Sunday, November 7, 2010

Fan Fiction.. My Soulmate Surnamed is Kim..

Tittle: My Soulmate Surnamed Kim



Author: Anka 'bubu'



Lenght: Oneshoot



Cast:



- Me as Choi Ahnka



- Kim Jaejoong



- Kim Heechul



- Kim Key Bum



- Kim Hyun Joong



- Choi Siwon



- Choi Sooyoung











cekidot.



.................................................................







"Ahnka!!!", panggil seorang pria. Ahnka segera saja menengok ke arah suara. Dan dapat dilihat pria berwajah cantik murni tersenyum berlari ke arahnya.



"Waeyo?", tanya Ahnka. Pria itu tersenyum dan merebut semua buku yang ada di tangan Ahnka.



"Aish, Heechul oppa. Tidak perlu, aku merepotkanmu.", tidak enak Ahnka. Pria yang bernama Heechul itu tersenyum lalu berjalan mendahului.



"Ini akan diletakan di meja siapa?", tanya Heechul mengeyel. Ahnka tertawa kecil, ia sudah tau kebiasaan Heechul yang memaksa.



"Oppa selalu saja. Kkaja, kita ke meja Hangeng songsaengnim.", saut Ahnka. Heechul malah menjulurkan lidahnya. Mereka akhirnya jalan berdampingan menuju ruang guru. Tentu, karena Ahnka ketua kelas jadi dia bertugas mengumpulkan buku tugas murid satu kelas ke ruang guru.



"Oppa, kau tau tidak. Kata murid disini, Han songsaengnim menyukaimu. Ciyeh oppa.", goda Ahnka. Sudah jadi rahasia umum, kalau guru bahasa Cina mereka seorang penyuka sesama jenis dan beredar kabar, kalau ia menyukai Heechul yang notabene pria dengan wajah cantiknya.



"Yaa kau jangan mengada-ngada. Aku ini menyukai yeoja tau.", kesal Heechul. Ahnka terkikik geli.



"Memangnya siapa yang oppa suka? Sepertinya oppa hanya dekat denganku, tidak ada yeoja lain. Aku tidak yakin.", gurau Ahnka dengan alis mata dinaik turunkan.



"Aish, kau ini. Mau tau siapa yeoja yang aku suka?", tawar Heechul. Ahnka mengangguk cepat. Dan saat itu juga Heechul menghentikan langkahnya, ia menaruh kasar buku-buku itu kembali ke tangan Ahnka. Sampai Ahnka terkejut dan tidak seimbang.



"Yang aku suka.", Heechul menggantungkan kalimatnya. Ahnka memajukan bibirnya karena penasaran.



"Siapa?", kesal Ahnka. Heechul tersenyum licik.



"Kau. CUP.", Heechul telak mengecup Ahnka di bibir dan langsung berlari menjauh. Ahnka tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.



"Yaa oppa. Kau seenaknya.", teriak Ahnka yang akhirnya sadar dari keterpakuaannya. Ia mendengus kesal. Sedangkan Heechul terus berlari sambil menjulurkan lidahnya, meledek Ahnka.



"Huh. Awas nanti oppa.", kesal Ahnka sambil berjalan ke ruang guru. Ia tidak menyadari ada sepasang bola mata yang cemburu melihat itu semua.



"Aku kedahuluan. Huh.", gerutu seseorang itu sambil menghentakan kakinya.





.....





"Ahnka.", panggil seorang pria yang berwajah manis dan sangat-sangat fashionable. Ahnka tersenyum ke arahnya.



"Wae Key?", tanya Ahnka lembut. Pria yang dipanggil Key itu tersenyum dan duduk disamping Ahnka.



"Bisakah membantuku mengerjakan tugas?", pinta Key dengan gaya andalannya. Wajah manis yang dibuat sangat cute dengan mata yang di kecilkan dengan senyum mengembang.



"Hahaha. Bukannya nanti malah kau yang membantuku mengerjakan tugas.", gurau Ahnka. Memang biasa seperti ini. Key memintanya untuk membantunya mengerjakan tugas. Namun pada akhirnya malah key yang membantu bahkan mengerjakan tugas Ahnka.



"Dan kau senang bukan?", goda Key. Ahnka mengangguk cepat berulang kali.



"Asik. Hehe.", tawa kecil Ahnka. Key yang gemas, mengacak-acak rambut Ahnka.



"Lucunya.", ucap Key dengan riangnya. Ahnka memajukan bibirnya imut.



"Benarkah? Hihi.", riang Ahnka. Key mengangguk.



"Kau ini. Nanti malam di rumahku. Oke baby.", atur Key. Ahnka mengangguk.



"Ne. Ne. Aku ke rumahmu jam 4 sore. Otthoke?", gurau Ahnka. Dibilang malam, dia malah akan datang sore hari. Dasar gadis ini.



"Aku akan menjemputmu. Kau duduk manis saja di rumahmu, menunggu pangeranmu ini datang baby. Oke.", atur Key dengan kebanggaannya. Ahnka tampak berpikir, ada yang aneh dari kata-kata Key. Tapi apa ya?



"Memangnya pangeranku siapa?", tanya Ahnka dengan bodohnya. Tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Membuat Key tertawa kencang.



"Hahahahaha. Yaa aku ini baby. Aku adalah pangeranmu yang nanti menjemputmu. Kau harus cantik seperti putri.", bicara Key. Ahnka mencubit kedua pipi Key gemas.



"Memangnya sekarang aku tidak cantik?", kesal Ahnka, lagi-lagi bibirnya dimajukan. Dan lagi-lagi Key tertawa.



"Kata siapa? Kau cantik. Buktinya aku suka padamu.", kata Key merayu. Ahnka memajukan bibirnya, untuk berpikir lagi.



"Sudah ah, aku mau ke kantin. Dah baby. Cup.", pamit Key, namun sebelum pergi Key mengecup telak di bibir Ahnka. Ahnka terkejut dan lagi-lagi dia tersadar.



"Mwo? Yaa Key. Awas kau nanti.", kesalnya. Dua orang telah mengambil kecupan bibir seenaknya hari ini.



