Saturday, May 29, 2010

Fan Fiction.. Love is Enemy.. Part 21-25..

Love is Enemy.. Part 21..


Jaejoong tampak senang saat ponselnya berdering. Lalu ia mengangkat panggilan masuk itu.
"Seksi, apa kau sudah tidur?", tanya si penelepon, yang tak lain adalah Yunho.
"Belum. Mau apa kau meneleponku?", tanya Jaejoong berpura-pura sinis.
"Sinis sekali. Gadis seksi, apa kau sedang memikirkanku?", canda Yunho dari nada bicaranya. Jaejoong tersenyum sebelum menjawabnya.
"Cih, aku tidak akan memikirkanmu. Kau kira kau siapa?", kesal Jaejoong.
"Aku kan kekasihmu. Aku tau kalau kau sedang memikirkanku. Karena sekarang ini aku sedang memikirkanmu. Itu pasti karena kau memikirkanku terlebih dahulu.", goda Yunho dibalik telepon.
"Tidaakk.", elak Jaejoong cepat. "Aish, itu memang karena aku selalu jadi pikiran orang-orang. Bukan hanya kau Yunho.", lanjut Jaejoong angkuh.
"Bunny bukan Yunho. Kau ini.", protes Yunho sedikit kesal. "Bersikap manis sedikit padaku honey. Pelit sekali.", pinta Yunho kesal.
"Kau memaksa sekali. Tidak mau.", tolak Jaejoong cepat.
"Yunhoo!!", panggil seorang wanita yang memasuki kamar Yunho.
"Ah umma.", Yunho sedikit terkejut. "Masuk umma, kapan umma pulang?", tanya Yunho. Umma Yunho menghampiri Yunho dan duduk di tempat tidur Yunho.
"Barusan saja. Itu kau sedang menelepon siapa?", tanya umma Yunho datar. Sekaligus menyadarkan Yunho kalau dia sedang menelepon.
"Dengan kekasihku. Sebentar ya umma.", Yunho tersenyum malu. Lalu kembali berbicara pada Jaejoong.
"Honey ma...", belum sempat Yunho meneruskan kata-katanya Jaejoong memotong pembicaraan.
"Itu siapa? Sepertinya suara wanita.", kesal Jaejoong.
"Itu ummaku. Sepertinya kau cemburu. Honey, sudah dulu. Nanti aku telepon lagi. Love you seksi.", kata Yunho senang sebelum menutup teleponnya.
"Yun apa kekasihmu itu satu derajat dengan kita?", tanya umma Yunho serius.
"Iya umma, dia pewaris tunggal perusahaan JYP parfume.", kata Yunho sebenarnya tidak menyukai pertanyaan ummanya.
"Apa? JYP parfume?", umma Yunho sedikit terkejut. "Aku harap kau tidak benar-benar mencintainya Yun.", kata umma Yunho melanjutkan.
"Maksud umma?", heran Yunho tidak mengerti.
"Nanti kau akan mengerti. Mulai sekarang jauhilah kekasihmu itu.", kata umma Yunho, lalu pergi keluar kamar Yunho membuat banyak tanda tanya di kepala Yunho.
"Apa maksud umma? Mana mungkin aku menjauhinya.", Yunho tidak mengerti sama sekali.
Jaejoong tersenyum-senyum sendiri setelah di telepon Yunho.
Jaejoong meletakan ponselnya di tempat tidurnya tepat disampingnya, karena ia menunggu Yunho meneleponya lagi. Namun sampai ia tertidur, tidak ada telepon lagi dari Yunho.
....
Kembali ke sekolah setelah melakukan liburan mereka. Jaejoong mendengar semua murid ramai memperbicangkan tentang ia dan Yunho sudah menjalin hubungan.
"Ah Yunho dan Jaejoong serasi sekali.", kata siswi di kursi taman.
"Kau tau darimana Yunho dan Jaejoong berpacaran?", kata siswi yang lain.
"Aku ingin jadi Jaejoong bisa bersama Yunho.", iri seorang siswi yang berkata pada seorang siswa.
"Aku ingin menjadi Yunho, sudah lama aku ingin menjadi kekasih Jaejoong.", saut siswa itu.
"Mereka dulu saja selalu bertengkar.", kata murid yang lain.
Jaejoong mendengarnya dengan menahan tawa, namun kesal. Karena ia tau ini pasti ulah Yunho.
Pesan dari Yunho masuk pada ponselnya.
From: Yunho gila
Pesan: Sekarang semua orang sudah mengetahui kalau kau kekasihku seksi.
Hahahahaha.
Jaejoong membacanya dengan kesal.
To: Yunho gila
Pesan: Dasar gila. Kekasihmu darimana? Aku tidak pernah bilang aku kekasihmu.
Jaejoong membalas pesan Yunho sambil tertawa kecil.
Tapi tidak ada balasan dari Yunho. Yunho kesal karena Jaejoong membalas pesannya seperti itu.
"Menyebalkan. Tidak mengakuiku. Sebenarnya apa yang ia inginkan. Dia mau cari mati lagi denganku.", gerutu Yunho dia sangat kesal membacanya.
Yunho berpapasan dengan Jaejoong di pintu kantin.
Jaejoong memberikan senyumnya pada Yunho. Tapi Yunho melengang masuk begitu saja tidak menggubrisnya.
"Ish, kenapa dia. Menyebalkan sekali.", Jaejoongpun begitu kesal.
Kini Angel Four dan Killer Princes duduk satu meja saat makan siang. Jadi mau tidak mau Yunho dan Jaejoong kembali duduk bersebelahan.
"Kalian kenapa lagi? Bertengkar lagi?", tanya Kyuhyun bingung.
"Tidak mengerti, tanya saja sama dia.", ketus Jaejoong. Yunho melirik Jaejoong kesal.
"Aish sudah jadi kekasih, sedikit saja tidak bertengkar bisa kan.", kata Junsu bijak.
"Kekasih. Dia tidak pernah menganggapku kekasihnya. Iya kan Joong?", sindir Yunho sambil tersenyum kecut pada Jaejoong.
"Hahahaha.", Jaejoong malah tertawa meledak-ledak. "Sudah lanjutkan makannya.", suruh Jaejoong membuat heran semua, karena Jaejoong tiba-tiba tertawa.
"Kau marah karena pesanku kan? Itu hukumanmu, karena memutus telepon begitu saja tadi malam. Sudahlah, aku hanya bercanda.", bisik Jaejoong ditelinga Yunho.
Yunho tersenyum, "Kalau begitu katakan kau mencintaiku. Baru aku tidak akan marah.", pinta Yunho serius di telinga Jaejoong.
"Aku membencimu.", kata Jaejoong membalas bisikan Yunho. "Pokoknya tidak akan, memangnya aku harus mengatakan. Lebih baik kau marah daripada aku harus mengatakannya.", lanjut Jaejoong ia juga serius.
"Kau ini. Apa katamu saja. Sulit sekali bilang seperti itu padaku.", kesal Yunho. "Tapi ingat, sampai kapanpun kau tetap kekasihku.", lanjut Yunho mengingatkan. Lalu kembali menyantap makanannya.
"Iya kau berisik sekali bunny. Kau senang kan aku panggil seperti itu. Dasar.", kesal Jaejoong pada Yunho.
"Lain kali kau harus selalu memanggilku seperti itu. Ingat itu.", ancam Yunho dengan wajah yang begitu menakutkan.
"Iya.", jawab Jaejoong singkat.
Yunho merasa begitu senang, lalu Yunho menggenggam tangan Jaejoong sehingga wajah Jaejoong bersemu merah.







