Saturday, May 29, 2010

Fan Fiction.. Namjachingu untuk Ahnka..

Cast:
-Priyanka Adindanoor as Choi Ahnka
-Elis Yulia as Park Yoolsi
-Khalifah Abadini as Han Jinnee
-Kim Jaejoong
-Jung Yunho as Choi Yunho
-Shim Changmin as Choi Changmin
-Park Yoochun
-Kim Junsu

STORY is BEGIN

-Author POV-

'Umma aku pulang!', teriak Ahnka saat memasuki rumahnya.
'Ah sayang! Kau bawa teman-temanmu.', kata umma Ahnka ketika melihat Yoolsi dan Jinnee berada dibelakangnya.
'Iya umma, ini teman-temanku Yoolsi dan Jinnee.', Ahnka memperkenalkan teman-temannya.
Keluarga Choi baru pindah sebulan yang lalu ke Seoul. Dan baru tiga minggu Ahnka bersekolah di sekolah barunya. Yoolsi dan Jinnee kini menjadi teman dekat barunya. Yoolsi dan Jinnee sengaja ingin berkunjung kerumah Ahnka.
'Annyeong ajjhuma.', sapa Yoolsi dan Jinnee bersamaan.
'Annyeong. Anggap rumah sendiri.', ramah Umma Ahnka.
'Umma aku ke kamar.', pamìt Ahnka. Lalu mereka bertiga pergi ke kamar Ahnka.
-----
@ kamar Ahnka

'Sepertinya keluarga menyenangkan.', puji Jinnee.
'Hahahaha', tawa Ahnka meledak. 'Kau belum tau naui oppadeulku ini. Mereka tuh sangat menyebalkan.', lanjut Ahnka tetap dengan tampang ingin tertawa.
'Heh gendut, liat kaset gameku tidak?', tanya seorang pria muda yang asal masuk kamar Ahnka tidak mengetuk pintu terlebih dahulu.
'Ah si kerempeng. Oppa kebiasaan main masuk kamarku seenaknya.', kesal Ahnka.
'Huah dongsaeng bawel sekali kau. Liat apa tidak?', ledek pria itu terus mengobrak-abrik rak buku dan lemari Ahnka sampai berantakan. 'Aha, ini dia.', akhirnya kaset yang dicari ditemukan. Yoolsi dan Jinnee hanya saling pandang melihat tingkahnya yang aneh.
'Huah, gendut. Ada teman-temanmu. Kenapa tidak bilang.', ia baru menyadari ada Yoolsi dan Jinnee.
'Ah mata oppa saja yang suliwer. Makanya jangan main games aja. Dasar oppa gila.', ledek Ahnka kesal.
'Dasar dongsaeng kurang ajar. Masa oppamu sendiri dikatain gila.', kesalnya lalu memukul pelan kepala Ahnka.

-Yoolsi POV-

Ahnka dan pria itu terus saja bertengkar. Ya, bertengkar layaknya kakak, adik. Sepertinya dia itu kakaknya Ahnka.
'Namaku Choi Changmin. Panggil saja Changmin yang tampan.', katanya memperkenalkan diri. Ia menyodorkan tangannya padaku, lengkap dengan senyumnya yang manis.
'Tampan darimana. Dari Afrika, iya tampan banget.', ledek Ahnka, lalu memukul pelan pipi kakaknya.
'Yoolsi, Park Yoolsi.', kataku meraih tangannya. Jantungku berdetak kencang sekali saat bersalaman dengannya. Aku rasa aku menyukainya. Aku terpaku melihat ketampanannya dari dekat.

Changmin oppa sudah keluar kamar karena diusir Ahnka, katanya mengganggu. Yang harus kuceritakan, sebelum keluar kamar tadi Changmin oppa sempat mengedipkan sebelah matanya padaku. Itu membuatku malu dan senang bukan main.

-Author POV-

'Ahnka, kamar mandi dimana? Aku kebelet pipis!', tanya Jinnee yang tiba-tiba ingin buang air kecil. Ia bergerak-gerak seperti menahannya.
'Tuh, disebrang kamarku.', Ahnka menunjuk pintu disebrang kamarnya. Kebetulan pintunya tidak ditutup oleh Changmin. Jadi sudah dapat terlihat dari kamar Ahnka.
Jinnee langsung ngibrit ke kamar mandi. Dan langsung membuka pintu kamar mandi.
'Aaaaaaa!', Jinnee berteriak berbarengan dengan teriakan seorang pria. Ahnka, Yoolsi, dan Changmin langsung keluar kamar dan menuju kamar mandi.
'Huah! Oppa kau apakan chinguku?', tanya Ahnka pada pria itu saat melihat Jinnee wajahnya begitu merah karena malu.
'Bukan salahku. Dia yang main masuk kamar mandi, untung aku sudah pakai handuk. Kalau tidak, habis keperjakaanku.', katanya seenaknya.
*wakakak keperjakaan, bodoh bgt dah neh oppa satu*

'Hahahahaha, Yunho hyung. Ganjen sekali kau.', ejek Changmin pada pria tadi yang tak lain bernama Yunho.
'Lagian kebiasaan kalo mandi tidak pernah dikunci. Harusnya oppa sadar, sudah sering kan aku memergokimu telanjang di kamar mandi karena tidak pernah kau kunci.', kata Ahnka santai saja.
*asik liat Yunho telanjang, wakakakakak. -disetrum dini-*

'Bawel kau gendut. Sudah tau aku tidak suka kunci pintu, kau malah main masuk kamar mandi saja.', kata Yunho tidak mau kalah.
'Chingunya Ahnka, tadi mau masuk kamar mandi. Masuk deh.', suruh Yunho. Tapi Jinnee hanya diam, malah mukanya terlihat tambah merah.
'hhhss..hhss..', Changmin mengendus-endus. 'Bau apa neh?', tanya Changmin.
'Aku ngompol.', kata Jinnee malu bukan main.
'Hahahahahahaha!', semua yang disitu tertawa menggelegar sampai menghancurkan dinding2 rumah.
*lebay, huah si dini ngompol. uda gede ngompol*
-----
Karena malu Jinnee, cepat-cepat minta pulang. Ia meminjam rok sekolah Ahnka, karena roknya sudah basah karena ngompol.
'Ahnka aku pulang dulu. Mian, tadi aku memalukan.', katanya ijin pulang.
'Hei kau mau pulang, aku antar saja. Sekalian aku ingin keluar.', kata Yunho ikut nimbrung, dan tiba-tiba muncul dikamar seperti Jaelangkung yang datang tak dijemput, pulang tak diantar.
*garing bener gw*

Jinnee, hanya diam tertunduk malu.
'Ah sudah ayo!', Yunho menarik tangan Jinnee.
'Umma, aku pergi.', teriak Yunho.

-------

-Changmin POV-

'Lalu aku pulang sendiri. Huah Jinnee. Dia main meninggalkanku saja.', aku dengar chingunya Ahnka yang manis itu mengeluh kesal.
Aku mendatangi kamar adikku tercinta, tidak aku harus meralatnya. Aku datangi kamar adikku yang gendut itu. Dia makan apa sih bisa sampai segendut itu.
*changmin oppa, enak aja badan seksi gini dblg gendut, belum pernah disumpel bakiak yeh*

'Yoolsi manis, aku antarkan saja ya. Mau kan?', kataku sedikit merayu. Ini kesempatanku untuk mendekatinya. Namun yang aku bingung, kenapa si Yoolsi kaya orang gila senyum-senyum sendiri.
'Huah, oppa. Kau jangan merayu. Aku bilang umma. Kau mengganggu chinguku.', ancam si gendut. Biarkanlah, aku tidak takut.
'Siapa yang merayu memang dia manis. Memangnya kau jelek.', ejekku. Aku puas melihat wajah si gendut kesal.
*huah coba jgn manggil gendut mulu, gw sepak lo. nyungsep*

Akhirnya aku berhasil mengantar pulang Yoolsi.
-----
@ motor

'Pegangan, nanti kau jatuh.', suruhku. Aku tarik saja tangannya dan kulingkarkan di pinggangku.
*huah si kerempeng cari kesempatan. -digetok elis neh gw-*

-Yoolsi POV-

'Iya oppa.', kataku malu-malu sambil memeluk pinggangnya. Jantungku rasanya mau copot. Aku memeluk seorang namja yang kyeopta.

