Saturday, May 29, 2010

Fan Fiction.. Love is Enemy.. Part 6-10..

Love is Enemy.. Part 6..

Saat sedang dirumah Heechul.
"Sayang, aku kasihan dengan Junsu. Saat dia mencintai seorang pria. Dia harus seperti ini. Kau tau kan, dia paling sulit jatuh cinta, malahan tidak pernah sama sekali.", cerita Heechul pada Hangeng.
"Aku tidak menyangka, Yoochun benar-benar pria yang tidak memikirkan perasaan wanita.", Hangeng kesal akan Yoochun.
"Kau jangan seperti itu. Aku akan benar-benar membencimu.", ancam Heechul sambil memicingkan matanya.
"Tidak akan, kau ini.", rayu Hangeng. Heechul tersenyum dan memeluk Hangeng dengan manja.
"Sayang, kenalkan dia dengan temanmu ya. Mungkin bisa membuatnya melupakan Yoochun.", pinta Heechul.
"Iya nanti aku kenalkan.", Hangeng membelai rambut Heechul yang lembut.
....
Heechul, Key, dan Jaejoong berkumpul di rumah Junsu. Karena Junsu malas sekali keluar rumah akhir-akhir ini kecuali hanya untuk pergi sekolah.
"Jun, untuk malam ini saja. Ayo kita keluar. Sudah lama kita tidak mengadakan pesta. Club malam menunggu kita.", bujuk Heechul setengah memohon. A4 memang sengaja membuat pesta nanti malam untuk menghibur Junsu, makanya mereka bersikeras membujuk Junsu ikut. Junsu tetap menggelengkan kepalanya.
"Baby, aku mohon.", kali ini Key yang merajuk dengan mengeluarkan wajah memelasnya. Junsu tersenyum.
"Wajahmu selalu membuatku tidak bisa menolak Key. Kau ini. Iya aku ikut.", jawab Junsu setengah terpaksa.
"Nah ini baru temanku.", Jaejoong memeluk Junsu, disusul Heechul dan Key.
....
Di club malam mereka bersenang-senang, Junsu cukup menikmati.
Heechul dan Hangeng menghampiri Junsu yang hanya melihat teman-temannya turun di dance floor, "Jun ini temanku. Eunhyuk.", Hangeng mengenalkan temannya pada Junsu.
"Eunhyuk.", Eunhyuk menyodorkan tangannya.
"Junsu.", Junsu menerima tangan itu.
"Kami tinggal ya.", kata Heechul dan mengedipkan matanya pada Junsu.
Junsu berbincang dengan Eunhyuk, namun Junsu merespon kurang baik. Ia begitu dingin seperti biasa.
Tidak diduga, Killer Princes datang ke club malam itu. Yoochun yang melihat Junsu dengan Eunhyuk tampak cemburu.
"Mau apa dia kesini? Ah kenapa aku harus bertemu dengannya disini.", gerutu Jaejoong ditengah dancenya.
"Maksudmu siapa?", tanya Hyun Joong heran.
"Itu orang gila. Siapa lagi kalau bukan Jung Yunho.", kesal Jaejoong menunjuk Yunho.
"Sudah, kan ada aku.", kata Hyun Joong lalu merangkul pinggang ramping Jaejoong.
Junsu kesal melihat Yoochun. Ia langsung merubah sikapnya pada Eunhyuk menjadi baik, sengaja untuk menampakan kalau ia baik-baik saja tanpa Yoochun.
"Kita turun.", ajak Junsu menarik tangan Eunhyuk. Itu membuat Yoochun semakin cemburu. Yoochun terus memandang Junsu penuh cemburu.
"Ini gawat baby. Lihat ada Yoochun, ada Yunho.", kata Key cemas pada Onew.
"Akan ada perang disini sayang.", Onew menambah kecemasan.
Yunho dan Jaejoong saling menatap penuh kebencian.
"Sayang aku mau ke toilet sebentar.", kata Hyun Joong membuyarkan tatapan fokus Jaejoong pada Yunho. Jaejoong mengangguk. Hyun Joongpun pergi ke toilet, dan Jaejoong duduk di kursi bar sambil menenggak tequilanya. Yunho yang melihat itu kesempatan baginya langsung menghampiri Jaejoong.
"Hai sexy purple.", sapa Yunho dengan kedipan mata.
"Jangan sebut aku seperti itu.", geram Jaejoong.
"Kenapa? Apa karena sekarang kau tidak pakai warna ungu? Kalau begitu biarkan aku melihat warna apa yang sedang kau pakai, seksi", kini Yunho kembali menggoda dengan sangat memuakan.