Love is Enemy.. Part 22..



Baru saja Jaejoong menghempaskan tubuhnya di kasur, ponselnya berdering. Ia segera mengangkatnya.
"Aku ada didepan rumahmu. Kita pergi, cepat keluar.", kata Yunho seenaknya dibalik telepon.
"APAAA? Kau ini, selalu saja seenaknya datang tiba-tiba, tanpa memberitahuku dulu. Benar-benar pria menyebalkan.", omel Jaejooong kesal.
"Jangan terlalu banyak bicara. Telingaku gatal mendengarkanmu. Cepat keluar!", ejek Yunho berbalik kesal.
"Pria gila. Iya aku turun.", Jaejoong akhirnya menuruti permintaan Yunho dengan terpaksa, ia mengambil mantelnya dan segera keluar rumah dengan tampang kesal. Yunho yang menunggu di dalam mobil tersenyum melihat Jaejoong. Jaejoong menghampiri mobil Yunho. Yunho membuka pintu mobilnya dari dalam.
"Naik honey. Kita pergi.", suruh Yunho. Jaejoongpun masuk ke dalam mobil.
"Mau kemana?", tanya Jaejoong singkat.
"Taman hiburan! Mau tidak?"
"Tidak mau!", Jaejoong menggelengkan kepalanya.
"Mau tidak mau. Pokoknya kita tetap akan ke taman bermain.", paksa Yunho lengkap dengan senyum liciknya.
Di taman hiburan.
"Kita naik itu!", Yunho menunjuk roller coaster raksasa.
"Tidak. Kau saja sendiri.", tolak Jaejoong cepat menutupi rasa takutnya.
"Kenapa? Kau takut. Pokoknya kau harus naik. Ada aku honey.", Yunho menggenggam tangan Jaejoong dan menariknya.
Jaejoong terpaksa mengikuti mau Yunho walau sebenarnya ia tidak berani.
"Kau tidak bisa memak...", perkataan Jaejoong terpotong karena telunjuk Yunho menempel di bibirnya.
"Sssstt... Kau banyak bicara. Pejamkan matamu, lalu pikirkan saja aku! Pasti kau tidak akan takut.", kata Yunho sebelum permainan dimulai dengan tatapan yang menyejukan hati Jaejoong. Jaejoong tersenyum dan menutup matanya. Sepanjang permainan Yunho terus menggenggam tangan Jaejoong untuk menenangkannya.
"Sudah buka matamu. Sudah selesai.", suruh Yunho. Jaejoong membuka pelan matanya.
"Tidak apakan? Kau penakut sekali. Payah!", ejek Yunho puas.
"Diam kau Jung Yunho.", kesal Jaejoong.
"Hahahaha. Masih galak saja kau ini. Jangan cemberut. Kita naik wahana yang lain.", ajak Yunho menarik Jaejoong lagi.
Mereka mencoba wahana-wahana lain. Jaejoong dan Yunho terlihat senang. Tawa mereka lepas begitu saja. Mereka menikmati kebersamaan mereka.
"Aku mau istirahat.", pinta Jaejoong lelah.
"Sana duduk. Aku beli minum dulu. Jangan pergi kemana-mana.", pesan Yunho panjang lebar seperti ayah yang menasehati anaknya.
"Aduh berisik. Sudah sana.", usir Jaejoong.
Ada seorang ibu dengan bayi dalam gendongannya duduk disamping Jaejoong. Jaejoong hanya tersenyum kaku, membalas senyuman si ibu. Namun ia terus memperhatikan bayi dalam gendongan ibu itu, bayi itu terlihat sangat lucu. Ia sangat menyukai anak kecil, karena dia anak tunggal jadi dia merindukan adik kecil. Bayi itu terus saja memandang Jaejoong. Jaejoong semakin gemas minta ampun dibuatnya.
"Adik bayi. Pipimu besar sekali.", goda Jaejoong sambil mencubit pelan pipi bayi itu. Ibu si bayi tersenyum. Bayinyapun tertawa senang dan bertingkah seperti ingin digendong Jaejoong.
"Sepertinya dia menyukaimu. Kau mau menggendongnya?", kata si ibu memberi penawaran.
Jaejoong dengan senang menggendong bayi itu.