@ halaman rumah Yoolsi

'Sudah sampai oppa. Gomawo sudah mengantarku. Mau mampir dulu?', kataku dengan nada yang super duper lembut.
'Tidak usah, kapan-kapan saja., saat kau sudah menjadi yeojachinguku. Aku pasti mampir ke rumahmu. Sampai ketemu lagi.', katanya. Lalu ia langsung menancap gas motornya.
'Apa yang ia katakan? Yeojachingunya? AKU. Tidaakk. Aku pasti sudah gila.', batinku teriak, namun aku tersenyum senang.
*huah, oppanya sapa seh tuh. kagak ada malu bener dah.*
-----
@ mobil
*huah, yunho oppa dikasi mobil, changmin oppa motor, gw kagak dikasi apa-apa! curaang! ummaa! 'nangis histeris'*

-Author POV-

Jinnee tetap saja terlihat malu, karena kejadian memalukan itu.
'Namamu siapa? Kita kan belum kenalan. Aku Choi Yunho', tanya Yunho memulai topik pembicaraan.
'Aku Han Jinnee.', jawab Jinnee.
'Mian membuatmu ngompol. Aku tidak tau kalau kau kebelet pipis.', kata Yunho menyesal.
'Ne oppa. Aku juga minta maaf, tadi main masuk kamar mandi. Aku tidak tau ada orang di dalam.', sesal Jinnee juga.
'Hahaha, sudah lupakan. Jinnee, bagaimana kalau kita makan mie ramen dulu. Aku tau kedai mie ramen yang enak. Aku lapar.', ajak Yunho sebelum mengantar pulang.
'Ne oppa. Terserah oppa saja.', kata Jinnee pasrah.

@ kedai mie ramen

-Jinnee POV-

Mie ramen sudah datang, tapi aku tidak menyentuhnya sama sekali. Aku malu memakannya di depan dia. Wajahnya tampan sekali, apalagi saat dia memakan Mienya itu. Ah ingin sekali aku jadi mie yang ia makan.
'Tidak, apa yang aku pikirkan. Bangun, bangun Jinnee.', kataku dalam hati sambil memukul-mukul pipiku dengan kedua tanganku.
'Kau kenapa Jinnee?', tanya Yunho oppa heran. Babonya aku didepan dia.
'Ani.. oppa.', kataku singkat.
'Yasudah habiskan miemu. Nanti keburu aku yang menghabiskannya.', katanya seperti menggodaku diiringi tawa kecilnya.
'Ne.', lalu aku memakan mieku.

-Yunho POV-

Aku melihatnya memakan mienya, bahkan aku tidak berkedip.
'Dia lucu sekali. Jinnee, Jinnee.', itu penilaianku sejak melihatnya tadi di rumah. Cara makannyapun lucu sekali.

Selesai makan aku mengantarnya pulang kerumahnya.
'Sampai ketemu lagi.', kataku lengkap dengan kedipan mata nakalku yang bisa meluluhkan hati gadis manapun.
*lebay, mulai dah narsisnya. gw gak mengakui punya oppa seperti dia. huah, gak cm oppa, gak yh oppa. semuanya pedopil, hahaha*

'Hati-hati oppa', katanya saat aku akan menancap gas mobilku.
-----
@ kamar Ahnka

-Ahnka POV-
Saat aku sedang menjelajah dunia maya di kasur, tiba-tiba ada seekor manusia merebahkan dirinya di sampingku.
'Huah, tuh kan. Oppa selalu saja masuk kamarku tanpa ijin.', kesalku pada si kerempeng oppa.
*waktunya pembalasan hei kau kerempeng*

'Ahnkaku sayang, kau lagi apa sih?', tanyanya dengan nada yang memuakkan. Ah, biasanya kalau begini ada maunya.
'Aku sedang membuat postingan di blogku, "Bagaimana jika kau mempunyai dua oppa yang sarap bin stres", sudah jangan basa-basi oppa, mau apa kau?', tanyaku ketus sambil menyindirnya. Tapi emang sudah stres, jadi si kerempeng malah senyum-senyum aku sindir begitu.
'Okey, kau memang pengertian. Mengerti jalan pikiranku. Ahnka, bantu aku mendekati chingumu itu.', pintanya sok imut. Yasudah ku tebak pasti tentang Yoolsi.
'Tidaaak! Jangan ganggu chinguku.', tolakku cepat.
'Ah kau pelit sekali. Ayolah adikku yang cantik', katanya merayuku sambil mencolek daguku.
*hoeeeks, jijay lo oppa*

'Bagian begini baru bilang aku cantik. Dasar. Okey! Tapi ada syaratnya.', kataku sambil memainkan alisku.
'Huah pelit sekali pakai syarat.', ejeknya.
'Bawel. Yasudah tidak jadi saja.', godaku. Ku lihat wajah si kerempeng kesal.
'Iya, apa syaratnya?', tanyanya seperti terpaksa.
'Syaratnya adalah...', kataku menggantungkan kalimat.

'Apa? Cepat beritahu gendut!', katanya kesal. Si kerempeng mulai menyebalkan lagi. Mau minta tolong, malah meledek.
'Jadi ya oppa, syaratnya. Setiap hari kau harus memberiku dua batang coklat selama sebulan penuh. Besok kau harus mentraktirku makan sepuasnya, nonton bioskop, terusss...' , kataku berpikir sejenak.
*sumpah gw parah banget dah*

'Sudah cukup-cukup kau ini maruk sekali.', katanya memotongku yang sedang berpikir.
'Heuh, mau aku bantu tidak?', ancamku. Ku lihat dia mengangguk terpaksa.
'Beliin lima baju, dua tas, dua sepatu baru. Okey! Deal oppaku sayang.', kataku kali ini yang memanfaatkannya.
*nanggung twuh seharusnya 1 toko.. huah, gw matre bgt.*

'Aduh dongsaengku matre sekali. Iya deal, tapi bantu aku jadikan Yoolsi, yeojachinguku.', si kerempeng menerima persyaratanku. Aku senang. Dan aku tersenyum mengangguk padanya.
'Asik, ini baru dongsaengku.', katanya senang lalu mencium pipiku.
*huah gw dicium cm, asik. -bep, bebehmu ini dicium oppamu-*

'Jangan cium-cium. Dasar.', kesalku sambil menghapus bekas ciumannya.

-Yunho POV-

Aku mendengar kedua dongsaengdeulku berisik sekali di kamar Ahnka.
'Hei, kalian berisik sekali. Lagi ngapain?', tanyaku pada mereka, lalu ikut tidur disamping Ahnka.
'Aku lagi merayu Ahnka, agar mau membantuku mendekati chingunya.', kata Changmin dengan wajah yang sok manis.
'Ooohh. Aku juga dong. Bantu aku mendekati Jinnee.', kataku merayu.

-Ahnka POV-

Bagai disambar gledek, aku tidak menyangka kedua oppaku menyukai chingudeulku.
'OMO! Huah, kenapa kalian berdua jadi mengincar chingudeulku. ckckck.', ejekku heran. Tiba-tiba seton karung beras menindih tubuhku yang sedang tengkurep.
'Bantu aku, awas kalau tidak.', ancam Yunho oppa diatas punggungku.
'Berat oppa badanmu kan kaya gajah. Pergi. Changmin oppa tolong aku.', kataku sambil memberontak, tapi badan Yunho oppa memang benar-benar berat jadi aku kesakitan. Tapi si kerempeng bukannya membantuku, malah ikut-ikutan menimpaku.
'Huah, berat oppa. Jahat sekali padaku. Aku tidak bisa nafas.', rengekku karena memang benar aku tidak bisa bernafas karena ditimpa gajah-gajah tidak tau kasian. Ku lihat mereka tertawa-tawa diatas penderitaanku.
*huah, oppa2 sarap. berat bedon main nindiin gw. tar badan gw remuk baru tau rasa ye.*

'UMMMAAAA! YUNHO OPPA SAMA CHANGMIN OPPANYA NIH.', teriakku merengek meminta tolong.