Jaejoong kesal, lalu ia menarik kerah baju Yunho. "Kubilang jangan pernah panggil aku seperti itu lagi. Sebelum kau benar-benar mati ditanganku, pria sial.", ancam Jaejoong benar-benar marah. Lalu melepas kasar kerah baju Yunho.
Pundak Yunho disentuh sesorang dari belakang..
"Bisa tidak mengganggu pacarku.", kata Hyun Joong sopan dengan tatapan mata yang mengusir.
"Sorry! Okey. Bye seksi.", Yunho kembali menggoda sebelum benar-benar pergi.
"Arrgghh, aku kesal padanya.", gerutu Jaejoong.
"Sudah sayang.", Hyun Joong menenangkan. Namun Jaejoong tetap kesal bukan main.
Yoochun terus terbakar cemburu, iapun mencoba memanasi Junsu. Dia mencium bibir tiga wanita yang ada disampingnya secara bergantian. Junsu yang melihatnya kesal, diapun mendaratkan bibirnya di bibir Eunhyuk.
"Kau kira hanya kau.", kesal Junsu dalam hati saat mencium Eunhyuk.
Key yang juga melihat, menyenggol Heechul.
"Lihat itu, mereka saling membuat cemburu masing-masing.", Key mengarah pada Junsu dan Yoochun.
"Ini bukan Junsu.", heran Heechul.
Yoochun yang melihat benar-benar terbakar cemburu. Ia mendatangi Junsu dan Eunhyuk, langsung membalikan kasar tubuh Junsu ke arahnya.
"Kau tidak bisa lakukan ini padaku.", marah Yoochun.
"Siapa kau, datang-datang marah.", sinis Junsu.
"Aku pacarmu, jadi kau tidak bisa seenaknya saja mencium pria lain.", bentak Yoochun.
"Kata siapa? Kita sudah putus.", Junsu benar-benar geram.
Semua orang memperhatikan mereka berdua dengan heran, terlebih lagi Eunhyuk dia mungkin yang paling heran.
"Itu kau, aku tidak menyetujuinya. Jadi kau tidak bisa melakukan ini padaku.", tetap dengan nada tingginya.
"Lalu, apa denganmu mempermainkanku. Kau kira kau bisa melakukan itu padaku.", nada Junsu tidak kalah tinggi.
"Aku tidak pernah mempermainkanmu. Karena aku mencintaimu Jun.", Yoochun akhirnya menemukan kata-kata yang ingin dia ucapkan.
"Mencintaiku?", Junsu langsung luluh akan kata-kata itu.
"Iya aku mencintaimu. Mungkin awalnya aku salah. Tapi aku baru tau kalau aku mencintaimu.", Yoochun menatap dalam mata Junsu.
Junsu tersenyum, lalu memeluk Yoochun.
"Baby mereka romantis sekali.", Key terharu, ia menangis di pelukan Onew.






Love is Enemy.. Part 7..

Changmin kesal, karena daritadi dia diikuti terus oleh Yoona, fans Changmin yang tidak tau malu dan buruk rupa.
"Changmin terimalah cintaku. Aku mohon.", pinta Yoona sambil berlutut mengemis cinta dari Changmin.
Changmin mencengkram kasar dagu Yoona membuat dia berdiri.
"Kau sadar diri tidak, lihat rupamu sangat buruk, jerawatan. Gendut. Mana ada yang mau denganmu. Lihat rambutmu! Apa kau tidak pernah mencucinya. Jangan pernah berharap aku mau denganmu, memikirkannya saja aku muak.", maki Changmin pada Yoona. Lalu dilepaskanlah tangannya dari dagu Yoona.
"Hiyaks, menjijikan aku menyentuhmu. Aku harus segera ke dokter kulit.", jijik Changmin, ia segera mengelap tangannya dengan sapu tangan, lalu dibuanglah sapu tangannya ke tempat sampah.
Kyuhyun yang melihat, langsung menghampiri Changmin dan Yoona.
"Ada apa sayang?", tanya Kyuhyun dan langsung memeluk Changmin manja.
"Gadis menjijikan ini terus saja mengemis cintaku, dia tidak sadar apa. Lagian mana mungkin aku mau dengannya.", kata Changmin mengejek. Lalu membalas pelukan manja Kyuhyun lengkap ciuman di pipi mulus Kyuhyun.
"Ooh, sudah sampah seperti dia jangan dihiraukan. Kita ke kantin saja.", ajak Kyuhyun sambil memberikan senyum mengejek pada Yoona.
Saat mau melangkahkan kaki, "Changmin aku mohon.", Yoona masih mengemis sambil memeluk Kaki Changmin.
