Monday, November 8, 2010

???.. HanChul..

Cast; Hangeng x heechul

...................

Seorang pria cantik dalam hadangan preman-preman kelas teri mengelilingi pria cantik itu. Tak jauh dari sana, ada seorang pemuda berpenampilan urakan dengan lolipop dalam mulutnya seperti seorang bad boy melihat kejadian itu.

"Aish, kalian berani sekali ya mengganggu.", kata pemuda itu santai sambil mengeluar masukkan lolipop di mulutnya.*kaya bebe di vacation*

"Mau jadi pahlawan kesiangan?", ledek salah satu preman. Dengan cepat pemuda itu masuk ke dalam kerumunan dan mengamankan pria cantik itu.

"Tenang saja kau akan aman jika ada aku.", kata pemuda itu sambil mengedipkan matanya. Pemuda itu menghajar preman-preman satu persatu. Pria cantik itu hanya tersenyum mengejek.

'Kau pikir aku tidak bisa melawan mereka.', pikir pria cantik itu dalam hati. Ia dengan cepat membantu pemuda itu menghajar semua preman hanya satu kali pukulan pada setiap masing-masingnya. Membuat mereka terkapar seperti ikan-ikan di pasar ikan. Ia menepuk-nepuk kedua tangannya, saat menyelesaikan semuanya.

"Tanpamu, aku juga akan aman.", kata pria cantik itu tersenyum dan mengedipkan matanya pada pemuda yang terkaget-kaget melihat pria cantik itu tanpa kesulitan menghabisi semua. Pria cantik itu mendekati sang pemuda.

"Tapi walau begitu. Terimakasih ya.", pria cantik itu meraih tengkuk pemuda dan mengecup bibir sang pemuda itu dengan lembut. Lalu pergi meninggalkan pemuda yang terdiam terpaku.

Setelah sadar. "Aish, mengapa aku tidak tanya namanya. Babo.", maki pemuda itu sambil memukul jidatnya.

........................


-Hangeng POV-

Pria itu, dua hari ini aku tidak bisa menghentikan pikiranku darinya. Sebuah senyum kecilku menghias, ketika mengingat bibir ini dikecup olehnya. Sudahlah, hari ini ada misi alias mencopet. Aku sebenarnya bukan orang miskin, tapi mencopet dan berlaku seperti badboy adalah kesenangan. Walaupun pada akhirnya hasil copetanku bukan aku yang merasakan.*ky robin hood*

Di hadapanku ada mangsa empuk. Sepertinya ibu itu kaya. Aku mendekatinya, ya dengan tangan cepatku kini dompetnya sudah ada padaku. Dengan santai aku berjalan. Aman terkendali.

Seseorang menepuk bahuku. Aish, pria cantik waktu itu.

"Kembalikan dompetnya.", katanya sambil tersenyum padaku.

"Dompet apa?", aku tidak mengerti. Iya mendekat padaku. Teramat dekat. Tatapannya selalu seperti ingin mencengkramku. Tangannya masuk ke dalam T-shirtku. Dia meraba perutku. Ini menyenangkan.

"Dompet ini.", katanya. Mengacungkan dompet yang aku selipkan di celanaku dan perutku. Sial, dia tau semuanya. Aku jadi malu sekali di hadapannya.

"Itu ya.", aku bingung.

"Jangan jadi pencuri, itu tidak bagus. Aku akan kembalikan ini.", katanya. Lalu pergi. Aish, namanya.

"Hey, namamu siapa?", teriakku. Dia menghentikan langkahnya.

"Heechul. Kim Heechul.", katanya. Nama yang unik. Aku mendekatinya.

"Bisa kita bertemu lagi?", tanyaku.

"Pasti. Setiap hari aku memang mengawasimu. Agar tidak mencopet lagi. Aku tidak suka.", katanya. Maksudnya apa mengawasiku? Entahlah. "Jadilah pria baik.", bisiknya di telingaku. Udaranya berhembus hangat. Lalu ia mengecup pipiku. Dan beranjak pergi. Namun aku tarik tubuhnya dan aku peluk pinggangnya.