Berhasil, pengacau-pengacau itu enyah dari tubuhku yang seksi ini, jika nama umma aku sebut.
*hoeeekss, pen muntah gw*

'Iya kalian semua aku bantu. Asal bayaranku benar-benar kalian penuhi.', kataku seperti gadis yang matre sekali.
'Bayaran apa?', tanya Yunho oppa heran.
'Changmin oppa jelaskan perincian pembayaranku.', suruhku layaknya bos besar. Aku mendengar si kerempeng menjelaskan setiap persyaratan yang aku pinta.
'Bagaimana? Yunho oppa setuju tidak?', tanyaku setelah si kerempeng berhenti mendongeng. Biarpun kerempeng bagaimanapun ia oppaku. Jadi aku akan memanggilnya Changmin Oppa.
'Baik, aku setuju. Dengan syarat, pastikan Jinnee mau jadi yeojachinguku.', katanya dengan tampang serius. Aku takut melihatnya, seperti singa mau memangsa.
'Oke, oppaku sayang. Asik aku kaya raya sebentar lagi, karena kalian.', kataku semangat.
-----
@ kelas.

-Author POV-

Saat Ahnka menyantap timbunan coklatnya, ia ingat ada titipan dari kedua kakaknya.
'Yool, ada coklat dari Changmin oppa untukmu. Nih, terus ia titip salam untukmu.', katanya sambil menyodorkan sebatang coklat ke tangan Yoolsi. Yoolsi terlihat senang.
'Ini dari oppamu?', tanya Yoolsi meyakinkan.
'Iya dari Changmin oppa. Oppaku menyukaimu. Kau juga kan?', kata Ahnka dengan mulut penuh coklat sambil memainkan alisnya untuk menggoda.
'Kau ini. Iya, oppamu tampan sekali habisnya.', puji Yoolsi mengakui.
'Tampan? Kau jangan tertipu luarnya. Aku sebagai dongsaengnya memberitahumu kalau dia orang yang aneh sekali. Hahahaha.', Ahnka puas tertawa meledek kakaknya.
'Oh ya! Ini bunga mawar untukmu. Kalau ini dari Yunho oppa.', kata Ahnka enak saja sambil memberikan bunga mawar merah itu pada Jinnee. Jinnee senang bukan main mendapat bunga itu.
'Ah manis sekali oppamu itu.', puji Jinnee. Telinga Ahnka rasanya mau pecah mendengar pujian tentang kedua kakaknya.
'Iya manis, apa katamu saja. Sedikit bocoran, dia itu namja yang sangat romantis. Jadi kau harus kuat dibuat meleleh terus olehnya.', kata Ahnka santai saja. 'Oh ya, aku baru ingat. Aku mau tanya. Apa kau mau jadi yeojachingu oppaku?', tanya Ahnka lagi ceplas-ceplos.
'Mwo? Kenapa kau tanya itu. Aku kan malu.', wajah Jinnee merona merah.
'Aku disuruh Yunho oppa, memastikan apa kau mau jadi Yeojachingunya tidak.', jelas Ahnka lengkap dengan senyum lebarnya.
*sumpah gw ky org yg cuek bgt, enak aje geto ngemeng. apa gw memang sperti itu?*

'Kalau dia yang meminta aku tidak akan menolaknya.', jawab Jinnee malu-malu.

-Ahnka POV-

Sudah dua minggu aku menjadi kurir penitipan salam dan pengiriman barang-barang dari kedua oppadeulku yang tampan-tampan.
*what? tidaaak. apa yang kau katakan Ahnka.*

Aku belum selesai bicara, dari kedua oppadeulku yang tampan-tampan jika dilihat dari menara Seoul dan mereka ada di pulau Jeju.
*hahahaha. setuju. ketawa puas gw. -digetok elis+dini-.*

Yoolsi dan Jinnee, sering aku ajak ke rumah tanpa penolakan. Tapi aku pusing, karena biasanya dua oppadeulku itu ikut nimbrung dan tidak jelas tingkah dan apa yang mereka bicarakan. Yang lebih aku heran lagi chingudeulku mau saja meladeni tingkah aneh mereka.
-----
@ kamar Yunho.

Aku duduk manja dipangkuan Yunho oppa yang sedang duduk di meja belajar sambil mainin laptop kesayangannya.
*Asik duduk dipangkuan oppaku sayang*

'Ahnka, pergi sana. Kau menutupiku. Aku sibuk. Lagipula kau ini berat sekali.', protesnya kesal karena aku mengganggu belajarnya.
'Jadi begitu. Padahal aku mau cerita tentang Jinnie. Yasudah kalau oppa tidak mau dengar. Tidak jadi aku bercerita.', godaku sambil meliriknya. Tapi karena otaknya sudah terisi penuh dengan Han Jinnee. Yang tadinya dia memasang wajah ganas, setelah mendengar nama Jinnee, wajahnya berubah menjadi sok manis lengkap dengan senyum sumringahnya.
*najis lo oppa*

'Jangan! Cepat ceritakan dongsaengku tersayang.', rayunya. Tadi saja marah-marah, sekarang sok merayu. Namja aneh.
'Iya aku cerita! Begini oppaku sayang. Aku sudah sangat yakin dia mau jadi Yeojachingu oppa. Percaya padaku. Jadi tugasku sudah selesai.', kataku sambil memainkan alisku yang indah.
*asiik, kata2 gw*

'Yang benar? Kau tau darimana?', tanyanya meyakinkan diri tapi bibirnya sudah senyum-senyum senang.
'Aku bilang, aku disuruhmu menanyakan dia mau tidak jadi yeojachingumu. Dan dia bilang tidak akan menolak. Pintar kan dongsaengmu ini?', kataku super polos.
'Aduh babo benar kau ini. Kenapa kau bilang disuruh olehku.', kesalnya lalu memukul kepalaku keras. Sakitnya bukan main.
'Sakit oppa. Masih bagus aku menolongmu.', kesalku balik sambil meringis.
'Habis kau babo sekali. Tapi yasudahlah. Terimakasih ya dongsaengku. Kau orang pertama yang akan aku traktir, jika dia sudah jadi yeojachinguku.', dia memberi janji yang membuatku senang.
'Asiikk. Oppaku baik.', lalu aku memeluknya saking senangnya.
*asik peluk2 yunho oppa. -digetok bebe jae, krn cemburu, asik-*

'Iya, sudah sana aku mau belajar', usirnya lembut.
Aku tersenyum dan keluar kamarnya.

@ kamar Ahnka

-Changmin POV-

Aku melihat dongsaengku tertawa-tawa di depan laptonya. Aku heran, lalu aku menghampirinya saja, dan sedikit niat mengagetkannya.
'GENDUUUTTT.', teriakku ditelinganya. Dia terkejut dengan wajah kesal.
'Aduh oppa, telingaku sakit.', omelnya sambil menaruh tangannya di telinganya.
'Hahaha. Kau buka situs porno ya?', tanyaku asal-asalan hanya untuk mencandainya.
'Enak saja, memangnya oppa. Aku sedang melihat video DBSK. Kau tau si magnae yang bernama Max itu bodoh dan anehnya sama sepertimu oppa.', katanya balas meledekku. Membuatku kesal setengah mati.
*huah, jelas sama! orangnya aja sama. bego bener dah si Ahnka.*

Aku tampar saja pipinya pelan, dan aku rasa dia juga kesal. Terlihat dari cara dia mengomel seperti umma.
'Aduh oppa, tau tidak pipiku ini sensitif dari tangan kotormu itu.', katanya mengomel.
'Iya apa katamu saja gendut.', balasku santai saja. Habis, dia itu cerewet sekali. Aku ngomong satu kata, dia pasti membalasnya dengan seribu kata.
*lebay lo oppa, bkin kesel aj*

'Oppa, tugasku sudah selesai. Saatnya kau bertindak sendiri.', katanya membuatku tidak mengerti.
'Apa maksudmu?', tanyaku. Sepertinya dia akan menganggapku namja bodoh.
'Aduh bodohnya oppa. Kau kan memintaku membantumu mendekati Yoolsi. Sekarang kau sudah dekat dengannya. Jadi sudah selesai tugasku. Saatnya kau mendekatinya sendiri tanpa bantuanku.', jelasnya panjang lebar. Benar kan, dia bilang aku bodoh.
'Dongsaeng gila, sopan sedikit dengan oppa tampanmu ini.', kataku kesal namun sambil bergurau.
'What tampan? Sudah oppa, aku tidak takut padamu. Pokoknya tugasku sudah selesai.', katanya sok sekali. Dia benar-benar dongsaeng kurang ajar. Kalau saja dia bukan dongsaengku yang ku sayangi, sudah aku masukan dia ke dalam tempat sampah dan ku buang ke laut.
*huah oppa, parah bgt dah. maenannya geto. masa gw mw dbuang*

'Oke Ahnkaku sayang. Gomawo yang teramat sangat. Besok aku berikan bonus coklat 3 batang. Baikan aku?', kataku narciss. Dengar kata coklat wajah si gendut langsung senang, seperti mendapatkan hujan uang. Dongsaeng yang aneh.
'Asiikk oppaku yang satu ini baik sekali.', katanya sok berbaik hati padaku.
'Aduh memang aku baik. Kau saja yang pura-pura menutup kenyataan kalau aku baik.', kataku lebih narciss lagi. Aku lihat dia memajukan bibirnya, dan menggerakan-gerakannya seperti meledekku.
'Dasar kau ini, dongsaeng menyebalkan.', lalu aku pukul dia dengan bantal yang ada disampingnya.

