Saturday, May 29, 2010

Fan Fiction.. Love is Enemy.. Part 11-15..

Love is Enemy.. Part 11..


Di dalam gedung.
"Aiish, dia lama sekali di toilet, memangnya apa yang dia lakukan.", kesal Yunho yang daritadi menunggu Jaejoong. Namun rasanya ada yang mengganjal di hati Yunho. Akhirnya Yunho memutuskan menyusul Jaejoong ke toilet.
"Tolooongg!!", Jaejoong terus berteriak.
"Awwwww!! Hyun cukup ini sakit.", Jaejoong kembali meringis kesakitan.
"Hahahahaha.", namun Hyun Joong terus saja tertawa dan menyakiti Jaejoong.
Yunho yang mendengar teriakan Jaejoong begitu panik.
Ia menggedor-gedor pintu toilet yang terkunci.
"Jaejoong apa kau di dalam?", tanya Yunho berteriak.
"Toloonngg aku.", saut Jaejoong.

Braaakkk
Yunho berhasil mendobrak pintu toilet. Ia melihat Jaejoong berlumuran darah dan lemah dalam tawanan Hyun Joong.
"Yunho tolong aku.", pinta Jaejoong lirih.
"Kau maju selangkah, ku bunuh dia.", ancam Hyun Joong yang mengarahkan pisaunya tepat ke leher Jaejoong.
"Yun, kau ingin lihat bagaimana aku bersenang-senang. Seperti ini.", Hyun Joong menggoreskan lagi pisau itu di pundak Jaejoong lalu ia menjilat darah yang keluar dari tubuh Jaejoong.
"Awwwww.", Jaejoong kembali meringis.
Yunho yang melihatnya merasakan sakitnya, "Hyun kau sudah gila, lepaskan dia.", bentak Yunho geram.
"Aku memang sudah gila. Lagipula bukannya dia musuhmu. Aku cintanya, jadi terserah apa yang akan aku lakukan. Hahahahahaha.", Hyun Joong kembali tertawa puas.
Saat Hyun Joong lengah Yunho menendang pisau ditangan Hyun Joong hingga terlepas. Lalu ditariklah Jaejoong dari pelukan Hyun Joong.

Buuukkk
Pukulan bertubi-tubi dilayangkan Yunho kepada Hyun Joong.
Yunho yang melihat Jaejoong terlalu banyak mengeluarkan darah dan semakin lemah segera melepaskan Hyun Joong. Dilepaskanlah jas yang ia pakai untuk menutupi tubuh Jaejoong yang penuh darah dengan pakaian yang penuh sobekan. "Kita pergi dari sini.", Yunho menggendong Jaejoong dan meninggalkan Hyun Joong.
Ia langsung melarikan Jaejoong ke rumah sakit.

....
Tentang keadaan Jaejoong semua ditutup dari publik, hanya Angel Four, Killer Princes, dan keluarga yang tau tentang ini. Karena akan berdampak pada nama baik usaha yang dirintis keluarganya. Di sekolahpun para siswa tau Jaejoong hanya sakit biasa, namun harus masuk rumah sakit.
Dan Hyun Joongpun sudah dibawa ke rumah sakit jiwa, dia terlalu 'sakit'. Itupun tidak ada yang mengetahui, tiba-tiba ia menghilang dari sekolah.
....

