Sunday, March 13, 2011

Fan Fiction.. The Power of Love.. One Shoot.. YAOI

Aammeelliiaa Ulfah
1
Aammeelliiaa Ulfah
Aammeelliiaa is offline.
Widia Wisdiyati Apardini
2
Widia Wisdiyati Apardini
Rakesh Ingle
2
Rakesh Ingle
Rakesh is offline.
Neni Oktaviani
2
Neni Oktaviani
Andhika Nasution
0
Andhika Nasution
00
Chat (57)
Chat
Friend Lists

* Display these lists in Chat:Display these lists in Chat:
* No friend lists available.No friend lists available.
*
Create a new list:

Options

* Go offline
* Re-order Lists
* Pop out Chat
*
* Play Sound for New Messages
* Keep Online Friends Window Open
* Show Only Names in Online Friends

Pop In Chat
Pop Out Chat
2
Find Friends
Friend Requests

*
ReiKi Hanaru
71 mutual friends
*
Inthandminoz Sujuelf SiieShinigami
14 mutual friends
*
Uun Kunikida Fuyuko
2 mutual friends
*
Anisa Zein Elf
11 mutual friends
*
New Cassieast Shop
53 mutual friends

See All Friend Requests 208 requests
72
Send a New Message
Messages

*
Cassiopeia Royal (INDONESIA)
DOWNLOAD [Album] TVXQ - Keep Your Head Down (Repackage) Genre: Dance Pop / Ballad Release Date: 14.03.2011 Language: Korean Bitrate:...
14 minutes ago
*
Cassiopeia Royal (INDONESIA)
NEWS PAGI ^^ [Trans] Park Yoochun Meminta Sasaeng Fans untuk Berhenti Mengikutinya 13 Mar...
2 hours ago
*
Korean Yaoi+Genderswitch Fan Fic
FF/LOVE STORY/HAEHYUK-ONKEY-SIBUM-YEWOOK/GENDERSWICTH/PART 1 Untuk part ini hanya akan ada Onkey & Yewook aj Next part bkal muncul smw cou...
8 hours ago
*
Annisa Meidianty
Lanjud sms Tae: *buakakak.kamu* hehe. Tp lambutku belantakan kan hyung.hyung cih.*gubrak...
9 hours ago
*
Korean Yaoi+Genderswitch Fan Fic
1st FF "Crazy Story" Title :: 1st fanfic Author :: <3~ Keyunji <3~ Cast :: SHINee & Suju Genre : C...
11 hours ago

See All Messages 5104 unread
6
Notifications

*
Kiko Miyashita, Imelda Arina, and 11 other people posted in Cassiopeia Indonesia (Fans of TVXQ).
3 minutes ago
*
Ain Charismaticleejongkeyteaminho and Syaliawookie K-popersminhyukbling J-poperskaireita posted in SHINee And SHawol.
34 minutes ago
*
Naa Saranghae Hottestshawolvip, Devi Hartady, and 9 other people posted in LOONEY SISTERHOOD (YAOiland).
42 minutes ago
*
Windrie Cassiopeia, Megumi CassiElf, and 3 other friends commented on Yunjaewa EternalCassieast Onlylovedbskforever's status.
57 minutes ago
*
Alfi Tanalia Mjjeje, Radaparkshinki Cassiopeiathe BigeastdarliAndhyaplushawol, and 3 other friends commented on a photo of you.
about an hour ago
*
Ririeraisaa Natsuminnie Yunjaechildshipper, Hafsah Yunjaeelfkoreanlovers, and 15 other people posted in Shipper LOve YunJae.
about an hour ago

See All Notifications
Search

*
* Home
* Profile
*
* Account
o Priyanka 'Jaejoong' Adindanoor
o Edit Friends
o Account Settings
o Privacy Settings
o Help Center
o

Priyanka 'Jaejoong' Adindanoor
Browse Notes

* Friends' Notes (0)
* Pages' Notes (0)
* My Notes (0)
* My Drafts (0)
* Notes About Me (0)

Add tags

Subscribe

* My Notes
*

Friends' Photo Albums
Super Junior! <3
by Annisa Meidianty
Create an Ad
Sponsored
GirlyBubble
Like Jaejoong? Want his autograph? That's just one of the 39 things that you can win by entering the Super Cute Boys Giveaway!
Like · Shari CassiElf likes this.
WIN Rp.18.888.888
maiplay.com
Join today at maiplay.com and you could win Rp.18.888.888. Winner chosen on 20 March.
Manga漫画 Community rgstrd by...
Apakah Anda suka KOMIK dan MANGA? Ada Orang yang mencintai manga di Indonesia. "AZS" adalah "Terima Kasih" kata pendek di jepang.
Like · Nara Cassiopeia likes this.
Aaltje Bakery & Café
Fancy a stroopwaffle? Become a fan and get one free!
Like · 650 people like this.
Edit
The Power of Love.. One Shoot.. YAOI
by Priyanka 'Jaejoong' Adindanoor on Saturday, March 5, 2011 at 8:00pm

Tittle: The Power of Love



Author: Anka 'bubu'



Lenght : One Shoot (19 Page)



Cast :

- HanChul

- SiBum

- EunHae

- YeeWook

- KangTeuk

- Kyuhyun

- Shindong

- Sungmin

- Jinki

- Key

- Taemin

- Jonghyun

- Minho







.............................





SuJu High School. Sekolah swasta yang didirikan sejak delapan puluh tiga tahun yang lalu, sebagai sekolah homogen dengan jenis kelamin pelajar laki-laki. Seperti kebanyakan sekolah lain, di sini pasti memiliki kelompok-kelompok tersendiri. Kelompok siswa-siswa berwajah biasa, tampan, dan cantik. Bahkan di sekolah ini, memiliki seorang cantik luar biasa, yang dinobatkan sebagai primadona sekolah. Tapi sayang sang primadona memiliki sedikit keangkuhan dalam sifatnya. Walau begitu tidak akan pernah menyurutkan rasa kagum dan ketertarikan orang lain padanya. Pria pertama yang akan diincar untuk menjadi kekasih oleh pria biasa, bahkan pria tampan sekalipun.



KIM HEECHUL





"Auch, sakit sekali.", eluh Heechul yang menyentuh pundaknya saat tak sengaja ditabrak atau menabrak seorang pria. Pria itu membalikan badannya menatap Heechul sesaat.