"Apa mau jadi kekasihku?", tanyaku. Aku sudah dibuatnya gila. Aku cium bibirnya. Lembut dan hangat. Ia membalasku lebih hangat dan lembut. Ia melepas ciuman kami duluan.

"Kau mau dapatkan aku? Berusahalah.", godanya lalu pergi meninggalkan aku. Pria gila, yang membuatku semakin gila. Aku tidak tahu dimana rumahnya. Maksudnya berusaha apa ya?


-Heechul POV-

Tidak semudah itu mendapatkan aku. Aku harap ini menyadarkan dia untuk mau tanggung jawab dengan perusahaan keluarganya. Dia menganggap hidup ini hanya permainan saja. Denganku dia harus jalani hidup lebih tertata. Tapi aku hadir bukan hanya untuk itu. Karena aku memang mencintainya dan menginginkannya.

................................


-Author POV-

Heechul setiap hari terus mengawasi Hangeng. Ia orang yang menyodorkan diri kepada orangtua Hangeng untuk menjadi orang yang bisa menaklukan cinta Hangeng dan di setujui oleh mereka. Namun, ia diberi syarat. Buatlah Hangeng mau menjalankan perusahaan keluarga lagi. Heechulpun setuju.

"Aish, masih jadi copet saja.", kesal Heechul melihat Hangeng mencopet lagi. Ia segera mendatangi Hangeng.

"Apa kau sungguh-sungguh ingin memiliku?", tegur Heechul. Hangeng kaget, ia berbalik menghadap Heechul.

"Aish kau. Iya, memangnya kenapa?", saut Hangeng.

"Apa kau tidak mendengarkanku? Hentikan mencopet, dan berkerja yang benar. Itu tantangan untukmu jagiya. Kalau menginginkanku.", bisik Heechul. Hangeng tersenyum.

"Hanya itu? Dengan cepat aku bisa dapatkan semua.", jawab Hangeng. Ia memeluk Heechul. "Asal kau jadi milikku. Aku akan lakukan apapun. Bahkan sebuah perusahaan aku juga akan berikan padamu.", lanjut Hangeng. Dipikirannya, perusahaan keluarganya akan jadi jalan keluarnya.

"Heuh. Aku tunggu janjimu. Jangan bermain-main dengan hidupmu. Aku tidak suka itu.", kata Heechul. Hangeng mengangguk.

"Aku antarkan pulang kerumahmu ya. Aku kan pemilikmu sebentar lagi.", tawar Hangeng.

"Hahaha. Apa katamu saja.", saut Heechul. Ia mengamit tangan Hangeng.

........................

Hangeng tidak menyangka rumah Heechul semegah ini. Ia kira Heechul orang biasa. Dari penampilannya bukan seperti seorang milionaire.

"Ini rumahmu?", tanya Hangeng.

"Iya. Kenapa?", heran Heechul.

"Aku kira kau orang biasa.", jelas Hangeng. Heechul tersenyum.

'Berarti dia mencintaiku bukan karena aku orang kaya dan itu bagus.', pikir Heechul senang. "Apa kau mau masuk?", tawar Heechul.

"Apa boleh? Kalau boleh. Aku akan menerima penawaranmu.", saut Hangeng.

"Sangat boleh.", kata Heechul. Ia menarik Hangeng masuk.

Baru membuka pintu, Heechul berpapasan dengan umma dan appanya yang akan pergi.
"Umma, appa tumben sekali masih dirumah?", tegur Heechul.

"Ini kami baru mau pergi. Siapa dia?", tanya Mr. Kim penuh selidik.

"Aku calon menantu kalian. Annyeong ajjhusi, ajjhuma.", kata Hangeng sambil membungkukan badannya.

"Kau kekasih anakku, lihat penampilanmu. Anak berandal. Kau tidak ada pantasnya untuk bersanding dengan putraku. Seorang pewaris tunggal perusahaan keluarga kami. Minimal jabatan Presiden Direktur yang pantas untuknya. Tidak sadar diri sekali kau.", ketus Mrs.Kim. Ia memandang sinis pada Hangeng.

"Sudah. Kau tidak lihat wajahnya. Kasihan, saat umma berkata seperti itu.", Heechul menanggapi santai. "Sudah sana pergi. Nanti terlambat.", Heechul mencium pipi Mr dan Mrs. Kim. Lalu menarik masuk Hangeng.