"Apa-apaan sih kau, sana.", Changmin menendang Yoona sehingga Yoona terhempas di lantai. Lalu pergi ke kantin bersama Kyuhyun.
"Dia gadis tidak tau malu sekali.", kesal Kyuhyun.
"Memang. Tapi tenang kan ada kau disampingku. Aku mencintaimu Kyuh.", kata Changmin. Membuat Kyuhyun tersenyum senang.
....
Jaejoong belum pulang, sedangkan A4 yang lain sudah pulang. Karena ada urusan. Apalagi, kalau bukan dengan kekasih mereka masing-masing. Lagipula Jaejoong harus pulang telat karena ada pelajaran tambahan sebagai pengganti selama ia tidak masuk sekolah.
"Sayang mau aku temani?", tanya Hyun Joong yang sepertinya sudah siap untuk pulang.
"Tidak usah, kau pulang saja. Lagian aku kan bawa mobil. Sudah sana.", jawab Jaejoong sedikit mengusir.
Hyun Joong tersenyum, "Kau kira kau siapa? Pada waktunya kau akan memohon padaku.", kata Hyun Joong dalam hati. Lalu pergi meninggalkan Jaejoong.
Sudah sangat sore, Jaejoongpun segera beranjak pulang. Namun ternyata hujan begitu deras. Dari gerbang sekolah ke parkiran mobilnya cukup jauh.
"Ah sial. Tidak mungkin aku hujan-hujanan. Nanti aku sakit bagaimana.", kesal Jaejoong dengan gaya manjanya.
"Yasudah tunggu saja sampai hujannya reda. Susah sekali.", kata seseorang yang muncul dari belakang.
"Kau, tidak usah ikut campur. Sana, jangan dekat-dekat.", kata Jaejoong pada seseorang itu yang tak lain adalah Yunho.
"Siapa yang mau dekat-dekat denganmu. Tidak sudi.", kata Yunho sambil mencibirkan bibirnya.
Jaejoong geram. "Jaga mulutmu, dasar pria sial."
Yunho hanya tersenyum. "Jangan berisik seksi, kancingmu terbuka lagi.", beritahu Yunho. Jaejoong langsung melihat kemejanya. Namun ternyata itu hanya bohong.
"Yunhooo!!!", kesal Jaejoong.
"Hahahahaha.", Yunho tertawa terbahak-bahak.
"Diam kau!", Jaejoong menginjak keras kaki Yunho.
"Awwwww!", Yunho meringis.
Jaejoong senang melihat Yunho kesakitan. Yunho menatap kesal pada Jaejoong. Lalu dengan cepat ia mendorong Jaejoong keras ke tembok. Dan memenjara Jaejoong dengan tangannya. "Jangan macam-macam denganku! Kau kira aku tidak berani melakukan sesuatu padamu.", gertak Yunho benar-benar marah.
"Lepaskan aku. Yunhooo!", bentak Jaejoong memberontak.
"Tidak akan honey.", Yunho makin mengencangkan cengkramannya. Membuat Jaejoong takut bukan main.
"Apa kau takut?", tanya Yunho sepertinya senang.
"Tidak.", jawab Jaejoong tetap angkuh.
"Kalau seperti ini?", Yunho merangkul pinggang Jaejoong dan menariknya mendekat pada tubuh Yunho.
"Tidak.", jawab Jaejoong tetap angkuh padahal dalam hatinya ia takut.
"Kalau seperti ini?", Yunho mendekatkan bibirnya pada bibir Jaejoong dengan mata yang tajam menatap Jaejoong dan makin mengeratkan rangkulannya.
Jaejoong benar-benar takut, akhirnya dia membenturkan kepalanya ke kepala Yunho. Itu membuat Yunho mengurungkan niatnya mencium bibir Jaejoong sambil sedikit meringis.
"Jangan harap kau bisa menciumku. Kau mengerti Yunho.", geram Jaejoong kesal bukan main. Namun tetap pada keangkuhannya. "Lepaskan aku!", berontak Jaejoong lagi.
"Fiuh, gadis sepertimu galak sekali. Nanti kecantikanmu hilang. Lagian kau pelit sekali, kan hanya sedikit honey.", goda Yunho menahan tawanya.
"Diam kau! Lepaskan aku. Kalau tidak aku akan teriak.", ancam Jaejoong yang sepertinya sudah kehabisan akal.
"Teriaklah, lagian didalam sudah tidak ada orang. Hanya ada kita berdua disini. Jadi tidak akan ada yang mengganggu kita.", tantang Yunho terlihat sangat puas.
"Yunhoooo! Lepaskan aku!", Jaejoong berteriak kencang di depan wajah Yunho.
"Berisik.", bentak Yunho. Jaejoong langsung diam.