"Adik bayi kau lucu sekali. Namamu siapa?", tanya Jaejoong gemas. Bayi itu hanya tertawa.
Tak lama Yunho datang membawa minuman. Dan kaget melihat Jaejoong menggendong seorang bayi.
"Kau menculik bayi siapa seksi?", tanya Yunho sedikit bercanda.
"Enak saja. Kau gila. Ini anak bibi ini.", Jaejoong memicingkan matanya pada Yunho sambil mengisyaratkan bibi yang ada disampingnya.
Yunho tersenyum dan menundukkan sedikit kepalanya pada si ibu bayi sebagai tanda menyapa.
"Bi serasi tidak kalau aku dan kekasihku ini punya anak selucu ini?", tanya Yunho dan sengaja merangkul pundak Jaejoong dan menggoda si bayi.
Jaejoong semakin memicingkan matanya karena kesal. "Anak! Memangnya siapa yang mau punya anak denganmu. Menikah denganmu saja aku tidak mau. Dasar kau percaya diri sekali. Fiuh!", kesal Jaejoong sambil mencibirkan bibirnya.
Ibu si bayi tertawa kecil. "Kalian ini sepasang kekasih? Aku kira kalian hanya teman. Karena sepertinya tidak akur sekali.", kata ibu bayi itu bercanda.
Jaejoong tertawa mendengarnya, "Memang kami hanya berteman! Dia saja mengaku-aku kekasihku.", sikap angkuh Jaejoong kembali lagi.
"Kau mulai lagi ya Joong.", Yunho memicingkan matanya, dengan mulut yang menyeringai, ia begitu kesal.
"Adik bayi. Aku ingin punya adik selucu kau. Kau menggemaskan.", kata Jaejoong tidak memperdulikan kata-kata Yunho. Dia hanya melirik Yunho yang kesal.
"Kalian ini, ada-ada saja.", sindir si ibu. "Ah, suamiku sudah datang! Aku pergi dulu ya! Kalian pasangan yang serasi.", pamit si ibu sambil mengambil bayinya dari gendongan Jaejoong.
"Pasti nanti anak kalian begitu lucu.", lanjut si ibu sebelum benar-benar meninggalkan Jaejoong dan Yunho lalu menghampiri suaminya.
"Dengar kata bibi tadi, kita itu serasi sekali.", kata Yunho menyenggol tubuh Jaejoong untuk menggodanya.
"Yah, bayi lucunya pergi. Dia lucu sekali.", kata Jaejoong berpura-pura tidak mendengar perkataan Yunho.
"Kau ini.", Yunho mengacak-acak rambut Jaejoong. "Jangan sedih seperti itu. Kau kan akan punya anak dariku. Jadi kau bisa menggendong bayi lucu terus.", Yunho berkata dengan nada yang nakal.
"Aish menjijikan! Sana jauh-jauh! Pikiranmu mulai macam-macam. Lagipula aku masih 17 tahun, tidak mau aku punya anak.", kesal Jaejoong bukan main.
"Siapa yang ingin punya anak sekarang. Lima sampai delapan tahun lagi, aku baru akan menikahimu. Atau sepuluh tahun lagi. Jadi kau ingin aku nikahi umur berapa? Atau kau ingin punya anak dulu baru aku nikahi?", goda Yunho, sambil memainkan alisnya. Itu membuat Jaejoong semakin kesal.
"Berisik sekali kau. Bicaramu mulai tidak karuan. Aku tidak akan mau denganmu sampai selama itu. Tidak lama lagi juga aku akan mencari pria lain.", kata Jaejoong mencandai Yunho sampai wajah Yunho benar-benar ingin marah.
"Seperti itu? Buktikan padaku! Akan aku habisi pria yang berusaha merebutmu nanti. Lihat saja.", ancam Yunho dengan mimik wajah yang begitu serius.
"Wajahmu jangan begitu. Mana minumku? Berikan padaku!", Jaejoong mengalihkan pembicaraan, karena Yunho mulai benar-benar marah.
"Ini minummu. Ingat tidak akan kulepaskan kau sampai kapanpun.", kata Yunho dengan kesal sambil memberikan minum Jaejoong.
"Terserah.", kata Jaejoong sambil tersenyum kecil.








