Sunday, March 13, 2011

Fan Fiction.. KiMinKyu.. YAOI

"Manusia evil.", ledek Changmin mendorong belakang kepala Kyuhyun dari belakang.

"Aish, monster makanan ini lagi seru.", kesal Kyuhyun yang sedang serius bermain games.

"Heh evil, kau baru sampai level ini. Aku saja sudah sampai level akhir.", angkuh Changmin. Kyuhyun mendelik dan mempause gamesnya. Ia berbalik badan menatap Changmin.

"Kau monster diam. Aku kan baru beli games ini. Bodoh.", kesal Kyuhyun yang tak terima. Dia adalah rajanya games, tidak mau begitu saja di rendahkan oleh sahabatnya sejak kecil itu. Ia menggigit keras lengan Changmin.

"Awwwww. Ya kau bodoh sekali. Sakit.", ringis Changmin memukul-mukul punggung Kyuhyun. Setelah puas menggigit Kyuhyun segera melepasnya.

"Hehehe. Memangnya enak.", senang Kyuhyun. Changmin memajukan bibirnya. Segera ia melihat bekas gigitan Kyuhyun. Kyuhyun langsung memegang lengan Changmin dan menekan keras gigitannya.

"Sakiiitt.", teriak Changmin. Kyuhyun tertawa.

"Tato barumu bagus Min. Hahahaha. Gambar gigi. Tidak ada yang punya. Hahahaha.", ledek Kyuhyun. Changmin mendengus kesal.

"Bagus apanya. Akan aku balas kau.", kesal Changmin. Tapi Kyuhyun lebih dulu lari menjauhi Kyuhyun. Changmin tidak menyerah, ia mengejar Kyuhyun yang lari keluar.

"Tidak mau monster. Tidak mau. Aku tidak mau jadi makananmu.", teriak Kyuhyun sambil menjulurkan lidahnya. Akhirnya mereka berkejar-kejaran.

GREEPP
Changmin berhasil menangkap Kyuhyun. Changmin menatap menang, sedangkan Kyuhyun memajukan bibirnya kesal.

"Sekarang kau adalah makananku.", senang Changmin. Kyuhyun memukul kepala Changmin.

"Jangan keras-keras. Kau kalau menggigitku tidak kira-kira.", atur Kyuhyun. Changmin tertawa. Ia menaik-turunkan alisnya. Ia gigit pipi empuk Kyuhyun dengan keras. Kyuhyun meronta dan mencubit lengan Changmin keras.

"Sakit bodoh.", umpat Kyuhyun kesal. Changmin tertawa dan melepas pelukannya.

"Rasakan.", puas Changmin.

"Air liurmu, jorok sekali. Huh. Monster.", kesal Kyuhyun yang mengelap air liur di pipinya. Tapi yang ada Changmin terus saja tertawa.

'In my heart, in my world. Two hearts to love.', ponsel Changmin berdering. Membuatnya menghentikan tawanya. Ia tersenyum membaca siapa yang meneleponnya.

"Yeobohaseyo Jagiya.", sapa Changmin.

"Jagi, rindu padamu.", manja si penelepon di sebrang sana yang tak lain adalah kekasihnya, Kibum.

"Hahaha. Aku juga rindu padamu.", balas Changmin. Tidak memperhatikan sekitarnya, dimana Kyuhyun sudah melangkah kembali ke dalam rumahnya dengan lesu.

"Benarkah? Aku ingin bertemu denganmu. Kau ada di rumah? Aku mau kesana.", tanya Kibum.

"Ne. Aku ada di rumah. Tapi nanti, kalau mau cari aku. Cari di rumah Kyuhyun saja ya. Di rumah tidak ada orang jadi aku bosan.", jelas Changmin cepat. Rumah Changmin dan Kyuhyun memang bertetangga, jadi setiap saat Changmin bisa ke rumah Kyuhyun. Begitupula sebaliknya.

"Jadi sekarang kau bersama Kyuhyun?", ketus Kibum dengan penekanan nada.

"Iya jagi..", Changmin memandang ke sekitarnya. 'Mwo kemana dia?', pikir Changmin. "Jagi sebentar ya. Kyuhyun kemana lagi.", dumel Changmin. Kibum mendengus keras disebrang sana.

"Terserah. Aku kesana.", Kibum langsung memutuskan sambungan teleponnya. Changmin menggaruk kepalanya.

"Mungkin Kyuhyun sudah di rumah.", pikir Changmin. Iapun kembali ke rumah Kyuhyun. Ia langsung duduk di samping Kyuhyun yang sedang bermain games lalu mengacak-acak rambut Kyuhyun.

"Main meninggalkanku saja.", kesal Changmin. Kyuhyun tidak peduli.

"Evil, bagaimana kalau kita main berdua.", usul Changmin. Kyuhyun mempause gamesnya.

"Cepat. Kau menggangguku saja.", kesal balik Kyuhyun. Ia melempar stick games yang satu lagi pada Changmin.

"Kau akan kalah Kyu. Lihat saja.", percaya diri Changmin. Kyuhyun mencibir.

"Kau kalah, aku bunuh kau Minnie.", kecam Kyuhyun. Changmin membelalakan matanya.

"Omona. Kejam sekali.", tidak percaya Changmin. Kyuhyun menatap sinis.

"Berani tidak.", tantang Kyuhyun. Changmin meyeringai.

"Ne. Aku tidak takut padamu.", tantang balik Changmin. Akhirnya mereka bermain games bersama walaupun terkadang mereka curang. Ada yang menutup mata lawan, ada ya merebut stick games lawan. Tapi yang pasti mereka tertawa riang sekali.

"Curang. Huah. MINNIE.", protes Kyuhyun. "Kembalikan stick gamesku. Huh.", kesal Kyuhyun meraih-raih stick di tangan Changmin.

"Tidak mau. Huh.", ngeyel Changmin. Tak ayal perebutanpun terjadi. Sampai pada akhirnya Kyuhyun terjatuh menindih Changmin. Changmin menyipitkan matanya dan mengerucutkan bibirnya imut. Kyuhyun tidak berkedip dari wajah pria dibawahnya itu. Tampan, paling tidak itu yang ada dalam pikiran Kyuhyun.

"Ehem.", dehem seseorang. Keduanya menoleh ke arah suara, membuat Kyuhyun segera bangkit dari tubuh Changmin dan kembali berkutat dengan stick gamesnya.

"Jagiya sudah datang.", senang Changmin yang langsung memeluk orang itu, yaitu Kibum. Kyuhyun sempat melirik-melirik ke arah mereka berdua. Ia memajukan bibirnya.

