Saturday, May 29, 2010

Fan Fiction.. Love is Enemy.. Part 16-20..

Love is Enemy.. Part 16..


Malam itu sepertinya sangat dingin, namun tidak mengurungkan niat Kyuhyun untuk menikmati malam. Kyuhyun menyendiri bersandar di pagar balkon kamarnya menatap ke arah laut.
"Bibi, kau sedang apa?", tanya Changmin yang tiba-tiba masuk kamar Kyuhyun dan ia menghampiri Kyuhyun.
Kyuhyun menengok ke asal suara, "Ah kau sayang, aku hanya sedang menikmati malam.", kata Kyuhyun lalu menarik Changmin lebih dekat dengannya. Mereka menikmati malam bersama.
"Bi.", panggil Changmin pelan.
"Ya.", saut Kyuhyun singkat.
"Apa kau mencintaiku?", tanya Changmin jelas. Kyuhyun sedikit terkejut akan pertanyaan Changmin. Ia mengalihkan pandangannya kini pada Changmin.
"Sayang. Aku pasti mencintaimu. Kenapa kau tanyakan ini?", tanya Kyuhyun serius.
Changmin tersenyum manis. "Tidak bibiku. Aku hanya ingin mendengarnya dari mulutmu. Terimakasih ya.", kata Changmin. Lalu ia meraih tangan Kyuhyun dan diletakan di dadanya. "Apa yang kau rasakan disini?", tanya Changmin dengan tatapan yang dalam.
"Detak jantungmu.", jawab Kyuhyun, ia menatap Changmin tidak seperti biasanya, kali ini tatapan penuh tanya 'ada apa dengan Changmin'.
Kini Changmin menggenggam tangan Kyuhyun hangat. "Kau tau, setiap detakannya akan selalu menyebut namamu. Dan yang harus kau percaya, detak jantung ini milikmu. Begitu juga cintaku seluruhnya milikmu.", kata-kata Changmin begitu menyentuh hati Kyuhyun. Karena Changmin bukanlah seseorang yang romantis, sehingga Kyuhyun amat tidak menyangka Changmin mengatakan itu semua.Tanpa terasa Kyuhyun meneteskan air matanya.
"Kau menangis bi?", tanya Changmin sedikit panik.
"Aku hanya terharu. Baru kali ini kau bersikap seperti ini. Rasanya tidak mungkin. Tapi ini manis sekali.", Kyuhyun tersenyum namun air matanya kembali menetes.
Changmin menghapus air mata Kyuhyun dengan tangannya, lalu ia mengecup kening Kyuhyun. "Bi, semua akan mungkin, jika kau tetap disampingku.", Changmin memeluk erat Kyuhyun.
"Aku mencintaimu sayang.", kata Kyuhyun ditengah dekapan Changmin.
"Aku juga mencintaimu.", Changmin semakin mengeratkan pelukannya.
Malam terindah yang pernah ada dalam cerita cinta mereka sampai saat ini.
....
Di tempat lain Yunho melihat Jaejoong sedang menyusuri sisiran pantai sendirian ditengah malam. Ia menghampiri Jaejoong yang sepertinya merasa kesepian.
"Hai seksi.", sapa Yunho sedikit mengejutkan Jaejoong.
"Kau! Mau apa mengikutiku?", tanya Jaejoong dengan nada yang datar.
"Hanya ingin menemanimu saja. Kurasa kau butuh teman saat ini.", jawab Yunho santai sambil berjalan di samping Jaejoong.
Jaejoong mengangguk, lalu tersenyum manis.
"Pulau ini indah sekali. Yoochun begitu pintar memilih pulau seperti ini.", Jaejoong kagum akan pemandangangan alam disekitarnya.
"Iya mendukung keberadaan kita berdua sekarang ini.", Yunho tersenyum licik lalu mengacak-acak rambut Jaejoong.
"Kau ini. Aku sedang malas bertengkar Yun. Jadi jangan mulai membuatku kesal.", pinta Jaejoong dari wajahnya memang terlihat ia tidak sedang ingin bertengkar.
"Iya. Baik. Malam ini aku tidak akan mengganggumu. Jadi malam ini kita berteman kan?", Yunho mengedipkan matanya. Jaejoong hanya menarik kecil ujung bibirnya.
"Apa kau tidak merasa kedinginan berjalan di tengah malam seperti ini?", tanya Yunho memulai topik pembicaraan.
"Sedikit, tapi memang ini yang aku inginkan malam ini.", jawab Jaejoong.
Angin malam mulai membuat rambut Jaejoong yang tergerai tertiup tidak rapih, akhirnya ia mengikat rambutnya.