Love is Enemy.. Part 23..


Yunho yang memang sudah di mabuk cinta akan Jaejoong. Tidak bisa melepas pikirannya dari gadis yang digadang-gadang sebagai musuhnya dulu. Namun siapa sangka sekarang musuhnya ternyata telah menjadi cintanya.
Tak lama umma Yunho masuk ke kamarnya, menghampirinya, dan duduk disampingnya. "Yunho, sepertinya kau belum memutuskan cintamu dengan kekasihmu itu ya?", tegur umma Yunho langsung tanpa basa-basi. Yunho mengerenyitkan dahinya.
"Umma, memangnya kenapa aku harus putus. Aku tidak mau.", kata Yunho kukuh. Dia berkata benar-benar tidak suka akan perkataan ummanya.
"Yunho, kalau appamu tau. Kau menjalin hubungan dengan anak Mr. Kim itu. Dia akan benar-benar marah. Jadi turuti kata umma.", umma Yunho mulai memaksa.
"Apa salahnya? Memangnya kenapa?", heran Yunho. Ia tidak bisa melepas cintanya.
"Kau tau, Mr. Kim musuh appamu. Dia yang merebut umma kekasihmu dari tangannya tepat di hari pernikahan mereka.", jelas umma Yunho. "Aku mohon, dengarkan umma.", pinta umma Yunho memelas.
Yunho menggeleng keras. "Umma itu masa lalu. Appa kan sudah ada umma. Jadi sudah tidak tidak ada hubungannya dengan Mrs. Kim. Umma, aku mencintainya. Sampai kapanpun, aku tidak akan melepasnya. Alasan umma tidak masuk akal.", teriak Yunho. Ia menutup kepalanya dengan bantal. Tidak peduli ummanya berkata panjang lebar.
"Yunho, tapi kau tidak tau appamu. Yunho. Dengarkan umma.", umma Yunho tetap memaksa.
"Tidak mau. Aku mencintai dia. Tidak ada hubungannya dengan appa.", ngeyel Yunho. Walaupun ia masih tidak menyangka semuanya jadi seperti ini.
"Yunho putuskan dia.", akhirnya umma Yunho membentak sebelum keluar kamar.
"Peduli apa.", gumam Yunho. "Kim Jaejoong aku mencintaimu.", teriak Yunho. Ia kembali tersenyum senang.
.....
Angels Four dan Kyuhyun, kini sedang asik-asiknya ngerumpi di ruangan tempat berkumpul Angels Four. Semakin lama Kyuhyun menjadi dekat dan mulai bersahabat deng A4.
"Yaa, Kyuh. Bagaimana kalau kau masuk kelompok kami. Nama kita berubah jadi Angels Five.", usul Heechul. Ia yang memang senang sekali mengatur sesuatu, jadi ia begitu senang.
"Haha. Yang benar, nama Angels Four kan sudah sangat terkenal. Jika diganti menjadi Angels Five. Apa tidak akan mempengaruhi.", ragu Kyuhyun.
"Tenang saja. Soal pemasaran nama baru tidak usah repot. Tuh ada si cerewet.", gurau Jaejoong ia menunjuk Key dengan bibirnya. Key yang tadinya diam saja, jadi memajukan bibirnya.
"Yaa, baby. Maksudmu yang cerewet itu aku? Enak saja.", kesal Key ia memicingkan matanya.
"Hehehe. Babyku sayang. Jangan marah, nanti kalau marah kau cepat keriput. Kalau keriput Onewmu itu akan kabur.", goda Jaejoong. Key mendengus kesal. Jaejoong dan Angel yang lain tertawa geli.
"Tenang saja, nanti aku akan umumkan lewat situs resmi A4, kita akan berubah nama dan memasukan anggota baru.", kini Junsu angkat bicara. Ia segera berkutat dengan laptopnya dan dalam waktu singkat semua masalah selesai.
"Ini, selesai kan?", Junsu memperlihatkan laptopnya. Dengan situs lamanya yang dirubah nama baru menjadi Angels Five.
"Good job Jun.", kata Jaejoong senang.