"Maaf tidak sengaja.", ucap orang itu singkat dan kemudian kembali berjalan, meninggalkan Heechul yang masih tidak dapat percaya dengan perlakuan yang ia dapat dari pria itu.



"Hei kau! Berani sekali seperti itu. Memangnya kau tidak tahu siapa aku? Hah.", marah Heechul yang berteriak-teriak membuat pria itu harus menghentikan langkahnya.



"Hei! Apa peduliku untuk mengenalmu.", kata pria itu dengan santainya. Heechul memasang wajah terkejut bukan main kali ini.



"What? Apa yang kau katakan tadi? Kau sudah gila ya? Semua orang tidak mungkin tidak ingin mengenalku. Bodoh.", caci maki Heechul dengan begitu angkuhnya. Pria itu malah terkekeh meremehkan.



"Kau malah yang terlihat bodoh berlaku seperti ini.", balasnya tepat menusuk ke dalam Heechul, belum pernah ada yang memperlakukannya serendah ini. "Satu lagi kalau sedang berjalan, matamu jangan memperhatikan kukumu saja, lihat apakah di depanmu ada orang lain atau tidak.", pesannya sedikit menyindir, lalu berlalu begitu saja dari hadapan Heechul. Kali ini Heechul benar-benar murka terhadap pria itu.



"Hyaaa! Awas kau.", teriak Heechul saking kesalnya. Dengan kemarahan ia kembali ke kelas. Tidak peduli, sapaan manis daripada siswa yang berpapasan dengannya. Dan sampai di kelas, kemarahannya semakin menjadi melihat teman-teman terdekatnya yang sibuk bermesraan.



"Ya Donghae! Kancingkan kemejamu, terlihat sangat murahan. Bisakah kalian tidak bercumbu di sini.", bentak kasar Heechul, karena jelas-jelas Donghae sedang asik menikmati kecupan-kecupan dari sang kekasih, Eunhyuk pada leher dan pundaknya. Sepasang kekasih yang terkenal dengan nafsu besar mereka. Donghae langsung saja mengancingkan kembali kemejanya dan Eunhyuk cepat menghentikan kegiatannya. Sebenarnya mereka berdua begitu kesal. Tapi mereka tahu, kalau temannya itu sendiripun sedang kesal, dan mereka jadi yang terkena imbasnya.



"Chagiya, kau itu kenapa sih marah-marah seperti itu?", tegur Siwon kekasih hati Heechul hampir tiga tahun ini. Walaupun primadona, ia tetaplah tipe orang yang setia. Hampir tiga tahun ini, ia curahkan perasaannya hanya pada Siwon.



"Aku sedang kesal pada seseorang Wonnie.", adu Heechul yang begitu manja dipelukan Siwon. Siwon tersenyum dan mengelus pipi Heechul. Beranjak mendekatkan wajahnya pada Heechul, tapi Heechul segera berpaling dan akhirnya, lagi-lagi ia hanya dapat mencium pipi Heechul.



"Mwo? Memangnya apa yang dia lakukan sampai membuatmu kesal?", tanya Yesung penasaran, ini hal langka, untuk orang-orang di luar sana berlaku sampai membuat Heechul kesal seperti ini.



"Dia merendahkanku, dan itu sangat menyebalkan. Sial.", geram Heechul saat mengingat pria itu lagi. Siwon tersenyum dan mengeratkan pelukannya pada Heechul.



"Sudah lupakan saja. Kan ada aku chagiya.", hibur Siwon sambil membelai rambut blode milik pria cantik itu. Heechul tersenyum dan menganggukan kepalanya. Selalu akan merasa tenang, dalam pelukan kekasihnya itu. Karena dia begitu mencintai Siwon.



"Pagi anak-anak. Kebetulan hari ini, kita kedatangan siswa baru di kelas ini.", beritahu Shindong, sang guru seni sesaat masuk ke dalam kelas. Semua tersenyum menanti siapa siswa tersebut, tak lama seorang pria tampan memasuki kelas.



"Annyeong haseyo.", sapanya pada semua siswa dalam kelas. Mata Heechul langsung terbelalak lebar.



“Mwo... Ya kau...”, teriak Heechul refleks karena siswa baru yang ada di hadapannya tak lain siswa menyebalkan yang menabraknya tadi. Semua mata menatap padanya, termasuk pria itu. Senyum sinis ditawarkannya pada Heechul. Ia ingin tertawa melihat tingkah Heechul yang terkesan kampungan.



"Hyung. Waeyo?", tanya Ryeowook yang bersembunyi di balik punggung kekasihnya Yesung. Karena ketakutan dengan sikap Heechul saat ini.



"Itu pria yang menyebalkan tadi.", beritahu Heechul gemas, tangan kirinya meremas tangan kanannya. Ryeowook memiringkan kepalanya menatap lekat ke arah pria itu.



"Oh itu.", saut singkat Ryeowook dengan datarnya. Tidak ada lagi wajah ketakutan, malah hanya terkesan biasa saja. Siwon terkekek kecil, melihat wajah Heechul yang semakin kesal. Seperti tidak peduli pada Heechul, siswa baru itu lebih mendekat kepada teman-teman barunya.



"Naneun Tan Hangeng imnida. Mannaseo bangapsumnida yeorobun.", ucap Hangeng dengan ramah, walau dengan wajah datar tanpa ekspresi. Sepertinya memang pria tanpa ekspresi.



"Tidak ada yang tanya.", ketus Heechul keras. Membuat semua mata kembali mengarah kepada Heechul. Hangeng menyipitkan matanya. Ck apa mau pria cantik itu sebenarnya.



"Yaa Kim Heechul jangan membuat gaduh.", tegur Shindong yang memang tidak menyukai kelasnya menjadi gaduh. Heechul mengangguk, terpaksa menuruti, padahal sebenarnya ia kesal luar biasa.



"Dan kau sekarang bisa duduk di sebelah Kibum.", beritahu Shindong sambil menunjukan kursi kosong di samping pria bernama Kibum.



"Gamshahamnida.", ucap Hangeng pelan dan singkat, lalu beranjak ke tempat duduk kosong, yang letaknya bersebelahan dengan meja Heechul dan Siwon.





.....