"Padahal kau terlihat lebih cantik jika rambutmu digerai.", kata Yunho menggoda. Jaejoong menata Yunho tajam. Yunho merasakan gugup luar biasa saat memandang wajah Jaejoong.
"Iya aku akan menggerainya jika itu yang kau mau. Dasar bodoh.", Jaejoong kembali melepas ikatannya dan berlari meninggalkan Yunho.
"Seksi, tunggu aku. Kau ini.", teriak Yunho.
"Kejar aku, kalau bisa Jung Yunho.", tantang Jaejoong sambil menjulurkan lidahnya ke arah Yunho.
"Akan ku tangkap kau Kim Jaejoong.", Yunho mengejar Jaejoong yang sudah cukup jauh.
"Tidak akan bisa.", ledek Jaejoong riang.
Akhirnya Yunho berhasil menangkap Jaejoong, kini Jaejoong berada dalam pelukannya.
"Larimu cepat juga honey.", kata Yunho masih mengatur nafasnya.
"Aku kan punya kaki yang lincah. Sudah lepaskan aku.", Jaejoong memukul-mukul tangan Yunho agar melepaskannya.
Tapi Yunho menggelengkan kepalanya, ia malah mempererat pelukannya. Yunho menatap tajam pada Jaejoong, Jaejoong masuk ke dalam tatapan itu. Terasa jantung keduanya berdegup sangat kencang.
Perasaan merekapun mulai tidak karuan. Wajah Jaejoong semakin memerah, pelukan Yunho seakan begitu menyesakan dadanya.
"Mengapa perasaanku seperti ini. Matanya tajam sekali, aku tidak bisa melepas pandanganku padamu. Yunho.", batin Jaejoong terus berkata.
"Aissh bibir itu, begitu dekat. Jung Yunho lakukan sekarang.", batin Yunho juga terus berkata.
Yunho semakin mendekatkan wajahnya pada Jaejoong. Sampai akhirnya bibir Yunho menyentuh bibir Jaejoong tanpa ada penolakan dari Jaejoong. Yunho semakin melumat bibir Jaejoong. Jaejoonpun menikmatinya, walau tidak membalas ciuman Yunho. Dengan lembut Yunho melepas ciumannya.
"Maafkan aku.", Yunho sepertinya menyesal akan perlakuannya pada Jaejoong.
Jaejoong tersenyum manis. "Bisa lepaskan pelukanmu Yun?", pinta Jaejoong lembut. Yunhopun segera melepas pelukannya.
"Aku masuk dulu ya, sepertinya aku sudah kedinginan terlalu lama diluar sini.", pamit Jaejoong. Ia salah tingkah, lalu langsung pergi meninggalkan Yunho ke dalam cottage.
Yunho hanya melihat Jaejoong yang semakin jauh dan sampai tak terlihat lagi.
"Aku mencintainya.", teriak Yunho sekencang-kencangnya.






Love is Enemy.. Part 17..



Di meja makan, saat sarapan pagi. Yunho dan Jaejoong seakan canggung satu sama lain. Mereka tidak saling bicara, namun lebih sering melirik pandang ke arah masing-masing.
"Sayang kau lihat mereka! Ada apa dengan mereka aneh sekali.", bisik Heechul pada Hangeng yang sedari tadi memperhatikan sikap aneh Jaejoong dan Yunho.
"Entahlah, mungkin mereka bertengkar tadi malam. Aku aneh pada mereka ini.", kata Leeteuk pelan.
"Haha.", Heechul tertawa kecil karena kata-kata Hangeng. "Kau ini. Sayang buka mulutmu, ini aku suapi, aaaa.", Heechul menyuapi Hangeng. Dan Leeteuk memakan suapan Heechul, lalu tersenyum manis pada Heechul.
Ponsel Jaejoong berbunyi ada sebuah pesan masuk.
"Aish, Yunho. Dasar orang ini.", kata Jaejoong dalam hati saat melihat layar ponselnya ternyata pesan itu dari Yunho. Ia melirik Yunho yang berpura-pura lahap menyantap makanannya.
From: Yunho gila
Pesan: Seksi, jangan diam saja. Kau malu ya padaku?
Jaejoong membaca pesan itu dengan sedikit menahan tawanya. Ia melirik Yunho yang menampakan wajah mengejek. Jaejoong memicingkan matanya dan mencibirkan mulutnya. Namun Yunho malah tersenyum dan memainkan alisnya.
"Pria gila, duduk disebelahku saja masih harus mengirim pesan. Dasar.", kesal Jaejoong pelan.
"Habis kau diam saja. Oh ya, maaf soal tadi malam Joong.", Yunho menyinggung kejadian tadi malam.