"Akhirnya dapat. Awas kau hyung. Enak saja main cium-cium babyku. Aku juga bisa.", gerutu Key yang akhirnya malah tersenyum, mengingatnya. Dan ternyata, pria ini yang cemburu melihat Heechul mencium Ahnka tadi. Akan terjadi persaingan disini. Namun, sepertinya sudah.





....





"Ahnka.", panggil seorang pria tampan dengan senyuman paling manis di dunia, yang kini sedang duduk di atas cup mobilnya.



"Hyun Joong oppa.", tidak percaya Ahnka. Ia benar-benar senang akan ini. Tanpa pikir panjang lagi, ia langsung berlari memeluk pria yang dipanggilnya Hyun Joong oppa itu.



"Bogoshipo oppa.", teriak Ahnka. Pria ini adalah sahabat yang sudah dianggap kakak oleh Ahnka sejak kecil. Namun, dua tahun ini Hyun Joong berada di Indonesia menempuh pendidikan universitas. Jadi Ahnka kehilangannya.



"Na do bogoshipo.", balas Hyun Joong.



"Aku marah sama oppa.", Ahnka memajukan bibirnya kesal.



"Mwo? Marah? Aish. Kenapa?", takut Hyun Joong, ia sedikit membungkuk dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah gadis di hadapannya yang merengut.



"Marah, karena oppa tidak memberitahuku mau pulang. Huh. Menyebalkan.", marah Ahnka. Ia melipat tangannya di dada.



"Kan kejutan. Oppa ada di sekolahmu sekarang. Jangan marah. Ne. Oke!", bujuk Hyun Joong. Ahnka menggeleng.



"Tidak mau.", tolak Ahnka. Hyun Joong mengecup kening Ahnka dan membelai lembut rambut Ahnka.



"Jangan marah. Aku cuma satu bulan disini. Kalau kau marah, aku mau pulang saja ke Indonesia.", ancam Hyun Joong. Ahnka mendongak dan menggeleng cepat.



"Andwae. Oppa jahat. Cuma satu bulan, tapi mau pulang.", manja Ahnka bibirnya dimajukan. Hyun Joong tertawa.



"Kau ini, makanya jangan marah.", rajuk Hyun Joong. Ahnka mengangguk.



"Tapi oppa harus mengajakku main setiap hari. Janji.", syarat Ahnka menyodorkan kelingkingnya. Hyun Joong meraih kelingking itu.



"Janji.", sautnya. Ahnka tertawa riang lalu memeluk Hyun Joong lagi.



"Rindu oppa. Aku senang. Hehe.", racaunya karena riang. Hyun Joong hanya terus membelai lembut rambut Ahnka penuh kasih sayang.



Di beberapa sudut yang berbeda, tiga pasang mata kesal melihat pemandangan yang tampak mesra itu.



"Ah, siapa namja itu? Masa bertambah lagi sainganku.", gerutu pria berwajah manis itu. Ia meremas tangannya yang dalam kepalan sebelah tangannya.



"Huah, berani-beraninya memeluk jagiku.", kesal si pria cantik. Tatapannya sudah menggeram pada Hyun Joong. Seperti ingin membunuh.



"Arrggghhhh.", geram pria cantik dan juga tampan jika dilihat dalam waktu yang bersamaan. Tangannya memukul setir mobilnya, hatinya benar-benar terbakar cemburu. Ia injak pedal gas mobilnya dengan kecepatan tinggi, tanpa peduli ia melewati genangan air hujan yang memuncrat ke arah Ahnka.



"Huah.", teriak Ahnka mendapati tubuh dan seragamnya kotor. Pria itu memberhentikan mobilnya. Ia membuka kaca jendelanya.



"Makanya kalau pacaran jangan di tengah jalan.", ketusnya. Ia langsung menekan pedal gasnya lagi dan melaju kencang.



"Yaa Kim Jaejoong awas kau. Huh. Menyebalkan.", teriak Ahnka kesal. Tapi yang diteriaki tidak peduli.



"Baby kau tidak apa-apa kan?", cemas Key yang tiba-tiba muncul sambil membersihkan seragam Ahnka. Ahnka menggeleng.



"Kenapa namja itu selalu cari gara-gara denganku sih?", gerutu Ahnka. Key merengkuh tubuh Ahnka.



"Jangan dipikirkan baby. Kan ada aku.", tenangkan Key.



"Ada aku juga.", seseorang menyambar pembicaraan Key. Dan menarik Ahnka dari pelukan Key.



"Jangan peluk-peluk jagiku, anak kecil.", kesal yang tak lain adalah Heechul.



"Yaa hyung. Enak saja. Dia babyku. Jangan peluk-peluk.", kesal Key menarik Ahnka lagi masuk ke dalam pelukannya.



"Huah, kalian adik-kakak tapi tidak bisa akur sedikitpun.", sindir Ahnka yang mulai pusing, karena ditarik sana-sini. Sedangkan Hyun Joong tertawa melihat pemandangan di hadapannya. Dan sontak kedua namja tadi menatap tajam Hyun Joong. Mereka langsung saja menariknya menjauh dari Ahnka.



"Aku peringatkan. Ahnka itu babyku, jadi jangan sekali-kali, mencoba bersaing denganku.", kecam Key galak. Heechul menoyor kepala Key.



"Dia itu jagiku. Kalian berdua jangan mencoba merebut dia dari tanganku.", kali ini Heechul yang mengecam. Sedangkan hyun Joong tertawa.



"Kita bersaing sehat. Siapa yang Ahnka pilih menjadi kekasihnya. Adil bukan?", kata Hyun Joong dengan santai. Key dan Heechul saling pandang.



"Baik. Kita bersaing sehat.", saut Heechul.



"Aku juga.", timpal Key. Dan mulai saat itu persaingan dimulai, diantara ketiga pria itu.



"Tapi seharusnya kau mengalah pada kakakmu.", kesal Heechul pada Key. Key menggeleng.



"Tidak akan.", jawab Key mantap. Ia memicing pada kakak kandungnya itu, begitupula sebaliknya. Keduanya tidak menyadari Hyun Joong sudah membawa Ahnka pulang dengan mobilnya. Pencurian start digunakan Hyun Joong. Dan itu menguntungkan.