Dua minggu di sekolah baru, tidak banyak berubah dari sekolahnya yang dulu. Tidak mempunyai teman dekat, hanya ada teman sekedar menyapa dan berbicara. Kurang dapat bersosialisasi dengan mudah.



"Semua dengarkan aku.", pinta Heechul yang sudah berdiri di depan kelas. Sejak kapan? Bukankah Jonghyun, sang guru sastra baru keluar kelas beberapa detik yang lalu. Semua mata langsung memandang ke arahnya, seakan ada magnet dalam diri Heechul yang membuat semua orang serentak diam, tak terkecuali Hangeng.



"Aku punya hot news. Kalian tahu? Aku melihat Leeteuk songsaengnim dan Kangin songsaengnim, kemarin bergandengan tangan mesra. Akan aku tebak mereka sedang berpacaran.", rumpi Heechul, sepertinya para siswa tertarik dengan gosip ini. Ada yang langsung mendekat pada Heechul, ada yang menceletukan respon-respon mereka, bahkan ada yang menimpali berita dari Heechul. Dan kelaspun menjadi sangat ramai. Hangeng membuang nafas, dikira ada berita apa. Malas sekali mendengarkan berita-berita yang bukan urusannya seperti itu. Ia bangkit dari duduknya, dan melangkah pergi keluar kelas, melewati Heechul begitu saja. Bukankah sekarang waktunya istirahat? Jadi sudah tidak ada kewajiban untuk berada di kelas ini.



"Yaa kau mau kemana?", bentak Heechul galak. Hangeng menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Heechul.



"Makan siang.", jawab Hangeng singkat. Heechul menyipitkan matanya bertambah kesal dan kesal.



"Tapi aku belum selesai bicara.", galak Heechul seolah melarang Hangeng untuk keluar. Hangeng mengkerutkan keningnya. Apa hak Heechul untuk melarangnya.



"Pembicaraanmu tidak penting. Lebih baik mengisi perutku, daripada mendengarkanmu.", saut Hangeng tak acuh, dan langsung keluar kelas, tidak peduli pada Heechul yang seperti sudah mengeluarkan tanduknya.



"Yaa kau menyebalkan.", teriak Heechul yang melempar penghapus papan tulis ke arah pintu. Wajahnya penuh kegeraman dan kekesalan tingkat atas.



"Sudah chagiya.", tenangkan Siwon memeluk Heechul, banyak tatapan tajam mengarah ke arahnya. Tentu saja, para siswa kesal ditambah cemburu pada Siwon yang berhasil mendapatkan primadona mereka. Tapi ada sepasang mata yang justru berbalik menatap tajam Heechul, seakan tidak suka dengan keromantisan dua orang itu.



"Pokoknya aku benci Hangeng jelek itu.", teriak Heechul yang sudah mengecam pada dirinya sendiri. Hati-hati dalam bicara bukan?





.....





Leeteuk, guru Sosiologi memasuki kelas yang merupakan jadwalnya untuk mengajar, serentak seluruh siswa langsung berhamburan kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Hangeng yang sejak tadi hanya duduk diam ditempatnya tersenyum geli melihat Heechul yang terlihat kelabakan berlari ke kursinya. Hanya sekedar tebar pesona di depan kelas secara tidak langsung. Terkadang begitu menggelikan untuknya mendapati seorang Heechul yang angkuh, namun harus terlihat begitu lucu dan berlebihan hanya karena niat besar mengukuhkan diri sebagai seorang primadona. Si angkuh yang terkesan bodoh di matanya. Dan itu adalah hal yang sangat menarik untuk dirinya.



"Pagi anak-anak. Sebelumnya saya ingin membagi kalian menjadi beberapa kelompok karena tugas yang akan saya berikan, membutuhkan kerjasama antar kalian. Karena nanti kalian harus terjun langsung ke lapangan.", bicara Leeteuk di depan kelas. Banyak murid yang berdecak kesal karena harus mendapat tugas.



"Kelompok pertama Eunhyuk, Donghae, Ryeowook, dan Yesung. Kalian harus menganalisis kasus dengan tema kekerasan pada anak", ucap sang guru yang kemudian menatap keempat siswanya yang tampak bahagia dengan pembagian anggota kelompoknya tersebut.



"Siap pak!", ucap Yesung dengan tegas. Ia melirik Ryeowook yang ada di sampingnya. "Selagi mengerjakan tugas kita bisa berduaan terus chagi.", bisik Yesung pelan dan menggoda. Wajah Ryeowook langsung memerah seketika.



"Hyung menggangguku. Jangan genit.", kesal Ryeowook memukul lengan Yesung pelan. Yesung hanya terkikik kecil karenanya. Kekasihnya begitu menggemaskan.



"Baiklah. Kelompok kedua. Siwon, Kibum, Heechul dan kau Hangeng.", ucap sang guru selanjutnya dengan senyum kecil mengembang. Berbeda jauh dengan reaksi keempat sahabatnya tadi, kali ini Heechul tampak tidak terima dengan pembagian kelompok ini.



"Yaa songsaengnim, saya tidak mau dengan manusia menyebalkan itu. Dia digantikan saja pak?", protes Heechul melirik kesal pada Hangeng yang tersenyum meremehkan padanya.



"Karena kalian sering bertengkar. Saya sengaja menjadikan kalian satu kelompok. Jadi jangan banyak protes Kim Heechul.", tegas Mr. Kim. Lagi-lagi dimarahi guru karena Hangeng. Huft. Siapa yang tidak tahu sikap ketus Heechul setiap berhadapan dengan sikap dingin Hangeng. Sang primadona sekolah versus prince of ice. Nihil untuk tidak tercium publik. "Kalian harus melakukan penelitian akan tingkah laku anak-anak yang bertempat tinggal di panti asuhan.", ucap sang guru memberitahukan tugasnya. Heechul hanya mengerutkan keningnya sebal. Tidak dengan Kibum dan Siwon mereka tampak menerima, terlihat dari senyum mereka yang merekah. Hangeng menyipitkan matanya? Ada yang aneh pada lirikan Siwon pada Kibum. Namun siapa peduli. Harus sekelompok dengan pria cantik merepotkan itu? Fiuh. Menyita pikirannya teramat sangat, sampai tidak peduli Mr. Leeteuk terus berbicara di depan kelas melanjutkan pembagian kelompok. Sial!!





