Monday, November 8, 2010

???.. MinKyu..

Cast; Changmin x Kyuhyun

Rate; NC 21

........................


-Kyuhyun POV-

Saat aku terbangun, aku merasakan ada sebuah benda yang mengganjal di dalam lubangku. Aku melihatnya. Ya ampun, semalaman dia tidak mengeluarkannya. Secara perlahan aku mencoba mengeluarkannya.*awalnya uda sarap kan?* Namun, malah membuatnya terbangun.

"Apa yang mau kau lakukan?", tegurnya walau matanya masih terpejam. Ia memelukku dan yang tadinya sudah hampir keluar dihujamkan lebih dalam lagi. Kasar sekali membuatku kesakitan.

"Aaaahhh.", ringisku. Dia malah tersenyum senang. "Changmin-ssi, ini sudah siang.", kataku. Dia semakin erat memelukku.

"Seratus ribu won perjam. Jangan coba-coba kau keluarkan milikku. Aku masih mau tidur. Tadi malam itu melelahkan sekali.", katanya menggertakku. Aku menurut saja dan mengecup bibirnya. Membelai wajahnya. Memang dia terlihat lelah. Jelas saja, tadi malam kami melakukan delapan ronde. Dijamin melelahkan.

"Memangnya kau tidak akan berangkat kerja Changmin-ssi?", tanyaku. Dia menggeleng, lalu mengecup leherku. Saat tertidur saja masih bisa melakukan itu. Ia menggoyangkan sedikit pinggulnya lebih menghujam masuk.

"Tidak. Milikku belum mau meninggalkan lubangmu. Jadi, hari ini aku tidak akan kerja. Tidak akan ada yang memecatku bukan.", jawabnya santai. Sebelah tangannya menyentuh milikku dan diusapnya.

"Akan berapa lama? Tubuhku sudah lengket.", tanyaku. Tubuhku benar-benar sudah lengket, tidak enak rasanya. Ia menggelengkan kepalanya.

"Mana aku tau. Sudah, jangan banyak bicara. Aku mau tidur. Aku ingatkan sekali lagi. Jangan coba-coba kau keluarkan milikku. Aku tidur dulu. Beri aku ciuman lagi Kyuhyun-ssi.", pintanya dalam tidurnya. Aku mengecup bibirnya lagi. Ia tersenyum, dan benar-benar tertidur lagi. Dengan tangannya masih menggenggam milikku. Akupun yang memang masih merasa mengantuk, juga ikut tertidur. Aku tertidur dalam pelukannya yang sangat nyaman. Lelah bukan main.

......................................................................

Aku terbangun, saat aku terbangun. Aku tidak menemukan Changmin di sampingku. Ini jam berapa? Aku melihat ke arah jam dinding. Jam dua siang. Ya ampun, ini terlalu siang. Aku segera menyingkap selimut, tidak peduli tubuhku polos tidak berbusana. Aku segera masuk ke kamar mandi. Namun, ternyata Changmin sedang mandi. Kenapa tidak dikunci. Bodoh sekali.

"Ah Kyuhyun-ssi, kau sudah bangun. Mau mandi ya? Mandi saja bersamaku.", ajaknya. Kenapa sih sejak tadi malam, dia nakal sekali. Dia menarikku masuk ke dalam shower room. Akhirnya aku mandi bersamanya. Walau dalam dua jam tidak sepenuhnya kami lakukan untuk mandi.



Tak lama, para pelayan datang ke kamar membawakan makanan untuk kami. Kami berdua menyantap makanan kami sampai habis.

"Ini bayaranmu.", ia menyerahkan satu juta won kepadaku. "Oh iya, aku lupa ini tambahannya.", iya mengeluarkan lima ratus ribu won lagi. Satu juta won saja sudah terlalu banyak, ditambah lagi.

"Ini terlalu banyak.", kataku. Aku mengembalikan uang itu lagi kepadanya. Tapi dia menolak.

"Ish, kau ini. Ini bayaranmu untuk delapan ronde tadi malam.", ia menyerahkan lima ratus ribu won. "Ini bayaranmu karena melayaniku saat mandi tadi. Dan menemaniku makan siang.", ia menyerahkan lima ratus ribu won lagi. "Dan ini, tarif kehangatan di pagi hari. Aku menanam milikku lima jam tadi. Kau ingat kan?", ia menyerahkan sisanya lagi. Ya tuhan, kalau semua pelangganku seperti dia. Bisa cepat kaya aku. Tapi aku tidak bisa menerima ini. Ini berlebihan. Lagipula jika tidak dibayar aku mau, kalau untuk melayaninya.

