Monday, November 8, 2010

Fan Fiction.. Complicated.. Part 16 - Part 20..

Fan Fiction.. Complicated.. Part 16

Yunho frustasi. Apalagi yang harus ia lakukan untuk berusaha mendapatkan Jaejoong kembali. Cinta yang teramat besar pada Jaejoong. Dan dia bukanlah pria yang menganut paham cinta tidak harus memiliki.

"Aku harus bagaimana?", teriak Yunho. "Agar kau tau aku benar mencintaimu. Haruskah aku bilang pada orangtuaku, aku mencintai pria? Joonggie kau memaksaku untuk berlaku demikian.", gumam Yunho. Ia putuskan untuk memberitahu keluarganya.

...

Key mencoba menelepon Hyun In. Ada dorongan kuat dalam hatinya. Rindu yang membuatnya ingin mendengar suara lembut mantan kekasihnya itu.

"Jagiya, akhirnya kau meneleponku.", riang Hyun In saat itu juga. Key diam sejenak.

"Hyun In-ah, apa kabar?", tanya Key canggung. Hyun In menjadi lesu.

"Jagiya bisakah bersikap seperti biasa.", pinta Hyun In mengabaikan pertanyaan Key.

"Maafkan aku Hyun In-ah, aku ingin tau bagaimanana kabarmu?", nada bicara Key menjadi santai.

"Kabarku? Menderita. Kau tau namja bodoh yang meninggalkanku hanya perkataan orang lain. Lucu sekali. Kalau dia mencintaiku, dia tidak akan peduli pada perkataan orang lain.", sindir Hyun In pedas. Key terdiam, ia mencerna kata-kata Hyun In dengan seksama.

"Memang aku bodoh. Jagiya maafkan aku.", lirih Key yang langsung mematikan ponselnya selesai berkata. Key membanting ponselnya ke atas kasur.

Hyun In di sebrang sana, kini mengeluarkan air matanya. Tidak tahan. Kenapa Key begitu bodoh. Teramat bodoh.

...

Saat makan malam Ahnka hanya melamun tidak menyentuh makanannya sedikitpun. Minho adiknya yang tidak mengerti apa-apa, hanya mengadu sikut pada Minhwan. Minhwan si bungsu hanya mengangkat bahu.

"Nonna. Ayo makan. Masa makanan seenak ini dianggurin. Apa mau aku minta Jae hyung yang memasak.", kata Minhwan dengan polosnya. Siwon menatap tajam ke arah Minhwan. Minhwan yang takut pada kakaknya itu langsung menunduk. Ahnka tersenyum sendu mendengar nama Jaejoong disebut.

"Oppa jangan galak-galak sama Minhwan.", tegur Ahnka. Siwon tersenyum kecut. "Aniya. Aku sedang diet. Tidak boleh makan malam-malam.", eles Ahnka berbohong pada adiknya. Siwon berdecak.

"Jangan mencoba berbohong. Makan, aku tau kau tidak makan sejak pagi. Memangnya hanya dengan susu kau akan kuat.", marah Siwon. Ia menyipitkan matanya.

"Oppa. Iya aku akan makan nanti.", ngeyel Ahnka dengan lemas.

"Minho buka mulut nonnamu, sepertinya kita harus memaksanya menelan makanan.", suruh Siwon. Ahnka menghela nafas.

"Aku akan makan.", patuh Ahnka. Ia menyendok sedikit makanannya masuk ke dalam mulut dengan malas.

...

Junsu dan Younhee sedang duduk di ruang keluarga bersama orangtua Younhee, membicarakan pernikahan mereka. Tiba-tiba Yunho datang dengan wajahnya yang gelisah.

"Junsu-ssi bisakah aku bicara dengan keluargaku saja?", pinta Yunho. Younhee menatap tajam Yunho. Tidak percaya dengan kata-kata yang di lontarkan oleh Yunho.

"Oppa kau bicara apa sih? Sebentar lagi kan dia jadi suamiku.", kesal Younhee. Yunho mendengus lelah.

"Terserahmu. Tapi jangan salahkan aku jika calon suamimu malu punya kakak ipar sepertiku.", balas Yunho dengan dingin. Ia duduk di sofa single. Tak ada keraguan untuk mengungkapkan jati dirinya.

"Dengarkan aku. Aku hanya ingin memberitahu kalian. Kalau aku adalah seorang GAY.", ungkap Yunho dengan tegas. Semua mata mengarah tidak percaya.

"Yaa kau jangan bercanda Jung Yunho.", geram Mr. Jung. Yunho tersenyum.