.....





Heechul berdecak malas melihat Hangeng yang tengah sibuk bermain dengan anak-anak kecil dari panti asuhan yang kini menjadi salah satu tempat observasi tugas mereka. Bukan karena tidak suka dengan anak kecil, hanya kesal melihat tawa lepas Hangeng yang menurutnya begitu memuakkan dan menyebalkan.



"Sok baik. Bodoh.", umpat Heechul mendengus saat melihat salah satu anak yang berada dalam gendongannya. Tapi tiba-tiba, ia merasakan ada yang menarik-narik t-shirt yang ia kenakan, membuatnya terhenyak dari lamunan.



"Noona! Ayo main.", ajak seorang anak manis yang tanpa persetujuan langsung menariknya ke tengah-tengah kumpulan anak-anak yang lain. Ia tersenyum masam saat disandingkan di samping Hangeng. Noona? Hei. Dia itu tetap seorang pria walau memang ia sangatlah cantik.



"Oppa dan Onnie cocok sekali. Hehe.", riang salah satu anak perempuan kecil. Hangeng terkekek kecil mendengarnya. Sedangkan Heechul sibuk mengerucutkan bibirnya. Pernyataan macam apa itu.



"Ayo kita main istana-istanaan. Hyung yang jadi raja, dan noona yang jadi ratunya.", usul seorang anak kecil bernama Sungmin, dengan boneka beruang yang berada di dalam pelukannya. Mata Heechul membelalak besar.



"What? No! Anak manis, kau saja yang jadi ratu ya.", rajuk Heechul sambil mencubit-cubit kecil pipi sang anak, agar membatalkan usul itu.



"Ani-ani-ani. Ayo noona.", paksa Sungmin dengan wajah yang dibuat seimut mungkin. Heechul terkekeh geli lalu menggendong anak manis itu. Hangeng menampilkan senyum senang melihat kebahagiaan yang tercipta pada keduanya.



"Kau jadi pangeran kecil. Mau?", tawar Heechul dengan gemasnya. Sungmin menggelengkan kepalanya.



"Aku mau jadi putri kecil saja. Aku kan cantik seperti noona.", tolaknya yang sedikit narsis. Ouh! Sepertinya memang sama. Sama-sama suka membanggakan diri sendiri. Lucunya.



"Haha. Kau ini menggemaskan. Tapi kau harus tahu, aku ini bukan wanita, aku ini seorang pria. Jadi panggil aku hyung. Ne!", ucap Heechul mencium gemas pipi Sungmin. Empuk sekali pipi anak kecil ini. Sungmin menggembungkan pipinya.



"Tidak mau.", tolak Sungmin menggeleng-gelengkan kepalanya. "Teman-teman, kita akan panggil Noona kan?", koar Sungmin pada teman-temannya yang lain. Seluruh anak-anak itu mengangguk setuju.



"Iya onnie kan cantik sekali.", ucap gadis kecil dengan senyum lebar. Hangeng terkekeh keras melihat wajah lemas Heechul yang harus pasrah pada anak-anak ini.



"Yaa kau jangan menertawakanku Hangeng.", kesal Heechul yang memukul keras lengan Hangeng. Semua mata anak yang ada di sana membesar. Terjadi pertengkaran?



"Huah. Latu dan Laja beltengkal. Hikz. Hikz. Huah. Taemin takut.", tangis anak kecil bernama Taemin, sepertinya dia paling muda di antara yang lain. Heechul menggaruk kepalanya, ia menurunkan Sungmin dari gendongannya, lalu berjongkok untuk menghapus air mata Taemin.



"Kami tidak bertengkar kok.", kilah Heechul untuk menghibur Taemin. Taemin mengerucutkan bibirnya.



"Yang benar?", masih tidak percaya Taemin. Heechul mengangguk tegas.



"Iya kami tidak bertengkar.", tambah Hangeng untuk membantu meyakinkan Taemin.



"Kalau begitu. Hyung halus peluk noona, seperti aku dan Taemin, cuka berpelukan.", kata anak kecil lain bernama Key sambil memeluk Taemin, sebagai contoh. Heechul dan Hangeng membulatkan matanya.



"Mwo? Tidak mau.", tolak Heechul mentah-mentah. Hangeng juga turut mengangguk.



"Tuh kan. Belalti bohong.", sindir Key mantap. Ia menatap tajam keduanya. Hangeng menggaruk kepalanya. Terpaksa ia menarik tubuh Heechul ke dalam pelukannya. Entahlah, perlahan ia merasa kehilangan rasa terpaksanya dan menikmati pelukan ini.



"Yeay Ratu dan Raja sudah baikan. Yeay.", serempak semua anak yang melihat pemandangan di depan. Yang terlihat paling bahagi adalah Taemin, Key, dan Sungmin. Mereka seperti mendapati orangtua mereka sendiri di hadapannya.



"Huft. Akan aku adukan kau pada Wonnie karena kau memelukku.", ancam Heechul mencubit keras pinggang Hangeng. Hangeng hanya meringis menahan kesakitannya, ia tidak mau membuat anak-anak itu merengek lagi seperti tadi.



"Aku tidak takut. Lagipula daritadi aku tidak melihatnya. Siapa peduli.", remehkan Hangeng seakan menang dari Heechul yang menyebalkan itu. Heechul mengeratkan rahangnya. Benar juga, kemana Siwon dan Kibum, bukankah sudah janjian untuk datang jam sembilan. Ini sudah hampir jam setengah dua belas siang. Tapi belum datang juga.



"Huh. Sudah, lepaskan malas dekat-dekat denganmu.", Heechul mendorong tubuh Hangeng sedikit kasar. Akhirnya lepas juga dari Hangeng yang menyebalkan itu.



"Umma, appa. Aku lapar.", manja Sungmin yang menarik celana Hangeng dan Heechul. Wajahnya tampak sangat imut dengan pipi yang digembungkan.



"Mwo? Umma? Appa?", kaget Heechul saat itu juga. Hangeng mengusap tengkuknya, salah tingkah dipanggil seperti itu. Umma? Appa? Terdengar lucu untuknya.



"Iya. Aku ingin hyung dan noona jadi umma, appaku. Bolehkan?", pinta Sungmin dengan wajah lirihnya. Ia benar-benar berarap permintaannya akan dikabulkan.