@ bioskop

-Author POV-

Malam itu Changmin dan Yoolsi sedang menonton film horor di bioskop. Seperti kebanyakan namja, Changmin sengaja memilih film horor untuk mencari kesempatan dalam ketakutan. Saat hantu dengan wajah hancur tidak berbentuk muncul di layar tiba-tiba ditambah backsound yang mengejutkan. Yoolsi dengan refleks berteriak ketakutan dan tidak sengaja memeluk Changmin, ia menyembunyikan kepalanya di dada Changmin.
*huah, elis itu mah emang pengen lo, meluk2 oppa gw. (bg para manusia yg nuntun film horor sm gw, tdk akan mendpatkan plukan, tp akan mendpatkan gigitan di tgan. -sudah bnyak korban- hahaha)*

'Kau takut ya! Lucu sekali. Ada aku, tenang saja.', kata Changmin menenangkan sambil membelai rambut Yoolsi, padahal daritadi Changmin menutup mata karena tidak berani menonton.

'Mian oppa.', Yoolsi langsung melepas pelukannya karena malu. Ruangan yang gelap menyamarkan wajah Yoolsi yang sudah semerah tomat.
'Hahahaha, tidak usah malu. Kau mau jadi yeojachinguku tidak?', tanya Changmin tanpa canggung.
*huah, gak romantis bgt dah. oppa gw masi jmblo, jgnlah kau pny pcr dlu. (si bebe dger, trus manyun mrasa ga diangap. -ampun be-)*

-Yoolsi POV-

Aku tidak menyangka, Changmin oppa menembakku sekarang. Aku belum menyiapkan kata-kata. Terutama mental dan kewarasan.
'Mwo? Oppa tadi bilang apa?', tanyaku bodoh sekali.
'Aku tanya kau mau jadi yeojachinguku tidak? Mau ya! Sudah mau saja. Okey! Sekarang kita pacaran.', katanya memaksa dan mengambil keputusan sendiri.
*huah apan twuh, bedon. maksa bener.*

'Ne oppa.', jawabku keluar begitu saja.
-----
@ taman.

-Author POV-

'Jinnee.', panggil Yunho dengan nada lembut.
'Ya!', saut Jinnee.
'Aku punya bunga dan permen. Kau mau pilih yang mana?', tanya Yunho sambil memperlihatkan tangannya.
'Untuk apa?', tanya Jinnee tidak mengerti.
'Jika kau mau menjadi yeojachinguku kau akan memilih bunga, namun jika tidak kau akan memilih permen ini.', jelas Yunho sambil tersenyum manis. 'Tapi jika kau tidak memilih satupun, aku akan menunggu sampai kau memilihnya.', tambah Yunho, terdengar romantis.
Jinnee terus menunduk malu campur senang. Yunho menyentuh wajah Jinnee dan mengarahkan untuk melihatnya.
'Jadi kau akan memilih apa?', tanya Yunho lembut sambil menatap dalam mata Jinnee. Jinnee masuk dalam tatapan itu, jantungnya berdetak tidak karuan.
Akhirnya Jinnee tersenyum dan mengambil bunga di tangan kanan Yunho.
'Ah jagiku.', Yunho senang sekali dan memeluk Jinnee.

-------

@ kantin sekolah.

-Ahnka POV-

'Hei, para yeojachingu oppadeulku! Masih kuat pacaran dengan mereka?', tanyaku iseng mengagetkan kedua chinguku. Aku melihat keduanya sedikit terperanjat dari kursinya.
'Kau sepertinya tidak senang sekali jika aku awet dengan oppamu.', tuduh Jinnee sambil memicingkan matanya padaku diiringi wajah cemberutnya Yoolsi. Aku tau mereka hanya bercanda.
'Hahahaha! Jelas! Saat mereka tidak punya pacar, aku sepenuhnya mendapatkan perhatian mereka. Sedangkan sekarang aku harus berbagi dengan kalian.', jelasku dengan menampakan wajah sedih dan pura-pura kesal.
'Huah, kau cemburu pada kami? Ckckckck! Tenang saja aku tidak akan merebutnya darimu! Hahahaha!', kata Yoolsi merayu namun sedikit mengejekku.
'Hahahahaha! Aku bercanda. Tapi aku malas saat sedang jalan berlima. Kenapa sih kalian sering sekali mengajakku. Padahal aku seperti orang bodoh diantara kedua oppanya yang berpacaran dengan kedua chingunya! Tidaaaaaakkk!', aku berteriak histeris saking depresinya. Habisnya setiap jalan pasti mengajakku, tapi aku hanya dicueki.
*huah kayanya gw curcol neh, bwt 2 oppadeulku di dunia nyata dengarkanlah curhatan adikmu ini.*

'Huah, babo sekali kau berteriak seperti itu. Ini kan dikantin. Makanya kau cari namjachingu agar kita bisa jalan berenam.', kata Jinnee memarahiku lengkap dengan nasihatnya yang menurutku tidak penting.
'TIDAK.. Aku malas! Apa itu namjachingu? Namja yang dekat denganku itu hanya appa, Yunho dan Changmin oppa! Dan kau tau, tiga-tiganya tidak ada yang benar. Semuanya selalu menggangguku! Menyebalkan.', kesalku mengingat mereka saat menggangguku.
*kacau sama appanya juga begeto*

'Hahahaha! Kau ini ada-ada saja!', Yoolsi tertawa mendengar perkataanku. Begitu juga Jinnee, mereka seperti menertawaiku orang bodoh.
-----
@ gerbang sekolah.

-Author POV-

Yunho dan Changmin menjemput Ahnka, Yoolsi, dan Jinnee di sekolah. Karena mereka sudah janjian mau jalan. Kebetulan Yunho dan Changmin tidak ada jam kuliah siang.
'Huah oppa! Lama sekali. Aku sudah jamuran menunggu kalian.', protes Ahnka kesal karena sudah lima belas menit yang lalu bel pulang sekolah berbunyi.
'Bawel! Naik!', suruh Yunho. Ahnka, Yoolsi, dan Jinnee naik dan duduk di kursi belakang.
'Bibi, ini minum untukmu.', Changmin menyodorkan minuman kaleng pada Yoolsi dari kursi depan.

Toookkk.
Ahnka memukul kepala Changmin dengan cover CD.
'Buat aku mana?', protes Ahnka.
'Sakiitt.', kesal Changmin sambil memegang kepalanya.

-------

@ mal

-Ahnka POV-

Aku malas menjadi pengganggu diantara mereka, jadi aku putuskan untuk bersenang-senang sendiri.
'Aku mau jalan-jalan sendiri ya. Kalian bersenang-senang saja berempat.', kataku. Tergambar raut heran dari wajah kedua oppaku tersayang.
'Kok begitu, lebih baik kita jalan berlima.', kata Changmin oppa tidak setuju.
'Tidaaakkk! Sudah cukup aku menonton kalian pacaran. Aku pusing di antara kalian. Bikin iri saja. Sudah oppa, sana. Dah.', sindirku, lalu pergi meninggalkan mereka. Tapi ditengah jalan aku melupakan sesuatu, lalu aku berbalik dan kembali pada mereka.
'Oppa, minta uang. Aku mau belanja, aku tidak punya uang.', kataku merengek pada Yunho oppa.
'Aduh, kau ini Ahnka. Menyusahkanku saja. Ini.', katanya sambil mengeluarkan sepuluh lembar uang kertas dengan nominal yang paling besar di korea dari dompetnya, walaupun dengan sangat terpaksa.
'Oppa ini tidak cukup, uang ini hanya cukup untuk membeli lima potong baju, dan dua tas. Sedangkan uang untuk makan, dan sebagainya mana? Tidak kasihan padaku.', kataku memberikan alasan dengan wajah memelasku yang menjadi andalanku jika menginginkan sesuatu. Padahal uang itu jauh lebih cukup. Tapi akunya saja yang tidak tau diri.
*Emang, dsar bodoh neh orang*