"Ani appa. Aku tidak bercanda. Appa, aku mengakui ini. Agar pria yang aku cintai. Menyadari kalau aku benar-benar mencintainya.", kata Yunho. Jelas saja Mr. Jung menahan sesak tidak percaya. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Mrs. Jung mengalirkan air mata.

"Oppa. Kau.", Younhee juga kehabisan kata-katanya.

"Apa kalian jijik padaku? Aku harap tidak. Aku disini ingin meminta restu kalian. Akan aku raih dia ke pelukanku.", timpal Yunho. Junsu menelan ludahnya. GAY itu menjijikan.*aku blgn chunpa lho* Ini yang ada dipikirannya. Ia memandang aneh ke arah Yunho. Setelah itu Yunho segera beranjak pergi ke kamarnya, seakan tidak terjadi apa-apa.

...

Jaejoong seakan menjadi orang gila, dia memikirkan Ahnka. Apa yang terjadi pada gadisnya kemarin membuatnya semakin gila. Sedangkan hari-harinya yang harus bertemu dengan Yunho. Dan rasa bersalahnya pada Yunho. Ini semua salahnya. Seharusnya dari awal, ia tidak bermain-main. Jaejoong menghela nafasnya lebih dalam dan membuangnya cepat.

...

Junsu memikirkan kata-kata Yunho.
"Gay? Apa aku akan punya hyung seorang Gay? Gila.", umpat Junsu. Ia menggeleng cepat, memikirkan itu.
"Hiyaks. MENJIJIKAN.", teriak Junsu dengan wajah muaknya.

....

Hyoo Won menatap Ahnka yang melamun. Hyoo Won merasa ada dalam penderitaan Ahnka. Gadis sensitif ini mengambil langkahnya sebagai seorang sahabat yang tidak ingin tertawa di saat sahabatnya bersedih. Walau seharusnya dia tertawa.

...

Younhee masih tidak percaya kata-kata kakaknya. Ia mengaduk-aduk orange juice yang ada di hadapannya. Baginya itu sebuah kejutan besar sebelum hari pernikahannya.
"Bagaimanapun kau tetap oppaku. Aku mendukungmu.", kata Younhee dengan senyumnya. Yunho tersenyum.

"Gomawoyo.", Yunho menggenggam erat tangan Younhee. Membuat semuanya seperti sebuah dukungan yang sangat berarti.

"Walau aku masih belum percaya oppa.", celetuk Younhee lagi. Yunho tertawa kecil.

"Aku juga tidak percaya, kalau aku tertarik pada sejenisku. Makanya kau tidak pernah melihatku punya kekasih bukan? Tapi Younhee, kali ini aku bukan tertarik tapi aku mencintai. Aku ingin dia.", bicara Yunho panjang lebar. Younhe hanya tersenyum miris.










Fan Fiction.. Complicated.. Part 17

Ketiga putra keluarga Kim sedang duduk bersama di depan televisi. Mereka sedang menonton sebuah film, walau sebenarnya pikiran mereka menerawang masing-masing ke hal lain.

"Hyung, sebenarnya bagaimana pendapat kalian saat melihatku jalan dengan Hyun In?", si bungsu mulai angkat bicara. Kedua kakaknya hanya tersenyum.

"Waeyo? Kau merasa canggungkah dengannya?", tanya Jaejoong. Key mengangguk. Jaejoong tertawa kecil. Ia mengambil soju yang ada di meja kecil di depannya lalu menenggaknya.
"Menurutku biasa saja. Aku melihat kalian layaknya kekasih biasa. Kalau ada yang memandang kalian aneh. Kesalahan bukan pada Hyun In, tapi padamu. Wajahmu seperti anak-anak. Hahahaha.", gurau Jaejoong. Key merengut. Ia menatap sinis Jaejoong.

"Sebenarnya, memang bukan hanya wajah Key. Wajahmu juga sama saja seperti anak-anak. Tapi aura tuamu terlihat hyung.", kali ini Junsu yang mengejek kakaknya. Key tertawa terbahak-bahak.

"Jangan tertawa! Dolphin kau berisik.", kesal Jaejoong. "Jadi maksudmu menanyakan ini apa Key Bum?", tanya Jaejoong lagi.

"Aku putus dengan Hyun In, karena aku selalu diejek berpacaran dengan nonnaku sendiri hyung.", aku Key. Jaejoong dan Junsu hanya geleng-geleng kepala.

"Dongsaengku menggila.", ledek Junsu. Jaejoong tertawa.

"Ternyata kau juga punya masalah. Dikira aku saja.", saut Jaejoong. Junsu mengangkat sebelah alisnya. "Dan aku tau kau menyesal bukan? Bisakah kau gunakan kedewasaanmu Key. Hanya anak kecil yang seperti itu.", lanjut Jaejoong yang setengah mabuk. Karena sedari tadi ia menenggak terus sojunya.

