekali. Semoga Yunnieku sudah tidak marah lagi.", kata Jae dalam hati.



TBC

Fan Fiction.. Jaejoong Sarap...

Ahnka menyeruput jusnya sambil menunggu Jaejoong, kekasihnya yang sangat tampan.
"Bebe, bebe, bebe.", mulutnya meracau tidak jelas. Sesekali tersenyum mengingat BEBEnya itu. Sesosok pria menghampirinya dan langsung menyeruput jus miliknya.
"Kau ini kebiasaan, kenapa tidak beli send...", omel Ahnka kesal.

CUUPPP
Sebuah ciuman didaratkan di bibirnya sehingga menghentikan omongannya.

-Jae POV-

Dia cerewet sekali, aku kecup saja bibirnya biar diam sejenak. Tapi aku yakin dia akan semakin cerewet habis ini.
"Kau ini, ini kantin, ramai. Main cium saja. Orang-orang melihat kita.", kesalnya dengan mata yang melirik-lirik ke sekitar. Memang sebagian besar melihat ke arah kami. Tapi aku tidak peduli.
"Jadi kalau sepi, aku boleh menciummu.", godaku nakal dengan alis yang kumainkan.
"BEBEEE.", bentaknya manja.
"Apa bubu sayang?", godaku lagi. Ia mengerucutkan bibirnya kesal.
Aku jadi ingin menciumnya.
"Ikut aku.", aku menarik tangannya dan membawanya ke gudang sekolah yang sepi, tepatnya hanya kami berdua.
"Mau apa bawa aku kesini?", selidiknya.

-Author POV-

Ahnka menangkap gelagat mesum Jaejoong.
"Pasti dia ingin menciumku.", tebak Ahnka dalam hati.
"Sekarang sudah sepi, jadi aku bisa menciummu kan?", tanya Jaejoong sambil memeluk pinggang Ahnka.
"Singkirkan kemesumanmu itu. Tidak mau.", tolak Ahnka mentah-mentah.
"Jahat sekali aku kau bilang mesum. Sekali saja. Yah.", rajuk manja Jaejoong.
"Tadi kan sudah.", Ahnka tetap kukuh.
"Tadi kan mengecup, kalau sekarang benar-benar mencium. Yah.", rajuk Jaejoong manja, ia makin memeluk Ahnka.
"Tidak mau. Jangan har...", omel Ahnka namun terpotong karena Jaejoong sudah lebih dulu melumat bibirnya.
"Ah dia ini, kalau sudah ingin. Pasti seperti ini.", umpat Ahnka dalam hati. Dan membiarkan Jaejoong melaksanakan keinginannya. Jaejoong menyapu bibir bawah Ahnka lembut dengan bibirnya. Namun Ahnka hanya diam.
"Aish, kenapa dia tidak membalasku. Mana enak ciuman satu arah seperti ini.", kesal Jaejoong dalam hati. Ia semakin melumat bibir Ahnka dan mulai memainkan lidahnya didalam mulut Ahnka. Namun Ahnka hanya menahan tawa, ia tau Jaejoong sedang ingin membuatnya juga berhasrat. Namun hasilnya nihil, ia tetap diam. Jaejoong kesal ia melepas ciumannya dengan kasar.
"Kenapa tidak membalasku seperti biasa?", protesnya.
"Kau kan bilang ingin menciumku, bukan berciuman. Jadi untuk apa aku balas. Hahaha.", Ahnka senang melihat Jaejoong kesal, dan pergi meninggalkan Jaejoong yang masih mengumpat.





THE END





Jaejoong Sarap 2...

Pagi-pagi sekali, Ahnka sudah pergi ke sekolah. Belum ada murid satupun yang datang, saat ia masuk kelas. Tak lama, Jaejoong masuk kelasnya dengan setangkai mawar ungu.*ada jg ga mawar ungu*
"Pagi bubu.", sapa Jaejoong dengan menyodorkan bunga ditangannya.
"Mawar ungu, tau saja bunga kesukaanku. Gomawo bebeku yang tampan.", Ahnka tampak riang, lalu mencium pipi Jaejoong.
"Yang ini tidak?", goda Jaejoong sambil memegang bibirnya dengan telunjuknya.
"Kau ini, nanti kalau ada yang masuk bagaimana? Babo.", kata Ahnka manja sambil memukul pelan kepala Jaejoong.

-Jae POV-

"Pura-pura, bilang saja mau.", dumelku dalam hati. Mendengar penolakannya, aku berlari ke pintu kelas, menguncinya dari dalam dan dalam sekejap aku duduk lagi dihadapannya.
"Selesai, apalagi alasanmu? Lagipula, sekarang ini masih sangat pagi. Tidak akan ada yang datang.", kataku kesal. Sepertinya dia kehabisan akal. KIM JAEJOONG akan mempunyai 1001 akal untuk mendapatkan CHOI AHNKA.
"Hiuh. Kecup saja ya?", tawarnya terpaksa.
"Oke setuju! Tapi yang lama.", kataku menang.
Ia mengecup bibirku, tidak lama aku melumat kasar bibir bawahnya. Ia mendengus, dan mendorongku.
"Aku bilang kan hanya kecup, kenapa kau melumatku.", kesalnya.
"Kan, kau yang mengecup. Kau tidak bilang aku tidak boleh menggigit. Sudah lanjutkan.", kataku sedikit mengeyel.
"Tidak mau.", ia membalikan badannya.
"Kau mau aku marah ya bu?", ancamku dengan pelan.
"Tidak peduli, kau marah juga.", ketusnya.
"Benar? Yasudah.", kesalku menggebrak meja, lalu bangkit dari tempat duduk. Ia menarik tanganku.
"Jangan marah, kau kalau marah kejam.", rayunya.
"Itu kau tau? Kalau aku marah, kau harus apa.", kataku merasa menang.
"Iya, menuruti semua keinginanmu. Agar kau tidak marah lagi, dan itupun belum tentu kau berhenti marah padaku.", jelasnya tepat sekali.
"Sekarang kecup aku lagi.", suruhku.
"Kecupan tanpa gigit. Okeh.", tawarnya.
"Iya.", kataku sok jual mahal. Ia mengecupku lagi, saatnya lidahku bermain. Aku jelajahi semuanya. Ia mendorong kasar tubuhku lagi.
"Ku bilang hanya kecup.", bentaknya kesal. Aku tersenyum.
"Kecup tanpa gigit, kau tidak bilang lidahku tidak boleh bermain.", kataku puas.
"Sudahlah, terserah katamu.", katanya kesal. Ia sepertinya benar-benar marah.
"Iya sudah, aku tidak memintanya lagi. Jangan marah.", bujukku. Sebenarnya, ia akan lebih kejam dibandingkan aku kalau sedang marah.
"Pergi sana, kembali ke kelasmu.", usirnya.
"Jangan marah ya.", bujukku lagi lalu pergi ke kelasku.



THE END

Fan Fiction.. He is Kim Jeong Hoon..

Dita mulai pusing dengan pelajarannya, ia tidak memperhatikan guru didepannya, ia malah menggoreskan nama Kim Jeong Hoon sampai memenuhi buku tulisnya.
"Kapan bel berbunyi, istirahat aku mau istirahat. Pelajarannya membosankan.", dumel Dita dalam hati. Ia tidak sadar Yunho, gurunya sudah ada di sampingnya. Dengan cepat Yunho mengambil buku tulis Dita. Lalu dipamerkannya di depan kelas. Wajah Dita langsung memerah karena malu. Ia melirik pada Jeong Hoon yang juga melirik padanya. Wajah Dita semakin memerah.
"Dita, kapan pernah ada mata pelajaran bernama Kim Jeong Hoon diajarkan oleh saya?", sindir Yunho dengan nada keras.
"Eeee, ii tt uu..", Dita salah tingkah.
"Sudah, keluar dari kelas saya.", usir Yunho. Tanpa babibu Dita langsung ngibrit keluar kelas.
"Ah bodohnya, mau aku taruh dimana mukaku dihadapan Hoon nanti.", Dita memukul-mukul kepalanya.
...
Siang itu, Dita masih memikirkan kekonyolannya tadi. Ia lesu, tidak sadar kalau kelasnya sudah kosong. Karena bel pulang sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu. Ia membenamkan wajahnya ke meja.
"Eheem. Boleh aku duduk disampingmu?", tanya seorang namja. Dita mendongak ke arah namja itu. Matanya terbelalak tidak percaya. Tanpa menunggu jawaban Dita namja itu langsung mengambil posisi di tempat duduk disamping Dita. Wajah Dita kembali memerah, kini ia gugup luar biasa. Karena di hadapannya terdapat Kim Jeong Hoon, namja yang ia sukai sejak setahun lalu. Mulutnya terkunci rapat.
"Kau menyukaiku ya?", tanyanya penuh percaya diri.
"MWO??", mata Dita semakinmembuka lebar.
"Kenapa tidak bilang dari dulu.", seloroh Jeong Hoon. Dita hanya tertunduk malu.
"Kali ini habis riwayatku.", eluh Dita dalam hati.
"Kau diam saja, apa kau risih aku disini. Kalau begitu aku pamit.", kata Jeong Hoon dengan kecewa.
"Aniyo, tidak.", kataku cepat terlihat bodoh sekali.
"Hahahaha.", Jeong Hoon tertawa.
"Apanya yang lucu?", tegur Dita, padahal ia tahu sekali semua ini karena tingkahnya. Jeong Hoon menghentikan tawanya. Dan menggenggam tangan Dita.
"Akupun menyukaimu, namun aku malu. Tapi ketika aku tau kaupun menyukaiku aku memberanikan diriku. Dita kau mau kan jadi pacarku?", katanya membuat jantung Dita copot di tempat. Dita hanya diam.
"Karena diam, berarti kau setuju.", Jeong Hoon menyimpulkan sendiri. Ia menjentikan jarinya agar Dita tersadar. Ditapun tersadar dan mengangguk setuju. Ia senang bukan main.
Secara tiba-tiba Jeong Hoon mencium pipi Dita, dan mengedipkan matanya. Dita tersipu malu.




THE END

Fan Fiction.. Hadiah Terbaik..

FF yang aku persembahkan untuk my husby, tepat detik2 menjelang ulang tahunnya.

Saangil Chukka, be.
My faith and this FF, some gift from me.
LOVE YOU BEBE.

Jaejoong terduduk di bingkai jendela kamarnya, ia menangis.
"Hyung, jangan seperti ini. Aku tau, hyung merindukan mereka. Aku dan Junsu juga, tapi mau bagaimana lagi. Yang kita berempat tau, hyung adalah member yang paling tegar. Tapi kenapa sekarang hyung seperti ini, kita mohon hyung.", rajuk Yoochun yang sudah tidak kuat melihat keadaan Jaejoong yang terus saja memikirkan dua member yang lain. Karena kasus itu mereka tidak bisa lagi bersama, bercanda, berbincang seperti biasanya.
"Aku rindu Yunho dan Changmin. Kapan kita bisa bersama lagi. Harta paling berhargaku kalian. Jika harus dipisahkan aku tidak mampu lagi. Apa memang kita harus berakhir disini.", lirih Jaejoong menyayat hati yang mendengar.
"Jangan bicara seperti itu.", geram Yoochun. Ia menarik kerah baju Jaejoong dengan tangan yang mengepal, sampai buku-buku jarinya memutih. Rasanya ingin sekali ia memukul wajah Jaejoong. Namun Junsu menggenggam tangan Yoochun untuk menahannya.
"Bagaimana Changmin? Dia sangat menyukai masakanku. Dia tidak mau makan, kau lihat dia kurus sekali.", Jaejoong menatap foto Changmin yang mengurus saat di bandara. "Yunho, aku sangat merindukannya.", tangisnya kini semakin membludak. "Aku rindu dia memarahiku, karena aku terus saja mengganggu Changmin. Apa perutnya tidak apa-apa, siapa yang mengingatkannya untuk makan. Aku tidak mau mereka sakit. Chun, aku ingin berkumpul lagi.", Jaejoong terus berkata dalam keterpurukannya.
"Hyung, ada kami. Kamipun ingin bersama lagi. Jangan menyiksa kami dengan keadaanmu yang seperti ini. Mereka akan baik-baik saja. Kita akan bertemu mereka saat kita di Jepang seperti biasa.", Junsu memeluk Jaejoong untuk meredakan tangisan Jaejoong. Sebenarnya dalam hati Yoochun dan Junsupun menangis, namun ia tidak ingin menambah kekhawatiran Jaejoong.
"Hyung, kami butuh kekuatanmu. Agar kami bisa menjalani semuanya lebih tegar. Kami mencintaimu hyung.", Junsu dan Yoochunpun keluar kamar meninggalkan Jaejoong sendiri.