"Jika diam seperti ini, kau kan terlihat manis honey.", bisik Yunho ditelinga Jaejoong. "Kau itu sangat cantik, tapi kau terlalu galak. Jadi aku senang sekali menggodamu, seksi.", kata Yunho menggoda dengan kedipan sebelah matanya. Jaejoong hanya diam. Lalu Yunho mencium pipi Jaejoong dan melepaskan Jaejoong.
"Aku pulang ya. Jangan pulang sebelum hujannya reda, nanti kau sakit. Bye seksi.", Yunho langsung pergi ke mobilnya dengan perasaan senang. Dia meloncat-loncat dan berteriak ditengah hujan. Jaejoong hanya tersenyum melihat tingkah Yunho.
"Seperti anak kecil. Dasar Yunho bodoh.", ledek Jaejoong.
Tak lama hujanpun reda, Jaejoong langsung pulang ke rumahnya.






Love is Enemy.. Part 8..

Yunho sedikit kurang sehat akibat kemarin dia hujan-hujanan. Jadi dia sempat diistirahatkan dulu di ruang kesehatan saat pelajaran olahraga. Jaejoong mendengar berita itu karena memang heboh diperbincangkan murid di sekolah.
Jaejoong mendatangi Yunho di ruang kesehatan. Disana memang terlihat Yunho sedikit pucat, tapi tidak terlalu seperti orang sakit.
"Kau bisa juga sakit.", ledek Jaejoong di ambang pintu.
"Pastilah, aku kan manusia. Heuh, ini juga gara-gara kau.", kesal Yunho.
Jaejoong tidak mengerti, lalu masuk dan duduk disamping tempat tidur Yunho.
"Apa maksudmu? Enak saja. Salahmu sendiri suruh siapa hujan-hujanan. Rasakan kau sakit kan.", Jaejoong tersenyum senang sekali.
"Ah pokoknya ini karena kau.", kesal Yunho sambil memicingkan matanya. "Mau apa kau kesini? Khawatir ya padaku?", goda Yunho.
"Aiisshh, percaya diri sekali kau. Aku hanya kebetulan lewat. Tidak akan sudi aku mengkhawatirkanmu.", Jaejoong memberikan alasan sekenanya dengan sedikit kesal.
"Yasudah sana pergi, ngapain lagi kau disini.", usir Yunho bercanda.
"Dasar! Aku juga malas dekat-dekat denganmu. Menyebalkan.", Jaejoong bertambah kesal. Lalu Jaejoong berdiri dari kursinya.
"Hahahahaha.", Yunho tertawa sejadi-jadinya melihat Jaejoong kesal.
"Diam kau.", Jaejoong menarik bantal di kepala Yunho untuk membungkam mulut Yunho.
"Agu hihak hisa bfenaas. (Aku tidak bisa bernafas)", Yunho meronta untuk dilepaskan. Setelah merasa puas, Jaejoong melepaskan bantal itu.
"Kau sudah gila ya. Ingin membunuhku.", marah Yunho.
"Makanya jangan macam-macam denganku.", Jaejoong senang lalu melenggang meninggalkan ruang kesehatan.
"Dasar wanita gila.", Yunho kesal namun menyunggingkan senyumnya.
....
Key heran melihat tingkah temannya yang senyum-senyum sendiri sambil menyentuh pipinya. Padahal yang lain sibuk menyantap makan siangnya.
"Baby, kau ini kenapa sih?", tanya Key heran akan Jaejoong.
"Tidak, aku hanya sedang senang Yunho sakit. Dendamku terbalas.", Jaejoong tersenyum senang.
"Ah kau jahat sekali Baby. Dia kan sakit, bukannya kasihan.", tegur Key bercanda.
"Buat apa aku kasihan padanya. Itu salah dia sendiri, suruh siapa dia hujan-hujanan seperti anak kecil kemarin. Dasar Yunho bodoh.", ledek Jaejoong sambil tersenyum-senyum mengingat kelakuan Yunho.
"Hujan-hujanan? Bagaimana kau tau dia hujan-hujanan?", tanya Heechul menyambar pembicaraan dengan penuh curiga.
"Iya, Yoochun saja tidak tau kenapa Yunho bisa sakit seperti ini.", tambah Junsu menambah kecurigaan.
Jaejoong langsung salah tingkah diborong pertanyaan seperti itu, "Emmm, i.itu a..aku..", Jaejoong gugup bukan main.
"Menyembunyikan sesuatu ya?", kata Heechul tepat pada sasaran sambil memainkan alisnya.
"Tidak kok, benar.", wajah Jaejoong memerah.
Yunho yang baru saja ke kantin dan melihat A4 langsung menghampiri mereka.