Jaejoong sudah dibawa pulang, karena luka-lukanya tidak parah dan sudah mengering, ia tidak perlu terlalu lama di rumah sakit.
Angel Four menjenguk Jaejoong sepulang sekolah, "Baby, kau sudah sembuh ya.", tanya Key riang saat baru membuka pintu kamar Jaejoong.
"Sudah, tenang saja, aku kan kuat sekali.", Jaejoongpun tak kalah riang namun tetap angkuh. "Kalian cuma bertiga?", tanya Jaejoong yang hanya melihat Key, Junsu, dan Heechul.
"Iya, Yoochun, Onew, dan Teuki tidak bisa ikut.", jelas Junsu santai.
"Ooh.", saut Jaejoong singkat tampak kecewa.
"Sepertinya bukan mereka yang kau cari. Aku mengerti, kau mencari Yunho ya.", goda Heechul.
"Tidak. Aku tidak mencari dia, untuk apa aku mencarinya. Hiuh, tidak penting juga.", elak Jaejoong namun wajahnya memerah.
Senyum untuk menggoda Jaejoong tersungging dari semua orang.
"Jangan tersenyum seperti itu. Kalian ini.", Jaejoong memicingkan matanya. "Kalian bawa apa untuk menjengukku.", Jaejoong mencoba mengalihkan pembicaraan karena salah tingkah.
"Ah baby maaf. Kami terlalu senang mendengar kau sudah pulang, kami buru-buru tadi. Jadi tidak bawa apa-apa. Maaf ya.", kata Key menyesal, namun tetap dengan gaya centilnya.
"Payah, teman macam apa kalian.", Jaejoong berpura-pura kesal.
"Kau ini Joong.", lalu Heechul tersenyum.
"Iya aku kan bercanda.", kata Jaejoong lagi.
"Lukamu sudah tidak sakit kan?", tanya Junsu masih cemas.
"Sudah tidak terasa, bekasnyapun sudah hampir hilang. Aku bosan dirumah saja. Ayo kita belanja.", ajak Jaejoong dengan tampang memelasnya, agar teman-temannya menyetujui.
"Belanja. Aku setuju. Ayo kita pergi.", ajak Key bersemangat.
Tiba-tiba Yunho datang, ia membuka pintu kamar Jaejoong.
"Ah Yun, masuk.", suruh Junsu ketika melihat Yunho.
"Joong aku bertemu ibumu dulu ya. Aku sudah janji tadi.", Junsu mencari alasan, dan menarik Key dan Heechul keluar bersamanya. Hingga hanya Jaejoong dan Yunho di kamar itu.
"Seksi kau sudah sembuh belum?", tanya Yunho santai dan duduk ditempat tidur Jaejoong.
"Sudah kubilang jangan panggil aku seperti itu. Menyebalkan.", kesal Jaejoong memincingkan matanya.
"Aish, galak sekali kau ini.", canda Yunho sambil tersenyum.
"Yun, terimakasih ya sudah menolongku.", kini nada bicara Jaejoong melembut.
"Hahaha, kau tidak pantas bersikap lembut seperti itu. Hentikan! Kau lebih seksi kalau galak.", kata Yunho sinis sambil menahan tawanya.
"Aiishh. Kau benar-benar menyebalkan. Mau apa kau kesini?", tanya Jaejoong begitu kesal.
"Aku mau menjengukmu. Kapan kau sembuh? Di sekolah tidak menyenangkan, tidak ada yang bisa aku ajak bertengkar.", jawab Yunho santai.
"Cih, pria gila. Besok juga aku sudah bisa kembali bertengkar denganmu.", Jaejoong semakin kesal.
"Baguslah, ini untukmu.", Yunho memberikan setangkai bunga mawar putih untuk Jaejoong.
"Taruh saja disitu.", kata Jaejoong datar sambil menunjuk meja disamping tempat tidurnya. "Yun, kenapa kau bisa menolongku?", tanya Jaejoong penasaran.
"Emm. Itu karena... Ya karena kebetulan aku lewat saja. Mendengar teriakanmu. Yasudah aku menolongmu.", jawab Yunho sedikit gugup.
"Sudahlah, aku pulang ya. Bye seksi.", pamit Yunho karena mulai salah tingkah.
Namun tangan Jaejoong menahan Yunho pergi. Lalu Jaejoong mencium pipi Yunho.
"Terimakasih ya.", Jaejoong tersenyum manis. Yunhopun membalas senyuman Jaejoong. Lalu pergi dengan perasaan senang, sambil memegangi pipinya.






Love is Enemy.. Part 12..


