Saturday, May 29, 2010

Fan Fiction.. Hadiah Terbaik..

FF yang aku persembahkan untuk my husby, tepat detik2 menjelang ulang tahunnya.

Saangil Chukka, be.
My faith and this FF, some gift from me.
LOVE YOU BEBE.

Jaejoong terduduk di bingkai jendela kamarnya, ia menangis.
"Hyung, jangan seperti ini. Aku tau, hyung merindukan mereka. Aku dan Junsu juga, tapi mau bagaimana lagi. Yang kita berempat tau, hyung adalah member yang paling tegar. Tapi kenapa sekarang hyung seperti ini, kita mohon hyung.", rajuk Yoochun yang sudah tidak kuat melihat keadaan Jaejoong yang terus saja memikirkan dua member yang lain. Karena kasus itu mereka tidak bisa lagi bersama, bercanda, berbincang seperti biasanya.
"Aku rindu Yunho dan Changmin. Kapan kita bisa bersama lagi. Harta paling berhargaku kalian. Jika harus dipisahkan aku tidak mampu lagi. Apa memang kita harus berakhir disini.", lirih Jaejoong menyayat hati yang mendengar.
"Jangan bicara seperti itu.", geram Yoochun. Ia menarik kerah baju Jaejoong dengan tangan yang mengepal, sampai buku-buku jarinya memutih. Rasanya ingin sekali ia memukul wajah Jaejoong. Namun Junsu menggenggam tangan Yoochun untuk menahannya.
"Bagaimana Changmin? Dia sangat menyukai masakanku. Dia tidak mau makan, kau lihat dia kurus sekali.", Jaejoong menatap foto Changmin yang mengurus saat di bandara. "Yunho, aku sangat merindukannya.", tangisnya kini semakin membludak. "Aku rindu dia memarahiku, karena aku terus saja mengganggu Changmin. Apa perutnya tidak apa-apa, siapa yang mengingatkannya untuk makan. Aku tidak mau mereka sakit. Chun, aku ingin berkumpul lagi.", Jaejoong terus berkata dalam keterpurukannya.
"Hyung, ada kami. Kamipun ingin bersama lagi. Jangan menyiksa kami dengan keadaanmu yang seperti ini. Mereka akan baik-baik saja. Kita akan bertemu mereka saat kita di Jepang seperti biasa.", Junsu memeluk Jaejoong untuk meredakan tangisan Jaejoong. Sebenarnya dalam hati Yoochun dan Junsupun menangis, namun ia tidak ingin menambah kekhawatiran Jaejoong.
"Hyung, kami butuh kekuatanmu. Agar kami bisa menjalani semuanya lebih tegar. Kami mencintaimu hyung.", Junsu dan Yoochunpun keluar kamar meninggalkan Jaejoong sendiri.

-Jaejoong POV-
Aku melihat mereka meninggalkanku. Aku tau mereka kecewa padaku.
"Maaf, dongsaengdeul.", kataku pelan menatap punggung mereka.
Aku tidak bisa seperti ini. Cassie, dan kalian selalu mendukungku. Always keep the faith. Itu moto kita. Aku akan mengingatnya untuk kita dan mereka. Kuhapus air mataku, dan kuambil foto kami berlima.
Kuhapus air mataku, dan kuambil foto kami berlima.
"Kita akan seperti ini selamanya.", kataku meyakinkan diriku. Lalu mengambil tidur lelapku dengan mendekap erat foto kami.
....

-Yunho POV-

Menikmati gemericik hujan, yang menenangkan jiwaku.
Sudah lama, aku tidak bertemu dengan mereka. Bahkan dengan Changminpun kini aku sulit sekali. Apa mereka baik-baik saja. Aku merindukan masakannya, perhatiannya, Jaejoong aku benar-benar membutuhkanmu. Aku rindu kekonyolannya, cara dia mengucapkan kata dalam bahasa inggris. Junsu, aku jarang tertawa akhir-akhir ini. Aku ingin kau menghiburku. Aku rindu caranya berkonsentrasi saat menciptakan lagu, aku ingin kau memaksaku untuk mendengarkan lagu ciptaanmu, Yoochun. Changmin, kau sangat sibuk dengan dramamu, semoga berhasil. Doakan agar nenekku cepat sembuh. Setiap hari hanya ini yang aku lakukan untuk mengenang mereka, para memberku. Aku ingin segera kembali ke Jepang, agar aku bisa bersama mereka. Paling tidak saat kami di panggung. Tapi aku selalu percaya saat seperti dulu akan kembali. Aku akan menjaga kepercayaan mereka para Cassie dan memberku. Always keep the faith.

-Changmin POV-

Aku lelah, aku mendudukan diri, di tengah istirahat syuting dramaku. Biasanya aku akan berteriak pada Jaejoong hyung untuk dibuatkan makanan, kapan aku bisa merasakan masakannya lagi.
"Jaejooog hyung aku lapar.", teriakku dalam hati.
Junsu hyung, aku merindukan menertawaimu karena tingkah-tingkah bodohmu. Aku ingin ada yang menemaniku makan di malam hari, seperti yang biasa aku lakukan dengan Yoochun hyung. Apa leaderku itu sudah mencukur kumisnya. Akhir-akhir ini ia merengut saja. Aku tau, ia paling berat dihadapkan pada masalah kita. Namun, aku tau leaderku, leader kami adalah leader terbaik. Kami kuat, kami akan tetap bersama untuk kami, dan untuk kalian para cassie. Always keep the faith, kita harus ingat itu.

