Monday, November 8, 2010

Fan Fiction.. Who is My Love???

Title: Who is My Love??

Author: Anka 'bubu'

Cast :

- Keluarga Choi :
* Mr. Choi
* Mrs. Choi
* Choi Siwon
* Choi Ahnka (Priyanka 'Jaejoong' Adindanoor)
* Choi Minho
* Choi Minhwan

- Kang Hyoo Won (ThI'ka HyOo CassiElf)

- Kim Jaejoong*gak penting bebeku cuma numpang nama*

- Lee Taemin *female*




Ayo kita mulai.
Lanjut.


+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++



Tanpa permisi, tanpa sopan santun. Siwon yang merasa anak tertua di rumah itu, selalu menempatkan diri sebagai penguasa sejati. Jadi tidak ada niat untuknya menghormati privasi para adiknya. Karena itu, ia dengan seenaknya saja masuk ke kamar Ahnka dan Hyoo Won yang masih tertidur pulas.

"Hei Hyoo Won! Tembem cepat bangun.", teriak Siwon di telinga Hyoo Won yang sebenarnya adalah sahabat adiknya yang tinggal di rumah mereka. Kedua orangtua Hyoo Won, telah meninggal dunia sejak dua tahun yang lalu akibat kecelakaan pesawat. Ia adalah pewaris tunggal perusahaan keluarganya, namun hidupnya hanya sebatang kara. Sejak dulu, Ahnka, seluruh keluarga Ahnka dan Hyoo Won sudah beranggapan mereka adalah keluarga. Karena itu, Hyoo Won diajak untuk tinggal di rumah mereka saja.

"Huah oppa. Bisa pelan-pelan kan. Telingaku sakit.", beritahu Hyoo Won dengan lembut. Walaupun nadanya kesal.

"Iya. Mianhae tembem. Makanya bangun cepat. Buatkan aku makanan. Lapar.", suruh Siwon seenaknya.

"Huah oppa, jadi membangunkanku hanya untuk menyuruhku memasak.", gerutu Hyoo Won. Gadis berperawakan kecil, dengan pipi yang super temben, namun baik hati bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan lunglai ke dapur. Siwon tersenyum senang.

"Yang enak ya masaknya.", peringatkan Siwon layaknya tuan besar mengancam pelayannya.

"Iya oppa.", saut Hyoo Won. "Huh. Kan ada Ahnka, Minho, atau Min Hwan. Mengapa harus aku sih yang selalu disuruh olehnya. Dasar oppa jelek.", dumel Hyoo won yang sedang memotong daun bawang dengan perasaan yang berapi-api, menganggap daun bawang itu adalah Siwon, yang ia cincang-cincang.

__________________________________________________________________________


Hyoo Won memasang wajah cemberutnya, saat membawakan makanan tepat di hadapan Siwon. Siwon malah tersenyum memuakan.

"Ini oppa. Nyebelin.", gerutu Hyoo Won kesal, menggembungkan pipinya besar. Siwon mencubit pipi tembem Hyoo Won.

"Gomawo dongsaengku sayang.", senang Siwon. Hyoo Won mendengus kesal. Siwon langsung saja menyantap makanan yang dibuat Hyoo Won, tidak peduli ekspresi Hyoo Won sekarang ini.

"Oppa enak tidak?", tanya Hyoo Won penasaran. Memang pertanyaan ini yang selalu ditanyakan Hyoo Won setiap kali, ia memasakan makanan untuk Siwon.

"Ani tidak enak rasanya.", bohong Siwon. Hyoo Won kembali cemberut. Ia segera mencicipi makanan yang dibuatnya.

"Enak kok oppa.", kata Hyoo Won tidak terima. Siwon menggeleng keras.

"Tidak enak tau.", kukuh Siwon menggoda. Hyoo Won semakin cemberut kesal pada kakak ketemu besarnya itu.*?* Sementara Siwon cekikikan karena senang melihat Hyoo Won kesal.

