Thursday, February 17, 2011

Fan Fiction.. My Teacher is My Love.. MinKyu..

I'm back with a new story.

YAOI againt.
Now, MinKyu' s times.

Si GENIUS COUPLE...


- Shim Changmin



- Cho Kyuhyun




Let' s get the story..

>>>>>>>>>>>>


-Kyuhyun POV-

Aku heran, sebenarnya aku tidak membutuhkan seorang guru private. Karena memang otakku ini sudah jauh diatas kemampuan rata-rata manusia seumuranku. Setiap semesternya, aku mendapatkan nilai sempurna dan selalu jadi rangking pertama. Namun sialnya, semester ini aku mendapatkan ranking kedua. Ini karena nilaiku berselisih 0,2 point lebih kecil daripada Siwon. Jagoan Fisika di sekolahku. Namun itu semua sudah membuat umma kalang kabut. Ia tidak suka aku hanya menjadi nomer dua. Ia benar-benar orang yang perfeksionis dan menuntut kesempurnaan padaku. Dan itu pula, ia mencarikanku seorang guru private. Umurnya hanya berbeda lima belas hari lebih muda dariku. Namun, aku akui dia memang benar-benar genius. Segala macam kejuaraan tingkat internasional dari berbagai macam jenis mata pelajaran ia menangkan dengan mudah.

"Kyuhyun-ssi, bisa tolong perhatikan saya.", tegurnya begitu dingin saat aku hanya mengetok-ngetok pulpenku di meja. Sayangnya dia begitu kaku seperti es.

"Oke, CHANGMIN SONGSAENGNIM, bisa kan santai sedikit.", jawabku sedikit mengeyel. Dengan gaya seenakku.


-Changmin POV-

Kapan sih dia bisa serius, memangnya hidup ini untuk bersantai. Menjengkelkan sekali melihat dia tersenyum-senyum tanpa dosa. Anak orang kaya ini sebenarnya maunya apa? Apa dia tidak bisa menghargaiku sama sekali. Aku tau kami seumuran, tapi kan disini aku gurunya. Sebenarnya dia pintar, namun sikapnya tidak sesuai dengan otaknya.

"Saya disini, untuk benar-benar mengajar. Bukan untuk bersantai.", jelasku seakan menyindirnya.

"Aish, kau ini. Apa tidak bisa diajak bercanda sedikit.", katanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.


-Author POV-

Changmin hanya mengganggap perkataan Kyuhyun seperti angin lalu.

"Bisa kita lanjutkan.", tanya Changmin masih dalam ke'dingin'annya. Dia adalah pria yang mengutamkan sebuah ilmu, orang yang idealis, perfeksionis, dan datar. Ia sama sekali tidak tau bagaimana menikmati hidup sesungguhnya. Berbalik dengan Kyuhyun, ia pria yang tau bagaimana caranya menikmati hidup. Ia tau kapan ia harus bersenang-senang dan kapan ia harus mengejar sebuah ilmu, itupun dengan cara yang menyenangkan.

"Tenang saja. Tidak perlu sedingin itu. Ayo kita lanjutkan.", saut Kyuhyun. Ia mengedipkan matanya, karena ia tau ini akan semakin membuat Changmin jengkel.

...........................

Saat hendak sarapan pagi. Kyuhyun yang baru turun dari kamarnya, segera ke meja makan.

"Pagi umma.", sapa Kyuhyun sambil mencium pipi ummanya dan segera duduk di kursinya.

"Bagaimana les privatemu?", tanya ummanya.

"Ya, menyenangkan.", jawab Kyuhyun santai sambil mengunyam rotinya.

"Kalau semester depan nilaimu masih turun, aku kirim kau ke Amerika bersama appamu.", ancam ummanya. Kyuhyun paling malas jika harus ke Amerika, ditambah appanya yang terlalu disiplin. Sehingga, ia terkadang menjadi tentara dadakan jika appanya pulang ke Korea.