-Junsu POV-

Tidak kuat untukku melihat Jaejoong hyung seperti ini, ia sudah tidak dapat menahan kesedihannya lagi. Biasanya ia yang menguatkan kami.
"Jun, kau percaya kan kalau kita akan bersama selamanya?", tanya Yoochun hyung padaku. Ia meneteskan air matanya.
"Iya, seperti kata Jae hyung. Kebersamaan kita lebih dalam, dibandingkan yang orang lain pikirkan. Walau pihak SME, tidak mengijinkan kita bersama. Tapi hati kita satu. Karena kita lima orang dalam satu jiwa. Jiwa yang disebut Dong Bang Shin Ki.", kataku. Semoga yang aku ucapkan benar. Aku tidak ingin mengecewakan para Cassie.
"Iya, seperti kata Jae hyung. Kebersamaan kita lebih dalam, dibandingkan yang orang lain pikirkan. Walau pihak SME, tidak mengijinkan kita bersama. Tapi hati kita satu. Karena kita lima orang dalam satu jiwa. Jiwa yang disebut Dong Bang Shin Ki.", kataku. Semoga yang aku ucapkan benar. Aku tidak ingin mengecewakan para Cassie. Yunho hyung, Changmin aku harap kalian merasakan hati kami. Kita tetap satu. Kita selalu menyerukan Always Keep The Faith. Dan kita harus berjuang untuk kepercayaan yang cassie beri selama ini. Dan aku percaya kita mampu.
Aku lega melihat senyum Yoochun hyung mengembang dari bibirnya, walau ia masih berusaha menahan isak tangisnya. Dasar pria sensitif.

-Yoochun POV-

Aku senang mendengar kata-kata Junsu, itu membuatku semakin kuat hidup di dunia ini.
"Terimakasih Jun.", kataku. Lalu memeluknya erat.
"Iya hyung.", ia membalas pelukanku. Rasanya ingin sekali aku memeluk Jae hyung, Yunho hyung, dan Changmin seperti ini. Aku ingin kami berlima berpelukan di atas panggung, dibalik panggung, atau disaat kami sedih maupun senang. Seperti dulu lagi. Sekarang menyentuh tangan merekapun sulit. Namun aku berjanji, aku akan selalu bernyanyi dan mencipta lagu untuk kita dan para Cassie. Always keep the faith. Kami Park Yoochun, Kim Jaejoong, Kim Junsu, Jung Yunho, dan Shim Changmin akan selalu ada sebagai Dong Bang Shin Ki selamanya. Aku yakin itu.

