Monday, November 8, 2010

???.. 2Min..

Minho sibuk merajuk Taemin yang sedang marah padanya. Taemin cemburu buta saat mendengar skandal hubungan Changmin dan Minho dari teman-temannya di sekolah.

"Jagiya, jangan terus marah padaku. Itu hanya salah paham. Aku minta maaf jagiya.", rajuk Minho dengan sepenuh hati. Taemin tetap saja pada tingkah anak kecilnya yang bersembunyi dibalik selimut.

"Aku benci hyung. Hyung pergi saja sana sama Changmin hyung. Aku benci hyung.", sindir Taemin yang berteriak-teriak sambil menendang-nendangkan kakinya. Lama-lama Minho kesal juga dibuatnya.

"Changmin hyung, Changmin hyung. Terus saja kau sebut namanya.", bentak Minho. "Dasar anak manja.", ejek Minho kesal. Ia membanting keras pintu kamar Taemi. Taemin yang diledek seperti itu memajukan bibirnya.

"Ish, aku bukan anak manja. HYUNG NYEBELIN.", teriak Taemin.

"BODO. MANJA.", balas teriak Minho.

......................................................................

Saat makan malam Minho dan Taemin masih tidak mau bertegur sapa.

"Aish, kau apakan adikku Minho?", marah Onew. Minho menaikan bahunya tak acuh.

"Mana aku tau.", jawab Minho singkat. Onew menggeram.

"Hyung, Minho hyung selingkuh.", adu Taemin berlari memeluk Jonghyun yang baru keluar kamar. Minho menatap kesal melihat kekasihnya bermanja dengan namja lain.

"Apa kau selingkuh? Yaa Choi Minho kau berani sekali", marah Onew hendak memukul wajah Minho namun ditahan Key yang lebih dulu memeluknya. Minho hanya tersenyum masam.

Jonghyun membelai rambut Taemin yang sedang menangis di pelukannya, lalu dikecupnya puncak kepala Taemin. Minho marah.

"Yaa hyung, dia pacarku. Jangan seenaknya menciumnya.", marah Minho ia menarik tubuh Taemin. Taemin mendengus menatap tajam Minho.

"Aku tidak mau punya pacar, yang suka selingkuh sepertimu.", teriak Taemin melepaskan diri dari jeratan Minho dan kembali memeluk Jonghyun. Minho geram namun hanya tertahan. Ia menendang kursi meja makan dan langsung naik ke kamarnya dalam emosi tinggi.

Di dalam kamar ia menelepon seseorang.

"Yeobohaseyo. Hyung, masih berapa lama lagi kau di Jepang?", tanya Minho langsung pada seseorang di telepon.

"Masih seminggu lagi Min.", jawabnya.

"Baguslah, aku mau menyusulmu hyung.", kata Minho sepertinya lega.

"Mwo? Yang benar? Lalu sekolahmu? Taemin? Apa anak manja itu memperbolehkan? Kau pulang ke rumah saja tidak boleh.", heran orang yang ditelepon akan perkataan Minho.

"Sudahlah Siwon hyung, kau tidak usah memikirkan dia. Aku juga sudah putus darinya. Biarkan adikmu ini menyusulmu dan bersenang-senang di Jepang. Aku gerah berada di Korea.", rajuknya pada Siwon yang tak lain adalah kakaknya.

"Ckckckckck. Bertengkar lagi. Kalian ini. Yasudah kau kesinilah.", Siwonpun menyetujuinya.

"Gomawo hyung. Aku matikan ya. Aku ingin tidur.", Minhopun memutus sambungan teleponnya. Ia membanting tubuhnya ke atas kasur.