Saat dirumah Changmin, disana Killer Princes dan Kyuhyun sedang berkumpul. Seperti biasa, Changmin tidak bisa lepas dari Kyuhyun.
"Sayang.", goda Changmin pada Kyuhyun.
"Apa?", saut Kyuhyun manja.
"Beri aku ciuman.", pinta Changmin nakal.
"Apaan sih kau ini. Tidak akan.", goda Kyuhyun sambil menyipitkan matanya, lalu memeluk Changmin.
"Pelit sekali kau sayang.", kesal Changmin manja dan membalas pelukan Kyuhyun.
"Ah kau manja sekali Min, dasar! Kyuh kau apakan dia jadi seperti itu.", ledek Yunho yang menahan tawanya karena tingkah Changmin, lalu melempar bantal pada Changmin.
"Aissh kau mengganggu saja Yun.", kesal Changmin sambil memicingkan mata dan menampakan mulut menyeringainya pada Yunho.
"Hahahaha. Pertanyaanmu itu. Yun, aku tidak perlu melakukan apa-apa, tapi memang dianya saja yang bertingkah manja.", kata Kyuhyun geli, sambil melirik Changmin.
"Dasar kau.", Changmin mengacak-acak rambut Kyuhyun bercanda.
Yunho hanya tertawa karena lucu.
"Kau tertawa saja. Yun, apa Jaejoong sudah sembuh?", tanya Yoochun memulai topik baru.
"Hah? Mana aku tau. Kau kan yang pacarnya Junsu, tanya saja pada dia.", jawab Yunho sinis.
"Sinis sekali. Dasar kau. Bukannya tadi kau kerumahnya? Mana mungkin tidak tau.", Yoochun mulai menggoda Yunho.
"Apa? Tidak, aku tidak kerumahnya.", elak Yunho salah tingkah.
"Kata Junsu tadi kau menjenguknya. Aisshh mengakulah. Kau ini.", kata Yoochun tepat pada sasaran.
"Owh itu, kalo itu cuma iseng saja. Tidak benar-benar menjenguknya. Sepertinya dia sudah sembuh.", Yunho memberikan wajah tidak bersalahnya sambil tersenyum lebar.
"Dasar kau Yun, mengaku saja. Pura-pura mengelak. Malu aku punya teman sepertimu.", sindir Changmin senang, karena kali ini dia yang menggoda.
"Diam saja kau Min. Urusi saja Kyuhyunmu itu. Nanti aku rebut baru tau rasa.", kesal Yunho.
"Memangnya aku mau denganmu.", gurau Kyuhyun menambah Yunho kesal.
"Dasar kalian ini sama saja.", kata Yunho. "Kau juga Chun.", tambah Yunho memicingkan matanya pada Yoochun, Changmin, dan Kyuhyun.
"Hahahahahahaha.", mereka bertiga tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Yunho yang mulai salah tingkah.
....
Jaejoong sudah kembali ke sekolah. Para murid senang mengetahui Jaejoong sudah kembali ke sekolah.
Di atas meja Jaejoong terdapat sebuah kotak bingkisan manis yang cukup besar berpitakan warna ungu. Diatasnya terdapat sebuah note kecil.
------------
Hai Sexy Purple..
Kau akan suka hadiahku..
Hahahahahaha..
--------------
Jaejoong tidak perduli dengan isi note itu, yang ia perdulikan itu bingkisan dari Yunho. Karena hanya dia memanggilnya 'Sexy Purple'.
"Dia benar-benar menyebalkan. Sudah ku bilang jangan memanggilku seperti ini.", geram Jaejoong sambil meremas surat itu.
"Baby, bingkisan dari siapa?", tanya Key penasaran.
