Saturday, May 29, 2010

Fan Fiction.. Love is Enemy.. Part 36-40..

Love is Enemy.. Part 36..

Sejak melangkahkan kaki di kantor, bahkan saat baru meninggalkan rumah. Mr. Jung tidak dapat konsentrasi akan pikirannya. Ia benar-benar galau menghadapi perasaannya saat ini. Saat tangannya menampar Yunho tadi pagi, tersirat sedikit rasa perih di hatinya.
"Kenapa kau begitu senang, saat aku tampar nak? Apakah itu benar sentuhan pertamaku? Maafkan appa, Yunho.", sesal dalam batinnya bergejolak.

-Flashback-

Yunho kecil berlari ke arah appanya.
"Appa aku ranking satu di kelas.", riangnya saat masih di bangku SD.
"Oh aku kira apa. Baguslah.", Mr. Jung menanggapi dingin, tidak peduli. Ia tetap berkutat dengan pekerjaannya.
"Appa aku ingin minta hadiah.", pinta Yunho tetap senang.
"Hmmm.", gumam Mr. Jung.
"Appa, aku ingin digendong sekali saja.", melas Yunho.
"Aku ada pekerjaan yang lebih penting daripada hal itu.", saut Mr. Jung tak acuh.
"Paling tidak genggam tanganku sebentar saja. Apa boleh appa?", Yunho bersikeras.
"Sebaiknya kau jangan ganggu aku, hanya karena hal-hal aneh itu. Aku sedang sibuk.", dingin Mr. Jung. Yunho kecil hanya tersenyum miris, lalu keluar dari ruang kerja Mr. Jung. Rasa kecewa membelenggunya. Ia menangis, menangis untuk terakhir kalinya dalam sepuluh tahun terakhir.

-End of Flashback-
.....
Jaejoong tersenyum saat melihat Yunho berjalan ke arah mobilnya yang terparkir. Ia langsung menghampirinya, dan menyergapnya dari belakang.
"Bunny.", riangnya. Yunho yang kaget, langsung berbalik badan dan benar-benar terkejut.
"Aish, aku tidak mimpi kan?", Yunho tidak percaya akan tingkah Jaejoong. Jaejoong memajukan bibirnya, lalu mencubit pipi Yunho dengan keras.
"Sakit kan? Ini bukan mimpi Jung Yunho.", kesal Jaejoong. Yunho meringis sakit.
"Aish, kuat sekali tenagamu.", ledek Yunho. Jaejoong tersenyum.
"Ayo kita pulang bunny.", Jaejoong menarik tangan Yunho ke arah mobil.
"Ish, ini benar-benar aneh. Honey kau sedang tidak sakit kan?", ledek Yunho. Jaejoong tersenyum.
"Tidak. Hehehe.", ia menggoyang-goyangkan genggamannya seperti anak kecil yang sedang berjalan dengan manja pada appanya. Yunho tampak senang dengan sikap Jaejoong walau tampak bingung.
"Dia ini kenapa sih?", gumam Yunho. Jaejoong hanya senyum-senyum. Entah ada angin apa, Jaejoongpun tidak mengerti. Saat melihat sosok Yunho tadi, rasanya ada sesuatu yang mendorong Jaejoong untuk menunjukan sikap manjanya pada Yunho. Sesuatu yang mengiba pada raut wajah Yunho.
Di dalam mobil kembali menggenggam erat tangan Yunho yang berada di kemudi setir. "Ayo jalan supir, lama sekali.", suruh Jaejoong dengan mulut yang dimajukan.
Yunho menggelengkan kepalanya. "Minta dibunuh sepertinya, enak saja aku supirmu.", kesal Yunho. Jaejoong diam, ia mengingat kejadian dulu. "Maaf Honey.", sesal Yunho yang mengerti diam Jaejoong.
