Monday, November 8, 2010

Fan Fiction.. When The Magnae Get Sick..

Title : When The Magnae Get Sick

Author : Anka 'bubu'

Cast : DBSK





Let's get the story.

Cekidot.


=========================== 3 ===========================

=========================== 2 ===========================


=========================== 1 ===========================


===========================GO===========================



Changmin meringkuk kedinginan di tempat tidurnya. Rasanya terlalu dingin. Ia belum juga bisa memejamkan matanya, walaupun malam sudah semakin larut. Yoochun yang saat itu menjadi roommatenya. Terbangun dari tidurnya, namun masih belum menyadari keadaan magnaenya itu. Ia melenggang begitu saja masuk ke dalam kamar mandi. Changmin semakin menarik selimut sampai leher untuk menghangatkan tubuhnya. Bibirnya bergetar dan membiru. Ia menggigil dahsyat. Yoochun yang baru keluar kamar mandi. Baru bisa dengan jelas menatap Changmin dan menyadari keadaannya.

"Huah, Changmin-ah. Kau kenapa?", cemas Yoochun. Ia berlari ke arah Changmin, sampai lupa untuk mengeringkan kakinya yang basah di atas keset terlebih dahulu.

"Dingin hyung.", jawab Changmin tersendat karena menggigil. Yoochun meletakan punggung tangannya di dahi Changmin. Panas, suhunya seakan dapat membakar tangannya.

"Kau sakit. Bagaimana ini.", panik Yoochun. Ia berlari ke arah lemari. Mengeluarkan semua stok selimut. Lalu ia letakan di tubuh Changmin. Sehingga kini Changmin berlapiskan tumpukan selimut-selimut tebal.

"Otthoke? Masih dinginkah?", tanya Yoochun. Changmin mengangguk lemah. Tiba-tiba Yoochun menepuk keningnya.

"Babo. Pendingin ruangan.", Yoochun segera menon-aktifkan pendingin ruangan yang ada. "Ini karenaku ya? Maaf, seharusnya aku tidak memasang dengan suhu paling rendah.", sesal Yoochun. Memang kebiasaan Yoochun, yang selalu tidur dengan pendingin ruangan yang suhunya paling rendah. Karena kalau tidak, ia tidak dapat memejamkan matanya.

Changmin tersenyum. "Bukan salahmu hyung. Ini karena memang saatnya aku sakit.", gurau Changmin agar Yoochun tidak merasa bersalah. Walau sebenarnya suhu ruangan yang rendah, menambah membuatnya menggigil.

"Kau ini. Sebentar aku beritahu yang lain. Tidak apakan ditinggal sebentar?", takut Yoochun meninggalkan Changmin dalam keadaan seperti itu. Changmin tersenyum dan mengangguk. Tak ayal, Yoochun langsung melesat lari keluar kamarnya dan mengetuk kamar HoSu. Tak lama Yunho, membuka pintu.

"Waeyo Chun-ah? Malam-malam begini?", tanya Yunho yang merasa tidurnya terusik.

"Changmin sakit. Tubuhnya benar-benar panas sekali.", beritahu Yoochun tersengal-sengal karena berlari.

"Mwo? Minnie-ah.", Junsu yang mendengarnya, panik dan langsung bangkit dan berlari ke kamar Changmin. Yunho tak kalah panik, tapi ia masih mengontrol diri. Dia seorang leader, ia tidak boleh menambah kepanikan para adik sekaligus membernya.

"Bangunkan Joonggie. Aku telepon dokter.", suruh Yunho. Yoochun mengangguk. Yoochun membangunkan Jaejoong. Jaejoong tak kalah panik, bahkan lebih panik saat diceritakan keadaan Changmin.

___________________________________________________


Dokter sudah selesai memeriksa kondisi Changmin. Semua wajah panik berharap tidak ada yang parah pada magnae mereka.

"Tenang saja, Changmin-ssi hanya demam tinggi. Besok suhunya juga akan turun.", jelas sang dokter. Semua wajah kini bisa sedikit bernafas lega. "Kalau begitu saya permisi. Jangan lupa obatnya ya. Mari.", pamit sang dokter, yang diantar Yunho sampai pintu dorm mereka.

"Minnie-ah, kenapa sakit?", tanya Junsu, dengan pertanyaan yang terdengar bodoh. Ia menggenggam tangan Changmin, agar terasa hangat.

"Mana aku tahu hyung. Sudah jangan cemas.", tenangkan Changmin. Walaupun masih sulit untuk berbicara. Yoochun mengerenyitkan keningnya.