"Yunho.", jawab Jaejoong singkat.
"Aissh dia perhatian sekali padamu.", goda Heechul lagi.
Jaejoong hanya diam kesal, dan dia buka bingkisan itu.
"Aaaaaaaaa.", Jaejoong terkejut dan ketakutan, melihat isi bingkisan itu ternyata tikus putih. Jaejoong geram, ia langsung menutup lagi kotak itu.
"Yunhoooooo!!", Jaejoong berteriak kesal, dan langsung mendatangi kelas Yunho.

Braaakkk
Yunho membanting kasar pintu kelas Yunho. Yunho dan semua yang ada di kelas terkejut.
"Yunhooo, kau menyebalkan sekali. Maksudmu apa memberikanku tikus. Kau mau cari gara-gara ya. Kau ingin aku habisi lagi.", marah Jaejoong benar-benar.
Yunho tersenyum senang, melihat Jaejoong datang dan kesal. "Datang-datang, sudah marah. Lagian kenapa kau marah honey! Bukannya kau menyukainya?", ledek Yunho senang.
Jaejoong memicingkan matanya, ia benar-benar kesal.
"Kau ini. Mana bisa aku menyukainya. Kau benar-benar mau cari masalah ya. Awas kau. Yunhooo.", geram Jaejoong lalu meninggalkan kelas Yunho dalam keadaan marah. Yunho senang sekali. Dan ia mengejar Jaejoong ke luar kelas.
"Hei kau berhenti.", suruh Yunho. Tapi Jaejoong terus saja berjalan, tidak perduli akan teguran Yunho.
"Ku bilang berhenti.", suruh Yunho lebih kencang.
Jaejoong berhenti, tapi dengan tatapan geram.
"Apa?", bentak Jaejoong sambil mengepalkan tangannya.
Yunho menghampiri Jaejoong. "Kan sudah ku bilang, aku mencari musuh untuk bertengkar. Kau lupa?", Yunho menampakan wajah memuakannya. "Ini hadiahmu.", Yunho memberikan kotak bingkisan kecil. Jaejoong tidak mau menerima, dia malah memalingkan wajahnya dari Yunho dan menaikan alisnya.
"Ambil seksi.", paksa Yunho.
Akhirnya Jaejoong mengambil kotak itu. Dan membukanya. "Yunhoo! Kau ingin membunuhku.", kesal Jaejoong melihat kacang di dalamnya.
"Iya, aku mau membunuhmu. Daripada kau dibunuh orang lain. Lebih baik aku yang membunuh kan?", Yunho menatap Jaejoong tajam, sambil menaikan alisnya.
Wajah Jaejoong berubah ketakutan, ia kembali mengingat kejadian malam itu. Yunho yang melihat, merasa salah bicara.
"Joong, maaf bukan maksudku.", sesal Yunho merasa bersalah.
Tidak mendapat respon, tanpa sadar ia meraih tangan Jaejoong dan mengambil pulpen dari sakunya. Ia menuliskan angka-angka di telapak tangan Jaejoong. Jaejoong menatap Yunho penuh tanya.
"Itu nomer ponselku. Hubungi aku, jika kau membutuhkanku. Aku pasti datang untukmu.", tanpa sadar juga kata-kata itu diucapkan begitu saja. Yunho juga memberikan senyumnya.
Jaejoong sempat terdiam sejenak mendengar kata-kata Yunho.
"Memangnya siapa yang membutuhkanmu.", sinis Jaejoong sambil menahan tawa.
"Aissh, pergi sana! Bukannya tadi kau ingin pergi.", usir Yunho kesal.
"Dasar gila. Jangan macam-macam lagi kau denganku.", ancam Jaejoong sebelum pergi. Lalu Jaejoong melenggang meninggalkan Yunho.







