Saturday, May 29, 2010

Fan Fiction.. Love is Enemy.. Part 26-30..

Love is Enemy.. Part 26..

Jaejoong sudah siap, seperti kata appanya. Malam ini, keluarga Kim akan makan malam di luar. Jaejoong tampak begitu cantik dengan gaun warna ungu selutut tanpa tangan berhiaskan permata-permata kecil.
"Appa, aku sudah siap.", kata Jaejoong yang baru turun dari kamarnya.

Mereka bertigapun sampai di sebuah restaurant mewah, dengan kaum kelas atas yang hanya bisa mencicipi makanan disini. Mereka menuju sebuah meja yang sudah dipesan. Dan disana tampak sebuah keluarga terdiri dari wanita dan pria paruh baya dan seorang pria muda gagah dan tampan. Keluarga itu menyambut kedatangan keluarga Kim.
"Mr. Choi. Maaf kami terlambat.", ujar Mr. Kim. Menundukan sedikit kepalanya untuk menghormati.
"Aku mengerti. Kalian kan memiliki anak gadis.", saut Mr. Choi yang kemudian mempersilahkan duduk. Merekapun duduk dan memulai percakapan.
"Ini putriku Kim Jaejoong.", Mr. Kim memperkenalkan Jaejoong. Jaejoong tersenyum manis dan menundukan kepalanya.
"Namaku Kim Jaejoong.", ramah Jaejoong.
"Manis sekali. Ini anakku Choi Siwon.", Mr. Choi menepuk pundak pria muda disampingnya.
"Tampan sekali.", puji Mr. Kim.
"Aku Choi Siwon. Senang mengenal kalian.", ramah Siwon tersenyum.
Tak lama pelayan datang dengan berbagai jenis makanan yang siap dihidangkan.
"Sepertinya kita makan dulu.", usul Mrs. Choi.

Semuapun mulai menyantap makanannya. Di sela makannya Siwon tersenyum saat memandang Jaejoong di hadapannya. Jaejoong yang merasa diperhatikan, mulai merasa risih. Ia mengambil minum dan menenggaknya.
"Sepertinya anak kita serasi sekali. Aku ingin segera meresmikan pertunangan mereka.", Mrs. Choi membuka suaranya.
"Uhuk. Uhuk.", Jaejoong tersedak mendengar perkataan Mrs. Choi.
"Ini minum.", Siwon memberikan segelas air putih pada Jaejoong. Dengan cepat ia menenggaknya, sambil menepuk dadanya pelan.
"Maaf. Pertunangan?", tanya Jaejoong setelah baikan.
"Iya pertunangan. Pertunangan kau dan putra kami. Aku dan appamu telah sepakat. Setelah kau lulus sekolah, baru kalian akan menikah.", jelas Mr. Choi. Mata Jaejoong semakin membesar kaget. Tidak hanya Jaejoong. Mrs. Kim juga sama terkejutnya. Ia sama sekali tidak mengetahui rencana ini. Mr. Kim melirik ke arah Jaejoong dan Mrs. Kim. Ia memberi isyarat untuk tidak berkomentar apapun tentang ini.

Jaejoong gundah selama makan malam itu. Akhirnya makan malam selesai.
"Sampai bertemu lagi tuan putri.", ramah Siwon yang membukakan pintu mobil untuk Jaejoong. Jaejoong tersenyum kecut.
"Terimakasih.", saut Jaejoong. Ia masuk ke dalam mobil.
.....
Sampai dirumah Jaejoong langsung berlari ke kamarnya. Membanting pintu. Kesal. Menangis di tempat tidurnya.

-Flashback-

"Appa, maksudnya apa dengan pertunangan?", geram Jaejoong pada appanya.
"Sayang. Siwon itu serasi sekali denganmu. Aku memang sudah sepakat menjodohkan kalian. Lagipula, ini bagus untuk perusahaan kita.", jelas Mr. Kim santai.
"Tapi appa tidak bisa seenaknya denganku. Aku tidak menyukainya appa. Appa kan tau, aku sudah mempunyai Yunho.", Jaejoong marah. Ia mulai mengeluarkan air matanya.
"KIM JAEJOONG. KALAU KAU SAYANG PADA APPA. TURUTI PERINTAH APPA, BERTUNANGAN DENGAN SIWON. DAN PUTUSKAN KEKASIHMU ITU.", bentak Mr. Kim dengan suara lantang.
"Sayang, kau bicara apa? Jangan membentaknya seperti itu.", Mrs. Kim menenangkan suaminya.
"Appa jahat. Aku tidak mau bertunangan dengannya. Tidak mau.", tolak Jaejoong. Ia menangis sejadi-jadinya. Karena tidak ingin bertunangan dan Yunho. Ia tidak mau memutuskan Yunho.