"Tapi...", ucapanku terpotong, karena dia mengunci bibirku dengan bibirnya.

"Terima saja. Kyuhyun-ssi, gomawo untuk pelayananmu yang memuaskan. Dua hari lagi, aku akan menyewamu lagi. Jangan terima pelanggan lain ya. Aku tidak mau jika bukan denganmu.", katanya seakan memesanku jauh-jauh hari.

"Kalau begitu, dua hari lagi aku gratiskan. Itu bonus dariku karena menjadi pelanggan setiaku enam bulan terakhir ini.", kataku. Dia tersenyum.


-Changmin POV-

Mendengar itu aku hanya tersenyum. Aish, pria ini membuatku gila. Mendengar suaranya yang lembut saja sudah membuat nafsuku naik. Celanaku kini menjadi sangat sempit.
"Kyuhyun-ssi, bagaimana jika aku yang jadi pemilikmu. Aku akan membelimu dari bosmu.", tawarku. Dia terbelalak.

"Maksudmu?", tanyanya heran. Aku kembali tersenyum.

"Akan kubuat kau hanya melayaniku. Kau mau kan?", pintaku. Dia tidak menjawab. Ia malah berjalan ke arahku dan duduk di pangkuanku. Membelai wajahku benar-benar.

"Aku mau. Jika kau membeliku, aku siap melayanimu seumur hidupku.", senangnya dengan nada menggoda. Begitupun aku, aku sangat senang. Aku mencium bibirnya, mengulumnya. Pelacur ini membuatku gila. Ia begitu membuatku tak berdaya jika berhadapan dengannya. Karena tidak tahan, aku langsung menggendongnya ke kamar. Memintanya untuk melayaniku lagi. Berapapun yang ia minta, asal aku bisa dipuaskan olehnya. Aku sanggup membayarnya.

Dia adalah seorang pria pelacur club malam, yang mampu menundukanku. Enam bulan yang lalu, saat aku benar-benar frustasi akan semua tuntutan pekerjaanku. Aku pergi ke sebuah club malam untuk pertama kalinya. Seorang pria mendekatiku. Dia Kyuhyun, ia menawarkan dirinya. Awalnya aku menolak, tidak pernah terpikirkan untuk merasakan hubungan seperti itu. Untuk merasakan minum alkohol saja aku baru kali ini. Aku menolaknya. Namun, dia merayu terlalu dahsyat. Saat aku mabuk, aku tak sadar telah menyewanya. Untuk pertama kalinya aku melakukan hubungan itu dan itu dengan seorang pelacur. Walau begitu, itu membuatku benar-benar dalam buaian. Aku kira itu karena dibawah pengaruh alkohol. Dua hari kemudian aku datang lagi. Aku mencari dia untuk menyewanya kembali. Aku tidak menyentuh alkohol sama sekali. Aku membawanya ke rumahku. Ternyata dalam sadarpun, aku masuk dalam buaiannnya. Setiap dua hari sekali akupun rutin menyewanya. Seperti mencandu. Aku mencandunya. Sempat aku merasakan sekali dengan pelacur lain. Namun tidak enak, baru saja merasakan cumbuan bibir. Aku sudah meninggalkannya. Dan mencari Kyuhyun, aku hanya mau Kyuhyun. Jika dia sibuk dengan pelanggan lain. Aku akan menariknya dan aku bayar dua kali lipat pada bosnya itu.

Tok. Tok. Tok
Saat aku baru saja mau memasukan milikku, pintu kamarku diketuk.

"Tuan muda. Anda ditunggu Nyonya besar di kamarnya.", beritahu pelayanku yang mengganggu. Umma, apa dia sudah kembali dari Amerika? Aku segera mengenakan pakaianku lagi.

"Iya aku akan segera kesana.", sautku berteriak. Wajahku kini pasti terlihat benar-benar kesal. "Kyuhyun-ssi, nanti kita lanjutkan. Jangan kenakan pakaianmu. Aku akan segera kembali.", kataku. Aku mengecup bibirnya dan mengulum sebentar miliknya.

"Sudah sana pergi.", suruhnya. Aish, sedikit saja padahal. Aku merapihkan rambutku. Dan segera ke kamar umma.

......................................................................