"Sial, aku lelah denganmu Taemin.", kesal Minho. "Changmin hyung. Hanya karena gosip sampah. Kau kira, aku siap dibunuh Kyuhyun hyung jika berselingkuh dengannya. Bodoh sekali kau Min. Sudah sering aku jelaskan, aku hanya nonton berdua dengannya, itupun tidak sengaja. Seharusnya aku yang marah, setiap kali kau bermanja pada namja lain. Memeluk Key hyung dan Jonghyun hyung. Kau tidak pikirkan perasaanku. Terserah apa maumu, mau bermanja dengan siapapun aku sudah tidak peduli. Kau tidak ingin punya pacar sepertiku. Baik aku tidak akan menjadi pacarmu lagi. Sial.", Minho berbicara sendiri. Ia melempar bingkai foto yang berfotokan ia dan Taemin ke lantai saking kesalnya. Ia segera membereskan barang-barangnya untuk keberangkatannya besok ke Jepang.

......................................................................

Pagi-pagi sekali, saat belum ada satu orangpun yang bangun. Minho dan dua koper besar ditangannya keluar dari rumah Onew. Rumah yang sudah dua tahun terakhir ia tempati bersama empat namja lainnya. Onew, Key, Taemin, dan Jonghyun.

Onew adalah kakak dari Taemin. Sedangkan Key adalah kekasih Onew, sudah lima tahun mereka tinggal layaknya sepasang pengantin. Sedangkan Jonghyun adalah kakak dari Key. Key membujuk Onew agar Jonghyun tinggal bersamanya, ia tidak tega meninggalkan kakaknya sendiri di rumah mereka. Dan Minho, karena sifat Taemin yang manja, ia memaksa Minho untuk tinggal satu atap dengannya, agar Taemin bisa bermanja selalu dengan Minho kapanpun. Minpun tidak bisa menolak rengekan kekasihnya.

Minho! Ia selalu mengalah pada Taemin, jika bertengkar ia siap jadi rentetan kemarahan Onew walaupun sebenarnya bukan salahnya. Sikap manja Taemin pada semua orang, membuatnya selalu menahan perasaan. Ia begitu mencintai Taemin, walau pada akhirnya ia tiba pada titik jenuhnya.

Tidak ada satu orangpun yang tau kepergian Minho dari rumah. Ia hanya meletakan selembar surat di meja belajar kamarnya. Surat yang menunggu untuk dibaca saat ada orang yang menyadari ketidak beradaan Minho disana. Minho berbalik mencermati lagi rumah yang dalam tekadnya tidak akan ia injak lagi. Ia tersenyum saat beralih pandang ke jendela kamar Taemin. Sempat menggugurkan niatnya untuk pergi, namun pada akhirnya Minho tetap pergi.

"Aku pergi Taemin.", gumam Minho lalu melangkah masuk ke dalam taksi.

......................................................................


Taemin turun ke meja makan untuk sarapan pagi, walaupun sebenarnya ia masih mengantuk.

"Taemin, Minho kemana? Ini sudah siang. Kalian kan harus sekolah.", tanya Key lembut. Taemin melengos.

"Molla, sudah berangkat sekolah mungkin. Bukan urusanku.", jawab Taemin ketus. Ia langsung menyambar roti panggang bikinan Key.
"Enak hyung. Ah hyungku pintar sekali memasak. Aku suka. Asik.", Taemin memeluk Key manja. Onew yang melihatnya tertawa kecil.

"Aish, dia ini pacarku Taemin.", gurau Onew. Taemin menjulurkan lidahnya pada Onew.

"Tapi dia hyungku. Week. Hyung jelek.", ngeyel Taemin. Key mengacak-acak rambut Taemin gemas.


"Ayo berangkat. Sudah siang. Nanti kita terlambat, apalagi anak manja ini.", ajak Onew merangkul sayang pundak adiknya. Key dan Jonghyunpun sudah siap untuk berangkat ke kampus.

"Tidak ada Minho, kita cuma berangkat berempat deh.", sindir Key melirik pada Taemin. Taemin memajukan bibirnya.

"Ah hyung, biar saja. Siapa suruh dia berangkat duluan.", kesal Taemin. Karena kesal, ia berlari lebih dulu ke mobil.

"Aish anak itu.", eluh Key. Onew tersenyum pada Key. Dan merangkulnya masuk ke mobil.