Dari kejauhan empat pangeran tampan mendatangi ke lima putri.
"BABBYYY.", teriak Key manja saat melihat Onew. Onew tersenyum geli.
"Babyku manja.", ledek Onew. Onew langsung menarik Key ke dalam pelukannya.
"Bibi.", sapa Changmin. Ia memeluk Kyuhyun dari belakang begitu manja. Kyuhyun tersenyum, ia memegang pipi kekasihnya itu.
"Sayang, aku merindukanmu.", Yoochun menghampiri Junsu, Junsu mendongakan wajahnya agar Yoochun bisa dengan mudah mengecup bibirnya seperti biasa. Tak lama Yoochunpun mengecup bibir Junsu.
"Cinderelaku, kalian lagi pada ngapain sih?", tanya Hangeng pada Heechul. Ia duduk disamping Heechul dan mencium pipinya.
"Ini, membicarakan Angels Five. Kau tau Kyuhyun sudah masuk kelompok kami.", jawab Heechul semangat.
"Iya, ini lihat.", Junsu memperlihatkan laptopnya.
"Bibiku cantik sekali.", riang Changmin saat melihat foto Kyuhyun terpampang. Saat mereka sedang sibuk dengan Angels Five. Jaejoong hanya tersenyum kecil.
"Chun, Yunho dimana?", tanya Jaejoong tidak bersemangat.
"Tadi dia ada, tapi kemana ya? Aku tidak tahu.", jawab Yoochun dengan tampang tidak enak.
"Seksi, kau mencariku ya. Kenapa? Merindukanku.", goda Yunho yang tiba-tiba muncul dan menyenggol bahu Jaejoong. Jaejoong memicingkan matanya.
"Siapa yang merindukanmu. Percaya diri sekali.", elak Jaejoong dengan wajah memerah.
"Aish, honey. Sekali-kali mengaku merindukanku. Susah sekali sih.", kesal Yunho.
"Tidak mau. Memang tidak merindukanmu.", kukuh Jaejoong dalam gengsinya.
"Yaa, kalian ini. Kalau bertemu pasti bertengkar.", heran Kyuhyun menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Bukan salahku. Dia duluan yang membuatku kesal.", ngeyel Jaejoong.
"Kenapa aku. Kau yang cari gara-gara.", Yunho tidak mau kalah.
"Terserahlah.", Junsu jadi pusing sendiri. Jaejoong dan Yunho mendengus dan membalikan badan mereka. Semua hanya bisa geleng-geleng kepala. Dan kembali mengobrol dalam keceriaan dan kemesraan masing-masing pasangan, kecuali Jaejoong yang merasa iri. Tiba-tiba Yunho memeluk Jaejoong dari belakang.
"Kau iri kan seksi.", goda Yunho berbisik.
"Diam Jung Yunho berisik. Jangan panggil aku seksi.", Jaejoong memajukan bibirnya.
"Iya, iya honeyku. Galak sekali.", Yunho menggoda kecil. Terlihat senyum senang Jaejoong tersungging












Love is Enemy.. Part 24..