"Kau sudah baikan Yun?", tanya Junsu ketika Yunho datang.
"Sudah, tadi ada seorang gadis yang menjengukku di ruang kesehatan. Jadinya aku merasa baik.", Yunho melirik Jaejoong dengan sebelah alis yang dinaikan dengan menahan tawa.
Jaejoong kesal, "Mau apa kau kesini? Sudah sana pergi.", usir Jaejoong sinis saking kesalnya.
"Galak sekali kau honey. Aku kesini cuma mau bilang terimakasih. Terimakasih ya ciumannya kemarin.", goda Yunho sambil mengedipkan sebelah matanya ke Jaejoong lalu pergi menghampiri Killer Princes yang lain.
Mendengar itu Key, Heechul, dan Junsu serentak memandang Jaejoong menuntut sebuah cerita.
"Dasar sial. Yunhoo!", geram Jaejoong dalam hati.
"Kalian jangan memandangku seperti itu. Aku tidak melakukan apa-apa. Sungguh.", Jaejoong begitu malu akan itu.
"Bohong. Ayo cerita.", paksa Junsu.
Jaejoong menghela nafas, "Kalian ini. Iya, dia menciumku kemarin. Tapi cuma dipipi kok.", akhirnya Jaejoong mengaku walaupun malu.
"Hahaha.", Key, Heechul dan Junsu tertawa pelan melihat wajah Jaejoong.
"Jangan tertawa. Itu menyebalkan tau. Huft.", kesal Jaejoong pada teman-temannya.
"Benar menyebalkan? Tapi sepertinya kau terlihat senang.", goda Junsu lagi.
"Sudah diam. Makanlah.", Jaejoong mengalihkan pembicaraan lalu menyantap makanannya.
Ditengah makan mereka. Yunho dan Jaejoong saling pandang. Jaejoong memandang penuh kesal, namun Yunho terlihat senang.
....
Dua hari lagi akan ada acara tahunan sekolah. Perayaan ulang tahun SMA DBSK, biasanya lebih seperti pentas musik, pesta dansa, dan pemilihan King and Queen. Ya layaknya perayaan di sekolah lain, namun lebih elegan.
"Baby, nanti kita belanja mau tidak? Buat acara lusa? Kita harus tampak cantik.", ajak Key pada teman-temannya.
"Pasti sayang.", Heechul bersemangat, Junsu dan Jaejoong juga tidak kalah semangat.
"Angle Four tidak boleh terlihat buruk.", kata Jaejoong menggebu-gebu.
"Kau pasti jadi Queen lagi tahun ini Joong.", kata Junsu santai. Tahun kemarin Jaejoong dinobatkan sebagai Queen dan Yunho sebagai King.
"Ya tidak diragukan lagi. Pasti seperti itu. Jika tidakpun pasti diantara kalian. Di sekolah ini kan Angel Four yang tercantik. Siapa yang tidak akan memilih kita.", dengan angkuhnya Jaejoong berkata.
"Dan Yunho akan jadi Kingmu lagi Joong.", goda Heechul.
"Ah orang itu lagi. Aku malas jika harus berdansa lagi dengannya. Kuharap Junsu dan Yoochun saja yang menang.", kata Jaejoong kesal mendengar nama Yunho.
"Kok aku.", Junsu protes.
"Yasudah Key dan Onew, atau Heechul dan Leeteuk, atau mungkin Changmin dengan Kyuhyun. Asal jangan aku dan Yunho. Aku malas. Dia itu menyebalkan.", kata Jaejoong tambah kesal.
"Kau ini ada-ada saja baby.", kata Key gemas.
"Sudah yang penting party times!", Jaejoong kembali bersemangat.






Love is Enemy.. Part 9..


Malam itu hujan turun dengan derasnya, petir mengilat tajam, halilintar menggelegar kencang, malam yang terasa sangat menakutkan. Namun sepertinya mendukung rasa benci Hyun Joong yang tak tertahankan malam itu. Di dalam kamar yang tampak sangat tidak rapih dengan warna hitam mendominasi. Dipenuhi foto-foto yang bertebaran di lantai, tertempel di tembok, dengan tulisan 'kau harus mati' disetiap fotonya, terlihat begitu menakutkan seperti kamar seorang pembunuh.
"Kau tenang saja Min, dendammu akan aku balaskan.", kata Hyun Joong saat memandang foto adik perempuan satu-satunya.
Penuh amarah dan rasa benci Hyun Joong mengambil kasar foto Jaejoong yang terbingkai kayu warna hitam dengan percikan cat warna merah di kacanya. Ia tersenyum lalu membantingnya sampai bingkainya terkoyak dan kacanya pecah berantakan. Lalu ia mengambil lembar foto Jaejoong, dan sebuah pemantik api. Dibakarlah foto itu dengan senyum senang.