......................................................................

Taemin terus saja mengetuk-ngetuk mejanya menunggu Minho datang merajuk seperti biasanya. Tapi sampai bel istirahat hampir selesai, Minho tidak kunjung datang juga.

"Aish, kemana sih dia.", Taemin kesal. Iapun beranjak dari kelasnya, hendak mengintip dimana Minho. Taemin berpura-pura lewat kelas Minho. Dan menoleh, namun orang yang dicari tidak ada dibangkunya.

"Tidak ada, ah pasti dia sedang sama Changmin hyung. Ah Minho hyung menyebalkan. Tidak sayang aku lagi.", pikiran Taemin kemana-mana. Ia beranjak kembali ke kelasnya dengan wajah yang merengut ingin menangis.

"Taemin. Kau cari siapa?", tegur Jonghun menghentikan langkah Taemin.

"Ani hyung. Aku hanya lewat saja.", eles Taemin dengan senyumnya.

"Oh. Ngomong-ngomong kemana Minho? Apa dia sakit?", tanya Jonghun. Taemin mengerenyitkan keningnya bingung.

"Mwo? Memangnya kenapa? Bukannya dia ada.", heran Taemin. Jonghun menggeleng.

"Ani, hari ini dia tidak masuk Taemin. Memangnya kau tidak tau?", selidik Jonghun. Taemin menunduk.

"Ah iya dia sakit. Tadi pagi kan dia ke rumah sakit. Kalau begitu aku ke kelas dulu ya hyung.", Taemin langsung pergi buru-buru. Karena berbohong.

Di kelas Taemin tetap bingung.
"Tidak masuk? Bukankah. Ah Minho hyung kemana? Aaahh hyung.", cemas Taemin. Ia mengambil ponselnya lalu menekan tombol 1 di speed dialnya. Namun langsung ia batalkan.

"Andwae. Aku kan lagi marah. Kalau mau dia saja yan meneleponku. Yasudahlah. Memangnya aku pikirkan.", ngeyel Taemin dengan gengsinya. Tapi tetap saja ia memikirkan Minho.

......................................................................

Sampai malam Taemin belum juga melihat batang hidung Minho.

"Hyung, kenapa tidak keluar-keluar kamar sih.", dumel Taemin yang menunggu Minho di ruang televisi. Karena kesal, ia mau marah-marah pada Minho. Ia naik ke kamar Minho.

"HYUNG.", teriak Taemin membuka pintu kamar. Tapi tidak ada orang di dalamnya. Ia masuk, tidak menemukan siapapun. Sampai ia menemukan sepucuk surat.

--------------------------------------------

Dear Jagiya.

Jagiya aku bosan. Bosan selalu mengalah darimu.
Sedangkan kau tidak pernah mau mengerti aku.
Kau bilang, kau tidak ingin punya pacar sepertiku kan?
Kalau begitu, aku tidak akan jadi pacarmu lagi.
Kau cari saja namja lain atau yeoja yang bisa lebih mengertimu dibanding aku.
Dan yang tidak suka selingkuh seperti yang kau tuduhkan padaku.
Aku pergi ke Jepang pagi tadi, jadi kau tidak perlu khawatir.
Itupun jika kau mengkhawatirkanku.
Aku hanya pergi sebentar.
Sampai bertemu di sekolah, namun dengan aku hanya sebagai sunbaemu.
Satu lagi Taemin, aku tidak pernah selingkuh.



Dari SUNBAEmu
Choi Minho

--------------------------------------------

Bunyi surat itu seakan menghantam kepala Taemin. Tidak menyangka Minho yang selama ini ada disampingnya memutuskannya seperti itu. Air matanya jatuh tidak tertahan lagi.

"Hyung jahat.", umpat Taemin. Pada saat seperti ini saja. Taemin masih belum bisa mengerti Minho. "Aku benci hyung, benci, benci.", teriak Taemin semakin menjadi-jadi saat melihat bingkai foto mereka yang hancur di lantai.


