Monday, November 8, 2010

Fan Fiction.. Smile..

Tittle; Smile

Author: Anka 'bubu'

Cast:

- Icha as Hyun In
- Kikwang





cekidot

+++++++++++++++++++++

Hyun In menyeruput orange juicenya dengan bibir yang menggerutu tidak jelas.
"Ish.. Menyebalkan.", gerutu Hyun In melihat Kikwang yang sok keren, sok tampan menurutnya. Padahal memang semuanya nyata, Kikwang memang keren, memang tampan dan juga mempunyai aura pemikat kaum hawa. Tapi pembawaannya yang dingin dan jarang sekali tersenyum bahkan tidak pernah tersenyum, membuat Hyun In membangun pemikirannya sendiri.

"Yaa kau ini sedang apa? Kau terus saja bergerutu.", tegur Younhee. Hyun In menyipitkan mata.

"Kau tau manusia di antara para gadis itu. Ish, sombong sekali.", umpat Hyun In meremas-remas tangannya kesal.

"Kau mengurusi sekali. Biarkan dia mau apa. Kan bukan urusanmu.", sinis Younhee yang mulutnya sedang setajam silet. Minta diasah Junsu sepertinya agar tambah tajam.*hahaha*

"Siapa juga yang mengurusinya. Kurang kerjaan.", kesal Hyun In, ia segera berdiri dan pergi dari hadapan Younhee. Saat itu, ia berpapasan dengan Kikwang, Hyun In mendengus.

"Pagi Hyun In-ssi.", sapa Kikwang dengan mimik muka yang datar.

"Siapa ya? Kenal?", ketus Hyun In. Terus saja berlalu pergi.

"Hyun In-ssi. Kalau tidak kenal, makanya kenalan dulu.", teriak Kikwang. Hyun In hanya menganggap teriakan itu angin lalu.

"Oppa kenalan denganku saja?", celetuk beberapa gadis.

"Sunbae denganku saja.", celetuk gadis yang lain.

"Ish dia itu galak sekali.", eluh Kikwang yang terus saja berjalan tidak peduli dengan fansgirlnya. Malah ia menunjukan sorotan mata tajamnya. Yang ia kira bisa mengusir para pengganggu. Namun, tebakannya meleset. Beberapa gadis malah pingsan melihat sorotan mata tajam Kikwang. ^^a Tapi Kikwang tidak peduli.

....

"Shut Up!!!", teriak Kikwang pada gadis-gadis yang bergerombol mengerumuninya disaat bel istirahat baru saja berbunyi. "Kalian diam disini, jangan ada yang mengikuti ke kantin. Oke. Bye.", kecam Kikwang. Ia pergi ke kantin dengan wajah coolnya. Dan tangan yang dimasukan ke dalam celana. Terlihat keren sekali.

"Jarang sekali tersenyum. Aneh.", rutuk Hyun In untuk kesekian kalinya melihat tingkah Kikwang. Ya, Hyun In selalu saja memperhatikan tingkah Kikwang dan selalu bergerutu kesal sendiri.

"Kau ini senang sekali memperhatikan dia.", tegur Younhee lagi sekarang lebih santai.

"Aniya. Aku hanya heran saja. Pria yang tidak suka tersenyum itu kenapa di gilai para gadis ya? Aku bingung.", saut Hyun In menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Karena dia tampan.", celetuk Younhee dengan tampang sok lugunya.

"Tampanan juga Key.", balas Hyun In tidak terima. Younhee memutar bola matanya.

"Tampanan juga Junsuku.", timpal Younhee. Hyun In memicing mata dan memukul kepala Younhee pelan.

"Aku serius.", kesal Hyun In.

"Appo. Kau ini. Dasar gadis kejam. Mana aku tau, mungkin karena dia tidak suka tersenyum. Disitu daya tariknya. Buktinya saja kau sampai penasaran bukan main dibuatnya.", papar Younhee memainkan alisnya setelahnya.

"Maksudmu? Aku tidak penasaran. Aku cuma heran.", elak Hyun In. Younhee tertawa keras.

"Apa katamu saja.", pasrah Younhee yang sebenarnya meledek.

....

Ckkiiiitt.. Braakk..
Suara ban berdecit karena di rem paksa yang disusul suara benturan karena menyerempet sesuatu. Kikwang segera keluar dari mobilnya dan terkejut karena telah menyerempet seseorang.

"Gwaenchana?", panik Kikwang.

"Gwaenchana dari Hongkong. Kau bisa menyetir tidak Lee Kikwang?", kesal Hyun In yang terserempet mobil Kikwang. Kikwang tersenyum manis. Sedangkan Hyun In membelalakan matanya besar-besar. Ini pertama kalinya ia melihat senyum Kikwang. Matanya tak henti berkedip, mencari kesadaran kalau ia tidak salah lihat.