Changmin oppa berdecak pinggang melihat tingkahku.
'Ini.', kali ini Changmin oppa yang mengeluarkan lembaran uang dari dompetnya. 'Kau ini benar-benar dongsaeng yang matre ya.', ledeknya. Lalu memukul kepalaku. Untuk saat ini apa yang dia katakan, dan ia lakukan padaku. Aku akan menerimanya. Karena dia baik hari ini.
'Huah, kalian ini oppadeul yang sangat baik. Terimakasih ya Yunho dan Changmin oppaku sayang. Aku mau belanja dulu. Nanti, kalau sudah mau pulang telepon aku. Jangan sampai meninggalkanku, nanti aku adukan pada umma.', ancamku senang dengan alis yang aku mainkan.
'Iya gendut.', kata Changmin oppa kesal. Lalu aku pergi. Saatnya berbelanja.
-----
-Author POV-

Ahnka masih berburu barang-barang yang ingin dibeli, walau tangan kirinya sudah membawa banyak tas belanja.
-----
@ toko baju

Ahnka memegang dress warna ungu manis di tangannya yang membuatnya tertarik. Iapun hendak mencoba terlebih dahulu di kamar pas. Saat membalikan badannya.

BRAAAKKK!
Semua tas belanjaannya jatuh ke lantai karena ditabrak seorang namja.
'Kalau jalan pakai ma...', omel Ahnka.
'Mian.', kata pria tersebut memotong omelan Ahnka. Ahnka terpaku melihat namja itu.
'Tampannya.', batin Ahnka terpesona pada sang namja.
-----

@ kamar Ahnka.

-Yunho POV-

Aku masuk kamar Ahnka, aku lihat ia sedang merebahkan dirinya di kasur dan melamun.
'Ahnka, kau cari namjachingulah. Biar kau tidak sendirian kaya tadi.', kataku langsung menasehatinya tanpa basa-basi lagi. Tapi ia tidak menggubrisku, malah tetap melamun.

-Author POV-

Ahnka sedang memikirkan kejadian dua hari yang lalu.

-Flashback-

'Tampannya.', batin Ahnka terpesona pada sang namja.
'Kau
tidak apakan? Ini milikmu. Sekali lagi maaf.', katanya sopan dengan senyum mengembang di bibir seksinya.
'Tidak apa.', Ahnka membalasnya dengan senyum kecut, karena salah tingkah.
'Lain kali hati-hati.', kata sang namja lalu melintas pergi dari hadapan Ahnka. Ahnka tetap terpaku walau hanya menatap punggungnya.
-End of Flashback-

'Ahnka!', panggil Yunho, dan menampar wajah Ahnka supaya sadar.
'SAKIIT.', kesal Ahnka ditengah sadarnya.
'Mendengarkanku tidak?', tanya Yunho meyakinkan.
'Ne, aku dengar. Namjachingu kan?', jawab Ahnka santai. Yunho mengangguk. 'Jangan harap aku mau mencari namjachingu, mereka itu tidak penting. Sama sepertimu oppa.', lanjutnya malah meledek Yunho.
'Kau ini. Enak saja aku tidak penting. Kalau tidak ada aku hidupmu tidak makmur. Umma kan pelit padamu, karena kau selalu menghamburkan uangnya.', Yunho balas meledek karena tidak terima.
Kebetulan Changmin melintas depan kamar Ahnka sambil membawa semangkuk besar mie.
'Oppa, sini!', panggil Ahnka. Ia sengaja tidak menggubris kata-kata Yunho.
'Apa?', Changmin masuk ke kamar dan mendekat pada Ahnka tanpa rasa curiga.
'Aku minta.', Ahnka langsung merebut mangkuk mie ditangan Changmin seenaknya saja lalu memakannya dengan lahap. Changmin kesal dengan tingkah Ahnka.
'Ah, kembalikan makananku. Kau dongsaeng bodoh sekali.', kesal Changmin.
'Sedikit oppa, pelit sekali. Aku kan lapar.', kata Ahnka dengan wajah tidak bersalah, sambil terus menyantap mie milik Changmin.
'Huf, kau ini benar-benar.', akhirnya Changmin mengalah walau terpaksa.
'Ini oppa.', Ahnka menyodorkan mangkuk mie yang hanya tinggal seperempatnya saja.
'Ini bukan sedikit, tapi hampir kau makan semua.', protes Changmin kesal.
'Sekali-sekali, aku menggantikanmu sebagai orang PALING RAKUS di dunia!', sindir Ahnka dengan penekanan dan tersenyum lebar ke arah Changmin. 'Sudahlah, kalian mau ikut aku tidak?', tanya Ahnka pada kedua kakaknya.
'Kemana?', tanya mereka serempak.
'Ke kamar mandi.', kata Ahnka iseng, lalu langsung ngibrit karena takut diserbu kedua kakaknya.

Tinggal Changmin dan Yunho yang ada di kamar Ahnka.
'Hyung, kalian ngomongin apa sih?', tanya Changmin penasaran sambil menyantap sisa mienya.
'Min sepertinya kita harus mencarikan namjachingu untuk Ahnka.', kata Yunho tidak sinkron dengan pertanyaan Changmin.
'Mwo? Kenapa?', tanya Changmin tidak mengerti.
'Babo. Kau tidak sadar, dua hari yang lalu. Dia mulai tidak betah ada diantara kita berempat. Lagipula selama ini, kita tau dia tidak pernah dekat dengan seorang namja. Itu karena dia terlalu cuek. Maka itu, kita harus membantunya.', jelas Yunho panjang lebar dan penuh semangat.
'Baik, nanti aku kenalkan dengan temanku.', kata Changmin ikut bersemangat.
-----
@ sekolah.

-Ahnka POV-

Tanpa memberitahu, Changmin oppa menjemputku. Tumben sekali ia membawa mobil Yunho oppa, dan kulihat ada seorang namja disampingnya.
'Ahnka, Yoolsi mana?', tanyanya dari dalam mobil. Ternyata dia menjemputku berniat bertemu Yoolsi, dasar kerempeng.
'Dikelas, sebentar lagi juga keluar.', kataku sambil merengut kesal.
'Naiklah. Kita tunggu Yoolsi ya baru pergi.', katanya.
'Iya terserah. Oppa ini temanmu?', kataku penasaran dengan namja disampingnya.
'Iya.', jawabnya singkat.
'Annyeong oppa. Namaku Ahnka. Aku dongsaengnya yang paling cantik.', kataku ceplas-ceplos santai saja. Aku lihat Changmin oppa malah senyum-senyum tidak seperti biasanya yang selalu memprotesku.
'Aku Kim Junsu.', katanya memperkenalkan diri. Aku tersenyum, dan kulihat wajahnya dengan jelas.
'Tampan juga, kenapa oppaku tidak tampan seperti temannya.', kataku dalam hati. Sambil melihat wajah jelek Changmin oppa.
Tak lama Yoolsi datang dan kamipun pergi.
-----
@ restaurant yang menyajikan berbagai macam kuliner dari berbagai negara.
*ada ga seh?*

'Asik lapar.', kataku senang. Dan langsung memesan Mie kocok Bandung. Nasi Uduk Empal, dan jus durian. Setiap aku kesini, aku selalu memesan masakan Indonesia, hampir semua masakan Indonesia disini sudah aku cicipi, sampai semur jengkolpun sudah. Karena menurutku lebih enak dibanding makanan khas Korea.
*setuju, sotoy gw. ky prnh mkan aj. tp yg gw tau mienya enakan mie korea(Jiah dia mkn semur jengkol)*

'Oppa, kau mau saja berteman dengannya. Dia kan aneh.', kataku tanpa canggung pada Junsu oppa dengan mulut yang penuh makanan.

-Changmin POV-

Aduh bodohnya dongsaengku, tingkahnya tidak ada manis-manisnya sedikitpun.
'Memang oppamu itu aneh. Tapi kau lucu sekali.', kata Junsu. Bagiku dan Yunho hyung ini pertanda baik.