Aish, memikirkan perkataan umma dua hari yang lalu membuatku kepalaku pusing. Ia memintaku untuk segera menikah. Jika aku tidak memperkenalkan calonku secepatnya. Ia akan menjodohkanku dengan pria bernama Kim Ki Bum. Aku tidak mau. Tapi bagaimana ini. Aku belum punya calon, tapi aku mengaku sudah punya calon. Huh, menyebalkan. Sudahlah nanti saja aku pikirkan.

Hari ini aku sudah memesan Kyuhyun, karena ada umma di rumah. Jadi aku membawanya di apartementku. Tapi sepertinya moodku tidak baik. Walaupun dia sudah menggodaku, aku sedang tidak bernafsu kali ini.

"Changmin-ssi, ada apa? Apa kau bosan denganku?", tanyanya yang kini ada di bawahku sedang memainkan milikku.*haha. Bego dah*

Aku langsung menariknya ke atas. Aku peluk dia. Lengket, walau tidak melakukan apapun dia sudah penuh keringat.

"Kyuhyun-ssi, malam ini tidak usah melakukan itu ya. Kita tidur saja.", lirihku. Ia menatapku heran. Aku sudah yakin itu, karena biasanya jika aku berhadapan dengannya. Aku jadi manusia liar. Tapi aku hanya diam. Aku masukan milikku ke lubangnya, hanya untuk menanamnya.

"Begini saja ya. Kita tidur.", kataku lagi, mengeratkan pelukanku. Ia mengangguk dan mengecup bibirku.

"Changmin-ssi, kau ada masalah ya?", tanyanya. Aku diam dan kembali menempelkan bibirku di bibirnya. Ia berusaha melumat bibirku, aku tidak membalas. Aku malah mengulum lidahnya. Tiba-tiba sebuah ide mengalir.

"Kyuhyun-ssi maukah kau menikah denganku?", tanyaku riang. Ia membulatkan matanya.

"Kau ingin dapat pelayanan gratis ya?", katanya bergurau. Aku yakin dia tidak akan percaya. Aku merengut.

"Aku serius. Mau kan?", tanyaku lagi. Ia menatapku benar-benar. Tatapan yang sendu.

"Apa semua, karena aku memuaskanmu? Kalau untuk itu tidak perlu menikah. Aku bisa terus memuaskanmu. Aku ingin menikah dengan orang yang mencintaiku, Changmin-ssi. Tapi sayangnya pria sepertiku tidak pantas untuk dicintai.", katanya lirih. Matanya memerah, seakan menahan tangisnya.

"Bukan, karena itu. Aku ingin menikahimu, karena aku mencintaimu. Siapa bilang. Kau ini, sangat pantas untuk dicintai jagiya. Aku mencintaimu.", kataku. Tiba-tiba kata-kata itu mengalir begitu saja. Tidak tau apakah itu benar atau tidak. Dia akhirnya benar-benar menangis, aku mengecup puncak kepalanya. Membelai rambutnya.

"Aku mau, Changmin-ssi. Saranghaeyo.", katanya. Ia berusaha meniapus air matanya. Aku berhasil. Dia akan menikah denganku. Sekali dayung, dua tiga pulau terlewati. Nafsuku tiba-tiba bangkit begitu saja. Aku memandangi tubuh polosnya.

"Jagiya, layani aku. Layani aku sebagai calon pengantinmu.", pintaku. Ia tersenyum. Senyumnya begitu meneduhkanku. Kamipun akhirnya, melakukan hubungan yang paling nikmat diantara hubungan yang sudah pernah kami rasakan sebelumnya.


........................................................


-Kyuhyun POV-

Aku gugup sekali, hari ini Changmin-ssi akan memperkenalkanku sebagai kekasihnya pada ummanya. Hari yang bahagia. Ya tuhan, aku kira aku tidak akan pernah mendapatkan sebuah cinta.
Kini aku sedang menunggunya, menunggu ia menjemputku.

"Sudah siap jagiya.", tanyanya padaku. Aku mengangguk. Ia menggenggam tanganku dan mengiringku ke mobilnya.

"Aku gugup sekali.", gugupku tidak karuan.

"Jangan khawatir. Ummaku tidak akan memakanmu.", guraunya. Aku memajukan bibirku. Masih saja dia bercanda.

"Aku serius.", kesalku. Ia tersenyum dan mengecup bibirku.

"Tidak gugup lagi kan.", katanya. Aku memukul lengannya. Iapun menjalankan mobilnya.

Sudah sampai. Semoga aku bisa tenang menghadapi semuanya.