"Kau habis apa sih dengan Kyuhyun?", tanya Kibum manja. Changmin mengecup bibir Kibum.

"Hanya main games. Hehe. Aku senang kau datang.", kata Changmin riang. Kibum menaruh kembali dagunya di pundak Changmin. Ia melirik pada Kyuhyun yang bergelagat aneh. Ia mengerutkan keningnya.

"Aku juga senang jagi.", saut Kibum yang terus memperhatikan Kyuhyun.

'Kenapa harus pacaran di rumahku sih.", kesal Kyuhyun dalam hati. Ia kembali bergelut dengan layar televisi. Ia menepuk pipinya sekali untuk membuatnya sadar sepenuhnya. Tapi tetap saja, Kibum merasa aneh dan tidak suka. Ia cemburu pada Kyuhyun jika bersama Changmin.


...............


Kyuhyun dan Changmin sedang menghabiskan waktu bertanding basket di lapangan basket kampus mereka.*bahasanya ga enak* Dua manusia ini sama sekali tidak bisa terpisahkan walau dalam hari-harinya mereka seperti anjing dan kucing.

"Huah, kau curang monster.", teriak Kyuhyun pada Changmin yang berbuat curang dengan menarik lengan Kyuhyun dan mengambil bola yang sedang di drible Kyuhyun. Dan Changmin langsung melakukan lay up. Dua poin di dapatkan Changmin.

"Jangan sebut aku curang. Aku tidak curang tau.", sangkal Changmin. Kyuhyun menoyor kepala Changmin.

"Aku malas bermain denganmu, selalu curang.", kesal Kyuhyun melangkah menuju bangku di pinggir lapangan dan duduk disana. Changmin menyusul.

"Kemarin kau juga curang, kau mendorongku saat aku mau lay up.", tidak mau kalah Changmin. Kyuhyun menggembungkan pipinya.

"Tapi aku kesal padamu.", ngeyel Kyuhyun. Changmin bertolak pinggang.

"Aku lebih kesal lagi. Huh.", balas Changmin. Kyuhyun menggaruk kepalanya.

"Kau ikut-ikut saja.", kesal Kyuhyun.

"Siapa yang ikut-ikut.", elak Changmin.

"Whatever. Aku mau makan, lapar.", Kyuhyun pergi meninggalkan Changmin.

"Makan. Ikut Kyu. Tunggu.", teriak Changmin berlari menyusul Kyuhyun dan dengan cepat merangkul pundak pria yang lebih pendek sedikit dibandingkannya.

"Katanya tadi tidak mengikutiku.", sindir Kyuhyun. Changmin tersenyum lebar.

"Kau begitu saja marah. Tidak seru ah.", bujuk Changmin mencolek dagu Kyuhyun. Kyuhyun menampilkan ekspresi ingin muntahnya.

"Jangan seperti itu. Menjijikan sekali.", marah Kyuhyun. Changmin tertawa keras bukan main.

"Kau kalau marah benar-benar seperti evil. Hahaha.", ledek Changmin yang langsung kabur sebelum Kyuhyun mengamuk.

"Yaa kau monster makanan.", teriak Kyuhyun mengejar Changmin. Lalu mereka tertawa bersama-sama setelahnya.

...


Kibum sangat senang saat ini, ia sedang makan malam bersama Changmin. Mereka jarang hanya berdua saja. Biasanya akan ada Kyuhyun.

"Malam ini kau sangat manis jagi.", puji Changmin. Wajah Kibum memerah.

"Benarkah? Sengaja untukmu. Hehe.", malu Kibum.

"Wajahmu merah.", goda Changmin. Segera saja Kibum memukul tangan Changmin pelan.

"Iseng sekali. Jangan goda aku. Aku marah nanti.", kecam Kibum. Changmin mengacak rambut Kibum.

"Jangan marah. Kau tau, kalau marah aku tidak mengerti bagaimana membuatmu baik.", bujuk Changmin. Kibum tersenyum.

"Jagiya.", panggil Kibum. Changmin menoleh.

"Apa jagi?", saut Changmin. Kibum menatap mata Changmin.

"Jagiya, bagaimana kalau kita bertunangan.", usul Kibum. Sontak Changmin tersedak.

"Uhuk. Uhuk.", Kibum langsung saja menepuk pelan punggung Changmin.

"Jagiya.", lirih Kibum.

"Apakah tidak terlalu cepat.", tolak Changmin lembut dengan alasannya.

"Iya sih. Yasudah kalau tidak mau.", pasrah Kibum. Ia menundukan wajahnya.

"Bukan begitu. Beri aku waktu untuk memikirkannya ya.", pinta Changmin cepat. Kibum mengangguk pelan. Changmin mengangkat dagu Kibum agar melihatnya.

"Jangan ditekuk lagi wajahmu. Jelek tau.", goda Changmin. Kibum mengerucutkan bibirnya.

"Jahat sekali.", manja Kibum. Changmin tertawa. Ia langsung memeluk tubuh kekasihnya itu.

"Saranghae. Masihkah aku dibilang jahat?", gombal Changmin membuat Kibum tersenyum dalam pelukan Changmin.

"Benarkah?", tanya Kibum. Changmin mengangguk.

"Hanya kau yang aku cintai.", saut Changmin. Kibum mengeratkan pelukannya.

"Bisa janji padaku?", pinta Kibum.

"Pasti.", mantap Changmin. Kibum merasa lega.

"Baguslah. Jagi sudah malam, kita pulang yuk.", ajak Kibum. Changmin berpikir, ada yang kurang.

"Bisakah tunggu sebentar lagi? Aku mau bungkuskan makanan untuk Kyuhyun.", ucap Changmin dengan penuh harap. Kibum menghembuskan nafas kesalnya.

"Memangnya dia memesan padamu?", tanya kesal Kibum.

"Tidak. Hanya saja aku takut dia belum makan. Orangtuanya sedang pergi. Dia juga tidak bisa memasak. Kalau sudah main games. Ia tidak ingat makan. Aku takut dia sakit. Tidak apakan jagi? Sebentar saja.", rajuk Changmin dengan penjelasan yang mengetahui pasti keadaan Kyuhyun biasanya. Kibum sudah naik darah. Kyuhyun lagi, Kyuhyun lagi. Pasti nama itu selalu terselip di antara keduanya.