"Besok kau akan mati ditanganku.", Hyun Joong menerbangkan foto yang terbakar itu.
"Hahahahaha. Jaejoongku sayang.", Hyun Joong tampak benar-benar seperti orang gila.
Air matanya jatuh, ia menangis. "Aku sangat mencintaimu sayang. Seharusnya kau tau itu.", Hyun Joong menciumi foto besar Jaejoong yang tertempel di tembok.
"Tapi maaf, KAU HARUS MATI.", terdapat penekanan saat mengucapkannya. Hyun Joong menusuk-nusuk, mencabik-cabik foto Jaejoong dengan pisau yang ada ditangannya. Lalu ia mengiris jarinya sendiri dengan pisaunya, dan darah mengalir dari jarinya. Ia melakukannya seperti tanpa rasa sakit sedikitpun.
"Kau lihat sayang, besok dari tubuhmu akan keluar darah seperti ini. Hahahahaha.", Hyun Joong kembali tertawa. Tawa yang begitu menakutkan.
....
Malam perayaan ulang tahun SMA telah tiba. Para siswa terlihat gagah dengan setelan jas Formil, dan para siswi terlihat anggun dengan gaun pesta. Angel Four telah bersiap-siap dan segera berangkat ke tempat acara. Mereka berempat tampil sangat elegan bak putri-putri raja dengan penuh keanggunan.
Sesampainya di tempat acara, baru saja melangkahkan kaki, mereka sudah disambut pangeran-pangeran tampan sebagai pendampingnya. Semua mata tertuju pada mereka, seperti ada sebuah mantra yang mengikat pandangan mereka. Termasuk Yunho, ia begitu terpana akan penampilan Jaejoong. Terlihat begitu cantik, auranya memancar.
"Sayang, kau cantik sekali.", puji Hyun Joong berbisik di telinga Jaejoong. Jaejoong hanya tersenyum angkuh.
Mereka menikmati pestanya. Yunho melihat teman-temannya dengan pasangan masing-masing. Sedangkan ia hanya duduk menikmati alunan musik.
"Ah Jaejoong tampak cantik sekali.", puji Yunho tidak sadar saat matanya memandang Jaejoong yang sedang berbincang dengan teman-temannya dan pacarnya.
Mata Jaejoongpun secara tidak sadar mencari keberadaan Yunho, dan akhirnya mata mereka bertemu. Yunho tersenyum pada Jaejoong, dan Jaejoongpun memberikan senyum manisnya juga.
"Ah apaan-apaan ini, mengapa aku tersenyum. Dasar bodoh.", dumel Jaejoong dalam hati lalu mengalihkan pandangannya.
Tiba saat penobatan Queen dan King. Pemenangnya harus naik ke atas panggung dan berdansa bersama. Tidak diragukan, nama Jaejoong dan Yunho dipanggil ke atas panggung.
"Baby, namamu disebut sana naik.", Key menyadarkan Jaejoong.
"Aku juga tau, tapi aku malas kenapa harus dia lagi yang jadi Kingku. Kenapa tidak Hyun Joong atau siapalah.", kesal Jaejoong.
"Ah sudah sana naik.", Heechul mendorong Jaejoong untuk naik.
Jaejoong dan Yunho kini berada diatas panggung. Jaejoong tampak kesal, namun Yunho tampak begitu senang.
Jaejoong dan Yunho kini berada diatas panggung. Jaejoong tampak kesal, namun Yunho tampak begitu senang.
"Tersenyumlah, aku tidak ingin ratuku terlihat jelek seperti ini.", goda Yunho pada Jaejoong.
"Tidak akan. Tidak sudi aku jadi ratumu.", kesal Jaejoong.
Saatnya berdansa, Yunho merangkul pinggang Jaejoong. Dan Jaejoong meletakan tangannya di pundak Yunho.
"Masalah kita belum selesai, kalau bukan karena ini, aku tidak akan pernah berdansa denganmu.", kata Jaejoong mengingatkan.
"Kau pikir aku mau. Aku juga tidak mau.", kesal balik Yunho.
Jaejoong hanya mencibirkan bibirnya.
"Seksi, hari ini kau cantik sekali.", puji Yunho dengan senyumnya.
"Memang aku cantik. Kemana saja kau.", menyunggingkan senyum angkuhnya sambil memicingkan matanya.
"Iya apa katamu saja. Berisik sekali kau ini. Seperti bebek yang tidak bisa berhenti berbicara. Itu memekakan telingaku.", ejek Yunho menambah kesal Jaejoong.