-End of Flashback-

"Appa jahat.", eluh Jaejoong dalam tangisnya.
.....
Jaejoong marah pada appanya. Ia sama sekali enggan berbicara dengan appanya. Ia tetap tidak mau terima pertunangan itu.

"Pagi-pagi sudah merengut. Ah makin jelek saja honeyku ini.", ledek Yunho. Ia memainkan pipi Jaejoong. Tapi karena sedang tidak bersemangat Jaejoong tidak meladeni tingkah Yunho.
"Honey diam saja. Aku punya serbuk kacang untukmu.", gurau Yunho agar Jaejoong bereaksi. Biasanya kalau mendengar serbuk kacang. Jaejoong akan segera mengamuk. Dan membuat Yunho puas karena membuat kesal Jaejoong. Yunho heran karena Jaejoong tetap tidak bergeming.
"Seksi, kancing kemejamu terbuka tuh.", beritahu Yunho. Jaejoong langsung melihat kemejanya. Tapi ternyata Yunho berbohong. "Aku bohong. Hahaha.", Yunho tertawa. Tapi Jaejoong tidak marah. Malah santai bersandar pada kursinya.
"Honey, kau tidak sedang sakit kan. Tumben sekali tidak memaki-makiku. Biasanya marah-marah. Kok hanya diam?", tegur Yunho. "Kau marah padaku?", tanya Yunho. Jaejoong menggeleng singkat.
"Honeyku tidak seru hari ini. Lebih baik aku pergi. Gadis ini selain menyebalkan, tidak bisa bicara juga.", sindir Yunho. Iapun beranjak pergi. Namun tangan Jaejoong menahannya.
"Yaa Jung Yunho, tetap disini.", pinta Jaejoong. Jaejoong memeluk Yunho erat. Yunho heran, ia membalas pelukan Jaejoong.
"Nyaman.", kata Jaejoong pelan. Yunho tersenyum.
"Gadis gila. Memangnya aku tempat tidur.", canda Yunho.
"Yaa, diam kau. Jangan cari gara-gara denganku. Menyebalkan.", kesal Jaejoong. Ia melepas pelukannya.
"Ini baru gadis galak milik Jung Yunho.", senang Yunho. Sedangkan Jaejoong memicingkan matanya pada Yunho.

Buuukkk
Pukulan diperut Yunho tanpa pemberitahuan lebih dulu.
"Rasakan. Itu pembalasanku. Meledekku dengan bubuk kacang, membohongiku, dan mengejekku jelek. Lain kali kalau kau berani lagi, pukulanku lebih dari itu.", galak Jaejoong. Yunho meringis kesakitan.

"Aku tidak takut.", ngeyel Yunho. "Cantik, cantik galak.", ledek Yunho yang terus kabur. Karena Jaejoong sudah mengepalkantangan siap memukul Yunho.
....












Love is Enemy.. Part 27..


Di halaman parkir SMA DBSK kini terdapat seorang pria tampan yang duduk diatas cup mobilnya dengan kaca mata hitam dan setelan jas. Terlihat sangat mempesona, dan terlihat jelas seorang eksekutif muda melekat pada penampilannya.
Ia sedang menunggu seseorang. Tangannya mengetuk-ngetuk cup mobilnya membuat semacam irama. Sebagian siswi memandangnya penuh dengan kekaguman dan keributan.
"Pria itu tampan sekali.", rumpi siswi satu pada siswi lainnya. Yunho mendengar rumpian para siswi itu hanya tak acuh. Ia berjalan menuju halaman parkir. Di samping mobilnya yang mewah, berjajar mobil tak kalah mewah dengan pria tampan yang mempesona tadi. Namun siapa peduli, Yunho beranjak masuk ke dalam mobilnya.
"Hei, apa kau kenal dengan Kim Jaejoong?", tanya pria tampan tadi. Mendengar nama kekasihnya disebut pria lain, itu menjadi pikiran utamanya. Ia menutup kembali pintu mobilnya.
"Sangat mengenalnya. Untuk apa kau menanyakannya?", ketus Yunho. Ia menajamkan pandangannya. Pria tadi membuka kaca matanya.
"Apa kau melihatnya? Sepertinya para murid disini sudah pada berhambur pulang. Tapi aku sama sekali belum melihat batang hidungnya.", jelas pria tampan itu. Yunho panas.
"Mau apa kau mencarinya?", geram Yunho. Ia mendekat pada pria itu.
"Untuk menjemputnya.", ketus pria itu dengan kekesalan bercampur keangkuhan. Yunho naik emosinya.
"Kau pulang saja, dia tidak perlu jemputanmu.", usir Yunho. Siwon menggeram karena sikap Yunho mulai tidak sopan dengannya.
"Yaa siapa kau berani mengusirku?", marah Siwon.
"Aku peringatkan kau pergi dari sini. Tidak perlu sok menjemput Jaejoong lagi.", kecam Yunho. Ia menepuk-nepuk pundak pria itu. Dan mengisyaratkan untuk masuk ke dalam mobil dengan kepalanya. Pria tadi malah melengos. Walau sebenarnya ia penasaran dengan apa yang terjadi dengan pria dihadapannya sampai ia begitu marah terhadapnya.
"Aku tidak meladeni anak kecil. Lagipula kau tidak ada urusannnya dengan ini.", dinginnya. Ia kembali ke posisi awalnya. Duduk dengan nyaman diatas cup mobilnya menunggu Jaejoong.
Tak lama Jaejoong muncul, ia menghampiri Yunho.
"Siang tuan putri.", sapa pria itu. Jaejoong tidak percaya dengan pria yang menyapanya.
"Siwon.", kagetnya.
"Kim Jaejoong apa kau mengenalnya?", tanya Yunho dengan nada marah.
"Tentu saja dia mengenalku.", saut pria yang dipanggil Siwon. "Ayo Jaejoong kita pulang.", ajak Siwon. Ia menarik tangan Jaejoong dan menggenggamnya erat.