-Jaejoong POV-
Aku melihat mereka meninggalkanku. Aku tau mereka kecewa padaku.
"Maaf, dongsaengdeul.", kataku pelan menatap punggung mereka.
Aku tidak bisa seperti ini. Cassie, dan kalian selalu mendukungku. Always keep the faith. Itu moto kita. Aku akan mengingatnya untuk kita dan mereka. Kuhapus air mataku, dan kuambil foto kami berlima.
Kuhapus air mataku, dan kuambil foto kami berlima.
"Kita akan seperti ini selamanya.", kataku meyakinkan diriku. Lalu mengambil tidur lelapku dengan mendekap erat foto kami.
....

-Yunho POV-

Menikmati gemericik hujan, yang menenangkan jiwaku.
Sudah lama, aku tidak bertemu dengan mereka. Bahkan dengan Changminpun kini aku sulit sekali. Apa mereka baik-baik saja. Aku merindukan masakannya, perhatiannya, Jaejoong aku benar-benar membutuhkanmu. Aku rindu kekonyolannya, cara dia mengucapkan kata dalam bahasa inggris. Junsu, aku jarang tertawa akhir-akhir ini. Aku ingin kau menghiburku. Aku rindu caranya berkonsentrasi saat menciptakan lagu, aku ingin kau memaksaku untuk mendengarkan lagu ciptaanmu, Yoochun. Changmin, kau sangat sibuk dengan dramamu, semoga berhasil. Doakan agar nenekku cepat sembuh. Setiap hari hanya ini yang aku lakukan untuk mengenang mereka, para memberku. Aku ingin segera kembali ke Jepang, agar aku bisa bersama mereka. Paling tidak saat kami di panggung. Tapi aku selalu percaya saat seperti dulu akan kembali. Aku akan menjaga kepercayaan mereka para Cassie dan memberku. Always keep the faith.

-Changmin POV-

Aku lelah, aku mendudukan diri, di tengah istirahat syuting dramaku. Biasanya aku akan berteriak pada Jaejoong hyung untuk dibuatkan makanan, kapan aku bisa merasakan masakannya lagi.
"Jaejooog hyung aku lapar.", teriakku dalam hati.
Junsu hyung, aku merindukan menertawaimu karena tingkah-tingkah bodohmu. Aku ingin ada yang menemaniku makan di malam hari, seperti yang biasa aku lakukan dengan Yoochun hyung. Apa leaderku itu sudah mencukur kumisnya. Akhir-akhir ini ia merengut saja. Aku tau, ia paling berat dihadapkan pada masalah kita. Namun, aku tau leaderku, leader kami adalah leader terbaik. Kami kuat, kami akan tetap bersama untuk kami, dan untuk kalian para cassie. Always keep the faith, kita harus ingat itu.

-Junsu POV-

Tidak kuat untukku melihat Jaejoong hyung seperti ini, ia sudah tidak dapat menahan kesedihannya lagi. Biasanya ia yang menguatkan kami.
"Jun, kau percaya kan kalau kita akan bersama selamanya?", tanya Yoochun hyung padaku. Ia meneteskan air matanya.
"Iya, seperti kata Jae hyung. Kebersamaan kita lebih dalam, dibandingkan yang orang lain pikirkan. Walau pihak SME, tidak mengijinkan kita bersama. Tapi hati kita satu. Karena kita lima orang dalam satu jiwa. Jiwa yang disebut Dong Bang Shin Ki.", kataku. Semoga yang aku ucapkan benar. Aku tidak ingin mengecewakan para Cassie.
"Iya, seperti kata Jae hyung. Kebersamaan kita lebih dalam, dibandingkan yang orang lain pikirkan. Walau pihak SME, tidak mengijinkan kita bersama. Tapi hati kita satu. Karena kita lima orang dalam satu jiwa. Jiwa yang disebut Dong Bang Shin Ki.", kataku. Semoga yang aku ucapkan benar. Aku tidak ingin mengecewakan para Cassie. Yunho hyung, Changmin aku harap kalian merasakan hati kami. Kita tetap satu. Kita selalu menyerukan Always Keep The Faith. Dan kita harus berjuang untuk kepercayaan yang cassie beri selama ini. Dan aku percaya kita mampu.
Aku lega melihat senyum Yoochun hyung mengembang dari bibirnya, walau ia masih berusaha menahan isak tangisnya. Dasar pria sensitif.

-Yoochun POV-

Aku senang mendengar kata-kata Junsu, itu membuatku semakin kuat hidup di dunia ini.
"Terimakasih Jun.", kataku. Lalu memeluknya erat.
"Iya hyung.", ia membalas pelukanku. Rasanya ingin sekali aku memeluk Jae hyung, Yunho hyung, dan Changmin seperti ini. Aku ingin kami berlima berpelukan di atas panggung, dibalik panggung, atau disaat kami sedih maupun senang. Seperti dulu lagi. Sekarang menyentuh tangan merekapun sulit. Namun aku berjanji, aku akan selalu bernyanyi dan mencipta lagu untuk kita dan para Cassie. Always keep the faith. Kami Park Yoochun, Kim Jaejoong, Kim Junsu, Jung Yunho, dan Shim Changmin akan selalu ada sebagai Dong Bang Shin Ki selamanya. Aku yakin itu.

-Author POV-

Besok hari ulang tahun Jaejoong. Junsu dan Yoochun sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk kejutan pesta kecil mereka tepat tengah malam nanti. Mereka ingin Jaejoong melupakan sejenak kesedihannya. Jaejoong sendiri sebenarnya lupa akan ulang tahunnya.
....
Di kantor SM Entertainment, Yunho dan Changmin mendatangi pemimpin SM Ent.
"Kami mohon ijinkan kami, hanya satu hari. Kami mohon.", Yunho memohon pada pemimpin SM Ent. Ia rela berlutut dan merendahkan harga dirinya. Changmin yang melihat kelakuan Yunhopun ikut berlutu dan memohon. Dua jam sudah mereka melakukan itu semua, semua cacian mereka terima. Namun mereka tetap saja berlutut dan memohon hanya untuk satu keinginan, diberi satu hari untuk bersama JaeChunSu tepat di hari ulang tahun Jaejoong.
"Baiklah, hanya satu hari. Kalian sudah bisa pergi sekarang.", kata pemimpin SM Ent. dengan angkuhnya. Mendengar itu wajah mereka berubah sumringah.
"Terimakasih kami ucapkan banyak terimakasih. Kami permisi.", Yunho dan Changmin membungkukan badannya berulang kali. Lalu mereka meninggalkan ruangan.
"Hyung.", Changmin tersenyum dan mulai menahan tangisnya.
"Kita akan bersama mereka.", Yunho menepuk pundak Changmin dan pergi.
....
Jaejoong sudah tertidur pulas, ia terlihat sangat lelah hari ini. Pukul 11.58 pm, Yoochun dan Junsu masuk ke kamar Jaejoong dengan black forest berhias lilin warna-warni berjumlah 24 buah di tangan Junsu.
"Sudah saatnya hyung, tepat jam 12.", Junsu memberi aba-aba pada Yoochun. Yoochunpun mengangguk.
"JAE HYUUUNG!!", teriak Yoochun di telinga Jaejoong. Jaejoong terperanjat dari tidurnya.
"YOOCHUUUNN. Kau ini berisik sekali. Babo!", omel Jaejoong sambil memegang telinganya.
"Bangun, hari ini kau ulang tahun hyung. Saangil Chukka, wish you all the best. Semoga kau bahagia selalu.", Yoochunpun memeluk Jaejoong.
"Amien. Hahahahaha. Aku lupa kalau sekarang ulang tahunku. Terimakasih.", Jaejoong begitu senang. Ia tertawa lepas sekali.
"Saangil chukka hyung. Kau makin tua saja hyung.", canda Junsu.
"Kurang ajar! Tapi tetap saja aku tampan. Hahaha.", narciss Jaejoong. "Terimakasih ya dolphin.", lanjut Jaejoong.
"Tiup lilinmu hyung.", suruh Yoochun. Jaejoongpun tersenyum dan segera akan meniupnya.
"Meke a wish dulu!", sergah Junsu. Yoochun tertawa karena pelafalan bahasa inggris Junsu kacau.
"Junsu, make a wish, bukan meke a wish.", Yoochun membenarkan kata-kata Junsu. Jaejoongpun ikut tertawa karena itu.
"Kalian ini. Sudah cepat bua permintaan!", kesal Junsu. Yoochun dan Jaejoongpun menepuk berhenti tertawa. Jaejoong menggenggan kedua tangannya tepat didepan wajahnya dan memejamkan matanya.
"Aku harap Yunho dan Changmin ada disini, aku ingin bersama mereka. Semoga masalah kita akan segera berakhir. Dan kita akan selalu bersama sebagai Dong Bang Shin Ki.", Jaejoong dengan pelan mengucapkan doanya.
"AMIEN.", JaeChunSu serempak berkata. Selesai berdoa Jaejoong langsung meniup lilinnya.
"Ckckck. Kalian ini, tidak menunggu leader dan magnae dulu. Curang sekali merayakan tanpa kami.", tegur seorang pria di ambang pintu. Semua beralih pandang ke arah pintu.
"Yunho, Changmin!", Jaejoong terkejut namun senang. Ia langsung turun dari tempat tidur dan berhambur memeluk Yunho dan Changmin. Yoochun dan Junsu masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Saangil Chukka hyung!", Changmin memberi selamat pada Jaejoong, ia menangis dalam pelukan Jaejoong.
"Saangil Chukka Joong. Kami merindukan kalian!", Yunho memeluk erat Jaejoong dan Changmin. Terdengar suaranya sengau karena menahan tangis. Junsu menaruh black forestnya di meja. Yoochun dan Junsupun ikut berhambur memeluk mereka bertiga. Mereka menangis bahagia dalam pelukan.
"Maaf kami tidak bawa hadiah apapun untukmu.", sesal Yunho.
"Aku sudah dapatkan hadiahku. Kalian berempat dan para cassie. Hadiah terbaik yang aku miliki.", Jaejoong semakin mengeratkan pelukannya.
"Hyung.", Junsu, Yoochun, Changmin serempak menyaut.
"Kamipun sama, kau adalah hadiah terbaik yang kami miliki Joong.", kata Yunho dengan senyum menawannya.
"Terimakasih, aku mencintai kalian selamanya.", kata Jaejoong.

-Changmin POV-

Saat ini aku bahagia, aku ada dalam pelukan hyungdeulku.
"Aku merindukan kalian.", kataku pelan.

-Junsu POV-

Ini adalah kami, satu walau dalam keadaan apapun. Hati kami tidak akan pernah terpisah. Aku semakin memeluk erat mereka.

-Yoochun POV-

Ini yang aku inginkan, kami berlima berpelukan lagi, setelah sekian lama aku tidak merasakannya. Aku lihat Changmin paling banyak mengeluarkan air matanya. Ia memang magnae kami.

-Yunho POV-

Aku kembali merasakan kehangatan keluarga. Ini kami Dong Bang Shin Ki dimana aku adalah leader dengan para member terbaik di dunia ini.
"Aku mencintai kalian.", kataku pelan namun berharga.

-Jaejoong POV-

Kini aku berada dalam pelukan mereka.
"Yunho, kau tidak merawat wajahmu dengan baik. Jerawat dan kumismu itu. Payah sekali.", gurauku, untuk menghentikan kesedihan kami. Semua tertawa mendengar perkataanku, ditambah pukulan keras di kepalaku yang di daratkan oleh Yunho. Akupun ikut tertawa.
"Ayo kita keluar, akan aku traktir makan.", ajakku. Aku tau Changmin akan suka ini.
"Hyung, aku ingin makan masakanmu. Jadi, kau memasak saja untuk kami.", kata Changmin dengan wajah anak kecilnya.
"Baik, aku akan memasak untuk kalian.", kataku riang. Aku melihat kesenangan di wajah ke empat dongsaengku. Ternyata Changmin begitu merindukan masakanku. Aku juga merindukan memasak untuk mereka para member Dong Bang Shin Ki, keluargaku, harta karunku, dan hadiah terbaikku. Tahun ini adalah ulang tahunku yang paling berharga, paling spesial, dan paling bermakna. Aku mencintai kalian semua.



THE END

Fan Fiction.. Kenangan Tentangmu..

Aku menatap lurus ke arah sungai. Aku masih mencari jawaban yang selama ini kucari.
'Kau senang sekali melamun.', tegurnya mengejutkanku. Aku hanya tersenyum.

***

'Uni ikut aku.', paksanya, lalu menarikku pergi, ketika aku mau memasuki kelasku.
'Lee Min Ho, jangan terlalu cepat. Aku hampir jatuh.', eluhku sedikit bernada keras. Ia memperlambat langkahnya, dan membawaku ke taman sekolah.
'Aku ingin kau jadi pacarku.', katanya tanpa ragu, namun terpancar kegugupan dari wajahnya. Ia mengeluarkan setangkai mawar putih dari balik tubuhnya. Aku tersenyum senang. Mungkin karena ini yang sudah lama aku tunggu.
'Ne, aku menyetujuinya.', kata-kata itu mengalir begitu saja dari bibirku. Kuambil mawar yang ia sodorkan padaku.
'Hahaha, baguslah. Kenalkan aku Lee Min Ho, namjachingumu.', katanya sambil menyodorkan tangan kanannya padaku. Aku tertawa melihat kelakuannya yang seperti anak kecil. Ia cemberut karena aku tidak memperdulikannya. Aku mengacak-acak rambutnya karena gemas. Lalu pergi meninggalkannya yang tampak senang.