.....



Ahnka terlihat sibuk dengan nampan berisi makanan dan minuman di atasnya. Saatnya mengenyangkan perut gembulnya. Tapi ia tidak menyadari ada sebuah kaki yang sengaja menjegalnya dan alhasil nampan beserta isinya jatuh berserakan. Sedangkan si pemilik kaki tertawa puas, karena itu.



"Yaa Kim Jaejoong.", geram Ahnka. Tangannya mengepal keras.



"Kau memanggilku?", tanya Jaejoong dengan tampang memuakan.



"Kau kenapa jahat sekali. Tidak lihat, jadi berantakan.", kesal Ahnka. Jaejoong menyipitkan matanya.



"Memangnya kenapa? Apa salahku?", ngeyelnya semakin membuat Ahnka kesal.



"Kau sengaja kan menjegal kakiku.", tekan Ahnka dengan suara keras. Semua mata yang berada di kantin memperhatikan ke arah mereka.



"Siapa? Ada juga kau jalan tidak lihat-lihat ada kakiku disana.", tidak mau kalah Jaejoong. Ahnka menghentakan kakinya. Air matanya keluar saking kesalnya.



"Apa aku punya salah denganmu? Kenapa kau selalu saja menggangguku?", tanya Ahnka dalam tangisnya. Jaejoong terdiam, ia kini membuat gadisnya menangis.



"Gadis cengeng.", ledeknya. Entah mengapa malah kata-kata itu yang keluar. Tidak sesuai dengan hatinya.



"Kalau kau tidak suka denganku. Jangan terus menggangguku. Hikz.", pinta Ahnka dengan terisak-isak.



"Memang aku tidak suka, dan siapa juga yang mengganggumu. Aneh.", bohong Jaejoong mencoba menyangkal semua. Ahnka menghapus air matanya dan memukul kening Jaejoong keras.



"Kau namja menyebalkan. Huh.", kesal Ahnka yang menyadari untuk apa menangis hanya karena pria di hadapannya. Jaejoong menyentuh keningnya.



"Berani sekali kau memukulku.", kesal Jaejoong. Ahnka beringsut takut sambil memajukan bibirnya. Jaejoong menarik kasar kerah seragam Ahnka.



Cup

Sebuah kecupan, lama didaratkan oleh Jaejoong di bibir merah Ahnka. Ahnka lemas, ia diam seribu bahasa. Matanya membulat besar. Aneh, rasa yang aneh. Belum pernah ia rasakan. Akhirnya Jaejoong melepaskan ciumannya dan tersenyum licik ke arah Ahnka, lalu pergi meninggalkan Ahnka yang masih diam seperti patung sambil menyentuh bibirnya itu.



Di sisi lain, Jaejoong menuju kelasnya sambil bersenandung kecil, dengan hati yang riang gembira.





.....





"Yaa jelek kau sedang apa?", tanya Hyun Joong yang tiba-tiba tidur di samping Ahnka. Mengejutkan Ahnka, namun gadis itu langsung tersenyum, dan menutup buku pelajaran yang tengah dibacanya.



"Hanya baca sedikit. Tapi oppa, aku tidak jelek.", kesal Ahnka bibirnya kembali mengerucut.



"Ne. Ne. Tidak jelek.", ralat Hyun Joong. Ahnka tersenyum lagi.



"Oppa ayo main.", ajak Ahnka. Hyun Joong bergerak memeluk Ahnka, wajah keduanya begitu dekat. Ahnka terbiasa, sejak kecil mereka memang suka seperti ini.



"Maunya main apa?", tanya Hyun Joong. Ahnka mencubit pipi Hyun Joong, lalu dimainkannya, ini kebiasaannya sejak kecil.



"Main Time Zone.*ada ya disana?* Ayo oppa.", manja Ahnka. Hyun Joong tersenyum.



"Syaratnya.", tagih Hyun Joong. Ahnka mencubit pipi Hyun Joöng lebih keras, lalu mencium pipi Hyun Joong.



"Sudah. Ayo pergi.", Ahnka menarik tangan Hyun Joong agar bangkit. Tapi Hyun Joong kembali menarik tangan Ahnka hingga jatuh di atasnya, lalu ia membalikan posisi membuat Ahnka yang kini di bawahnya.



"Oppa, berat tau.", gurau Ahnka. Hyun joong tertawa keras.



"Anak nakal, mencubit pipiku keras sekali. Sakit tau.", kesal Hyun Joong. Ahnka menjulurkan lidahnya, tidak peduli. Hyun Joong diam, ia menatap wajah gadis yang sadar ia cintai itu. Keduanya jadi hening. Hyun Joong mendekatkan bibirnya pada bibir Ahnka. Ahnka menggembungkan pipinya, aneh melihat Hyun Joong yang hanya menutup matanya. Andai Ahnka tau, dalam hati Hyun Joong tengah terjadi bentrokan besar. Rasa ingin menyatakan sekarang atau nanti. Sepertinya terlalu cepat. Akhirnya Hyun Joong mengecup kening Ahnka dan bangkit dari tubuh Ahnka.



"Kkaja gendut. Katanya mau main, malah tidur. Kau ini.", ledek Hyun Joong. Ahnka merengut dan bangkit dari tidurnya.



"Oppa yang gendut.", kesalnya. "Ayo Ppali. Ppali. Pergi. Asik. Asik.", senang Ahnka, ia menggenggam tangan Hyun Joong dan mengayunnya seperti anak kecil. Hyun Joong tersenyum. Ternyata gadisnya itu gadis polos.





.....





Key menepuk pundak Ahnka dari belakang. Membuat Ahnka tersentak kaget.



"Key, aku kaget.", kesal Ahnka dengan bibir dimajukan. Key tersenyum lebar.



"Mianhae babyku sayang.", sesal Key. Ahnka mengangguk.



"Kenapa makan disini?", tanya Key yang heran melihat Ahnka duduk sendiri di bangku taman dengan memakan bekal bawaannya.



"Aku takut ada Jaejoong di kantin.", jawab Ahnka cepat. Ia mengunyah kembali makanannya.



"Memangnya ada apa dengan Jaejoong?", heran Key. Ahnka memajukan bibirnya.