'Semoga kata-kata umma bisa membantuku mendapatkanmu.', kata Heechul dalam hati. Ia melirik pada Hangeng.


-Hangeng POV-

Ummanya benar-benar tidak suka padaku. Andai mereka tau, jabatan presiden direktur adalah hal mudah untukku. Apa memang aku harus kembali pada pekerjaan lamaku yang membosankan itu. Aku melirik pria cantik di sebelahku. Kini kami berada di kamarnya. Aku mendorongnya ke tembok dan memenjaranya.

"Apa aku benar-benar harus jadi seorang presiden direktur dulu, untuk mendapatkanmu?", tanyaku tepat di depan wajahnya.

"Iya. Itu resikonya karena telah berani menginginganku. Tapi kalau kau tidak sanggup, lupakan saja.", sautnya seakan menantangku dengan tatapan menggoda. Aku bisa merasakan jari telunjuknya menelusuri wajahku. Aku menikmatinya. Sentuhannya membelenggu. Ia canduku, candu yang menggairahkan. Apapun, aku lakukan untuk mendapatkannya. Akan aku ambil alih perusahaanku lagi. Tunggu jagiya kau akan jadi milikku seutuhnya. Aku menghirup aroma tubuhnya, aku memeluknya erat. Bibirku bermain di lehernya.

"Aku bukan milikmu. Jadi jangan harap kau bisa lakukan itu sekarang.", sergahnya mendorong tubuhku. Dia membuatku semakin penasaran.

"Aku mencintaimu.", bisikku mendesah di telinganya.

"Akupun sama Hangeng-ssi.", sautnya tersenyum manis. Dan semakin membuatku gila. Darimana ia tau namaku?

......................

Aku di depan cermin, menggunakan jas. Sangat rapih sebagai hari pertamaku kembali menjadi presiden direktur. Ini untuknya, hanya untuknya.

"Kim Heechul, kau mati di tanganku.", kataku tersenyum sambil memandang fotonya di nakas sebelah tempat tidurku.

Di kantor, aku hanya melakukan hal-hal tidak penting. Duduk, tanda tangan, duduk, tanda tangan. Merindukannya. Kim Heechul. Akan ku lamar hari ini juga.

....................

"Annyeong ajjhusi.", sapaku saat memasuki ruang kerjanya. Dia sepertinya tidak mengenaliku. Wajar saja dengan penampilanku berubah sekali. Kini aku ada di perusahaan milik keluarga Kim. Ia menjamuku dengan ramah.

"Maaf tapi apa aku mengenalmu?", tanyanya akhirnya.

"Aku Hangeng, pria yang waktu itu bersama putramu. Apa ajjhusi ingat? Saat dirumah dengan penampilan berandal.", kataku memberi petunjuk. Sepertinya ia sedikit berputar otak. Dan akhirnya mengangguk.

"Lalu maksudmu apa mengelabui penampilanmu saat ini? Untuk mengelabuiku juga?", ketusnya padaku. Aku menyodorkan kartu namaku. Aku tidak peduli dia mau percaya atau tidak. Aku lihat dia benar-benar kaget.

"SJ Company? Kau PresDir disana? Bukankah kau...", calon mertuaku tercengang, aku potong saja kata-katanya.

"Aku bukan berandal ajjhusi. Aku seorang presiden direktur seperti yang kalian mau. Jadi apa aku bisa menikahi putra kalian?", kataku santai.

"Mwo? Menikah?", ia kaget bukan main. Tadinya ia tetap tidak percaya padaku dan tidak mau melepas putranya untukku. Namun karena bujuk rayuku yang teramat meluluhkan. Aku dapatkan restu dari ajjhusi dan nantinya aku akan dapat restu juga dari ajjhuma. Karena wanita itu pasti akan setuju. Kini tinggal aku dapatkan priaku. Tidak ada alasan lagi untuk ia menolakku.

Aku mendatangi ruangannya. Dia terlihat begitu tampan, tidak seperti biasanya yang cantik bagai cinderella. Tapi tetap saja he's always in my heart.*pret*

Aku masuk ke dalam ruangannya dan duduk di atas mejanya. Membuatnya menghentikan pekerjaannya dan mendengus.