"Tidak apa-apa, ayo jalan.", suruh Jaejoong dengan senyum riang. Yunho hanya tersenyum masam.
.....
Yunho langsung memeluk ummanya saat, Mrs. Jung baru pulang kerja.
"Anak umma sepertinya senang sekali.", sindir Mrs. Jung. Yunho hanya terkekek-kekek.
"Dua kesenangan hari ini, aku sayang umma.", kata Yunho seperti anak kecil. Tak lama Mr. Jung memasuki rumah. Ia hanya bisa menyaksikan pemandangan ibu dan anak yang bahagia.
"Aku juga sayang appa.", lanjut Yunho pada Mrs. Jung, yang tidak menyadari kehadiran Mr. Jung. Ada sesuatu yang berdesir dihati Mr. Jung. Ia langsung naik ke kamarnya. Mrs. Jung melihat itu, ia segera melepas pelukannya.
"Appa dan umma juga menyayangimu. Umma ke kamar dulu ya.", pamit Mrs. Jung membelai rambut anaknya. Mrs. Jung menaiki anak tangga satu persatu.
"Sudah pulang", tegur Mrs. Jung.
"Iya. Hari ini tidak ada kerjaan yang harus membuatku lembur.", jawab Mr. Jung sambil mengganti pakaiannya.
"Boleh aku bicara sesuatu? Itupun kalau kau ada waktu?", tanya Mrs. Jung. Mr. Jung menaikan sebelah alisnya lalu mengangguk.
"Ada apa?", saut Mr. Jung singkat. Mrs. Jung duduk di tepi tempat tidur.
"Apa kau masih akan menghalangi anakmu dengan Jaejoong?", tanya Mrs. Jung, Mr. Jung memandang sinis.
"Apa urusanmu bertanya seperti itu?", ketus Mr. Jung. Mrs. Jung yang memang harus selalu sabar jika menghadapi suaminya tersenyum kecil.
"Dia juga anakku, jadi bukankah ini urusanku. Adakah kau bisa menyingkirkan kebencianmu untuk hal ini. Min Woo, kau sebenarnya tau dia begitu mencintai gadis itu. Jadi aku mohon, demi cinta Yunho padamu. Bisakah kau tidak melarang mereka?", pinta Mrs. Jung dari lubuk hatinya. Mr. Jung tertawa hambar.
"Cinta?", lemas Mr. Jung. "Aku mau mandi.", Mr. Jung tergesa masuk ke dalam kamar mandi.
"Cinta Yunho padaku? Bagaimana dengan cintaku pada Hyung Mi? Aish. Gang Seuk, kau ini.", geram Mr. Jung.
.....
Jaejoong terkejut saat mendengar semuanya dari Junsu.
"Apa? Jadi saat aku diserempet itu karena appanya Yunho? Tapi kenapa?", heran Jaejoong. Kesal, marah, tidak menyangka semua campur aduk. Ditambah Key yang belum mengerti. Dan Heechul yang memang emosinya cepat naik jadi geram mengetahui appa Yunholah yang mencelakai Jaejoong. Kebetulan saat itu tidak ada Kyuhyun yang seharusnya bisa menjelaskan lebih detail informasi Junsu yang hanya sedikit.
"Aish, dasar orangtua gila.", kesal Heechul. Tangannya mengepal geram.
"Apa sih? Kok aku tidak mengerti.", polos Key. Tapi karena kepolosannya, itu membuat suasana yang kurang baik. Menjadi mencair hangat. Jaejoong mengacak-acak rambut Key gemas.
"Kau ini.", gemas Jaejoong, walaupun hatinya masih membara.
"Huah, baby. Sebentar lagi Onew datang. Kalau rambutku berantakan, nanti aku tidak cantik.", kesal Key dengan bibir yang dimajukan. Semua malah tertawa geli.
...