"Kemarin dia bilang aku bodoh. Hyung anak kecil. Memang sepertinya ini tindakanku yang tidak masuk akal.", gerutu Key menghela nafas.

"Tapi kau tidak terlalu bodoh dibanding aku yang sudah berselingkuh. Bodoh sekali aku. Mianhae bu. Aku bodoh.", lirih Jaejoong yang mengadukan keningnya pada meja berulang kali. Key dan Junsu membelalak, mereka belum sadar akan tindakan Jaejoong. Karena pengakuan Jaejoong lebih menyita pikiran mereka.

"Yaa hyung. Kau sudah gila ya berlaku seperti itu.", marah Junsu. Jaejoong tersenyum.

"Dia jadi lebih gila karena kelakuanku.", gumam Jaejoong. Junsu dan Key menghela nafas.

"Dia sudah mabuk Key, bawa ke kamar. Bantu aku.", suruh Junsu. Ia memapah Jaejoong ke kamar dibantu oleh Key. Jaejoong terus saja tertawa kecil. Mentertawakan kebodohannya.

....

Hyoo Won hanya berdua dengan Siwon saat Ahnka sedang di kamar mandi.

"Oppa. Saat ada Ahnka onnie, oppa jangan mendekatiku ya. Jangan ada gurauan juga. Aku mohon oppa. Aku tidak ingin Ahnka onnie mengingat kenangannya dengan Jae oppa. Ya oppa.", pinta Hyoo Won. Siwon mengacak-acak rambut Hyoo Won.

"Kau benar-benar menyayangi dongsaengku itu ya?", tanya Siwon. Hyoo Won mengangguk. "Terimakasih.", Siwon menarik Hyoo Won kepelukannya. Tanpa disadari ada kedua bola mata yang menangis mendengar itu semua. Ahnka merasa bersalah, ini semua karena dirinya.

....

Yunho berjongkok di hadapan Jaejoong. Mensejajarkan diri dengan perut Jaejoong yang sedang duduk di kursinya.

"Mau apa kesini Yun? Ini masih jam kerja.", tanya Jaejoong. Yunho tersenyum.

"Aku hanya ingin bilang. Aku benar-benar mencintaimu. Aku sudah bilang pada keluargaku, bahkan pada Junsu kalau aku ini seorang Gay. Itu untuk membuktikan cintaku. Aku tidak main-main denganmu. Aku benar-benar mencintaimu Joonggie. Kau percaya padaku.", bicara Yunho panjang lebar. Ia merebahkan kepalanya di paha Jaejoong. "Jadi jangan minta aku menjauh darimu. Aku mohon Joonggie.", lanjut Yunho. Jaejoong menghela nafasnya. Tidak percaya akan semuanya.

"Tidak seharusnya kau mengaku. Maafkan aku.", Jaejoong membelai rambut Yunho. "Lalu bagaimana orang tuamu?", tanya Jaejoong yang menyesal.

"Tidak tau. Yang pasti sejak aku memberitahu mereka. Mereka tidak berbicara padaku.", saut Yunho santai. Ia menatap Jaejoong. "Asal kau ada disisiku. Aku tidak peduli.", lanjut Yunho. Ia mengecup bibir Jaejoong. Jaejoong hanya tersenyum masam.

...

"Jagiya sedang apa?", tanya Younhee di telepon.

"Tidak sedang apa-apa. Hei apa oppamu ada di dekatmu.", tanya Junsu. Younhee disana mengerutkan kening.

"Tidak ada. Waeyo?", heran Younhee.

"Ani hanya tanya. Jagiya, jika mengingat perkataannya tempo hari, aku jadi jijik dengan oppamu.", saut Junsu tidak menyaring omongannya terlebih dahulu.

"Ya oppa. Maksudmu apa?", marah Younhee.

"Bukan apa-apa. Memang benarkan yang aku katakan.", kata Junsu. Ia membuat peperangan secara tidak langsung dengan Younhee.

"Oppa walaupun begitu dia oppaku. Kau tidak berhak menjelek-jelekannya. Kau jahat sekali.", geram Younhee. Junsu menghela nafasnya.

"Kenapa kau marah-marah jagiya.", heran Junsu. Younhee kesal bukan main.

"Aku tidak suka, kau menjelek-jelekan oppaku.", kesal Younhee. Ia langsung menutup teleponnya. Junsu disana hanya menjauhkan ponselnya dan menatap layarnya.

...

Key mengetuk pintu apartement Hyun In. Dan itu mengejutkan Hyun In ketika membukanya.