_____________________________________________________________________


Hyoo Won bersenandung kecil sebagai bukti semangatnya, ketika ia merapihkan tempat tidurnya sekarang ini. Walau ia sekamar dengan Ahnka tapi mereka tidur di tempat tidur single yang berbeda. Jadi Hyoo Won dengan leluasa dapat merapihkan tempat tidurnya, walaupun Ahnka masih tertidur lelap. Yang harus diketahui, sejak tadi Ahnka belum juga bangun, padahal hari sudah menjelang sore.*kebluknya* Ini dikarenakan Ahnka sibuk bergadang dengan Jaejoong, kekasihnya tadi malam sampai pagi lewat telepon via chat. Kebiasaan yang buruk.

Bluusss
Siwon dengan mulusnya mendaratkan bokongnya*?* di tempat tidur Hyoo Won dengan sebungkus keripik kentang di tangannya.

"Oppa.", Hyoo Won memicingkan matanya kesal. Sudah tau sedang dirapihkan, tapi Siwon seenaknya membuat berantakan tempat tidur Hyoo Won lagi. Siwon tidak peduli, ia asik melahap keripik kentangnya. Malah ia sengaja menghancurkan keapikan kasur Hyoo Won.

"Oppa.", kesal Hyoo Won lagi. Air mata kekesalannya mulai mengalir dari pelupuk matanya, saat serpihan-serpihan keripik kentang jatuh mengotori kasurnya.

"Mwo? Huah, kau kenapa menangis?", bingung Siwon melihat Hyoo Won menangis. Hyoo Won tidak menjawab, ia membuang wajahnya dari hadapan Siwon.

"Hyoo Won.", panggil Siwon. Hyoo Won menghapus air matanya.

"Oppa kenapa jahat sekali padaku. Aku kan lagi membereskan tempat tidurku. Kenapa malah diberantaki. Oppa sengaja ya?", kesal Hyoo Won, memajukan bibirnya. Siwon tersenyum mendengar kata-kata Hyoo Won. Ia menarik lengan Hyoo Won untuk duduk di sampingnya.

"Kalau cemberut, kau jelek Hyoo Won. Nih aaaa. Maafkan aku ya.", sesal Siwon. Ia segera memasukan keripik kentang ke mulut Hyoo Won, agar tenang. Dengan pipi yang menggembung, Hyoo Won mengunyah keripik kentang itu.

"Jangan suka menggangguku lagi. Sekali-kali oppa mengganggu Ahnka onnie sana saja.", protes Hyoo Won dengan mulut penuh keripik kentang.

"Seperti tidak tau saja. Aku sudah bosan mengganggunya. Jadi aku ingin mengganggumu saja.", ngeyel Siwon dengan senyum liciknya. Hyoo Won mendengus untuk kesekian kalinya. Ingin sekali ia mencincang manusia di hadapannya kini. Tapi Siwon hanya tersenyum-senyum gila.

__________________________________________________________________________


"Malam jagiyaku.", sapa Minho, anak ketiga di keluarga Choi, tepat dibawah Ahnka. Ia mencium mesra pipi Hyoo Won, kekasihnya. Saat ia sampai di meja makan.

"Aish jagiya bodohnya. Kau ini membuatku malu.", malu Hyoo Won karena Minho menciumnya di hadapan seluruh keluarga saat makan malam, yang rutin mereka lakukan bersama.

"Aish kalian ini, sudah cepat menikah saja.", sindir Mr. Choi akan kelakuan keduanya. Siwon yang mendengarnya panas. Benar-benar panas. Karena dia juga menyukai Hyoo Won. Bukan, tapi lebih tepatnya dia mencintai Hyoo Won teramat sangat.

"Aniyo appa. Minho tidak boleh mendahuluiku.", sergah Ahnka cepat tidak terima. "Kau Minho, baru boleh menikahi Hyoo Won. Kalau aku sudah menikah dengan Jaejoong oppaku. Ingat itu.", protes Ahnka memicingkan mata pada Minho dengan garpu yang menunjuk ke arah Minho.

"Huah, kapan menikahnya nonna. Bebemu itu kan tidak bisa diharapkan. Tapi kerjanya bermesraan terus denganmu.", ledek Minho dengan senyum jahil menggodanya. Ahnka memajukan bibirnya kesal.

"Oppaaa, dongsaengmu diledek.", adu Ahnka manja pada Siwon. Namun, Siwon yang pikirannya tidak berada disana. Hanya gelagapan tidak jelas.