Love is Enemy.. Part 13..


Yunho melihat Jaejoong pergi.
"Aisshh, apa yang aku katakan tadi. Jaejoong, Jaejoong. Kau gila, atau mungkin aku yang gila.", Yunho memukul-mukul pelan kepalanya sambil tersenyum tidak percaya, lalu kembali ke dalam kelasnya.
Jaejoong melihat tulisan di tangannya, sambil tersenyum-senyum sendiri.
"Aissh. Ini manis sekali.", Jaejoong tertawa kecil lalu menyimpan nomer Yunho di ponselnya.
....
Dirumah Jaejoong, Angel Four sedang berkumpul.
"TIFANNY!!!", teriak Jaejoong memanggil pelayannya.
"Iya nona.", Tifanny masuk sambil membungkukan badannya.
"Kau ini manusia atau kura-kura. Lelet sekali. Cepat ambilkan kami minum.", suruh Jaejoong kesal.
"Maafkan saya nona. Baik.", kembali membungkuk lalu keluar kamar Jaejoong.
"Aissh, pelayanmu yang satu ini kenapa payah sekali sih Joong.", kesal Heechul juga.
"Entahlah, memang sudah bodoh dari sananya dia.", hina Jaejoong dengan angkuh.
'In my arms, in my soul. I want to hold you baby. You don't know how much i love you. Do you baby? Like a sun rising up. I can't stop loving you. Can't hold back anymore', ponsel Jaejoong berdering dilayarnya tertera nama 'Yunho gila'
"Mau apa dia menelepon?", tanya Jaejoong dalam hati. Ia melirik ke teman-temannya, beruntungnya tidak ada yang memperhatikannya. Dia pergi ke toilet, lalu mengangkat teleponnya.
"Mau apa kau telepon? Tau darimana nomerku?", tanya Jaejoong bertubi-tubi langsung ketika ia mengangkatnya.
"Kau ini bawel sekali honey.", ledek Yunho dibalik telepon.
"Jangan banyak bicara. Mau apa kau meneleponku?", sinis Jaejoong.
"Aku ngin mendengar kebawelanmu saja. Tidak boleh?", tanya Yunho sinis.
"Tidak boleh, kau tidak penting sekali. Menyebalkan.", jawab Jaejoong ketus.
"Seksi mau bertemu denganku? Aku ada di depan rumahmu.", beritahu Yunho santai.
"Apa? Kau ini gila. Mau apa kau kerumahku?", Jaejoong terkejut mendengarnya.
"Hanya iseng. Sudah turun sebentar saja. Atau aku yang ke kamarmu.", ancam Yunho sedikit memaksa.
"Jangan!", cegah Jaejoong dengan cepat. "Iya aku turun, menyebalkan.", setuju Jaejoong terpaksa.
"Cepat seksi. Bye.", Yunho memutuskan sambungan teleponnya.
"Aissh, main diputus saja. Tidak sopan. Menyebalkan, mau apa dia datang-datang kerumahku. Enak saja dia main menyuruhku.", kesal Jaejoong, ia langsung keluar kamar mandi dan langsung keluar untuk menemui Yunho, lupa kalau Angel Four di kamarnya.
"Joong, mau kemana?", tanya Junsu heran menahan Jaejoong pergi.
"Itu, aku mau menemui ibuku, sebentar.", Jaejoong memberikan alasan namun wajahnya kesal. Dan langsung pergi menemui Yunho. Di depan rumahnya, Jaejoong melihat Yunho yang tengah bersandar di samping mobilnya. Yunho yang melihat Jaejoong datang tersenyum.
"Kau kesini mau cari mati lagi ya? Darimana kau tau nomer ponselku?", Jaejoong sinis bukan main.
"Dari Yoochun. Sudah seksi jangan terlalu banyak bicara.", kata Yunho lalu memeluk Jaejoong. Jaejoong terkejut saat Yunho memeluknya.
"Seksi kau membuatku gila.", bisik Yunho ditelinga Jaejoong. Yunhopun melepas pelukannya, lalu mengedipkan matanya. Kemudian masuk ke dalam mobilnya.
Jaejoong masih terkejut dengan apa yang dilakukan Yunho. Yunho membuka kaca mobilnya.
"Nanti malam aku akan menjemputmu. Bye seksi.", Yunho tersenyum. Dan melajukan mobilnya meninggalkan Jaejoong yang tersenyum terpaku.
"Memang kau sudah gila. Kenapa aku senang saat kau peluk. Seharusnya aku marah. Yunhooo!", teriak Jaejoong entah karena senang atau marah.
Tak lama ponsel Jaejoong berbunyi, ada pesan masuk.