"Tenang saja umma, kemarin kebetulan saja nilaiku turun. Siwon benar-benar sedang beruntung.", Kyuhyun malah menghiraukan ummanya dengan bergurau.

"Jangan main-main nak.", tegur umma Kyuhyun. Kyuhyunpun tersenyum lebar.

..........................

Kyuhyun mengantar Changmin sampai pintu, karena kebetulan ia memang ingin keluar rumah.

"Changmin-ssi, aku mau tanya kapan terakhir kali kau tersenyum?", tanya Kyuhyun sambil mengenakan kacamata hitamnya.

"Entahlah, aku lupa. Lagipula kurasa itu tidak penting.", jawab Changmin dingin. Sudah terlalu lama Changmin tidak pernah memamerkan senyumnya. Ini karena ia sudah terlalu sibuk dengan kejuaraan-kejuaraan olimpiade yang ia ikuti. Sampai ia lupa bagaimana cara tersenyum disaat harus tersenyum.

"Hidup ini indah. Aku sarankan, agar kau menikmati hidupmu.", Kyuhyun tersenyum sambil menepuk pundak Changmin. Lalu berlalu mendahului Changmin beranjak masuk ke dalam mobilnya. Tanpa sadar, ujung bibir Changmin tersenyum kecil.

..............................

"Sudah lama menunggu, Changmin-ssi?", tanya Kyuhyun yang baru saja datang karena tadi di sekolahnya, ia dipanggil guru untuk membicarakan Kyuhyun yang ditunjuk menjadi wakil sekolah di olimpiade matematika. Ia membungkukan sedikit badannya pada Changmin.

"Ini sudah terlalu sore untuk telat.", saut Changmin. Aura tampannya terlihat jelas saat prince of ice itu menampakan kedinginannya.

"Masih dingin ternyata. Songsaengnim, sudah aku bilang nikmati sedikit hidupmu.", gurau Kyuhyun sambil merangkul pundak Changmin.

"Bisa kita mulai?", tegur Changmin. Kyuhyunpun hanya tertawa kecil. Lalu kembali ke tempat duduknya.

Pelajaran selesai, seperti biasa Kyuhyun mengantar Changmin sampai pintu karena iapun ingin keluar rumah.

"Changmin-ssi aku mau keluar, apa kau mau aku antar pulang?", tawar Kyuhyun dengan jari yang memutar-mutar kunci mobilnya. "Kau terlalu lama berpikir, ayo masuk mobil.", Kyuhyun menarik masuk Changmin.

Kyuhyun memperhatikan sikap Changmin yang hanya bisa duduk tegak, memandang lurus ke depan.

"Changmin-ssi, aku bosan dengan sikapmu. Ayolah, sesekali bersikap menyenangkan.", tegur Kyuhyun sambil sesekali menengok ke arah Changmin.

"Ini memang aku, dan aku tidak mengerti maksudmu dengan sikap yang menyenangkan.", ketus Changmin, nadanya begitu datar.

"Aish, bagaimana kalau kau ajarkan aku tentang pelajaran dan aku mengajarkanmu cara bersenang-senang. Kau mau?", tawar Kyuhyun. Changmin hanya diam sambil menaikan sebelah alisnya. "Oke deal.", kata Kyuhyun sambil tersenyum penuh kemenangan.

............................

Setelah perjanjian itu, Kyuhyun mengajari bagaimana cara bersenang-senang pada Changmin, yang mereka lakukan saat hari libur atau setelah selesai kegiatan belajar mereka. Main bowling, surfing, dan segala macam cara bersenang-senang yang biasa Kyuhyun lakukan.

Malam itu mereka pergi main biliard, namun siapa sangka. Changmin begitu mahir permainan bola sodok ini. Ia tahu cara bermain yang benar dari buku yang ia baca dan menonton video para atlet biliard berlomba.

