Saturday, May 29, 2010

Fan Fiction.. Saangil Chukkae Jung Yunho..

Saangil Chukkae hamnida Jung Yunho oppa..
Saangil Chukkae hamnida our leader..
Saangil Chukkae hamnida my rival. (Perebut cinta my bebe)
Saangil Chukkae U-Know Yunho..

Wish you all the best..

Bogoshipo..
Hahahaha.

Hope you can be better, and all problem is clear, soon..

Love my LEADER..
Love DBSK..
And love my BEBE..

Always keep the faith..
We always in beside you, DBSK..

CaSsie love you.
And always support you..

Jae: saengil chukkae bunny.
Saranghaeyo..

Yunho: gomawo honey. Na do saranghaeyo yongwonhi.
-kissu2 muahmuah-

Bertepatan dengan ulang tahun suaminya si bebe, aku mau bikin FF 2 shoot..

Intinya mah cerita YunJae ditengah-tengah DBSK.

Kebanyakan ngemeng.

Langsung.



Let's get the story.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

"APAAAAA? Kau ini, kenapa selalu saja mengajakku bertengkar. Apa tidak bisa tidak berteriak padaku sekali saja. Senang sekali.", sindir Jaejoong pada Yunho dengan nada tinggi saat memasuki kamar mereka. Mereka bertengkar karena hanya hal kecil. Yunho bertanya, dimana letak celana pendeknya namun suaranya berteriak. Itu juga karena Jaejoong ada diluar kamar.

"Kenapa, kau marah. Aku kan hanya bertanya.", nada Yunho jadi terbawa tinggi juga.

"Bertanya tidak perlu berteriak. Aku pusing mendengarmu terus berteriak. Kau punya mata, kenapa tidak cari sendiri. Ini.", Jaejoong menyodorkan celana pendek Yunho yang ia ambil di lemari. "Celanamu, dari dulu juga aku selalu taruh disini. Makanya, kalau mencari jangan pakai mulut, pakai mata.", sindir Jaejoong, sambil memicingkan matanya dan langsung keluar kamar dan membanting pintu kamarnya dengan keras.


--Yunho POV--

Aku melihat Joonggie pergi, ia terlihat sangat marah. Dia itu kenapa sih? Aneh sekali, biasanya ia tidak pernah seperti itu. Tapi, sekarang menakutkan sekali. Aku segera mengenakan celana pendekku. Dan keluar menyusul Joonggie. Aku melihat ia sedang tertawa-tertawa dengan dongsaengdeul kami. Namun saat aku ikut berkumpul, ia menatapku sinis dan membalikan badannya tidak senang akan kehadiranku ditengah mereka.

Aku menggenggam tangannya, namun ia menariknya kasar. Sakit sekali. "Maaf boo. Kau jangan marah padaku. Aku tidak bermaksud berteriak, aku hanya bertanya karena kau diluar.", bujukku, berbisik ditelinganya. Namun, ia hanya mendengus kesal tidak peduli pada omonganku.

"Huah, appa dan umma sedang bertengkar.", iseng Changmin menggoda kami. Aku tersenyum kecil. Namun, Joonggie malah melotot ke arahku. Dia benar-benar marah.


--Author POV--

"Hyung, sepertinya Jaejoong hyung sedang melancarkan aksinya.", bisik Changmin di telinga Junsu. Junsu, hanya tersenyum geli. Sedangkan Yoochun terkekeh-kekeh melihat tingkah Jaejoong. Yunhopun bingung pada Jaejoong, ia menatap melas sahabatnya dan orang yang sangat dicintainya itu.

"Boo, jangan marah padaku. Tidak malu bertengkar di depan mereka. Ayolah boo. Tadi kan hanya hal kecil.", bujuk Yunho lagi, ia meletakan dagunya di bahu Jaejoong.

"Hal kecil? Berteriak hal kecil. Aku pusing mendengarnya. Kau ini.", kesal Jaejoong. Jaejoong memandang Yunho geram.
"Ah, dia benar-benar tidak aku mengerti. Bukan boojae yang aku kenal.", pikir Yunho dalam hati.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Malam hari, Jaejoong tetap sinis pada Yunho. Tidurpun, ia membelakangi Yunho. Yunho yang tak kuasapun, mendekati Jaejoong.