"Jagi.", kaget Hyun In. Tanpa babibu lagi, Key langsung mendorong Hyun In ke tembok di seberangnya. Seperti kerasukan setan, Key langsung mencium dan melumat bibir Hyun In. Jelas Hyun In meronta, karena ia tidak pernah mendapati Key seperti ini sebelumnya.

"Aku merindukanmu.", ucap Key setelah melepas ciumannya. Ia memeluk erat Hyun In.

"Kau membuatku takut. Kau ini.", kesal Hyun In memukul pelan pinggan Key.

"Mianhae. Habisnya aku merindukanmu. Mianhae.", saut Key lagi. Hyun In tersenyum. Hatinya begitu bahagia.

"Aku lebih merindukanmu.", balas Hyun In membalas pelukan Key dengan penuh haru.










Fan Fiction.. Complicated.. Part 18


Key tidak menyentuh makanannya, ia malah sibuk memandang Hyun In yang sedang melahap makan malamnya.
"Kenapa terus melihatku?", tegur Hyun In dengan sumpit di mulutnya.

"Sudah berapa minggu aku tidak melihatmu? Lama sekali. Aku jadi merindukan wajahmu.", saut Key. Tangannya ditopangkan di atas meja untuk menahan dagunya dan matanya terus memandang Hyun In.

"Hanya wajahku?", Hyun In berpura-pura kesal. Key menengguk minumannya.

"Semuanya. Aku rindu padamu jagi.", gombal Key. "Kenapa aku bersikap bodoh beberapa minggu ini.", sesal Key. Hyun In tertawa.

"Memang bodoh. Bodoh sekali. Rajanya bodoh malahan. Dasar.", ledek Hyun In. Key mengerucutkan bibirnya.

"Tadi bilang apa?", kesal Key. Hyun In menggeleng dan mengembungkan pipinya. "Mengaku.", paksa Key dengan tangan yang siap mencubit Hyun In. Hyun In menjulurkan lidahnya lalu berlari ke kamar.

"Bodoh. Jagiyaku bodoh.", ledek Hyun In riang.

"Yaa Jagi jangan lari.", teriak Key, ia mengejar Hyun In ke kamar.

"Lepas jagi.", Hyun In memukul manja dada Key yang menindihnya di kasur.

"Hukuman.", licik Key. Ia mengecup bibir Hyun In berkali-kali. Keduanya terbawa suasana hangat malam itu. Kecupan itu berubah jadi cumbuan liar. Key turun mengecup leher putih Hyun In. Tangannya bergriliya di dalam kaos tipis Hyun In. Hyun In menggelinjang ketika Key terus turun mengecup tubuhnya yang tanpa ia sadari sudah tak berbusana.*ichong demen*

"Jagi kau ini mau apa?", tegur Hyun In dengan suara yang mendesah. Bukan menghentikan malah menambah panas. Key kembali melumat bibir Hyun In. Dengan tangan yang sibuk membuka celana Hyun In dan juga celananya.

"Hmmmmm.", desahan keduanya yang saling menikmati ciuman mereka. Dan mereka melakukan malam mereka dengan panas.*bayangin aja sendiri*

...
Yunho dan Jaejoong dengan jadwal untuk survey proyek yang sedang dibangun. Sebenarnya hanya Jaejoong, tapi Yunho memaksa ikut. Alhasil mereka berdua pergi survey proyek.

"Kita makan siang dulu ya, sebelum pulang.", ajak Yunho. Jaejoong tersenyum.

"Iya.", jawab singkat Jaejoong. Yunho menggenggam tangan Jaejoong sampai mobil.
"Kau tidak malu menggenggamku?", tanya Jaejoong. Yunho tersenyum.

"Buat apa malu. Kau kan kekasihku. Apa mau aku cium, biar semua orang tau kalau kau kekasihku.", goda Yunho. Jaejoong menampar pelan wajah Yunho.

"Maumu.", kesal Jaejoong. Yunho tersenyum puas.

....
Saat akan masuk ke sebuah kedai, Ahnka berpapasan dengan seseorang yang juga kebetulan akan masuk ke dalam kedai.
"Yunho oppa.", kaget Ahnka. Dari belakang tampak seorang pria yang menyusul. Tidak melihat ada Ahnka, karena tertutup tubuh Yunho.

"Bubu.", kaget pria itu yang tak lain Jaejoong. Ahnka menatap Jaejoong dan Yunho bergantian. Tangan Yunho segera menggenggam tangan Jaejoong. Ahnka yang melihatnya kembali teriris. Jaejoong melepaskan genggaman tangan Yunho. Ia menghampiri Ahnka.

"Kita harus bicara.", Jaejoong menarik tangan Ahnka masuk ke dalam kedai. Yunho mendengus, ia berjalan malas menyusul Jaejoong dan Ahnka.