Yunho tidak hentinya memandang Jaejoong. Jaejoong jadi salah tingkah dan malu sendiri.
"Yaa, Yunho. Hentikan memandangku seperti itu.", gertak Jaejoong.
"Panggil aku bunny, jangan Yunho.", kesal Yunho, ia memajukan bibirnya.
"Iya bunny. Hentikan. Jangan melihatku seperti itu.", kata Jaejoong lagi.
"Tidak mau.", tolak Yunho. "Kau cantik sekali.", puji Yunho dengan senyumnya.
"Memang aku cantik. Kalau aku tidak cantik, mana mungkin semua pria menginginkanku menjadi milik mereka.", Jaejoong berkata begitu angkuh. Dia menaikan sebelah alisnya.
"Yaa, jangan mulai lagi. Kau hanya milikku. Sudah sering aku katakan itu.", kesal Yunho. Ia menatap tajam Jaejoong.
"Memang kenyataannya seperti itu.", ngeyel Jaejoong. Yunho menatap sinis.
"Terserah, tapi kau tetap milikku. Tidak akan aku lepaskan.", kukuh Yunho, ia memeluk Jaejoong erat.
"Iya aku hanya milikmu.", tanpa disadari Jaejoong berkata-kata seperti itu. Yunho tersenyum.
"Aku mencintaimu.", ujar Yunho memancing Jaejoong.
"Aku tidak mencintaimu.", gurau Jaejoong. Yunho melepaskan pelukannya.
"Kau menyebalkan. Sama sekali tidak pernah bilang mencintaiku. Heuh.", ngambek Yunho. Jaejoong tertawa puas, tidak peduli kekasihnya marah atau tidak.
.....
Mr. Jung sedang menunggu putra tunggalnya pulang. Ia berang mengetahui Yunho menjalin cinta dengan anak musuh besarnya.
"JUNG YUNHO. Apa benar kau mempunyai hubungan dengan anak bajingan Kim itu.", marah Mr. Jung. Ia menatap tajam pada Yunho yang baru saja membuka pintu.
"Yaa appa. Aku baru datang appa sudah marah-marah.", heran Yunho. Ia berlalu tanpa menjawab pertanyaan appanya. Yunho dan appanya sama sekali tidak dekat.

Mr. Jung dulunya adalah kekasih dari Mrs. Kim. Mereka saling mencintai. Sampai akhirnya datang pria lain yaitu Mr. Kim. Ia merebut semua cinta Mrs. Kim tanpa sepengetahuan Mr. Jung. Saat hari pernikahan mereka. Mrs. Kim merasa kacau, ia tidak mau kehilangan Mr. Kim. Begitu pula dengan Mr. Kim, ia tidak mau melepas Mrs. Kim. Akhirnya, Mr. Kim mantap membawa lari Mrs. Kim di hari pernikahannya. Semenjak itu Mr. Jung sangat-sangat membenci Mr. dan Mrs. Kim sampai saat ini. Lalu orangtua Mr. Jung menjodohkannya dengan Mrs. Jung. Tanpa rasa cinta Mr. Jung menikahi Mrs. Jung. Dan karena itu, Mr. Jung sama sekali tidak berniat menjadi seorang ayah dari Jung Yunho. Ia hanya melimpahkan hartanya untuk Yunho tanpa cinta. Dan sejak ia lahir, Yunho hanya beranggapan dia hanya mempunyai umma tanpa appa.

"Yaa Jung Yunho. Jawab pertanyaanku.", marah Mr. Jung.
"Bajingan Kim? Siapa yang appa maksud? Setahuku, namanya tanpa embel-embel bajingan.", saut Yunho santai. Ia menyorot tajam.
"Kau berani bicara seperti itu pada appamu?", teriak Mr. Jung.
"Maaf appa. Setidaknya aku lebih tau bagaimana menyebut nama seseorang dengan benar.", kata Yunho. Ia kembali menaiki tangga dan menuju kamarnya.