"Caramu kurang bagus Kyuhyun-ssi, jika bermain yang benar. Sikumu tidak boleh sekaku ini.", tegur Changmin. Ia membantu memposisikan cara yang benar-benar. Dan secara tidak langsung, ia memeluk Kyuhyun dari belakang.

Deg. Deg.
Kini jantung Kyuhyun berdetak begitu kencang, karena perlakuan ini. Kyuhyun terus saja menatap wajah Changmin. Rasa yang aneh kini muncul dalam hatinya.

.............................

"Kelajuan rata-rata didefinisikan sebagai hasil antara jarak total... Blablabla..", jelas Changmin begitu serius saat mengajar. Namun, Kyuhyun menganggap itu seperti angin lalu, kedua matanya dan pikirannya tidak bisa lepas dari sosok dihadapannya. Ia tersenyum-senyum sendiri.

"Tampan sekali.", puji Kyuhyun dalam hati. Changmin sadar, kalau ia terus saja diperhatikan. Saat Kyuhyun beralih pandang. Kali ini ia yang memperhatikan Kyuhyun. Dan tanpa sadar senyum kecilnya muncul kembali.


Sudah selesai kegiatan mengajar Changmin, kini saatnya ia yang di ajar oleh Kyuhyun. Kyuhyun mengajak Changmin ke sebuah tempat karaoke. Disana ia mencekoki banyak minuman pada Changmin.*wah parah si babykyu*

"Suaramu bagus sekali Changmin-ssi.", puji Kyuhyun saat Changmin selesai bernyanyi. Ia menenggak sojunya.

"Hahahahaha.", Changmin tertawa keras. Lalu menjatuhkan dirinya duduk disamping Kyuhyun.

"Akhirnya ia tau bagaimana tertawa.", senang Kyuhyun dalam hati. "Ayo minum lagi.", ajak Kyuhyun, merekapun bersulang.

"Kyu, apa yang kau ajarkan selama ini adalah bersenang-senang?", tanya Changmin sudah 100% mabuk. Karena, ini pertama kalinya ia minum. Dan dengan cepat, ia sudah mabuk.

"Iya. Dan ini menyenangkan bukan?", saut Kyuhyun, sambil tersenyum sangat manis.

"Kyuhyun-ssi.", panggil Changmin.

"Yee!", Kyuhyun menolehkan wajahnya. Dengan cepat Changmin mencium bibir Kyuhyun. Sontak Kyuhyun terkejut. Ia melepas ciuman Changmin.

"Changmin-ssi, kau sudah gila.", tegur Kyuhyun. Namun, Changmin malah merengkuh leher Kyuhyun.

"Kau bilang aku harus bersenang-senang. Ini menyenangkan untukku.", kata Changmin, sebelum mencium bibir Kyuhyun lagi.

"Aish, aku salah mencekoki minuman pada pemuda lugu ini.*pret, kata bebe jg changmin kalo soal minum lebi jago daripada bebe* Dia benar-benar sudah mabuk.", pikir Kyuhyun dalam hati. Dan membiarkan Changmin merasakan kesenangannya.


-Kyuhyun POV-

Aku membiarkan dia melumat bibirku semaunya, namun ini sudah terlalu lama. Apa ia benar-benar menikmatinya? Aku mencoba membalas lumatannya. Sial, ini lebih menyenangkan dari apapun.*dua namja gila*

Ciuman kami lebih brutal dari sebelumnya. Yang tadi hanya lumatan lembut, kini menjadi kasar. Lidah kamipun bermain di dalam mulutku. Gigitan-gigitan aku berikan di bibir bawahnya.

"Awwwwwww.", erangnya sepertinya kesakitan. Aku bisa merasakan dengan jelas darah keluar dari bibirnya yang aku jilati dan aku telan. Akhirnya ia melepas ciuman kami. Iapun tersenyum padaku dan menyandarkan diri di sandaran sofa. Aku meletakan kepalaku di pundaknya. Senyumnya tadi manis sekali, seperti bukan dia. Ini sisi lainnya yang aku temukan.