"Maafkan aku.", sesal Jaejoong. Ia menghapus air mata Ahnka.

"Mengapa kau jahat padaku? Hari itu dua tahun kita berhubungan. Tidak adakah aku di pikiranmu saat itu? Apa hanya ada dia di pikiranmu? Demi Tuhan, dia itu pria. Apa aku kalah dari seorang pria? Memangnya salahku apa?", tanya Ahnka bertubi-tubi. Jaejoong menelan ludahnya.

"Aku yang salah. Maafkan aku. Aku mencintaimu. Maafkan aku.", lirih Jaejoong. Ahnka menangis.

"Bagaimana dengannya? Kau mencintainya?", tuduh Ahnka. Yunho berdiam diri menunggu jawaban Jaejoong. Jaejoong mengangguk pelan. Ahnka mengambil nafasnya, lalu membuangnya kasar.

"Aku tau jawabanmu. Dan aku mencintaimu, kau harus tau itu. Aku permisi.", pamit Ahnka. Ia sudah tidak sanggup melihat ini. Ia jatuh terpuruk, tapi ternyata Jaejoong masih sanggup tertawa bersama Yunho. "Terimakasih oppa. Seharusnya kau tau dia sudah memilikiku.", sindir Ahnka pada Yunho lalu pergi dari hadapan. Jaejoong merebahkan kepalanya di meja.

"Joonggie ada aku. Maafkan aku.", Yunho menenangkan Jaejoong. "Kita pulang saja ya.", ajak Yunho. Yunho menuntun Jaejoong ke dalam mobil.

"Yun, seharusnya aku sadar. Aku memilikinya.", lemas Jaejoong. Yunho berdecak.

"Tapi kau tidak salah. Cinta yang menjadikan kita harus bersatu.", timpal Yunho. "Ada aku yang juga begitu mencintaimu.", lanjut Yunho, ia mengangkat dagu Jaejoong. "Semua akan kembali menyenangkan. Percaya padaku.", Yunho membelai wajah Jaejoong, lalu menjalankan mobilnya.

....
Hyoo Won tidak henti meremas tangannya.
"Ahnka onnie kemana ya? Tadi di kampus menghilang, sudah malam dia belum juga pulang.", cemas Hyoo Won. Siwon yang sebenarnya juga panik, tapi mencoba menenangkan Hyoo Won.

"Jangan terlalu cemas. Aku tau perangai dongsaengku. Dia tidak akan macam-macam.", tenangkan Siwon. Ia memeluk Hyoo Won.

"Aku pulang.", teriak Ahnka dengan mata yang merah. Dan jalan yang sempoyongan. Seperti orang yang mabuk.

"Onnie.", Hyoo Won langsung berlari memeluk Ahnka.

"Kau ini kenapa sih?", risih Ahnka. "Aku mau tidur. Kau pacaran saja sama oppaku. Hari ini, hari yang menyenangkan.", racau Ahnka. Hyoo Won mengendus.

"Onnie mabuk?", tegur Hyoo Won. Ahnka tertawa.

"Tidak. Kau ini, kau kan tau aku tidak suka minum. Hahaha.", racau Ahnka lagi. Sepertinya dia benar mabuk. "Sudah aku mau tidur, kau disini saja sama oppaku. Selamat pacaran.", Ahnka menaiki tangga menuju kamarnya. Beberapa kali, ia terjatuh di anak tangga. Namun, dia malah tertawa. Hyoo Won dan Siwon hanya menatap sendu gadis itu.










Fan Fiction.. Complicated.. Part 19

Hyoo Won merengut di hadapan Siwon.
"Itu yang oppa bilang, onnie tidak macam-macam. Dia itu tidak suka minum. Tapi sekarang dia mabuk.", kesal Hyoo Won. Siwon tersenyum masam.

"Jangan salahkan aku.", rajuk Siwon. Hyoo Won memukul lengan Siwon.

"Oppa. Dongsaengmu seperti itu, kau malah bergurau.", Hyoo won semakin kesal. Siwon memeluk Hyoo Won.

"Jangan marahi aku. Aku tidak benar-benar. Ayo kita temui dia.", ajak Siwon. Hyoo Won memicingkan mata.

"Untuk apa? Untuk membuatnya ingat pada Jaejoong oppa lagi. Oppa seperti tidak tau saja. Ini karena apa.", omel Hyoo Won. Siwon memutar bola matanya.

"Galak sekali. Jadi maunya apa?", kesal Siwon. Hyoo Won menghela nafas.

"Mianhae oppa. Antar aku pulang saja. Mau tidak?", gurau Hyoo Won. Siwon mengacak-acak rambut Hyoo Won.