Buuukk
Tangan keras menarik tangan Jaejoong dan melayangkan pukulan di wajah Siwon.
"Jangan sentuh kekasihku.", marah Yunho. Ia menarik Jaejoong untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Maaf tapi kau yang seharusnya tidak menyentuh calon istriku.", teriak Siwon. Yunho melepas genggamannya pada Jaejoong. Dan menatap Jaejoong. Dan berbalik pada Siwon. "Kau dengar dia hanya milikku.", geram Yunho lagi.

Buuukkk
Pukulan didaratkannya lagi. Lalu Yunho menarik Jaejoong masuk ke dalam mobil dalam keadaan marah.
.....
Yunho mengambil nafasnya dalam, ia tidak pernah percaya yang dikatakan Jaejoong.
"Bunny, aku tidak mau bertunangan dengannya. Itu keputusan appa sepihak.", rajuk Jaejoong untuk menghentikan emosi Yunho.
"Tapi kenapa kau diam? Honey kau milikku.", kecam Yunho. Ia menarik Jaejoong ke dalam pelukannya.
"Selalu milikmu. Selamanya akan jadi milikmu.", Jaejoong berkata seperti itu. Ciuman di pipi Yunho didaratkan oleh Jaejoong.
"Sekarang kita jalan-jalan saja ya.", ajak Yunho yang begitu senang mendapat ciuman dari Jaejoong. Sedangkan Jaejoong begitu malu, wajahnya memerah.
"Yun, bisakah aku saja yang mengemudikan mobil.", pinta Jaejoong.
"Mau apa?", tanya Yunho heran.
"Aku ingin menghilangkan kekesalanku pada appa. Boleh ya.", jelas Jaejoong, merajuk Yunho. Yunho tersenyum. Ia memberhentikan mobilnya. Merekapun berpindah posisi.
Jaejoong mengendarai mobil sport Yunho dengan kecepatan 120km/jam.
"Honey, kau mau mati ya, ini dua kali lipat batas kecepatan.", takut Yunho. Ia terus saja memandang Jaejoong dengan wajah belum ingin mati muda.
"Dasar penakut sekali. Kau tau ini cara yang selalu aku pakai jika sedang kesal. Bahkan ketika aku kesal padamu.", ledek Jaejoong. Dia semakin menambah kecepatannya untuk menggoda Yunho.
"Yaa Kim Jaejoong, berhenti. Kau membuat jantungku mau copot.", Yunho berpegangan erat pada jok mobilnya.
"AKU BENCI APPA.", teriak Jaejoong tanpa menurunkan kecepatannya dan tidak peduli pada Yunho yang sudah mau pingsan. "Bunny kalau kau takut teriak saja.", suruh Jaejoong menantang. Yunho tersenyum.
"HONEYKU GILA.", teriak Yunho kencang.
"Yunho, apa kau bilang. Kau yang gila.", kesal Jaejoong menatap Yunho.
"Honey, kalau mengemudi lihat ke depan. Jangan memandangiku. Memang aku tampan, tapi aku tidak mau mati muda.", narciss Yunho bercampur ketakutannya.
"Hahaha.", tertawa Jaejoong. "AKU MEMBENCI BUNNY YANG CEREWET.", teriak Jaejoong lagi.
"TAPI AKU MENCINTAI HONEY YANG GALAK.", balas Yunho. Jaejoong menurunkan kecepatannya. Ia mengemudi dengan normal.
"Aku tidak galak tau.", kesal Jaejoong.
"Tidak sadar sekali.", sindir Yunho. Jaejoong langsung mengerem mendadak. "Aduh cara mengemudimu jelek sekali.", ejek Yunho.
"Aku ingatkan jangan mengataiku. Kalau kau masih ingin mengemudikan mobilmu dengan sehat.", ancam Jaejoong. Ia mendekatkan wajahnya pada Yunho.
"Memangnya aku peduli.", ngeyel Yunho. Ia mendekatkan wajahnya juga.
"Yaa mau apa kau. Jangan harap.", Jaejoong mendorong wajah Yunho. Sampai kepalanya terbentur kaca mobil.
"Lihat saja, akan aku balas kau Kim Jaejoong.", ancam Yunho. Jaejoong menyipitkan matanya. Lalu menjalankan mobilnya lagi.
...