Di waktu yang sama, di belahan negara lain. Minho sedang memandang keluar jendela kamarnya. Menikmati kerlip lampu yang menghiasi kota Tokyo.

"Jagiya aku merindukanmu.", gumam Minho memainkan telunjuknya di kaca jendela.

Ia kini sedang membayangkan Taemin berlari ke arahnya lalu memeluknya.
"Hyung saranghae.", manja Taemin dalam pelukan Minho. Minho tersenyum.

"Pasti dia sedang bermanja dengan Jonghyun hyung dan Key hyung.", ujar Minho. Ia beranjak ke tempat tidurnya untuk mengambil tidur lelapnya.

--------------------------------------------

Tiga hari sudah Taemin tanpa Minho. Taemin jadi pemurung baik dirumah ataupun disekolah.
Setiap hari, ia pasti melewati kelas Minho. Ia berharap Minho sudah pulang dari Jepang. Mau disangkal seperti apapun oleh Taemin. Tetap saja dalam hatinya ia merindukan Minhonya.

"Belum pulang juga. Lama sekali. Apa dia sudah dapatkan penggantiku di Jepang?", pikir Taemin yang selalu negatif. "Peduli apa? Aku tak butuh namja yang suka selingkuh dan meninggalkanku begitu saja. Aku benci Minho hyung.", kesal Taemin. Ia kembali ke kelasnya, namun sebelum itu ia sempat melirik sendu ke kursi kosong milik Minho. Terkadang tingkah anak kecil Taemin begitu menyedihkan.

-Minho POV-

Aku kembali, kembali ke negaraku. Setelah lima hari aku berada di negara tetangga. Aku kira aku bisa bersenang-senang. Tapi ternyata kesenanganku tertinggal di Korea.

Aku melaju dengan supir dan hyungku yang duduk disampingku. Menuju rumah kami, dua tahun aku meninggalkannya hanya untuk anak manja itu. Hari baru untukku, aku akan melewati tiap hariku tanpanya.

......................................................................


-Author POV-

Taemin sedang asik berlatih tariannya di kamar. Lagu SHINee World milik SHINee sebagai pengiring setiap gerakannya. Liukan lincah tubuh Taemin menunjukan jelas kalau dia penari yang memiliki bakat cemerlang.

"Lelah.", eluh Taemin. Ia merebahkan dirinya di kasur dan tidur sekejap.

"Aish, jagiyaku tidur saja. Lelah ya?", tegur Minho yang mengecup kening Taemin. Ia mengelap keringat Taemin dengan handuk kecil. Taemin mengerjapkan matanya.

"HYUNG. Iya aku lelah. Lelah sekali.", manja Taemin. Ia memeluk Minho.

"Kasian. Mau hadiah dariku. Akan aku cium agar tidak lelah lagi.", goda Minho. Taemin terbelalak.

"Huh. Hyung genit. Aku tidak mau. Tidak boleh cium-cium aku tau. Nanti aku laporkan Onew hyung. Aku ingin dipeluk hyung saja. Week.", ledek Taemin menjulurkan lidahnya. Minho tertawa geli.

"Dasar kau ini.", gemas Minho, mencubit pipi Taemin.

Taemin bangkit dari tidurnya. Ia kesal.
"MINHO HYUNG. HYUNG DIMANA? AKU MERINDUKAN HYUNG.", teriak Taemin merengek. Memukul-mukul kasur dan mengacak-acaknya. Hanya bayangan, kebiasaan Minho padanya kalau ia lelah sehabis berlatih.

Kini Taemin benar-benar merindukan Minho. Di lempar semua barang-barang yang ada disekitarnya karena ia begitu kesal.

"Huh.", dengus Taemin. Onew yang mendengar ribut-ribut di kamar Taemin, langsung masuk ke kamarnya.

"Ada apa Min?", tanya Onew heran. Taemin memajukan bibirnya.

"Aku mau Minho hyung. Minho hyung dimana? Huah. Aku mau MINHO HYUNG. Carikan Minho hyung. Onew hyung aku mau Minho hyung.", rengek Taemin seperti anak kecil yang sedang merengek ingin dibelikan mainan.