"Jagiya. Jangan katakan pada umma ya, kalau kau ini pelacur.", pintanya padaku dengan wajah memelasnya. Sebenarnya, hatiku sedikit perih mendengar kata pelacur keluar dari mulutnya. Namun, itu kenyataan bukan. Aku menganggukan kepalaku. Dia menggenggam tanganku.

"Boleh aku memanggilmu Minnie, Changmin-ssi?", tanyaku. Sudah lama aku ingin memanggilnya seperti itu.

"Minnie? Lucu juga. Boleh. Terserahmu saja jagiya.", ia menyetujuinya. Aku merasa senang sekali. Ia tersenyum lalu melumat bibirku dengan sebelah tangan yang meremas milikku. Dia masih sempat-sempatnya melakukan ini. Ia beralih menciumi leherku.

"Minnie, hentikan. Ini didepan pintu kamar ummamu.", peringatkanku dan menarik tangannya dari dalam celanaku. Ia tersenyum tidak bersalah, seperti anak kecil. Kemudian ia mengetuk kamar ummanya.

Aku kini benar-benar berhadapan dengan ummanya. Aku benar-benar takut.

"Kyuhyun-ssi. Apa pekerjaanmu?", tanyanya. Pekerjaan? Tidak mungkin aku bilang pelacur.

"Emmm..", gugupku tidak tau mau jawab apa.

"Dia masih kuliah umma. Jangan menakutkan seperti itu. Umma membuatnya gugup.", sambar Changmin. Aku bernafas lega karena sudah ditolongnya. Tapi aku ingin tertawa. Kuliah? Merasakan bangku SMA saja tidak. Aku berpikir, apa aku pantas untuknya.

Setelah merasakan seperti penjahat yang di intrograsi di hadapan polisi. Akhirnya, aku bisa lega dari kegugupanku. Aku sudah diantarkan pulang oleh Changmin.

"Minnie, gomapta.", kataku. Aku mengecup bibirnya. "Aku mencintaimu.", kataku malu-malu, lalu masuk ke dalam rumah kecilku. Tidak berani melihat dia lagi, karena wajahku sudah merah. Tak kusangka dia malah ikut masuk dan menyergapku dari belakang.

"Dua juta won. Asal kau melayaniku dengan liar malam ini, jagiya", katanya membuatku bergeliat karena ia menjilati tengkuk belakangku, yang merupakan daerah sensitifku. Aku menelan ludahku dan membalikan badanku.

"Tidak usah. Gratis. Sudah cukup kau membayarku dengan cintamu. Aku akan melayanimu selamanya.", kataku dengan begitu bahagia. Aku mengajaknya ke kamarku.

"Lakukan di apartementku saja.", ia menarikku kasar ke mobilnya.

Kini, kami sudah sampai di apartementnya.
"Minnie, apa jadi kau membeliku dari bosku?", tanyaku. Tentu saja, jika dia ingin menikahiku dia harus membeliku dulu.

"Tentu saja, aku tidak akan membiarkanmu melayani pria selain aku.", katanya mantap. Aku tersenyum senang.

"Tapi mungkin hargaku sampai 100 juta won. Atau mungkin lebih.", kataku lagi yang merasa tidak enak jika dia harus membayarku sebanyak itu. Dia memajukan bibirnya.

"Membelimu berapapun, aku siap. Jadi jngan tanyakan hal yang aneh-aneh jagiya. Lebih baik kau lepaskan seluruh pakaianmu dan menari di hadapanku. Sebentar aku nyalakan musik dulu ya.", suruhnya seperti kesal akan semua pertanyaanku yang memang tidak penting. Akupun melakukan apa yang dia mau. Menari 'bugil' benar-benar dihadapannya. Terang saja, aku hanya berjarak dua puluh senti dengannya. Tapi baru juga lima menit aku menari, dia menarikku kepangkuannya.

"Sudah cukup, celanaku sempit.", gertaknya. Iapun menyerangku karena tidak tahan.

......................................................................


-Changmin POV-

"Minnie sayang ayo bangun.", seseorang membangunkanku. Dan hujan ciuman aku rasakan di wajahku. Aku membuka mataku. Dan begitu senang melihat wajahnya di saat aku terbangun. Aku menarik Kyuhyun ke pelukanku.

"Kenapa sudah pakai baju? Aku kan mau sarapan pagi.", tegurku galak. Ia malah tertawa.