"Hah? Apa? Kenapa?", bingung Siwon. Ahnka semakin memajukan bibirnya.

"Daritadi tidak mendengarkanku.", kesal Ahnka. "Umma, Minhwan. Minho dan oppanya tuh.", adu Ahnka lagi pada ibu dan adik bungsunya.

"Yaa nonna, tapi memang benar kan apa yang dikatakan Minho hyung.", timpal Minhwan menaik turunkan alisnya.

"Appaaa.", rengek Ahnka manja. Tapi yang ada mereka malah tertawa, melihat tingkah Ahnka yang aneh. Tidak terkecuali Hyoo Won, ia tertawa malah terlalu keras dengan tangan yang memeluk lengan Minho erat dan dagu yang ia letakan di pundak Minho. Siwon yang melihat itu semua segera menghentikan tawanya. Dan segera menutup rasa cemburunya dengan melahap cepat makanan di hadapannya.

____________________________________________________________


Ahnka melihat Siwon yang sedang termenung di teras belakang rumah mereka. Ia dengan segera menghampiri kakaknya itu.

"Hayo oppa melamun apa?", tegur Ahnka berniat mengejutkan Siwon. Tapi yang dikejutkan hanya tersenyum samar.

"Ahnka, apakah benar Hyoo Won mencintai Minho?", tanya Siwon lirih akan perasaannya. Ahnka merengut mendengarnya.

"Ya oppa. Karena itukah? Oppa, kau sudah tidak boleh mengharapkannya lagi. Bagaimanapun dia adikmu.", peringatkan Ahnka yang sudah tau perasaan Siwon pada Hyoo Won.

"Aku tahu, aku kan hanya bertanya. Siapa tahu ada keajaiban buat oppamu ini.", gurau Siwon. Ahnka menyipitkan matanya.

"Lalu, Minho jadi korban keajaibanmu itu. Dasar oppa.", kesal Ahnka walau hanya bergurau. Siwon mengacak-acak rambut Ahnka.

"Tidak seperti itu Dongsaengku. Sudah ah. Sudah malam, kau tidak merindukan bebemu itu. Biasanya telepon atau chat.", sindir Siwon. Ahnka tersipu malu jika mengingat Jaejoong tercintanya itu.

"Ani. Aku lagi marah padanya oppa. Sudah ah, aku mau tidur. Dah oppa, lupakan Hyoo Won. Selamat malam.", pamit Ahnka yang langsung berlari masuk ke dalam rumah. Siwon hanya tersenyum kecil karenanya.

"Bisakah? Aku juga tidak tau Ahnka.", gumam Siwon lalu ia merebahkan dirinya di lantai kayu di teras belakang rumahnya.

_______________________________________________________________


Hyoo Won terus menunggu Minho di kursi taman. Ini seperti biasa mereka lakukan, saat Hyoo Won lebih dulu keluar kelas. Ia akan menunggu Minho di taman, untuk pulang bersama, begitu pula sebaliknya. Jika Minho keluar lebih dulu, ia akan menunggu Hyoo Won di taman yang sama.

"Lama sekali. Seharusnya kan dia sudah keluar dari lima belas menit yang lalu.", eluh Hyoo Won. "Akhir-akhir ini dia menyebalkan.", kesal Hyoo Won. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling mencari Minho.


'Napeun, napeun, napeun. Haniya stop. Ah ah ah ah.', ponsel Hyoo Won. Ia segera melihatnya dan ada pesan dari Minho.


From: My Charisma Minho <3

Jagiya, aku sudah pulang duluan. Aku ada urusan, jadi kau tidak usah menungguku ya. Mianhae.


Hyoo Won merengut membaca pesan dari Minho. Ia bangkit dari duduknya.

"Dua kali pulang lebih dulu. Dan menyebalkan seperti ini. Seharusnya bilang daritadi. Padahal sudah janji menemaniku belanja, heuh.", kesal Hyoo Won berapi-api. Dengan malas ia berjalan keluar dari taman kampus mereka.


Tin. Tin
Siwon mengklakson mobilnya, ketika melihat Hyoo Won berjalan sendiri dengan kaki yang iseng menendang-nendang batu kecil. Hyoo Won segera menghentikan langkahnya.

