Saturday, May 29, 2010

Fan Fiction.. He is Kim Jeong Hoon..

Dita mulai pusing dengan pelajarannya, ia tidak memperhatikan guru didepannya, ia malah menggoreskan nama Kim Jeong Hoon sampai memenuhi buku tulisnya.
"Kapan bel berbunyi, istirahat aku mau istirahat. Pelajarannya membosankan.", dumel Dita dalam hati. Ia tidak sadar Yunho, gurunya sudah ada di sampingnya. Dengan cepat Yunho mengambil buku tulis Dita. Lalu dipamerkannya di depan kelas. Wajah Dita langsung memerah karena malu. Ia melirik pada Jeong Hoon yang juga melirik padanya. Wajah Dita semakin memerah.
"Dita, kapan pernah ada mata pelajaran bernama Kim Jeong Hoon diajarkan oleh saya?", sindir Yunho dengan nada keras.
"Eeee, ii tt uu..", Dita salah tingkah.
"Sudah, keluar dari kelas saya.", usir Yunho. Tanpa babibu Dita langsung ngibrit keluar kelas.
"Ah bodohnya, mau aku taruh dimana mukaku dihadapan Hoon nanti.", Dita memukul-mukul kepalanya.
...
Siang itu, Dita masih memikirkan kekonyolannya tadi. Ia lesu, tidak sadar kalau kelasnya sudah kosong. Karena bel pulang sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu. Ia membenamkan wajahnya ke meja.
"Eheem. Boleh aku duduk disampingmu?", tanya seorang namja. Dita mendongak ke arah namja itu. Matanya terbelalak tidak percaya. Tanpa menunggu jawaban Dita namja itu langsung mengambil posisi di tempat duduk disamping Dita. Wajah Dita kembali memerah, kini ia gugup luar biasa. Karena di hadapannya terdapat Kim Jeong Hoon, namja yang ia sukai sejak setahun lalu. Mulutnya terkunci rapat.
"Kau menyukaiku ya?", tanyanya penuh percaya diri.
"MWO??", mata Dita semakinmembuka lebar.
"Kenapa tidak bilang dari dulu.", seloroh Jeong Hoon. Dita hanya tertunduk malu.
"Kali ini habis riwayatku.", eluh Dita dalam hati.
"Kau diam saja, apa kau risih aku disini. Kalau begitu aku pamit.", kata Jeong Hoon dengan kecewa.
"Aniyo, tidak.", kataku cepat terlihat bodoh sekali.
"Hahahaha.", Jeong Hoon tertawa.
"Apanya yang lucu?", tegur Dita, padahal ia tahu sekali semua ini karena tingkahnya. Jeong Hoon menghentikan tawanya. Dan menggenggam tangan Dita.
"Akupun menyukaimu, namun aku malu. Tapi ketika aku tau kaupun menyukaiku aku memberanikan diriku. Dita kau mau kan jadi pacarku?", katanya membuat jantung Dita copot di tempat. Dita hanya diam.
"Karena diam, berarti kau setuju.", Jeong Hoon menyimpulkan sendiri. Ia menjentikan jarinya agar Dita tersadar. Ditapun tersadar dan mengangguk setuju. Ia senang bukan main.
Secara tiba-tiba Jeong Hoon mencium pipi Dita, dan mengedipkan matanya. Dita tersipu malu.




THE END

No comments:

Post a Comment