"Kau kan harus kerja. Ayo kerja. Kau sering membolos. Nanti dimarahi ummamu, Minnie.", katanya menggemaskan. Membuatku jadi menggigit hidungnya dan tanganku masuk ke dalam celananya, mencari miliknya.

"Sakit Minnie. Sudah ayo mandi.", suruhnya. Aku merengut.

"Mandikan. Baru aku mau pergi kerja.", manjaku. Ia kembali tertawa.

"Iya, ayo mandi. Aku mandikan.", diapun menarikku ke kamar mandi. Dan memandikanku.

"Aku mencintaimu.", katanya saat melayaniku lagi di kamar mandi. Harus berapa kali aku bermain dengannya dalam sehari. Kalau aku tidak harus kerja, tidak akan pernah aku biarkan untuknya istirahat. Ini menyenangkan. Kenapa aku jadi manusia pervert seperti ini. Padahal sebelumnya tidak pernah.

"Aku juga mencintaimu jagiya.", balasku melumat bibirnya. Ia membalasku lebih liar.

............................................................

Aku bernafas lega. Hari ini umma sudah kembali ke Amerika. Senangnya aku. Jadi aku tidak perlu mendengarkan ocehannya tentang pernikahanku.
Bayangkan saja dia segera menyuruhku menikahi Kyuhyun. Tidak tau saja kalau calon menantunya itu seorang pelacur. Kalau umma tau mungkin aku akan dibunuh olehnya.
Tapi aku tidak perlu khawatir. Karena hanya kami yang tau kalau dia adalah pelacur. Para pelayanku saja menggapnya kekasihku dari awal.


-Kyuhyun POV-

Aku mau memberi kejutan pada Minnie. Kini aku berada di kantornya dan membawakan makanan yang benar susah-susah aku buat. Semoga dia suka. Maklum ini masakan pertamaku, aku tidak bisa memasak jadi aku tidak yakin dengan masakanku ini.

Aku membuka pintu ruang kerjanya.
"Huft, saatnya aku benar-benar mencari pria untuk aku nikahi. Tidak mungkin aku menikahi seorang pelacur. Untung ada Kyuhyun-ssi, jadi aku bisa gunakan dia untuk aku pamerkan sementara ini pada umma.", katanya pada dirinya sendiri. Air mataku jatuh mendengarnya, jadi dia hanya memanfaatkanku. Sebenarnya yang bodoh itu aku. Seharusnya aku sadar, pelacur sepertiku tidak akan pernah dicintai.

Aku segera menghapus air mataku, lalu masuk ke ruangannya.
"Changmin-ssi. Aku bawakan makan siang.", kataku dingin. Ia membalikan kursinya dan tersenyum padaku.

"Jagiya. Kau datang. Aku senang sekali. Tapi kenapa tidak memanggilku Minnie. ", ujarnya manja padaku. Ia bangkit dari duduknya dan memelukku. Kemudian mengecup bibirku.

"Changmin-ssi tarif menciumku 10 ribu won.", kataku menahan tangisku. Aku tidak kuat, ya tuhan.

"Perhitungan sekali. Akan aku bayar sepuluh kali lipat.", katanya, kembali menciumku. Aku menelan ludahku.

"Tidak perlu. Bayar aku sesuai tarifku saja. Aku pulang dulu. Selamat siang Changmin-ssi.", pamitku pergi dari ruang kerjanya. Air mataku kembali jatuh, saat aku meninggalkan ruangannya. Sakit rasanya.

"Sudahlah Kyuhyun-yah. Jangan kau pikirkan. Inilah nasibmu. Dari awal kau hanya pemuas nafsunya.", kataku pada diriku sendiri. Mencoba membuatku bangkit dari kenyataanku. Bodoh.

......................................................


-Changmin POV-

Dua hari tidak merasakan canduku. Malam ini, aku ingin canduku. Seperti biasa, malam ini aku datang ke club malam tempatnya bekerja, mencari Kyuhyunku. Ah, itu dia. Aku menemukannya sedang bersama seorang pria.

"Huft, menyebalkan. Dia tidak lebih tampan dari aku. Tidak boleh, Kyuhyun milikku.", gumamku kesal. Aku langsung mendatanginya.

"Maaf tuan. Dia sudah saya pesan terlebih dahulu. Ini uang untuk mengganti kerugianmu dan kau bisa cari pria lain.", aku meletakan satu juta won di meja dan menarik Kyuhyun ke mobilku. Tidak peduli pria itu mengumpat kesal, karena aku merebut prianya.