"Ah Yunhooo.", geram Jaejoong bukan main sambil mengepal tangannya.
"Ckckck, kau memang pemarah. Jangan coba-coba melakukan kekasaran padaku. Kau saat ini ada dipelukanku. Jadi aku bisa melakukan sesuatu padamu dengan cepat. Ingat itu.", ancam Yunho serius. Jaejoong jadi semakin kesal dibuatnya.
"Bawel, berisik. Pria tidak tau diri.", Jaejoong menatap tajam Yunho, dengan mulut yang menyeringai.
Dari jauh sepasang mata tajam memperhatikan mereka. "Aku cemburu melihatmu dengannya sayang. Heuh, mungkin kau sekarang bisa bersamanya, tapi beberapa saat lagi kau akan jadi milikku.", batin Hyun Joong yang melihat Jaejoong dengan Yunho.
"Aku mau ke toilet, lepaskan aku.", pinta Jaejoong.
Yunho tersenyum, "Apa mau aku temani seksi?", nakal Yunho mengedipkan matanya.
"Enak saja, sudah lepaskan. Jijik lama-lama dalam pelukanmu tau.", saat itu wajahnya sedikit memerah.
"Jangan lama-lama, nanti aku merindukanmu honey.", goda Yunho menahan tawanya.
"Ah diam kau.", Jaejoong memandang sinis Yunho.
Yunho melepaskan pelukannya, dan Jaejoong pergi ke toilet.
Hyun Joong yang melihat itu sebagai kesempatan, mengikuti Jaejoong dari belakang.
"Ah toilet, kau membuat ini jadi lebih mudah sayang.", Hyun Joong tersenyum licik saat Jaejoong masuk toilet.






Love is Enemy.. Part 10..

Saat yakin tidak ada siapa-siapa di toilet selain Jaejoong. Hyun Joong masuk ke dalam toilet, dan mengunci pintu toiletnya. Jaejoong keluar dari salah satu kamar mandi, ia sedikit terkejut melihat Hyun Joong berdiri di depan pintu kamar mandinya.
"Hai sayang.", sapa Hyun Joong menggoda.
"Kau. Untuk apa kau kesini? Ini toilet wanita.", tanya Jaejoong dengan angkuh.
"Untukmu sayang, untuk siapa lagi memangnya.", Hyun Joong mengedipkan matanya.
"Jangan macam-macam kau, keluar kau dari sini. Kau akan habis bila ada yang datang.", usir Jaejoong mengingatkan.
"Tidak akan ada yang datang.", Hyun Joong memperlihatkan kunci toilet yang ada di tangannya.
"Kau sekarang milikku sayang.", Hyun Joong menarik Jaejoong ke dalam pelukannya dengan mata yang penuh nafsu.
"Lepaskan aku. Hyun kau bukan siapa-siapa. Lepaskan aku.", berontak Jaejoong sambil membentak.
Hyun Joong tersenyum, "Aku kekasihmu, kau lupa.", membelai wajah cantik Jaejoong.
"Jauhkan tanganmu dari wajahku.", tetap dalam keangkuhan.
"Sayang, kau sekarang sudah jadi milikku. Jangan terlalu sering membentakku. Itu membuatku semakin menginginkanmu. Kau tau itu.", kini tatapan Hyun Joong berubah tajam membunuh.
"Lepaskan aku. Tolooong. Tolooong.", Jaejoong benar-benar takut, ia berteriak meminta pertolongan.
"Jangan berteriak, itu percuma.", Hyun Joong menghujani wajah Jaejoong dengan ciuman lembut namun menggoda. Jaejoong terus meronta, mencari cara melepaskan diri dari Hyun Joong. Jaejoong menyikut perut Hyun Joong dengan lututnya. Itu berhasil membuat Hyun Joong meringis kesakitan dan melepaskannya. Jaejoong segera berlari ke arah pintu menggedor-gedor, berteriak meminta pertolongan dari luar. Hyun Joong geram akan itu, dengan kasar ia mendorong Jaejoong ke atas meja wastafel. Tubuhnya memerangkap tubuh Jaejoong diatas meja.
"Kau tidak bisa lari sayang. Tubuhmu kini milikku.", sebelah tangan Hyun Joong menggenggam erat kedua tangan Jaejoong diatas kepalanya sambil kembali menciumi wajah Jaejoong dengan penuh nafsu.