............................

Semakin hari, setiap aku perhatikan. Manusia di hadapanku ini terlihat begitu tampan. Membuatku selalu menginginkannya.

"Fokus Cho Kyuhyun.", tegurnya, wajahnya ia letakan tepat dihadapanku. Aku yakin ia dapat menemukan semburat merah di wajahku.


-Changmin POV-

Wajahnya memerah, dia terlihat lucu sekali. Tapi selalu seperti ini, tidak pernah fokus saat aku mengajar.*iyalah*

"Sudah jauhkan wajahmu, dasar.", katanya sambil mendorong wajahku menjauh.

"Tidak sopan, akukan gurumu.", kesalku dengan mata yang aku picingkan.

"Iya songsaengnimku, jangan galak-galak. Nanti kau cepat tua.", guraunya sambil tersenyum manis. Dia yang merubahku, aku tau bagaimana rasanya bersenang-senang. Terlebih bagaimana rasanya mencintai seseorang.


-Flashback-

Kami pergi ke bukit kecil, cukup lama kami berbincang, tertawa riang. Ia merebahkan tubuhnya di rumput dengan berbantalkan tangannya.

"Aku menyukaimu Kyuhyun-ssi. Aku tau bagaimana hidup ini sebenarnya, karenamu.", kataku menatap lurus ke depan. Ia langsung terperanjat dan bangkit dari tidurnya.

"Apa? Kita sama-sama pria. Apa kau yakin?", kejutnya ragu. Mungkin aku sudah gila saat itu. Tapi memang itu yang aku ingin katakan. Aku sadar saat menciumnya di tempat karaoke malam itu, dan aku senang ia membalas ciumanku.

Aku menoleh padanya, menatap dalam matanya dan aku anggukan kepalaku, tanda aku yakin akan semua kata-kataku.

"Tapi ak....", katanya belum terselesaikan, karena aku memotong dengan mengunci bibirnya dengan bibirku. Aku lepaskan ciumanku, saat tangannya membelai pipiku. Aku lihat senyum manisnya. Hancurlah semua jati diriku, yang selama ini aku pegang teguh.

-End of Flashback-

"Bukan saatnya bercanda. Kau harus belajar sungguh-sungguh. Aku tidak mau kau tinggal ke Amerika. Arraseo?", kataku penuh keseriusan. Ia malah mencibirkan bibirnya padaku.

"Iya cerewet.", ngeyelnya malah mengejekku. Lalu ia mencium ujung bibirku. "Ayo belajar.", katanya sambil cengengesan, melihatku yang terus saja memicingkan mataku padanya. Saat seperti ini masih saja bercanda, tapi dia genit sekali.*namanya jg kyu*

.............................


-Author POV-

Segala macam ujian akhir semester sudah ditempuh dengan lancar oleh Kyuhyun, memang seperti biasanya. Dan kini tiba saatnya untuk Changmin dan Kyuhyun menjadi rival. Changmin dikirim sebagai wakil olimpiade matematika dari sekolahnya, begitu pula dengan Kyuhyun. Dari jauh Changmin dan Kyuhyun sudah memberikan hawa persaingan yang ketat. Untuk ini, mereka berdua tidak akan pernah mengalah.*sial, genius couple. Seneng dah gw*

Namun sebelum acara dimulai mereka bukan rival. Tetap saja sepasang 'kekasih'.

"Semangat ya minnieku.", support Kyuhyun. "Tapi aku yang akan menang, hehe.", guraunya lanjut. Changmin tersenyum mendengarnya.

"Iya, tapi kau harus menghadapiku, terlebih dahulu.", tantang Changmin bergurau dengan senyum jahilnya. "Kau benar-benar mempersiapkan ini dengan baik kan?", tanya Changmin.