Love is Enemy.. Part 28..

"Sial, siapa pria tadi? Kekasih? Cih. Aku ini calon suaminya.", dumel Siwon di dalam mobil. Tangannya memukul kemudi mobilnya.
"Dia cantik sekali. Kim Jaejoong.", Siwon tersenyum. Ia mengemudikan mobilnya ke sebuah perusahaan.

"Ada apa?", tanya Mr. Kim pada Siwon yang kini berada di hadapannya.
"Ajjhusi, begini. Aku menyukai putri anda. Aku ingin segera bertunangan dengannya. Kalau bisa saat perayaan ulang tahunku.", saut Siwon yang menyebutkan maksudnya dengan lancar namun malu-malu.
Mr. Kim tersenyum walau dalam hatinya, ia tidak tega pada Jaejoong. "Ajjhusi senang sekali mendengarnya. Jaejoong juga pasti senang.", timpal Mr. Kim.
"Terimakasih Ajjhusi. Nanti aku yang akan mengurus semuanya. Ajjhusi tinggal mengurus tuan putriku saja.", kata Siwon penuh semangat.
"Tenang saja.", Mr. Kim menepuk pundak Siwon. Siwon tersenyum senang.
.....
Bukit bintang, bukit tempat kesukaan Jaejoong dan Yunho. Kini keduanya berada disana, di tempat yang begitu indah pada malam hari. Jaejoong tidak mau pulang. Ia tidak ingin bertemu dengan appanya.
"Duduk honey, daritadi kau terus berdiri.", tegur Yunho yang sedang duduk di rumput.
"Duduk dimana? Aku tidak mau duduk di rumput sepertimu. Itu kan kotor.", kesal Jaejoong. Sebenarnya dia benar-benar pegal.
"Hahahaha. Paling hanya gatal-gatal. Payah.", ledek Yunho dengan tawa kerasnya.
"Yunho.", kesal Jaejoong.
"Yasudah, sini duduk dipangkuanku saja.", Yunho menarik Jaejoong ke dalam pangkuannya.
"Kau mau mencari kesempatan ya bun?", sindir Jaejoong. Yunho mengeratkan pelukannya.
"Sekali-sekali, aku ingin bermanja padamu. Boleh kan?", tanya Yunho. Jaejoong tersenyum lalu mengangguk.
"Honey, aku ingin mengatakan sesuatu.", ujar Yunho.
"Apa?", saut Jaejoong.
"Appaku memintaku memutuskan hubungan kita.", jujur Yunho.
"Appa juga. Yasudah kita putus saja. Keduanya tidak menginginkan kan?", kata Jaejoong santai. Walaupun sebenarnya, dia ingin menangis.
"Kenapa bicara seperti itu? Apa kau memang menginginkan pria yang tadi itu?", marah Yunho.
"Tidak. Dan bukan berarti aku menginginkanmu. Hehehe.", gurau Jaejoong.
"Kim Jaejoong, aku sedang serius.", kecam Yunho.
"Terus maumu apa? Mempertahankanku?", tanya Jaejoong.
"Iya, kan sudah sering aku bilang. Aku tidak akan melepasmu sampai kapanpun.", Yunho menaruh dagunya di pundak Jaejoong.
"Aku kira hanya bercanda. Pasti dulu saat bersama pacar-pacarmu juga kau bilang seperti ini. Tapi akhirnya kau memutuskan mereka.", kata Jaejoong.
"Jadi kau pikir aku hanya main-main denganmu.", bentak Yunho.
"Aku tidak yakin akan mempertahankanmu? Bunny, appa tidak pernah seperti itu membentakku. Dan aku yakin dia tidak main-main akan pertunanganku. Jadi biarkan aku anggap kau hanya main-main denganku. Agar aku tidak menyesal.", kata Jaejoong perlahan. Air matanya mengalir.