"Aku takut dia menggangguku lagi. Aku tidak suka pada namja jelek itu. Menyebalkan.", kesal Ahnka jadi menggebu-gebu. Key tertawa.



"Ini makan, semangat sekali memakinya.", sindir Key ia menyuapi makanan ke mulut Ahnka. Ahnka mengunyahnya dan tersenyum.



"Kau tau, jika tersenyum seperti ini kau terlihat lebih manis.", puji Key. Membuat semburat merah di wajah Ahnka.



"Benarkah?", malu Ahnka. Key mengangguk dan mencium pipi Ahnka.



"Agar tidak merah lagi. Pipimu lucu, merah.", goda Key. Ahnka menunduk. Benar-benar malu.



"Key kau mau makan?", Ahnka mengalihkan pembicaraan. "Aaaa Key.", Ahnka menyuapi Key. Ia senang melakukan itu.



"Gomawo.", kata Key sambil mengunyah makanannya.



"Sama-sama.", balas Ahnka riang. Key menganggukan kepalanya.



"Hei, aku punya coklat untukmu. Ini.", Key menyerahkan sebatang coklat yang ia simpan di saku celananya. Ahnka langsung menyambarnya.



"Coklat. Gomawo Key. Kau manis sekali. Hihi. Asik. Coklat.", senang Ahnka. Key mengangguk.



"Hahaha. Nanti aku bagi ya.", gurau Key. Ahnka menggeleng sangat cepat.



"Ini punyaku. Kau makan makananku saja. Otthoke?", kata Ahnka memeluk coklatnya dan menyerahkan makanannya yang tersisa pada Key dengan senyum lebar.



"Pelitnya.", ledek Key. Ahnka menjulurkan lidahnya.



"Biarin. Yee. Week.", tingkahnya benar-benar seperti anak kecil. Key tertawa dan memakan telur gulung milik Ahnka sambil memandangi Ahnka yang asik mengemut coklatnya.



"Dia lucu. Pasti dia suka padaku. Hihi.", batin Key penuh percaya diri.



"Huah aku tidak boleh kalah dari bocah jelek itu.", tekad Heechul yang melihat pemandangan itu dari jauh.





.....





Tok. Tok.

Pintu rumah Ahnka diketuk pelan. Ahnka yang kebetulan sedang berada di ruang keluarga, langsung berlari membukakan pintu.



"Oppa.", kagetnya melihat siapa yang datang. Yang tak lain Heechul tersenyum padanya.



"Hello Jagi.", sapa Heechul sambil mencium pipi Ahnka. Ahnka menyipitkan matanya.



"Oppa genit.", ledek Ahnka mencubit hidung Heechul gemas. Heechul menggembungkan pipinya dan diam.



"Oppa marah ya?", takut Ahnka melihat gelagat Heechul. Heechul menganggukan kepalanya.



"Mwo? Kan cuma aku cubit.", kata Ahnka. Heechul membuang nafasnya.



"Tapi kan sakit. Huhu.", sedih Heechul yang sebenarnya hanya berpura-pura.



"Mianhae. Baikan.", sesal Ahnka menyodorkan kelingkingnya. Heechul tersenyum.



"Jalan-jalan yuk.", Heechul menyeret tangan Ahnka tiba-tiba, tanpa peduli tawaran Ahnka.



"Oppa aku belum bilang Siwon oppa. Nanti marah.", potong Ahnka, takut kalau kakaknya nanti mencarinya. Heechul menghadap Ahnka dan memajukan bibirnya.



"Ah oppa. Ne jalan-jalan, tapi aku ganti sepatu dulu ya. Lihat aku hanya pakai sandal rumah.", rajuk Ahnka yang tidak bisa menolak wajah memaksa itu. Heechul menggeleng lalu berjongkok.



"Kkaja, aku gendong saja. Naik-naik ppali.", kata Heechul tidak sabaran. Ahnka tertawa dan.. HAP.. Ia dengan mulusnya meloncat ke punggung Heechul.



"Kita mau kemana oppa?", tanya Ahnka yang tidak tau kemana Heechul membawanya.



"Hanya jalan-jalan malam di sekitar rumahmu saja. Oke. Hehe.", jawab Heechul. Ahnka mengangguk dan memperat pelukannya pada leher Heechul.



"Oppa apa tidak berat menggendongku seperti ini?", tanya Ahnka. Heechul menggeleng.



"Pastinya tidak. Hehe. Tapi sedikit iya sih. Hehe.", gurau Heechul. Ahnka mengerucutkan bibirnya.



"Jahat.", manja Ahnka memukul pundak Heechul.



"Sakit.", ringis Heechul yang berbohong. Ahnka memegang pipi Heechul.



"Mianhae oppa.", sesal Ahnka. Heechul mengangguk.



"Jagiya. Apakah kau menyukaiku?", tanya Heechul. Ahnka mengangguk pasti.



"Pasti aku suka oppa. Oppa kan orangnya baik.", senang Ahnka. Heechul terkikik. Ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Ia menghentikan langkahnya dan menurunkan Ahnka.



"Oppa kenapa berhenti?", heran Ahnka. Heechul tidak menjawab, ia malah menggenggam tangan Ahnka.



"Jagi, saranghae.", ucap Heechul menatap dalam mata Ahnka. Ahnka membulatkan matanya.



"Oppa?", tidak percaya Ahnka.



"Saranghae.", lagi-lagi Heechul membisikan kata-kata itu dengan mesra. Detik itu juga, Ahnka merasakan ada sesuatu yang lembut menekan bibirnya, mengulumnya, menjelajah bibir dan rongga mulutnya. Ahnka diam, ia tidak percaya ini. Apa yang terjadi? Aliran darahnya mengalir kencang.



"Maukah jadi kekasihku?", tanya Heechul di sela ciumannya.



"Uhmm. Uhmm. Oppa bisakah minta waktu? Uhmmm.", jawab Ahnka sambil mendesah tidak karuan.



"Baiklah.", jawab Heechul. Ia mengedipkan matanya, setelah menghentikan ciumannya. Ada gurat kekecewaan di wajah Ahnka, ketika bibirnya bebas.*dia demen*



"Oppa bisa minta ciuman lagi?*orang bego ya ampun*", pinta Ahnka dan sontak membuat Heechul ternganga kaget tidak percaya. Ahnka malah tersenyum lebar karenanya.