"Terserahmu. Aku tunggu di mobil saja.", ketus Kibum. Ia segera saja pergi dari sana. Changmin tidak menyadari kalau Kibum kesal padanya. Ia segera memesan makanan untuk Kyuhyun dan dia. Yang pasti porsi untuk sepuluh orang.*aje bujug*

...


Dugaan Changmin benar. Kyuhyun memang sibuk dengan gamesnya di kamar sambil tidur-tiduran.*?* Changmin segera saja mendarat di punggung Kyuhyun.

"Min jangan menggangguku.", kesal Kyuhyun sambil menggerak-gerakan tubuhnya.

"Aish. Kau sudah makan?", tanya Changmin mengabaikan kekesalan Kyuhyun.

"Sudah tadi siang.", jawab Kyuhyun. Changmin mengerucutkan bibirnya.

"Aku bawa sushi. Kita makan ya. Gamesmu nanti saja. Ini sudah malam.", ajak Changmin, ia bangkit dari tubuh Kyuhyun.

"Asik. Haha. Kau pintar monster. Tau saja kalau aku lapar.", senang Kyuhyun. Ia singkirkan sejenak laptopnya. Dan membuka bungkusan yang dibawa Changmin. Ia menyantap makanan itu dengan lahapnya. Changmin tersenyum memperhatikan cara makan Kyuhyun yang seperti orang belum makan satu tahun, sampai ia lupa ada makanan di hadapannya. Bukan seperti Changmin yang terkenal sebagai monster makanan.

"Kenyang.", teriak Kyuhyun. Changmin tersadar.

"Yaa evil. Kenapa kau makan semuanya.", protes Changmin. Kyuhyun tersenyum lebar.

"Bukan salahku. Siapa suruh kau melamun.", ngeyel Kyuhyun. Ia kembali berkutat dengan laptopnya. Tidak peduli pada Changmin yang merengut kesal.


.............

"Kyu.", panggil Changmin. Kyuhyun tetap fokus pada laptopnya.

"Kenapa?", tanya Kyuhyun. Changmin mendekat pada Kyuhyun.

"Aku bingung.", jawab Changmin. Kyuhyun menghentikan permainannya. Ia menghadap Changmin.

"Wae?", tanya Kyuhyun lagi.

"Kibum mengajakku bertunangan.", jelas Changmin lemas. Kyuhyun membelalakan matanya.


-Kyuhyun POV-

Bertunangan? Apalagi selanjutnya? Mengapa rasanya tidak menyenangkan sekali. Tapi mau bagaimanapun aku harus senang, ini adalah kebahagiaan untuk mereka.

"Bukankah itu bagus.", sautku. Tapi aku tau ini hanya pura-pura.

"Entahlah. Aku bingung. Kyu. Apa menurutmu bagus aku menerima ajakannya?", tanyanya. Aku menatap matanya. Matanya penuh keraguan. Aku menyentuh wajahnya dengan tanganku. Ia memejamkan matanya. Apakah ia menikmati sentuhanku? Aku perhatikan wajahnya. Tampan sekali.

"Minnie, jika kalian saling mencintai dan kau bahagia. Tidak ada masalah lagi kan?", kataku. Air mataku menggenang. 'Minnie. Andai kau tau.', gumamku dalam hati. Aku rasakan pipiku basah. Air mataku sudah jatuh. Segera aku fokus kembali pada laptop dan cepat aku hapus air mataku. Ia membuka matanya.

"Baiklah. Aku akan menerimanya.", putusnya. Rasanya jantungku seakan ditusuk oleh pisau yang tajam.

"Aku mendukungmu.", sautku. Aku pejamkan mataku. Sampai aku rasakan pelukan erat.

"Gomawo Kyu.", riangnya. Minnie, hentikan.

"Sudah hentikan. Bodoh. Aku tidak suka dipeluk olehmu.", galakku. Bukan kebenaran. Aku hanya, tidak ingin perasaanku berlanjut.

"Ani tidak mau. Malam ini aku menginap ya Kyu.", ngeyelnya. Ia tetap memelukku teramat erat. Aku menghentikan permainanku. Aku tutup laptopku dan menaruhnya di nakas dekat tempat tidurku. Aku berbalik menghadapnya.

"Minnie, bolehkah aku menaruh kepalaku di dadamu?", entah angin apa aku bertanya seperti itu. Ia mengangguk dan meletakan kepalaku di dadanya. Nyaman. Minnie aku ingin seperti ini selamanya.

"Aku mencintaimu.", kataku pelan sekali. Ia membelai rambutku. Lama-lama aku mengantuk dan tertidur dalam pelukannya.

...


-Author POV-

"Jagiya.", teriak Kibum saat melihat Changmin dan Kyuhyun di lahan parkir. Ia berlari memeluk Changmin.

"Pelan-pelan jagi.", gurau Changmin. Kibum menggembungkan pipinya.

"Imut sekali.", goda Changmin. Kibum tersenyum, ia meletakan kedua tangannya di pundak Changmin. Changmin tau apa yang harus ia lakukan. Ia dekatkan wajahnya pada Kibum, mendaratkan bibirnya di bibir Kibum. Menguncinya, melumatnya, menikmati ciuman tiada tara.*?* Kyuhyun menelan ludahnya, tidak sanggup melihatnya. Ia menundukan wajahnya dalam-dalam.

"Jagiya aku punya kabar baik. Aku mau kita bertunangan.", riang Changmin sesaat melepas ciuman mereka.

"Benarkah?", tanya Kibum meyakini. Changmin mengangguk dan mencium Kibum lagi.

"Min, aku duluan saja ya ke kelas.", pamit Kyuhyun yang sudah tidak sanggup melihat semua ini. Ia berlari dengan air mata yang jatuh.

"Kyu. Kenapa beg----", kata-kata Changmin terpotong karena tangannya ditarik Kibum.

"Biarkan saja. Dia hanya ingin meninggalkan kita berdua.", sergah Kibum.

"Tapi jagi.", bantah Changmin yang hendak mengejar Kyuhyun lagi. Kibum sudah kesal kali ini.

"Kau kejar dia. Aku akhiri hubungan kita.", kecam Kibum. Changmin tidak percaya apa yang di dengarnya.

"Jagiya.", herannya. Kibum menggigit bibir bawahnya. Ia tidak sadar apa yang ia katakan.

"Mianhae.", sesal Kibum. Changmin memeluk Kibum.

"Kau tau. Aku hampir mati mendengar kau akan memutuskan hubungan kita. Saranghae nae Kibum.", kata Changmin. Kibum mengangguk.

"Na do Jagiya.", Kibum membalas pelukan Changmin. Ada senyum mengembang disana.

...