"Tapi aku tidak akan membiarkanmu melepasku.", mantap Yunho. Ia membalikan tubuh Jaejoong menghadapnya.
"Aku tidak mau membicarakan ini lagi. Aku mau menghabiskan malam ini. Mau menemaniku sampai pagi?", kata Jaejoong menahan tangisnya. Yunho menghapus air mata Jaejoong.
"Menemani sampai kapanpun. Aku pasti mau.", saut Yunho. Jaejoong tersenyum dalam tatapan Yunho yang penuh cinta.
Deg.deg
Jantung Jaejoong berdetak teramat cepat. Yunho mendekatkan wajahnya. Jaejoong memejamkan matanya. Tak lama bibir mereka kini bersentuhan. Yunho melumat sedikit bibir Jaejoong. Tidak seperti ciuman pertama mereka. Kini Jaejoong membalas perlakuan Yunho.
Sudah cukup lama, akhirnya Yunho melepasnya. Jaejoong terlihat malu, wajahnya memerah. Dengan cepat ia membalikan tubuhnya. Yunho tersenyum, ia melepas jas sekolahnya. Lalu, ia rekatkan pada tubuh Jaejoong. Dan memeluknya erat. Jaejoong bersandar pada dada bidang Yunho. Mereka kembali menikmati malam yang bertaburan bintang. Hiasan lampu-lampu rumah yang berjajar cantik. Dan hawa malam yang dingin namun menjadi begitu menghangatkan.
"Aku mencintaimu.", bisik Yunho di telinga Jaejoong.
.....
"Apa? Pertunangan?", kaget Junsu saat Jaejoong menceritakan semuanya.
"Iya dalam beberapa hari, aku akan bertunangan.", lemas Jaejoong.
"Yaa baby. Itu kan bagus. Kau akan bertunangan dengan Yunho. Tapi kenapa malah murung.", heran Key dengan begitu polos. Pukulan kecil didaratkan di kepala Key oleh Heechul. Key memajukan bibirnya dan mengusap-usap kepalanya.
"Huah Key bodoh sekali. Daritadi Jaejoong bercerita, dia bukan akan bertunangan dengan Yunho. Makanya otakmu jangan memikirkan Onew saja.", ledek Heechul sedikit kesal.
"Huah kenapa Onewku dibawa-bawa. Memangnya tadi dia bercerita seperti itu ya? Kok aku tidak dengar?", saut Key dengan gaya berpikirnya.
"Hahaha. Dasar baby. Seperti kata Heechul, otakmu hanya memikirkan Onewmu itu.", gemas Jaejoong yang tidak bisa menahan tawanya.
"Iya, iya. Memangnya kau mau bertunangan dengan siapa?", kesal Key.
"Dengan Siwon.", saut Jaejoong.
"Aku tau siapa dia. Dia pewaris utama pemilik supermarket terbesar nomer satu di Korea Selatan. Mungkin appamu mau menyatukan perusahaan kalian.", tebak Junsu. Heechul ternganga.
"Junsu kau ini detektif ya. Sejak aku bersahabat denganmu, kau ini tau segalanya. Dari hal kecil sampai hal besar kau tau.", heran Heechul.
"Ah baby, seperti tidak tau si kutu buku saja.", sindir Key. Semua jadi tersenyum geli mendengar perkataan Heechul dan Key.
"Apa Yunho sudah tau?", tanya Kyuhyun.
"Sudah, bahkan dia sudah meninju wajah Siwon.", cerita Jaejoong.
"Terus dia bagaimana?", tanya Kyuhyun lagi.
"Tidak akan melepasku.", saut Jaejoong singkat. Kyuhyun, Junsu, Heechul tersenyum.
"So sweet.", sambar Key yang terharu.
















Love is Enemy.. Part 29..

