Saturday, May 29, 2010

Fan Fiction.. Kenangan Tentangmu..

Aku menatap lurus ke arah sungai. Aku masih mencari jawaban yang selama ini kucari.
'Kau senang sekali melamun.', tegurnya mengejutkanku. Aku hanya tersenyum.

***

'Uni ikut aku.', paksanya, lalu menarikku pergi, ketika aku mau memasuki kelasku.
'Lee Min Ho, jangan terlalu cepat. Aku hampir jatuh.', eluhku sedikit bernada keras. Ia memperlambat langkahnya, dan membawaku ke taman sekolah.
'Aku ingin kau jadi pacarku.', katanya tanpa ragu, namun terpancar kegugupan dari wajahnya. Ia mengeluarkan setangkai mawar putih dari balik tubuhnya. Aku tersenyum senang. Mungkin karena ini yang sudah lama aku tunggu.
'Ne, aku menyetujuinya.', kata-kata itu mengalir begitu saja dari bibirku. Kuambil mawar yang ia sodorkan padaku.
'Hahaha, baguslah. Kenalkan aku Lee Min Ho, namjachingumu.', katanya sambil menyodorkan tangan kanannya padaku. Aku tertawa melihat kelakuannya yang seperti anak kecil. Ia cemberut karena aku tidak memperdulikannya. Aku mengacak-acak rambutnya karena gemas. Lalu pergi meninggalkannya yang tampak senang.

---

'Kau ini, aku tau. Lanjutkan lamunanmu.', suruhnya. Aku tau hatinya teriris saat ini karenaku. Aku kembali menatap lurus sungai dihadapanku. Tanpa bicara satu katapun.

***


Hampir setiap hari ia mengajakku ke taman sekolah saat istirahat.
'Jagiya, kau harus ingat. Sampai aku mati, bahkan sampai kapanpun. Kau akan selalu ada disini. Saranghaeyo.', katanya sambil memegang dadanya.
'Aku sudah tau itu.', sautku singkat. Namun senyumku mengembang lebar.
'Jagi, aku ingin kau bilang kau mencintaiku. Aku tidak pernah mendengarnya.', pintanya dengan wajah yang memelas.
'Tidak mau, tidak akan pernah kau mendengarnya.', kataku menggodanya. Ia hanya tersenyum geli karena tau aku bercanda. Lalu aku pergi berlalu meninggalkannya yang masih terlihat senang. Aku selalu saja meninggalkannya, tak pernah ia meninggalkanku lebih dulu.

---

'Kau jahat, membalasku seperti ini.', teriakku dalam hati. Aku lempar batu kecil ke sungai. Kini aku menangis. Ia, menarik kepalaku bersandar ke pundaknya yang lebar.

***

Seseorang menepuk pundakku. 'Uni.', panggilnya membuatku menghentikan langkahku. Ia terlihat sangat panik.
'Lee Min Ho, ia kecelakaan.', katanya panik memberitahuku. Tiba-tiba semua darahku serentak berhenti mengalir, tidak ada kekuatanku untuk menopang tubuhku lagi.

Bruuukkk
Tubuhku ambruk, ia membopongku untuk duduk dan menenangkanku.
'Min Ho dimana sekarang?', tanyaku lemah hampir tanpa suara dengan tangisan yang tertahan.
'Rumah sakit.', katanya singkat. Aku langsung minta diantarkan, aku tidak perduli aku bolos dari sekolah. Aku mencari Min Hoku. Diperjalan, ia menceritakan Min Ho tertabrak tepat saat akan menyebrang ke arah sekolah. Ia memegang setangkai bunga mawar putih, yang enggan ia lepaskan.

---

Aku membuka tasku, ku ambil mawar putih yang sudah mengering di dalam bingkai kaca. Kini aku tidak bisa memandang jelas, karena terhalang butiran air mataku.
'Aku tau, ini berat.', katanya. Ia berlari ke tepi sungai dan membetangkan kedua tangannya. Membiarkan angin berhembus melewati tubuhnya.

***

Hari itu aku pergi ke makamnya. Aku menangis di hadapan pusaranya.
'Mengapa kau tinggalkan aku, bukankah aku yang selalu meninggalkanmu. Apa kau sudah bosan aku tinggalkan, sehingga kau meninggalkanku selamanya.', kataku menjerit dihadapannya. Hadapan siapa? Lee Min Ho? Dia sudah tidak akan pernah dihadapanku. 'Aku mencintaimu, kau ingin dengar itu kan. Cepat bangun. Setiap hari kau akan mendengarnya.', aku memukul pusaranya, mencabik jerami-jerami yang menghalangiku melihatnya.
'Cukup, kita pulang.', ia membantuku untuk berdiri dan membawaku ke mobilnya.
'Terimakasih.', kataku dalam hati.

---

'Jagi, cukup.', ia membentakku tepat dihadapanku. Aku tersadar aku sudah keterlaluan. Ia memelukku.
'Itu sudah berlalu, aku kira cukup untuk waktu lima tahun yang aku berikan padamu. Sekarang, aku minta jadikan aku benar-benar Min Homu. Sebagai Choi Min Ho bukan Lee Min Ho. Aku mohon.', pintanya, ia berkata dari nada tinggi yang kemudian melemah. Aku sadar Min Hoku kini bukan lagi Lee Min Ho, namun Choi Min Ho, pria yang selalu ada disampingku, pria yang selalu menopangku, pria yang selalu mengertiku setelah kau pergi lima tahun lalu. Aku sadar hanya kenangan tentangmu yang akan menemaniku. Dan kini ia adalah seseorang yang akan menemaniku dalam nyata.
'Maafkan aku Choi Min Ho, maafkan aku.', kataku berbisik di telinganya.
'Ne, ini yang aku ingin dengar darimu sejak dulu.', ia melepas pelukannya dan tersenyum padaku.
'Saranghaeyo Min Ho.', kataku sebagai balasan senyumnya.
'Aku mencintaimu Lee Min Ho dan ia Choi Min Ho.', batinku berkata.


Yang selalu aku ingat, aku akan selalu dihatinya sampai ia mati.

Dan ia tidak pernah akan pernah mendengar kata-kata aku mencintainya seperti yang ia inginkan.



THE END

No comments:

Post a Comment