"Oke Jagi.", gurau Siwon. Hyoo Won mencibir.

"Oppa. Apa-apaan kau ini.", gemas Hyoo Won. Siwon tersenyum. Lalu merangkul Hyoo Won untuk mengantar pulang. Namun sebelumnya dia sempat menoleh ke arah kamar Ahnka. Ia menatap kamar itu dengan hati yang gelisah.

....

Junsu mendatangi Younhee di rumah sakit. Younhee mendapat tugas malam, sebagai perawat. Ia merindukan kekasihnya itu.

"Jagiya.", sapa Junsu yang asal masuk ke ruang perawat. Ia memeluk Younhee dari belakang. Younhee menoleh. Dia masih kesal dengan Junsu.

"Mau apa oppa kesini?", tanya Younhee ketus. Junsu mengeratkan pelukannya.

"Kau masih marah padaku?", tanya Junsu. Younhee mendengus.

"Aku malas dengan oppa. Aku kesal. Jadi oppa pergi saja.", usir Younhee sinis.

"Kenapa? Apa karena oppamu itu?", kesal Junsu. "Memangnya aku salah berpendapat? Bukan hanya aku. Jika kau tanya pada orang lain. Jawabannya akan sama.", kata junsu dengan nada yang keras.

"Oppa. Kau kesini bukannya membuatku senang. Terserah apa katamu. Tapi dia tetap oppaku. Dan kau akan menjadi adik iparnya. Kecuali jika kau tidak mau memiliki istri seorang adik dari pria sepertinya.", kecam Younhee. Junsu menghela nafasnya.

"Ssstt. Ini di rumah sakit.", tegur sesama perawat disana.

"Kau dengar itu. Oppa pergi saja. Itu lebih baik.", sindir Younhee. Junsu terlihat marah.

"Aku kesini karena merindukanmu. Tapi ternyata malah membuatku muak. Dan memang benar pria gay itu adalah oppamu. Selamat malam.", bisik Junsu di telinga Younhee. Ia berlalu dengan kekesalan memuncak.

....

Jaejoong memeluk Yunho dari belakang sambil menari, saat keduanya sedang berada di club malam. Yunho tersenyum melihat Jaejoong seperti ini. Tidak ada rasa malu lagi di dalam diri Jaejoong untuk menunjukan cintanya pada Yunho. Itu yang ada di pikiran Yunho.

"Joonggie.", Yunho membalikan tubuhnya. Ia menatap wajah Jaejoong. "Aku mencintaimu. Dari sini.", Yunho meletakan tangan Jaejoong di dadanya.

"Yun.", Jaejoong membelai wajah Yunho. Dikecupnya pipi Yunho. Sebenarnya Jaejoong sudah setengah mabuk, ditambah suasana hatinya yang tidak tenang. Yunho mengeratkan pelukannya. Walaupun orang-orang semua melihat ke arah mereka. Mereka tidak peduli.
Yunho mengecup leher Jaejoong. Ia menelusuri setiap lekukannya. Sampai bibir itu menemukan bibir merah milik Jaejoong. Mereka berciuman, saling berpagutan. Tangan Jaejoong meremas lembut rambut Yunho. Lumatan dan jilatan kecil di berikan Yunho pada bibir Jaejoong. Jaejoong mendorong pelan tubuh Yunho.

"Aku mencintainya Yun.", ujar Jaejoong. Yunho membulatkan matanya.

"Maksudmu?", tidak mengerti Yunho. Jaejoong memeluk Yunho.

"Maafkan aku. Tapi aku mencintainya. Aku lebih dulu mencintanya, jauh sebelummu. Maafkan aku, benar-benar maafkan aku.", lirih Jaejoong. Yunho merengkuh tubuh Jaejoong. Berharap semua bohong.

"Kau melepasku? Joonggie, apa jika aku lebih dulu bertemu denganmu. Kau akan memilihku?", tanya Yunho. Jaejoong menggeleng di dada Yunho.

"Aku rasa tidak Yun.", Jaejoong menjawab lemah. Yunho melepas pelukan Jaejoong.

"Jadi tadi itu yang terakhir?", Yunho tersenyum. "Bodoh.", umpatnya pada dirinya sendiri. "Aku kira tadi adalah awal kita.", Yunho meremas tangannya. Jaejoong tertunduk.

"Maaf.", ucap Jaejoong. Yunho mengangkat wajah Jaejoong.

"Aku mencintaimu.", Yunho mengecup bibir merah Jaejoong. Lalu pergi meninggalkan Jaejoong yang kembali merasa bersalah.

....