"Tidak apa. Aku senang.", Jaejoong tersenyum manis.
"Apaaa?", Yunho terkejut. Benar-benar terkejut, sampai semua orang melihat ke arah Yunho.
"Dasar gila.", ejek Jaejoong melihat kelakuan bodoh Yunho.
"Kau ini kenapa sih Yunho, teriak-teriak.", tanya Changmin heran pada temannya itu.
"Aish, tidak. Sudah kalian makan saja.", Yunho mengalihkan pembicaraan. Dan melanjutkan makannya berpura-pura tidak ada apa-apa.
Semua kembali melanjutkan makannya, sambil menggelengkan kepalanya.
"Seksi. Tadi kau bilang apa?", tanya Yunho melanjutkan pembicaraannya yang terpotong.
"Ah diam kau Yunho.", Jaejoong menahan malunya.
"Aish, ayolah tadi kau bilang apa?", paksa Yunho sambil menyenggol Jaejoong.
Jaejoong memicingkan matanya. "Iya aku senang soal tadi malam. Puas kau?", kesal Jaejoong menahan malunya bukan main.
Yunho tertawa kecil, ia tersenyum-senyum senang mendengar perkataan Jaejoong.
"Ah kau gila ya?", sindir Jaejoong yang terus memperhatikan Yunho.
"Aku menyukaimu, honey.", Yunho berbisik di telinga Jaejoong.
Jaejoong tersenyum mendengarnya, "Sudah makan saja, jangan banyak bicara.", Jaejoong malu bukan main. Wajahnya memerah seperti tomat yang baru dipanen dari kebun.
....
Yunho meminta Changmin dan Yoochun untuk ke kamarnya.
"Kenapa Yun?", tanya Yoochun saat memasuki kamar Yunho bersama Changmin.
"Aku menyukai Jaejoong.", kata Yunho langsung tanpa basa-basi lagi.
"Hahahahahaha.", Changmin dan Yoochun tertawa terbahak-bahak mendengar kata-kata Yunho.
"Aish, kenapa kalian tertawa. Membuatku kesal saja.", kesal Yunho.
"Maaf. Habis kau, sudah dari dulu aku bilang kau menyukainya. Tapi selalu menyangkal. Sekarang akhirnya kau mengakuinya juga kan. Dasar keras kepala.", Changmin berkata panjang lebar, lalu melempar Yunho dengan bantal.
"Kau ini, sudah diam.", Yunho menahan malunya.
"Iya-iya, sekarang kau maunya apa?", tanya Changmin lagi serius.
"Aku ingin dia jadi kekasihku. Yoochun ajari aku, untuk menaklukannya.", pinta Yunho seperti anak kecil.
"Aish, bukannya kau sering menaklukan wanita.", sindir Yoochun.
"Ya memang seperti itu. Tapi entah kenapa, kali ini aku tidak bisa berpikir cara untuk menaklukannya.", Yunho sedikit putus asa.
"Aish, kau benar-benar menyukainya. Kau nyatakan saja langsung perasaanmu, pasti dia suka. Ya ditambah sedikit rayuan tidak masuk akal, biasanya wanita mudah takluk. Ya seperti wanita-wanita yang jatuh dalam pelukanku itu.", kata Yoochun santai menjelaskan cara yang biasa ia gunakan untuk menaklukan wanita.
"Ckckckck, dasar playboy kau Chun.", ledek Changmin pada Yoochun. "Ku adukan pada Junsu nanti.", ancam Changmin bercanda.
"Dasar bodoh, itu kan dulu. Awas kalau sampai Junsu marah padaku. Kau akan mati Min.", ancam balik Yoochun sambil memicingkan matanya.
"Aish, serius sekali kau. Aku kan hanya bercanda.", Changmin sedikit takut akan ancaman Yoochun.
Yunho terus memikirkan kata-kata Yoochun.
"Aish, terimakasih ya Chun. Kau sudah mengajakku ke pulau ini.", Yunho memeluk Yoochun.
"Aish, lepaskan aku. Nanti kalau Junsu lihat, dia akan berpikir macam-macam.", gurau Yoochun bercanda.
"Dasar kau.", kata Yunho namun tetap memeluk Yoochun.
"Haha, iya Yun tenang saja. Ini baru leader kami.", kata Yoochun dan membalas pelukan Yunho.
"Hahahahaha.", Changmin malah tertawa kencang.
Yunho dan Yoochun saling melirik, mengisyaratkan 'ayo habisi dia'. Dengan cepat, Yunho mendorong Changmin ke atas kasur, dan Yoochun memukul-mukul Changmin dengan bantal.
"Aish, kalian ini. Beraninya berkomplot. Sakit tau.", protes Changmin kesal karena dianiaya teman-temannya.