From : Yunho gila
Pesan : Jangan lupa nanti malam! Kau harus tampil seksi. ^^

"Apa-apan sih manusia ini. Seksi. Aku benci kau Jung Yunho.", kesal Jaejoong saat membaca pesannya. Dan ia kembali ke kamarnya.

"Kau kenapa lagi Joong?", tanya Heechul yang melihat Jaejoong kesal.
"Tidak.", elak Jaejoong.
"Oh ya Yoochun, dia mengajak kita ke pulaunya minggu ini. Mau tidak?", tanya Junsu antusias.
"Mau baby. Aku ajak Onewku ya.", kata Key manja.
"Kau ini. Iya, Leeteuk juga Chul. Tidak hanya kita, Killer Princes juga.", kata Junsu menjelaskan.
"Aku setuju sekali. Sudah lama tidak liburan bersama Teuki dan kalian. Asik.", Heechul bersemangat sekali.
"Ah bertemu Yunho ya? Aish menyebalkan, dia itu orang yang sangat menyebalkan. Aduh. Baru tau aku ada orang yang seperti dia. Pria gila. Yunho gila.", kesal Jae terus menjelek-jelekan Yunho.
Key, Heechul, Junsu hanya saling pandang, sambil menggeleng-gelengkan kepala mereka.
"Kau menyukainya ya?", goda Heechul pada jaejoong yang kesal.
Jaejoong memicingkan matanya, "Enak saja. Kenapa kau bicara seperti itu. Aku membencinya. Pria menyebalkan yang pernah ada.", Jaejoong langsung salah tingkah.
"Apa? Mengaku saja. Sikapmu berkata lain sayang. Jangan bilang membencinya, nanti kau malah jatuh dalam pelukannya.", kata junsu sangat bijak.
"Memang sudah.", dumel Jaejoong pelan, ia tidak sadar akan perkataannya.
"Baby, tadi kau bilang apa?", tanya Key penasaran.
"Hah? Memangnya aku bilang apa?", Jaejoong tersadar ia tidak mengerti apa maksud pertanyaan Key.
"Ah dasar kau ini. Sudah mengaku saja. Haha. Kau ini lucu, baby.", canda Key sambil tertawa kecil.
'Tidak, memang aku tidak suka padanya.", Jaejoong mencibirkan bibirnya karena kesal.
"Sudah mengaku saja kau Kim Jaejoong!", suruh Junsu.
Iapun mengedipkan matanya ke arah Key dan Heechul. Key dan Heechul hanya tersenyum.
"Tidaaakkk.", Jaejoong membantah keras.
"Iya.", Heechul menggoda.
"Sudah kalian sana pulang, menyebalkan.", usir Jaejoong kesal.
"Jahat sekali. Yasudah kami pulang ya baby.", pamit Key.
"Hati-hati ya.", Jaejoong tersenyum manis. Key, Heechul, dan Junsupun pulang.







Love is Enemy.. Part 14..