Kibum mendatangi Kyuhyun di kelasnya. Ia menggigit bibir bawahnya.

"Kyu.", sapa Kibum saat sudah di hadapan Kyuhyun. Kyuhyun menenggakan kepala melihat Kibum. Ia tidak sadar matanya sembab. Kibum tersenyum, ia menarik kursi dan duduk di hadapannya.

"Ada apa?", tanya Kyuhyun. Ia merasa heran. Ini tidak biasanya. Mereka tidaklah teman yang akrab. Bahkan mengobrol juga tidak pernah.

"Kau tau aku akan bertunangan dengan Changmin dua minggu lagi.", kata Kibum. Kyuhyun mengangguk lemah.

"Dia cerita padaku.", jawab Kyuhyun. Kibum tersenyum. Ia genggam tangan Kyuhyun.

"Bisakah aku minta sesuatu.", mohon Kibum. Kyuhyun menaikan alisnya.

"Apa maksudmu?", heran Kyuhyun. Kibum kembali tersenyum.

"Bisakah berhenti menjadi pengganggu kami?", pinta Kibum sungguh-sungguh.

"Maksudmu pengganggu?", tidak mengerti kyuhyun. Kibum menghembuskan nafas.

"Jauhi dia. Jangan biarkan dia dekat denganmu. Aku mohon.", pinta Kibum. Kyuhyun terbelalak.

"Tapi. Kami bersahabat.", bantah Kyuhyun. Kibum menunduk.

"Karena itu. Jika kau terus dekat dengannya. Dia tidak bisa lepas darimu. Jadi tolong jauhi dia. Kau bisa memulainya saat hari pertunangan kami. Karena detik itu juga, dia milikku. Aku harap kau tidak menolak permintaanku.", kata Kibum tegas. Kyuhyun menahan tangisnya matanya sudah merah.

"Mulai dari hari pertunanganmu. Aku akan menjauh darinya.", terima Kyuhyun. Kibum melepas genggaman tangannya pada Kyuhyun.

"Baguslah, kau membuatku cemburu selama ini. Terimakasih Kyu.", ucap Kibum dan segera bangkit dari duduknya. Ia beranjak keluar kelas Kyuhyun dan berpapasan dengan Changmin yang hendak masuk. Kibum tidak menegur, dia pergi saja.

"Kyu kenapa Kibum kesini?", tanya Changmin. Kyuhyun menggeleng.

"Dia hanya memberitahu pertunanganmu. Dia senang sekali.", bohong Kyuhyun.

"Oh. Aku juga sangat senang.", cerita Changmin.

"Aku tau.", saut Kyuhyun singkat. Ia tidak mau memandang ke arah Changmin sedikitpun.

.............


-Kyuhyun POV-

Aku berjalan menyusuri sungai Han. Malam yang cerah, tapi tidak secerah hatiku. Aku menyadari perasaanku pada Changmin. Apakah itu salah? Tidak. Aku berhak mencintainya. Tapi sayangnya, aku tidak berhak dicintai olehnya. Aku hanya sahabatnya. Sedangkan dia adalah kekasih Kibum. Bahkan besok hari pertunangannya. Dan besok akhir dari persahabatan kami.

Tanpa terasa air mataku mengalir. Memang dari awal semua adalah kesalahanku. Aku hanya berani memendam perasaanku. Tapi tetap saja hatiku ini sakit.

Di tempat ini sambil memandang langit malam, mengingatkanku padanya.

-Flashback-

"Kau lebih ingin menjadi bulan atau bintang?", tanyanya padaku.

"Bintang.", jawabku. Dia tersenyum.

"Aku ingin menjadi bulan.", katanya. Aku menoleh.

"Mwo? Kenapa bulan?", tanyaku heran. Tumben sekali ada yang ingin jadi bulan. Itu setahuku.

"Karena bulan akan selalu ada dan terlihat di langit malam. Sedangkan bintang, dia memang selalu ada, tapi terkadang dia bersembunyi di langit malam. Meninggalkan bulan bersinar sendiri. Seperti sekarang ini. Tidak ada bintang kan? Tapi bulan? Dia akan tetap terlihat disana, tidak pernah meninggalkan bintang, walaupun bintang itu bersembunyi.", jelasnya sambil memandang langit. Aku tertawa, karena jarang sekali aku mendengar dia sepuitis ini.

"Puitis sekali.", ledekku. Dia mengacak-acak rambutku sampai berantakan. Aku memajukan bibirku.

"Aku serius. Jadi kau tenang saja, aku akan selalu ada dan terlihat olehmu disaat kau sedih bahkan setiap saat.", bicaranya dengan gaya angkuhnya. Apalagi ditambah alisnya yang ia mainkan. Membuatku memukulnya keras tepat di kepalanya.

"Janji padaku. Awas kalau bohong.", ancamku. Dia mengangguk sambil mengusap-usap kepalanya.

"Iya evil.", sautnya kesal.

-End of Flashback-

Aku memang bintang seperti katanya. Aku bintang yang akan meninggalkan bulan. Aku ada tapi aku akan bersembunyi darinya. Seperti sekarang ini aku bersembunyi, tidak berani menerima kenyataan. Padahal dia membutuhkanku untuk pertunangannya besok.

...


-Changmin POV-

Malam ini pertunanganku. Hah! Kyuhyun kemana sih? Kenapa tidak terlihat, sejak kemarin tingkahnya aneh, menghilang begitu saja. Bahkan yang aku tau, dia tidak pulang semalam. Mataku terus saja mengitari setiap sudut gedung ini.


-Author POV-

"Jagi.", bisik Kibum di telinga Changmin. Tapi yang dipanggil diam saja. Yang ada matanya terus berkeliling.

"Jagi.", panggil Kibum lagi lebih keras. Changmin segera sadar. Ia menengok.

"Ne.", sautnya. Kibum tersenyum.

"Tunanganku, tampan sekali.", puji Kibum. Changmin tersenyum tipis.

"Kau juga manis.", balasnya yang tak fokus. Ia mengambil ponselnya dan menelepon ponsel Kyuhyun berulang kali. Namun tidak diangkat. Kibum terus saja memperhatikan.

"Kau menelepon siapa sih?", tanya Kibum akhirnya.

"Kyuhyun. Sejak tadi malam dia tidak ada. Kemana dia.", jawab Changmin penuh dengan kekhawatiran. Kibum merengut.

"Jagi. Ini sudah mau mulai. Biarkan saja.", rajuk Kibum. Changmin melihat jam tangannya.