"Lagian kerjamu tertawa saja.", Yunho menimpa badan Changmin.
"Berat Yun, badanmu seberat gajah menimpa tubuh seksiku ini. Iya ampun, sudah kalian ini. Iya aku tidak tertawa. Sudah, jangan menggangguku. Hus, hus.", Changmin sudah tidak bisa berkutik lagi dan menyerah.
"Hahahahaha. Dasar kau Min.", Yoochun tertawa karena lucu melihat Changmin meminta ampun. Yunho dan Yoochun melepaskan Changmin.
"Dasar kalian berdua. Belum pernah aku hancurkan dengan otakku ini ya. Akan kubalas nanti.", ancam Changmin kesal dan memukul pelan kepala Yunho dan Yoochun.
"Dasar bodoh.", ejek Yunho, membalas memukul kepala Changmin.
Akhirnya mereka tertawa bersama-sama.






Love is Enemy.. Part 18..



Yunho keluar kamar dan langsung menarik lengan Jaejoong yang sedang berbincang dengan yang lain. Jaejoong dan yang lainpun terkejut dengan sikap Yunho.
"Yunho, lepaskan.", Jaejoong memukul-mukul tangan Yunho. Tapi Yunho diam saja. Ia tetap saja menarik Jaejoong keluar cottage.
"Kau ini. Mau bawa aku kemana? Aish, kenapa harus menarikku. Ah kau menyebalkan.", kesal Jaejoong bukan main. Cengkraman tangan Yunho begitu erat, mau berusaha seperti apapun susah untuk melepasnya.
"Aish kau bawel sekali.", Yunho berhenti di samping sebuah batu karang besar.
"Ayo naik.", suruh Yunho. Yunho membantu Jaejoong naik ke atas batu karang itu. Merekapun duduk berdampingan disana.
"Kau tau tidak cengkramanmu menyakitkan. Dasar pria gila, kalau hanya ingin membawaku kesini jangan menarik-narikku. Dasar.", omel Jaejoong panjang lebar saking kesalnya.
"Diam. Berisik honey.", Yunho sedikit membentak Jaejoong. Yunho menarik nafasnya dalam, ia masih gugup luar biasa untuk mengutarakan maksudnya.
Ia membalikan badannya benar-benar menghadap Jaejoong. Lalu menatap dalam mata Jaejoong.
"Aku mencintaimu Joong.", Yunho dengan jelas mengungkapkan perasaannya.
"Apa?", Jaejoong kaget bukan main.
"Iya aku mencintaimu.", Yunho kembali menekankan perasaannya.
Jaejoong kehabisan kata-kata, lebih tepatnya ia tidak tahu apa yang ingin ia katakan.
"Jangan diam honey. Beri aku jawaban.", pinta Yunho dengan wajah yang sedikit kecewa.
Tapi Yunho tetap tidak mendapat respon apapun. Kali ini Jaejoong merasakan semua tubuhnya kaku. Kata-kata Yunho menusuk hatinya. Ia tidak menyangka Yunho akan berkata seperti itu. Tapi ia begitu senang.
Akhirnya Jaejoong memberikan senyum manisnya. Yunho senang melihatnya.
"Apa maksud senyummu itu Joong?", tanya Yunho meyakinkan.
"Pokoknya seperti itu saja, sudah jangan banyak tanya.", ketus Jaejoong untuk menahan malunya. Karena wajahnya makin memerah.
"Aish kau ini, disaat seperti ini. Masih saja menyebalkan.", kesal Yunho. "Aku serius honey. Jadi apa jawabanmu?", Yunho kali ini menampakan wajah seriusnya.
"Jawabanku? Memangnya kau tanya apa?", tanya Jaejoong berpura-pura bodoh. Itu semakin membuat kesal Yunho.
"Kau ini, mau tidak jadi kekasihku?", Yunho memperjelas pertanyaannya dengan kesal.
"Bagaimana ya? Kalau kau menggendongku kesana. Baru akan aku beritahu jawabanku.", Jaejoong menunjuk ke arah laut sambil memainkan alisnya.
Yunho tersenyum, ia berjongkok dan memberikan punggungnya pada Jaejoong.
"Naiklah.", suruh Yunho lembut. Jaejoongpun melingkarkan tangannya di leher Yunho. Yunho menggendong Jaejoong ke arah laut.
"Yun, kenapa kau mencintaiku?", tanya Jaejoong di telinga Yunho.
"Karena kau Kim Jaejoong. Kau angkuh, tapi aku tau kau baik. Lagipula kau satu-satunya gadis yang bersikap sebenarnya. Gadis lain selalu berpura-pura manis didepanku. Sedangkan kau, kau, kau gadis yang sangat menyebalkan.", jelas Yunho panjang lebar sambil sedikit menggoda Jaejoong.