Mereka mengobrol asik, sepertinya si gendut sudah akrab dengan Junsu. Begitu juga dengan Junsu, ia senang mendengarkan dan meladeni tingkah dan obrolan konyol si gendut. Tapi aku heran dengan si gendut, ia benar-benar tidak ada manis-manisnya, seperti tidak punya urat malu. Bicaranya ceplas-ceplos, tertawa kencang sekali, ditambah cara makannya seperti orang yang tidak makan satu tahun. Aduh dongsaengku ini, cuek sekali. Dosa apa aku punya dongsaeng seperti dia.
'Iya, ya ampun sampai seperti itu. Kau ini, tenagamu kuat sekali.', saut Junsu menimpali cerita si gendut, namun ia tertawa senang.
*gejeh, emang gw crita apa seh*

'Iya oppa, salah mereka menggangguku.', kata si gendut santai, dengan mulut yang menggembung karena penuh.
'Hahaha. Kau ini.', Junsu mengacak-acak rambut si gendut. Akupun ikut tertawa melihat tingkah si gendut. Aku melirik ke arah bibi, iapun tersenyum padaku seperti isyarat "rencana kita berhasil oppa", dan aku membalas senyumnya.
-----
@ taman hiburan

-Junsu POV-

Aku mengajak Ahnka ke taman hiburan, karena aku rasa dia anak yang menyenangkan dan tingkahnya anak kecil sekali. Aku sudah lama ingin punya yeoja dongsaeng, tapi nyatanya aku ini terlahir hanya berdua dengan hyung kembarku, Junho.
'Oppa, aku ingin kembang gula itu. Belikan untukku.', katanya merengek. Dia itu manja sekali. Tapi akhirnya aku membelikan kembang gula untuknya.
'Ini untukmu dongsaeng manis.', kataku. Ku lihat, ia tersenyum. Aku sudah menganggapnya seperti dongsaeng kandungku sendiri.
'Aku senang. Kau tau, Yunho dan Changmin oppa tidak penah bilang aku manis, mereka selalu meledekku. Kalau begitu, aku mau mereka ditukar olehmu saja oppa. Hahahaha.', candanya lucu sekali, bibirnya bergerak-gerak sangat cepat, sambil mengunyah kembang gulanya.
'Baik, kalau begitu mulai sekarang kau jadi dongsaengku. Mau kan? Karena aku tidak punya dongsaeng!', pintaku padanya. Ahnka terlihat benar-benar senang.
'Okey oppa, aku setuju seratus persen.', katanya bersemangat.
'Dasar kau, senang sekali.', kataku lalu mencuil sedikit kembang gula ditangannya dan aku memakannya.
'Oppa jangan ambil kembang gulaku, oppa beli saja sana.', protesnya dengan bibir yang maju beberapa senti.
'Dasar pelit.', ledekku dan kami tertawa bersama-sama.
*huah,gw punya oppa baru. Junsu oppa sayang.-peluk2 oppa-(digetok bebe)*

-----
@ kamar Ahnka

-Author POV-

Changmin dan Yunho kembali mengganggu Ahnka di kamarnya. Namun Ahnka sudah kebal.

'Mau apalagi kalian ke kamarku? Sepertinya suka sekali menggangguku.', sindir Ahnka sambil memicingkan matanya. Yunho dan Changmin tidak menggubris kekesalan Ahnka, mereka malah tidur mengapitnya.
'Aish, sempit oppa. Geser sedikit saja.', protes Ahnka, karena kedua kakaknya benar-benar memepetnya.
'Ah, sudah jangan banyak bawel. Tadi bagaimana jalan dengan Junsu?', tanya Changmin penasaran, namun dengan nada yang menggoda.
'Mau apa tanya-tanya? Menyenangkan, jika dibandingkan jalan dengan kalian.', nada bicara Ahnka ketus. Namun ia tetap fokus pada buku yang sedang dibacanya.
Yunho memukul kepala Ahnka dengan guling karena kesal.
'Sakiit. Senang sekali kalian menyiksaku.', kesal Ahnka, sambil mencibirkan bibirnya.
'Hyung, jangan ganggu.', omel Changmin membela. Ahnka menatap heran Changmin, karena tumben sekali dia membela Ahnka.
'Terus, kau suka padanya?', tanya Changmin lagi, kali ini langsung berterus terang akan maksudnya. Ahnka langsung menutup bukunya, dan mengarahkan pandangannya ke Changmin. Dan menyipit sinis.
'Pastilah aku menyukainya, kalau tidak mana mungkin aku bisa akrab dengannya. Babo sekali oppa ini.', kata Ahnka polos.
'Jadi kau menyukai Junsu? Akhirnya dongsaengku ini akan punya namjachingu.', sorak Changmin begitu riang. Ahnka yang tadinya tidur tengkurap, membalikan badan, lalu membenarkan letak bantalnya.
'Namjachingu? Dengar ya, aku menyukai Junsu oppa itu sebagai oppaku. Bukan seperti Yoolsi yang menyukaimu.', jelas Ahnka sambil sewot. Changmin dan Yunho yang mendengarkan penjelasan Ahnka menggelengkan kepala mereka.
'Lagipula siapa yang mau punya namjachingu.', lanjut Ahnka sambil mendengus.
'Kau ini, padahal Junsu sepertinya menyukaimu.', kali ini Yunho mencoba mendesak Ahnka.
'Kalian ini, bawel. Junsu itu oppaku, titik. Selesai pembicaraan namjachingu untukku. Kalian diam, atau aku tidak memperbolehkan kalian masuk kamarku lagi.', ancam Ahnka kesal bercampur wajah yang serius.

-Yunho POV-

Aduh babonya dongsaengku. Ku kira dia benar menyukai Junsu, ternyata dia hanya menganggap Junsu oppanya. Sepertinya kali ini aku yang harus bertindak.
'Ah iya gendut. Kami diam, dasar pengancam.', ledekku mengalah. Aku lihat Ahnka malah tertawa setelah ku ledek.
Dasar Aneh.
'Hooamm.', tanpa terasa aku ngantuk sekali.

-Author POV-

Setelah menguap, Yunho malah tertidur, dan Changmin kembali ke kamarnya.
'Aduh kenapa dia tidur disini.', eluh Ahnka sambil menggeser tubuh Yunho menjauh darinya.

-------------

@ pesta

Yunho sengaja mengajak Ahnka ke pesta ulang tahun Yoochun, temannya, karena ia ingin mengenalkan temannya itu pada Ahnka.
'Oppa, kenapa tidak kau ajak saja Jinnee. Mengapa mesti aku?', tanya Ahnka tidak mengerti. Yunho tersenyum.
'Jinnee tidak bisa, dia ada acara.', kata Yunho menjelaskan. Memang kenyataannya Jinnee tidak bisa ikut karena keluarga besarnya sedang kumpul keluarga.
'Oh iya aku lupa. Oppa aku mau ngambil minum. Oppa jangan dekat-dekat aku, nanti jatuhkan pasaranku.', kata Ahnka enak saja dengan tampang polosnya. Lalu dia pergi mengambil minum. Saat membalikan badan.

Bruuk.
Ahnka menabrak seorang namja, dan minuman yang ia pegang tumpah dan membasahi kemeja namja itu. Ahnka panik, ia segera mengambil tissue dari tasnya.
'Mian.', kata Ahnka sambil mengelap kemeja namja itu dengan tissue tanpa berani mendongakan wajahnya.
'Iya, untung saja kemejaku berwarna hitam. Jadi tidak terlihat basah.', kata namja itu sedikit sinis.
'Mian.', sekali lagi Ahnka meminta maaf. Dan kini mulai memberanikan diri untuk memperlihatkan wajahnya.
'Kau?', Ahnka terkejut ketika melihat wajah namja itu. Tapi namja itu, malah tidak mengerti.
'Ya, kenapa aku?', tanyanya heran.
'Ingat kau menabrakku saat di toko baju?', Ahnka mencoba mengingatkan. Wajah tampan sang namja tidak akan pernah terlupa.
Namja itu seperti mengingat-ingat sesuatu. 'Aaah, iya. Kau ini, kan sudah aku bilang hati-hati. Tapi ternyata kita bertemu, karena bertabrakan lagi. Ada-ada saja.', katanya sambil tersenyum manis.