"Aku juga. Bolehkan aku panggil kalian umma dan appa?", pinta Key juga dengan wajah memelas. Taeminpun turut mengangguk setuju.



"Taemin juga mau. Taemin ingin punya umma dan appa. Hikz.", lirih Taemin yang menahan isak tangisnya. Heechul dan Hangeng menatap iba pada anak-anak itu. Mereka berjongkok dan tersenyum.



"Boleh! Panggil umma padaku. Ne! Detik ini, aku adalah umma kalian.", ucap Heechul yang matanya mulai berkaca-kaca karena terharu. Semua anak tersenyum dan langsung memeluk Heechul dengan erat. Hangeng tersenyum senang. Si angkuh itu, kini menjelma menjadi malaikat cantik di matanya. Heechul melirik Hangeng yang tersenyum bahagia saat ini.



"Tidak ada yang mau memeluk appa?", tanya Hangeng dengan wajah berpura-pura sedih. Semua kini beralih menatap Hangeng.



"Aku mau.", teriak semua dan kini berhambur dalam pelukan Hangeng. Hangeng tertawa lepas, ini kebahagiaan lain dalam hidupnya.



"Anak-anak. Siapa yang ingin makanan?", teriak seorang pria yang baru datang dengan kantung-kantung belanja di tangannya. Di sampingnya terdapat pria manis lain.



"Wonnie kenapa baru datang?", protes Heechul dengan wajah kesalnya, pada sang pria. Siwon terkekeh dan mengacak-acak rambut Heechul.



"Mianhae chagi, tadi aku ada urusan sebentar. Lalu membeli makanan-makanan ini untuk mereka.", alasan Siwon meyakinkan Heechul. Heechul mengangguk. Sedangkan pria yang ada di samping Siwon tadi hanya membuang nafasnya berat. Hangeng memiringkan kepalanya? Ada pertanyaan besar. Siwon dan Kibum datang bersamaan?



"Kalian kenapa bisa datang bersamaan?", tanya Hangeng yang penasaran. Keduanya langsung seperti salah tingkah.



"Tadi itu. Ehm. Siwon melihatku di halte bis, jadi dia mengajakku untuk berangkat bersama saja.", jelas Kibum tampak gugup. Hangeng membulatkan mulutnya.



"Ooh. Lalu kau datang telat kenapa? Apa ada urusan lain seperti Siwon?", sindir Hangeng secara tidak langsung.



"Ne. Tadi harus menunggu ummaku pulang dulu, tidak ada yang menjaga rumah.", jawab Kibum yang sedikit menundukan kepalanya. Sebenarnya ia tidak tahu harus menjawab pertanyaan dengan alasan apalagi.



"Sudahlah. Ini ayo siapa yang mau?", ucap Siwon memamerkan sebungkus snack ke hadapan anak-anak.



"Aku mau. Aku mau.", semua anak berhamburan menyerbu kantung plastik yang dipegang Siwon. Hangeng menatap Siwon dan Kibum, ada yang aneh.



"Appa mau? Aku suapi?", tawar Sungmin membuyarkan lamunan Hangeng. Hangeng tersenyum dan membuka mulutnya. Sungmin dengan tawa riangnya menyuapi 'ayah'nya dengan snack yang di pegangnya. Tanpa sadar Heechul tersenyum melihat tingkah 'ayah' dan 'anak' itu. Begitu membuat simpul senyum tercipta dengan mudah.





.....





Dimulai dari observasi kerja kelompok mereka belakangan ini, tidak memungkiri Hangeng untuk benar-benar menaruh curiga pada Siwon dan Kibum. Seperti saat ini, ia harus berada di tengah-tengah antara dua insan yang sedang bertatapan penuh arti, padahal di depan ada guru yang sedang mengajar, bukankah itu tidak wajar jika tidak memiliki arti apa-apa.



Tet. Tet.

Bel akhir pelajaran berbunyi. Para siswa sibuk merapihkan alat-alat tulis mereka ke dalam tas.



"Jam pelajaran berakhir. Sore anak-anak.", ucap Kangin, sang guru Kimia dan kemudian keluar kelas, diikuti para siswa di belakangnya.



"Chagi, aku keluar duluan ya! Kyuhyun songsaengnim menungguku.", ucap Siwon pamit pada Heechul. Si pria cantik hanya tersenyum dan melambaikan tangannya pada Siwon yang tampak buru-buru. Hangeng mengerutkan keningnya kemudian tersenyum kecil. Ia mengikuti dengan santai kemana perginya Siwon. Bukan ingin menguntit, hanya saja ingin memuaskan rasa penasarannya.



"Huhu. Aku rindu padamu.", ucap manja seorang pria yang langsung menubruk tubuh Siwon sebagai sambutan kedatangan Siwon di gedung belakang sekolah.



"Tadi kita bertemu di kelas juga, tapi kekasihku sudah merindukanku nih.", goda Siwon mencubit gemas hidung yang ia bilang kekasihnya itu. Heechul? Entahlah. Pria itu mengerucutkan bibirnya.



"Tapi tidak bisa peluk. Aku kan rindu memeluk chagiyaku.", semakin manja saja. Dan itu sangat menggelikan untuk Hangeng yang tersenyum meremehkan di balik tembok karena melihat pemandangan itu.



"Ternyata ruang Kyuhyun songsaengnim disini. Haha. Dasar Heechul bodoh mau saja dibohongi.", gumam Hangeng yang kemudian berlalu. Yang membuatnya penasaran sudah terjawab, jadi untuk apa mengintip lagi? Bukan urusannya juga. Hanya seringaian penuh arti. Antara geli dan kasihan.





.....





Ouh sial untuk Heechul, harus masuk ke dalam perpustakaan. Dia bukan manusia kutu buku. Tapi kalau bukan karena perintah Jinki, sang guru Fisika, dia tidak akan pernah mau ia menginjakan kaki dimana tumpukan buku-buku yang akan membuatnya pusing.



"Dimana sih rak buku fisika?", gumam Heechul menggaruk kepalanya. Ia perhatikan setiap deret judul pada rak. Dapat. Ia segera menuju rak di pojok ruangan, dimana merupakan kumpulan-kumpulan buku tentang pelajaran fisika. Sepertinya rak ini jarang sekali terjamah, kotor. Iapun mencari judul buku yang dimaksud Jinki. Meneliti satu-persatu buku yang berderet rapih pada rak.