.....



Ahnka merenung memikirkan apa yang Heechul tanyakan kemarin malam. Menjadi kekasihnya? Dia mesti memberi jawaban apa?



"Kenapa aku jadi frustasi seperti ini?", teriaknya sambil mengacak-acak rambutnya seperti orang gila.



Duugg.

Sebuah bola basket tepat mengenai keningnya dan itu membuat kepalanya menjadi begitu pening.



"Aish, gadis bodoh. Kau jadi kena bola kan. Sudah tau ini lapangan basket malah melamun.", omel pria yang tak lain Jaejoong. Ia mengusap kening Ahnka yang masih setengah sadar.



"Pusing.", gerutu Ahnka.



"Buka matamu. Apa masih pusing?", suruh Jaejoong masih terus mengusap kening Ahnka pelan. Ahnka mengerjapkan matanya.



"Kau.", bibir Ahnka dimajukan, waktu melihat siapa orang di hadapannya.



"Pasti sengaja melempar bola padaku.", tuduh Ahnka kesal. Jaejoong membuang tangannya yang tadi menyentuh Ahnka.



"Malah menuduhku, dasar gadis gila.", kesal balik Jaejoong. Ahnka menepuk pipi Jaejoong.



"Ih jangan meledekku. Menyebalkan.", gemas Ahnka. Jaejoong memicingkan mata.



"Kau suka sekali memukulku. Memangnya tidak sakit.", omel Jaejoong. Ahnka menggembungkan pipinya.



"Kau juga suka menggangguku, impas bukan.", tidak mau kalah Ahnka. Jaejoong yang kesal, memutuskan pergi meninggalkan Ahnka dan kembali bermain basket.



"Hei, hei. Kau marah padaku?", tanya Ahnka yang berlari mengejar Jaejoong. Gadis ini tidak mau ada satu orangpun yang marah padanya, ia takut.



"Iya.", jawab ketus Jaejoong. Ahnka menarik-narik lengan baju Jaejoong dan tersenyum lebar.



"Jangan marah! Aku bergurau saja.", bujuk Ahnka. Jaejoong menggeleng.



"Aku tidak bergurau saat aku marah padamu. Jadi sudahlah.", Jaejoong keras. Ahnka menghentakan kakinya.



"Yasudah marah saja. Heuh. Namja jelek, aneh, menyebalkan, babo.", teriak Ahnka di telinga Jaejoong, lalu kabur dari sana saat melihat Jaejoong diselimuti aura gelap yang membuatnya lebih ketakutan.



"Gadis itu.", gerutu Jaejoong. Namun, tak beberapa detik bibirnya mengembangkan senyum.



"Yaa nae bubu. Hihi.", gumamnya senang. Memang seperti itu ia menamai Ahnka, 'BUBU'.



.....





Key menimbang-nimbang kotak kecil berwarna biru dongker yang berada di tangannya.*minjem hello* Ia tersenyum-senyum, tapi jauh di dalam hatinya ia begitu gugup. Bagaimana cara ia mengetuk pintu kamar di hadapannya, setelah diberitahu Siwon, kalau Ahnka ada di dalam kamar.



Tok. Tok.

Dengan keberanian penuh, Key akhirnya mengetuk pintu dihadapannya. Jantungnya berdegup dengan kencang. Ia tidak pernah merasakan seperti ini sebelumnya. Tidak ada yang membukakan.



Ceklekk.

Saat memegang gagang pintu, ternyata pintu itu tidak dikunci. Seperti pencuri, Key menyembulkan kepalanya. Ia melihat seorang gadis yang sedang tidur memeluk guling. Ia tertawa kecil, melihat gadis itu dengan gaya tidur anehnya.



"Babyku lucu.", gumamnya. Ia mendekati tempat tidur dan duduk disisinya.



"Mumumu. Emmm.", igau Ahnka dalam tidurnya. Bibirnya mengerucut lucu. Melihat itu tanpa segan, Key langsung menyambar bibir tebal itu. Dikecupnya kecil.



"Baby, kau menggagalkan rencanaku. Tau tidak aku sudah berlatih untuk malam ini. Tapi kau malah tidur.", dumel Key pada Ahnka yang tertidur, saking gemas, ia mencubit kecil pipi Ahnka. Tapi itu malah membuat Ahnka terbangun.



"Sakit oppa, jangan ganggu aku tidur.", kesalnya dengan mata masih terpejam, mengira kakaknya, Siwon mengganggu tidur lelapnya.



"Ini aku Key. Bukan Siwon hyung.", bisik Key. Ahnka mengerjapkan matanya. Dan baru dapat melihat Key saat matanya benar-benar terbuka.



"Kau? Menggangguku, pipiku sakit. Huh.", protes Ahnka dengan manjanya. Key tersenyum tidak bersalah.



"Aku kan gemas tau.", ngeyel Key. Ahnka mengangguk kecil.



"Oh iya. Kok ada kau di kamarku?", heran Ahnka. Key menggaruk belakang kepalanya karena malu.



"Aku. Emmhh.", gugup Key. Ahnka menyipitkan matanya.



"Aku apa?", penasaran Ahnka.



'Aish, kenapa jadi gugup lagi.' pikir Key. "Aku menyukaimu, mencintaimu. Saranghae nae baby.", bicara Key cepat tanpa jeda, dan setelahnya ia menghembuskan nafas leganya. Akhirnya. Ahnka mengerutkan kening, bingung. Kemarin Heechul, sekarang Key. Ini terlalu mendadak. Yang mana? Yang mana yang harus ia pilih? Ahnka menggaruk kepalanya.



"Mau jadi kekasihku?", tanya Key sekaligus mengeluarkan kotak kecil di balik tangannya. Ahnka makin terkesiap.



"Hah?", kagetnya. Semua diam. Pada akhirnya. "Bisa minta waktu. Aku bingung.", pinta Ahnka yang benar-benar dalam galaunya. Key tersenyum.