---

'Kau ini, aku tau. Lanjutkan lamunanmu.', suruhnya. Aku tau hatinya teriris saat ini karenaku. Aku kembali menatap lurus sungai dihadapanku. Tanpa bicara satu katapun.

***


Hampir setiap hari ia mengajakku ke taman sekolah saat istirahat.
'Jagiya, kau harus ingat. Sampai aku mati, bahkan sampai kapanpun. Kau akan selalu ada disini. Saranghaeyo.', katanya sambil memegang dadanya.
'Aku sudah tau itu.', sautku singkat. Namun senyumku mengembang lebar.
'Jagi, aku ingin kau bilang kau mencintaiku. Aku tidak pernah mendengarnya.', pintanya dengan wajah yang memelas.
'Tidak mau, tidak akan pernah kau mendengarnya.', kataku menggodanya. Ia hanya tersenyum geli karena tau aku bercanda. Lalu aku pergi berlalu meninggalkannya yang masih terlihat senang. Aku selalu saja meninggalkannya, tak pernah ia meninggalkanku lebih dulu.

---

'Kau jahat, membalasku seperti ini.', teriakku dalam hati. Aku lempar batu kecil ke sungai. Kini aku menangis. Ia, menarik kepalaku bersandar ke pundaknya yang lebar.

***

Seseorang menepuk pundakku. 'Uni.', panggilnya membuatku menghentikan langkahku. Ia terlihat sangat panik.
'Lee Min Ho, ia kecelakaan.', katanya panik memberitahuku. Tiba-tiba semua darahku serentak berhenti mengalir, tidak ada kekuatanku untuk menopang tubuhku lagi.

Bruuukkk
Tubuhku ambruk, ia membopongku untuk duduk dan menenangkanku.
'Min Ho dimana sekarang?', tanyaku lemah hampir tanpa suara dengan tangisan yang tertahan.
'Rumah sakit.', katanya singkat. Aku langsung minta diantarkan, aku tidak perduli aku bolos dari sekolah. Aku mencari Min Hoku. Diperjalan, ia menceritakan Min Ho tertabrak tepat saat akan menyebrang ke arah sekolah. Ia memegang setangkai bunga mawar putih, yang enggan ia lepaskan.

---

Aku membuka tasku, ku ambil mawar putih yang sudah mengering di dalam bingkai kaca. Kini aku tidak bisa memandang jelas, karena terhalang butiran air mataku.
'Aku tau, ini berat.', katanya. Ia berlari ke tepi sungai dan membetangkan kedua tangannya. Membiarkan angin berhembus melewati tubuhnya.

***

Hari itu aku pergi ke makamnya. Aku menangis di hadapan pusaranya.
'Mengapa kau tinggalkan aku, bukankah aku yang selalu meninggalkanmu. Apa kau sudah bosan aku tinggalkan, sehingga kau meninggalkanku selamanya.', kataku menjerit dihadapannya. Hadapan siapa? Lee Min Ho? Dia sudah tidak akan pernah dihadapanku. 'Aku mencintaimu, kau ingin dengar itu kan. Cepat bangun. Setiap hari kau akan mendengarnya.', aku memukul pusaranya, mencabik jerami-jerami yang menghalangiku melihatnya.
'Cukup, kita pulang.', ia membantuku untuk berdiri dan membawaku ke mobilnya.
'Terimakasih.', kataku dalam hati.

---

'Jagi, cukup.', ia membentakku tepat dihadapanku. Aku tersadar aku sudah keterlaluan. Ia memelukku.
'Itu sudah berlalu, aku kira cukup untuk waktu lima tahun yang aku berikan padamu. Sekarang, aku minta jadikan aku benar-benar Min Homu. Sebagai Choi Min Ho bukan Lee Min Ho. Aku mohon.', pintanya, ia berkata dari nada tinggi yang kemudian melemah. Aku sadar Min Hoku kini bukan lagi Lee Min Ho, namun Choi Min Ho, pria yang selalu ada disampingku, pria yang selalu menopangku, pria yang selalu mengertiku setelah kau pergi lima tahun lalu. Aku sadar hanya kenangan tentangmu yang akan menemaniku. Dan kini ia adalah seseorang yang akan menemaniku dalam nyata.
'Maafkan aku Choi Min Ho, maafkan aku.', kataku berbisik di telinganya.
'Ne, ini yang aku ingin dengar darimu sejak dulu.', ia melepas pelukannya dan tersenyum padaku.
'Saranghaeyo Min Ho.', kataku sebagai balasan senyumnya.
'Aku mencintaimu Lee Min Ho dan ia Choi Min Ho.', batinku berkata.


Yang selalu aku ingat, aku akan selalu dihatinya sampai ia mati.

Dan ia tidak pernah akan pernah mendengar kata-kata aku mencintainya seperti yang ia inginkan.



THE END

Fan Fiction.. Masakan Ahnka yang super duper enak..

'Bangun bu.', kata Jaejoong membangunkan Ahnka. Ia mengangkat tubuh Ahnka yang belum sadar dan menggiringnya ke kamar mandi.
Saat sepenuhnya sadar, Ahnka berteriak.
'BEBEEE. Bagaimana kau bisa masuk apartementku?', tanya Ahnka curiga.
'Adikmu, Key yang membukakan pintu.', jelas Jaejoong. 'Sana mandi, aku akan buat sarapan.', suruh Jaejoong, lalu keluar kamar.
Selesai mandi Ahnka menonton televisi. Sedangkan Jaejoong dan Key masih memasak di dapur.
'Hyung, mau-maunya kau punya yeojachingu seperti noonaku. Lihat saja, masa kita yang memasak bukannya dia.', ledek Key.
'Iya aku juga heran mengapa aku mau dengannya. Bagaimana mau memasak, menyalakan kompor juga belum tentu bisa.', sindir Jaejoong bergurau.
Ahnka yang mendengarnya memicingkan mata.
'Heh, dongsaeng babo. Jangan menjelek-jelekanku di depan bebeku. Lagipula jika ada kau yang bisa memasak, untuk apa aku bisa memasak. Akan kupekerjakan kau menjadi tukang masakku seumur hidup.', Ahnka berkata dengan kesalnya. 'Kau juga be, jadi menyesal punya yeojachingu sepertiku.', Ahnka mengeluarkan mulut menyeringainya.
'Hahahaha, sudah ah. Dasar bubu.', Jaejoong geli melihat tingkah Ahnka.
'Heh noona, tidak akan mau aku, kau manfaatkan.', kesal Key membalas memicingkan mata.
'Sudah masak saja, tidak usah berisik. Huft.', Ahnka mendengus dan kembali menonton televisi.
'Memasak, memangnya apa susahnya. Aku juga bisa. Lihat saja.', kata Ahnka dalam hati.
....
Key sedang pergi dengan Jaejoong. Di apartement Ahnka sudah siap dengan segala macam peralatan dan bahan-bahan memasak. Memasak pun dimulai.

Praangg.
Bunyi piring-piring yang pecah. Keadaan dapur saat ini sudah kacau, piring dimana-mana, sayur-mayur berantakan. Isi telur becek di lantai.
'Selesai. Nasi goreng ala chef Ahnka. Pasti enak.', kata Ahnka dengan penuh percaya diri.

Ting. Tong.
Bel pintu apartement Ahnka berbunyi. Ahnka langsung membukanya.
'BUBU.', Jaejoong kaget melihat Ahnka yang kacau balau dengan celemek.
'Ayo masuk, aku uda masak. Cepet-cepet.', kata Ahnka begitu riang. Jaejoong dan Key mengikuti Ahnka dengan tampang aneh.
'Ini makan.', Ahnka menyodorkan dua piring nasi goreng.
'Hyung, ini makanan apaan.', bisik Key pada Jaejoong.
'Sudah, makan saja.', Jaejoong berkata pelan. Lalu mereka memakannya.
'Bagaimana enak kan?', tanya Ahnka.
'Enak bu.', kata Jaejoong tersenyum.
'Sudah kubilang aku bisa masak! Aku mau mandi. Habiskan.', lalu Ahnka pergi.
Jaejoong dan Key langsung ke dapur dan memuntahkan makanannya.



THE END

Fan Fiction.. Saat Dimana Aku Sangat Membutuhkanmu.. (Special for me when i wanna crying)..

-Author POV-

Ahnka terlihat terduduk lesu, merenung di bawah pohon di taman sekolah. Jaejoong melihatnya dari kejauhan, segera menghampiri Ahnka, dan duduk disampingnya.
'Bubu kau kenapa?', tanya Jaejoong, ia terlihat sangat cemas.
'Tidak apa be, aku hanya kurang bersemangat hari ini.', jawab Ahnka lemas.
'Mau cerita padaku!', tanya Jaejoong lagi, ia tau ada hal lain yang dipikirkan pacarnya itu.
'Ani be. Mian.', kata Ahnka suaranya semakin pelan bahkan hampir tak terdengar.

-Ahnka POV-

Aku juga tidak tau ada apa denganku, yang jelas saat ini aku merasa sedih dan kesepian. Aku melihat raut cemas di wajahnya. Sebenarnya bukan maksudku membuatnya seperti itu. Tapi tak terasa air mataku malah menetes satu persatu, dan semakin lama, semakin deras, namun aku berusaha menahan tangisku. Bebe yang melihatku menangis langsung memelukku.
'Aku tau perasaanmu, keluarkan saja air matamu bu, jika itu membuatmu merasa lebih baik.', katanya. Kata-katanya itu membuat seulas senyum dibibirku, dan akhirnya aku biarkan air mataku terus mengalir semaunya.

-Jaejoong POV-

'Ada apa denganmu bu? Kau tau, melihatmu seperti ini. Seakan hatiku yang tersakiti.', batinku terus memikirkan ini, apa yang terjadi padanya. Ia terus saja menangis, dan aku semakin memeluknya erat.
'Bu, iya memang aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi padamu. Tapi, yang harus kau ingat aku akan selalu disampingmu. Saat kau membutuhkanku, aku pastikan aku akan selalu ada disampingmu.', kataku sambil mencium puncak kepalanya. Kurasakan tangannya membalas pelukanku.
Ku lihat kepalanya yang tadi ia taruh di pundakku, kini mendongak untuk menatapku. Matanya yang indah tertutup buliran air mata. 'Be, terimakasih kau hadir di kehidupanku. Sekarang ini, saat dimana aku sangat membutuhkanmu. Aku mencintaimu be. Sangat mencintaimu.', katanya terbata-bata karena tertahan isak tangisnya.
'Aku juga sangat mencintaimu bu, selamanya.', balasku. Lalu ku cium kembali puncak kepalanya. Dan semakin mengeratkan pelukanku di tubuhnya. Tangan kananku menggenggam tangan kirinya yang ku letakan tepat di dadaku. Dan aku biarkan ia menyelesaikan tangisnya dipundakku, tanpa menuntut kata-kata apapun.





-THE END-

SAAT DIMANA AKU SANGAT MEMBUTUHKANMU

Fan Fiction.. Namjachingu untuk Ahnka..

Cast:
-Priyanka Adindanoor as Choi Ahnka
-Elis Yulia as Park Yoolsi
-Khalifah Abadini as Han Jinnee
-Kim Jaejoong
-Jung Yunho as Choi Yunho
-Shim Changmin as Choi Changmin
-Park Yoochun
-Kim Junsu

STORY is BEGIN

-Author POV-

'Umma aku pulang!', teriak Ahnka saat memasuki rumahnya.
'Ah sayang! Kau bawa teman-temanmu.', kata umma Ahnka ketika melihat Yoolsi dan Jinnee berada dibelakangnya.
'Iya umma, ini teman-temanku Yoolsi dan Jinnee.', Ahnka memperkenalkan teman-temannya.
Keluarga Choi baru pindah sebulan yang lalu ke Seoul. Dan baru tiga minggu Ahnka bersekolah di sekolah barunya. Yoolsi dan Jinnee kini menjadi teman dekat barunya. Yoolsi dan Jinnee sengaja ingin berkunjung kerumah Ahnka.
'Annyeong ajjhuma.', sapa Yoolsi dan Jinnee bersamaan.
'Annyeong. Anggap rumah sendiri.', ramah Umma Ahnka.
'Umma aku ke kamar.', pamìt Ahnka. Lalu mereka bertiga pergi ke kamar Ahnka.
-----
@ kamar Ahnka

'Sepertinya keluarga menyenangkan.', puji Jinnee.
'Hahahaha', tawa Ahnka meledak. 'Kau belum tau naui oppadeulku ini. Mereka tuh sangat menyebalkan.', lanjut Ahnka tetap dengan tampang ingin tertawa.
'Heh gendut, liat kaset gameku tidak?', tanya seorang pria muda yang asal masuk kamar Ahnka tidak mengetuk pintu terlebih dahulu.
'Ah si kerempeng. Oppa kebiasaan main masuk kamarku seenaknya.', kesal Ahnka.
'Huah dongsaeng bawel sekali kau. Liat apa tidak?', ledek pria itu terus mengobrak-abrik rak buku dan lemari Ahnka sampai berantakan. 'Aha, ini dia.', akhirnya kaset yang dicari ditemukan. Yoolsi dan Jinnee hanya saling pandang melihat tingkahnya yang aneh.
'Huah, gendut. Ada teman-temanmu. Kenapa tidak bilang.', ia baru menyadari ada Yoolsi dan Jinnee.
'Ah mata oppa saja yang suliwer. Makanya jangan main games aja. Dasar oppa gila.', ledek Ahnka kesal.
'Dasar dongsaeng kurang ajar. Masa oppamu sendiri dikatain gila.', kesalnya lalu memukul pelan kepala Ahnka.