"Aish, Taemin. Kau ini, nanti juga dia pulang.", Onew memeluk adiknya itu.

"Tidak mau, aku maunya sekarang, hyung. Ish, sekarang. Minho hyung.", kukuh Taemin. Ia menangis, sampai akhirnya ia lelah sendiri dan tertidur dalam pelukan Onew.

......................................................................

Minho kembali bersekolah, senang rasanya. Seminggu membolos ternyata membosankan juga. Ia tersenyum, berjalan santai menuju kelasnya. Namun menyakitkan saat melihat Taemin sedang tertawa riang ditengah teman-temannya.

"Jagiya apa kau tidak merindukanku?", batin Minho meringis. Ia kembali berjalan mencoba tegar.

Saat beralih pandang keluar kelas, Taemin melihat sekilas sosok yang dirindukannya.

"Ah itu kan hyung.", senang Taemin bukan main, wajahnya begitu sumringah. "HYU...", Taemin menghentikan teriakannya. Ia tidak jadi memanggil Minho. "Untuk apa memanggilnya, nanti juga dia yang memanggilku.", pikir Taemin. Taemin tersenyum-senyum.

"Dia sudah kembali dari Jepang. Asik. Hyung, aku merindukanmu.", riang Taemin. Ia kira, Minho akan seperti biasa yang memeluknya atau menyuapinya saat istirahat.

......................................................................

Taemin menunggu Minho di kelasnya. Karena bel istirahat sudah berbunyi. Ia begitu senang. Tidak sabar untuk memeluk Minho.

"Itu dia.", senang Taemin yang melihat Minho di depan kelasnya. Namun, Minho tidak masuk ke dalam kelas. Ia sedang berbincang.

"Changmin hyung. Omo? Ah, apakah dia lebih memilih bersama Changmin hyung dibanding aku. Minho hyung. Jahat sekali.", kesal Taemin. Ia menangis lagi untuk kesekian kalinya. Yang ia tidak lihat karena terhalang pintu, disamping Changmin tepat Kyuhyun sedang merangkulnya. Namun, Taemin sudah berpikir macam-macam.

......................................................................

Kemarin Taemin dan Minho sama sekali belum bertegur sapa. Siang ini, Minho memutuskan mencoba bersikap sewajarnya.

"Sudah mau pulang Taemin?", tegur Minho saat berpapasan di gerbang sekolah.

"Oh sunbae. Begitulah. Kau sudah kembali dari Jepang? Cepat sekali.", dingin Taemin. Minho menelan ludah, kata 'sunbae' begitu menyedihkan keluar dari mulut Taemin.

"Iya, aku hanya ingin berlibur. Bagaimana kabarmu?", basa-basi Minho yang terasa canggung. Taemin tersenyum.

"Merasa baik dibandingkan sebelumnya.", ketus Taemin seakan menyindir.


-Minho POV-

Hatiku seakan ditusuk-tusuk. Ternyata dia lebih baik tanpaku. Taemin, aku kira aku masih bisa mengharapkanmu. Ternyata tidak.

"Baguslah. Aku senang mendengarnya.", kataku berpura-pura senang. Aku sunggingkan senyum palsuku.

"Sunbae, aku pulang dulu ya. Hongki hyung sudah menungguku.", pamitnya. Aku melihatnya langsung berlari ke arah Hongki. Aku tersenyum kecut. Dia benar-benar sudah tidak membutuhkan aku. Sudah ada penggantiku.

Menyakitkan melihat, Hongki mengacak-acak rambut Taemin. Dan dibalas tawa riang Taemin. Kuatkah aku melihat ini untuk seterusnya? Harus kuat, karena aku yang memutuskan hanya untuk menjadi sunbaenya. Aku menghela nafasku. Dengan gontai, aku melangkah ke arah mobilku. Tapi tetap saja pemandangan tadi mengurai kegelisahan di benakku.

......................................................................