"Aish jahat sekali kau. Aku dibilang menyebalkan. Lagipula untuk apa aku bersikap manis didepanmu.", kesal Jaejoong manja.
"Liat saja sekarang saja masih menyebalkan.", ledek Yunho. Kini volume air laut sudah menyentuh lutut Yunho.
"Sudah turunkan aku, kau terus mau membawaku ke tengah laut. Dasar.", kesal Jaejoong.
"Jawab dulu pertanyaanku. Baru aku berhenti berjalan.", paksa Yunho.
"Iya,iya aku mau. Menyebalkan sekali.", Jaejoong berpura-pura kesal.
"Yang benar? Bilang dulu kau mencintaiku.", paksa Yunho lagi.
"Tidak mau. Sudah turunkan aku.", Jaejoong menggoda Yunho. Ia memaksa turun. Akhirnya Jaejoong berhasil turun dari gendongan Yunho.
"Aku tidak mau jadi kekasihmu. Kau menyebalkan.", Jaejoong menjulurkan lidahnya.
"Aish gadis gila.", Yunho menyiprat-nyipratkan air laut ke arah Jaejoong.
"Yunho basah. Jangan bermain dengan air laut. Kau ini menyebalkan.", Jaejoong membalas menyipratkan air pada Yunho.
"Habis kau mencoba mempermainkanku.", kesal Yunho. Lalu Yunho menarik Jaejoong ke dalam pelukannya.
"Honey, jangan bercanda lagi. Aku serius. Aku mencintaimu. Aku ingin tau bagaimana perasaanmu.", Yunho menatap tajam mata Jaejoong.
"Jangan menatapku seperti itu. Pokoknya perasaanku ya seperti itu. Jangan memaksaku, aku tidak bisa mengatakannya.", Jaejoong memasang wajah menggemaskan, lalu ia mencium pipi Yunho. "Sudah lepaskan aku, kau kan sudah tau jawabanku bunny.", pinta Jaejoong lalu mengedipkan sebelah matanya.
"Sekarang kau panggil aku bunny? Berarti boleh aku panggil kau honey.", tanya Yunho senang.
"Aish kau ini, dari dulu juga kau memanggilku honey. Bodoh.", canda Jaejoong pada Yunho.
"Aku kan hanya. Ah sudahlah. Yang penting, aku mencintaimu. Mencintaimu. Mencintaimu.", Yunho berkata seperti anak kecil yang manja.
"Kau seperti anak kecil Yun. Ayo masuk. Aku sudah basah, karena kau. Menyebalkan.", Jaejoong menarik tangan Yunho.
"Sekalian saja.", Yunho mendorong pelan tubuh Jaejoong hingga ia terduduk dan terendam air laut. Dan kini ia benar-benar basah.
"Week. Bye seksi. Aku masuk duluan.", Yunho menjulurkan lidahnya, lalu meninggalkan Jaejoong yang masih terduduk kesal.
"Pria gila. Yunho menyebalkan.", Jaejoong berteriak kesal.
Yunho kembali ke cottage dengan wajah sumringah, dan semua tampak penuh tanya.
"Kau basah? Jaejoong dimana?", tanya Junsu heran.
"Dia masih berendam air laut.", tersungging senyum licik dari bibir Yunho.
"Yun bagaimana?", tanya Yoochun.
"Sesuai yang kumau.", jawab Yunho senang.
"Kalian bicara apa?", tanya Junsu lagi penasaran.
"Tanya saja pada temanmu nanti.", kata Yunho membuat banyak tanda tanya pada semua yang tidak mengerti.






Love is Enemy.. Part 19..


Jaejoong tidak langsung kembali ke cottage, ia duduk di pesisir pantai berbagi kesenangannya dengan alam.
"Jung Yunho aku membencimu. Kau menyebalkan.", kata Jaejoong pelan, namun senyumnya tersungging di bibirnya.
"Aish kenapa harus kau bun. Bunny? Panggilan yang lucu untuknya. Aku senang saat ini.", Jaejoong merebahkan dirinya ke pasir, tidak perduli sedikit sinar matahari menyorot tubuhnya.
....
Malam ini mereka membuat pesta barbeque. Tapi buat Yunho dan Jaejoong ini bukan pesta barbeque biasa, tapi merupakan pesta hari bahagia mereka.
"Aish, jangan dekat-dekat, sana Yun.", Jaejoong malu karena Yunho terus mendekatinya.