Yunho benar-benar menjemput Jaejoong malam itu. Saat itu, ayah dan ibu Jaejoong kebetulan sekali sedang berada di rumah.
"Annyeong haseo", sapa Yunho sopan sambil menundukan kepalanya dan sedikit membungkukan badannya.
"Annyeong haseo.", balas ibu Jaejoong.
"Duduklah!", suruh ayah Jaejoong ramah, Yunhopun tersenyum dan duduk.
"Kau yang menolong Jaejoong waktu itu kan? Siapa namamu?", tanya ayah Jaejoong memastikan.
"Ah iya paman. Namaku Jung Yunho.", jawab Yunho malu-malu.
"Terimakasih ya Yunho, kau sudah menolong Jaejoong.", kata ayah Jaejoong.
"Sama-sama paman."
"Kau kesini mau bertemu Jaejoong?", tanya ibu Jaejoong mengganti topik.
"Iya, sebenarnya aku ingin mengajaknya pergi keluar. Kami sudah ada janji tadi bi.", kata Yunho malu-malu.
"Oh, begitu.", kata ibu Jaejoong singkat.
"Kau ini kekasih anakku?", tanya ayah Jaejoong tanpa ragu. Yunho yang mendapat pertanyaan seperti itu menjadi salah tingkah.
"Bukan ayah dan tidak akan. Enank saja dia kekasihku.", elak Jaejoong yang baru datang, ia terlihat manis sekali. "Jangan pernah percaya pada orang ini, dia pembual.", Jaejoong memicingkan matanya pada Yunho.
"Sudahlah ayah, ibu aku pergi ya.", pamit Jaejoong sambil mencium pipi kedua orangtuanya, lalu menarik lengan Yunho dengan kasar agar segera pergi.
"Permisi paman, bibi.", pamit Yunho sopan.
Jaejoong dan Yunhopun akhirnya pergi.
Di dalam mobil, Jaejoong terlihat sangat kesal. "Kau mau apa mendekati orang tuaku? Dasar.", kesal Jaejoong memulai pertengkaran.
"Siapa yang mendekati orang tuamu. Aku hanya bersikap sewajarnya.", Yunho tidak mau kalah.
"Kau ini. Kau mau bawa aku kemana?", tanya Jaejoong penasaran namun tetap sinis.
"Liat saja nanti. Bawel sekali kau ini.", ledek Yunho masih membuat penasaran.
Sepanjang perjalanan Jaejoong terus bersikap kesal.
Yunho dan Jaejoong akhirnya tiba di sebuah bukit yang dituju Yunho. Bukit yang indah, beratapkan bintang-bintang dengan sinar bulan yang menerangi. Saat memandang ke bawah, pemandangan lampu-lampu kota seperti lampu hias yang berjejer sempurna membuat yang melihatnya berpikir ini tempat terindah yang pernah ada.
"Turunlah, kita sudah sampai.", ajak Yunho pada Jaejoong.
Jaejoong masih belum bisa menghilangkan rasa kesalnya. Yunho yang melihat itu, langsung keluar dari mobil. Ia menghampiri pintu disamping Jaejoong. Ia membuka pintunya, dan menggengam tangan Jaejoong.
"Jangan terus kesal. Ayo turun.", ajak Yunho lagi. Jaejoongpun akhirnya turun, dengan tangan yang terus digenggam Yunho. Yunho membawanya ke ujung bukit, agar ia bisa memamerkan keindahan lampu kota dari atas.
"Mau apa kau ajak aku kesini?", tanya Jaejoong kali ini nadanya tidak setinggi biasanya.
"Aku hanya ingin memperlihatkan ini semua. Bukit ini, tempat kesukaanku. Karena sangat indah.", jelas Yunho lengkap dengan senyumnya.
"Tapi mengapa kau perlihatkan ini padaku?", tanya Jaejoong lagi.
"Entahlah, ingin saja. Ya mungkin karena kau seindah bukit ini.", kata Yunho sekenanya tanpa menyadari kata-katanya terlebih dahulu.
Entah kenapa jantung Jaejoong berdegup kencang saat mendengar kata-kata Yunho. Ia melirik tangannya yang masih dalam genggaman Yunho. Ia tersenyum, dan seakan tidak ingin dilepaskan.
"Hei, kau diam saja.", Yunho membuyarkan pikiran Jaejoong. "Kau tidak suka tempat ini?", tanya Yunho sambil memandang Jaejoong.
"Aku suka. Tempatnya indah sekali. Belum pernah aku kesini sebelumnya.", kata Jaejoong. Wajahnya memerah, karena Yunho memandangnya.
"Baguslah, berarti kau harus berterimakasih padaku seksi. Karena aku membawamu kesini.", kata Yunho dengan gaya yang memuakan.
"Kau ini, sudah kubilang jangan panggil aku seksi. Menyebalkan sekali.", kesal Jaejoong pada Yunho.
"Ah kau ini, apa salahnya. Memang kau ini seksi. Terutama bibirmu.", Yunho memandang bibir Jaejoong yang begitu menggoda. Tanpa sadar, ia melepas genggamannya lalu beralih memainkan jarinya di bibir Jaejoong. Jaejoong tidak menepis, ia malah menikmati permainan jari Yunho di bibirnya. Tatapan tajam Yunho, menembus kesadaran Jaejoong.
Tak lama Yunho langsung melepas jarinya dari bibir Jaejoong ketika ia tersadar. Ia menjadi salah tingkah. Ia memalingkan wajahnya dari Jaejoong.
"Aiissh, apa yang aku lakukan tadi.", eluh Yunho dalam hati sambil mengatur nafasnya.
Sedangkan Jaejoong kembali masuk ke dalam mobil, ia duduk memikirkan kejadian tadi.
"Yunho kau ini, benar-benar ingin mati ya.", kata Jaejoong, namun kali ini dalam artian lain.
Cukup lama mereka terdiam masing-masing. Yunho akhirnya menghampiri Jaejoong di mobil.
"Seksi, turunlah. Jangan di mobil saja.", suruh Yunho santai.
Jaejoong memicingkan matanya, "Ku bilang jangan panggil aku seksi, Yunho!", geram Jaejoong kesal bukan main.
"Aish kau menyeramkan. Baik-baik, untuk malam ini aku tidak akan memanggilmu seksi, honey.", kata Yunho akhirnya mengalah juga.
"Arrggghh. Honey! Memangnya aku siapamu, kau panggil honey.", kata Jaejoong lagi sinis.
Yunho tersenyum mendengar itu, lalu ia mendekatkan wajahnya ke arah Jaejoong. "Jadi kau ingin aku jadikanmu siapa-siapaku? Begitu?", tanya Yunho bergurau sambil memainkan alisnya.
Karena kesal, dengan cepat Jaejoong mendorong wajah Yunho sampai kepalanya membentur keras dinding mobil.
"Awwwwwww. Sakit tau. Kau ini.", ringis Yunho memegangi belakang kepalanya yang sakit.
"Rasakan! Suruh siapa kau berkata macam-macam kepadaku.", Jaejoong senang sambil mengeluarkan senyum liciknya.
"Aish, gadis gila.", ejek Yunho kali ini ia mengeluarkan tatapan membunuh karena kesal bukan main.