-Author POV-

"Terimakasih hyung sudah mengantarku. Tapi sayangnya Jonghyun hyung belum pulang.", kata Taemin dengan niat meledek.

"Aish, kau ini. Sampaikan salamku untuknya ya. Kalau begitu aku pulang dulu.", pamit Hongki, lalu iapun berlalu.

-Minho POV-

Aku menyapu semua benda yang ada di meja belajarku. Aku menopangkan dagu di atas meja belajar. Seperti inikah rasanya? Frustasi, aku bisa gila. Ah, aku tidak bisa menjauh dari anak manja itu. Aku merindukannya.

"Aaaaaaahhh.. Jagiyaaaa..", teriakku geram. Dan aku dengar pintu kamarku berdecit, dibuka seseorang.

"Aish, jangan berteriak. Ini sudah malam. Kalau kau rindu padanya, temui dia. Seperti anak kecil saja.", kata Siwon hyung mencoba menasehatiku dengan nada kesal.

"Aku bukan anak kecil. Tapi dia yang anak kecil.", kataku tidak terima dibilang anak kecil. Siwon hyungpun duduk di tempat tidurku.

"Sudah tau dia seperti anak kecil. Jadi maklumi sajalah. Kenapa kau seperti ini. Sekarang kau yang terlihat seperti anak kecil tau. Sudah sana temui dia, jangan pura-pura tidak butuh dia.", suruhnya setelah mengejekku. Menemuinya? Aku tidak mau.

"Tidak mau, kalau mau dia saja yang menemuiku.", kukuhku. Walaupun aku merindukannya, aku tidak mau mengalah lagi untuknya.

"Aish, anak kecil. Nanti menyesal, baru tau rasa.", ledeknya tersenyum padaku.

"Tidak akan.", aku memajukan bibirku dan memberikan tatapan pengusiran pada hyungku.

...................................


-Author POV-

Hongki dan Taemin sedang berbincang di kantin.

"Apa kata hyungmu Min?", selidik Hongki. Taemin menatap Hongki dalam diam. Lalu tertawa keras.

"Kata hyung, dia ingin mengajak hyung kencan.", saut Taemin. Hongki yang mendengarnya, begitu riang. Refleks ia memeluk Taemin.

"Ciee hyung dan Jonghyun hyung akan pacaran.", goda Taemin dalam pelukan Hongki.


-Minho POV-

Mataku menangkap pemandangan yang membuatku naik darah. Ini tidak boleh, Taeminku.
Aku mendatangi Taemin dan Hongki yang sedang berpelukan. Aku menarik Taemin ke dalam pelukanku.

"Kau jangan memeluk Taeminku. Jangan coba-coba rebut dia.", teriakku pada Hongki. Hongki malah tertawa.

"Maaf. Jangan cemburu. Tadi aku hanya refleks. Aku begitu senang, karena tau cintaku dibalas oleh Jonghyun hyung. Maaf, maaf.", katanya. Apa? Jadi aku salah paham. Aku jadi malu sendiri. Aku termakan cemburuku.

"Maafkan aku.", sesalku. Ia mengangguk dan meninggalkanku dan Taemin. Aku masih memeluknya. Rindu sekali melakukan ini. Taemin memandangku dengan tatapan kesal. Aku tidak peduli. Walau harus mengalah seumur hidupku atau aku harus terus cemburu, aku tidak peduli lagi. Aku mau tetap di sampingnya. Di samping anak manja ini selamanya.

"Sunbae lepaskan aku.", pintanya. Aku tidak mau dipanggil sunbae.

"Aish, aku tidak mau melepasmu lagi. Panggil aku hyung. Aku tidak suka panggilan sunbae.", marahku padanya. Ia memajukan bibirnya.

"Ish, lepaskan. Kau kan memang hanya sunbaeku.", ia memberontak melepaskan diri, lalu pergi. Aku mengejarnya dan memeluknya lagi.

"Kalau begitu, aku mau jadi pacarmu lagi.", bisikku ditelinganya. Ia membalikan badannya.