"Kau ini honey, panggil aku bunny. Jangan Yunho.", protes Yunho karena lagi-lagi Jaejoong memanggilnya Yunho.
"Bawel. Iya bunny. Sana-sana aku mau memanggang.", usir Jaejoong, ia membuat wajahnya begitu menggemaskan.
"Aish wajahmu jangan berlagak manis honey.", ledek Yunho sambil mengacak-acak rambut Jaejoong.
"Aku memang sudah manis tau.", kata Jaejoong dengan angkuhnya sambil merapihkan kembali rambutnya.
"Jika dihadapan Yunho, Jaejoong selalu saja bersikap seperti anak kecil. Dia manis sekali.", kata Junsu berbisik pada Key, Heechul, dan Kyuhyun yang sedaritadi memperhatikan tingkah Jaejoong.
"Bukan hanya anak kecil. Dia seperti bukan Jaejoong yang kita kenal.", tambah Heechul membenarkan.
"Kalian ini ada-ada saja baby.", canda Key dengan centilnya.
"Hahahaha.", Kyuhyun tertawa pelan. "Awalnya, aku kira kalian empat wanita menyebalkan. Ternyata tidak, aku senang bisa berteman dengan kalian.", kata Kyuhyun senang.
"Aish kau ini Kyuh.", kata Junsu.
"Iya ini kan karena Junsu yang berpacaran dengan si playboy. Jadi ya kita bisa dekat.", kata Heechul menggoda Junsu. Junsu hanya tersenyum-senyum malu.
Jaejoong datang dengan memicingkan matanya, "Kalian membicarakanku ya?", tanya Jaejoong percaya diri.
"Ah baby, kau percaya diri sekali. Kami sedang menggoda Junsu tau.", Key berkata santai saja. Jaejoong hanya tersenyum tidak bersalah.
"Ah onewku mana ya? Aku merindukannya.", tiba-tiba Key teringat dengan Onew. Dan matanya berputar mengeliling mencari keberadaan Onew.
"Dasar kau Key.", Junsu tersenyum geli.
Onew baru muncul, ia baru keluar dari cottage dan bergabung dengan yang lain.
"Baby!", teriak Key, ia langsung memeluk Onew. Onew heran, namun dia membalas memeluk Key.
"Aku merindukanmu.", kata Key begitu manja.
"Aku baru tahu, ternyata ada yang lebih manja daripada Changmin. Hahahaha.", ejek Yunho. Dia melirik ke arah Changmin yang kesal. Begitupun Key, dia mendengus pada Yunho.
"Bunny diam kau. Jangan coba menggoda Key. Kau akan berurusan denganku.", kali ini Jaejoong yang marah pada Yunho. Dia memicingkan matanya kesal.
"Berani kau padaku? Bukannya membelaku. Dasar kekasih macam apa kau?", Yunho balik memicingkan matanya pada Jaejoong.
"Berani, memangnya buat apa aku takut padamu. Key temanku. Dasar gila.", kesal Jaejoong. Ia kembali bertengkar dengan Yunho.
"Aish, sudah jadi kekasih tetap saja bertengkar. Sudahlah, kalian ini.", Junsu menengahi pertengkaran mereka.
Namun Yunho dan Jaejoong saling mendengus dan saling membelakangi satu sama lain.
"Aish, temanmu itu sayang.", Hangeng menyenggol Heechul. Heechul hanya tertawa kecil.
Saat selesai memanggang, para gadis membawa makanannya dan duduk disamping kekasihnya masing-masing.
Yunho dan Jaejoong tetap saja tidak bersahabat.
"Kau pacar macam apa sih hon. Aku marah bukannya kau merayu.", protes Yunho pada Jaejoong.
"Kau kan pria, kenapa bukan kau saja yang merayuku.", kata Jaejoong tidak mau kalah.
Yunho tersenyum. "Jadi kau mau aku rayu.", goda Yunho sambil meniup telinga Jaejoong.
"Diam Yun!", Jaejoong salah tingkah. Entah mengapa Jaejoong selalu tersipu malu bila didekat Yunho. Tidak seperti biasanya, ia seperti gadis yang baru pertama kali menjalin hubungan.
"Bunny, honey! Itu akan terdengar lebih mesra.", sindir Yunho.
"Ah kau ini. Iya bunny! Sekarang makan. Mau aku suapi?", tanya Jaejoong ia tersenyum. Yunho mengangguk dan lalu memakan makanan dari tangan Jaejoong.
"Sayang jangan gigit jariku.", Kyuhyun reflesk meringis karena Changmin menggigit telunjuknya saat menyuapi Changmin.
"Maaf bi. Aku sengaja.", kata Changmin polos saja.
"Kau ini. Menyebalkan.", Kyuhyun berpura-pura marah.