Siwon baru saja memunculkan batang hidungnya sesaat sebelum acara akan segera di mulai.
"Ya tuhan, tampan sekali.", puji Heechul yang terpesona melihat Siwon yang begitu gagah.
"Bukan. Tapi dia cute sekali baby.", timpal Key yang tak kalah terpesona. Keduanya tidak menyadari dua pasang mata memicingkan mata ke arah mereka.
"Sayang, apa kau ingin aku menyeretmu pulang?", kesal Hangeng. Ia melotot tajam. Heechul senyum lebar.
"Sayang. Jangan marah begitu saja marah. Tampanan gegeku pastinya.", rayu Heechul sepenuh hati. Hangeng tetap saja mendengus.
"Baby. Kalau dia begitu cute. Kau sama dia saja. Aku mau cari baby lain, yang menganggapku lebih cute dari siapapun.", sindir Onew lalu meninggalkan Key dan yang lainnya.
"Kau sih chul, Onewku jadi marah.", kesal Key pada Heechul. Key dengan cepat menyusul Onew. "Baby jangan marah. Kalau marah, nanti aku tidak punya baby lagi. Babyku kan hanya kau.", rajuk Key manja. Tapi Onew tetap saja kesal.
Sedangkan Yunho menatap tajam ke arah Siwon. Tatapan penuh kebencian. Dicengkramnya gelas crystal yang ada di tangannya dengan keras sampai buku-buku tangannya memutih. Semua teman Jaejoong memang diundang ke acara ulang tahun, yang juga merupakan malam pertunangan Siwon dan Jaejoong.
"Sebentar lagi kau akan lihat emosi Yunho memuncak.", bisik Junsu di telinga Yoochun. Yoochun mengangkat bahunya dengan isyarat 'lihat saja nanti'.
Master of ceremony memandu acara step by step. Hingga tiba saat acara pertunangan. MC sudah memanggil nama Jaejoong untuk bersanding disamping Siwon. Tapi tetap saja Jaejoong berat meninggalkan Yunho disampingnya.
"Bunny.", lirih Jaejoong. Yunho mengalihkan pandangannya. Berpura-pura tidak mendengar panggilan Jaejoong. Kini marah, sedih, benci, berkecamuk dalam diri Yunho.
"Aku ke toilet dulu.", pamit Yunho. Jaejoong menatap punggung Yunho yang terus berlalu.
"Maaf Yun.", batin Jaejoong. Iapun melangkah menghampiri Siwon.
Yunho sebenarnya bukan ingin ke toilet, dia hanya ingin menahan emosinya yang berlebih.
"Kau tak bisa lakukan ini pada anak kita. Kau sudah berjanji padaku. Kau tidak akan mengatur kehidupan cinta Jaejoong. Kenapa kau malah memaksanya dengan Siwon. Kau kan tau anakmu mencintai Yunho.", heran Mrs. Kim. Yunho yang kebetulan tidak jauh dari sana. Mendengar perdebatan kecil antara Mr. dan Mrs. Kim akhirnya menguping.
"Sayang. Aku tidak ingin kau dan Jaejoong celaka. Kau tau Yunho itu adalah anaknya Min Woo. Dia mengancam akan menyakiti kalian jika tidak menjauhkan Jaejoong dan Yunho. Sayang maafkan aku, tapi ini satu-satunya cara.", jelas Mr.Kim. Ia merasa sangat bersalah. Yunho yang mendengarnya geram.
"Seharusnya dari awal aku sudah tau, appa ada dibalik semua ini.", geram Yunho. Ia beralih pandang ke arah Jaejoong yang jarinya hampir disematkan cincin oleh Siwon.

Praaanggg
Gelas yang Yunho pegang dilempar dengan keras olehnya. Semua orang langsung beralih pandang ke arah suara dan menatap Yunho yang berjalan dengan emosi paling puncak. Changmin sempat menghentikan langkah Yunho.
"Yun, jangan buat masalah disini.", ingatkan Changmin. Namun Yunho menolak tangan Changmin. Ia tetap saja berjalan ke arah Siwon dan Jaejoong.
"Itu namanya cinta sayang. Kalau aku jadi Jaejoong. Belum tentu kau akan seperti Yunho.", sindir Kyuhyun. Changmin tersenyum kecil.
"Tau saja bibiku ini.", canda Changmin. Kyuhyun membalikan badannya, membelakangi Changmin dan memajukan bibirnya kesal. Changmin tertawa kecil melihatnya.
Yunho menarik Jaejoong dan ia simpan dalam pelukannya. "Jangan harap kau bisa mengambil kekasihku.", marah Yunho. Ia mengeluarkan aura yang siap membunuh siapapun. Semua mata mengarah pada kejadian yang akan jadi hot issue di setiap media masa.
Yunho membawa Jaejoong dengan cengkraman yang kuat. Ia membawanya keluar gedung dan membanting ia masuk mobil.
"Jung Yunho, kau ini apa-apaan sih!", kesal Jaejoong saat Yunho juga masuk ke dalam mobil.
"Diam. Sudah aku bilang. Aku tidak akan melepasmu.", marah Yunho. Ia menatap Jaejoong penuh emosi.
"Tapi yang kau lakukan bodoh. Kau tidak melihat para warta. Kau ak....", kata-kata Jaejoong dipotong.
"Lalu aku membiarkanmu disentuh olehnya. Itu yang kau mau? Kau memang ingin bersamanya? Hah. Jawab.", tanya Yunho dengan nada keras. Jaejoong diam, ia tahu Yunho dalam emosi.
"Kenapa diam? Kalau kau ingin bersamanya turun saja. Dan masuklah ke dalam.", lirih Yunho teriris-iris. Ia mendekat pada Jaejoong dan membuka pintu yang disamping Jaejoong. "Keluarlah.", suruh Yunho. Jaejoong menaikan alisnya lalu membanting pintunya lagi.
"Jalankan mobilnya. Atau kau ingin aku yang mengemudikannya lagi.", suruh Jaejoong dengan ancaman. Walau masih kesal Yunhopun menjalankan mobilnya.
.....
"Jung Yunho.", geram Mr. Jung yang meremas keras koran yang ada di tangannya. Di halaman muka terlihat sekali wajah anaknya yang mengacaukan acara pertunangan Siwon dan Jaejoong tadi malam.
"Anak ini benar-benar tidak bisa diperingatkan.", kesal Mr. Jung. Ia menggebrak meja. Benar-benar dalam emosi.