"Tembem. Kau mau kemana? Minho dimana? Kok cuma sendiri?", tegur Siwon dari jendela mobil. Hyoo Won mengerucutkan bibirnya.

"Tidak tau. Aku ditinggal pulang olehnya. Menyebalkan sekali dongsaengmu itu oppa. Heuh.", adu Hyoo Won membabi buta. Siwon tertawa melihat ekspresi Hyoo Won yang kesal.

"Yasudah masuk. Kita pulang bersama.", ajak Siwon. Ia membukakan pintu untuk Hyoo Won dari dalam. Hyoo Wonpun segera masuk. Dan Siwon segera menjalankan mobilnya.

"Huh. Padahal dia janji mengantarku belanja oppa.", eluh Hyoo Won. Siwon mengacak-acak rambut Hyoo Won.

"Yasudah, biar tidak kesal lagi. Sebagai gantinya aku yang akan menemanimu belanja.", kata Siwon. Hyoo Won mengangguk walau masih kesal

____________________________________________________________________________

Hyoo Won sibuk memilih-milih pakaian yang ada di hadapannya.

"Oppa, yang ini bagus tidak?", tanya Hyoo Won memamerkan sweater rajut berwarna coklat ìce cream.

"Bagus tidak ya? Bagus kok. Hehehe.", saut Siwon. Hyoo Won tersenyum.

"Sebentar ya aku coba dulu oppaku.", senang Hyoo Won. Ia segera masuk ke fitting room.


Di tempat lain, Minho terlihat sedang menggandeng mesra gadis disampingnya.

"Aku senang, akhirnya oppa menerimaku jadi kekasih oppa.", senang gadis itu, ia bergelayut manja di lengan Minho.

"Kau ini, sudah berapa kali kau mengatakan itu padaku. Dan aku akan mengatakan, aku juga senang mempunyai kekasih sepertimu. Taemin, aku akan memanggilmu jagiya. Oke.", kata Minho, mengedipkan sebelah matanya, pada gadis yang bernama Taemin itu.

"Iya terserah oppa saja. Mau memanggilku apapun, aku akan suka.", senang Taemin. "Oppa aku sudah lelah. Daritadi kan kita putar-putar belanja.", manja Taemin memamerkan tas-tas karton ditangannya. Minho tersenyum, ia mengambil beberapa tas karton dari tangan Taemin dan mengamit erat jari-jemari Taemin.

"Hahaha. Jagiyaku menggemaskan, kalau manja seperti ini.", gemas Minho. Ia mengecup kecil pipi Taemin.

"Mwo? Oppa, kau membuatku malu. Ini kan tempat umum.", malu Taemin. Wajahnya mulai memerah karena malu bercampur senang.

"Biarkan saja. Memangnya aku peduli. Yasudah kita pulang jagiya.", ajak Minho. Taemin menggangguk, terlihat sangat manis.


_________________________________________________________________________________




Hyoo Won sudah selesai berbelanja. Semua yang ia inginkan sudah ada di tangannya dan tentu sebagian di tangan Siwon.

"Oppa kita pulang yuuk.", ajak Hyoo Won. Siwon mengangguk, karena dia juga sudah lelah menemani gadis satu itu berbelanja. Merekapun beranjak ke parkiran mobil.


_________________________________________________________________________________


Minho menatap terlalu jauh masuk ke dalam mata Taemin. Taemin mengerucutkan bibirnya, ia heran dengan tingkah pria yang sudah menjadi kekasihnya selama dua minggu ini.

"Oppa kenapa kau melihatku terus? Ayo jalankan mobilnya.", tegur Taemin. Tapi Minho malah mendekatkan wajahnya ke wajah Taemin.

"Oppa, bukankah itu mobil Minho?", beritahu Hyoo Won, mendapati mobil audy merah Minho terparkir tak jauh dari mobil audy hitam milik Siwon.

"Ah iya benar.", saut Siwon, walau sebenarnya ia tidak terlalu suka. Karena ia yakin, Hyoo Won akan pulang bersama Minho. Merekapun mendekati mobil Minho. Tapi baru beberapa langkah, mereka segera menghentikan langkah. Air mata Hyoo Won mengalir, saat ia lihat apa yang dilakukan Minho dan Taemin di dalam mobil. Terlihat jelas dari kaca mobil, kalau kekasihnya tengah berciuman mesra, bahkan teramat intim dengan gadis lain.