"Baiklah, tapi ini untukmu. Ada ukiran namamu di dalamnya.", Key meraih tangan Ahnka dan memakaikan cincin itu di jari manis Ahnka. Ada sebuah masalah, cincin itu tidak masuk, terlalu kecil.



"Tidak masuk. Aku gendut. Huhu.", eluh Ahnka sedih. Key punya akal. Ia sematkan di jari kelingking Ahnka dan berhasil. Key tersenyum.



"Masuk. Tidak gendut.", riangnya. Ahnka tersipu malu.



"Benar ini untukku?", sangsi Ahnka membuyarkan malunya. Key mengangguk.



"Gomawo.", senang Ahnka yang kemudian refleks memeluk Key. Dan Key membalas pelukan itu dengan hangat.



.....



Ahnka memajukan bibirnya sambil menyandarkan kepalanya di pundak Hyun Joong. Mereka kini duduk di kursi taman dekat sekolah Ahnka.



"Kau kenapa? Daritadi sepertinya aneh.", tegur Hyun Joong. Ahnka menggerak-gerakan kakinya.



"Bingung.", jawabnya singkat. Hyun Joong mengerutkan keningnya.



"Kenapa?", tanyanya lagi yang tidak mengerti. Ahnka menenggakkan kepalanya, sedikit mengintip Hyun Joong.



"Menurut oppa, Key atau Heechul oppa?", tanya balik Ahnka.



"Maksudnya?", kini Ahnka membuat Hyun Joong tambah tidak mengerti.



"Mereka berdua memintaku untuk menjadi kekasihnya. Aku bingung.", jelas Ahnka. Hyun Joong menarik nafasnya.



"Terus?", ada cemburu dari nada Hyun Joong.



"Ih kan aku bilang aku bingung mau pilih yang mana. Huh.", kesal Ahnka yang bangkit dari menyenderkan kepalanya.



"Marah.", ledek Hyun Joong. "Kalau begitu kau menyukai yang mana?", tanya Hyun Joong. Ahnka berpikir dan tak lama menggeleng.



"Tidak tau. Huah.", frustasi Ahnka. Hyun Joong tersenyum.



"Bagaimana kalau menjadi kekasihku?", Hyun Joong berhasil memanfaatkan keadaan dan tentu saja membuat Ahnka makin bingung.



"Oppa jangan bercanda, aku serius.", marah Ahnka. Hyun Joong menggenggam jari-jemari Ahnka.



"Ani. Tidak ada yang bercanda.", nada bicara Hyun Joong menjadi serius. Matanya tajam menatap Ahnka. "Aku pulang memang untuk ini. Sejak kecil, aku menyayangimu bukan sebagai adik. Apakah kau tidak menyadarinya?", bicara Hyun Joong. Ahnka menggeleng.



"Aku pernah marah, saat kau bilang temanmu mencium pipimu waktu kau masih SMP.", Hyun Joong mengingatkan. Ahnka mengangguk.



"Aku takut pada oppa saat itu.", saut Ahnka dengan polosnya.



"Kau tau, itu karena aku cemburu.", jelas Hyun Joong. "Mianhae membuatmu takut.", sesalnya sambil mengusap rambut Ahnka.



"Sekarang aku ingin mengatakannya. Aku mencintaimu dari sini.", Hyun Joong menuntun tangan Ahnka menyentuh dadanya dan Ahnka dapat dengan jelas merasakan degub jantung Hyun Joong yang begitu kencang.



"Oppa.", tidak percayanya.



"Bagaimana? Menjadi kekasihku?", tanya Hyun Joong dengan jarak wajah kurang dari lima centimeter dengan wajah Ahnka. Wajah Ahnka memerah seketika. Ia menunduk, tapi tangan Hyun Joong mengangkat dagunya.



Cup.

Ia daratkan ciuman kecil di bibir Ahnka. Ahnka kali ini benar-benar kaget. Ciuman pertama dari Hyun Joong.



Gubraaak.. Grasaak.. Grusuukk..



"Jaejoong?", kaget Ahnka melihat Jaejoong yang tersungkur dari balik semak-semak.



"Hehe.", tawa Jaejoong sumbang menahan malu ketahuan sedang bersembunyi menyaksikan yang terjadi. 'Ah sial, ketahuan.', gerutunya dalam hati. Jaejoong memang sengaja mengikuti Ahnka. Tapi tidak disangka, karena kaget melihat pemandangan tidak enak, ia terjatuh dan seperti ini jadinya.



"Sedang apa disitu?", heran Ahnka. Jaejoong langsung bangkit dan membersihkan dirinya yang berantakan.



"Gwaenchanayo?", khawatir Ahnka yang langsung mendekati Jaejoong dan membantu Jaejoong membersihkan tubuhnya.



"Aniya. Hehe. Aku tidak sengaja lewat. Aku pulang ya. Dah. Silahkan melanjutkan.", salah tingkah Jaejoong yang langsung pergi dari sana.



"Chamkkaman.", teriak Ahnka. Jaejoong terhenti langkahnya.



"Waeyo?", tanya Jaejoong. Ahnka melepas kain yang dijadikannya bando penghias rambutnya.



"Sikumu berdarah.", beritahu Ahnka, ia membalut siku Jaejoong dengan kain itu. Jaejoong memperhatikan wajah gadisnya itu yang terampil mengurus lukanya.



"Gomawo.", ucap Jaejoong sambil mengusap puncak kepala Ahnka. Ahnka memerah pada wajahnya. Hatinya senang, tapi ia tak tau kenapa.



"Hati-hati di jalan.", teriak Ahnka ketika Jaejoong memasuki mobilnya. Wajahnya terlihat benar-benar senang.



'Ternyata dia sainganku.', pikir Hyun Joong dalam hati.





.....





"Oppa.", panggil Ahnka yang bergelayut manja di pundak Siwon.



"Pasti ada maunya.", tebak Siwon malas. Ahnka merengut.



"Jahat. Onnie, oppanya.", adu Ahnka pada Sooyoung, kakak perempuannya.



"Aish oppa. Ahnka kan cengeng. Jangan suka meledeknya.", omel Sooyoung pada kakaknya. Siwon menahan tawa mendengar pembelaan adiknya. Ahnka memajukan bibirnya.