-Yoolsi POV-

Ahnka dan pria itu terus saja bertengkar. Ya, bertengkar layaknya kakak, adik. Sepertinya dia itu kakaknya Ahnka.
'Namaku Choi Changmin. Panggil saja Changmin yang tampan.', katanya memperkenalkan diri. Ia menyodorkan tangannya padaku, lengkap dengan senyumnya yang manis.
'Tampan darimana. Dari Afrika, iya tampan banget.', ledek Ahnka, lalu memukul pelan pipi kakaknya.
'Yoolsi, Park Yoolsi.', kataku meraih tangannya. Jantungku berdetak kencang sekali saat bersalaman dengannya. Aku rasa aku menyukainya. Aku terpaku melihat ketampanannya dari dekat.

Changmin oppa sudah keluar kamar karena diusir Ahnka, katanya mengganggu. Yang harus kuceritakan, sebelum keluar kamar tadi Changmin oppa sempat mengedipkan sebelah matanya padaku. Itu membuatku malu dan senang bukan main.

-Author POV-

'Ahnka, kamar mandi dimana? Aku kebelet pipis!', tanya Jinnee yang tiba-tiba ingin buang air kecil. Ia bergerak-gerak seperti menahannya.
'Tuh, disebrang kamarku.', Ahnka menunjuk pintu disebrang kamarnya. Kebetulan pintunya tidak ditutup oleh Changmin. Jadi sudah dapat terlihat dari kamar Ahnka.
Jinnee langsung ngibrit ke kamar mandi. Dan langsung membuka pintu kamar mandi.
'Aaaaaaa!', Jinnee berteriak berbarengan dengan teriakan seorang pria. Ahnka, Yoolsi, dan Changmin langsung keluar kamar dan menuju kamar mandi.
'Huah! Oppa kau apakan chinguku?', tanya Ahnka pada pria itu saat melihat Jinnee wajahnya begitu merah karena malu.
'Bukan salahku. Dia yang main masuk kamar mandi, untung aku sudah pakai handuk. Kalau tidak, habis keperjakaanku.', katanya seenaknya.
*wakakak keperjakaan, bodoh bgt dah neh oppa satu*

'Hahahahaha, Yunho hyung. Ganjen sekali kau.', ejek Changmin pada pria tadi yang tak lain bernama Yunho.
'Lagian kebiasaan kalo mandi tidak pernah dikunci. Harusnya oppa sadar, sudah sering kan aku memergokimu telanjang di kamar mandi karena tidak pernah kau kunci.', kata Ahnka santai saja.
*asik liat Yunho telanjang, wakakakakak. -disetrum dini-*

'Bawel kau gendut. Sudah tau aku tidak suka kunci pintu, kau malah main masuk kamar mandi saja.', kata Yunho tidak mau kalah.
'Chingunya Ahnka, tadi mau masuk kamar mandi. Masuk deh.', suruh Yunho. Tapi Jinnee hanya diam, malah mukanya terlihat tambah merah.
'hhhss..hhss..', Changmin mengendus-endus. 'Bau apa neh?', tanya Changmin.
'Aku ngompol.', kata Jinnee malu bukan main.
'Hahahahahahaha!', semua yang disitu tertawa menggelegar sampai menghancurkan dinding2 rumah.
*lebay, huah si dini ngompol. uda gede ngompol*
-----
Karena malu Jinnee, cepat-cepat minta pulang. Ia meminjam rok sekolah Ahnka, karena roknya sudah basah karena ngompol.
'Ahnka aku pulang dulu. Mian, tadi aku memalukan.', katanya ijin pulang.
'Hei kau mau pulang, aku antar saja. Sekalian aku ingin keluar.', kata Yunho ikut nimbrung, dan tiba-tiba muncul dikamar seperti Jaelangkung yang datang tak dijemput, pulang tak diantar.
*garing bener gw*

Jinnee, hanya diam tertunduk malu.
'Ah sudah ayo!', Yunho menarik tangan Jinnee.
'Umma, aku pergi.', teriak Yunho.

-------

-Changmin POV-

'Lalu aku pulang sendiri. Huah Jinnee. Dia main meninggalkanku saja.', aku dengar chingunya Ahnka yang manis itu mengeluh kesal.
Aku mendatangi kamar adikku tercinta, tidak aku harus meralatnya. Aku datangi kamar adikku yang gendut itu. Dia makan apa sih bisa sampai segendut itu.
*changmin oppa, enak aja badan seksi gini dblg gendut, belum pernah disumpel bakiak yeh*

'Yoolsi manis, aku antarkan saja ya. Mau kan?', kataku sedikit merayu. Ini kesempatanku untuk mendekatinya. Namun yang aku bingung, kenapa si Yoolsi kaya orang gila senyum-senyum sendiri.
'Huah, oppa. Kau jangan merayu. Aku bilang umma. Kau mengganggu chinguku.', ancam si gendut. Biarkanlah, aku tidak takut.
'Siapa yang merayu memang dia manis. Memangnya kau jelek.', ejekku. Aku puas melihat wajah si gendut kesal.
*huah coba jgn manggil gendut mulu, gw sepak lo. nyungsep*

Akhirnya aku berhasil mengantar pulang Yoolsi.
-----
@ motor

'Pegangan, nanti kau jatuh.', suruhku. Aku tarik saja tangannya dan kulingkarkan di pinggangku.
*huah si kerempeng cari kesempatan. -digetok elis neh gw-*

-Yoolsi POV-

'Iya oppa.', kataku malu-malu sambil memeluk pinggangnya. Jantungku rasanya mau copot. Aku memeluk seorang namja yang kyeopta.

@ halaman rumah Yoolsi

'Sudah sampai oppa. Gomawo sudah mengantarku. Mau mampir dulu?', kataku dengan nada yang super duper lembut.
'Tidak usah, kapan-kapan saja., saat kau sudah menjadi yeojachinguku. Aku pasti mampir ke rumahmu. Sampai ketemu lagi.', katanya. Lalu ia langsung menancap gas motornya.
'Apa yang ia katakan? Yeojachingunya? AKU. Tidaakk. Aku pasti sudah gila.', batinku teriak, namun aku tersenyum senang.
*huah, oppanya sapa seh tuh. kagak ada malu bener dah.*
-----
@ mobil
*huah, yunho oppa dikasi mobil, changmin oppa motor, gw kagak dikasi apa-apa! curaang! ummaa! 'nangis histeris'*

-Author POV-

Jinnee tetap saja terlihat malu, karena kejadian memalukan itu.
'Namamu siapa? Kita kan belum kenalan. Aku Choi Yunho', tanya Yunho memulai topik pembicaraan.
'Aku Han Jinnee.', jawab Jinnee.
'Mian membuatmu ngompol. Aku tidak tau kalau kau kebelet pipis.', kata Yunho menyesal.
'Ne oppa. Aku juga minta maaf, tadi main masuk kamar mandi. Aku tidak tau ada orang di dalam.', sesal Jinnee juga.
'Hahaha, sudah lupakan. Jinnee, bagaimana kalau kita makan mie ramen dulu. Aku tau kedai mie ramen yang enak. Aku lapar.', ajak Yunho sebelum mengantar pulang.
'Ne oppa. Terserah oppa saja.', kata Jinnee pasrah.

@ kedai mie ramen

-Jinnee POV-

Mie ramen sudah datang, tapi aku tidak menyentuhnya sama sekali. Aku malu memakannya di depan dia. Wajahnya tampan sekali, apalagi saat dia memakan Mienya itu. Ah ingin sekali aku jadi mie yang ia makan.
'Tidak, apa yang aku pikirkan. Bangun, bangun Jinnee.', kataku dalam hati sambil memukul-mukul pipiku dengan kedua tanganku.
'Kau kenapa Jinnee?', tanya Yunho oppa heran. Babonya aku didepan dia.
'Ani.. oppa.', kataku singkat.
'Yasudah habiskan miemu. Nanti keburu aku yang menghabiskannya.', katanya seperti menggodaku diiringi tawa kecilnya.
'Ne.', lalu aku memakan mieku.

-Yunho POV-

Aku melihatnya memakan mienya, bahkan aku tidak berkedip.
'Dia lucu sekali. Jinnee, Jinnee.', itu penilaianku sejak melihatnya tadi di rumah. Cara makannyapun lucu sekali.

Selesai makan aku mengantarnya pulang kerumahnya.
'Sampai ketemu lagi.', kataku lengkap dengan kedipan mata nakalku yang bisa meluluhkan hati gadis manapun.
*lebay, mulai dah narsisnya. gw gak mengakui punya oppa seperti dia. huah, gak cm oppa, gak yh oppa. semuanya pedopil, hahaha*

'Hati-hati oppa', katanya saat aku akan menancap gas mobilku.
-----
@ kamar Ahnka

-Ahnka POV-
Saat aku sedang menjelajah dunia maya di kasur, tiba-tiba ada seekor manusia merebahkan dirinya di sampingku.
'Huah, tuh kan. Oppa selalu saja masuk kamarku tanpa ijin.', kesalku pada si kerempeng oppa.
*waktunya pembalasan hei kau kerempeng*

'Ahnkaku sayang, kau lagi apa sih?', tanyanya dengan nada yang memuakkan. Ah, biasanya kalau begini ada maunya.
'Aku sedang membuat postingan di blogku, "Bagaimana jika kau mempunyai dua oppa yang sarap bin stres", sudah jangan basa-basi oppa, mau apa kau?', tanyaku ketus sambil menyindirnya. Tapi emang sudah stres, jadi si kerempeng malah senyum-senyum aku sindir begitu.
'Okey, kau memang pengertian. Mengerti jalan pikiranku. Ahnka, bantu aku mendekati chingumu itu.', pintanya sok imut. Yasudah ku tebak pasti tentang Yoolsi.
'Tidaaak! Jangan ganggu chinguku.', tolakku cepat.
'Ah kau pelit sekali. Ayolah adikku yang cantik', katanya merayuku sambil mencolek daguku.
*hoeeeks, jijay lo oppa*

'Bagian begini baru bilang aku cantik. Dasar. Okey! Tapi ada syaratnya.', kataku sambil memainkan alisku.
'Huah pelit sekali pakai syarat.', ejeknya.
'Bawel. Yasudah tidak jadi saja.', godaku. Ku lihat wajah si kerempeng kesal.
'Iya, apa syaratnya?', tanyanya seperti terpaksa.
'Syaratnya adalah...', kataku menggantungkan kalimat.

'Apa? Cepat beritahu gendut!', katanya kesal. Si kerempeng mulai menyebalkan lagi. Mau minta tolong, malah meledek.
'Jadi ya oppa, syaratnya. Setiap hari kau harus memberiku dua batang coklat selama sebulan penuh. Besok kau harus mentraktirku makan sepuasnya, nonton bioskop, terusss...' , kataku berpikir sejenak.
*sumpah gw parah banget dah*

'Sudah cukup-cukup kau ini maruk sekali.', katanya memotongku yang sedang berpikir.
'Heuh, mau aku bantu tidak?', ancamku. Ku lihat dia mengangguk terpaksa.
'Beliin lima baju, dua tas, dua sepatu baru. Okey! Deal oppaku sayang.', kataku kali ini yang memanfaatkannya.
*nanggung twuh seharusnya 1 toko.. huah, gw matre bgt.*

'Aduh dongsaengku matre sekali. Iya deal, tapi bantu aku jadikan Yoolsi, yeojachinguku.', si kerempeng menerima persyaratanku. Aku senang. Dan aku tersenyum mengangguk padanya.
'Asik, ini baru dongsaengku.', katanya senang lalu mencium pipiku.
*huah gw dicium cm, asik. -bep, bebehmu ini dicium oppamu-*

'Jangan cium-cium. Dasar.', kesalku sambil menghapus bekas ciumannya.

-Yunho POV-

Aku mendengar kedua dongsaengdeulku berisik sekali di kamar Ahnka.
'Hei, kalian berisik sekali. Lagi ngapain?', tanyaku pada mereka, lalu ikut tidur disamping Ahnka.
'Aku lagi merayu Ahnka, agar mau membantuku mendekati chingunya.', kata Changmin dengan wajah yang sok manis.
'Ooohh. Aku juga dong. Bantu aku mendekati Jinnee.', kataku merayu.