"Katanya bosan denganku.", sindirnya. Aduh, anak ini bikin kesal saja.

"Tidak, kata siapa. Pokoknya, kau harus jadi pacarku lagi.", paksaku. Ia mendongakan kepalanya.

"Minta maaf dulu. Janji tidak selingkuh, janji tidak membuatku kesal. Janji tidak meninggalkanku seperti kemarin. Baru aku mau.", katanya. Aish, kenapa sih masih seperti anak kecil.

"Iya aku minta maaf. Maafkan aku. Iya aku janji. Tapi aku tidak pernah selingkuh jagiya.", kataku. Ia melotot marah.

"Tuh kan bohong. Aku benci hyung.", marahnya. Ia mendorong tubuhku. Lalu pergi, tak lama ia berbalik ke arahku. "Hyung, hari ini harus kembali ke rumah. Kalau tidak aku marah.", ancamnya lalu pergi lagi. Anak kecil. Harus kembali sabar menghadapinya. Ternyata aku tidak bisa jauh darinya. Dasar jagiya.

...................................


-Author POV-

Minho sudah kembali tinggal di rumah Onew. Taemin begitu senang. Ia selalu 'mengikat' Minho untuk selalu disisinya, tidak dibiarkan untuk jauh. Saat mandi saja, Taemin selalu mengajak berbicara Minho dari luar kamar mandi begitupula sebaliknya. Kalau Minho diam, Taemin bisa marah besar.

Saat Taemin melewati kamar OnKey, ia mendengar sesuatu yang membuatnya tertarik.

"Uuuh.. Baby.. Aaahh.. Permainanmu.. Luar biasa baby..", desah Key. Taemin semakin menempelkan telinganya di pintu.

"Ooohhh beib..", desah Onew. Taemin penasaran. Tak lama Minho lewat. Taemin menarik Minho.

"Hyung mereka sedang apa sih?", tanya Taemin pada Minho. Minho terbelalak bingung menjawab pertanyaan Taemin.

"Baby ini menyenangkan.. Aaaahhhh....", erang Key dalam kenikmatannya.*buakakak*

"Itu. Mereka sedang.. Emmm.. Mereka.. Emmm.. sedang bermain jagiya.", jawab Minho gugup. Taemin masih penasaran.

"Main apa? Sepertinya menyenangkan.", tanya Taemin lebih jauh.

"Permainan buat pasangan Jagiya. Sudahlah, ini sudah malam. Kau harus tidur.", suruh Minho yang mengalihkan pembicaraan. Ia merangkul Taemin ke kamarnya.

"Hyung, aku mau main permainan itu.", pinta Taemin polos. Minho benar-benar terbelalak kaget.

"Tidak boleh. Kau masih kecil. Kau tidur saja.", tolak Minho. Ia menarik selimut untuk Taemin.

"Aku bukan anak kecil. Ayo kita main permainan buat pasangan itu.", rengek Taemin. Ia tidak tau saja, apa maksud permainan itu.

"Tidak. Kau belum boleh melakukan permainan itu.", larang Minho.

"Hyung.", melas Taemin. Ia begitu penasaran.

"Tidak boleh.", gertak Minho. Taemin merengut.

"Aku benci hyung.", kesal Taemin.

"Terserah. Pokoknya tidak boleh.", kkuh Minho. Taemin kesal.

"Jangan minta main permainan ini lagi. Tidur ya jagiya.", Minho mengecup kening Taemin. Taemin mendengus. Untuk hal ini, Minho akan terus mengabaikan permintaan Taemin.










-The End-

3 comments:

  1. sekali baby tetaplah seorang baby....

    cutie minie......

    ReplyDelete
  2. Taemin geto.
    Kapan coba gak bebinya.Taemin geto.
    Kapan coba gak bebinya.

    ReplyDelete
  3. yaaah...kenapa ga jadi mainnya?? ga seru nih...haahahah *yadong kumat...

    ffnya daebak..aku suka..authornya juga daebak!

    ReplyDelete