"Hyoo Won kenapa berhenti.", tanya Siwon yang tak mengerti, ia melihat ke arah mobil Minho. Ia mengerti sekarang. "Sudah jangan menangis lagi. Kita pulang ya.", tenangkan Siwon dengan memeluk erat gadis yang dicintainya itu. Ia menuntun Hyoo Won ke mobilnya. Hyoo Won mendadak menjadi mayat hidup. Sedangkan dalam diri Siwon, ia begitu geram. Tidak menyangka adiknya melakukan hal seperti itu di belakang Hyoo Won.

__________________________________________________________________________


Hyoo Won mendatangi Minho di kamarnya, setelah Hyoo Won berhasil menyamarkan matanya yang benar-benar sembab karena tangisan.

"Jagiya tadi pergi kemana? Kok malam begini baru pulang?", tanya Hyoo Won dengan nada yang tenang seakan tidak ada apa-apa.

"Aku tadi ke rumah temanku. Mengerjakan tugas kelompok. Memangnya kenapa jagiya? Aku tau, kau merindukanku ya? Aku juga.", jelas Minho dengan nada merayu. Ia memeluk mesra Hyoo Won dari belakang.

"Apakah rumah temanmu di mal?", sindir Hyoo Won. Ia melepaskan pelukan Minho dan menatap menantang pada Minho, seakan semua kebohongan Minho akan ia bongkar detik itu juga.

"Mal? Tidak mungkinlah.", sangkal Minho dengan gurauannya. Hyoo Won tak kuasa, tanpa terasa ia mengeluarkan air matanya lagi.

"Aku melihatmu jagiya. Aku melihatmu berciuman dengan gadis lain. Kenapa kau tega padaku? Aku sangat membencimu.", marah Hyoo Won dalam tangisnya. Minho memicingkan matanya.

"Sejak kapan, kau memata-mataiku? Jawab aku.", tak kalah marah Minho.

"Jangan mencoba mengalihkan. Gadis itu siapa?", keras Hyoo Won. Minho kesal mendengarnya. Ia tersenyum mengejek.

"Kau mau tau dia siapa? Dia kekasihku. Kekasih yang mau aku cium. Dan tidak pecemburu sepertimu.", jelas Minho memuakan dan terdengar begitu kejam. Memang selama ini Hyoo Won begitu pecemburu dan selama dua tahun mereka menjalin hubungan, belum pernah sekalipun mereka berciuman. Hyoo Won kembali menangis meraung-raung. Ia menjatuhkan diri ke lantai.

"Jadi karena itu? Kau benar-benar jahat. Selamat atas hubungan kalian. Dan mulai detik ini, aku mengakhiri hubungan kita.", tegas Hyoo Won. Ia bangkit lalu berlari keluar dengan air mata yang mengalir deras. Minho membuang nafasnya keras. Menyadari kelakuannya yang begitu bodoh.

Siwon yang melihat Hyoo Won keluar dari kamar Minho dan menangis, segera mendatangi kamar adiknya itu. Ada yang harus di jelaskan Minho padanya.

"Kau itu. Minho apa yang ada di otakmu?", geram Siwon, namun dapat ditahan olehnya.

"Tidak ada hyung. Aku hanya suka menjalani hubungan dengan Taemin. Yasudah aku jalani.", jawab Minho santai. Siwon mengepalkan tangannya kuat-kuat untuk menahan emosinya.

"Lalu Hyoo Won? Kau ini. Aku tidak suka dongsaengku mempermainkan wanita.", kesal Siwon. Minho membuang wajahnya.

"Aku tidak berniat mempermainkan Hyoo Won. Lagipula aku sudah tidak mencintainya dan kami sudah putus.", ngeyel Minho. Kata-kata itu bukanlah muncul dari lubuk hatinya. Ada air mata yang memaksa untuk keluar, tapi ditahannya. Ia segera masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Siwon yang terlalu kesal padanya.

...