Love is Enemy.. Part 37..


Jaejoong menaikan sebelah alisnya. Menyelidik jauh mencari cerita sebenarnya dari balik wajah pria di hadapannya yang tidak mengerti apa-apa.
"Daritadi kau terus menakutkan. Kau ini kenapa sih?", heran Yunho yang saat masuk ke kelas Jaejoong sudah mendapatkan Jaejoong yang mempunyai 'dua tanduk' di atas kepalanya.
"Apa yang kau sembunyikan dariku?", tanya Jaejoong bernada datar. Yunho mengerenyitkan keningnya. Jaejoong bangkit dari dudukny. "KENAPA TIDAK CERITA KALAU APPAMU YANG MENYURUH ORANG MENYREMPETKU.", bentak Jaejoong tepat di hadapan wajah Yunho. Yunho terdiam, menundukan wajahnya.
"JUNG YUNHO JAWAB AKU.", geram Jaejoong. Yunho mendongak dengan senyumnya.
"Karena takut. Aku takut. Aku takut kau marah padaku. Aku takut kau membenciku. Aku takut kau meninggalkanku. Aku takut.", jawab Yunho dengan tegas.
"Huh. Lalu membiarkanku seperti orang bodoh.", marah Jaejoong tetap. Yunho kembali tersenyum.
"Keluargaku tidak sepertimu Kim Jaejoong. Banyak yang lebih tidak kau tau.", sendu Yunho mengabaikan kata-kata Jaejoong. "Paling tidak aku sudah pernah cerita apa yang terjadi dibalik ini? Karena appa tidak merestui kita.", lanjut Yunho. Jaejoong tersenyum mengejek.
"Ish. Tapi pada akhirnya aku harus tau semua. Kau harus cerita padaku.", paksa Jaejoong. Yunho diam, tidak ingin bicara tentang hidupnya yang sebenarnya 'tanpa' appa. Tidak ingin bicara tentang appa yang mencintai wanita lain selain ummanya. Bukankah itu mempermalukan hidupnya sendiri di depan gadis yang ia cintai. "Kau diam. Kau tetap takut? Jika aku meninggalkanmu, kenapa? Bukankah kau yang bilang tidak akan pernah melepasku. Tandanya, kau juga tidak akan pernah membiarkanku meninggalkanmu. Jadi untuk apa kau takut? Kecuali kalau kata-katamu hanya omongan belaka.", tantang Jaejoong. Ia menatap lurus tajam ke depan. Seulas senyum berkembang di bibir Yunho.
"Kau benar honey. Untuk apa aku takut. Walau sebenarnya aku tetap ragu.", batin Yunho berkata. "Jadi, kau ingin dengar semuanya. Bisakah orang lain saja yang bercerita untukmu? Aku masih tidak bisa mengakuinya.", pinta Yunho.
Jaejoong tetap memandang sinis.
"Jadi, ada yang lebih tau dari aku.", kesal Jaejoong ternyata dia menjadi orang bodoh selama ini.
"Semua temanku, termasuk Kyuhyun tau.", jawab Yunho. Jaejoong semakin memajukan bibirnya.
"Apa? Kenapa tidak menceritakan. Aaah Kyuhyun.", sebal Jaejoong gemas.
"Aku yang tidak boleh menceritakannya. Tapi sekarang kau boleh bertanya pada dia.", kata Yunho. Jaejoong menelengkan kepalanya.
"Memang harus dia bercerita padaku.", ketus Jaejoong. "Huft. Apakah begitu penting rahasiamu? Aku kira berita appamu yang menyerempetku sampai kulitku tidak mulus lagi itu rahasia paling penting. Ternyata masih ada lagi.", ujar Jaejoong seperti bergurau. Dia bukan ingin menyindir. Tapi dia baru menyadari keadaannya. Senyum kecil tersungging.
"Yasudahlah. Tapi aku tetap marah padamu, karena tidak memberitahuku. Aku kesal padamu Jung Yunho. Aku minta putus.", kesal Jaejoong ia memicingkan matanya. Yunho menyipitkan matanya.
"Apa katamu? Tidak akan.", geram Yunho memicingkan mata.
"Tidak peduli. Aku minta putus. Pokoknya kita bukan sepasang kekasih dalam waktu lima hari. Itu hukuman untukmu.", atur Jaejoong galak. Lalu Jaejoong tersenyum lagi. "Dalam dua jam aku akan dapat pacar baru. Kau tau, ada adik kelas yang tampan. Aku tidak tau siapa namanya, pokoknya dia tampan dan gentle. Kemarin dia memintaku menjadi pacarnya. Betapa beraninya dia, padahal dia tau aku adalah kekasih seorang Jung Yunho. Aku suka, dia gentle sekali.", puji-puji Jaejoong membuat kuping Yunho panas. "Karena kita sudah putus. Aku akan menerimanya. Dah Jung Yunho yang menyebalkan.", Jaejoong langsung keluar kelas, meninggalkan Yunho.
"Yaa Kim Jaejoong tidak bisa seperti itu.", teriak Yunho tidak terima. "Siapa adik kelas yang dia maksud? Cari mati dengan Jung Yunho.", geram Yunho. Namun ia tersenyum. Paling tidak ia lega, Jaejoong tidak akan meninggalkannya.
"Huah, apa-apaan gadis galak itu memutuskanku.", kesal Yunho lagi frustasi.
.....
Jaejoong sedang merenung, memikirkan Yunho.
"Apa? Kenapa sepertinya kau tidak mau bercerita padaku? Jung Yunho, ada apa sebenarnya?", penasaran Jaejoong. Ini yang ada di otaknya sedaritadi.
Mrs. Kim tak lama masuk ke dalam kamar Jaejoong.
"Anak umma sedang memikirkan kekasihnya itu ya?", goda Mrs. Kim duduk dipinggir tempat tidur. Jaejoong tertawa kecil.
"Umma, malam ini dia bukan kekasihku. Aku minta putus darinya tadi siang.", kata Jaejoong santai. Mrs. Kim tampak heran.
"Bukannya kau. Hei, Kim Jaejoong mengaku ada apa?", sedak Mrs. Kim menuntut cerita. Jaejoong tersenyum innocent.
"Habis aku kesal padanya umma. Dia tidak bilang padaku kalau ternyata appanya yang menyuruh orang untuk menyerempetku. Yasudah aku minta putus saja.", cerita Jaejoong menggebu-gebu. Mrs. Kim tampak terkejut.
"Min Woo? Menyerempet? Anakku?", dalam hati Mrs. Kim tidak percaya. Jaejoong menatap ummanya.
"Tenang umma hanya lima hari. Itu sebagai hukuman saja. Tapi umma, aku sudah punya pacar lagi. Namanya? Aish aku lupa. Siapa ya? Oh ya. Kim Jonghyun. Dia pianis terkenal tingkat dunia, padahal dia masih muda. Hebat kan umma.", cerita Jaejoong geli yang membayangkan Yunho akan marah-marah besok di sekolah. Mrs. Kim tidak menggubris bahkan tidak mendengarkan kata-kata Jaejoong.
"Sayang, umma pergi ke kamar dulu ya.", pamit Mrs. Kim. Jaejoong heran tapi tidak peduli.
"Jung Yunho liat pembalasanku, karena kau menyebalkan.", senang Jaejoong dengan senyum lebarnya.
.....




