"Lima menit lagi saja jagi. Siapa tau ponselnya diangkat.", pinta Changmin memelas. Kibum kesal, tanpa kata dia meninggalkan Changmin. Changmin tersenyum. Ia terus saja mencoba menelepon Kyuhyun sampai acara di mulai. Sang MC sudah memulai bicaranya. Tapi Changmin tetap saja tak fokus.

Di lain sisi, di dalam gedung yang sama. Ada dua orangtua Kyuhyun yang juga tampak cemas. Sampai adanya telepon dari nomor ponsel Kyuhyun. Ia langsung meneleponnya.

"Kyu kau dimana?", tanya Mrs. Cho, ibu Kyuhyun.

"Maaf, apakah ini umma dari pemilik ponsel ini?", tanya orang yang ternyata bukan Kyuhyun. Wajah Mrs. Cho semakin panik.

"Ne. Anakku tidak apa-apakan?", tanya Mrs. Cho. Seseorang di seberang sana menghembuskan nafasnya dan tak lama terdengar bunyi sirine ambulans.

"Anak anda tertabrak mobil. Tapi memang saat itu, dia dalam keadaan mabuk.", jelasnya. Sontak Mrs. Cho menjatuhkan ponselnya dan meneriakan nama anaknya, membuat hampir semua mata memandangnya, termasuk Changmin yang hendak memasukan cincin ke jari manis Kibum. Dan karena itu, ia menjatuhkan cincin itu dan berlari ke arah Mrs. Cho.

"Mwo? Ajjhuma? Gwaenchanayo?", tanya Changmin yang sudah tidak peduli dengan pertungannya. Para tamu terus berbisik-bisik.

"Kyu.", gumamnya. Changmin segera mengambil ponsel yang tergeletak.

"Kyuhyun kenapa?", teriak Changmin.

"Maaf dia sudah dilarikan ke rumah sakit xxx.", jawab orang itu. Changmin langsung seakan tertusuk sembilu. Ia tanpa babibu segera berlari keluar gedung. Kibum mengejarnya.

"Jagiya. Pertunangan kita?", teriak Kibum. Tanpa menjawab Changmin segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Detik itu juga, Kibum mengeluarkan air matanya. Rasa sakit kini ia rasakan. Pertunangan yang ia harapkan, yang akan segera terlaksana, kini telah gagal.

"Kau jahat padaku.", raungnya. Ia menjatuhkan diri ke lantai, sambil menangis terisak-isak.


-Changmin POV-

Rumah sakit. Semoga dia tidak apa-apa. Aku cemas. Benar-benar cemas. Aish, mengapa harus lampu merah.

"Kyu tunggu aku.", gumamku. Tanganku mengetuk-ngetuk stir mobil. Aku sudah tak sabar.

Astaga, ya tuhan. Pertunanganku. Aku menepuk keningku. Aku segera mengambil ponselku dan menghubungi ponsel Kibum. Tapi tidak di angkat. Sudahlah nanti saja. Aku yakin dia akan mengerti.

Akhirnya sampai juga di rumah sakit, aku segera mencari dimana ruangan Kyuhyun. Apa yang aku dapatkan? Aku melihat ia tak berdaya dengan perban dan beberapa alat bantu. Hatiku miris, tidak sanggup melihat orang yang aku sayangi, jadi seperti ini.

..............

Dua hari Kyuhyun tidak juga sadar dari komanya, dan dua hari pula Changmin tidak lelah menunggu di sampingnya. Entah apa yang di perasaannya. Yang pasti ia merasa takut dan kehilangan teramat besar.

"Kyu. Heh evil. Kau tidur terus. Dasar pemalas.", ledek Changmin dengan nada datar. Tak ada jawaban apapun, tapi Changmin tidak peduli.

"Minnie, ini ajjhuma bawakan makanan.", seru Mrs. Cho yang baru saja datang. Changmin terlihat senang. Perutnya lapar juga, maklum monster makanan ini, jadi sering lupa makan kalau tidak diingatkan.

"Gomawo ajjhumaku sayang. Ajjhuma tau saja.", gurau Changmin yang menyambar makanan yang dibawa. Mrs. Cho tertawa kecil.

"Kau ini.", gemasnya sambil mengacak rambut Changmin. Changmin hanya terkekeh-kekeh.

"Kyu, mau makan tidak. Biasanya kau selalu mengajakku berebutan makanan.", Changmin menusuk-nusuk pipi Kyuhyun yang tetap tidur. Ia mengunyah makanannya, sengaja dengan lahapnya.

"Ah, kau nanti menyesal tidak memakan masakan ummamu ini. Ini enak sekali. Nyam. Nyam.", gurau changmin. Ia tau usahanyaa akan sia-sia. Tapi yang ia yakini, seseorang yang koma tidak sepenuhnya tidur. Mereka masih bisa merasakan apa yang disekitarnya. Mrs. Cho tersenyum kecil melihat Changmin yang bersikap seperti itu.

"Minnie hentikan bicaramu, makan yang benar.", tegur Mrs. Cho. Changmin menggaruk kepalanya.

"Kyu ummamu galak.", gurau Changmin melirik Mrs. Cho. Mrs. Cho langsung membulatkan matanya tajam.

"Ampun ajjhuma.", takut Changmin yang tersenyum lebar, lalu mengunyah lagì makanannya.

"Anak nakal.", ejek Mrs. Cho. Tapi ia senang, Changmin sudah seperti anaknya sendiri. Jadi kelakuannya tidak jauh beda dengan anak kandungnya, yang tak kalah nakal.

...


-Kibum POV-

Apa yang ada dipikirannya hanya Kyuhyun. Apakah dia menyadari, aku sedang terpuruk. Aku hanya berharap dan terus menunggunya untuk memìnta maaf padaku. Tapi hasilnya tidak ada. Mungkin dia juga tidak ingat, kalau dia memiliki aku. Dua hari tidak ada telepon ataupun pesan sekalipun. Di kampus juga tidak ada. Dia jahat sekali padaku.

Air mataku mengalir, ternyata memang Kyuhyun lebih ada di hatinya. Kibum kau bodoh. Dua tahun apa? Mempercayai cintanya hanya untukmu. Semua bohong. Bahkan ia tidak mencintaimu. Tapi aku mencintainya. Apa salah aku ingin memiliki orang yang aku cintai.

Malam yang sunyi, di kamar yang gelap. Hanya ada aku dan tangisanku, yang meringkuk di tepi tempat tidur, bergumul dalam selimut tebalku. Benar-benar miris. Hampir saja aku bisa mengikat dia. Dan pada akhirnya, tidak ada yang berhasìl. Takdir untukku benar-benar tak adil.