"Bagaimana tidak cemas, badanmu panas sekali.", kesal Yoochun. Kini hanya tinggal mereka bertiga di dalam kamar. Yunho mengantar sang dokter. Sedangkan Jaejoong, daritadi membuat bubur di dapur. Selalu seperti ini, jika ada member DBSK yang jatuh sakit, tidak ada kata tenang dalam kamus mereka. Mereka akan menjadi manusia dengan kecemasan paling tinggi di dunia.

"Minnie-ah, ayo makan dulu.", kata Jaejoong penuh kelembutan bagai seorang ibu dengan nampan dan semangkuk bubur di atasnya, untuk anaknya yang sedang sakit. Yoochun dan Junsu membantu Changmin untuk duduk bersandar di kepala ranjang. Tidak lupa Junsu memperbaiki letak selimut Changmin. Agar menghangatkan.

"Sekarang buka mulutmu. Aaaa.", suruh Jaejoong yang siap memberi suapan pada Changmin. Changmin menurut, tapi dia hanya memakan sedikit dari sesendok penuh itu.

"Pahit hyung. Tidak mau ah.", tolak Changmin seperti anak kecil, yang tidak mau meminum obat.

"Yaa kau ini seperti anak kecil. Ayo makan Changmin-ah.", suruh Yunho yang baru masuk kamar Changmin.

"Iya kau ini. Ayo makan. Agar kau cepat sembuh. Buka mulutmu.", Jaejoong memaksa mulut Changmin terbuka lagi.

"Tapi pahit, kalian ini pemaksa sekali.", eluh Changmin kesal. Yoochun memukul kepala Changmin sangat pelan.

"Pemaksa juga karena kami menyayangimu. Dasar. Ayo buka mulut.", galak Yoochun yang tidak biasa.

"Iya-iya. Kalian ini.", akhirnya Changmin mau membuka mulutnya. Dan dengan cepat Jaejoong memasukan bubur ke dalam mulut Changmin. Walaupun terasa pahit dalam mulutnya, Changmin tetap dipaksa dan memaksa diri untuk menelan bubur itu. Ia tau semua ini perhatian dan kasih sayang dari keempat kakaknya yang begitu ia sayangi.

"Aku senang, aku sakit.", kata Changmin dengan senyum mengembang. Sedangkan Yunho sudah memicingkan matanya. Junsu menampilkan wajah imutnya. Yoochun menaikan alisnya. Dan Jaejoong memajukan bibir seksinya. Keempat pria ini heran, lebih tepatnya kesal dengan kata-kata Changmin. Bisa-bisanya dia senang, sedangkan mereka begitu khawatir.

"Kau sakit malah senang.", kesal Junsu, yang gemas. Changmin kembali tersenyum sumringah.

"Tentu saja aku senang. Karena aku tau, aku punya empat hyung yang sangat menyayangiku. Ya kalian ini. Kalian jadi terjaga saat ini, karena aku sakit. Kalian menjagaku. Merawatku. Dan aku bisa melihat dari wajah kalian, yang begitu mengkhawatirkanku. Padahal aku hanya sakit demam.", jelas Changmin dengan sedikit air mata yang mengalir, tapi senyum lebarnya terus mengembang.

"Kau tidak sakitpun, seharusnya kau tau kami begitu menyayangimu.", timpal Jaejoong dengan senyum meneduhkannya. Changmin begitu senang mendengarnya.

"Bodoh sekali kau Changmin-ah. Awas ya, kalau kau sakit terus. Itu membuat leadermu ini cepat tua, karena terus memikirkanmu.", gurau Yunho, dengan nada yang begitu serius. Changmin tertawa dan menghapus air matanya.

"Pokoknya aku menyayangi kalian. Sayang sekali.", saut Changmin seperti anak kecil. Dan semuanya beranjak memeluk Changmin.

"Haha. Kami juga menyayangimu. Sudah sekarang tidur, agar besok suhumu turun. Kau ini benar-benar panas.", kata Junsu dengan kedewasaannya.

"Mwo? Dolphin, sejak kapan gaya bicaramu jadi dewasa begitu.", ejek Yoochun. Sontak semua tertawa, sedangkan Junsu merengut kesal dibuatnya.

Semua indah jika bersama. Dalam suka maupun duka. Itulah mereka. Keluarga yang begitu saling menyayangi sampai pada akhirnya.

__________________________________________






The End

No comments:

Post a Comment