Love is Enemy.. Part 38..


Tetap pada kebiasaannya. Seorang Kim Jaejoong, berjalan penuh percaya diri dan anggun. Namun ada yang berbeda. Seseorang yang berada di sampingnya. Dia Kim Jonghyun, pria tampan yang berpostur badan tidak terlalu tinggi, namun memiliki bentuk tubuh yang atletis. Tingginya hampir sama dengan tubuh jenjang Jaejoong. Jaejoong hanya menahan senyum gelinya. Ketika para murid mulai berkomentar.
"Apa? Jaejoong sudah putus dengan Yunho?", heran seorang siswi.
"Iya dan kau tau, pria itu kekasih baru Jaejoong. Beruntung sekali dia.", iri seorang siswa yang benar-benar ingin mendapatkan Jaejoong.
"Jonghyun, kau ingat kan. Kau hanya kekasihku dalam lima hari ini.", bisik Jaejoong dengan angkuh. Jonghyun menganggukan kepalanya mengerti.
"Aku mengerti. Bolehkah aku memanggilmu Honey?", tanya Jonghyun. Jaejoong menyipitkan matanya.
"Tidak. Hanya boleh Yunho yang memanggilku seperti itu.", ketus Jaejoong. Jonghyun memutar otak.
"Baiklah sayang. Ayo kita ke kelas. Aku akan mengantarmu.", ajak Jonghyun. Ia menggenggam tangan Jaejoong dan membawanya dalam rasa bahagianya.
Yunho menatap tajam dua orang yang berjalan di hadapannya. Ia dengan kasar menarik tangan Jonghyun menjauh dari Jaejoong.
"Jangan menyentuh kekasihku. Apa kau benar ingin cari mati.", geram Yunho yang dalam cemburu buta. Jaejoong tersenyum-senyum, melihat Yunho yang sewaktu-waktu bisa membunuh Jonghyun ditempat.
"Maaf, tapi sekarang ini dia kekasihku. Lebih baik senior tidak mengganggu kami.", peringatkan Jonghyun dengan nada yang dengan cepat menaikan emosi Yunho sampai puncak. Jaejoong saja tidak menyangka Jonghyun akan seberani itu dengan pemimpin Killer Princes.
Yunho hendak melayangkan pukulannya. Namun, ditahan oleh Jaejoong.
"Aish, kita sudah putus Jung Yunho. Kau ini, ingat kan hukumanmu.", kesal Jaejoong. Yunho mendengus, ia memicingkan mata pada Jaejoong. Jonghyun tertawa kecil. Ia menarik tangan Jaejoong.
"Ayo sayang.", Jonghyun menyeret lembut Jaejoong. Mata Yunho terbelalak.
"Yaa jangan panggil dia seperti itu. Honey, akan kubunuh kalian berdua kalau macam-macam.", teriak Yunho mengancam.
"Jung Yunho jelek. Memangnya aku pikirkan. Week.", ledek Jaejoong yang menolehkan kepalanya dan menjulurkan lidahnya.
"Honey, kau buat masalah denganku.", gumam Yunho yang kesal minta ampun.
.....
Key tampak heboh berlari-lari ke arah Jaejoong dan yang lain.
"Yaa kau kenapa Key?", heran Heechul. Key mengambil nafasnya yang hampir habis.
"Hosh. Hosh. Tadi aku dengar dari baby Onew.", Key menggantung kalimatnya. "Aduh nanti dulu aku lelah. Baby pinjam kipasnya", lanjut Key yang merebut kipas ditangan Heechul. Tingkah Key membuat semua ingin tertawa.
"Aduh, Onewmu bilang apa Key?", tanya Kyuhyun yang sudah tidak sabar.