Braakkk
Pintu ruang kerja Mr. Jung dibuka kasar oleh Yunho.
"Anak tidak sopan. Begitukah cara ummamu mengajarkan masuk ke dalam ruangan sembarangan.", marah Mr. Jung.
"Jangan bawa umma dalam masalah ini. MENGERTI.", bentak Yunho. Ia menyorot tajam pada Mr. Jung.
"Beraninya kau bicara sekeras itu.", emosi Mr. Jung naik. "Ini apa?", Mr. Jung melempar remasan koran ke wajah Yunho. Yunho membuka koran itu.
"Bagus. Ternyata kau sudah tau.", senang Yunho. Ia tersenyum sinis pada Mr. Jung.
"Bicara yang sopan pada appamu.", bentak Mr. Jung.

Braakkk
















Love is Enemy.. Part 30..


Braaakkk
Yunho menggebrak meja kerja Mr. Jung.
"APPA? SEJAK KAPAN KAU JADI APPAKU TUAN JUNG MIN WOO?", bentak Yunho dengan nada yang super duper tinggi.
"JUNG YUNHO, kau ini.", geram Mr. Jung.
"Kenapa? Memang seperti itu kan? Tuan Jung. Apakah ada rasa khawatirmu padaku sedikit saja saat aku masuk rumah sakit? Padahal saat itu aku hampir mati. Tidak. Kau tidak pernah jadi appaku. Bahkan aku tidak pernah punya appa sejak lahir.", sindir Yunho dengan gaya memuakan. Mr. Jung hanya diam penuh dengan hati bergetar bercampur kegeraman yang akan meledak. "Jadi, aku beritahu padamu. Kau tidak berhak mengatur hidupku. Jangan pernah ikut campur dengan hubunganku dan Jaejoong. Kau mengerti?", Yunho mengingatkan tidak main-main.
"Jung Yunho. Apapun yang kau katakan. Kau harus tetap menjauhi gadis itu. Atau aku yang melakukan sesuatu.", ancam Mr. Jung dengan aura dinginnya.
"Hebat, hebat sekali. Kau ingin balas dendam dengan menggunakanku. Cintamu direbut orang lain. Dan kau hanya terus sendiri di sisa umurmu. Kau ingin aku bernasib sama denganmu. Menemaminu dalam penderitaanmu. Seharusnya kau sadar Tuan Jung. Seharusnya kau sudah tau bagaimana hidup tanpa cintamu. Dan aku tidak akan mau bernasib sama sepertimu. Cintaku direbut orang lain, hanya karena seorang yang lemah sepertimu. Kau salah menilaiku. Karena kau tidak mengenalku Tuan Jung yang terhormat.", kata Yunho panjang lebar dengan tatapan tajam membunuh. "Dan satu lagi yang harus kau ingat, aku tidak akan membiarkanmu menyentuh kekasihku sedikitpun.", kecam Yunho sebelum ia meninggalkan ruangan Mr. Jung.
Mr. Jung menjatuhkan dirinya di kursi. Menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Menghela nafasnya. Menjernihkan pikirannya dari semua kata-kata yang Yunho katakan. Semua menggetarkan hatinya. Itu menusuk ke dalam.
Ia kembali pada masa dulu saat Yunho kecil masuk rumah sakit, karena kecelakaan. Dan saat itu Yunho sangat membutuhkan banyak darah. Pasokan golongan darah A di rumah sakit itu habis. Namun Mr. Jung tidak peduli walaupun darah mereka sama. Ia membiarkan Yunho menunggu kiriman darah dari bank darah yang baru datang satu jam kemudian. Yang mengenaskan, ia malah pulang dan menghabiskan waktu di meja ruang kerjanya tanpa ada rasa khawatir sedikitpun.
Tanpa sadar setetes air mata mengalir di pipinya yang penuh kerutan.
.....
Yunho mendatangi kantor Mr. Kim. Ia harus berbicara akan semuanya.
"Annyeong ajjhusi.", sapa Yunho sopan.
"Yunho! Mau apa kau kesini?", dingin Mr. Kim menatap Yunho.