"JUNG YUNHO PUTUSKAN HUBUNGANMU DENGAN GADIS ITU. ATAU KAU MEMANG MENGINGINKAN APPA YANG MENYINGKIRKAN GADIS ITU DARI KELUARGA INI.", teriak Mr. Jung. Namun, Yunho hanya tersenyum meremehkan kata-kata appanya.
"Tidak akan pernah aku lepaskan. Dia gadisku.", gumam Yunho pada dirinya sendiri.
.....
Jaejoong merebahkan dirinya dan melemparkan semua kantung belanjanya di tempat tidurnya yang besar.
"Lelah sekali. Seharusnya aku yang membeli dress yang dibeli Key. Ah Key, menyebalkan. Tampang memelasnya, selalu membuatku harus mengalah darinya.", eluh Jaejoong yang seharian ini menghabiskan waktu untuk berbelanja dengan Angel lainnya.
"Bunny sedang apa ya?", tiba-tiba pikirannya tertuju pada Yunho. Ia jadi tersenyum-senyum sendiri mengingat Yunho.
"Anak umma sedang memikirkan pria yang sering datang ke rumah ya?", goda Mrs. Kim tiba-tiba masuk ke kamar Jaejoong.
"Umma mengejutkanku saja.", gerutu Jaejoong. "Umma sudah pulang? Appa mana?", tanya Jaejoong.
"Appa ada di kamar dia lelah. Kasian appamu. Dalam satu hari ada tiga meeting di tiga negara berbeda.", kata Mrs. Kim yang sebenarnya juga terlihat lelah.
"Tenang umma. Delapan tahun lagi aku yang akan menggantikan appa. Setelah itu aku akan membuat umma dan appa tidak boleh berkerja lagi. Kalian harus istirahat.", kata Jaejoong penuh dengan semangat.
"Anak umma baik sekali.", Mrs. Kim membelai rambut Jaejoong.
"Pasti. Aku kan Kim Jaejoong.", narciss Jaejoong.
"Dasar. Hei, kau mengalihkan pembicaraan ya. Tadi kan umma sedang membicarakan pria yang bernama.", Mrs. Kim tampak berpikir. "Oh iya, Jung Yunho. Apa benar dia bukan kekasihmu? Umma tidak yakin.", goda Mrs. Kim. Wajah Jaejoong memerah malu.
"Ummaa.", rengek Jaejoong. "Dia sudah jadi kekasihku.", lanjut Jaejoong tersenyum lebar.
"Ckckck. Anak umma playgirl juga. Sudah berapa pria yang kau jadikan kekasih? Umma saja sampai lupa nama-namanya.", ledek Mrs. Kim.
"Berapa ya? Banyak umma. Aku saja lupa nama-nama mereka. Apalagi umma.", saut Jaejoong santai.
"Tapi sepertinya kali ini. Bukan hanya dia yang jadi kekasihmu. Tapi kau juga sudah jadi kekasihnya kan?", tebak Mrs. Kim. Selama ini Mrs. Kim tau, kalau putrinya hanya menjadikan pria-pria itu kekasihnya. Tapi tidak pernah membiarkan dia menjadi kekasih dari pria-pria itu. Namun kali ini, Mrs. Kim mencium sesuatu yang berbeda.
"Umma tau saja. Aku kan malu.", pipi Jaejoong bersembul warna merah.
"Tuh kan benar, anak umma jatuh cinta pada pria bernama Yunho.", sindir Mrs. Kim.
"Ummaaa. Sudah ah. Aku mau mandi. Umma temani appa sana.", malu Jaejoong ia jadi salah tingkah.
"Joonggie, Joonggie kau ini. Yasudah umma keluar.", Mrs. Kimpun meninggalkan kamar Jaejoong. Sedangkan Jaejoong masih tersipu malu.
