Key menghela nafas. "Kata Onewku, kau putus dengan Yunho? Apa benar baby?", tanya Key pada Jaejoong. Jaejoong terbahak-bahak. "Yaa jangan tertawa saja. Terus Onewku bilang lagi, kalau kau berpacaran dengan Jonghyun. Adik kelas kita? Apa benar baby?", tanya Key lagi. Ia memandang jaejoong lekat-lekat.
"Aish, aku kira ada berita heboh. Ternyata itu. Itu benar Key.", kali ini Junsu yang menjadi juru bicara Jaejoong. Dijelaskan serinci-rincinya oleh Junsu. Key membulatkan matanya. Lalu tertawa kencang.
"Hahaha. Tapi baby, aku tidak tanggung jawab kalau kau menyesal. Senang sekali mempermainkan anak orang.", kata Key dengan bibir yang maju.
"Aish, Jonghyun tidak mempermasalahkan kok. Lagipula, Yunho harus dapat hukuman.", senang Jaejoong. Key mengambil nafasnya. Tidak percaya akan tingkah sahabatnya itu.
"Apa katamu. Tapi aku heran, aku bertengkar sejam dengan Onewku saja sudah tidak kuat.", ujar Key lemas. Heechul mengangguk setuju.
"Gegeku. Untung saja gege sudah jadi milikku. Kan kasian kalau dia jadi korbanmu.", Heechul menatap iba.
"Kalian berisik sekali. Dan kau Heechul, tenang saja. Gegemu itu, bukan tipeku. Yang harus hati-hati itu Junsu. Karena, Yoochun masuk dalam daftarku.", gurau Jaejoong melirik Junsu. Junsu melotot.
"Yaa Kim Jaejoong, jangan coba-coba mendekati kekasihku.", kesal Junsu. Jaejoong mencibir.
"Baik kalau begitu aku incar Changmin saja.", gurau Jaejoong lagi. Kyuhyun mengangkat tangannya, hendak mencubit pipi Jaejoong. Tapi Jaejoong sudah senyum-senyum innocent.
"Aku hanya bergurau Kyu. Kalian-kalian ini serius sekali sih.", ledek Jaejoong. Kyuhyun mendengus.
"Changminku tau.", kesal Kyuhyun. Jaejoong hanya tersenyum lebar, melihat semua mata menatap tajam ke arahnya.
.....
Mrs. Kim begitu gelisah sejak kemarin malam mendengar kata-kata Jaejoong. Ia tau bagaimana perangai seorang Jung Min Woo. Peringatan kecil yang diberikan Mr. Jung pada Jaejoong bukanlah main-main.
"Kau kejam padaku Min Woo. Jangan bawa-bawa anakku.", Mrs. Kim menangis. Ia takut, takut akan tindakan yang bisa dilakukan Mr. Jung dan takut untuk melarang Jaejoong berhubungan dengan Yunho. Ia tau bagaimana rasanya mencintai. Dan akan percuma saja menghalangi mereka.
"Aku akan bersujud padanya. Iya, itu jalan satu-satunya.", gumam Mrs. Kim penuh keyakinan. Ia mengambil nafasnya dalam untuk menenangkan dirinya. Saat Mr. Kim masuk ke dalam kamarnya, ia mendapati istrinya sedang melamuk dengan sisa isak-isak tangis.
"Sayang, kau kenapa? Dari kemarin mengapa kau tampak aneh.", tanya Mr. Kim menjadi cemas.
"Sayang, ijinkan aku bertemu dengan Min Woo. Demi anak kita. Aku tidak mau ia kenapa-kenapa.", rajuk Mrs. Kim. Awalnya Mr. Kim menolak. Ia takut terjadi apa-apa pada Mrs. Kim. Namun setelah diceritakan dan dirajuk sedemikaian rupa, Mr. Kim terpaksa setuju. Ia memeluk istrinya itu.

