"Jagiya. Kau kan tau sekarang jadwalku. Kenapa menerima pria lain. Aku tidak suka kau melakukannya dengan pria lain. Kau kan calon pengantinku.", protesku memajukan bibirku kesal. Tapi dia hanya diam, sama sekali tidak mau menatapku. Aku langsung berubah ekspresi. Aku tersenyum padanya.

"Jagiyaku. Malam ini apa aku dapat pelayanan gratis atau aku harus membayar?", tanyaku menggodanya. Aku mencium telak di bibirnya. Tapi dia tidak membalasku. Aneh sekali.

"Kau ingin menyewaku berapa jam? Jika kau lakukan seharian penuh. Aku minta dua juta won. Jika hanya untuk semalam, bayar tarif biasa saja Changmin-ssi.", katanya dingin. Aku menurunkan resleting celananya. Aku kulum miliknya.

"Aku menyewamu selamanya, jagiya. Harus aku bayar berapa?", tanyaku bergurau padanya. Ia malah kembali diam.

"Jagiya kau kenapa?", tanyaku heran. Aku melihat air mata menggenang di pelupuk matanya.

"Perlakukan aku sebagai pelacur saja Changmin-ssi. Panggil aku seperti dulu. Ummamu sudah tidak disini. Tugasku sebagai kekasihmu sudah berakhir. Kini aku kembali menjadi seorang yang kau bayar. Aku akan melayanimu, karena kau membayarku.", katanya lirih. Ia akhirnya menangis dihadapanku. Aku diam dan bangkit. Menatap lurus ke depan. Aku mengerti apa yang ia maksud.

"Baik, Kyuhyun-ssi. Satu hari dua juta won. Layani aku sampai puas.", kataku datar padanya. Dia tersenyum, senyum yang menurutku tidak tulus. Ia membuka resleting celanaku dan mengulum milikku. Akupun menjalankan mobilku ke arah rumahku dengan sedikit pelayanan darinya.*astaga lg nyetir. Masi sempet aja*

Sampailah dirumahku. Aku langsung membawanya ke kamarku. Ia sudah tau maksudku. Ia langsung melepaskan seluruh pakaiannya dan merebahkan dirinya di kasur. Akupun melepas semua pakaianku dan menindihnya, di sertai kecupan-kecupan yang aku berikan di bibirnya.

"Changmin-ssi, ini terakhir kalinya aku bisa melayanimu.", beritahunya. Aku masih tidak mengerti.

"Maksudmu apa Kyuhyun-ssi?", tanyaku.

"Aku akan berhenti jadi pelacur.", jelasnya dan sontak membuatku terkejut.

"Apa?", kagetku. Aku langsung mengentikan ciumanku di lehernya dan menatapnya lekat-lekat.

"Aku sudah bilang pada bosku. Aku akan menyicil hutangku padanya. Dan ia setuju.", jelasnya lagi.

"Tapi kenapa?", aku tidak bisa menerima ini.

Ia membelai wajahku, merapihkan rambutku. "Aku ingin mencari kebahagianku Changmin-ssi. Aku ingin dicintai oleh seseorang dan menikah dengannya. Tadinya, aku kira aku sudah menemukannya. Tapi ternyata aku salah. Pelacur pekerjaan yang hina bukan? Siapa yang bisa mencintai seorang pelacur. Tapi terimakasih selama ini kau sangat baik padaku, Minnie.", sautnya panjang lebar. Ia berusaha tegar, padahal aku tau dia ingin menangis. Ia tersenyum padaku. Lalu mencium bibirku dan memasukan milikku ke lubangnya.


-Kyuhyun POV-

"Maafkan aku Minnie, ternyata aku tidak kuat untuk selalu bersamamu.", kata-kata ini yang aku utarakan dalam hatiku. Aku mencoba untuk tidak menangis sama sekali. Kuatkan aku tuhan.

......................................................


-Author POV-

Sejak malam itu, Kyuhyun langsung berhenti bekerja dari club malam, tanpa memberi tahu apapun pada Changmin. Dan sejak malam itu pula, Changmin tidak pernah sama sekali bertemu lagi dengan Kyuhyun. Di club malam ataupun di rumahnya. Kyuhyun sudah pindah rumah. Tidak ada satu petunjukpun yang bisa memberi jalan pada Changmin mengetahui keberadaan Kyuhyun. Changmin merasa ada sesuatu yang hilang dari kehidupannya. Ia merindukan Kyuhyun. Bukan saat Kyuhyun memuaskannya. Tapi panggilan Minnie, kelembutan Kyuhyun saat membelai wajahnya, saat memeluknya. Senyum manis milik Kyuhyun. Seluruh perhatian Kyuhyun padanya. Ia begitu merindukannya.