"Aish, kau marah bi. Bibi sayang.", rayu Changmin sambil memeluk Kyuhyun.
"Hahaha. Dia tuh cuma ingin kau manjakan Kyuhyun sayang.", kata Yunho menyerobot, sambil melirik Jaejoong yang kesal.
"Tidak usah pakai sayang bisa kan!", sindir Jaejoong tampak cemburu.
"Iya, diam kau Yunho.", Changmin juga kesal pada Yunho.
Kembang api dinyalakan, letupannya terlihat indah sekali diatas langit malam yang cerah.
"Aish, indah sekali.", kagum Jaejoong saat memandang langit. Yunho sedaritadi memang memperhatikan Jaejoong yang terlihat begitu manis.
"Tapi tetap saja tidak seindah kau.", kata Yunho berbisik di telinga Jaejoong. Jaejoong yang mendengar langsung memandang Yunho, tapi Yunho langsung mengalihkan pandangannya ke langit.
"Kau ini apa sih.", Jaejoong memukul pelan pipi Yunho.
"Aish, kau jahat sekali honeyku sayang.", kata Yunho manja teramat sangat.
"Kau manja sekali bun. Ini bukan kau. Kau biasanya kan menyebalkan.", kata Jaejoong santai.
Yunho tersenyum, lalu ia mencium pipi Jaejoong. "Malam ini aku tidak ingin membuatmu kesal. Aku sedang ingin bermanja seperti Changmin.", kata Yunho sambil mengedipkan matanya.
"Kau ini, aku tidak mau memanjakanmu.", tolak Jaejoong bergurau.
"Kalau begitu aku saja yang memanjakanmu.", Yunho menarik Jaejoong ke dalam pelukannya. Jaejoong tertawa kecil karena itu.







Love is Enemy.. Part 20..


"Sayang kau sudah tidur?", tanya Yoochun saat membuka pintu kamar Junsu.
Junsu langsung melihat ke arah pintu. "Ah kau. Aku belum tidur!", Junsu yang sedang merebahkan diri dibalik selimutnya langsung menyibakan selimutnya dan mendudukan dirinya.
"Boleh aku masuk?", tanya Yoochun meminta ijin.
"Masuklah sayang.", suruh Junsu dengan kedua tangannya siap menyambut Yoochun dengan pelukan. Yoochun menutup pintu kamar Junsu dan menerima pelukan Junsu.
"Sayang aku ingin bersamamu malam ini.", bisik Yoochun lembut namun manja.
"Kau nakal sayang. Sini disampingku.", Junsu menepuk kasur tanda Yoochun untuk duduk disampingnya. Yoochun naik ke tempat tidur dan duduk disamping Junsu.
Yoochun terus memandangi wajah Junsu. "Ini Junsu kekasihku?", gurau Yoochun.
"Kau ini. Bukan. Aku kekasih Park Yoochun. Kau aneh sekali.", kata Junsu bercanda campur heran.
"Bukannya kau terkenal paling sulit didekati, tapi sepertinya aku mudah saja mendapatkanmu.", canda Yoochun sedikit angkuh.
"Kau kan playboy jadi sudah tau bagaimana cara menaklukan semua jenis wanita. Tapi setelah bersamaku, kau tidak akan bisa jadi playboy lagi. Lihat saja.", ancam Junsu dengan tampang seriusnya.
"Iya, tapi aku tidak terima. Playboy sepertiku kau taklukan.", gurau Yoochun manja.
"Berarti itu kehebatanku.", dengan angkuh Junsu berkata.
Yoochun tersenyum, ia memeluk Junsu lagi. "Kim Junsu.", bisik Yoochun mendesah, lalu ia mulai menciumi daerah leher Junsu.
"Kau ini apa-apan sayang.", kata Junsu dengan nada yang menggoda.Tanpa berkata, dengan mata liarnya Yoochun mendorong tubuh Junsu sehingga tubuh Junsu terhempas di tempat tidur. Junsu yang menyadari maksud Yoochun langsung menarik tubuh Yoochun, kali ini Yoochun sedikit menindih Junsu.
"Kau juga nakal ya sayang.", kata Yoochun senang dengan tingkah Junsu.
Tidak sabar, ia langsung mencium bibir Junsu. Kali ini dengan lumatan yang kasar seperti dalam nafsu yang besar. Junsu mengerang saat Yoochun menggigit bibir bawahnya. Junsupun membalas ciuman Yoochun. Sudah puas merekapun melepas ciuman mereka.
"Kau kasar Chun.", protes Junsu lalu mendorong Yoochun dari tubuhnya. Dan ia kembali duduk dan bersandar pada kepala tempat tidur.