-Ahnka POV-

Tidak ku sangka aku bertemu si tampan itu lagi disini. Dia tampan sekali. Aku kembali terpaku beberapa detik, sebelum membalas kata-katanya.
'Iya, aku ceroboh sekali.', kataku. Kenapa tingkahku berubah jadi gadis manis.
'Oh ya, namaku Kim Jaejoong.', katanya memperkenalkan diri sambil menyodorkan tangannya. Suaranya begitu lembut.
'Aku Choi Ahnka.', kataku meraih tangannya.
'Nama yang manis. Kau temannya Yoochun?', pujinya diiringi pertanyaan. Aku tersenyum malu.
'Ani.. Aku disini menemani Yunho oppa.', jawabku. Aku lihat ekspresi wajahnya berubah datar.
'Oh Yunho, dia namjachingumu?', tanyanya lagi seperti mengintrogasiku. Tapi aku malah terlihat panik.
'Ani, ani. Bukan seperti itu. Aku ini dongsaengnya.', aku meralatnya dengan cepat. Aku melihat senyum manisnya kembali tersungging.
'Ahnkaa!', tiba-tiba kudengar suara Yunho oppa memanggilku.
'Emm. Aku kesana dulu ya oppa.', pamitku, lalu menghampiri Yunho oppa.

Aku menghampiri Yunho oppa, namun sebelumnya aku sempat membalikkan wajahku dan tersenyum pada Jaejoong oppa.
'Apa oppa?', tanyaku heran. Ia bersama seorang namja disampingnya.
'Ini Yoochun, yang berulang tahun.', kata Yunho mengenalkan namja disampingnya.
'Saangil Chukka oppa.', kataku memberinya selamat. Ku lihat Yunho oppa berbisik padanya.
-----
@ taman

Aku dipaksa Yunho oppa agar mau diajak pergi oleh Yoochun oppa. Aku sebenarnya tidak mau, tapi kata Yunho oppa. Kalau aku mau, aku boleh belanja sepuasnya dengan credit cardnya. Aku sudah punya rencana jahat akan menggunakannya sampai mencapai limit.
*hahahaha! -evil laugh-*

'Oppa, kau suka DBSK tidak? Yang namanya Hero, tampan sekali, suaranya apalagi.', kataku ceplas-ceplos tidak penting. Aku tidak tau mau bicara apa. Sejak bertemu dengannya perasaanku tidak enak.
*hahaha, hero jaejoong bebeku. lope dah*

'Aku lebih suka Micky, suaranya serak indah. Ya aku suka semuanya. Memang DBSK boyband yang bagus.', katanya menimpali perkataanku.
*aish,dia narsis*

'Ahnka, apa kau sudah punya namjachingu?', tanyanya lagi dengan senyum mautnya.
'Mwo? Hahaha. Namjachingu, mana ada yang mau dengan gadis cuek sepertiku. Lagipula aku tidak mau oppa, tidak penting. Kau tau oppa, kedua oppadeulku itu selalu menyuruhku mencari namjachingu, tapi aku malas.', kataku panjang lebar tanpa henti. Yoochun oppa yang melihatku tertawa kecil. Lalu ia merangkul pinggangku.
'Gadis manis sepertimu, mana mungkin tidak ada yang mau.', katanya sambil mengedipkan matanya, seperti menggoda.
'Aduh, Yunho oppa. Kau tau chingumu ini gila.', kataku dalam hati sambil mencoba melepas rangkulannya.
'Gomawo oppa, memang aku ini manis.', kataku narciss, sambil tersenyum kecut. 'Oppa, sepertinya aku lapar, bagaimana kalau kita makan?', kataku merengek sebenarnya aku mau mengalihkan pembicaraan.
'Yasudah, ayo kita makan.', dia menggenggam tanganku dan membawanya ke mobil. Aku rasa dia ini playboy kelas kakap dengan senyum maut sebagai jurus andalan.
-----
@mobil

'Kau mau makan apa?', tanyanya sebelum menjalankan mobilnya.
'Terserah oppa saja.', kataku santai.
'Kau ini, manis sekali.', pujinya. Lalu mencium pipiku dengan cepat. Aku terkejut, dan tidak senang.
'Oppa ini apa-apaan sih. Menyebalkan sekali.', omelku kesal sekali.
'Mian Ahnka, habis kau menggemaskan.', katanya. Dari wajahnya tidak terlihat rasa bersalah, dan ia malah tertawa.
Sepanjang perjalanan, makan, dan sampai rumah aku terus merengut.

-------------

@ kamar Yunho

-Author POV-

Ahnka pulang-pulang merengut dan langsung datang ke kamar Yunho.
'Oppaaa!', kesal Ahnka pada Yunho. Lalu memukul keras punggungnya.
'Kau ini datang-datang marah.', heran Yunho. 'Bagaimana tadi pergi dengan Yoochun? Kau senang?', tanya Yunho penasaran.
'Senang apanya. Chingumu itu playboy oppa. Baru sekali pergi denganku sudah berani merangkulku, yang lebih mengesalkan, dia berani menciumku. Oppa gila, menjodohkanku dengan namja seperi itu.', protes Ahnka panjang lebar sambil memicingkan matanya marah.
'Apa? Mian dongsaengku. Jangan marah ya.', rajuk Yunho. Ia sedikit terkejut dan merasa bersalah.
'Tau ah oppa. Kalian ini dua-duannya menyebalkan. Ingat, sudah cukup kalian berdua. Jangan coba-coba carikanku namjachingu lagi.', bentak Ahnka, karena benar-benar kesal.
-----
@ kampus Yunho

-Jaejoong POV-

Aku mendatangi Yunho yang sepertinya mau pulang, kulihat ia sedang menelpon sambil membuka pintu mobilnya.
'Mian jagi-ku, aku tidak bisa menjemput kalian di sekolah. Aku sudah mau pulang, kita bertemu dirumah ya. Love you.', ku dengar Yunho berkata seperti itu sebelum menutup ponselnya, ku rasa ia habis menelepon pacarnya, yang dia tidak pernah ceritakan padaku.
'Yun, aku ke rumahmu ya?', kataku dengan manis. Wajahku kan memang manis.
*pan si bebe mlh narsis*

'Tumben, biasanya kau muncul saja dirumahku, tanpa minta ijinku.', katanya menyindirku. 'Boleh saja, lagipula kau tidak pernah ke rumahku lagi.', lanjutnya.
'Hahaha.', tawaku karena merasa tersindir. 'Yasudah, kita bertemu dirumahmu.', kataku. Lalu pergi ke mobilku dan mengikuti mobil Yunho dari belakang.

-Author POV-

-----
Yunho dan Jaejoong berteman dekat. Jaejoong dulu sering main ke rumah Yunho, waktu Yunho hanya tinggal berdua dengan Changmin. Namun setelah orangtuanya dan Ahnka pindah ke Seoul, dan tinggal di rumah yang sama. Jaejoong belum pernah sekalipun main ke rumahnya lagi. Karena itu, ia tidak pernah mengenal Ahnka.
-----
@ rumah

Sesampainya dirumah, Yunho langsung mengajak Jaejoong ke kamar Ahnka. Karena ia tau disana ada yeojachingunya.
Saat masuk, Yunho tersenyum pada Jinnee.
'Jagi.', Yunho mengacak-acak rambut Jinnee.
Ahnka yang sedang asik menjelajah dunia maya, tidak perduli dengan kedatangan kakaknya.
'Oh ya, ini temanku.', Yunho mengenalkan Jaejoong pada Jinnee dan Yoolsi.
'Annyeong, aku Kim Jaejoong.', katanya mengenalkan diri.
Mendengar nama Kim Jaejoong, Ahnka langsung terperanjat.
'Oppa!', kaget Ahnka.

--------

@ pantai.

-Ahnka POV-

Sudah satu jam aku duduk dipantai dengannya. Aku suka mencuri pandangnya.
'Dilihat dari depan, samping, atau sisi manapun ia tetap tampan.', kataku dalam hati.

-Jaejoong POV-

Aku tau dia, terus mencuri pandangku. Aku tau karena aku juga selalu mencuri pandangnya.
'Oppa, aku tau kau disuruh Yunho oppa mendekatiku kan?', katanya ceplas-ceplos. Mulutnya penuh dengan makanan ringan. Aku tidak heran pipinya tembem sekali.
'Tidak, aku mendekatimu karena aku yang ingin.', kataku sambil menatap matanya, itu membuatnya salah tingkah.
'Huah, oppa jangan merayu. Payah sekali.', sindirnya padaku. Ia benar-benar suka berterus terang.
'Kau ini, menghancurkan usahaku untuk merayumu saja.', balasku berpura-pura kesal.