Akhirnya Hyoo Won memutuskan untuk keluar dari rumah keluarga Choi, setelah lima hari ini dia menjadi teramat canggung dengan Minho.

"Hyoo Won, nanti aku sekamar dengan siapa?", rengek Ahnka yang tidak mau melepas Hyoo Won. Hyoo Won memasang tampang sedihnya.

"Mianhae. Tapi, onnie tau sendiri.", lirih Hyoo Won. Ahnka terpaksa mengangguk. Hyoo Won tersenyum, ia mengangkat kopernya.

"Aku pergi ya onnie, ajjhusi, ajjhuma, Minhwan.", kata-kata Hyoo Won terhenti. Ia mengambil nafasnya. "Minho. Annyeong.", lanjut Hyoo Won. Ia membungkukan badannya. Sementara Siwon sudah menunggunya di dalam mobil. Hyoo Won segera naik mobil dan akhirnya menangis disana. Siwon membiarkan Hyoo Won menangis. Rasanya sakit, tapi ia tahu Hyoo Won membutuhkannya. Ia menjalankan mobilnya. Hening diantara mereka. Sampai.

"Kalau tidak ingin pergi, jangan pergi. Memangnya kau tidak kasihan padaku. Nanti yang jadi target kejahilanku siapa?", gurau Siwon mencoba menghentikan sedih Hyoo Won. Hyoo Won menghapus air matanya dan tertawa kecil.

"Tetap aku. Nanti aku akan sering main ke rumah. Jadi oppa bisa menjahiliku.", timpal Hyoo Won dengan bibir dimajukan. Siwon tersenyum.

"Benarkah? Kau harus janji padaku. Kalau tidak aku akan menerormu.", ancam Siwon. Hyoo Won menyipitkan matanya.

"Ah oppaku selalu berisik. Iya. Tapi oppa juga harus sering main ke rumahku. Kalau tidak aku marah.", ancam balik Hyoo Won. Siwon segera menghentikan mobilnya.

"Aku akan sering main ke rumahmu. Tapi dengan syarat, kau tidak boleh menangis terus.", kata Siwon lembut, ia menyentuh wajah Hyoo Won dengan kedua tangannya.


-Hyoo Won POV-

Apa ini? Kenapa perasaanku, jadi seperti ini. Aku belum pernah merasakan yang seperti ini sebelumnya. Jantungku berdetak tidak karuan. Oppa jangan melihatku seperti itu. Aku menelan ludahku. Tanpa aku sadari, aku mendekatkan wajahku padanya dan mengecup singkat bibirnya.

'Omo. Apa yang aku lakukan?', jeritku dalam hati. Jelas membuatnya melepaskan sentuhannya pada wajahku. Dan menjauh, memegangi bibirnya.

"Oppa. Yang itu.", aku tidak bisa berkata-kata lagi. Aku malu, pasti dia akan marah. Ya tuhan, ciuman pertamaku.

"Kita pulang saja ya.", ajaknya dan aku lihat jelas wajahnya memerah seperti tomat segar, pasti wajahku tak kalah merahnya. Dengan segera, ia menjalankan mobilnya.

...


Dua bulan sudah aku meninggalkan rumah keluarga Choi. Walaupun aku sering berkunjung kesana. Tapi aku tetap saja merindukan kehangatan keluarga itu. Dan yang pasti aku merindukan Minho. Kami belum juga bertegur sapa. Tapi aku senang, Siwon oppa selalu menjahiliku, dan selalu ada di sisiku. Itu membuatku merasa kalau tidak terjadi apa-apa.

"Ini ice creamnya tembem.", kata oppa mengejutkanku. Ia duduk di sampingku, dengan dua cone ice cream ditangannya. Kini aku sedang berada di taman kota, menikmati sore hari, memperhatikan anak-anak kecil bermain, sungguh menyenangkan.

"Gomawo oppa. Oppa baik sekali. Aku sayang oppa.", refleks aku memeluknya erat, tidak peduli dia sibuk menyeimbangkan ice cream di tangannya agar tidak jatuh.


-Author POV-

Siwon menelan ludahnya, rasa itu kembali membuatnya mematung. Jantungnya berdetak kencang, ketika Hyoo Won memeluknya manja.