"Huh. Padahal mau cerita.", marah Ahnka. Ia kembali ke kamarnya. Siwon dan Sooyoung saling pandang, lalu tersenyum. Mempunyai jalan pikiran yang sama, mereka berduapun menyusul Ahnka ke kamarnya.



"Cerita apa?", tanya Siwon. Ahnka tersenyum menang.



"Mau cerita. Aku bingung, memilih siapa.", wajahnya berubah murung dengan cepat. "Heechul oppa, Hyun Joong oppa apa Key? Semuanya meminta menjadi kekasihku. Aku bingung.", cerita Ahnka. Sooyoung tertawa kecil.



"Nae dongsaeng laku juga akhirnya. Haha.", gurau Sooyoung. Ahnka menggembungkan pipinya.



"Onnie sama saja seperti oppa. Jahat.", kesal Ahnka. Sooyoung terkikik dibuatnya.



"Jadi ada yang sedang bingung nih. Hehe.", goda Sooyoung. Ahnka mengangguk.



"Kau maunya dengan siapa?", tanya Siwon. Ahnka menggeleng.



"Tidak tau. Aku tidak tau siapa yang jadi jodohku diantara mereka.", jawab Ahnka berlebihan. Sooyoung menjentikan jarinya.



"Kita ke peramal kenalanku. Siapa yang jadi jodohmu.", usul Sooyoung. Ahnka tersenyum.



"Onnie pintar, ayo.", Ahnka langsung berdiri dan menarik tangan Sooyoung.



"Aish, tidak sabar sekali.", kesal Sooyoung. Memang seperti itu adiknya. Akhirnya mereka bertiga pergi ke peramal yang Sooyoung maksud, detik itu juga.





.....





Ahnka, Sooyoung, dan Siwon dengan perlahan membuka pintu ruangan yang tampak remang, dengan takut-takut.



"Aku tau. Kalian kesini ingin menanyakan jodoh untuk gadis manja ini kan?", tebak si peramal yang berpenampilan aneh layaknya wanita gipsy.





"Iya.", jawab Ahnka dengan gugup. Peramal itu tersenyum.



"Empat namja. Salah satunya adalah jodohmu dan yang lainnya, kau tidak dapat lepas dari mereka, kau membutuhkan mereka.", bicara peramal itu tanpa ditanya, hanya dengan ia menatap wajah Ahnka.



"Empat? Hanya tiga. Lagipula aku tidak mengerti.", kata Ahnka heran. Peramal itu tersenyum lagi.



"Ada empat, gadis manis. Dan jodohmu bermarga Kim. Kau akan mengerti dengan sendirinya.", jelas peramal itu lagi.



"Empat? Sudah aku bilang tiga, dan tiga-tiganya bermarga Kim. Jadi yang mana jodohku?", bicara Ahnka yang lama-lama kesal pada peramal itu. Menurutnya kata kunci bermarga Kim tidak berarti, semua pria yang membuatnya pusing akhir-akhir ini bermarga Kim.



"Gadis yang emosinya tinggi. Kemarilah.", peramal itu mengisyaratkan dengan telunjuknya agar Ahnka mendekat. Ahnka menurut saja.



"Namja terakhir. Jodohmu adalah namja keempat. Dia, dia si marga Kim yang aku maksud. Ara?", bisik si peramal tepat di telinga Ahnka. Ahnka mengerjapkan matanya. Teka-teki yang sekarang ada dalam pikirannya, siapa namja ke empat.



"Pulanglah kalian.", usir si peramal halus. Sooyoung mengangguk, lalu menarik Siwon dan Ahnka keluar dari sana secepatnya.



Sejak enyah dari rumah peramal itu sampai mereka tiba di rumahpun, Ahnka terus menggumamkan kata-kata yang sama. "Namja keempat? Siapa ya?", gumam Ahnka tanpa henti.





.....





"Bagaimana ini? Tidak boleh. Bagaimana jika mereka berpacaran? Aniya tidak boleh. Bubu menerima tiga pria itu tidak ya? Huah. Aku harus bertindak.", frustasi Jaejoong di atap sekolah saat mengingat percakapan Hyun Joong dan Ahnka kemarin. Dia merasa kedahuluan sebelum berperang.*?*



Di sisi lain, Ahnka sedang memperhatikan jarinya yang membentuk angka empat. "Namja keempat. Namja keempat.", gumamnya terus tanpa memperhatikan tujuan kemana ia melangkah.



"AHNKA~YAH SARANGHAE.", teriak seseorang terdengar dari atap sekolah. Ahnka menghentikan langkahnya.



"Siapa itu?", heran Ahnka yang samar-samar mendengar teriakan itu. Ia menyembulkan kepalanya dan tampak seorang pria yang kokoh berdiri di ujung atap.



"Omo! Yaa kau jangan bunuh diri.", teriak Ahnka yang langsung memeluk pria itu dari belakang. Dapat dipastikan pria itu terkejut saat itu juga.



"Kau benar-benar babo. Kenapa bunuh diri. Memangnya ini bisa menyelesaikan masalahmu.", marah Ahnka yang semakin erat memeluk pria yang hanya diam itu.



"Yaa kau mendengarku tidak Jaejoong?", Ahnka membalikan tubuh diam Jaejoong menghadapnya. "Kau pernah berpikir tidak, kalau kau bunuh diri. Orang-orang yang mencintaimu akan kehilanganmu. Pernah tidak?", bentak Ahnka yang tanpa sadar telah menitikan air matanya. Pria yang tak lain Jaejoong itu tersenyum kecil, ia baru sadar terjadi kesalah pahaman disini.



"Benarkah? Apa kau akan merasa kehilanganku?", tanya Jaejoong lirih, ia hanya ingin memanfaatkan keadaan.



"Tentu saja bodoh. Jaejoong bodoh. Walaupun kau menyebalkan, suka menggangguku. Tapi aku menyukaimu. Bodoh. Bodoh. Bodoh.", kesal Ahnka tanpa sadar dengan kata-katanya. Ia memukul dada bidang Jaejoong terus-menerus.



"Tapi Ahnka, siapa yang mau bunuh diri?", puas Jaejoong mengerjai Ahnka. Senyum liciknya tersungging.