-Author POV-

"CHANGMIIINNN.", teriak Kibum frustasi. Ia mengacak-acak rambutnya. Lalu tersenyum, saat memikirkan sesuatu.

...

Malam sudah berganti lagi menjadi malam yang baru. Kibum sudah siap untuk pergi. Mungkin dia yang harus mengawali untuk menjadi seperti sebelumnya.

"Mau kemana bum?", tanya Mr. Kim yang berpapasan dengan Kibum dibawah. Kibum tersenyum.

"Mau ke rumah sakit appa.", jawab Kibum. Mr. Kim menyipitkan mata.

"Ini sudah sangat malam bumma.", khawatir Mr. Kim.

"Sengaja appa. Aku ingin menemani Changmin di rumah sakit. Bolehkan appa?", harap Kibum. Mr. Kim mengangguk.

"Hati-hati ya.", ucap Mr. Kim. Kibum tersenyum sangat senang. Ia mengecup pipi appanya.

"Aku pergi.", pamit Kibum yang langsung berlari keluar rumah.

...

"Minnie ajjhuma dan ajjhusi pulang dulu ya.", pamit Mr. Cho. Changmin tersenyum lebar.

"Ne. Oke. Oke.", sautnya bersemangat.

"Benar kau tidak pulang. Biar ajjhuma yang menunggu Kyuhyun malam ini.", ragu Mrs. Cho. Changmin menggeleng.

"Aniya. Aku ingin saat Kyuhyun sadar, dia melihatku. Itu janjiku padanya.", kata Changmin meyakinkan. Mr. dan Mrs. Cho tersenyum senang.

"Kami pulang kalau begitu.", seru Mr. Kim. Changmin mengangguk pasti. Ia menggigit bibir bawahnya dan menatap ke arah jam dinding. Jam sebelas malam. Sudah hampir tengah malam.

"Kyu. Geser, aku mau tidur.", suruh Changmin di telinga Kyuhyun. Dasar bodoh. Mana mungkin seorang Cho Kyuhyun yang sedang koma bergerak. Changmin naik ke tempat tidur pasien yang cukup lebar itu dan memeluk Kyuhyun.*posisi Min tengkurep+tangannya ngelingker di dada kyu* Ada air mata yang jatuh disana. Air mata lelah.

"Kyu. Kapan kau bangun? Taukah kau, aku benar-benar kehilanganmu.", bisiknya di telinga Kyuhyun. Changmin menghembuskan nafasnya.

"Kau pasti mendengarku kan?", lanjutnya. Ia mengecup samping kepala Kyuhyun.

"Kau tau? Saat aku mendengar kalau kau masuk rumah sakit. Aku seperti orang gìla. Kau jahat sekali. Aku taku terjadi apa-apa denganmu. Kau ini kenapa sih? Kenapa kau mabuk? kau ada masalah? Bukankah kau bisa bercerita denganku? Bodoh. Cepatlah bangun Kyu. Aku merindukanmu.", bicara Changmin yang merasa tak berguna.

"Kyu. Kau tau? Kau itu begitu berharga, melebihi diriku sendiri. Aku mencintaimu.", ucap Changmin tanpa sadar, namun itu benar terucap dari lubuk hatinya. Tetesan air matanya tak sengaja jatuh di wajah putih Kyuhyun.

"Aku mencintaimu.", bisik Changmin lagi dengan sepenuh hati. Lalu ia akhìri bicaranya dengan ciuman di pipi Kyuhyun dan pejaman mata lalu tertidur sambil memeluk Kyuhyun.

Sedang di dalam waktu yang sama. Saat itu juga, Kibum melihat pemandangan yang tidak enak untuknya melalui kaca pintu ruang rawat. Ia menundukan kepalanya, mengambil nafas, lalu membuangnya keras, untuk menahan air mata. Dan pada akhirnya ia membuka pintu ruang rawat Kyuhyun. Mengambil duduk di kursi samping tempat tidur Kyuhyun. Hanya diam, menerima apa yang ada di pandangannya sekarang ini.

............


Kyuhyun tersadar pada akhirnya, dan ia merasakan tubuhnya ditindih sesuatu yang berat. Ia buka matanya perlahan, mendapati seseorang yang tidur sambil memeluknya. Ia tersenyum senang.

"Minnie.", panggil Kyuhyun. Changmin masih tidak sadar.

"Kyu berisik.", kesalnya lebih tepatnya bagaikan sebuah igauan. Kyuhyun tertawa kecil.

"Minnie.", bisik Kyuhyun. Ia mengangkat tangannya hendak membelai lembut rambut Changmin, tapi ada sesuatu yang menahannya. "Infus? Mengapa aku di infus.", gumamnya pelan. Ia tidak sadar dengan kondisinya sekarang.

"Lapar umma.", igau Changmin merengek. Kyuhyun kembali tertawa, dia lupa dengan banyak tanda tanya dalam benaknya.

"Minnie berat.", kesal Kyuhyun. Ia memukul pipi Changmin dengan keras.

"Yaaa.. Kau evil mengganggu tidurku saja.", marah Changmin yang baru tersadar, ia membuka matanya dan melihat Kyuhyun memajukan bibirnya.

"Habisnya kau berat.", ngeyel Kyuhyun. Changmin mengerjapkan matanya.

"Kyu?", kagetnya, ia mengusap matanya. Penglihatannya benar, Kyuhyun akhirnya sadar. Dengan cepat, ia memeluk Kyuhyun dengan erat.

"Akhirnya kau sadar. Aku kesepian Kyu. Kau jahat padaku.", rengek Changmin. Kyuhyun membalas pelukan Changmin. Memori kecelakaan itu terputar lagi di kepala Kyuhyun. Ia tersenyum.

"Kau kenapa jadi manja sih?", ledek Kyuhyun. Changmin memajukan bibirnya.

"Kenapa malah meledekku. Aku kesal padamu.", manja Changmin. Kyuhyun mencubit pinggang Changmin.

"Yasudah kalau begitu. Aku pingsan lagi.", pura-pura marah Kyuhyun.

"Ani. Jangan.", sergah Changmin cepat. Ia memperhatikan wajah Kyuhyun dengan seksama. Ia belai wajah pucat Kyuhyun. "Aku tidak bisa melihatmu terus tidak sadarkan diri. Rasanya sakit disini.", katanya sambil menuntun tangan Kyuhyun menyentuh dadanya. Kyuhyun mengerjap-ngerjapkan matanya. Ada yang pada sikap Changmin padanya.