"Tadi pagi katanya tidak kenal, tapi tadi kau menyebut namaku lengkap sekali.", sindir Kikwang yang tidak peduli dengan emosi Hyun In. Hyun In segera tersadar dari senyuman Kikwang yang membuatnya gila.

"Yaa diam kau. Heuh. Awas, aku mau pulang.", Hyun In kembali pada tabiatnya yang galak minta ampun.*asik* Ia mendorong tubuh Kikwang yang menyangganya.

"Aduh galak, galak.", batin Kikwang menghela nafas.

"Adaaawww.", teriak Hyun In kesakitan saat hendak bangkit. Ada luka besar di lututnya. Dan itu perih sekali. Menyedihkan memang.

"Aduh sakit ya.", cemas Kikwang ia meniup-niup luka Hyun In dengan mulutnya.*yaiyalah masa pake gigi* "Aku antar pulang saja ya?", tawar Kikwang yang tanpa babibu lagi langsung membopong Hyun In ala bridal style masuk ke dalam mobilnya.

Kikwang langsung mengambil kotak P3K di dalam dashboard mobilnya, lalu mengangkat kaki kanan Hyun In yang terluka untuk diluruskan ke atas pahanya. Otomatis Hyun In segera menutup rok seragamnya yang tersingkap.*buahahaha*
(Posisi: Hyun In duduk di jok depan, Kikwang di jok kemudi setir. Jadi kaki kanannya Hyun In lurus berbantal paha Kikwang, supaya ngobatin lukanya gampang)

"Yaa kau mau apa?", teriak Hyun In yang berpikir macam-macam. Ia memukul kepala Kikwang dengan tasnya.

"Appo. Kau ini, jangan berpikiran mesum. Aku hanya ingin mengobati lukamu.", papar Kikwang sembari mengobati luka Hyun In dengan alkohol.

"Warna pink. Lumayan. Hahaha.", gumam Kikwang dalam hati yang melihat sedikit celana dalam Hyun In.*ngakak gw* Hyun In yang kesal tidak bisa berkoar-koar lagi. Karena memang Kikwang mau mengobati luka pada lututnya.

Kikwang mengobati luka Hyun In, dengan begitu cekatan dan sangat hati-hati.

"Heh, sakit. Pelan-pelan.", kesal Hyun In sok manja. Kikwang malah tersenyum.

"Cerewet, galak sekali. Ini aku sudah pelan-pelan tau.", eluh Kikwang dengan bibir yang dimajukan. Hyun In menatap wajah Kikwang yang begitu serius mengobatinya.

"Manis juga.", gumam Hyun In. Kikwang mengerinyitkan dahi.

"Apa yang manis?", tanya Kikwang. Hyun In jadi gelagapan.

"Itu. Orange Juice yang aku minum tadi manis.", jawab Hyun In dengan jawaban super duper bodoh.

"Oh, aku kira aku yang manis.", gurau Kikwang dengan senyum percaya dirinya. "Sudah selesai. Sekarang kita pulang.", semangat Kikwang. Hyun In menarik kakinya dari paha Kikwang. Kikwang segera menjalankan mobilnya.

Hyun In terdiam memperhatikan Kikwang yang sedang menyetir sambil senyum-senyum sendiri. Pemandangan yang sulit ia temukan sebelumnya. Tapi pemandang ini yang sudah sering ia temukan sejak beberapa puluh menit yang lalu.

"Hei. Lee Kikwang.", panggil Hyun In dengan menusuk-nusuk bahu Kikwang dengan telunjuknya. Kikwang menoleh singkat, lalu kembali fokus menyetir.

"Apa?", saut Kikwang.

"Aku heran, bukannya kau tidak suka tersenyum? Tapi daritadi, kau tidak henti-hentinya tersenyum. Sudah gila ya?", heran Hyun In dengan bibir yang dimajukan, dan telunjuk yang mengetuk-ngetuk keningnya. Kikwang tertawa terbahak-bahak.

Ciiittt
Ia mengerem mobilnya dengan mendadak. Tubuhnya langsung bergerak menoleh ke arah Hyun In. Ia menggenggam erat tangan Hyun In. Hyun In mengerutkan keningnya. Menatap kecil ke arah Kikwang, dengan detak jantung yang sudah tidak karuan.

"Kau tau. Karena senyumku hanya untukmu.", bisik Kikwang di telinga Hyun In.

Cuuuppp
Kecupan ringan di sudut bibir Hyun In yang terbuka karena terkejut dan tubuhnya terbujur kaku*mayat x*.

"Kita pulang.", Kikwang mengedipkan matanya dan senyum termanis disuguhkan hanya untuk Hyun In.

....