"Uhmm. Uhmm.", suara desahan tercipta dari balik rak yang tersembunyi. Karena penasaran, Heechul sedikit memberanikan diri untuk mengintip. Terpaku ketika mendapati pemandangan indah yang pahit untuknya.



'Wonnie.', lirihnya dalam hati, tidak percaya akan penglihatannya. Siwon dan Kibum berciuman? Tidak kuasa iapun langsung berlari dan sialnya ia malah menabrak Hangeng. Tidak peduli, ia terus berlari. Hangeng tidak percaya dengan apa yang ia lihat barusan. Heechul menangis? Karena penasaran, ia beranjak melihat apa yang tadi Heechul lihat. Pantas saja. Iapun langsung berlari mengejar Heechul yang berlari ke arah atap sekolah.



"Hei. Aku duduk di sini ya.", ucap Hangeng meminta ijin dengan ramah. Heechul mengangguk dan Hangengpun duduk di samping pria cantik itu.



"Ini.", Hangeng menyodorkan sapu tangan kepada Heechul yang menerimanya, lalu langsung menghapus air mata dengan sapu tangan itu.



"Sudah jangan menangisi pria bodoh itu.", suruh Hangeng bermaksud menghibur Heechul. Heechul menggelengkan kepalanya.



"Kenapa dia seperti itu? Kami sudah hampir tiga tahun bersama dan aku mencintainya. Menyakitiku.", eluh Heechul yang kembali terisak. Hangeng menarik kepala Heechul agar bersandar di pundaknya. Jika seperti ini semua orang membutuhkan sandaran bukan?



"Tadi sudah aku bilang. Dia itu bodoh. Lagipula primadona sepertimu, akan mudah mendapatkan yang lebih baik daripada Siwon itu.", kuatkan Hangeng untuk memberi semangat. Heechul cepat menghapus air matanya.



"Iya benar. Aku kan primadona.", angkuh Heechul yang berusaha tegar. Tapi tetap saja tidak bisa. Ini terlalu perih untuknya. "Tapi aku mencintainya.", lirih Heechul yang matanya kembali memanas. Hangeng tak kuasa melihat Heechul yang rapuh. Heechul yang ia kenal tidak seperti ini. Ia langsung saja memeluk Heechul. Membiarkan Heechul menangis, mencurahkan perasaan dalam pelukannya. Hangeng tidak peduli, kemeja sekolahnya kini basah. Baginya lebih penting yang tersakiti cukup sampai di sini.



"Sudah tenang?", tanya Hangeng saat suara tangis Heechul tidak terdengar lagi. Heechul mengangguk di atas dada bidang Hangeng.



"Tunjukan Heechul akan baik-baik saja. Ne!", pinta Hangeng pelan, namun berarti. Heechul menatap mata Hangeng dan tersenyum.



"Ternyata kau baik juga ya.", ucap Heechul mencoba bergurau. Hangeng terkekeh kecil mendengarnya.



"Ternyata kau cengeng sekali.", ledek Hangeng tersenyum licik. Hèechul menyipitkan matanya dan memukul lengan Hangeng.



"Kau itu memang menyebalkan ya.", kesal Heechul yang menarik tubuhnya menjauh dari Hangeng. Menyebalkan.



"Haha. Kau lebih menyebalkan. Bodoh lagi.", tidak mau kalah Hangeng dalam mencemooh. Heechul menampar kecil wajah Hangeng.



"Apa maksudmu itu?", galak Heechul, memicingkan matanya. Hangeng mengangkat bahunya, seakan tidak peduli.



"Pikir saja sendiri. Dasar bodoh.", ketus Hangeng sambil berdiri dan meninggalkan Heechul. Heechul mengerucutkan bibirnya. Baru dipuji baik tapi sudah kembali menyebalkan.



"Menyebalkan.", gerutunya kesal memukul-mukul lantai untuk memuaskan amarahny. Tapi tak lama senyumya terulas. Paling tidak ia bahagìa karena hadirnya sosok Hangeng di saat yang benar-benar tepat.





.....





Heechul seakan tidak peduli dengan kejadian yang ia lihat beberapa hari yang lalu. Karena Hangeng, ia tidak terlalu menganggap itu menjadi hal besar. Baginya hanya sekedar angin lalu. Paling tidak itu yang ditekankan Hangeng padanya. Pria itu mempunyai peranan penting untuk Heechul akhir-akhir ini.



"Pagi chagiya. Tidurmu nyenyak semalam?", sapa Siwon yang baru datang. Dikecupnya kenìng Heechul perlahan dan kemudian mengulas senyum. Heechul tersenyum kecil.



"Nyenyak. Bahkan tidurku yang paling nyenyak.", ucap Heechul santai. Hangeng hanya menahan tawa, melihat tingkah Heechul yang sedikit dingin terhadap Siwon.



"Aku merindukanmu Chullie.", rayu Siwon sedikit memeluk pinggang Heechul. Heechul terkekeh, namun bukan karena Siwon, melainkan karena kemanjaan Donghae pada Eunhyuk. Sengaja tidak memperdulikan Siwon.



"Fishyku lagi manja nih. Peluk aku terus.", sindir Eunhyuk mengadukan hidungnya dengan hidung Donghae. Donghae mengerucutkan bibirnya, lalu mencubit pipi Eunhyuk.



"Biarin. Week.", ledek Donghae mengeyel. Eunhyuk semakin tertawa, lalu mengeratkan pelukannya pada Donghae. Siwon yang merasa tidak diacuhkan, akhirnya melepaskan pelukannya pada Heechul.





From: Kibum



Chagi jangan cemberut begitu. Jelek tau. Jangan lupa nanti sore. Chuuu~





Siwon terkekeh kecil membaca pesan dari Kibum. Ia melirik pada Kibum yang mengedipkan matanya. Heechul menangkap semua gelagat itu. Sudahlah, tidak penting baginya.



"Heechul. Trio anak manis di panti asuhan merindukanmu. Mereka terus menanyakan ummanya.", beritahu Hangeng untuk mengubah suasana hati Heechul, yang ia tahu kembali menggelap. Kebetulan juga kemarin ia baru mengunjungi ketiga 'anak'nya. Heechul tersenyum mendengar penuturan Hangeng.