"Aku juga sayang padamu, Hyoo Won.", balas Siwon setelah lama. Ia baru membalas pelukan Hyoo Won. Rasa nyaman, tak ayal mereka berdua rasakan. Tapi semua tak berlangsung lama, Hyoo Won melepaskan pelukan mereka dan mengambil ice cream di tangan Siwon untuk membuyarkan rasa malunya.

"Oppa, bagaimana kabar Minho?", tanya Hyoo Won yang kembali membuat jantung Siwon tertancap sesuatu.

"Baik. Ah kau masih mencintainya ya?", tanya Siwon. Hyoo Won tertunduk.

"Entahlah oppa. Setelah putus dengannya, aku merasa biasa saja. Tapi jika mengingatnya, aku merindukannya.", jelas Hyoo Won. Siwon menggigit bibir bawahnya.

"Hanya dia yang kau rindukan? Bagaimana jika kau mengingatku?", tanya Siwon berharap dapatkan jawaban yang ia mau.

"Aku? Aku selalu merindukan oppa. Walau aku tidak sedang mengingat oppa. Terkadang oppa muncul seperti hantu dipikiranku. Dan jika aku sedang bersama oppa, aku senang sekali. Jika oppa pulang, aku kembali merindukan oppa.", cerita Hyoo Won diakhiri dengan memajukan bibirnya. Siwon menampilkan senyum riangnya.

"Hyoo Won, apa jika di dekatku, jantungmu berdetak kencang?", tanya Siwon lagi. Hyoo Won memicingkan matanya.

"Ya oppa kenapa bertanya terus sih?", protes Hyoo Won. Siwon membalikan badannya menghadap Hyoo Won, ia memandang lekat-lekat Hyoo Won.

"Jawab aku.", pinta Siwon tulus. Hyoo Won menatap mata Siwon. Jantungnya kembali berdetak kencang, seperti biasanya jika menatap mata indah itu.

"Sangat kencang oppa. Sampai aku tidak tau ini apa dan kenapa.", jawab Hyoo Won diluar kesadarannya, ia sudah terbius. Siwon menyentuh wajah Hyoo Won dibelainya lembut.

"Aku mencintaimu.", ucap Siwon. Dan saat itu juga. Siwon mendaratkan ciumannya di bibir Hyoo Won. Keduanya begitu menikmati, mata yang terpejam mencari kehangatan. Saat sadar, Hyoo Won segera melepaskan ciuman mereka terlebih dahulu. Wajahnya memerah layaknya tomat segar.

"Oppa genit sekali.", malu Hyoo Won. Siwon terkekeh.

"Kau tidak marah? Berarti kau mau jadi kekasihku?", tanya Siwon. Hyoo Won membulatkan matanya.

"Oppa?", kagetnya.

"Hyoo Won. Maafkan aku. Tapi sejak dulu aku sudah mencintaimu. Sejak kau masih bersama Minho, tapi aku.", lirih Siwon tidak meneruskan kata-katanya. Hyoo Won menggìgit bibir bawahnya.

"Oppa. Aku juga mencintaimu. Aku tau benar perasaanku.", balas Hyoo Won. Ia memeluk erat Siwon. Lalu didaratkan lagi ciuman cinta pada bibir Hyoo Won. Akhirnya Siwon dapatkan cintanya. Mereka berpelukan, ditemani matahari yang tenggelam di senjanya hari.

_______________________________________________________________________________


-Minho POV-

Aku melihat Hyoo Won saat memasuki mobil Siwon hyung. Dua minggu sudah mereka menjadi sepasang kekasih. Sakit juga ternyata harus mengalah dari semua ini. Senyum mengejek untuk diriku sendiri tersungging.


-Flashback-

Aku mencari Siwon hyung. Seperti kata appa tadi. Aku sebaiknya menikahi Hyoo Won. Dan tentunya aku juga ingin meminta restu hyungku. Aku menemukannya bersama Ahnka nonna di teras belakang. Aku hendak menghampiri mereka.

"Hayo oppa melamun apa?", tegur nonna. Sepertinya hyung sedang ada masalah.

"Ahnka, apakah benar Hyoo Won mencintai Minho?", tanya hyung lirih, wajahnya terlihat begitu sendu. Aku langsung menghentikan langkahku. Berbalik, berniat mendengarkan dari balik pintu. Apa maksud pertanyaan hyung tadi?