Love is Enemy.. Part 39..

Angles Five sedang berpesta malam ini. Pesta liar untuk pasangan YooSu, yang sedang menari sambil berciuman intim ria. Sedangkan untuk MinKyu dan OnKey ini adalah pesta untuk bermanja-manja. HanChul tetap pada kegilaannya yang menari dalam mabuk.
"Apa kita hanya duduk dan minum saja disini?", tanya Jonghyun yang merasa mulai jengah. Jaejoong tersenyum tipis.
"Kalau kau mau turun, turun saja?", suruh Jaejoong. Jonghyun tersenyum pada Jaejoong.
"Yasudah aku turun ya sayang.", pamit Jonghyun, ia mengecup pipi Jaejoong. Kemudian menari di dance floor. Jaejoong hanya bergumam tidak peduli. Ia kembali menenggak tequilanya.
"Aku minta orange juice saja.", kata Jaejoong pada pelayan, dan mendorong gelas tequila yang sudah kosong.
"Baik nona tunggu sebentar.", saut si pelayan.
Yang tidak terduga sang pangeran tampan datang.
"Yunho.", kaget Jaejoong. Matanya membulat, menangkap sosok gadis dalam rangkulan hangat Yunho.
"Siapa dia? Berani sekali.", gumam Jaejoong. Ia memajukan bibirnya kesal.
"Namanya Karam, dia siswi kelas 1-2. Adik kelas yang selalu mengikuti gayamu. Dia penggemar beratmu.", secara tiba-tiba Junsu menjelaskan siapa gadis yang ada di samping Yunho. Jaejoong terkejut. Ia melihat ke arah Junsu yang tersenyum manis. Jika dilihat-lihat, memang Karam seorang follower dari Kim Jaejoong. Karena caranya bergaya mirip sekali dengan Jaejoong.
"Oh begitu. Yasudahlah. Huft.", Jaejoong pura-pura untuk tidak kesal. Junsu kembali ke tempat Yoochun, setelah mengambil dua gelas tequila.
Yunho sengaja membawa Karam, gadis yang ia minta untuk membuat cemburu Jaejoong. Saatnya balas dendam pada Jaejoong. Jaejoong tidak henti-hentinya memandang Yunho dan Karam. Ia menyuruput kesal orange juicenya.
"Jung Yunho. Huft. Apa sih, dia kan hanya seorang followerku. Ingin cari mati.", geram Jaejoong mengepal tangan. Yunho dan Karampun turun ke dance floor. Yunho merangkul pinggang karam dan didekatinya ke tubuhnya. Otak Jaejoong, kini seperti mengeluarkan asap, melihat pemandangan itu.
"Bisakah aku berpura-pura menciummu?", pinta Yunho berbisik di telinga Karam. Karam mengangguk. Ia mendekatkan bibirnya pada Yunho, begitupun sebaliknya. Melihat Yunho yang hendak mencium Karam, membuat Jaejoong cemburu tingkat tinggi. Ia langsung mendatangi Yunho dan menghalangi ciuman itu dengan tangannya. Membuat bibir Yunho malah mencium punggung tangan Jaejoong.
"Yaa Jung Yunho. Tidak boleh menciumnya.", marah Jaejoong. Yunho menyipitkan matanya.
"Kau ini. Hakku untuk mencium kekasihku.", ngeyel Yunho seakan kesal. Jaejoong memajukan bibirnya.
"Tetap tidak boleh. Kau kan...", kata-kata Jaejoong belum selesai.
"Aku sedang tidak jadi kekasihmu. Sekarang masih hari ke empat.", potong Yunho seakan menang. Jaejoong mendengus.
"Tapi kan... Apapun katamu. Tetap tidak boleh. Pokoknya tidak boleh.", geram Jaejoong. Ia berkacak pinggang. Yunho tersenyum jahil.
"Kenapa? Kau cemburu?", tanya Yunho memuakkan.
"Tidak. Aku tidak suka saja melihat orang berciuman.", elak Jaejoong salah tingkah.
"Masih menyangkal. Kau melihat teman-temanmu berciuman biasa saja. Mengaku kalau cemburu.", paksa Yunho. Jaejoong menggeleng kuat.
"Tidak, buat apa cemburu padamu.", Jaejoong tetap menjaga gengsinya.
"Yasudah. Pergi sana. Kau menggangguku dan KEKASIHKU.", usir Yunho ketus diberi penekanan.
"Memang aku mau pergi. Heuh.", karena merasa kalah Jaejoong tidak bisa berkutik. Iapun beranjak pergi meninggalkan mereka.
"Ayo honey kita lanjutkan yang tadi.", ajak Yunho pada Karam dengan tawa kecil mengiring. Jaejoong berbalik, ia meninju perut Yunho kesal mendengar kata-kata Yunho.
"Kau tidak boleh bersamanya.", Jaejoong menyeret kasar Yunho keluar club.
"Apa-apaan sih?", kesal Yunho. Jaejoong merengut.
"Tidak boleh memanggilnya honey. Itu panggilanku.", Jaejoong berkata seakan begitu manja.
"Habisnya kau membuatku kesal dengan Jonghyun.", kesal Yunho. Jaejoong membalikan tubuhnya membelakangi Yunho. Agar menutupi wajah merahnya.
"Itu kan hukuman untukmu.", ujar Jaejoong yang tidak mau disalahkan.
"Yasudah, kalau begitu. Itu juga hukuman untukmu.", balas Yunho yang juga tak mau mengalah.
"Tapi kan aku tidak berciuman dengan Jonghyun.", kata Jaejoong. Yunho tertawa keras sekali.
"Aku juga tidak. Dan tidak berniat. Tadi kami hanya beqpura-pura, agar kau cemburu.", jelas Yunho panjang lebar. Jaejoong mencibir.
"Tapi aku tidak cemburu.", sangkal Jaejoong. Yunho mendengus kencang.
"Terserahmu. Tapi yang penting kita seri. Jadi awas jika kau pacaran lagi dengan pria lain.", gertak Yunho keras. Kini Jaejoong yang berbalik tertawa.
"Itu hakku. Kalau aku bosan denganmu bagaimana?", gurau Jaejoong. Yunho mengepalkan tangannya.
"Kim Jaejoong, aku serius.", marah Yunho. Jaejoong berkacak pinggang.
"Apa? Marah? Aku juga serius. Kalau kau menyentuh gadis lain. Bahkan melihat gadis lain. Kau bukan hanya mati di tanganku. Tapi kau akan aku potong-potong, dan aku jadikan makanan anjingku Vick. Mengerti?", ancam Jaejoong lebih sadis. Yunho tersenyum. Ia memeluk gadisnya itu.
"Cemburu. Aku senang kau cemburu padaku. Kim Jaejoongku. Kekasihku.", racau Yunho. Jaejoong mendorong tubuh Yunho.
"Aku tidak cemburu. Lagipula aku bukan kekasihmu. Sekarang masih hari ke empat. Hukumanmu masih berlaku. Aku masih kekasih Kim Jonghyun. Jung Yunho jelek. Aku mau kedalam lagi. Tidak boleh menyentuh gadis itu. Kalau masih ingin hidup.", teriak Jaejoong kembali masuk ke dalam.
"Aish, awas saja dia. Kim Jaejoong menyebalkan. Menyentuh honeyku, aku patahkan hidungnya.", rutuk Yunho yang kesal. Iapun turut masuk ke dalam.
.......


