"Aish, harus kemana lagi aku mencarimu.", frustasi Changmin memukul kemudi setirnya. Hampir setiap pulang kerja dia menelusuri setiap jalan kota Seoul. Berharap orang yang ia cari, menampakan batang hidungnya.

Karena sudah benar-benar putus asa. Changmin membelokan mobilnya ke sebuah kedai sederhana. Ia menghabiskan hanya untuk menenggak berbotol-botol soju.

"KYUHYUN-SSI, KAU ADA DIMANA?", teriak Changmin yang sudah dalam mabuknya. Ia kembali menengguk botol Sojunya yang ke delapan. Semua orang yang berada di kedai, tidak luput memperhatikan tingkah Changmin yang menyedihkan.

"Mianhae songsaengnim, saya telat. Tadi ada bayi yang telat dijemput orang tuanya.", sesal seorang pria yang baru memasuki kedai dan dengan sungguh-sungguh menundukan kepalanya berulang kali kepada pemilik kedai sebagai permintaan maaf.

"Gwaenchana, aku mengerti. Sekarang coba kau tangani pria yang mabuk disana.", pemilik kedai menunjuk pria yang seperti tertidur di atas meja. Pria itu tak lain adalah Changmin.

"Ne songsaengnin.", patuh pria itu. Ia langsung berlari ke arah Changmin.

"Permisi tuan. Apakah mau saya panggilkan taksi?", tawar pria tadi. Changmin hanya bergumam.

"Kyuhyun-ssi. Jagiya kau dimana? Aku mencintaimu. Emmmm.", gumam Changmin seakan mengigau. Pria itu terkejut mendengar namanya disebut. Ia mencoba melihat wajah si pemabuk.

"Minnie.", ia terkejut saat melihat siapa pria yang mabuk itu. Dia Kyuhyun. Semenjak berhenti dari pekerjaan yang lama. Kini, ia bekerja di sebuah jasa penitipan bayi dari siang sampai malam. Dan setelah itu, ia akan bekerja di sebuah kedai sederhana sebagai seorang pelayan sampai larut malam.

"Jagiya. Kyuhyun-ssi.", Changmin kembali mengigau. Kyuhyun menatap sendu pria yang begitu dirindukannya. Ia berjongkok di samping Changmin. Membelai wajah Changmin dengan penuh cinta.

"Kenapa seperti ini, bukankah kau tidak suka alkohol.", lirih Kyuhyun. Ia tidak kuasa melihat orang yang dicintainya seperti ini. Tiba-tiba tangan Changmin mencengkram tangan Kyuhyun.

"Jagiya. Jagiya. Jagiya. Aku merindukanmu. Kyuku. Kau dimana? Jagiya. Aku mencintaimu. Jagiya.", Changmin terus saja mengigau dalam mabuknya. Pada akhirnya, iapun langsung pingsan tidak sadarkan diri.

...................................

Saat sinar matahari menyorot tubuhnya, Changmin terbangun dari tidurnya. Kepalanya begitu pening seakan berputar-putar. Ia terkejut saat mendapati dirinya berada di dalam kamarnya.

"Seingatku, aku ada di kedai tadi malam. Tapi, kenapa sekarang ada disini?", heran Changmin. Tak lama Kyuhyun masuk ke dalam kamar Changmin.

"Sudah bangun. Ayo minum dulu susumu.", tawar Kyuhyun. Namun, Changmin belum sadar juga siapa yang berkata. Ia masih sibuk berpikir. Siapa yang membawanya ke rumah dan siapa yang telah mengganti pakaiannya.

"Minnie, minum susunya.", suruh Kyuhyun lagi, menyodorkan segelas susu di hadapan Changmin. Changmin terbelalak. Panggilan itu, panggilannya dari Kyuhyun. Ia mendongakan kepalanya.

"Jagiya.", teriak Changmin. Refleks ia langsung memeluk Kyuhyun.

"Minnie, susunya tumpah. Diminum dulu.", tegur Kyuhyun. Namun, Changmin enggan melepas pelukannya.

"Tidak boleh pergi lagi.", kata Changmin ia semakin erat memeluk Kyuhyun dan membenam wajahnya di perut Kyuhyun. Kyuhyun berjongkok, mensejajarkan wajahnya pda Changmin.