"Kau ini sayang.", Lalu Yochun mencium pipi Junsu.
Junsu tersenyum."Aku mau tidur Chun. Sudah sana ke kamarmu. Jangan menggangguku lagi.", usir Junsu berpura-pura kesal namun wajahnya dibuat begitu menggemaskan.
"Aish, kau galak sekali. Iya aku kembali ke kamar. Selamat malam Jun.", Yoochun kembali mencium pipi Junsu sebelum ia keluar dari kamar Junsu. Junsu tersenyum manis.
"Sayang!", panggil Junsu. Yoochun terhenti langkahnya. Dan berbalik pada Junsu.
"Apa?", tanya Yoochun heran.
"Tidak. Sudah sana.", Junsu tersenyum puas mengerjai Yoochun.
"Dasar kau ini. Yasudah night, sayang", kata Yoochun manis.
"Sayang!", panggil Junsu lagi saat Yoochun baru saja mau membuka pintu. Yoochun menatap Junsu kesal.
"Apalagi?", tanya Yoochun ketus. Junsu hanya tersenyum seperti anak kecil.
"Kau ini, awas ya memanggilku lagi.", ancam Yoochun. Junsu hanya menahan tawanya.
Kemudian Yoochun membuka pintu kamar Junsu dan segera keluar.
"Sayang!", panggil Junsu lagi. Kali ini Yoochun benar-benar kesal. Ia memicingkan matanya. Lalu menghampiri Junsu. Wajahnya dipasang begitu penuh amarah. Junsupun ketakutan.
"Kau mau mengerjaiku.", tanya Yoochun serius. Junsu menutup wajahnya dengan bantal karena Yoochun menatapnya kesal.
"Sebagai hukuman, aku akan tidur disini bersamamu.", kata Yoochun. Ia naik ke tempat tidur dan memeluk Junsu.
"Hahahaha.", tawa Junsu terpecah akhirnya. "Itu memang maumu. Dasar kau ini. Yasudah tidurlah, tapi jangan berbuat macam-macam padaku. Awas kau.", ancam Junsu, sambil membenarkan letak selimutnya dan mulai memejamkan matanya.
....
Hari terakhir liburan, mereka kembali ke Seoul. Kota yang penuh dengan kesibukan.
"Aku duluan ya, mau antar Jaejoong pulang.", pamit Yunho memisahkan diri dari yang lain.
"Hati-hati baby.", kata Key riang.
Mereka berpisah di tempat.
Yunho menarik Jaejoong ke mobil Yunho yang sudah menjemputnya.
"Aish kasar sekali menarikku seperti itu. Menyebalkan.", gerutu Jaejoong di dalam mobil.
"Sudah jangan banyak bicara. Kau ini.", kesal Yunho.
"Terserahku, ini kan mulutku. Jadi aku bisa berkata apapun.", kata Jaejoong begitu menyebalkan.
"Ini juga tanganku, terserah aku mau menarikmu sekasar apa.", kata Yunho tak mau kalah.
"Apa-apaan kau ini. Kau menyebalkan sekali. Sudah jangan duduk dekat-dekat denganku. Sana.", kesal Jaejoong bukan main. Ia memicingkan matanya ke arah Yunho.
"Siapa yang mau dekat-dekat. Hiuh. Ini kan mobilku, kenapa kau sok mengatur.", Yunho berbalik memicingkan matanya. Dan menggeser posisi duduknya menjauhi Jaejoong.
"Yasudah turunkan aku disini. Menyebalkan.", sinis Jaejoong.
Yunho merasa dia keterlaluan. "Maaf, jangan begitu honey. Iya aku tidak akan menyebalkan.", sesal Yunho dengan tampang memelasnya.
"Tidak mau. Kau sudah membuatku kesal.", Jaejoong tetap marah, ia mencibirkan bibirnya. Dan memalingkan wajahnya dari Yunho seperti anak kecil mencari perhatian.
"Kau ini, kalau mau berbaikan padaku. Aku akan membelikanmu yang warna pink, tidak warna ungu. Biar lebih seksi.", gurau Yunho bermaksud agar Jaejoong tertawa.
"Ah kau bunny. Jahat sekali. Kau menyebalkan.", Jaejoong memukul-mukul dada Yunho.
"Hahaha, dasar gadis gila. Kau ini, aku yang sakit kau pukuli seperti itu.", eluh Yunho manja.
"Haha, aku senang kalau kau kesakitan.", Jaejoong akhirnya tertawa.
Yunhopun tersenyum melihat Jaejoong tertawa.
"Kau manis sekali.", bisik Yunho. Membuat Jaejoong tersipu malu.

No comments:

Post a Comment