Love is Enemy.. Part 15..



Seperti rencana hari ini mereka akan berlibur di pulau pribadi milik keluarga Yoochun.
Di perjalanan saja Yunho dan Jaejoong sudah tidak bersahabat, terlebih Jaejoong sepertinya ia malas harus duduk bersebelahan dengan Yunho.
"Chun apa masih jauh?", tanya Jaejoong tidak sabar.
"Sebentar lagi sampai Joong. Sepertinya kau tidak menikmati perjalanan ya.", sindir Yoochun mengerti apa sebenarnya yang membuat Jaejoong tidak nyaman.
"Bukan seperti itu. Yasudahlah.", Jaejoong tidak enak hati mendengar kata-kata Yoochun.
Yunho sedari tadi memperhatikan Jaejoong yang sepertinya memang kesal.
"Aish, kenapa mereka semua bermesraan di depanku. Sial! Sepertinya mereka sengaja membuatku iri. Masa aku harus dengan Yunho. Fiuh!", gerutu Jaejoong dalam hati. Ia melirik Yunho dengan sinis.
"Apa kau melihatku?", ketus Jaejoong yang melihat Yunho memperhatikannya.
"Percaya diri sekali kau! Ada juga kau, suruh siapa kau melihatku.", ketus Yunho balik, akhirnya memalingkan pandangannya dan mencibirkan bibirnya karena kesal.
"Sayang, sepertinya mereka terlalu keras kepala. Sebenarnya aku yakin mereka saling menyukai.", bisik Junsu ditelinga Yoochun. Karena sedari tadi ia memperhatikan Yunho dan Jaejoong.
"Iya seperti itu, tapi aku yakin mereka akan mengakuinya nanti. Sudahlah sayang. Kau jangan perhatikan mereka. Perhatikan aku saja.", pinta Yoochun manja pada Junsu.
"Aissh. Kau ini gila ya sayang!", ledek Junsu, lalu ia mengecup bibir Yoochun lembut. Yoochun tersenyum senang karena itu.
....
Mereka akhirnya sampai dipulau yang dituju. Pulau yang indah, lautnya masih begitu bersih. Sepertinya pulau ini terjaga baik sekali.
"Ini pulaumu? Kenapa tidak pernah mengajak kami sebelumnya?", protes Changmin dengan sedikit memicingkan matanya.
"Berisik kau Changmin! Sekarang kan aku sudah mengajakmu. Yasudah ayo masuk!", Yoochun mengajak semua masuk ke dalam cottage mewahnya.
Semuapun akhirnya mengikuti Yoochun menuju cottage.
"Seksii.", panggil Yunho menahan Jaejoong masuk.
"Apa sih kau ini?", saut Jaejoong kesal. Yunho mendekati Jaejoong.
"Kita berenang dilaut saja.", ajak Yunho, lalu menyenggol Jaejoong. Sedangkan yang lain sudah masuk cottage.
"Sudah jangan menggangguku. Berenang saja sendiri.", ketus Jaejoong, lalu melanjutkan langkahnya.
"Yakin? Daripada kau melihat yang lain bersama. Lebih baik ikut aku berenang.", kata Yunho memberikan alasan agar Jaejoong mau.
"Terserah kaulah. Lebih baik aku melihat mereka daripada harus bersamamu.", kesal Jaejoong sepertinya tidak terlalu bersemangat.
"Kau kenapa sih? Tidak bawel seperti biasanya.", tanya Yunho menyadari sikap Jaejoong.
"Malas berurusan denganmu.", kata Jaejoong singkat. Dan kali ini Jaejoong benar-benar masuk ke dalam cottage. Yunhopun menyusul Jaejoong dari belakang.
....
Jaejoong keluar dari kamarnya dan menyusul teman-temannya yang sudah daritadi berada di pantai. Mereka sedang bermain voli pantai.
"Baby, kau mau ikut main?", tanya Key yang melihat Jaejoong datang.
"Tidak Key, aku melihat kalian saja. Lagipula tidak imbang jika aku ikutan. 5 lawan 4.", tolak Jaejoong memberi alasan. Sebenarnya memang dia tidak terbiasa melakukan olahraga kasar seperti itu. Ia takut merusak kulitnya yang putih halus.
"Kalian cuma berdelapan. Yunho mana?", tanya Jaejoong yang tidak melihat Yunho.
"Apa mencariku? Kau merindukanku ya?", goda Yunho tiba-tiba muncul. Ia bertelanjang dada, terlihat otot-ototnya yang kekar, dengan perut sixpacknya yang menggoda. Dadanya yang bidang, sangat seksi untuk tubuh seorang pria. Ditambah dengan rambutnya yang basah dan sisa-sisa air laut mengalir pelan di tubuhnya yang berkulit coklat eksotis.
"Aissh, merindukanmu. Percaya diri sekali kau!", Jaejoong kesal, ia melempar Yunho dengan apel yang ada di tangannya. Namun apel itu berhasil ditangkap Yunho, lalu ia memakannya seakan mengejek Jaejoong lengkap dengan senyum liciknya. Jaejoong mencibir kesal bukan main. Yunho terlihat senang melihat Jaejoong kesal. Ia menghampiri Jaejoong dan duduk disamping Jaejoong. Terasa oleh Jaejoong kulit Yunho yang menyentuh kulitnya.
Yoochun dan Changming sempat saling pandang sebelum melanjutkan permainannya. Sepertinya mereka memiliki pikiran yang sama ketika melihat tingkah temannya itu.
"Aish kenapa dia harus duduk dekat sekali. Ah kau benar-benar terlihat seksi seperti ini.", batin Jaejoong yang merasa tidak karuan berada dekat Yunho, ia tersenyum membayangkan tubuh itu memeluknya.
"Apa yang kau pikirkan Joong.", batinnya. Jaejoong tidak bisa berhenti mencuri pandang kepada Yunho.
Untuk mengalihkan pandangannya. Jaejoong berkutik dengan pasir. Ia menuliskan namanya 'Kim Jaejoong' di pasir dengan ranting di sampingnya. Yunho yang melihatpun ikut menuliskan namanya 'Jung Yunho' di samping nama Jaejoong. Sehingga nama mereka kini berjajar membentuk 'Jung Yunho Kim Jaejoong'. Jaejoong kesal karena Yunho mengikuti kelakuannya.
"Mau apa kau mengikutiku? Menyebalkan sekali.", protes Jaejoong kesal.
Yunho tersenyum, "Untuk ini.", Yunho lalu menggambar lambang hati di antara nama mereka. Jaejoong langsung terdiam melihat tulisan dipasir yang dibuat Yunho. Namun ekspresinya datar, entah marah, senang, ataupun terkejut. Yang pasti itu membuatnya terpaku. Yunhopun hanya tersenyum. Lalu ia menghapus namanya dan lambang hati itu dengan tangannya.
"Kau suka tidak?", tanya Yunho berbisik pada Jaejoong.
Jaejoong hanya diam. "Apa yang dia maksud tadi?", tanya Jaejoong dalam hati.
"Aih, kenapa hanya diam.", eluh Yunho kini menyenggol Jaejoong.
"Ah kau. Entahlah. Aku mau berenang.", Jaejoong salah tingkah.

No comments:

Post a Comment