"Benarkah?", tanya Heechul yang tampak senang bukan main. Hangeng mengangguk untuk lebih meyakinkan Heechul.



"Wonnie mau tidak antarkan aku ke panti asuhan, nanti sore?", pinta Heechul memelas sambil bergelayut manja pada lengan Siwon. Wajah Siwon langsung terlihat bingung. Kibum mengajaknya pergi nanti sore dan sekarang Heechul meminta untuk mengantarnya juga. Heechul membuang nafasnya, saat melihat wajah sedih Kibum tampak di sana.



"Kau tidak bisa mengantarku ya?", ucap manja Heechul yang masih berharap. Siwon mengangguk menyesali ini. Ia membelai wajah Heechul dengan lembut dan penyesalan.



"Aku ada janji nanti sore. Mianhae. Besok bagaimana?", tawar Siwon merajuk kekasihnya. Heechul tersenyum kecil.



"Aku rindu pada merekanya sekarang. Tapi tidak apa-apa kok. Nanti aku kesana sendiri saja. Oke.", saut Heechul santai saja. Siwon tersenyum gemas, ia mengacak rambut Hèechul. Untung tidak marah.



"Ne chagi. Titip salamku pada mereka ya.", pesan Siwon mencoba santai. Heechul mengangguk dan tersenyum. Tidak terlalu sakit seperti kemarin. Mengapa?





.....





Bukan berarti tanpa Siwon, Heechul tidak ada yang menemani. Secara tidak sadar, mereka semakin lama, semakin dekat. Ada Hangeng yang akan menemani dan menguatkannya setiap saat.



"Sungmin, Taemin. Key. Ada Heechul umma datang.", beritahu Minho di depan kamar ketiga anak manis itu. Minho pemuda yang merupakan kakak dari adik-adiknya di panti asuhan. Karena memanglah dia yang paling tua di sana. Seumuran dengan Heechul dan Hangeng.



"Mwo. Benarkah hyung? Yeay. Ummaaaa.", teriak Sungmin yang langsung berlari ke ruang tamu panti asuhan itu. Diikuti Key di belakangnya.



"Hyung tunggu. Huhu. Taemin ditinggal.", protes Taemin yang sedang sibuk mengenakan celananya, karena baru selesai mandi.



"Dasar magnae kami. Menggemaskan. Ayo hyung gendong. Kita susul, hyung-hyungmu itu.", tawar Minho mengulurkan tangannya. Taemin mengangguk dan loncat ke pelukan Minho.



"Ayo cepat hyung. Aku lindu umma. Ada appa tidak hyung?", penasaran Taemin dalam perjalanan menuju 'orangtua'nya. Mulutnya tidak berhenti berkicau tentang Hangeng dan Heechul.



"Ada.", jawab singkat Minho. Ia sangat berterimakasih pada Heechul dan Hangeng. Paling tidak adik-adiknya merasa memeliki orangtua. Kebahagiaan paling besar untuk mereka.



"Ummaaa-- Appaaa--", senang Taemin melompat turun dari gendongan Minho dan melaju memeluk keduanya dengan erat.



"Uuh. Taemin, aku juga mau peluk ih.", protes Key yang jadi tersingkir dari pelukan sang 'ayah'.



"Ouh jangan bertengkar. Sini appa peluk. Siapa yang mau appa peluk?", tanya Hangeng riang. Sungmin, Key, dan Taemin mengangkat tangannya. Heechul terkekeh melihat Hangeng diserbu tiga anak kecil itu.



"Haha. Uh. Kasihan appa keberatan tuh. Sini satu umma yang peluk.", ucap Heechul lembut. Sungmin langsung menerjang tubuh Heechul dan memeluknya.



"Sungmin rindu umma.", manja Sungmin dalam dekapan Heechul. Heechul terkekeh kecil karenanya.



"Umma juga rindu kalian.", balas Heechul. Ia dan Hangeng saling melempar senyum. Benar-benar terlihat seperti sebuah keluarga kecil yang bahagia.



"Siapa yang mau ikut appa dan umma jalan-jalan? Kita makan ramyeon.", tawar Hangeng semangat. Heechul mengerutkan keningnya. Ada saja ide Hangeng untuk membuat senang anak-anak ini.



"Aku mau. Aku.", teriak ketiganya penuh semangat. Heechul terkekeh.



"Kalau begitu. Ayo cepat ganti baju kalian.", suruh Heechul sambil menepuk tangannya. Anak-anak itu berhamburan berlari ke kamar mereka.



"Bolehkan anak-anak kami ajak pergi?", tanya Hangeng pada Minho. Minho tersenyum kecil.



"Tentu saja. Tapi jangan pulang terlalu malam ya. Nanti Suster Jung memarahiku.", pesan Minho, Hangeng mengacungkan kedua ibu jarinya.



"Baiklah, kalau begitu aku ke dalam dulu memberitahu Suster.", pamit Minho yang meninggalkan Heechul dan Hangeng hanya berdua.



"Mereka menggemaskan ya.", ucap Heechul yang merasa senang. Hangeng terkekeh kecil.



"Kau menyayangi mereka?", tanya Hangeng. Heechul mengangguk pasti.



"Seperti menyayangi adikku sendiri. Aku tidak punya siapapun, selain orangtuaku, jadi aku kesepian. Terhibur dengan adanya mereka.", jelas Heechul dengan senyum lebarnya. Hangeng mengacak-acak rambut Heechul.



"Yaa Hangeng rambutku berantakan.", eluh Heechul manja. Hangeng tersenyum lebar.



"Habisnya kau berpikir seperti itu. Kau ada orangtua, ada teman-temanmu, ada aku yang ada di sampingmu. Bagaimana dengan anak-anak itu. Mereka orangtua saja tidak punya. Masihkah kau merasa kesepian?", gemas Hangeng mencubit kedua pipi Heechul. Sedangkan wajah Heechul memerah, bukan karena cubitan, lebih tepat dia malu, saat Hangeng berkata 'ada aku yang ada di sampingmu'. Benarkah?



"Iya. Aku tidak akan berpikir seperti itu lagi. Berhenti menganiayaku.", protes manja Heechul dengan bibir yang mencuat. Hangeng terkekeh keras, karenanya.