-Author POV-

'Hahahahaha.', tawa Ahnka meledak mendengar perkataan Jaejoong. 'Oppa, jangan kesal seperti itu. Nanti cepat tua.', kata Ahnka merajuk, selesai menghentikan tawanya.
'Aku tidak kesal. Ada juga kau yang nanti cepat tua.', canda Jaejoong sambil mengacak-acak rambut Ahnka.
'Ah oppa, aku ini kan memang sudah tua. Umurku tiga puluh tahun tau.', gurau Ahnka, sambil membereskan rambutnya, dengan bibir yang ia majukan.
'Mwo? Tiga puluh tahun.', Jaejoong kaget, bercampur geli.
'Iya tiga puluh tahun, tapi empat belas tahun lagi. Hahahahaha.', Ahnka tertawa puas, mencandai Jaejoong.
'Kau ini senang sekali menggoda ya.', sindir Jaejoong sembari mengklikitik Ahnka.
'Oppa geli tau. Aku balas nanti oppa.', berontak Ahnka, Jaejoong dengan senang malah terus mengklikitikinya. Karena terlalu kuat Ahnka memberontak, tidak sengaja keduanya jatuh ke pasir. Kini, wajah Jaejoong hanya berjarak beberapa senti diatas wajah Ahnka. Ditambah tubuh yang memerangkap Ahnka dalam pelukannya. Mereka berdua, merasakan detak jantungnya tidak karuan. Mereka saling berpandangan dalam.
*asik, muka bebe cm brjarak bbrapa senti*

Semakin lama, Jaejoong semakin masuk dalam buaian suasana. Ia terus menatap dalam sepasang mata di bawahnya. Semakin lama, ia semakin mendekatkan bibirnya pada bibir Ahnka. Wajah Ahnka merona merah dengan nafas yang tidak teratur. Sedikit lagi, bibir mereka bersentuhan.

"Purple line, let me set on my world.", dering ponsel Jaejoong mengagetkan keduanya. Jaejoong tersadar dan segera bangkit dari tubuh Ahnka, dan mengangkat teleponnya.
'Joong, ini sudah malam. Kau bawa kemana dongsaengku?', panik Yunho dibalik telepon.
*huah, oppa ganggu aj dah.*

'Iya kami pulang, Yun.', saut Jaejoong.

'Kita pulang.', ajak Jaejoong, lalu jalan mendahului. Tak lama ia menengok ke belakang dan melihat Ahnka masih terduduk diam. Jaejoong kembali menghampiri Ahnka.
'Kkaja Ahnka, aku sudah ditelepon oppamu yang bawel.', kata Jaejoong membantu Ahnka bangun dan menarik tangan Ahnka.
*sok syok,uda srg jg,haha*
-----
@ mobil Jaejoong

-Jaejoong POV-

Apa yang aku lakukan? Andai saja, Yunho tidak mengganggu, sudah ku dapatkan dongsaengnya itu. Dia sepertinya, tau aku mau berbuat sesuatu.
*itu Yunho oppa cemburu be, biasany kan, kamu cium dia. -yunjae-*

Aku dengan jelas melihat Ahnka masih tidak sadar sepenuhnya. Aku menstarter mobilku, dan akan menjalankannya.
'Oppa, tadi oppa mau menciumku ya?', tanyanya begitu polos. Itu membuatku tidak bisa menahan tawaku, dan mengurungkanku menjalankan mobil.
'Hahaha. Iya, kenapa? Tidak boleh ya?', tanyaku santai seperti tidak terjadi apa-apa.
'Ah oppa, jangan harap oppa bisa menciumku. Aku kan bukan yeojachingumu.', katanya seakan menyindirku. Tapi kulihat raut wajahnya malah seperti meledekku. Aku tersenyum, dan mendekatkan wajahku padanya. Ia terlihat salah tingkah.
'Jadi aku baru bisa menciummu, jika kau sudah jadi yeojachinguku. Begitu?', kataku menggodanya. Ia mengangguk. 'Kalau begitu, kau mau tidak jadi yeojachinguku?', tanyaku serius. Sebenarnya ini yang ingin ku katakan padanya sejak lama. Tapi ia malah jadi diam mendengar kata-kataku. 'Mau tidak?', tanyaku lagi, dan kini aku semakin mendekatkan wajahku padanya. Aku benar-benar menahan tawaku, yang melihat wajahnya yang seperti tomat segar dengan mata yang ia pejamkan. Akhirnya, ku beranikan diri untuk mengecup bibirnya. Dan ia terkejut saat kucium.
*huah, gw mimisan. ngebeku, pingsan trz mati mnddak. tidaakkk, apa yg ia lkkan. bebe nyium. huah mau lagi. -nagih-, hhaa*

'Kita pulang jagi.', kataku untuk menyadarkannya.
'Oppa. Apa yang kau lakukan!', katanya kesal padaku sambil menahan malu.
*sok kesel pdhl dmen*

'Aku menciummu jagi-ku.', kataku santai. 'Kau tadi yang bilang. Aku bisa menciummu, kalau kau sudah jadi yeojachinguku. Aku sudah menciummu, berarti kau sudah jadi yeojachinguku sekarang.', jelasku. Lalu aku menjalankan mobilku. Aku lihat, ia masih terbengong mendengar kata-kataku. 'Sudah jagi, jangan terus bengong. Makan coklatmu!', kataku menyodorkan coklat yang kuambil dari atas dashboard.

-----------

@ kamar Ahnka

-Ahnka POV-

Aku senang, benar-benar senang. Aku masih belum bisa melupakan kejadian dua minggu lalu, saat first kissku diambil namjachingu pertamaku.

"Dancing in summer paradise, saranghae hi ya ya.", ponselku berdering, ada pesan dari Jaejoong oppa.

Pesan: Selamat malam Jagi-ku, aku akan memimpikanmu.
My heart said: I love you, jagiya.

Aku tersenyum membaca pesannya.
'Dasar oppa kerjamu merayu saja.', kataku berbicara sendiri seperti orang tidak waras. Setiap malam ia selalu mengirim pesan, yang isinya tidak jauh dari kata-kata manis.
Aku membalas pesannya.

Pesan: Oppa, jangan mimpi macam-macam ya.
selamat malam.
*jangan dibalas, aku mau tidur
satu lagi, saranghaeyo oppa.
tapi bohong.
hehehe.

Begitulah bunyi pesanku. Aku sudah terbiasa menggodanya seperti itu. Karena biasanya, dia akan memarahiku lewat telepon. Dan aku yakin, sebentar lagi dia akan meneleponku seperti biasa.
*pede bgt*
-----
@ restaurant

-Jinnee POV-

Aku melihat Ahnka begitu senang, berada disamping Jaejoong oppa. Anak manja itu kini punya namjachingu.
'Jagi, kau mau makan apa?.', tanya Jaejoong oppa pada Ahnka. Kulihat Changmin oppa menahan tawanya.
'Jagi? Huah, sekarang dongsaengku dipanggil jagi. Hahahahaha!', ledeknya dan tertawa kencang. Ahnka mengerucutkan bibirnya kesal bercampur malu.

-Jaejoong POV-

'Oppa! Kaya oppa, tidak memanggil Yoolsi jagi saja.', protes Jagi-ku kesal sambil menahan malu.
'Memang tidak, aku memanggil Yoolsi bibi, bukan jagiya. WEEK.', Changmin menjulurkan lidahnya membuat Ahnka bertambah kesal.
Semuapun tertawa, termasuk aku karena melihatnya salah tingkah.
'Ternyata Jaejoong, namjachingu untuk Ahnka. Akhirnya sekarang kita bisa jalan berenam, jadi kau tidak iri lagi kan dongsaengku?', sindir Yunho sambil memainkan alisnya.
'Semua diam.', bentak Ahnka marah tapi pipinya semakin merah karena malu. Ditambah dahinya yang mengerenyit dan bibirnya yang dikerucutkan.
Dibentak seperti itu, kami malah tambah tertawa. Ahnka mencubit perutku, ia kesal karena aku ikut tertawa.
'Apa sih jagi cubit-cubit, genit sekali.', sindirku dengan nada yang keras agar terdengar yang lain.
'Oppa.', katanya malu. Aku tarik kepalanya, dan aku sandarkan di dadaku untuk menyembunyikan wajah merahnya.
Kami akhirnya benar-benar tertawa melihat tingkah Ahnka. Dasar jagi-ku memang manja.

-Author POV-

'Aku senang Jaejoong menjadi namjachingunya.', kata Yunho dalam hati.







-THE END-

No comments:

Post a Comment