Love is Enemy.. Part 40..

Jaejoong tersenyum-senyum di atas tempat tidurnya. Kedua kakiknya diangkat keatas dengan posisinya yang tengkurap. Seperti gadis yang sedang jatuh cinta.
Ia kembali teringat dengan cerita Kyuhyun tentang hidup Yunho. Wajahnya kini menampilkan kesenduaannya.
"Kasihan sekali bunnyku. Mulai sekarang aku akan memberimu perhatian. Agar kau senang.", gumam Jaejoong yang merasa kalau Yunho kekurangan perhatian dari orang-orang yang dia cintai. Jaejoongpun sadar, kalau ia tidak perhatian pada Yunho. Ia berguling mengambil ponselnya. Tangannya sibuk menekan-nekan layar ponselnya.

To: Yunho

Bunny, apa sudah tidur? Jangan tidur malam-malam. Nanti kau sakit. Aku merindukanmu. Sampai bertemu besok. >o<

Jaejoong meletakan kembali ponselnya. Senyum geli, ia kembangkan. Tak lama ponsel Jaejoong berdering dengan cepat ia mengambilnya. Sebuah pesan dan langsung dibacanya.

From: Yunho

Honey kau masih waras kan? Tidak sedang sakit kan? Kenapa tiba-tiba mengirim pesan seperti itu.

Jaejoong merengut saat membaca balasan pesan dari Yunho.
"Aku serius, dia malah seperti ini. Menyebalkan.", kesal Jaejoong. Dengan kesal ia membalas pesan Yunho.

To: Yunho

JUNG YUNHO!!! Kau menyebalkan. Aku tidak jadi merindukanmu. Sebal. Sebal. Sebal.