"Mwo?", mata Ahnka membulat. "Jadi tidak bunuh diri.", malu Ahnka. Jaejoong mengangguk.



"Tadi kau bilang menyukaiku. Apakah benar?", goda Jaejoong menaikan sebelah alisnya. Ahnka menggembungkan pipinya dan menggeleng cepat.



"Jangan bohong.", tekan Jaejoong galak.



"Benar. Kau tidak percaya sekali.", kukuh Ahnka menjaga gengsi. Jaejoong menyipitkan matanya.



"Kalau aku yang menyukaimu bagaimana?", bisik Jaejoong mesra di telinga Ahnka. Sontak wajah Ahnka memerah seperti tomat.



"Aku menyukaimu. Dan berharap kau menjadi kekasihku.", lanjutnya lagi. Ahnka terdiam, ia tidak menyangka akan ini. Jaejoong mengedipkan matanya dan pergi dari sana.



1

2

3

4

5



"Aku mau.", teriak Ahnka refleks. Jaejoong menghentikan langkahnya dan tertawa.



'Nae bubu, aku mendapatkanmu.', riang Jaejoong dalam hati. Ingin hati berlonjak kegirangan, tapi ia tetap harus terlihat cool di depan Ahnka.



"Sini. Peluk aku kalau kau benar-benar mau.", suruh Jaejoong. Tanpa segan Ahnka langsung menubruk tubuh Jaejoong dan memeluknya.



"Namja babo.", bisiknya namun riang. Ia senang. Tapi tunggu.



"Heechul oppa, Key, Hyun Joong oppa, Jaejoong.", gumam Ahnka seperti sedang menghitung sesuatu.



"Kyaaaa. Kau namja keempat itu. Haha. Iya.", heboh Ahnka mengejutkan Jaejoong yang tampak bingung.



"Ada apa?", heran Jaejoong.



"Kim Jaejoong. Margamu Kim. Berarti kau jodohku. Aku benar. Yeay. Yeay.", Ahnka meloncat-loncat kegirangan layaknya orang tidak waras.



Cup.

Ahnka mencium pipi Jaejoong sekilas, lalu berlari sambil berteriak.



"Marga Kim, aku tau. Namja keempat. Yeay.", teriak Ahnka. Jaejoong mengangkat sebelah alisnya.



"Dia sudah gila sepertinya.", Jaejoong hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya aneh.





.....





"Huah, aku ditolak. Kenapa malah si Jaejoong jelek itu. Aish.", frustasi Key mengacak-acak rambutnya, ketika sebelumnya Ahnka menolaknya sepulang sekolah tadi.





-Flashback-



"Mianhae Key. Aku terlanjur mencintai Jaejoongku. Tapi tenang saja, aku juga menyayangimu. Jangan marah ya.", takut Ahnka, ia mencoba merajuk pria di depannya. Key menunduk lesu.



"Gwaenchana. Aku tidak apa-apa. Sudah sana, Jaejoongmu menunggu.", lemas Key. Ahnka tersenyum.



"Gomawo. Aku pergi.", Ahnkapun berlari masuk ke mobil Jaejoong. Meninggalkan Key terkulai lemas.





-End of Flashback-





Buukk.

Suara seseorang menendang sofa ruang tamu.



"Kenapa aku tidak bisa memprediksi si Jaejoong itu. Aku kira sainganku cuma si bocah ingusan itu. Ah babo.", kesal Heechul yang juga mengacak rambutnya.





-Flashback-



"Oppa tidak marah kan?", takut Ahnka. Heechul menggeleng.



"Gwaenchana. Tapi kita teman kan?", tanya Heechul. Ahnka mengangguk cepat.



"Kau tetap nae oppa.", riang Ahnka memeluk Heechul. Heechul menghembuskan nafasnya.



"Kalau si Jaejoong macam-macam padamu, dia berhadapan denganku.", kecam Heechul. Ahnka mengangguk dan mengangkat kedua ibu jarinya dengan pasti.





-End of Flashback-





Hyun Joong menarik nafasnya dan membuangnya kasar.



"Sudah aku tebak. Dia yang menang.", gumam Hyun Joong.





-Flashback-



"Tidak bisa menerimaku, karena kau memilih Jaejoong.", tebak Hyun Joong sesaat Ahnka menolaknya.



"Darimana oppa tau?", heran Ahnka, dia belum membahas Jaejoong. Hyun Joong tersenyum.



"Dari sikapmu. Yasudahlah. Aku tau seharusnya aku hanya selalu menjadi oppamu gadis jelek.", Hyun Joong mengacak-acak rambut Ahnka. Ahnka mengangguk.



"Aku sayang oppa.", celetuk Ahnka dengan senyuman.





-End of Flashback-





Malam itu, dalam waktu yang bersamaan tiga pria sedang patah hati, hanya karena satu orang gadis manja, cengeng, tapi galak yang menolak mereka. Sedangkan satu pria lain tampak sedang berbahagia bersama gadis itu.



"Bubu.", panggil pria berbahagia itu.



"Kenapa kau selalu memanggilku bubu sih? Jelek sekali.", protes gadis yang tak lain adalah Ahnka.



"Terserahku mau memanggilmu apa.", ngeyel pria yang adalah Jaejoong.



"Menyebalkan. Kalau begitu aku memanggilmu. Ehmm. Siapa ya.. Ahh, aku memanggilmu bebe.", tidak mau kalah Ahnka. Jaejoong membulatkan matanya.



"Mwo? Jelek sekali. Apa tidak ada yang lebih bagus.", protes Jaejoong. Ahnka menggeleng.



"Terserahku dong mau memanggilmu apa.", balas Ahnka. Jaejoong memicingkan mata.



"Yaa kau mau membalasku.", galak Jaejoong. Ahnka menjulurkan lidah dan memukul kepala Jaejoong.



"Nae bebe babo.", ledek Ahnka.



"Kau ini.", gemas Jaejoong yang mencubit pipi gembil Ahnka keras. Ahnka hanya meringis kesakitan.



"Saranghae.", bisik Jaejoong kemudian. Ahnka langsung tersipu malu karenanya.











The End

No comments:

Post a Comment