Hyun In terus menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tidak percaya dengan bisikan Kikwang di telinganya, tindakan Kikwang yang sedikit mengecup bibirnya. Ditambah Kikwang tau dimana letak rumahnya tanpa diberitahu olehnya.

"Yaa orang itu.", teriak Hyun In.

"Orang siapa?", tegur seorang pria yang duduk di samping Hyun In.

"Kauuu!!", kaget Hyun In dengan wajah memerah.

"Melanjutkan pertanyaanmu yang kemarin. Senyumku akan mengembang hanya karena kau ada di sisiku, Hyun In-ah. Saranghaeyo.", bisik Kikwang lagi di telinga Hyun In. Hyun In dengan cepat menatap lekat-lekat Kikwang. Tidak percaya, Kikwang berkata seperti itu. Yang kemarin saja membuatnya tidak percaya apalagi yang sekarang.

"Ma.. Mak.. Sudny.. Nyyaaa?", tidak mengerti Hyun In akan perkataan Kikwang dengan terbata-bata.

"Maksudnya, aku ingin kau jadi kekasihku. Agar aku bisa selalu tersenyum dan kau bisa melihat senyumku setiap hari. Karena aku menyukaimu. Saranghaeyo.", jelas Kikwang lebih mantap. Ia menatap kedua bola mata Hyun In dengan seksama. Begitupun Hyun In yang sudah terlarut dalam tatapan itu. Hyun In mengangguk pelan tanpa dikomando oleh pikirannya. Kikwang tersenyum.

Cuuuppp
Ciuman hangat pada bibir Hyun In diberikan manis oleh Kikwang. Hyun In tersipu malu sehabisnya.

....

Tin. Tin.
Suara klakson mobil sebagai isyarat Kikwang menunggu di depan rumah Hyun In.
Hyun In yang sudah tau itu kebiasaan Kikwang, segera berlari keluar rumahnya. Dan masuk ke dalam mobil Kikwang.

"Kau ini berisik sekali.", kesal Hyun In. Kikwang tersenyum tidak peduli.

"Kita pergi.", semangat Kikwang.

Ia membawa Hyun In ke sebuah restaurant yang cukup romantis. Alunan musik slow jazz mengiringi makan malam mereka.
"Tumben sekali bawa aku ke tempat seperti ini.", heran Hyun In. Kikwang menyipitkan mata.

"Sekali-kali boleh kan?", saut Kikwang. Hyun In hanya diam.
Tak lama pelayan menyajikan makanan. Keduanya melahap makanan yang tersaji dengan perlahan.

Treekk
Lampu di restaurant tiba-tiba mati. Dan benar-benar gelap.

Ting. Ting.
Dentingan suara piano. Dan seketika lampu di restaurant itu menyala terang benderang.

'You are such a beautiful woman.
Donna kiss ga ii no? Bokue dake ni oshiete a beautiful world.
You are such a beautiful woman.
Mou tomeraresou ni nai my baby soba ni kite koko de feel me.
Cause you are so beautiful.'
(BEAUTIFUL YOU - DBSK/THSK)

Alunan suara merdu dari Kikwang dan iringan piano terhenti saat tepukan meriah dan nyanyian Saengil Chukkae Hamnida menggema di penjuru restaurant. Tiba-tiba seluruh teman-teman terdekat Hyun In muncul. Walau tak ramai. Namun kehadiran Ahnka, Jaejoong, Younhee, Junsu, Chae Ri, Kyuhyun, Hyoo Won dan Siwon sudah mampu membuat Hyun In terkejut. Ia menatap ke arah Kikwang dengan tatapan 'ini pasti ulahmu'. Kikwang mendekat pada Hyun In.

"Saengil chukkae jagiya. Wish you all the best. Saranghaeyo.", ucap Kikwang mengecup kening Hyun In.

"Bagaimana kau bisa tau hari ini ulang tahunku?", kesal Hyun In. Kikwang memutar bola matanya.

"Aku kan kekasihmu, jadi aku tau semua tentangmu.", jawab Kikwang mantap.
Pelayan membawa meja dorong yang terdapat kue tart.
"Tiup lilinnya. Tiup lilinnya.", seru teman-teman Hyun In. Setelah make a wish. Hyun In meniup lilin segera. Tepuk riuh terdengar setelahnya.

Saatnya pemberian ku tart pertama. Tentu saja Kikwang sudah percaya diri. Hyun In tersenyum.
"Ini untukmu tuan mahal senyum.", sindir Hyun In menyodorkan kue pertama.

"Poppo. Poppo.", teriak Ahnka dan yang lainnya. Wajah Hyun In langsung memerah. Kikwang meletakan kuenya di meja. Ia meraih tengkuk Hyun In, dan akhirnya mereka berciuman mesra.





FIN

No comments:

Post a Comment