"Kalau kau minum susunya, aku tidak akan pergi lagi.", bujuk Kyuhyun. Changmin tersenyum, ia menenggak habis susunya dengan cepat.

"Aku mencintaimu Kyuhyun-ssi. Tidak peduli apa pekerjaanmu. Aku mencintaimu. Pokoknya mencintaimu. Tidak boleh pergi. Harus menikah denganku.", manja Changmin seperti anak kecil. Kyuhyun tersenyum. Ia mencium bibir Changmin.

"Aku senang. Aku harap kau tidak mempermainkanku lagi. Aku mencintaimu Minnie.", balas Kyuhyun. Changmin tersenyum.

"Iya, aku janji.", Changmin menyodorkan kelingkingnya. Dengan cepat Kyuhyunpun mengaitkan kelingkingnya pula.

"Terimakasih.", saut Kyuhyun. Tapi Changmin langsung menundukan kepalanya. Ia menyesal.

"Maafkan aku jagiya. Aku bodoh. Kau sudah tidak marah lagi kan padaku?", lirih Changmin. Kyuhyun mengangguk.

"Memangnya aku pernah marah padamu?", gurau Kyuhyun. Changmin menggeleng. "Ayo mandi. Kau harus kerja.", suruh Kyuhyun.

"Mandikan.", manja Changmin. Kyuhyun menggeleng.

"Aku harus berangkat kerja, Minnie.", kata Kyuhyun. Changmin memajukan bibirnya.

"Kerja? Kerja apa? Jadi tidak dapat pelayanan kamar mandi.", kecewa Changmin.

"Tidak. Aku bekerja mengurus bayi.", jawab Kyuhyun.

"Tidak usah kerja lagi. Kan ada aku", paksa Changmin. Kyuhyun tersenyum.

"Aku belum jadi pengantinmu. Jadi aku belum jadi tanggunganmu. Aku masih harus kerja.", Kyuhyun memberi alasan.

"Kalau begitu anggap saja aku bayimu. Jagiyaaaa.", rengek Changmin. Kyuhyun mencubit pipi Changmin.

"Aku tidak sanggup mengurus bayi sebesar ini.", gurau Kyuhyun. Changmin tetap tidak mau mengalah.

"Yasudah, berhenti dari pekerjaanmu. Lalu berkerja sebagai assistent pribadiku.", paksa Changmin. Kyuhyun merengut.

"Kalau terus memaksa. Aku pergi lagi.", ancam Kyuhyun. Changmin diam.

"Pulang jam berapa?", tanya Changmin.

"Tengah malam. Karena aku juga harus bekerja di kedai semalam kau mabuk itu.", beritahu Kyuhyun. Changmin tampak kaget.

"Jadi harus menahan sampai tengah malam?", Changmin tidak percaya. Kyuhyun mengangguk.

"Jagiyaaa, hanya cemilan pagi hari deh. Sedikit saja.", melas Changmin. Kyuhyun menggeleng.

"Satu bulan ini bisa menahan kan? Masa sampai tengah malam saja tidak bisa?", goda Kyuhyun. Changmin menghela nafas.

"Pulang kerja, langsung pulang.", lesu Changmin. Ia gontai masuk ke dalam kamar mandi. "JAGIYAKU KEJAM.", teriak Changmin dari kamar mandi. Kyuhyun yang mendengarnya langsung tertawa keras sekali.






-END-

7 comments:

  1. this is a really good fanfic,, ^^
    hope u gonna write more changmin/kyuhyun...
    i'm carving for them...

    ReplyDelete
  2. good FF...alurn bagus banget chingu...buat yg lebih gila lagi hahaha #plak #abaikan

    ReplyDelete
  3. Hahaha. Aku gak yakin bisa bikin yg lebi gelo dari ini.
    Gumawo.Hahaha. Aku gak yakin bisa bikin yg lebi gelo dari ini.
    Gumawo.

    ReplyDelete
  4. Aih. MinKyu again~ NC pula~ XD #pelukauthor
    Ah, seneng deh baca pair ini. Plot ceritanya mantep, coba lebih dipanjangin lagi. =D #waduh

    Always waiting for your next MinKyu fic(s)~ =D

    ReplyDelete
  5. Hahaha... bagus,eonie!! Dan kebetulan i'm very very very very love MINKYU couple!!! like this! ^.^b

    ReplyDelete
  6. haha daebak eon aku gk bisa bayangin endingnya pas baca awal tdi hehe :D DAEBAK

    ReplyDelete