-Ahnka POV-

Bagai disambar gledek, aku tidak menyangka kedua oppaku menyukai chingudeulku.
'OMO! Huah, kenapa kalian berdua jadi mengincar chingudeulku. ckckck.', ejekku heran. Tiba-tiba seton karung beras menindih tubuhku yang sedang tengkurep.
'Bantu aku, awas kalau tidak.', ancam Yunho oppa diatas punggungku.
'Berat oppa badanmu kan kaya gajah. Pergi. Changmin oppa tolong aku.', kataku sambil memberontak, tapi badan Yunho oppa memang benar-benar berat jadi aku kesakitan. Tapi si kerempeng bukannya membantuku, malah ikut-ikutan menimpaku.
'Huah, berat oppa. Jahat sekali padaku. Aku tidak bisa nafas.', rengekku karena memang benar aku tidak bisa bernafas karena ditimpa gajah-gajah tidak tau kasian. Ku lihat mereka tertawa-tawa diatas penderitaanku.
*huah, oppa2 sarap. berat bedon main nindiin gw. tar badan gw remuk baru tau rasa ye.*

'UMMMAAAA! YUNHO OPPA SAMA CHANGMIN OPPANYA NIH.', teriakku merengek meminta tolong.

Berhasil, pengacau-pengacau itu enyah dari tubuhku yang seksi ini, jika nama umma aku sebut.
*hoeeekss, pen muntah gw*

'Iya kalian semua aku bantu. Asal bayaranku benar-benar kalian penuhi.', kataku seperti gadis yang matre sekali.
'Bayaran apa?', tanya Yunho oppa heran.
'Changmin oppa jelaskan perincian pembayaranku.', suruhku layaknya bos besar. Aku mendengar si kerempeng menjelaskan setiap persyaratan yang aku pinta.
'Bagaimana? Yunho oppa setuju tidak?', tanyaku setelah si kerempeng berhenti mendongeng. Biarpun kerempeng bagaimanapun ia oppaku. Jadi aku akan memanggilnya Changmin Oppa.
'Baik, aku setuju. Dengan syarat, pastikan Jinnee mau jadi yeojachinguku.', katanya dengan tampang serius. Aku takut melihatnya, seperti singa mau memangsa.
'Oke, oppaku sayang. Asik aku kaya raya sebentar lagi, karena kalian.', kataku semangat.
-----
@ kelas.

-Author POV-

Saat Ahnka menyantap timbunan coklatnya, ia ingat ada titipan dari kedua kakaknya.
'Yool, ada coklat dari Changmin oppa untukmu. Nih, terus ia titip salam untukmu.', katanya sambil menyodorkan sebatang coklat ke tangan Yoolsi. Yoolsi terlihat senang.
'Ini dari oppamu?', tanya Yoolsi meyakinkan.
'Iya dari Changmin oppa. Oppaku menyukaimu. Kau juga kan?', kata Ahnka dengan mulut penuh coklat sambil memainkan alisnya untuk menggoda.
'Kau ini. Iya, oppamu tampan sekali habisnya.', puji Yoolsi mengakui.
'Tampan? Kau jangan tertipu luarnya. Aku sebagai dongsaengnya memberitahumu kalau dia orang yang aneh sekali. Hahahaha.', Ahnka puas tertawa meledek kakaknya.
'Oh ya! Ini bunga mawar untukmu. Kalau ini dari Yunho oppa.', kata Ahnka enak saja sambil memberikan bunga mawar merah itu pada Jinnee. Jinnee senang bukan main mendapat bunga itu.
'Ah manis sekali oppamu itu.', puji Jinnee. Telinga Ahnka rasanya mau pecah mendengar pujian tentang kedua kakaknya.
'Iya manis, apa katamu saja. Sedikit bocoran, dia itu namja yang sangat romantis. Jadi kau harus kuat dibuat meleleh terus olehnya.', kata Ahnka santai saja. 'Oh ya, aku baru ingat. Aku mau tanya. Apa kau mau jadi yeojachingu oppaku?', tanya Ahnka lagi ceplas-ceplos.
'Mwo? Kenapa kau tanya itu. Aku kan malu.', wajah Jinnee merona merah.
'Aku disuruh Yunho oppa, memastikan apa kau mau jadi Yeojachingunya tidak.', jelas Ahnka lengkap dengan senyum lebarnya.
*sumpah gw ky org yg cuek bgt, enak aje geto ngemeng. apa gw memang sperti itu?*

'Kalau dia yang meminta aku tidak akan menolaknya.', jawab Jinnee malu-malu.

-Ahnka POV-

Sudah dua minggu aku menjadi kurir penitipan salam dan pengiriman barang-barang dari kedua oppadeulku yang tampan-tampan.
*what? tidaaak. apa yang kau katakan Ahnka.*

Aku belum selesai bicara, dari kedua oppadeulku yang tampan-tampan jika dilihat dari menara Seoul dan mereka ada di pulau Jeju.
*hahahaha. setuju. ketawa puas gw. -digetok elis+dini-.*

Yoolsi dan Jinnee, sering aku ajak ke rumah tanpa penolakan. Tapi aku pusing, karena biasanya dua oppadeulku itu ikut nimbrung dan tidak jelas tingkah dan apa yang mereka bicarakan. Yang lebih aku heran lagi chingudeulku mau saja meladeni tingkah aneh mereka.
-----
@ kamar Yunho.

Aku duduk manja dipangkuan Yunho oppa yang sedang duduk di meja belajar sambil mainin laptop kesayangannya.
*Asik duduk dipangkuan oppaku sayang*

'Ahnka, pergi sana. Kau menutupiku. Aku sibuk. Lagipula kau ini berat sekali.', protesnya kesal karena aku mengganggu belajarnya.
'Jadi begitu. Padahal aku mau cerita tentang Jinnie. Yasudah kalau oppa tidak mau dengar. Tidak jadi aku bercerita.', godaku sambil meliriknya. Tapi karena otaknya sudah terisi penuh dengan Han Jinnee. Yang tadinya dia memasang wajah ganas, setelah mendengar nama Jinnee, wajahnya berubah menjadi sok manis lengkap dengan senyum sumringahnya.
*najis lo oppa*

'Jangan! Cepat ceritakan dongsaengku tersayang.', rayunya. Tadi saja marah-marah, sekarang sok merayu. Namja aneh.
'Iya aku cerita! Begini oppaku sayang. Aku sudah sangat yakin dia mau jadi Yeojachingu oppa. Percaya padaku. Jadi tugasku sudah selesai.', kataku sambil memainkan alisku yang indah.
*asiik, kata2 gw*

'Yang benar? Kau tau darimana?', tanyanya meyakinkan diri tapi bibirnya sudah senyum-senyum senang.
'Aku bilang, aku disuruhmu menanyakan dia mau tidak jadi yeojachingumu. Dan dia bilang tidak akan menolak. Pintar kan dongsaengmu ini?', kataku super polos.
'Aduh babo benar kau ini. Kenapa kau bilang disuruh olehku.', kesalnya lalu memukul kepalaku keras. Sakitnya bukan main.
'Sakit oppa. Masih bagus aku menolongmu.', kesalku balik sambil meringis.
'Habis kau babo sekali. Tapi yasudahlah. Terimakasih ya dongsaengku. Kau orang pertama yang akan aku traktir, jika dia sudah jadi yeojachinguku.', dia memberi janji yang membuatku senang.
'Asiikk. Oppaku baik.', lalu aku memeluknya saking senangnya.
*asik peluk2 yunho oppa. -digetok bebe jae, krn cemburu, asik-*

'Iya, sudah sana aku mau belajar', usirnya lembut.
Aku tersenyum dan keluar kamarnya.

@ kamar Ahnka

-Changmin POV-

Aku melihat dongsaengku tertawa-tawa di depan laptonya. Aku heran, lalu aku menghampirinya saja, dan sedikit niat mengagetkannya.
'GENDUUUTTT.', teriakku ditelinganya. Dia terkejut dengan wajah kesal.
'Aduh oppa, telingaku sakit.', omelnya sambil menaruh tangannya di telinganya.
'Hahaha. Kau buka situs porno ya?', tanyaku asal-asalan hanya untuk mencandainya.
'Enak saja, memangnya oppa. Aku sedang melihat video DBSK. Kau tau si magnae yang bernama Max itu bodoh dan anehnya sama sepertimu oppa.', katanya balas meledekku. Membuatku kesal setengah mati.
*huah, jelas sama! orangnya aja sama. bego bener dah si Ahnka.*

Aku tampar saja pipinya pelan, dan aku rasa dia juga kesal. Terlihat dari cara dia mengomel seperti umma.
'Aduh oppa, tau tidak pipiku ini sensitif dari tangan kotormu itu.', katanya mengomel.
'Iya apa katamu saja gendut.', balasku santai saja. Habis, dia itu cerewet sekali. Aku ngomong satu kata, dia pasti membalasnya dengan seribu kata.
*lebay lo oppa, bkin kesel aj*

'Oppa, tugasku sudah selesai. Saatnya kau bertindak sendiri.', katanya membuatku tidak mengerti.
'Apa maksudmu?', tanyaku. Sepertinya dia akan menganggapku namja bodoh.
'Aduh bodohnya oppa. Kau kan memintaku membantumu mendekati Yoolsi. Sekarang kau sudah dekat dengannya. Jadi sudah selesai tugasku. Saatnya kau mendekatinya sendiri tanpa bantuanku.', jelasnya panjang lebar. Benar kan, dia bilang aku bodoh.
'Dongsaeng gila, sopan sedikit dengan oppa tampanmu ini.', kataku kesal namun sambil bergurau.
'What tampan? Sudah oppa, aku tidak takut padamu. Pokoknya tugasku sudah selesai.', katanya sok sekali. Dia benar-benar dongsaeng kurang ajar. Kalau saja dia bukan dongsaengku yang ku sayangi, sudah aku masukan dia ke dalam tempat sampah dan ku buang ke laut.
*huah oppa, parah bgt dah. maenannya geto. masa gw mw dbuang*

'Oke Ahnkaku sayang. Gomawo yang teramat sangat. Besok aku berikan bonus coklat 3 batang. Baikan aku?', kataku narciss. Dengar kata coklat wajah si gendut langsung senang, seperti mendapatkan hujan uang. Dongsaeng yang aneh.
'Asiikk oppaku yang satu ini baik sekali.', katanya sok berbaik hati padaku.
'Aduh memang aku baik. Kau saja yang pura-pura menutup kenyataan kalau aku baik.', kataku lebih narciss lagi. Aku lihat dia memajukan bibirnya, dan menggerakan-gerakannya seperti meledekku.
'Dasar kau ini, dongsaeng menyebalkan.', lalu aku pukul dia dengan bantal yang ada disampingnya.

@ bioskop

-Author POV-

Malam itu Changmin dan Yoolsi sedang menonton film horor di bioskop. Seperti kebanyakan namja, Changmin sengaja memilih film horor untuk mencari kesempatan dalam ketakutan. Saat hantu dengan wajah hancur tidak berbentuk muncul di layar tiba-tiba ditambah backsound yang mengejutkan. Yoolsi dengan refleks berteriak ketakutan dan tidak sengaja memeluk Changmin, ia menyembunyikan kepalanya di dada Changmin.
*huah, elis itu mah emang pengen lo, meluk2 oppa gw. (bg para manusia yg nuntun film horor sm gw, tdk akan mendpatkan plukan, tp akan mendpatkan gigitan di tgan. -sudah bnyak korban- hahaha)*

'Kau takut ya! Lucu sekali. Ada aku, tenang saja.', kata Changmin menenangkan sambil membelai rambut Yoolsi, padahal daritadi Changmin menutup mata karena tidak berani menonton.

'Mian oppa.', Yoolsi langsung melepas pelukannya karena malu. Ruangan yang gelap menyamarkan wajah Yoolsi yang sudah semerah tomat.
'Hahahaha, tidak usah malu. Kau mau jadi yeojachinguku tidak?', tanya Changmin tanpa canggung.
*huah, gak romantis bgt dah. oppa gw masi jmblo, jgnlah kau pny pcr dlu. (si bebe dger, trus manyun mrasa ga diangap. -ampun be-)*

-Yoolsi POV-

Aku tidak menyangka, Changmin oppa menembakku sekarang. Aku belum menyiapkan kata-kata. Terutama mental dan kewarasan.
'Mwo? Oppa tadi bilang apa?', tanyaku bodoh sekali.
'Aku tanya kau mau jadi yeojachinguku tidak? Mau ya! Sudah mau saja. Okey! Sekarang kita pacaran.', katanya memaksa dan mengambil keputusan sendiri.
*huah apan twuh, bedon. maksa bener.*

'Ne oppa.', jawabku keluar begitu saja.
-----
@ taman.