"Boo, jangan terus-terusan marah. Kau ini. Aku kan sudah minta maaf. Biasanya kau tidak seperti ini. Kenapa kau terus marah padaku boo?", bujuk Yunho yang benar-benar bingung, ia memeluk tubuh kekar namun mungil dihadapannya. Tapi tetap saja, Jaejoong hanya diam saja, tidak sedikitpun merespon. Namun, ada senyum tersunging di bibirnya.

"Boojaeku. Nanti, apa kata fans-fans kita kalau YunJae bertengkar. Mereka pasti sedih. Akupun sedih. Maafkan aku. Iya aku salah.", rajuk Yunho lagi, ia semakin memeluk Jaejoong masuk ke dalam dekapannya.

"Lepaskan Yun! Aku tidak ingin dipeluk. Biar saja, memangnya aku pikirkan. Mau kau sedih, aku tidak peduli. Ingat jangan bicara lagi padaku. Arasseo!", kesal Jaejoong, ia melepaskan tangan Yunho dari pelukannya. Dan tetap memunggungi Yunho. Yunho merengut dan tidak memeluk Jaejoong lagi. Namun ia tidak menggeser letak tidurnya. Ia tetap tidur hanya berjarak lima senti dengan Jaejoong sambil menatap punggung Jaejoong.*poor yunho, hajar aja si bebe*

"Pria gila.", umpat Yunho dalam hati. Lalu mengambil tidur lelapnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

--Yunho POV--

Dua hari sudah dia mendiamkanku. Menyebalkan sekali. Maunya apa sih? Aku akan minta maaf sekali lagi, jika ia tetap kukuh tidak memaafkanku. Aku tidak peduli lagi. Terserah dia mau apa. Aku sudah bosan.

"Boo, jangan marah-marah. Ayolah berbaikan denganku, pelit sekali. Tidak kasian padaku. Aku kan sudah dua hari tanpa perhatianmu.", kataku memelas. Sebenarnya aku bukan minta maaf, tapi lebih tepat merajuk. Namun, apa yang terjadi. Aku malah ia diamkan, tetap saja ia sibuk dengan memasak sarapan untuk kami.

"Changmin, Yoochun, Junsu. Sarapannya sudah jadi.", teriak Joonggie. Mereka bertigapun langsung mendatangi ke meja makan. Joonggie membagikan makanan masing-masing member dengan lembut. Namun, bagian untukku ia menyodorkannya dengan kasar.

"Hyung, masih bertengkar ya hyung? Kasian sekali.", kata Yoochun menyenggol bahuku untuk menggoda. Aku memajukan bibirku kesal sambil melahap makananku.

--Author POV--

Jaejoong yang melihat Yunho kesal dan godaan dari Yoochun malah tersenyum kecil pada YooSuMin lalu mengedipkan sebelah matanya.

"Hyung, nanti malam kita ke club yuuk.", ajak Yoochun dengan penuh semangat.

"Tidak aku sedang malas, bersenang-senang.", jawab Yunho malas-malasan.

"Yaaaa, hyung. Jaejoong hyung sudah tidak mau. Kalau hanya kami bertiga, tidak seru.", tambah Junsu dengan wajah memelas.

Yunho melirik ke arah Jaejoong, Jaejoongpun memicingkan matanya. "Iya aku ikut kalian. Dirumah aku malas berdua dengan orang yang marah-marah terus.", setuju Yunho. Dengan sindiran pada Jaejoong. Mendengar itu jaejoong kesalnya minta ampun.

"Bagus hyung. Asik.", kata Changmin ikut senang. Tanpa sepengatahuan Yunho, Jaejoong tersenyum tipis.

"Siapa juga yang mau berduaan denganmu.", balas Jaejoong sesaat Yunho kembali meliriknya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

--Yunho POV--

Aku mau pergi juga tetap saja ia marah. Ah Kim Jaejoong jangan terlalu lama marahnya. Aku merindukanmu, ingin memelukmu. Aku tidak peduli apapun yang tadi pagi, aku katakan. Tetap saja aku tidak bisa kalau dia marah. Aku kembali memeluknya dari belakang, saat Joonggie mengantar kami ke depan.

"Boo jangan lama-lama ya marahnya. Aku merindukanmu.", kataku di telinga Joonggie. lalu melesat masuk mobil dan kamipun pergi.