"Maaf ajjhusi, kemarin aku menghancurkan pesta. Namun, aku tidak akan pernah melepas Jaejoong.", ujar Yunho serius. "Ajjhusi pernah berada diposisiku bukan? Jadi ku harap ajjhusi mengerti. Maafkan tentang appaku. Aku janji dia tidak akan ikut campur lagi.", janji Yunho. Ia menyunggingkan senyum tulusnya. Mr. Kim tau benar perasaan Yunho saat ini. Ia tersenyum dan membalas semuanya dengan baik.
"Siwon biar ajjhusi yang urus. Terimakasih telah mencintai putriku segenap hatimu.", saut Mr. Kim dengan lembut.
"Seharusnya, aku yang berimakasih ajjhusi. Kalau begitu aku pamit pulang dulu. Permisi.", pamit Yunho dengan sopan.
"Baiklah. Hati-hati.", saut Mr. Kim. Dengan sedikit menundukan kepala. Lalu Yunho keluar ruangan.
.....
Yunho dan Killer Princes memang ada kumpul. Ia pergi kerumah Changmin.
"Pejuang kita baru sampai. Kau lama sekali.", sindir Changmin.
"Cerewet. Tadi aku urusan dulu.", jawab Yunho. "Pacarmu mana? Tumben sekali kau tidak dekat dengannya. Kemajuan.", gurau Yunho dengan tawa geli.
"Kenapa kau menanyakan Kyuhku? Jangan macam-macam, dia milikku. Lagipula dia ada kok. Lagi ganti baju di kamar mandi.", kesal Changmin yang memicingkan mata.
"Hahaha. Aku kira kau sudah bisa jauh darinya. Ternyata manusia ini masih manja saja.", tawa keras Yunho.
"Seperti tidak tau Changmin saja. Sebentar lagi saat Kyuh keluar kamar mandi. Kita akan lihat kemanjaannya.", timpal Yoochun yang mengedipkan mata pada Changmin. Tak lama Kyuhyun muncul dan benar saja. Changmin muncul dengan kebiasaannya.
"Bibi sini. Aku daritadi di ejek terus. Masa aku dibilang manja.", manja Changmin memeluk Kyuhyun.
"Hahahaha. Memang kau manja. Tapi kalau sedang denganku saja. Kalau tidak, kau ini menyebalkan.", ledek Kyuhyun. Changmin memajukan bibirnya kesal.
"Kyuh apa tadi kau di sekolah melihat Jaejoong?", tanya Yunho yang sebenarnya masih ingin tertawa karena ulah Changmin.
"Iya. Memangnya kau hari ini tidak bertemu dengannya?", tanya Kyuhyun heran.
"Tidak. Aku hari ini tidak masuk sekolah. Apa dia baik-baik saja?", cemas Yunho.
"Iya. Aku perhatikan, dia sangat bahagia.", jawab Kyuhyun. Yunho lega mendengarnya. Ia menjatuhkan dirinya ke tempat tidur.
"Kyuh. Kalau ada apa-apa dengan Jaejoong. Langsung beritahu aku ya.", pinta Yunho. Kyuhyun menatap heran.
"Memangnya kenapa?", tanya Kyuhyun. Yunho hanya diam mengambil nafas.
"Karena dia tau appanya tidak akan diam. Dan dia takut Jaejoong akan dilukai.", jelas Yoochun yang mengerti perasaan Yunho.
"Ya begitulah.", saut Yunho singkat. Kyuhyun hanya tersenyum mengerti. Yunho menekan beberapa tombol di ponselnya.
"Honey, kau dimana?", tanya Yunho.
"Di salon, kenapa?", tanya Jaejoong.
"Kau ini? Baru tiga hari yang lalu ke salon? Sekarang ke salon lagi.", heran Yunho.
"Urusanku tau. Bukan urusanmu. Jadi terserahku.", kesal Jaejoong.
"Dasar gadis sok cantik.", gurau Yunho.
"Memang aku cantik. Buktinya kau suka padaku.", sindir Jaejoong kesal.
"Siapa? Aku? Kata siapa aku suka padamu.", elak Yunho gengsi. Dan seperti biasa Yunho dan Jaejoong larut dalam pertengkaran.
...

No comments:

Post a Comment