-Author POV-

'Jinnee.', panggil Yunho dengan nada lembut.
'Ya!', saut Jinnee.
'Aku punya bunga dan permen. Kau mau pilih yang mana?', tanya Yunho sambil memperlihatkan tangannya.
'Untuk apa?', tanya Jinnee tidak mengerti.
'Jika kau mau menjadi yeojachinguku kau akan memilih bunga, namun jika tidak kau akan memilih permen ini.', jelas Yunho sambil tersenyum manis. 'Tapi jika kau tidak memilih satupun, aku akan menunggu sampai kau memilihnya.', tambah Yunho, terdengar romantis.
Jinnee terus menunduk malu campur senang. Yunho menyentuh wajah Jinnee dan mengarahkan untuk melihatnya.
'Jadi kau akan memilih apa?', tanya Yunho lembut sambil menatap dalam mata Jinnee. Jinnee masuk dalam tatapan itu, jantungnya berdetak tidak karuan.
Akhirnya Jinnee tersenyum dan mengambil bunga di tangan kanan Yunho.
'Ah jagiku.', Yunho senang sekali dan memeluk Jinnee.

-------

@ kantin sekolah.

-Ahnka POV-

'Hei, para yeojachingu oppadeulku! Masih kuat pacaran dengan mereka?', tanyaku iseng mengagetkan kedua chinguku. Aku melihat keduanya sedikit terperanjat dari kursinya.
'Kau sepertinya tidak senang sekali jika aku awet dengan oppamu.', tuduh Jinnee sambil memicingkan matanya padaku diiringi wajah cemberutnya Yoolsi. Aku tau mereka hanya bercanda.
'Hahahaha! Jelas! Saat mereka tidak punya pacar, aku sepenuhnya mendapatkan perhatian mereka. Sedangkan sekarang aku harus berbagi dengan kalian.', jelasku dengan menampakan wajah sedih dan pura-pura kesal.
'Huah, kau cemburu pada kami? Ckckckck! Tenang saja aku tidak akan merebutnya darimu! Hahahaha!', kata Yoolsi merayu namun sedikit mengejekku.
'Hahahahaha! Aku bercanda. Tapi aku malas saat sedang jalan berlima. Kenapa sih kalian sering sekali mengajakku. Padahal aku seperti orang bodoh diantara kedua oppanya yang berpacaran dengan kedua chingunya! Tidaaaaaakkk!', aku berteriak histeris saking depresinya. Habisnya setiap jalan pasti mengajakku, tapi aku hanya dicueki.
*huah kayanya gw curcol neh, bwt 2 oppadeulku di dunia nyata dengarkanlah curhatan adikmu ini.*

'Huah, babo sekali kau berteriak seperti itu. Ini kan dikantin. Makanya kau cari namjachingu agar kita bisa jalan berenam.', kata Jinnee memarahiku lengkap dengan nasihatnya yang menurutku tidak penting.
'TIDAK.. Aku malas! Apa itu namjachingu? Namja yang dekat denganku itu hanya appa, Yunho dan Changmin oppa! Dan kau tau, tiga-tiganya tidak ada yang benar. Semuanya selalu menggangguku! Menyebalkan.', kesalku mengingat mereka saat menggangguku.
*kacau sama appanya juga begeto*

'Hahahaha! Kau ini ada-ada saja!', Yoolsi tertawa mendengar perkataanku. Begitu juga Jinnee, mereka seperti menertawaiku orang bodoh.
-----
@ gerbang sekolah.

-Author POV-

Yunho dan Changmin menjemput Ahnka, Yoolsi, dan Jinnee di sekolah. Karena mereka sudah janjian mau jalan. Kebetulan Yunho dan Changmin tidak ada jam kuliah siang.
'Huah oppa! Lama sekali. Aku sudah jamuran menunggu kalian.', protes Ahnka kesal karena sudah lima belas menit yang lalu bel pulang sekolah berbunyi.
'Bawel! Naik!', suruh Yunho. Ahnka, Yoolsi, dan Jinnee naik dan duduk di kursi belakang.
'Bibi, ini minum untukmu.', Changmin menyodorkan minuman kaleng pada Yoolsi dari kursi depan.

Toookkk.
Ahnka memukul kepala Changmin dengan cover CD.
'Buat aku mana?', protes Ahnka.
'Sakiitt.', kesal Changmin sambil memegang kepalanya.

-------

@ mal

-Ahnka POV-

Aku malas menjadi pengganggu diantara mereka, jadi aku putuskan untuk bersenang-senang sendiri.
'Aku mau jalan-jalan sendiri ya. Kalian bersenang-senang saja berempat.', kataku. Tergambar raut heran dari wajah kedua oppaku tersayang.
'Kok begitu, lebih baik kita jalan berlima.', kata Changmin oppa tidak setuju.
'Tidaaakkk! Sudah cukup aku menonton kalian pacaran. Aku pusing di antara kalian. Bikin iri saja. Sudah oppa, sana. Dah.', sindirku, lalu pergi meninggalkan mereka. Tapi ditengah jalan aku melupakan sesuatu, lalu aku berbalik dan kembali pada mereka.
'Oppa, minta uang. Aku mau belanja, aku tidak punya uang.', kataku merengek pada Yunho oppa.
'Aduh, kau ini Ahnka. Menyusahkanku saja. Ini.', katanya sambil mengeluarkan sepuluh lembar uang kertas dengan nominal yang paling besar di korea dari dompetnya, walaupun dengan sangat terpaksa.
'Oppa ini tidak cukup, uang ini hanya cukup untuk membeli lima potong baju, dan dua tas. Sedangkan uang untuk makan, dan sebagainya mana? Tidak kasihan padaku.', kataku memberikan alasan dengan wajah memelasku yang menjadi andalanku jika menginginkan sesuatu. Padahal uang itu jauh lebih cukup. Tapi akunya saja yang tidak tau diri.
*Emang, dsar bodoh neh orang*

Changmin oppa berdecak pinggang melihat tingkahku.
'Ini.', kali ini Changmin oppa yang mengeluarkan lembaran uang dari dompetnya. 'Kau ini benar-benar dongsaeng yang matre ya.', ledeknya. Lalu memukul kepalaku. Untuk saat ini apa yang dia katakan, dan ia lakukan padaku. Aku akan menerimanya. Karena dia baik hari ini.
'Huah, kalian ini oppadeul yang sangat baik. Terimakasih ya Yunho dan Changmin oppaku sayang. Aku mau belanja dulu. Nanti, kalau sudah mau pulang telepon aku. Jangan sampai meninggalkanku, nanti aku adukan pada umma.', ancamku senang dengan alis yang aku mainkan.
'Iya gendut.', kata Changmin oppa kesal. Lalu aku pergi. Saatnya berbelanja.
-----
-Author POV-

Ahnka masih berburu barang-barang yang ingin dibeli, walau tangan kirinya sudah membawa banyak tas belanja.
-----
@ toko baju

Ahnka memegang dress warna ungu manis di tangannya yang membuatnya tertarik. Iapun hendak mencoba terlebih dahulu di kamar pas. Saat membalikan badannya.

BRAAAKKK!
Semua tas belanjaannya jatuh ke lantai karena ditabrak seorang namja.
'Kalau jalan pakai ma...', omel Ahnka.
'Mian.', kata pria tersebut memotong omelan Ahnka. Ahnka terpaku melihat namja itu.
'Tampannya.', batin Ahnka terpesona pada sang namja.
-----

@ kamar Ahnka.

-Yunho POV-

Aku masuk kamar Ahnka, aku lihat ia sedang merebahkan dirinya di kasur dan melamun.
'Ahnka, kau cari namjachingulah. Biar kau tidak sendirian kaya tadi.', kataku langsung menasehatinya tanpa basa-basi lagi. Tapi ia tidak menggubrisku, malah tetap melamun.

-Author POV-

Ahnka sedang memikirkan kejadian dua hari yang lalu.

-Flashback-

'Tampannya.', batin Ahnka terpesona pada sang namja.
'Kau
tidak apakan? Ini milikmu. Sekali lagi maaf.', katanya sopan dengan senyum mengembang di bibir seksinya.
'Tidak apa.', Ahnka membalasnya dengan senyum kecut, karena salah tingkah.
'Lain kali hati-hati.', kata sang namja lalu melintas pergi dari hadapan Ahnka. Ahnka tetap terpaku walau hanya menatap punggungnya.
-End of Flashback-

'Ahnka!', panggil Yunho, dan menampar wajah Ahnka supaya sadar.
'SAKIIT.', kesal Ahnka ditengah sadarnya.
'Mendengarkanku tidak?', tanya Yunho meyakinkan.
'Ne, aku dengar. Namjachingu kan?', jawab Ahnka santai. Yunho mengangguk. 'Jangan harap aku mau mencari namjachingu, mereka itu tidak penting. Sama sepertimu oppa.', lanjutnya malah meledek Yunho.
'Kau ini. Enak saja aku tidak penting. Kalau tidak ada aku hidupmu tidak makmur. Umma kan pelit padamu, karena kau selalu menghamburkan uangnya.', Yunho balas meledek karena tidak terima.
Kebetulan Changmin melintas depan kamar Ahnka sambil membawa semangkuk besar mie.
'Oppa, sini!', panggil Ahnka. Ia sengaja tidak menggubris kata-kata Yunho.
'Apa?', Changmin masuk ke kamar dan mendekat pada Ahnka tanpa rasa curiga.
'Aku minta.', Ahnka langsung merebut mangkuk mie ditangan Changmin seenaknya saja lalu memakannya dengan lahap. Changmin kesal dengan tingkah Ahnka.
'Ah, kembalikan makananku. Kau dongsaeng bodoh sekali.', kesal Changmin.
'Sedikit oppa, pelit sekali. Aku kan lapar.', kata Ahnka dengan wajah tidak bersalah, sambil terus menyantap mie milik Changmin.
'Huf, kau ini benar-benar.', akhirnya Changmin mengalah walau terpaksa.
'Ini oppa.', Ahnka menyodorkan mangkuk mie yang hanya tinggal seperempatnya saja.
'Ini bukan sedikit, tapi hampir kau makan semua.', protes Changmin kesal.
'Sekali-sekali, aku menggantikanmu sebagai orang PALING RAKUS di dunia!', sindir Ahnka dengan penekanan dan tersenyum lebar ke arah Changmin. 'Sudahlah, kalian mau ikut aku tidak?', tanya Ahnka pada kedua kakaknya.
'Kemana?', tanya mereka serempak.
'Ke kamar mandi.', kata Ahnka iseng, lalu langsung ngibrit karena takut diserbu kedua kakaknya.

Tinggal Changmin dan Yunho yang ada di kamar Ahnka.
'Hyung, kalian ngomongin apa sih?', tanya Changmin penasaran sambil menyantap sisa mienya.
'Min sepertinya kita harus mencarikan namjachingu untuk Ahnka.', kata Yunho tidak sinkron dengan pertanyaan Changmin.
'Mwo? Kenapa?', tanya Changmin tidak mengerti.
'Babo. Kau tidak sadar, dua hari yang lalu. Dia mulai tidak betah ada diantara kita berempat. Lagipula selama ini, kita tau dia tidak pernah dekat dengan seorang namja. Itu karena dia terlalu cuek. Maka itu, kita harus membantunya.', jelas Yunho panjang lebar dan penuh semangat.
'Baik, nanti aku kenalkan dengan temanku.', kata Changmin ikut bersemangat.
-----
@ sekolah.

-Ahnka POV-

Tanpa memberitahu, Changmin oppa menjemputku. Tumben sekali ia membawa mobil Yunho oppa, dan kulihat ada seorang namja disampingnya.
'Ahnka, Yoolsi mana?', tanyanya dari dalam mobil. Ternyata dia menjemputku berniat bertemu Yoolsi, dasar kerempeng.
'Dikelas, sebentar lagi juga keluar.', kataku sambil merengut kesal.
'Naiklah. Kita tunggu Yoolsi ya baru pergi.', katanya.
'Iya terserah. Oppa ini temanmu?', kataku penasaran dengan namja disampingnya.
'Iya.', jawabnya singkat.
'Annyeong oppa. Namaku Ahnka. Aku dongsaengnya yang paling cantik.', kataku ceplas-ceplos santai saja. Aku lihat Changmin oppa malah senyum-senyum tidak seperti biasanya yang selalu memprotesku.
'Aku Kim Junsu.', katanya memperkenalkan diri. Aku tersenyum, dan kulihat wajahnya dengan jelas.
'Tampan juga, kenapa oppaku tidak tampan seperti temannya.', kataku dalam hati. Sambil melihat wajah jelek Changmin oppa.
Tak lama Yoolsi datang dan kamipun pergi.
-----
@ restaurant yang menyajikan berbagai macam kuliner dari berbagai negara.
*ada ga seh?*

'Asik lapar.', kataku senang. Dan langsung memesan Mie kocok Bandung. Nasi Uduk Empal, dan jus durian. Setiap aku kesini, aku selalu memesan masakan Indonesia, hampir semua masakan Indonesia disini sudah aku cicipi, sampai semur jengkolpun sudah. Karena menurutku lebih enak dibanding makanan khas Korea.
*setuju, sotoy gw. ky prnh mkan aj. tp yg gw tau mienya enakan mie korea(Jiah dia mkn semur jengkol)*

'Oppa, kau mau saja berteman dengannya. Dia kan aneh.', kataku tanpa canggung pada Junsu oppa dengan mulut yang penuh makanan.