-Author POV-

Besok hari ulang tahun Jaejoong. Junsu dan Yoochun sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk kejutan pesta kecil mereka tepat tengah malam nanti. Mereka ingin Jaejoong melupakan sejenak kesedihannya. Jaejoong sendiri sebenarnya lupa akan ulang tahunnya.
....
Di kantor SM Entertainment, Yunho dan Changmin mendatangi pemimpin SM Ent.
"Kami mohon ijinkan kami, hanya satu hari. Kami mohon.", Yunho memohon pada pemimpin SM Ent. Ia rela berlutut dan merendahkan harga dirinya. Changmin yang melihat kelakuan Yunhopun ikut berlutu dan memohon. Dua jam sudah mereka melakukan itu semua, semua cacian mereka terima. Namun mereka tetap saja berlutut dan memohon hanya untuk satu keinginan, diberi satu hari untuk bersama JaeChunSu tepat di hari ulang tahun Jaejoong.
"Baiklah, hanya satu hari. Kalian sudah bisa pergi sekarang.", kata pemimpin SM Ent. dengan angkuhnya. Mendengar itu wajah mereka berubah sumringah.
"Terimakasih kami ucapkan banyak terimakasih. Kami permisi.", Yunho dan Changmin membungkukan badannya berulang kali. Lalu mereka meninggalkan ruangan.
"Hyung.", Changmin tersenyum dan mulai menahan tangisnya.
"Kita akan bersama mereka.", Yunho menepuk pundak Changmin dan pergi.
....
Jaejoong sudah tertidur pulas, ia terlihat sangat lelah hari ini. Pukul 11.58 pm, Yoochun dan Junsu masuk ke kamar Jaejoong dengan black forest berhias lilin warna-warni berjumlah 24 buah di tangan Junsu.
"Sudah saatnya hyung, tepat jam 12.", Junsu memberi aba-aba pada Yoochun. Yoochunpun mengangguk.
"JAE HYUUUNG!!", teriak Yoochun di telinga Jaejoong. Jaejoong terperanjat dari tidurnya.
"YOOCHUUUNN. Kau ini berisik sekali. Babo!", omel Jaejoong sambil memegang telinganya.
"Bangun, hari ini kau ulang tahun hyung. Saangil Chukka, wish you all the best. Semoga kau bahagia selalu.", Yoochunpun memeluk Jaejoong.
"Amien. Hahahahaha. Aku lupa kalau sekarang ulang tahunku. Terimakasih.", Jaejoong begitu senang. Ia tertawa lepas sekali.
"Saangil chukka hyung. Kau makin tua saja hyung.", canda Junsu.
"Kurang ajar! Tapi tetap saja aku tampan. Hahaha.", narciss Jaejoong. "Terimakasih ya dolphin.", lanjut Jaejoong.
"Tiup lilinmu hyung.", suruh Yoochun. Jaejoongpun tersenyum dan segera akan meniupnya.
"Meke a wish dulu!", sergah Junsu. Yoochun tertawa karena pelafalan bahasa inggris Junsu kacau.
"Junsu, make a wish, bukan meke a wish.", Yoochun membenarkan kata-kata Junsu. Jaejoongpun ikut tertawa karena itu.
"Kalian ini. Sudah cepat bua permintaan!", kesal Junsu. Yoochun dan Jaejoongpun menepuk berhenti tertawa. Jaejoong menggenggan kedua tangannya tepat didepan wajahnya dan memejamkan matanya.
"Aku harap Yunho dan Changmin ada disini, aku ingin bersama mereka. Semoga masalah kita akan segera berakhir. Dan kita akan selalu bersama sebagai Dong Bang Shin Ki.", Jaejoong dengan pelan mengucapkan doanya.
"AMIEN.", JaeChunSu serempak berkata. Selesai berdoa Jaejoong langsung meniup lilinnya.
"Ckckck. Kalian ini, tidak menunggu leader dan magnae dulu. Curang sekali merayakan tanpa kami.", tegur seorang pria di ambang pintu. Semua beralih pandang ke arah pintu.
"Yunho, Changmin!", Jaejoong terkejut namun senang. Ia langsung turun dari tempat tidur dan berhambur memeluk Yunho dan Changmin. Yoochun dan Junsu masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Saangil Chukka hyung!", Changmin memberi selamat pada Jaejoong, ia menangis dalam pelukan Jaejoong.
"Saangil Chukka Joong. Kami merindukan kalian!", Yunho memeluk erat Jaejoong dan Changmin. Terdengar suaranya sengau karena menahan tangis. Junsu menaruh black forestnya di meja. Yoochun dan Junsupun ikut berhambur memeluk mereka bertiga. Mereka menangis bahagia dalam pelukan.
"Maaf kami tidak bawa hadiah apapun untukmu.", sesal Yunho.
"Aku sudah dapatkan hadiahku. Kalian berempat dan para cassie. Hadiah terbaik yang aku miliki.", Jaejoong semakin mengeratkan pelukannya.
"Hyung.", Junsu, Yoochun, Changmin serempak menyaut.
"Kamipun sama, kau adalah hadiah terbaik yang kami miliki Joong.", kata Yunho dengan senyum menawannya.
"Terimakasih, aku mencintai kalian selamanya.", kata Jaejoong.

-Changmin POV-

Saat ini aku bahagia, aku ada dalam pelukan hyungdeulku.
"Aku merindukan kalian.", kataku pelan.

-Junsu POV-

Ini adalah kami, satu walau dalam keadaan apapun. Hati kami tidak akan pernah terpisah. Aku semakin memeluk erat mereka.

-Yoochun POV-

Ini yang aku inginkan, kami berlima berpelukan lagi, setelah sekian lama aku tidak merasakannya. Aku lihat Changmin paling banyak mengeluarkan air matanya. Ia memang magnae kami.

-Yunho POV-

Aku kembali merasakan kehangatan keluarga. Ini kami Dong Bang Shin Ki dimana aku adalah leader dengan para member terbaik di dunia ini.
"Aku mencintai kalian.", kataku pelan namun berharga.

-Jaejoong POV-

Kini aku berada dalam pelukan mereka.
"Yunho, kau tidak merawat wajahmu dengan baik. Jerawat dan kumismu itu. Payah sekali.", gurauku, untuk menghentikan kesedihan kami. Semua tertawa mendengar perkataanku, ditambah pukulan keras di kepalaku yang di daratkan oleh Yunho. Akupun ikut tertawa.
"Ayo kita keluar, akan aku traktir makan.", ajakku. Aku tau Changmin akan suka ini.
"Hyung, aku ingin makan masakanmu. Jadi, kau memasak saja untuk kami.", kata Changmin dengan wajah anak kecilnya.
"Baik, aku akan memasak untuk kalian.", kataku riang. Aku melihat kesenangan di wajah ke empat dongsaengku. Ternyata Changmin begitu merindukan masakanku. Aku juga merindukan memasak untuk mereka para member Dong Bang Shin Ki, keluargaku, harta karunku, dan hadiah terbaikku. Tahun ini adalah ulang tahunku yang paling berharga, paling spesial, dan paling bermakna. Aku mencintai kalian semua.



THE END

No comments:

Post a Comment