--Author POV--

Jaejoong tersenyum mendengarnya dan segera masuk ke dalam rumah.

Didalam mobil Yunho benar-benar tidak bersemangat.
"Ah Hyung, payah sekali. Masa sampai dua hari tidak juga baikan.", Changmin memanas-manasi Yunho. Dengan senyum jahilnya.

"Ah aku heran, kenapa Joongie marah sekali ya?", dumel Yunho sambil merenung dan memijat keningnya.*kasian bener*

"Iya hyung, mungkin dia bosan denganmu. Makanya seperti itu.", timpal Junsu, ia tertawa keras sekali mengejek Yunho.

"Diam kau Jun. Aku pusing. Padahal kan aku hanya berteriak sedikit, itu juga karena dia ada di luar.", kata Yunho lagi. Ia tidak mengerti dengan keadaan sebenarnya.

Changmin dan Junsu yang duduk dibelakang saling pandang, dan tersenyum penuh arti.

Sesampainya di club juga, Yunho hanya diam saja. Tapi ada yang mengganggu pikirannya, kenapa club ini sepi. Hanya ada dia dan tiga dongsaengnya.

"Ah boojae, bikin aku pusing saja.", kesal Yunho. Ia melirik jam tangannya.

"Sebentar lagi jam 12. Sepertinya besok ada sesuatu, tapi apa ya? Aku lupa.", tanya Yunho pelan padanya diri sendiri. Sebenarnya, Jaejoong mempersiapkan pesta kejutan untuk ulang tahunnya. Tiba-tiba lampu ruangan gelap.

"Ah, club ini tidak bermutu sekali. Masa mati lampu", pikir Yunho. Ia tidak bisa melihat apapun. Namun, ia merasakan ada yang mengecup pipinya.

"Saangil Chukkae Jung Yunho. Saranghaeyo.", kata seorang yang mengecup pipi Yunho yang tak lain adalah Jaejoong.

"Boojae? Kaukah itu.", tanya Yunho masih ragu, karena ruangan masih gelap. Tidak, ada jawaban. Jaejoong hanya menjentikan jarinya, tiba-tiba ruangan kembali terang. Lengkap dengan teman-teman terdekat DBSK. Mereka berkumpul untuk pesta kejutan ini. Junsu memegang kue tart cukup besar di tangannya. Yunho terkejut akan ini semua. Ia tersenyum pada Jaejoong yang ada disampingnya.

"Jadi kau sengaja marah ya? Kau jahat sekali.", kata Yunho kesal namun terlihat senyum kecilnya tersungging.

"Iya, aku berhasilkan mengerjaimu? Semuanya untuk ini Yunnie.", jawab Jaejoong dengan wajah sumringah.

"Eheemm, appa jangan fokus sama umma saja. Tiup lilinnya.", tegur Changmin bergurau. Yunhopun tersenyum malu.

"Make a wish hyung.", suruh Yoochun. Yunho mengangguk.

Ia memejamkan matanya, "Terimakasih tuhan, kau hadirkan semua orang yang aku sayangi. Semoga tetap seperti ini. Amien.", doa Yunho dalam hati. Lalu langsung meniup lilin ulang tahunnya. Sorak-sorai tepuk tangan menggema dan nyanyian selamat ulang tahun memeriahkan suasana.

"Potong kuenya, potong kuenya.", semua undangan pada menyerukan ini. Yunhopun memotong kuenya. Ia memandang Jaejoong yang ada disampingnya. Lalu, ia memberikan suapan pertama pada Jaejoong. "Aku mencintaimu boo.", bisik Yunho pada Jaejoong saat menyuapi Jaejoong. Jaejoong tersenyum dan mengecup singkat bibir Yunho, membuat pipi Yunho bersemu merah.

"Na do, aku mencintaimu.", balas Jaejoong menahan tawanya karena melihat wajah Yunho. Semua orang bertepuk tangan melihat mereka berdua. Terlebih, YooSuMin, melihat 'umma' dan 'appa'nya akur seperti itu.

Yunhopun memeluk Jaejoong erat.
"Jangan marah lagi ya.", pinta Yunho. Jaejoongpun menggangguk.
Malam itu, Yunho sangat bahagia di hari ulang tahunnya. Merekapun merayakan ulang tahunnya dengan penuh suka cita.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


End

No comments:

Post a Comment