"Mulai cerewet lagi, setiap hari siapa yang mengajarkan aku panjang lebar. Sampai aku pusing.", sindir Kyuhyun dengan senyum tidak bersalahnya.

"Aish, tidak lucu. Kau ini.", kesal Changmin.

"Siapa yang melucu.", ngeyel Kyuhyun cengengesan, sambil membenarkan gaya rambut Changmin. "Kalau begini kan, minnieku lebih tampan.", genit Kyuhyun lengkap dengan senyum menggodanya. Changmin balas tersenyum dengan mata yang berkeling. Ia mendekatkan wajahnya pada Kyuhyun. Namun, Kyuhyun segera mendorong wajah Changmin.

"Nanti saja, sudah mau mulai. Ayo masuk.", ajak Kyuhyun terkekeh-kekeh, melihat Changmin memajukan bibirnya.*si kyu jahat bener*

..............................

Olimpiade itu menjadikan Changmin keluar sebagai juaranya dan Kyuhyun sebagai juara dua. Walau seperti itu, Kyuhyun senang akan itu.

"Chukkae ya Minnie. Tapi aku belum memberimu hadiah. Kau mau apa?", kata Kyuhyun panjang lebar. Namun, Changmin hanya diam. "Ini saja ya.", Kyuhyun mencium pipi Changmin sampai bekas air liurnya masih menempel disana.*jorok*

"Huh.", Changmin menghela nafasnya.

"Aish, kau tidak senang?", heran Kyuhyun yang aneh pada Changmin karena merengut.

"Belajarmu belum benar Kyu. Seharusnya kau bisa mengalahkanku.", jelas Changmin sedikit kesal. Namun Kyuhyun malah tersenyum.

"Sulit sekali mengalahkan jawaranya olimpiade internasional.", gurau Kyuhyun. "Kau selalu galak kalau berhubungan dengan pelajaran seperti ummaku saja.*baru tau ya? changmin kan galak kalo uda urusan sekolah/pelajaran*", sindir Kyuhyun. Baginya, menggoda Changmin adalah hal menyenangkan. Mau bagaimanapun, sikap serius Changmin tidak bisa dihilangkan.

"Kau selalu ngeyel, kalau aku memberitahumu.", kesal Changmin.

"Iya, kau ini. Maafkan aku. Hehehe.", saut Kyuhyun dengan kedua telapak tangannya saling menepuk tepat di dadanya. Changmin hanya memutar kedua bola matanya.

"Besok, nilaimu keluar kan? Aku yakin nilaimu pasti akan sempurna lagi.", kata Changmin mengganti topik. Dalam hatinya ia masih khawatir. Ia tidak ingin Kyuhyun meninggalkannya ke Amerika.

"Pasti Minnie, otak pintarku kini semakin pintar.", jawab Kyuhyun mantap. Tapi tetap saja Changmin menunggu-nunggu esok hari. Agar dia benar-benar bisa bernafas lega.

.........................

Changmin terus saja mondar-mandir tidak karuan. Ia menunggu Kyuhyun di bukit kecil dimana mereka mengungkapkan perasaan mereka untuk pertama kali.


-Changmin POV-

Hari ini pengumumannya, seharusnya dia sudah datang dari satu jam yang lalu. Namun sampai saat ini, belum juga datang. Aku sebenarnya yakin, dia akan dapatkan nilai sempurnanya kembali. Namun, kata Amerika selalu menghancurkan keyakinanku lagi. Itu mengesalkan.

Tiba-tiba ada yang menutup mataku dari belakang. Aku tau itu pasti dia.
"Jangan membalikan badanmu, aku tidak ingin kau melihatku dengan mataku yang seperti ini.", sergahnya saat aku hendak membalikan tubuhku. Suaranya serak, seperti habis menangis. Ia memelukku dari belakang.

"Maafkan aku, aku tidak bisa dapatkan nilaiku.", katanya lirih dengan suara yang bergetar. Aku lemas mendengar kata-katanya. Aku harus terpaksa melepasnya ke Amerika. Karena ancaman ummanya bukanlah main-main. Aku membalikan tubuhku.