-Changmin POV-

Aduh bodohnya dongsaengku, tingkahnya tidak ada manis-manisnya sedikitpun.
'Memang oppamu itu aneh. Tapi kau lucu sekali.', kata Junsu. Bagiku dan Yunho hyung ini pertanda baik.

Mereka mengobrol asik, sepertinya si gendut sudah akrab dengan Junsu. Begitu juga dengan Junsu, ia senang mendengarkan dan meladeni tingkah dan obrolan konyol si gendut. Tapi aku heran dengan si gendut, ia benar-benar tidak ada manis-manisnya, seperti tidak punya urat malu. Bicaranya ceplas-ceplos, tertawa kencang sekali, ditambah cara makannya seperti orang yang tidak makan satu tahun. Aduh dongsaengku ini, cuek sekali. Dosa apa aku punya dongsaeng seperti dia.
'Iya, ya ampun sampai seperti itu. Kau ini, tenagamu kuat sekali.', saut Junsu menimpali cerita si gendut, namun ia tertawa senang.
*gejeh, emang gw crita apa seh*

'Iya oppa, salah mereka menggangguku.', kata si gendut santai, dengan mulut yang menggembung karena penuh.
'Hahaha. Kau ini.', Junsu mengacak-acak rambut si gendut. Akupun ikut tertawa melihat tingkah si gendut. Aku melirik ke arah bibi, iapun tersenyum padaku seperti isyarat "rencana kita berhasil oppa", dan aku membalas senyumnya.
-----
@ taman hiburan

-Junsu POV-

Aku mengajak Ahnka ke taman hiburan, karena aku rasa dia anak yang menyenangkan dan tingkahnya anak kecil sekali. Aku sudah lama ingin punya yeoja dongsaeng, tapi nyatanya aku ini terlahir hanya berdua dengan hyung kembarku, Junho.
'Oppa, aku ingin kembang gula itu. Belikan untukku.', katanya merengek. Dia itu manja sekali. Tapi akhirnya aku membelikan kembang gula untuknya.
'Ini untukmu dongsaeng manis.', kataku. Ku lihat, ia tersenyum. Aku sudah menganggapnya seperti dongsaeng kandungku sendiri.
'Aku senang. Kau tau, Yunho dan Changmin oppa tidak penah bilang aku manis, mereka selalu meledekku. Kalau begitu, aku mau mereka ditukar olehmu saja oppa. Hahahaha.', candanya lucu sekali, bibirnya bergerak-gerak sangat cepat, sambil mengunyah kembang gulanya.
'Baik, kalau begitu mulai sekarang kau jadi dongsaengku. Mau kan? Karena aku tidak punya dongsaeng!', pintaku padanya. Ahnka terlihat benar-benar senang.
'Okey oppa, aku setuju seratus persen.', katanya bersemangat.
'Dasar kau, senang sekali.', kataku lalu mencuil sedikit kembang gula ditangannya dan aku memakannya.
'Oppa jangan ambil kembang gulaku, oppa beli saja sana.', protesnya dengan bibir yang maju beberapa senti.
'Dasar pelit.', ledekku dan kami tertawa bersama-sama.
*huah,gw punya oppa baru. Junsu oppa sayang.-peluk2 oppa-(digetok bebe)*

-----
@ kamar Ahnka

-Author POV-

Changmin dan Yunho kembali mengganggu Ahnka di kamarnya. Namun Ahnka sudah kebal.

'Mau apalagi kalian ke kamarku? Sepertinya suka sekali menggangguku.', sindir Ahnka sambil memicingkan matanya. Yunho dan Changmin tidak menggubris kekesalan Ahnka, mereka malah tidur mengapitnya.
'Aish, sempit oppa. Geser sedikit saja.', protes Ahnka, karena kedua kakaknya benar-benar memepetnya.
'Ah, sudah jangan banyak bawel. Tadi bagaimana jalan dengan Junsu?', tanya Changmin penasaran, namun dengan nada yang menggoda.
'Mau apa tanya-tanya? Menyenangkan, jika dibandingkan jalan dengan kalian.', nada bicara Ahnka ketus. Namun ia tetap fokus pada buku yang sedang dibacanya.
Yunho memukul kepala Ahnka dengan guling karena kesal.
'Sakiit. Senang sekali kalian menyiksaku.', kesal Ahnka, sambil mencibirkan bibirnya.
'Hyung, jangan ganggu.', omel Changmin membela. Ahnka menatap heran Changmin, karena tumben sekali dia membela Ahnka.
'Terus, kau suka padanya?', tanya Changmin lagi, kali ini langsung berterus terang akan maksudnya. Ahnka langsung menutup bukunya, dan mengarahkan pandangannya ke Changmin. Dan menyipit sinis.
'Pastilah aku menyukainya, kalau tidak mana mungkin aku bisa akrab dengannya. Babo sekali oppa ini.', kata Ahnka polos.
'Jadi kau menyukai Junsu? Akhirnya dongsaengku ini akan punya namjachingu.', sorak Changmin begitu riang. Ahnka yang tadinya tidur tengkurap, membalikan badan, lalu membenarkan letak bantalnya.
'Namjachingu? Dengar ya, aku menyukai Junsu oppa itu sebagai oppaku. Bukan seperti Yoolsi yang menyukaimu.', jelas Ahnka sambil sewot. Changmin dan Yunho yang mendengarkan penjelasan Ahnka menggelengkan kepala mereka.
'Lagipula siapa yang mau punya namjachingu.', lanjut Ahnka sambil mendengus.
'Kau ini, padahal Junsu sepertinya menyukaimu.', kali ini Yunho mencoba mendesak Ahnka.
'Kalian ini, bawel. Junsu itu oppaku, titik. Selesai pembicaraan namjachingu untukku. Kalian diam, atau aku tidak memperbolehkan kalian masuk kamarku lagi.', ancam Ahnka kesal bercampur wajah yang serius.

-Yunho POV-

Aduh babonya dongsaengku. Ku kira dia benar menyukai Junsu, ternyata dia hanya menganggap Junsu oppanya. Sepertinya kali ini aku yang harus bertindak.
'Ah iya gendut. Kami diam, dasar pengancam.', ledekku mengalah. Aku lihat Ahnka malah tertawa setelah ku ledek.
Dasar Aneh.
'Hooamm.', tanpa terasa aku ngantuk sekali.

-Author POV-

Setelah menguap, Yunho malah tertidur, dan Changmin kembali ke kamarnya.
'Aduh kenapa dia tidur disini.', eluh Ahnka sambil menggeser tubuh Yunho menjauh darinya.

-------------

@ pesta

Yunho sengaja mengajak Ahnka ke pesta ulang tahun Yoochun, temannya, karena ia ingin mengenalkan temannya itu pada Ahnka.
'Oppa, kenapa tidak kau ajak saja Jinnee. Mengapa mesti aku?', tanya Ahnka tidak mengerti. Yunho tersenyum.
'Jinnee tidak bisa, dia ada acara.', kata Yunho menjelaskan. Memang kenyataannya Jinnee tidak bisa ikut karena keluarga besarnya sedang kumpul keluarga.
'Oh iya aku lupa. Oppa aku mau ngambil minum. Oppa jangan dekat-dekat aku, nanti jatuhkan pasaranku.', kata Ahnka enak saja dengan tampang polosnya. Lalu dia pergi mengambil minum. Saat membalikan badan.

Bruuk.
Ahnka menabrak seorang namja, dan minuman yang ia pegang tumpah dan membasahi kemeja namja itu. Ahnka panik, ia segera mengambil tissue dari tasnya.
'Mian.', kata Ahnka sambil mengelap kemeja namja itu dengan tissue tanpa berani mendongakan wajahnya.
'Iya, untung saja kemejaku berwarna hitam. Jadi tidak terlihat basah.', kata namja itu sedikit sinis.
'Mian.', sekali lagi Ahnka meminta maaf. Dan kini mulai memberanikan diri untuk memperlihatkan wajahnya.
'Kau?', Ahnka terkejut ketika melihat wajah namja itu. Tapi namja itu, malah tidak mengerti.
'Ya, kenapa aku?', tanyanya heran.
'Ingat kau menabrakku saat di toko baju?', Ahnka mencoba mengingatkan. Wajah tampan sang namja tidak akan pernah terlupa.
Namja itu seperti mengingat-ingat sesuatu. 'Aaah, iya. Kau ini, kan sudah aku bilang hati-hati. Tapi ternyata kita bertemu, karena bertabrakan lagi. Ada-ada saja.', katanya sambil tersenyum manis.

-Ahnka POV-

Tidak ku sangka aku bertemu si tampan itu lagi disini. Dia tampan sekali. Aku kembali terpaku beberapa detik, sebelum membalas kata-katanya.
'Iya, aku ceroboh sekali.', kataku. Kenapa tingkahku berubah jadi gadis manis.
'Oh ya, namaku Kim Jaejoong.', katanya memperkenalkan diri sambil menyodorkan tangannya. Suaranya begitu lembut.
'Aku Choi Ahnka.', kataku meraih tangannya.
'Nama yang manis. Kau temannya Yoochun?', pujinya diiringi pertanyaan. Aku tersenyum malu.
'Ani.. Aku disini menemani Yunho oppa.', jawabku. Aku lihat ekspresi wajahnya berubah datar.
'Oh Yunho, dia namjachingumu?', tanyanya lagi seperti mengintrogasiku. Tapi aku malah terlihat panik.
'Ani, ani. Bukan seperti itu. Aku ini dongsaengnya.', aku meralatnya dengan cepat. Aku melihat senyum manisnya kembali tersungging.
'Ahnkaa!', tiba-tiba kudengar suara Yunho oppa memanggilku.
'Emm. Aku kesana dulu ya oppa.', pamitku, lalu menghampiri Yunho oppa.

Aku menghampiri Yunho oppa, namun sebelumnya aku sempat membalikkan wajahku dan tersenyum pada Jaejoong oppa.
'Apa oppa?', tanyaku heran. Ia bersama seorang namja disampingnya.
'Ini Yoochun, yang berulang tahun.', kata Yunho mengenalkan namja disampingnya.
'Saangil Chukka oppa.', kataku memberinya selamat. Ku lihat Yunho oppa berbisik padanya.
-----
@ taman

Aku dipaksa Yunho oppa agar mau diajak pergi oleh Yoochun oppa. Aku sebenarnya tidak mau, tapi kata Yunho oppa. Kalau aku mau, aku boleh belanja sepuasnya dengan credit cardnya. Aku sudah punya rencana jahat akan menggunakannya sampai mencapai limit.
*hahahaha! -evil laugh-*

'Oppa, kau suka DBSK tidak? Yang namanya Hero, tampan sekali, suaranya apalagi.', kataku ceplas-ceplos tidak penting. Aku tidak tau mau bicara apa. Sejak bertemu dengannya perasaanku tidak enak.
*hahaha, hero jaejoong bebeku. lope dah*

'Aku lebih suka Micky, suaranya serak indah. Ya aku suka semuanya. Memang DBSK boyband yang bagus.', katanya menimpali perkataanku.
*aish,dia narsis*

'Ahnka, apa kau sudah punya namjachingu?', tanyanya lagi dengan senyum mautnya.
'Mwo? Hahaha. Namjachingu, mana ada yang mau dengan gadis cuek sepertiku. Lagipula aku tidak mau oppa, tidak penting. Kau tau oppa, kedua oppadeulku itu selalu menyuruhku mencari namjachingu, tapi aku malas.', kataku panjang lebar tanpa henti. Yoochun oppa yang melihatku tertawa kecil. Lalu ia merangkul pinggangku.
'Gadis manis sepertimu, mana mungkin tidak ada yang mau.', katanya sambil mengedipkan matanya, seperti menggoda.
'Aduh, Yunho oppa. Kau tau chingumu ini gila.', kataku dalam hati sambil mencoba melepas rangkulannya.
'Gomawo oppa, memang aku ini manis.', kataku narciss, sambil tersenyum kecut. 'Oppa, sepertinya aku lapar, bagaimana kalau kita makan?', kataku merengek sebenarnya aku mau mengalihkan pembicaraan.
'Yasudah, ayo kita makan.', dia menggenggam tanganku dan membawanya ke mobil. Aku rasa dia ini playboy kelas kakap dengan senyum maut sebagai jurus andalan.
-----
@mobil

'Kau mau makan apa?', tanyanya sebelum menjalankan mobilnya.
'Terserah oppa saja.', kataku santai.
'Kau ini, manis sekali.', pujinya. Lalu mencium pipiku dengan cepat. Aku terkejut, dan tidak senang.
'Oppa ini apa-apaan sih. Menyebalkan sekali.', omelku kesal sekali.
'Mian Ahnka, habis kau menggemaskan.', katanya. Dari wajahnya tidak terlihat rasa bersalah, dan ia malah tertawa.
Sepanjang perjalanan, makan, dan sampai rumah aku terus merengut.