Key memukul keningnya. Dia menggila mengingatnya yang sudah meniduri Hyun In.
"Hah bodoh. Bagaimana kalau dia hamil.", batin Key. Tapi tak lama ada senyum mengembang.
"Tapi lucu juga kalau aku punya bayi.", senang Key membayangkan itu semua, tidak peduli walau ia masih muda.

"Kau ini kenapa, senang sekali?", tanya Minho. Key tersenyum.

"Aniya. Mau tau saja.", saut Key. Semua saling pandang.

"Padahal kemarin-kemarin, selalu saja murung.", sindir Taemin. Key tertawa keras.

"Aku senang. Karena aku sudah berbaikan dengan Hyun In.", jawab Key dengan penuh semangat.

"Mwo? Sudah baikan. Bukannya kau mal...", keterkejutanan Jonghyun terhentikan oleh lemparan pulpen dari Key.

"Aku tidak mau mendengar ocehanmu lagi. Aku tidak peduli, aku punya kekasih nonna, ajjhuma, halmoni. Aku jadi bodoh karena ocehanmu. Jadi jangan banyak bicara. Menyebalkan.", kesal Key. Jonghyun tersenyum tidak bersalah.

"Oke. Oke. Aku akan tutup mulut. Hahaha. Susah kalau sudah pakai cinta.", ledek Jonghyun. Semua tertawa.

"Selamat. Aku senang, kau sudah sadar Hyun.", gurau Onew menepuk-nepuk pundak Jonghyun.

"Mwo? Memang aku kenapa hyung?", tidak terima Jonghyun.

"Kau berhenti jadi iblis penghasut. Hahahaha.", tawa Onew begitu kencang saat berkata. Sedangkan Jonghyun memajukan bibirnya kesal. Key kembali tersenyum-senyum mengingat kalau dia punya bayi.








Fan Fiction.. Complicated.. Part 20


Siwon mendatangi Ahnka di kamarnya. Ia memainkan pipi Ahnka.
"Jangan mainkan pipiku be.", eluh Ahnka yang sedang melamun, dan membuatnya teringat pada Jaejoong. Siwon tersenyum.

"Aku ini oppamu.", saut Siwon. Ahnka membalikan badannya menghadap Siwon.

"Maaf oppa.", ujar Ahnka. Siwon mengacak-acak rambut Ahnka.

"Ada Jae hyung tuh di luar.", canda Siwon. Ahnka merengut.

"Aku tidak mau bertemu dengannya oppa.", kesal Ahnka. Siwon tersenyum.

"Aku bohong. Tenang saja. Tapi aku heran melihatmu tadi malam. Minum berapa botol?", goda Siwon. Ahnka tertawa.

"Hahaha. Hanya satu botol oppa.", jawab Ahnka. "Oppa.", panggil Ahnka.

"Yaa.", saut Siwon.

"Oppa. Aku tidak mau hanya karenaku. Kalian jadi mengalah. Kau tau kalau seperti ini, aku lebih sedih. Aku merasa semua salahku.", lemah Ahnka. Siwon memeluk adiknya.

"Bukan salahmu.", tenangkan Siwon. "Kau bilang pada kakak iparmu itu. Dia yang tidak enak padamu. Jadi salahnya. Hahaha.", gurau Siwon. Ahnka balas memeluk Siwon.

"Pria tidak bertanggung jawab. Dasar.", ledek Ahnka. Dia memukul lengan Siwon.

"Hahaha. Aku senang kau seperti ini. Jadi jangan sedih lagi.", senang Siwon. Ahnka tersenyum manis. Siwon kembali mengacak rambut Ahnka.

...

Key duduk di samping Jaejoong yang sedang menonton televisi.
"Malam hyungku sayang.", sapa Key mengecup pipi Jaejoong. Jaejoong memicingkan matanya pada Key.

"Kau ini apa-apaan sih. Babo.", kesal Jaejoong. Ia menghapus bekas ciuman Key. Tapi yang diomeli, malah senyum-senyum tidak penting.

"Ah hyung. Jangan marah-marah. Nanti perawatan kulitmu percuma. Lagipula aku kan sayang padamu.", goda Key. Ia memeluk Jaejoong erat-erat.

"Bocah gila. Sudah cerita saja.", suruh Jaejoong yang sudah tau gelagat adik bungsunya.

"Aku sudah baikan dengan Hyun In. Hehehe. Ini juga karenamu.", senang Key. Ia mengerucutkan bibirnya. Jaejoong menaikan alisnya.

"Bibirmu tidak usah maju-maju. Mau apalagi, mau mencium bibirku. Aku bukan Hyun In.", sergah Jaejoong memukul pelan bibir Key. Key mengusap bibirnya.

"Sakit. Siapa juga yang mau menciummu.", kesal Key. Jaejoong tertawa.