"Ya oppa. Karena itukah? Oppa, kau sudah tidak boleh mengharapkannya lagi. Bagaimanapun dia adikmu.", peringatkan nonna yang sepertinya sudah tau perasaan hyung.

"Aku tahu, aku kan hanya bertanya. Siapa tahu ada keajaiban buat oppamu ini.", gurau Hyung. Nonna menyipitkan matanya.

"Lalu, Minho jadi korban keajaibanmu itu. Dasar oppa.", kesal nonna walau terdengar bergurau. Hyung mengacak-acak rambut Nonna.

"Tidak seperti itu Dongsaengku. Sudah ah. Sudah malam, kau tidak merindukan bebemu itu. Biasanya telepon atau chat.", sindir hyung. Wajah nonna kini memerah.

"Ani. Aku lagi marah padanya oppa. Sudah ah, aku mau tidur. Dah oppa, lupakan Hyoo Won. Selamat malam.", pamit nonna yang langsung berlari masuk ke dalam rumah.

"Bisakah? Aku juga tidak tau Ahnka.", gumam pelan hyung yang tetap terdengar olehku. Jadi selama ini Hyung menyukai Hyoo Won. Aniya, tapi sepertinya lebih, sepertinya dia tulus mencintai kekasihku. Hyung itukah yang kau mau? Aku akan mengalah. Terdengar bodoh, aku seperti tidak mempedulikan perasaan Hyoo Won. Tapi jika aku ingat, Hyoo Won lebih dekat dengan hyung dibanding aku. Membuatku juga berpikir, semua akan baik-baik saja. Aku sangat menyayangi hyung. Sejak kecil, ia selalu mengalah padaku. Aku tidak ingin ia mengalah lagi demi cintanya.

"Hyung akan aku berikan Hyoo Won padamu.", gumamku pelan sekali. Aku kembali ke kamarku dengan lesu. Aku sudah buat keputusanku.

___________________________________________________________________________


Aku semakin malas masuk kuliah. Karena aku malas bertemu dengan Taemin. Gadis manja yang selalu mengejar cintaku. Tapi lama-kelamaan, aku baru sadar. Kalau dia itu gadis yang baik, aku tau itu. Dia tidak pernah memaksaku untuk menerima cintanya. Dia bilang, dia hanya ingin, aku tau kalau dia mencintaiku di setiap harinya. Dia juga selalu tersenyum, walau aku suka membentaknya kalau aku sudah merasa terganggu olehnya. Tapi aku tau sebenarnya, ia menahan tangisnya.
Sampai pada suatu hari, aku berpikir. Aku bisa gunakan dia, untuk melupakan Hyoo Won. Akupun menerima cintanya. Dan memang sejak aku mengetahui hyung mencintai Hyoo Won, aku selalu berjarak jauh dengan Hyoo Won dengan menggunakan banyak alasan.


-End of Flasback-


"Oppa, oppa sedang apa?", tegur Taemin yang datang tiba-tiba. Ia menggenggam erat tanganku. Aku menoleh ke arahnya, ia tersenyum tulus padaku. Aku membalas senyumnya. Seharusnya aku tidak bersikap seperti ini padanya. Ini pasti akan jauh lebih menyakiykan dibandingkan bentakanku padanya.

"Maafkan aku, aku hanya memanfaatkan ketulusanmu. Cintaku sudah bersama Hyoo Won, Taemin.", kataku dalam hati. Dia tidak berhenti tersenyum. Ya tuhan. Aku menatap lagi ke arah mobil hyung yang mulai jauh. Aku bahagia kalian bersama, walau aku harus terlihat begitu jahat di mata semua orang.


-Author POV-

"Aku bahagia memiliki oppa.", kata Hyoo Won di tengah diamnya mereka.

"Aku lebih bahagia memilikimu.", balas Siwon. Hyoo Won tersenyum lalu menyandarkan kepalanya di pundak Siwon. Jika seperti ini, tidak ada yang tau pasti. Siapa yang jahat dalam kisah cinta mereka.*authorpun tidak tau*





The End

No comments:

Post a Comment