"Tidak sopan sekali.", sindirnya. Ia memandangku dari atas sampai bawah terus-terusan. Sepertinya ia tidak menyangka dengan penampilanku.

"Kenapa? Kagum melihatku?", tegurku. "Sesuai syarat, aku sudah jadi presiden direktur. Jadi aku sudah memilikimu sekarang.", lanjutku mengedipkan mataku. Tapi, ia malah tersenyum mengejek.

"Selamat. Tapi tingkahmu ini sangat tidak pantas disandingkan dengan penampilanmu. Perbaiki tingkahmu.", suruhnya. Aku merengut mendengarnya. Masih ada syarat lagi untuk mendapatkannya. Ia menaikan satu alisnya. Lalu menempelkan pipinya di pipiku.

"Kau harus berusaha. Karena kalau kau berhasil, aku juga berhasil dalam usahaku mendapatkanmu. Jadi semua ada padamu.", bisiknya padaku. Apa yang dia maksud? Aku tidak mengerti.

"Maksudmu apa?", tanyaku. Ia kembali tersenyum.

"Tanya pada orangtuamu. Nanti kau mengerti. Syarat untukku mendapatkanmu.", katanya lagi semakin membuatku tidak mengerti. Memangnya dia kenal orangtuaku. Aku saja baru bertemu dengannya.

..............

Karena penasaran, aku langsung bertanya pada orangtuaku.

"Appa, apa kau mengenal pria bernama Kim Heechul?", tanyaku tiba-tiba.

"Iya, bukannya dia pacarmu?", jawabnya. Malah berbalik bertanya.

"Maksudku darimana appa tau? Aku kan belum memperkenalkannya padamu?", heranku benar-benar.

"Dia menemuiku lima bulan yang lalu. Menyodorkan diri menjadi seseorang yang kau cinta. Blablabla.", ia menjelaskan panjang lebar. Intinya, dia sudah melamarku lebih dulu. Namun, orangtuaku memberi semua syarat seperti syaratnya padaku. Kalau Heechul benar-benar ingin mendapatkanku. Heechul kau ini siapa sebenarnya? Lima bulan yang lalu? Darimana ia tahu aku? Dia membuatku gila.

.......................


-Author POV-

Semakin lama attitude Hangeng semakin baik. Gaya berandalnya berkurang setiap harinya. Awalnya ia lakukan atas dasar keinginannya mendapatkan Heechul. Namun semuanya berjalan karena terbiasa. Benar-benar pria idaman para orangtua. Tapi tidak saat ia bersama Heechul. Keliarannya tak dapat terelakan.

Selesainya makan malam dirumah Hangeng. Heechul diajak Hangeng ke kamarnya.

Hangeng menarik pinggang Heechul, saat Heechul hendak ke kamar mandi.
"Kau mau kemana? Makan malam penutup(baca: bibir dan leher) belum aku rasakan.", kata Hangeng dengan mata berkeling.

"Kau ini, aku mau ke kamar mandi. Rasakan nanti saja.", saut Heechul.

"Kalau begitu aku ikut. Aku bisa rasakan lebih di kamar mandi.", goda Hangeng dengan senyum liciknya.

"Aku belum jadi milikmu. Kau tidak bisa rasakan yang itu.", sergah Heechul. Ia mendorong tubuh Hangeng dan masuk kamar mandi.

Tak lama Heechul muncul. Hangeng kesal.
"Kapan kau jadi milikku? Semua syarat, sudah aku penuhi. Tingkah, aku sudah bertingkah baik. Maumu apa lagi? Bukankah kau juga menginginkanku lebih dulu? Kenapa terus menolakku. Apa kau hanya ingin mempermainkanku?", kesal Hangeng panjang lebar.

"Hahahaha. Jangan marah.", rajuk Heechul ia meletakan kedua tangannya di pundak Hangeng. "Aku hanya ingin memastikan, apa kau benar-benar bisa bertanggung jawab dengan hidupmu. Ternyata kau benar-benar pria yang pantas untukku. Apakah kau sudah jadi milikku?", kata Heechul panjang lebar diakhiri sebuah pertannyaan.