-------------

@ kamar Yunho

-Author POV-

Ahnka pulang-pulang merengut dan langsung datang ke kamar Yunho.
'Oppaaa!', kesal Ahnka pada Yunho. Lalu memukul keras punggungnya.
'Kau ini datang-datang marah.', heran Yunho. 'Bagaimana tadi pergi dengan Yoochun? Kau senang?', tanya Yunho penasaran.
'Senang apanya. Chingumu itu playboy oppa. Baru sekali pergi denganku sudah berani merangkulku, yang lebih mengesalkan, dia berani menciumku. Oppa gila, menjodohkanku dengan namja seperi itu.', protes Ahnka panjang lebar sambil memicingkan matanya marah.
'Apa? Mian dongsaengku. Jangan marah ya.', rajuk Yunho. Ia sedikit terkejut dan merasa bersalah.
'Tau ah oppa. Kalian ini dua-duannya menyebalkan. Ingat, sudah cukup kalian berdua. Jangan coba-coba carikanku namjachingu lagi.', bentak Ahnka, karena benar-benar kesal.
-----
@ kampus Yunho

-Jaejoong POV-

Aku mendatangi Yunho yang sepertinya mau pulang, kulihat ia sedang menelpon sambil membuka pintu mobilnya.
'Mian jagi-ku, aku tidak bisa menjemput kalian di sekolah. Aku sudah mau pulang, kita bertemu dirumah ya. Love you.', ku dengar Yunho berkata seperti itu sebelum menutup ponselnya, ku rasa ia habis menelepon pacarnya, yang dia tidak pernah ceritakan padaku.
'Yun, aku ke rumahmu ya?', kataku dengan manis. Wajahku kan memang manis.
*pan si bebe mlh narsis*

'Tumben, biasanya kau muncul saja dirumahku, tanpa minta ijinku.', katanya menyindirku. 'Boleh saja, lagipula kau tidak pernah ke rumahku lagi.', lanjutnya.
'Hahaha.', tawaku karena merasa tersindir. 'Yasudah, kita bertemu dirumahmu.', kataku. Lalu pergi ke mobilku dan mengikuti mobil Yunho dari belakang.

-Author POV-

-----
Yunho dan Jaejoong berteman dekat. Jaejoong dulu sering main ke rumah Yunho, waktu Yunho hanya tinggal berdua dengan Changmin. Namun setelah orangtuanya dan Ahnka pindah ke Seoul, dan tinggal di rumah yang sama. Jaejoong belum pernah sekalipun main ke rumahnya lagi. Karena itu, ia tidak pernah mengenal Ahnka.
-----
@ rumah

Sesampainya dirumah, Yunho langsung mengajak Jaejoong ke kamar Ahnka. Karena ia tau disana ada yeojachingunya.
Saat masuk, Yunho tersenyum pada Jinnee.
'Jagi.', Yunho mengacak-acak rambut Jinnee.
Ahnka yang sedang asik menjelajah dunia maya, tidak perduli dengan kedatangan kakaknya.
'Oh ya, ini temanku.', Yunho mengenalkan Jaejoong pada Jinnee dan Yoolsi.
'Annyeong, aku Kim Jaejoong.', katanya mengenalkan diri.
Mendengar nama Kim Jaejoong, Ahnka langsung terperanjat.
'Oppa!', kaget Ahnka.

--------

@ pantai.

-Ahnka POV-

Sudah satu jam aku duduk dipantai dengannya. Aku suka mencuri pandangnya.
'Dilihat dari depan, samping, atau sisi manapun ia tetap tampan.', kataku dalam hati.

-Jaejoong POV-

Aku tau dia, terus mencuri pandangku. Aku tau karena aku juga selalu mencuri pandangnya.
'Oppa, aku tau kau disuruh Yunho oppa mendekatiku kan?', katanya ceplas-ceplos. Mulutnya penuh dengan makanan ringan. Aku tidak heran pipinya tembem sekali.
'Tidak, aku mendekatimu karena aku yang ingin.', kataku sambil menatap matanya, itu membuatnya salah tingkah.
'Huah, oppa jangan merayu. Payah sekali.', sindirnya padaku. Ia benar-benar suka berterus terang.
'Kau ini, menghancurkan usahaku untuk merayumu saja.', balasku berpura-pura kesal.

-Author POV-

'Hahahahaha.', tawa Ahnka meledak mendengar perkataan Jaejoong. 'Oppa, jangan kesal seperti itu. Nanti cepat tua.', kata Ahnka merajuk, selesai menghentikan tawanya.
'Aku tidak kesal. Ada juga kau yang nanti cepat tua.', canda Jaejoong sambil mengacak-acak rambut Ahnka.
'Ah oppa, aku ini kan memang sudah tua. Umurku tiga puluh tahun tau.', gurau Ahnka, sambil membereskan rambutnya, dengan bibir yang ia majukan.
'Mwo? Tiga puluh tahun.', Jaejoong kaget, bercampur geli.
'Iya tiga puluh tahun, tapi empat belas tahun lagi. Hahahahaha.', Ahnka tertawa puas, mencandai Jaejoong.
'Kau ini senang sekali menggoda ya.', sindir Jaejoong sembari mengklikitik Ahnka.
'Oppa geli tau. Aku balas nanti oppa.', berontak Ahnka, Jaejoong dengan senang malah terus mengklikitikinya. Karena terlalu kuat Ahnka memberontak, tidak sengaja keduanya jatuh ke pasir. Kini, wajah Jaejoong hanya berjarak beberapa senti diatas wajah Ahnka. Ditambah tubuh yang memerangkap Ahnka dalam pelukannya. Mereka berdua, merasakan detak jantungnya tidak karuan. Mereka saling berpandangan dalam.
*asik, muka bebe cm brjarak bbrapa senti*

Semakin lama, Jaejoong semakin masuk dalam buaian suasana. Ia terus menatap dalam sepasang mata di bawahnya. Semakin lama, ia semakin mendekatkan bibirnya pada bibir Ahnka. Wajah Ahnka merona merah dengan nafas yang tidak teratur. Sedikit lagi, bibir mereka bersentuhan.

"Purple line, let me set on my world.", dering ponsel Jaejoong mengagetkan keduanya. Jaejoong tersadar dan segera bangkit dari tubuh Ahnka, dan mengangkat teleponnya.
'Joong, ini sudah malam. Kau bawa kemana dongsaengku?', panik Yunho dibalik telepon.
*huah, oppa ganggu aj dah.*

'Iya kami pulang, Yun.', saut Jaejoong.

'Kita pulang.', ajak Jaejoong, lalu jalan mendahului. Tak lama ia menengok ke belakang dan melihat Ahnka masih terduduk diam. Jaejoong kembali menghampiri Ahnka.
'Kkaja Ahnka, aku sudah ditelepon oppamu yang bawel.', kata Jaejoong membantu Ahnka bangun dan menarik tangan Ahnka.
*sok syok,uda srg jg,haha*
-----
@ mobil Jaejoong

-Jaejoong POV-

Apa yang aku lakukan? Andai saja, Yunho tidak mengganggu, sudah ku dapatkan dongsaengnya itu. Dia sepertinya, tau aku mau berbuat sesuatu.
*itu Yunho oppa cemburu be, biasany kan, kamu cium dia. -yunjae-*

Aku dengan jelas melihat Ahnka masih tidak sadar sepenuhnya. Aku menstarter mobilku, dan akan menjalankannya.
'Oppa, tadi oppa mau menciumku ya?', tanyanya begitu polos. Itu membuatku tidak bisa menahan tawaku, dan mengurungkanku menjalankan mobil.
'Hahaha. Iya, kenapa? Tidak boleh ya?', tanyaku santai seperti tidak terjadi apa-apa.
'Ah oppa, jangan harap oppa bisa menciumku. Aku kan bukan yeojachingumu.', katanya seakan menyindirku. Tapi kulihat raut wajahnya malah seperti meledekku. Aku tersenyum, dan mendekatkan wajahku padanya. Ia terlihat salah tingkah.
'Jadi aku baru bisa menciummu, jika kau sudah jadi yeojachinguku. Begitu?', kataku menggodanya. Ia mengangguk. 'Kalau begitu, kau mau tidak jadi yeojachinguku?', tanyaku serius. Sebenarnya ini yang ingin ku katakan padanya sejak lama. Tapi ia malah jadi diam mendengar kata-kataku. 'Mau tidak?', tanyaku lagi, dan kini aku semakin mendekatkan wajahku padanya. Aku benar-benar menahan tawaku, yang melihat wajahnya yang seperti tomat segar dengan mata yang ia pejamkan. Akhirnya, ku beranikan diri untuk mengecup bibirnya. Dan ia terkejut saat kucium.
*huah, gw mimisan. ngebeku, pingsan trz mati mnddak. tidaakkk, apa yg ia lkkan. bebe nyium. huah mau lagi. -nagih-, hhaa*

'Kita pulang jagi.', kataku untuk menyadarkannya.
'Oppa. Apa yang kau lakukan!', katanya kesal padaku sambil menahan malu.
*sok kesel pdhl dmen*

'Aku menciummu jagi-ku.', kataku santai. 'Kau tadi yang bilang. Aku bisa menciummu, kalau kau sudah jadi yeojachinguku. Aku sudah menciummu, berarti kau sudah jadi yeojachinguku sekarang.', jelasku. Lalu aku menjalankan mobilku. Aku lihat, ia masih terbengong mendengar kata-kataku. 'Sudah jagi, jangan terus bengong. Makan coklatmu!', kataku menyodorkan coklat yang kuambil dari atas dashboard.

-----------

@ kamar Ahnka

-Ahnka POV-

Aku senang, benar-benar senang. Aku masih belum bisa melupakan kejadian dua minggu lalu, saat first kissku diambil namjachingu pertamaku.

"Dancing in summer paradise, saranghae hi ya ya.", ponselku berdering, ada pesan dari Jaejoong oppa.

Pesan: Selamat malam Jagi-ku, aku akan memimpikanmu.
My heart said: I love you, jagiya.

Aku tersenyum membaca pesannya.
'Dasar oppa kerjamu merayu saja.', kataku berbicara sendiri seperti orang tidak waras. Setiap malam ia selalu mengirim pesan, yang isinya tidak jauh dari kata-kata manis.
Aku membalas pesannya.

Pesan: Oppa, jangan mimpi macam-macam ya.
selamat malam.
*jangan dibalas, aku mau tidur
satu lagi, saranghaeyo oppa.
tapi bohong.
hehehe.

Begitulah bunyi pesanku. Aku sudah terbiasa menggodanya seperti itu. Karena biasanya, dia akan memarahiku lewat telepon. Dan aku yakin, sebentar lagi dia akan meneleponku seperti biasa.
*pede bgt*
-----
@ restaurant

-Jinnee POV-

Aku melihat Ahnka begitu senang, berada disamping Jaejoong oppa. Anak manja itu kini punya namjachingu.
'Jagi, kau mau makan apa?.', tanya Jaejoong oppa pada Ahnka. Kulihat Changmin oppa menahan tawanya.
'Jagi? Huah, sekarang dongsaengku dipanggil jagi. Hahahahaha!', ledeknya dan tertawa kencang. Ahnka mengerucutkan bibirnya kesal bercampur malu.

-Jaejoong POV-

'Oppa! Kaya oppa, tidak memanggil Yoolsi jagi saja.', protes Jagi-ku kesal sambil menahan malu.
'Memang tidak, aku memanggil Yoolsi bibi, bukan jagiya. WEEK.', Changmin menjulurkan lidahnya membuat Ahnka bertambah kesal.
Semuapun tertawa, termasuk aku karena melihatnya salah tingkah.
'Ternyata Jaejoong, namjachingu untuk Ahnka. Akhirnya sekarang kita bisa jalan berenam, jadi kau tidak iri lagi kan dongsaengku?', sindir Yunho sambil memainkan alisnya.
'Semua diam.', bentak Ahnka marah tapi pipinya semakin merah karena malu. Ditambah dahinya yang mengerenyit dan bibirnya yang dikerucutkan.
Dibentak seperti itu, kami malah tambah tertawa. Ahnka mencubit perutku, ia kesal karena aku ikut tertawa.
'Apa sih jagi cubit-cubit, genit sekali.', sindirku dengan nada yang keras agar terdengar yang lain.
'Oppa.', katanya malu. Aku tarik kepalanya, dan aku sandarkan di dadaku untuk menyembunyikan wajah merahnya.
Kami akhirnya benar-benar tertawa melihat tingkah Ahnka. Dasar jagi-ku memang manja.

-Author POV-

'Aku senang Jaejoong menjadi namjachingunya.', kata Yunho dalam hati.







-THE END-