Love is Enemy.. Part 25..


Angels Five, Killer Princes, Onew dan Hangeng sedang berpesta di club malam. Seperti biasa, para sosialita ini menghabiskan waktu bersenang-senang.
Hangeng memeluk erat pinggul Heechul sambil menggerakan tubuhnya sesuai irama di lantai dansa. Sedangkan Heechul meletakan kedua tangannya dipundak Hangeng, ia menggerakan tubuhnya diantara kesadaran yang tinggal 60%, ia menenggak minuman lebih banyak dari biasanya.
"Baby geli.", dumel Key saat Onew menciumi tengkuknya sambil memeluknya dari belakang.
"Babyku payah.", ejek Onew yang berhenti menciumi tengkuknya. Ia kini hanya memeluk Key dari belakang dan menari. Sedangkan Key tertawa-tawa.
"Bibi aku mencintaimu.", racau Changmin yang setengah mabuk.
"Sayang. Aku juga mencintaimu.", teriak Kyuhyun di telinga Changmin karena beradu dengan musik.
"Bibi.", rengek Changmin, ia memajukan bibirnya. Kyuhyun tersenyum, ia mengecup singkat bibir Changmin.
Yoochun dan Junsu tidak turun, mereka hanya duduk memperhatikan teman-temannya.
"Sayang.", manja Yoochun. Ia menarik Junsu ke pangkuannya dan menghadapnya. Mereka berciuman intim dan panas ditempat.
Dimana Yunho? Pria itu sedang mabuk berat di meja bar. Daritadi, ia hanya minum dan minum tanpa henti.
"Aku mau satu botol lagi.", pinta Yunho pada bartender dihadapannya.
"Aish bunny, kau sudah minum terlalu banyak.", sergah Jaejoong yang merasa khawatir.
"Hahaha. Honeyku sayang tenang saja. Aku ingin benar-benar mabuk malam ini.", racau Yunho. Padahal selama ini, diantara teman-temannya, dia yang paling sedikit minum. Namun pikiran tentang appanya membuat dia kesal dan begini cara melampiaskannya.
Jaejoong yang merasa ada keanehan pada Yunho, memutarkan kursi Yunho menghadapnya.
"Aku bilang hentikan. Hentikan. Kau sudah mabuk.", teriak Jaejoong menatap tajam Yunho. Yunho tersenyum, ia menjatuhkan tubuhnya pada Jaejoong. Dengan sigap Jaejoong menopangnya dan memeluk Yunho.
"Rumahku seperti neraka. Aku tidak akan melepasmu. Aku mencintaimu. Aku mau Kim Jaejoong, hanya Kim Jaejoong. Gadisku.", Yunho kembali bicara kacau. Lalu pingsan di pelukan Jaejoong.
.....
"KIM GANG SEUK, JAUHKAN PUTRIMU DARI ANAKKU, YUNHO. JIKA KAU INGIN, AKU TIDAK MENYENTUH ISTRI DAN ANAKMU.", teriakan Mr. Jung di telepon memekakkan telinga Mr. Kim.
"Iya aku mengerti.", patuh Mr. Kim. Karena rasa bersalahnya Mr. Kim menerima apa saja yang Mr. Jung suruh. Walau sebenarnya dia tidak tega menjauhkan anaknya dari Yunho. Namun, ini untuk kebaikannya. Ia tidak ingin terjadi apa-apa pada istri dan anaknya.
.....
Mr. Kim mendapati Yunho berada di kamar Jaejoong.
"Annyeong ajjhusi.", sapa Yunho ramah pada Mr. Kim.
"Yaa Kim Jaejoong ini sudah malam.", sindir Mr. Kim. Mata Jaejoong menyipit pada ayahnya.
"Appa sekarang baru jam delapan.", saut Jaejoong kesal pada Mr. Kim.
"Kalau begitu aku pulang dulu ajjhusi.", pamit Yunho. Yang mengerti maksud Mr. Kim.
"Iya.", saut Mr. kim singkat. Yunho menunduk dan keluar dari kamar Jaejoong.
"Yaa appa ini kenapa sih? Sepertinya tidak suka sekali pada Yunho.", kesal Jaejoong.
"Anak appa jangan marah. Masa malam-malam seorang pria ada di kamar seorang gadis.", rajuk Mr. Kim. Ia membelai rambut anaknya itu.
"Appa menyebalkan.", Jaejoong memajukan bibirnya.
"Sayang besok kita makan malam di luar ya. Anak appa harus cantik.", kata Mr. Kim. Jaejoong yang masih kesal hanya mengangguk.
.....
Jaejoong baru saja memasuki gerbang sekolahnya.
"Pagi seksi.", sapa Yunho yang bersandar di tembok dengan sebelah kaki ia angkat dan di sandarkan pula di tembok.
"Yunho.", kaget Jaejoong.
"Bunny, honeyku. Mau masuk kelas ya? Ayo tuan putri.", Yunho memberikan lengannya pada Jaejoong. Jaejoong tersenyum. Ia tidak menghiraukan lengan Yunho. Ia berjalan mendahului Yunho sambil tertawa puas mengerjai Yunho. Yunho mendengus.
"Yaa honey kau ini.", Yunho menyusul Jaejoong dan menggenggam tangannya erat, lalu berjalan disamping Jaejoong.
Bak pangeran dan putri kerajaan. Yunho dan Jaejoong berjalan dengan gagah dan anggunnya. Semua orang menatap Jaejoong dan Yunho. Ada yang menatap iri, kagum, dan senang.
"Pagi Jaejoong.", sapa seorang siswa. Jaejoong hanya tersenyum angkuh.
"Hei, kau mau cari mati denganku ya.", kasar Yunho. Ia memberikan tatapan membunuh pada siswa tersebut. Siswa tersebut menunduk meminta maaf pada Yunho. Lalu berlalu dari hadapan keduanya. Jaejoong tertawa geli melihat tingkah Yunho yang cemburu.
"Yaa kenapa tertawa.", kesal Yunho. Ia memicingkan matanya pada Jaejoong.
"Tidak apa-apa. Kenapa. Lucu saja. Yee.", ngeyel Jaejoong.
"Hei Jaejoong, jangan suka mengumbar senyummu pada pria lain. Ingat kata-kataku.", kecam Yunho serius.
"Heuh. Terserahku. Ini kan senyumku. Week.", ngeyel Jaejoong lagi.
"Jadi seperti itu? Kalau begitu aku juga bisa mengumbar senyumku pada gadis lain.", tantang Yunho kesal.
"Hei Jung Yunho. Melakukan itu. Kau benar-benar akan mati ditanganku. Lihat saja.", ancam Jaejoong. Ia mengarahkan kepalannya pada Yunho. Yunho mendorong Jaejoong ke tembok dan memenjaranya.
"Kim Jaejoong. Memangnya aku takut padamu.", Yunho menatap tajam Jaejoong. "Jangan main-main denganku Honey.", Yunho membelai wajah Jaejoong.
"Siapa yang main-main denganmu Jung Yunho? Lepaskan aku.", pinta Jaejoong yang sama sekali tidak takut.
"Ah honey, kau cemburu kan padaku.", sindir Yunho melepaskan Jaejoong.
"Siapa yang cemburu. Sudah ah, aku mau ke kelas. Awas kau. Dasar pria menyebalkan. Huh.", Jaejoong mendorong Yunho. Ia berjalan kembali meninggalkan Yunho. Yunho tersenyum.
"Dasar honey.", gumam Yunho. Dia menggelengkan kepalanya dan masuk ke kelasnya.
.....

No comments:

Post a Comment