"Dari dulu aku milikmu. Kau saja yang menyebalkan.", kesal Hangeng. Heechul tersenyum. Ia mencium bibir Hangeng dengan lembut.

"Sejak pertama aku melihatmu aku langsung jatuh hati padamu. Sepertinya kau tidak ingat kejadian itu.", ujar Heechul. Hangeng sibuk menciumi leher Heechul.

"Kejadian apa? Kau diganggu itu?", tanya Hangeng sambil terus menciumi leher Heechul.

"Jangan sakit-sakit menggigitnya.", eluh Heechul saat lehernya digigit keras Hangeng. "Ingat acara inagurasimu empat tahun yang lalu. Aku ada dalam tamumu. Saat itu aku tidak sengaja menabrakmu. Dan minumanku membuat kemejamu jadi berwarna merah. Sebagai bintang utama malam itu seharusnya kau marah padaku karena aku menghancurkan penampilanmu. Tapi kau malah menepuk pundakku dan berkata. 'Lain kali hati-hati ya'. Sejak saat itu aku menyukaimu dan kau pemilikku seutuhnya.", cerita Heechul panjang lebar.

"Jadi pria ceroboh itu kau aku tidak melihat wajahmu. Jadi aku tidak bisa mengenalimu.", saut Hangeng santai disela ciumannya pada pipi Heechul. "Lama sekali baru memunculkan batang hidungmu sekarang. Sejak itu, kau milikku seutuhnya, tapi kenapa sampai tadi kau bilang kau bukan milikku?", heran Hangeng. Kini pipi Heechul penuh air liur Hangeng.*jorok*

*anggap percakapan ini saat hangeng sedang mesum*

Heechul memeluk erat Hangeng, dan meletakan kepalanya di pundak Hangeng. Itu membuat Hangeng menghentikan kegiatannya. "Kan sudah aku bilang, untuk meyakiniku. Apa kau pantas untukku. Tapi sekarang aku adalah milikmu seutuhnya.", kata Heechul. Hangeng tersenyum senang.


-Heechul POV-

Hangeng gila, dia benar-benar seperti orang gila. Mendengar itu ia langsung membantingku ke tempat tidurnya dan menindihku. Ia mengendusku, seperti anjing mengendus tulang yang akan jadi santapannya.

"Ini yang aku mau.", katanya mendesah sebelum menyantap dan menikmati semua inci tubuhku yang sudah tanpa sehelai benangpun di hadapannya.*jgn dibayangin*

Sesuatu dari hatiku yang akhirnya aku sejajarkan dengan pandangan mataku. Aku terlebih dahulu mencintai dia, dan ternyata ketampanannya semakin membiusku.

Enam bulan yang lalu aku baru memberanikan diriku untuk melamarnya langsung pada kedua orangtuanya. Sialnya, ternyata dia sudah setahun berlagak seperti badboy dan senang sekali bertingkah berandal. Dan aku harus menanganinya. Karena itu syarat dari orangtuanya. Dua bulan aku mengawasinya, tingkahnya benar-benar jauh dari sopan dan sangat selengean. Kebetulan saat aku mengawasinya, aku diganggu sekumpulan preman. Kesempatan untukku menjeratnya. Aku biarkan dia merasakan sebagai pahlawanku. Dan sisanya untukku membuatnya terkagum dan itu berhasil. Aku kecup bibirnya, agar ia tidak bisa melupakanku. Saat aku melihatnya beraksi lagi dengan kekonyolannya mencuri. Mungkin dia ingin berlagak seperti robin hood. Tetap saja tidak benar apapun alasannya. Aku menepuknya. Menggodanya dengan tatapan dan desahanku. Sedikit meraba perutnya, untuk benar-benar membuatnya menginginkanku. Dan dalam sekejap dia jadi milikku. Aku jalankan aksiku agar ia benar-benar berubah dan kembali ke jalan yang benar.*kaya ape aje* Ternyata semua berjalan sesuai rencanaku. Kini, aku adalah miliknya dan dia adalah milikku.

.......................






The End.

No comments:

Post a Comment