"Minnie.", ucapnya pelan.

"Kalau ada masalah bicara padaku. Kau membuatku cemas. Aku tidak ingin kau seperti ini lagi. Kau mengerti?", tanya Yunho. Kyuhyun mengangguk. Changmin tersenyum, ia dekatkan wajahnya pada Kyuhyun. Tanpa diduga sebelumnya, Kyuhyun merasakan bibirnya bersentuhan dengan bibir Changmin. Ia memejamkan matanya, menerima perlakuan Changmin.

Cekleek
Pintu kamar mandi dibuka dari dalam. Terlihat seseorang yang keluar langsung membelalakan mata.

"Jagiya.", panggil Kibum dengan niat menyadarkan kelakuan Changmin dan Kyuhyun yang sudah keterlaluan. Sontak Changmin dengan cepat melepas ciumannya, masih gelagapan Changmin berusaha menghapus air liur yang mengalir di sekitar bibirnya.

"Jagiya sejak kapan disini?", salah tingkah Changmin. Kibum mulai berkaca-kaca.

"Sejak tadi malam, kau sama sekali tak menyadarinya. Dan sejak saat itu pula aku tau semuanya Jagi.", bicara Kibum dengan air mata yang mengalir. Ia mendekat, memandang wajah Kyuhyun dengan tatapan iri. Ia ambil ponselnya di meja dekat tempat tidur pasien. Dan saat itu juga ia berlari keluar kamar rawat Kyuhyun. Changmin yang melihat itu langsung turun dari tempat tidur dan mengejar Kibum. Kyuhyun memejamkan matanya. Menghembuskan nafasnya.

"Pabo.", umpatnya pada dirinya sendiri. "Mereka bertunangan dan aku berani-beraninya merasakan bibir tunangannya itu. Aish, Paboya.", teriak Kyuhyun. Tapi hanya teriakan kecil. Sekarang ia tidak mengerti akan perasaannya. Haruskah ia senang atas ciumannya dengan Changmin. Ataukah harus bersedih, mendapat kenyataan Changmin adalah milik Kibum. Situasi aneh untuk seseorang yang baru terbangun dari sadarnya.

....

Changmin menarik tangan Kibum dan membalikannya, menjatuhkannya dalam dekapan erat seorang Shim Changmin. Tubuh Kibum bergetar dalam pelukan Changmin. Isak tangis itu terdengar pilu.

"Mianhae.", lirih Changmin sambil mengecup puncak kepala Kibum berkali-kali.

"Tidak bisakah hanya untukku?", pinta Kibum lirih. Tanpa memberi jawaban, Changmin mengeratkan pelukannya. Tidak peduli mereka berada dimana sekarang ini.

"Aku tau Min. Apakah seperti ini?", tanya Kibum. Changmin mengangguk, ia mengerti semua maksud bicara Kibum. Kibum makin terisak.

"Maafkan aku.", ucap Changmin.

"Tidak ada celah untukku? Benar-benar tidak adakah?", rajuk Kibum memukul-mukul dada Changmin.

"Maafkan aku.", hanya kata-kata itu yang terus berulang keluar dari mulut Changmin. Kibum menarik kerah Changmin. Dan melumat bibir Changmin saat itu juga. Changmin diam, sedangkan Kibum memaksa pembalasan.

"Kau bisa rasakan cintaku disana. Bisakan?", racau Kibum. Changmin mengangguk. Kibum menarik kerah Changmìn lagi, melakukan apa yang tadi ia lakukan. Kini lebih menggebu, dia ingin Changmin membalasnya. Tangan Kibum masuk ke dalam baju Changmin. Membelai punggung Changmin. Tapi tetap saja Changmin diam. Kibum lelah dan dia menyerah pada akhirnya. Ia mendorong tubuh Changmin.

"Tetap tidak bisa menemukan cintamu padaku?", tanya Kibum penuh harap. Changmin menggelengkan kepalanya.

"Aku mundur.", ucap Kibum. Ia balikan badan dan beranjak pergi meninggalkan Changmin. Tapi tangan Changmin menahannya. Kibum membalikan badannya.

"Aku menyayangimu.", kata Changmin. Ia mengecup kening Kibum. "Terimakasih.", ucapnya tersenyum. Ia lepaskan tangan Kibum. Kibum menggigit bibir bawahnya dan kemudian berlari pergi tak tahan akan semuanya. Changmin menatap sendu punggung Kibum yang semakin luput dari pandangan. Merasa bersalah, tapi ini akan lebih baik. Setidaknya, ia tidak akan menyakiti perasaan Kibum terus-menerus. Dengan langkah gontai, ia kembali ke ruangan Kyuhyun. Dan ia dapati pria yang sadar ia cintai itu sedang meringkuk di tempat tidurnya.


.....

"Kyu.", panggil Changmin. Kyuhyun memalingkan wajahnya. Ia membelakangi Changmin.

"Aish kau marah padaku?", tegur Changmin. Kyuhyun tetap diam.

"Karena ciuman itukah?", tanya Changmin. Kyuhyun berbalik menghadap Changmin.

"Kau tau itu ciuman pertamaku. Kau dengan seenaknya mengambilnya. Memangnya aku mainan. Dan seharusnya kau sadar, kau lihat Kibum. Kau menyakitinya. Kau begitu jahat. Kau jahat.", teriak Kyuhyun. Wajahnya menatap marah pada Changmin. Changmin tak suka dengan perkataan Kyuhyun. Ia turut murka dalam tatapannya.

"Kau juga menikmatinya. Kau tidak bisa hanya menyalahkanku Kyu.", kesal Changmin. Kyuhyun menunduk, karena memang benar apa yang Changmin katatkan. Tapi ia berpikir apa sebenarnya mau Changmin.

"Aish, terserah pemikiranmu saja.", kalah Kyuhyun. Ia menarik selimutnya, tida mau ia melihat Changmin. Changmin yang kesal, hanya melempar tubuhnya jatuh ke atas sofa.

"Baru sadar, malah sudah mengajakku bertengkar. Dasar evil.", gumam Changmin kecil. Ia pejamkan matanya, bayangan mereka yang berciuman terlintas kembali. Ada senyum kecil disana, tapi tak lama karena Changmin mengingat kembali rasa kesalnya.

....

Kyuhyun sudah kembali dari rumah sakit. Tapi entah mengapa dia jadi lebih sering murung akhir-akhir ini.

