Saturday, May 29, 2010

Fan Fiction.. I Hate You, but I Love You..

Yooja POV
"Jangan berlagak tampan dihadapanku! Hiyuh.", kesalku pada Seung Ho, pria yang selalu merasa tertampan di sekolah.
"Hati-hati nanti kau jatuh cinta padaku.", katanya sambil mengedipkan matanya dengan memuakan. Dan senyumnya makin membuatku muak.
"Sudah enyah dari hadapanku.", usirku kesal.
Dia pergi dari hadapanku. Namun saat di daun pintu, ia membalikan wajahnya lagi, dan melemparkan kedipan matanya lagi. Baru benar-benar pergi.
"Apa-apaan itu. Aku benci sekali dengannya.", gerutuku.
....
Author POV
"Hei.", sapa Seung Ho sambil membawa makan siangnya dan duduk di hadapan Yooja yang sedang makan.
"Mau apa kau.", sinis Yooja.
"Mau menemanimu, kau kan hanya sendiri.", jelas Seung Ho akan maksudnya.
"Apa? Tidak perlu. Sana.", usir Yooja.
"Sinis sekali, kau seharusnya senang bisa duduk dekat pria tampan sepertiku.", narciss Seung Ho.
"Itu yang ku benci darimu, selalu merasa tampan. Tidak akan pernah aku sudi duduk denganmu.", kesal Yooja, dan pergi meninggalkan Seung Ho.
"Gadis aneh, ternyata kau benar-benar jatuh cinta padaku.", kata Seung Ho yang melihat kepergian Yooja.
....
Seung Ho menghilang selama beberapa hari dari pandangan Yooja.

Yooja POV
"Kemana dia? Sudah beberapa hari ini dia tidak menggangguku.", tanyaku penasaran.
"Ah ngapain juga aku mikirin dia. Pria menyebalkan.", otakku tidak sinkron dengan otakku yang lain.
"Ja, kau merindukanku ya?", kata suara yang mengagetkanku dari belakang. Aku membalikan wajahku ke arah si pemilik suara yang sudah tidak asing itu.
"Heuh, lagi-lagi kau. Bisa tidak berbicara jangan yang memuakan terus?", muakku akan kata-katanya.
Dia mendekatkan wajahnya padaku. Aku dengan cepat memundurkan wajahku darinya.
"Yang tidak memuakan memangnya seperti apa?", tanyanya sambil memainkan alisnya. "Ah tidak, alis yang indah.", batinku berkata demikian.
"Tidak ada. Karena memang kau sudah memuakan dari sananya.", jawabku seadanya, wajahku memerah saat aku melihat alisnya.
Dia menjauhi wajahnya lagi, paling tidak itu membuatku bisa bernafas lebih teratur.
"Kalau begitu terima saja setiap hari kau akan mendengarkan kata-kata yang memuakan dariku, apalagi saat nanti kita pacaran. Iya kan.", katanya seenak hati, lalu ia mencolek daguku. Wajahku kembali memerah, nafasku tidak teratur, detak jantungku sangat kencang. Aku masuk dalam pesonanya.
....
Author POV
Yooja sering tersenyum-senyum sendiri saat mengingat alis mata terindah yang pernah ia liat. Dan makin kesini bukan hanya alis matanya namun orangnya juga semakin memikat hatinya.
"Ah dia tampan sekali.", katanya tidak sadar sambil merenung.
"Siapa yang tampan?", tanya Seung Ho yang menghampirinya.
"Yoo Seung Ho.", refleks Yooja mengatakannya masih tidak sadar.
"Hahahahahahaha.", Seung Ho tertawa bukan main mendengar kata-kata Yooja.
Yooja tersadar karena tertawa Seung Ho dengan cepat ia meralatnya.
"Tidak, aku hanya salah bicara.", Yooja salah tingkah.
"Sudah akui saja memang aku tampan. Dan kau menyukaiku Yoojaku sayang.", katanya membuat Yooja benar-benar merah wajahnya. Yooja hanya diam, dia kehabisan kata-kata, mungkin lebih tepatnya ia tidak bisa berkutik lagi dihadapan Seung Ho.
"Kau diam saja.", tegur Seung Ho. "Ah aku tau kau malu. Yasudah aku tidak akan menggoda saat ini.", Seung Ho lalu tersenyum.

Seung Ho POV
Aku melihat Yooja dengan wajah yang benar-benar merah tapi manis.
"Yooja, Yooja sudah ku bilang nanti kau akan jatuh cinta padaku.", kataku dalam hati.
Aku lalu pergi karena tidak tega melihat Yooja terus salah tingkah.
....
Author POV
Yooja sedang sibuk mencari buku di perpustakaan, ternyata bukunya berada di rak yang paling atas dan itu sangat tinggi. Yooja menarik kursi untuk membantunya mengambil.
"Susah sekali seh.", dumel Yooja. Ia loncat-loncat, keseimbangan Yooja tidak baik.
"Aaaaaaaaaa.", Yooja berteriak karena dia akan jatuh.
Seung Ho yang melihatnya dari jauh langsung berlari dan menangkapnya. Kini Yooja ada dalam gendongan Seung Ho. Yooja terkejut, ternyata dia tidak jatuh. Dan Seung Ho yang menyelamatkannya. Yooja memandang wajah Seung Ho.
"Ah alis itu lagi.", batin Yooja.
"Arrgghh, apa sih yang aku pikirkan.", batinnya lagi. Dia yang sadar langsung memberontak.
"Lepaskan aku, jangan ambil kesempatan ya.", omel Yooja.
"Tidak akan, bukannya terimakasih.", kesal Seung Ho lalu diturunkanlah si Yooja dari gendongannya.
"Iya makasih.", dengan terpaksa.
"Ikut aku.", Seung Ho menarik tangan Yooja.
"Aiissh. Mau ngapain.", heran Yooja.
"Aku mau menembakmu. Tapi tidak mungkin disini. Nanti aku bisa dimarahi penjaga perpus, karena berisik.", jawab Seung Ho santai saja.
"Apa?", Yooja terkejut.
Seung Ho hanya diam, dan dia membawa Yooja ke taman.
"Yooja mau jadi pacarku tidak?", tanya Seung Ho langsung.
"Apa?", Yooja kembali heran.
"Mau tidak? Kau kan juga menyukaiku. Jadi apa salahnya kalo kita pacaran.", Seung Ho kembali memainkan alisnya.
"Ah alisnya dia mainkan lagi. Itu membuatku tidak tahu harus seperti apa.", batin Yooja terpana lagi akan alis Seung Ho.
"Mau tidak?", tanya Seung Ho lagi.
Yooja hanya terpaku, tidak berkata apa-apa. Dia masih terkejut.
"Kau diam saja, berarti kau setuju. Sejak saat ini kau pacarku.", Seung Ho tersenyum senang.
Yooja tetap diam, lalu Seung Ho mendaratkan sebuah ciuman di pipi Yooja. Itu membuat Yooja tersipu malu.






-The End-



Cast
- Dewi Yudha as Park Yooja
- Yoo Seung Ho as Yoo Seung Ho

No comments:

Post a Comment