"Aku kira. Jadi sekarang sudah baikan? Baguslah. Jadi bibirmu itu tidak kering lagi bukan?", gurau Jaejoong. Key mendengus. "Memangnya aku tidak tau. Kau kan sering sekali menginap di tempatnya. Tidak mungkin kalau tidak berciuman. Tapi kau tidak macam-macam kan.", selidik Jaejoong. Wajah Key langsung memerah.

"Itu ya, hanya sekali hyung.", jawab Key takut-takut. Jaejoong memukul kepala Key.

"Masih kecil sudah macam-macam. Yaa bodoh.", umpat Jaejoong. Ia memukul kepala Key lagi.

"Ampun hyung. Seperti hyung tidak pernah saja dengan Ahnka.", tuduh Key sambil melindungi kepalanya. Jaejoong memicingkan mata.

"Memang belum pernah. Dia itu pelit. Bubuku payah.", gerutu Jaejoong. Key tertawa.

"Kau kalah denganku.", ledek Key. Jaejoong memukul kepala Key lagi.

"Jangan meledekku. Nanti kau yang akan kalah.", kesal Jaejoong.

"Memangnya sudah baikan?", sindir Key dengan alis yang dimainkan.
*neh orang dua gejeh bgt dah*

Junsu meloncati sofa dan muncul tiba-tiba di tengah-tengah Jaejoong dan Key dengan wajah kesalnya.

"Kalian ini berisik.", kesal Junsu yang langsung marah-marah.

"Kau ini kenapa?", tegur Jaejoong yang bingung.

"Aku bertengkar dengan Younhee.", jelas Junsu. Key tertawa kecil.

"Sekarang yang punya masalah kau hyung. Haha.", senang Key. Junsu memukul kepala Key.

"Kenapa kau senang seperti itu. Bodoh.", kesal Junsu. Key memajukan bibirnya. Jaejoong hanya menahan tawanya melihat penderitaan Key. Ia mengambil tehnya di meja lalu meminumnya.

"Kenapa bertengkar? Sudah mau menikah juga.", sindir Key. Junsu menghela nafasnya.

"Dia seperti anak kecil. Aku kan hanya mengungkapkan pendapatku. Dengar ya Key, kau tau Yunho hyung, oppanya Younhee. Dia itu seorang gay. Lalu aku bilang pada Younhee, kalau aku jijik dengan hyungnya. Dia marah.", jelas Junsu. Key membuka mulutnya lebar dengan mata yang terbelalak. Sedangkan Jaejoong karena saking kagetnya menyemburkan teh yang ia minum ke wajah Junsu.
"Yaa hyung. Kau ini apa-apaan sih?", kesal Junsu sambil mengelap wajahnya yang basah.

"Apa kau bilang?", tanya Jaejoong tidak percaya.

"Iya Yunho hyung seorang GAY. Dan aku jijik pada GAY.", Junsu menekankan kata-katanya. Jaejoong menelan ludahnya.

"Jun, kau tidak boleh begitu. Bagaimana kalau aku yang GAY?", tanya Jaejoong takut.

"Jangan bercanda. Tidak mungkin kau gay. Ahnkamu itu mau kau kemanakan? Lagipula kalaupun benar, aku bingung. Yang pasti kau menjijikan. Dosa apa aku punya hyung Gay.", gurau Junsu. Key menganggukan kepalanya. Sedangkan Jaejoong diam.

"Tapi hyung, walau bagaimanapun kau harus minta maaf pada Younhee nonna. Yunho hyung kan oppanya. Jadi hyung harus menghormatinya. Lagipula dia tidak merugikanmu kan sebagai Gay.", bijak Key. Anak kecil ini terkadang bisa lebih dewasa dari Jaejoong sekalipun.

"Aku pernah cerita kan soal aku berselingkuh. Kau tau dengan siapa aku berselingkuh?", kata Jaejoong pelan. Key menggeleng. "Dengan Yunho, aku gay, Jun. Apa aku menjijikan?", lemas Jaejoong. Key menepuk pipinya.

"Sudah kubilang jangan bercanda hyung.", kesal Junsu serius. Jaejoong diam, air matanya yang menjawab. Junsu memejamkan matanya.

"Sial, seharusnya sudah aku duga. Dia tidak punya teman di Korea. Hanya kau temannya. Jadi pasti kau yang dicintainya. Bodoh.", umpat Junsu. Ia menahan kekesalannya, lalu pergi. Sedangkan Key masih tidak percaya.

"Hyung.", Key menggeleng berharap semua bohong. Namun kenyataannya, Jaejoong mengangguk. Key menghela nafasnya.

No comments:

Post a Comment