Kyuhyun duduk di teras belakang rumahnya. Merasakan hawa malam yang menusuk tulangnya. Ia rapatkan selimut tipis yang membungkus tubuhnya. Dipikirannya hanya ada dia diantara Kibum dan Changmin. Dan ia rasa ia harus tetap mundur. Cinta yang dapat merusak hubungan orang lain harus lenyap bukan.

"Kyu.", panggil seseorang. Ia menengok ke asal suara, tersenyum. Dan kembali menatap lurus ke depan.

"Kau masih marah padaku?", tanya Changmin takut-takut. Kyuhyun menggeleng.

"Aku.. Ani, tidak ada yang harus membuatku marah.", kata Kyuhyun. Changmin mendekat dan berjongkok dihadapan Kyuhyun.

"Aku memang menyakitinya.", ucap Changmin. Kyuhyun membuang mukanya. Jari-jemari Changmin mengamit jari-jemari Kyuhyun, membuat Kyuhyun kembali menghadap Changmin.

"Lebih baik mana. Aku menyakitinya sekarang, atau nanti dan akan sering kali aku menyakitinya?", tanya Changmin, Kyuhyun menaikan alis matanya. Dia tidak mengerti.

"Lebih baik sekarang kan? Kyu, sadarkah kau mengapa aku menyakitinya?", tanya Changmin lagi. Kyuhyun menggeleng.

"Karena aku memilih orang lain. Memilih orang lain yang sangat aku cintai.", jelas Changmin. Kyuhyun terperanjat.

"Kau mencintai orang lain. Minnie babo. Kibum. Aish.", kesal Kyuhyun. Changmin tersenyum.

"Aniya, mencintai dia bukan kebodohan. Tapi menyakiti dia dan Kibum itulah kebodohanku.", lirih Changmin. Kyuhyun memiringkan kepalanya.

"Apa kau sakit selama ini Kyu?", tanya Changmin menunjuk dada Kyuhyun.

"Sakit untuk apa?", heran Kyuhyun.

"Untuk cintamu.", tembak Changmin. Kyuhyun menundukan kepalanya. Sampai pada tangan Changmin mengangkat dagu Kyuhyun dan Changmin telak mencium Kyuhyun di bibir. Jangan tanyakan lumatan, gigitan, kuluman dan pergulatan lidah. Semua mereka satukan saat itu juga.

"Hosh. Hosh.", keduanya kehabisan nafas. Changmin tersenyum.

"Kau mengerti siapa yang aku cintai?", tanya Changmin. Kyuhyun nampak tidak percaya. Ia mengerjapkan matanya.

"Saranghae.", kata Changmin. Kyuhyun merona merah pada wajahnya. Ini pertama kali seseorang mengatakan cinta padanya.

"Wajahmu merah.", goda Changmin. Kyuhyun memukul kepala Changmin.

"Aku mau tidur.", salah tingkah Kyuhyun, mendorong tubuh Changmin menjauh. "Na do Saranghae.", teriak Kyuhyun sambil berlari menuju kamarnya. Changmin tertawa melihat tingkah Changmin.

"Aish tidak bisa diajak romantis.", gumam Changmin pelan.

...

Kibum mendatangi Kyuhyun. Ada yang harus ia bicarakan. Tidak bisa sudah sangat lama, mereka tak juga berkata-kata. Harus diselesaikan.

"Kyu.", panggil Kibum. Kyuhyun terkejut, tidak menyangka dengan siapa yang ada di hadapannya.

"Mianhae.", ucap mereka bersamaan. Kibum tersenyum.

"Bukan salahmu. Seharusnya aku yang minta maaf.", ucap Kibum. Kyuhyun tersenyum.

"Aniya. Bukan salahmu. Tapi si bodoh itu yang salah.", gurau Kyuhyun. Kibum tertawa.

"Teman.", ajak Kibum. Kyuhyun mengangguk.

"Sahabat.", balas Kyuhyun. Kibumpun mendekati Kyuhyun, lalu memeluknya.

"Terimakasih.", senang Kibum. Kyuhyun mengangguk.

"Sama-sama.", balasnya. Changmin yang melihat itu semua, terlihat lega. Ia senang, dua orang yang ia sayangi dapat akur seperti itu. Changmin berlari menghampiri keduanya.

"Aish, berpelukan tidak mengajakku. Jahatnya.", tegur Changmin. Kyuhyun dan Kibum sontak melihat siapa pemilik suara.

"Enak saja. Kau tidak usah ikut-ikut.", galak Kyuhyun. Changmin menggembungkan pipinya.

"Bumma, aku memelukmu saja deh. Kyu jahat.", manja Changmin pada Kibum, ia memeluk Kibum dari belakang. Kyuhyun merengut. Sementara Kibum tertawa geli melihat sepasang kekasih itu. Benar. Sekarang Changmin dan Kyuhyun sudah menjadi sepasang kekasih, sejak 22 hari yang lalu.

"Aish, Minnie nanti aku kena marah. Aku pergi ah. Awas.", gurau Kibum yang melepas pelukan Changmin dan lenyap dari sana.

"Cemburu ya baby kyuku.", goda Changmin mencolek dagu Kyuhyun. Kyuhyun menyipitkan mata.

"Monster menyebalkan. Sebal.", kesal Kyuhyun seperti anak kecil. Changmin tertawa lalu memeluk Kyuhyun.

"Tapi suka kan.", godanya lagi. Kyuhyun merona merah. Ia mencubit perut Changmin.

"Aduh. Aish mukamu merah. Enak buat dicium.", senang Changmin. Ia mengecup pipi kanan, dan kiri Kyuhyun. Walaupun mereka kini sudah menjadi sepasang kekasih. Tapi tetap saja tidak ada mesra-mesranya. Bertengkar terus.


The End

3 comments:

  1. ngobrak-abrik google,, akhirnya nemu ff minkyu yg kereeeennnn...
    Onnie,, atau chingu,, ataupun saengg,,,
    aku sukakaaa kali ff nyaa..

    ReplyDelete
  2. aduh pasangan yang lucuuuu...
    itu bummie lapang dada yaaa...
    buat yang banyak cerita changkyu lagi cingu....

    ReplyDelete
  3. Uwaaa..., ChangKyunya cute ><
    Thumbs up buat Bummie !!
    Aku sering bingung kalo baca ff sejenis ini. Mikir kalo posisinya Kibum digantiin Kyu gimana yaa?? Apalagi kalo Kyu nggak merelakan. Apa ntar commentnya juga pada ngedukung ChangKyu? Atau ChangBum?
    Hehehe, mian curcol dikit eonni����

    ReplyDelete