"Kau bercanda kan?", kataku meyakinkan diriku. Dia menggelengkan kepalanya. Aku memeluknya erat. Tidak mau melepaskannya sama sekali. Tak terasa, setetes air mataku jatuh.

Tapi tiba-tiba, "Hahahahaha.", aku dengar ia tertawa benar-benar keras sekali. Aku heran, dan langsung meregangkan pelukanku.

"Kenapa tertawa?", heranku tidak mengerti.

"Lucu melihatmu ketakutan seperti itu.", sautnya. Lalu memelukku lagi. "Tenang saja tadi aku hanya bercanda. Lihat ini.", katanya. Ia memamerkan buku laporan nilainya padaku. Dan dengan sempurna ia mendapatkan nilai 100 disana. Walaupun ada beberapa nilai 95, 98, 92, 90 bertengger melengkapi nilainya.*huah, si kyu pinter banget. Aku mau* Tapi ini sudah terlalu sempurna. Akupun memperlihatkan senyumku padanya. Walaupun sebenarnya aku kesal, dia membohongiku. Tapi yasudahlah.

"Nilaimu lebih bagus dari nilaiku. Aku hanya dapat enam nilai 100.", kataku sambil memajukan bibirku.

"Hehe, ini kan karena guruku adalah cintaku. Jadinya aku semangat belajar.", katanya yang membuatku senang. "Berarti mulai hari ini aku yang akan jadi gurumu. Okeh.", katanya bergurau dengan senyum jahilnya.

"Bukannya, sudah dari dulu kau jadi guruku. Tapi nilaiku malah turun karenamu.", candaku balik sedikit memicingkan mataku. Dia malah jadi merengut.

"Jadi sekarang sudah bisa bercanda, padahal dulu serius sekali.", sindirnya. Ah, dia itu.

"Diam kau. Kenapa datang telat?", tanyaku galak.

"Hehe. Aku, harus berusaha mengeluarkan air mata dulu biar aktingku berhasil. Dan itu susah. Jadinya telat deh.", katanya memberi alasan yang menurutku menyebalkan, ditambah tampangnya yang tidak ada rasa bersalahnya sama sekali.

"Sudah jangan cemberut saja.", tegurnya. "Aku minta hadiahku sekarang.", pintanya. Aduh aku lupa membelikannya hadiah. Karena kata-kata Amerika membuatku stres.

"Aku lupa mempersiapkannya, maaf ya Kyu.", sesalku penuh.

"Aish, aku minta hadiah ini, bukan yang lain.", katanya sambil menunjuk bibirnya yang sudah dimajukan. Aish, ternyata ia meminta ciumanku. Aku tersenyum lalu mencium bibirnya lembut. Kedua tanganku, aku lingkarkan di pinggangnya. Semakin lama aku semakin melumat bibirnya, ditambah kecapan-kecapan darinya yang membuatku semakin liar. Ia membalas ciumanku, dan kami memainkan lidah kami bersama dimulutnya. Kini air liur kami bercampur tidak dapat di bedakan.*sumpah jorok* Dia memang pencium yang ganas, setiap kami berciuman pasti ia selalu menggigit keras bibir bawahku sampai berdarah dan ia menjilati darah yang keluar dan akan ditelannya. Walaupun ini menyakitkanku, tapi aku menyukainya. Terimakasih babykyuku kau yang membuat perubahan padaku, dan kau sudah bersedia melakukan kesungguhan agar tidak meninggalkanku.

"Saranghaeyo.", kataku sesaat setelah aku melepas ciuman kami. Aku lihat dia tersenyum.

"Na do saranghaeyo, Minnie.", balasnya. Akupun kembali memeluknya erat, disini. Di bukit cinta kami.

......................













The End.


Mian bad ending.

No comments:

Post a Comment