Jaejoong mencoba memberontak, namun tekanan tangan Hyun Joong jauh lebih kuat darinya membuat Jaejoong tidak dapat bergerak. Hyun Joong beralih menciumi daerah belakang telinga Jaejoong hingga ke sekujur leher Jaejoong, bibirnya menarik, menggigit, menghisap kulit halus yang selama ini sulit disentuhnya. Tangan Hyun Joong mulai bermain di sekitar pundak Jaejoong yang terbuka. Dengan tatapan liar ia menjelajahi tubuh Jaejoong.
"Lepaskan aku, Hyun Joong.", bentak Jaejoong, ia mengeluarkan air matanya karena takut.
"Jangan terburu-buru sayang, aku belum merasakan bibirmu.", tatapan Hyun Joong semakin menakutkan dengan senyum liciknya. Hyun Joong melaksanakan keinginannya. Ia melumat bibir Jaejoong. Sudah puas akan itu, ia langsung mengeluarkan pisau lipat dari sakunya.
"Kau tau ini apa? Hah?", tanya Hyun Joong senang melihat Jaejoong begitu ketakutan.
"Apa yang mau kau lakukan dengan pisau itu?", tanya Jaejoong balik, ia benar-benar ketakutan akan tingkah Hyun Joong.
"Kau ingat Kim Hyun Min? Gadis yang kau rebut kekasihnya itu. Kini dia sudah mati. Pisau ini yang mengambil nyawanya. Dan aku ingin pisau ini juga yang akan merenggut nyawamu malam ini.", Hyun Joong tersenyum dengan tatapan membunuh.
"Aku tidak mengerti Hyun, tolong lepaskan aku. Aku mohon.", Jaejoong menangis takut.
"Sayang, kau tidak mengerti apa pura-pura bodoh? Kim Hyun Min itu adikku satu-satunya. Adik Kim Hyun Joong yang sangat aku cintai. Kau tau Joong, dia sangat mencintai kekasihnya. Tapi karena kau, dia dicampakan begitu saja. Dan yang sangat menyedihkan, malam itu dia bunuh diri dengan pisau ini. Dia mengiris nadinya. Dan kau akan merasakannya juga. Hahahahaha.", Hyun Joong tertawa sambil menangis. Dia benar-benar terlihat seperti orang gila.
"Tapi aa..ku..", Jaejoong terbata-bata.
"Tapi apa? Bagaimana kalau aku goreskan ini di wajahmu? Kau mau?", tanya Hyun Joong. Jaejoong menggelengkan kepalanya ketakutan.
"Kau takut. Tenang, akupun tidak mau kau mati dengan wajah yang buruk. Kau akan terus terlihat cantik sayang sampai mati. Bagaimana kalau aku goreskan pada lenganmu saja.", dengan lembut Hyun Joong menggoreskan pisau itu ke lengan Jaejoong.
"Awwww!!", Jaejoong berteriak kesakitan. Darah keluar dari lengan Jaejoong yang tergores.
Hyun Joong tersenyum, "Sakit ya sayang? Maaf, biar aku bersihkan darahmu.", Hyun Joong menjilat darah itu penuh kenikmatan. Jaejoong makin meringis sakit.
"Darahmu manis. Sepertinya kau menikmatinya. Bagaimana kalau aku lakukan sekali lagi? Di tempat yang lain sebelum pisau ini benar-benar mengiris nadimu.", Hyun Joong begitu menikmati rasa sakit yang dirasakan Jaejoong. Jaejoong tidak bisa berkata, karena rasa sakit yang luar biasa pada lengannya.
"Kenapa kau hanya diam? Berarti kau setuju.", Hyun Joong tersenyum senang.
Jaejoong menangis, dia sudah tidak tau apa yang akan terjadi padanya.
"Sayang jangan menangis, kita kan sedang bersenang-senang. Sudah jangan menangis lagi.", Hyun Joong memeluk erat Jaejoong.
"Kenapa kau tidak pernah menjadikanku layaknya kekasih. Padahal aku sangat mencintaimu.", bisik Hyun Joong lirih sambil mengoreskan pisaunya ke punggung Jaejoong dengan lembut.
"Awwwwww.", Jaejoong kembali berteriak kesakitan.
Kini darah keluar lebih banyak, karena goresan lebih dalam dari yang di lengan.
"Seperti ini rasa sakitku, setiap kau menghinaku, padahal aku kekasihmu.", Hyun Joong tersenyum, lalu menjambak rambut Jaejoong.
"Teriaklah, aku ingin kau teriak. Aku ingin merasakan kesakitanmu dan ketakutanmu sayang.", suruh Hyun Joong kejam.
"Hyun ini sakit. Tolooong aku!!", teriak Jaejoong sambil menahan sakitnya.
"Lebih kencang.", Hyun Joong semakin menjambak rambut Jaejoong.
"Hahahahaha.", Hyun Joong tertawa senang.

No comments:

Post a Comment