Di sebrang sana, Yunho tertawa membaca balasan pesan dari Jaejoong. Ia memutuskan menelepon kekasihnya itu.
"Apa telepon-telepon?", ketus Jaejoong. Yunho tertawa.
"Ini baru honeyku yang waras. Yang tadi sudah tidak waras. Hahaha. Kau galak seksi.", ledek Yunho. Jaejoong geram.
"JUNG YUNHO MENYEBALKAN.", teriak Jaejoong.
"Tapi suka bukan? Mengaku saja. Tadi buktinya merindukanku.", sindir Yunho.
"Tidak. Kan sudah aku bilang tidak jadi.", elak Jaejoong. Ia berhasil membuat Yunho tertawa.
"Tidak boleh. Harus jadi. Karena aku juga merindukanmu.", gombal Yunho. Jaejoong tersenyum.
"Tidak mau. Kau belum tidur?", tanya Jaejoong.
"Belum. Aku baru bisa tidur kalau kau mengaku merindukanku dulu.", sindir Yunho. Jaejoong menghela nafas.
"Aku merindukanmu bunnyku sayang. Tidur sana.", suruh Jaejoong. Wajahnya malu saat mengatakan itu. Yunho terkejut.
"Kau bilang apa tadi?", tanya Yunho.
"Tidur sana.", saut Jaejoong.
"Bukan yang itu, yang sebelumnya.", jelas Yunho. Jaejoong semakin malu.
"Tidak ada ulangan. Pokoknya tidur nyenyak. Dah Yunho.", malu Jaejoong. Yunho menyela.
"Jangan dimatikan dulu. Aku mencintaimu. Dah honey.", ucap Yunho dan setelahnya ia memutuskan sambungan teleponnya. Yunho tersenyum. Malam ini, ia begitu bahagia.
....
Mr. Kim menatap tajam istrinya. Ia tidak pernah setuju dengan kehendak istrinya untuk bertemu dengan Mr. Jung dan memohon. Ia takut Mr. Jung akan melakukan sesuatu pada istrinya.
"Sayang aku mohon. Percaya padaku. Ini demi anak kita. Aku tidak ingin dia menyakiti Jaejoong lagi.", pinta Mrs. Kim. Mr. Kim menghela nafas.
"Kalau ada apa-apa hubungi aku.", ujar Mr. Kim walau terpaksa. Mrs. Kim tersenyum. Ia langsung memeluk suaminya itu.
....
Dengan ragu Mrs. Kim mengetuk ruang kerja Mr. Jung. Kini dihadapannya terdapat kekasihnya dulu.
"Min Woo. Aku minta maaf.", gugup Mrs. Kim.
"Hyung Mi, ini bukan salahmu, tapi salah Gang Seuk brengsek itu.", cerca Mr. Jung. Mrs. Kim tertunduk.
"Min Woo jangan membencinya. Aku mohon. Sebenarnya aku kesini ingin memohon. Aku mohon jangan sakiti anakku.", Mrs. Kim akhirnya menangis. "Ini salahku. Jadi jangan sakiti anakku. Min Woo, biarkan dia bahagia. Biarkan anakku bersama anakmu. Mereka saling mencintai. Aku mohon.", lirih Mrs. Kim. Ia bangkit dari duduknya, dan berlutut di hadapan Mr. Jung. "Aku mohon. Sakiti aku saja, jangan anakku. Aku mohon.", Mrs. Kim tidak henti-hentinya memohon bahkan membiarkan harga dirinya jatuh.
Mr. Jung tidak menyangka Mrs. Kim akan sampai bertindak sejauh ini. Ia mengangkat tubuh Mrs. Kim. Ia tidak kuasa melihat orang yang begitu ia cintai menangis seperti ini. Ini begitu menyakitinya.
"Kau tidak boleh seperti ini. Kau tidak boleh.", Mr. Jung memeluk Mrs. Kim yang masih menangis.
"Aku mohon. Biarkan Jaejoong dan Yunho bersama. Aku mohon.", pinta Mrs. Kim yang tersendat-sendat karena isak tangisnya. Mr. Jung hanya diam. Ia tidak tau harus berjanji apa pada wanita dalam pelukannya. Ia hanya menenangkan Mrs. Kim yang terus menangis.
....
"Babyku.", Key mengejutkan Onew yang sedang menenggak minumannya.
"Baby kau ini.", kesal Onew yang hampir tersedak. Key kaget karena dibentak.
"Baby marah padaku? Aku hanya bercanda.", air mata Key jatuh, baru pertama kalinya ia dibentak Onew.
"Baby, aku bukan marah. Jangan menangis baby.", bujuk Onew yang bingung.
"Benar tidak marah?", tanya Key menahan tangisnya. Onew mengangguk. "Asik. Aku sayang baby.", senang Key. Ia langsung memeluk Onew erat-erat.
"Pagi-pagi sudah mesra sekali.", sindir Yunho yang sebenarnya mencari Jaejoong dan melihat Key di kantin.
"Bukan mesra. Tapi manja bukan main.", timpal Onew. Key tetap saja memeluk Onew.
"Haha. Kalian lihat Jaejoong tidak?", tanya Yunho. Belum sempat dijawab. Ada sebuah tangan yang menggenggam tangan Yunho.
"Aku disini.", sautnya. Yunho menoleh.
"Kau baru datang ya? Tumben siang. Aku mencarimu daritadi.", tegur Yunho. Jaejoong tersenyum.
"Aku tadi membuat ini, makanya telat. Ini untukmu.", Jaejoong menyodorkan sekotak makanan. Yunho tampak tidak percaya. "Di makan ya.", pesan Jaejoong. Yunho masih diam.
"Ayo Key kita ke kelas.", Jaejoong menarik tangan Key. Padahal Key masih mau memeluk Onew.
"Baby. Ah aku belum selesai memeluk. Ah Onewku. Aaahh.", rengek Key. Tapi Jaejoong tidak peduli, ia tetap menarik Key dengan rasa bahagia dalam hati.
....

No comments:

Post a Comment