"Hayo appa lagi mesra-mesraan sama umma ya.", tegur Sungmin yang terkekeh menggoda keduanya.



"Ih. Anak kecil sudah tahu mesra-mesraan.", gemas Hangeng mencubit pipi Sungmin gemas.



"Appo. Huhu.", ringis Sungmin manja. Heechul memukul lengan Hangeng.



"Hentikan appa, kau jahat sekali.", galak Heechul, Hangeng menarik senyumnya. Appa? Apa yang barusan di dengar bukan mimpikan? Heechul memanggilnya appa?



"Umma malahin appa. Huhu.", sedih Taemin dengan bibir mengerucut. Si kecil menangis lagi.



"Aniyo. Umma tidak memarahi appa. Yasudah ayo kita pergi.", ajak Heechul menggendong Taemin agar tidak menangis lagi.



"Aku mau di gendong appaku yang tampan.", genit Key. Masih kecil, tapi memang sudah genit namun menggemaskan. Hangeng menangkap Key yang melompat ke arahnya.



"Aku digendong siapa?", iri Sungmin. Heechul dan Hangeng mengulurkan tangan mereka bersamaan.



"Pegang tangan umma dan appa. Bagaimana?", usul Hangeng. Sungmin mengangguk, iapun mengandeng tangan keduanya dengan riang. Keluarga bahagia itupun menikmati kebersamaan mereka yang menyenangkan. Tidak lupa kadang kala, Heechul harus menyembunyikan wajah merahnya karena digoda oleh ketiga 'anak'nya tentang Hangeng. Sedangkan Hangeng hanya terkekeh untuk menutupi kesalah tingkahannya.





.....



Akhir-akhir ini Siwon merasa benar-benar Heechul berubah padanya. Semakin menjauh dan tidak peduli lagi padanya. Ditambah desas-desus yang ia dengar tentang hubungan Heechul dan Hangeng. Seperti saat ini, ia tidak menemukan Heechul dan Hangeng saat istirahat dimanapun.



"Memangnya benar Siwon sudah putus dengan Heechul? Aku tadi melihat Heechul dan Hangeng di Taman belakang, mereka begitu dekat.", rumpi beberapa siswa. Siwon yang mendengarnya jadi gerah sendiri. Ia mendatangi taman yang siswa itu bicarakan.



"Kau ternyata bisa memasak juga ya.", sindir Hangeng yang tengah mencicipi makanan buatan Heechul. Heechul tersenyum senang.



"Ini kau harus cicipi yang ini. Aaaa.", suruh Heechul yang bersiap menyuapi Hangeng. Hangeng membuka mulutnya.



"Ammm. Mashita.", puji Hangeng dengan mulutnya yang penuh makanan. Heechul wajahnya memerah, ia malu. Hening tiba-tiba, karena tidak tau apa yang mau dijadikan topik. Tapi tiba-tiba Heechul mengecup pipi Hangeng, membuat Hangeng memasang wajah bodohnya.



"Gomawo. Karena terus berada di sampingku.", ucap Heechul malu-malu. Sedangkan Hangeng sibuk menggaruk tengkuknya karena salah tingkah.



"CHAGI SEDANG APA DI SINI?", teriak marah Siwon yang memergoki mereka. Heechul sontak terkejut, ada ketakutan melihat Siwon yang memasang wajah geram seperti itu.



"Wonnie. A.. Aku.", terbata-bata Heechul yang seakan tertangkap basah karena berselingkuh.



"Jadi kau bersama dia. Pantas kau tidak peduli lagi padaku.", sindir Siwon ketus. Heechul menggelengkan kepadanya.



"Bukan seperti itu.", elak Heechul mencoba meluruskan. Siwon mendengus.



"Aku kecewa. Karena kau berselingkuh.", geram Siwon di depan wajah Heechul. Heechul mengepalkan tangannya kuat-kuat. Tidak ada yang boleh berteriak seperti itu di depan wajahnya.



"Benarkah? Cukup. Siapa yang lebih dahulu berselingkuh? Kau atau aku?", tantang Heechul, ia menatap tajam Siwon. "Memangnya aku tidak tahu hubunganmu dengan Kibum? Kau kira itu tidak menyakitiku.", teriak Heechul, kali ini air matanya keluar lagi. Siwon diam seribu bahasa, tak dapat berkutik lagi. Sial.



"Chullie.", lembut Siwon melihat Heechul yang terisak seperti itu.



"Aku mengakhiri hubungan kita. Dan kau bisa bahagia dengan Kibum. Dia lebih baik daripada aku bukan?", putuskan Heechul, ia menghapus air matanya dan pergi dari sana. Hangeng yang melihat itu langsung mengejar Heechul.



"Gwaenchanayo?", cemas Hangeng yang menghentikan langkah Heechul. Heechul mengangguk.



"Kau tahu, entah mengapa aku merasa lega sekarang ini.", jelas Heechul yang membuang nafas leganya. "Sang primadona akan mudah mendapat penggantinya bukan?", gurau Heechul terkekeh kecil. Hangeng tersenyum dan mengusap puncak kepala Heechul.



"Ini baru Heechul yang aku kenal saat pertama kali bertemu.", senang Hangeng mendapati kepercayaan diri Heechul. Heechul mengangkat bahunya.



"Asal ada kau di sampingku. Aku akan tetap menjadi aku.", ujar Heechul tersenyum lebar. Hangeng mengangguk pasti.



"Bodoh.", ledek Hangeng hanya untuk menggoda Heechul. Pria cantik itu langsung merengut.



"Kau yang bodoh. Menyebalkan. Hangeng terkekeh dan mencubit ujung hidung Heechul gemas.



"Akan selalu ada aku.", saut Hangeng menampilkan senyum menawannya. Heechul tersenyum, terasa nyaman di hatinya. Teramat sangat.





.....





Semakin dekat dan terus semakin dekat. Tidak ada jarak lagi untuk kedekatan mereka. Namun untuk sebuah kebersamaan, kurang satu langkah untuk Hangeng jalani.



"Mau kemana sih? Ini kan sudah malam. Gelap tahu.", protes Heechul yang dibawa Hangeng ke sebuah taman yang gelap tanpa penerangan sedikitpun. Dalam hati Heechul terus mengumpat. 'Taman macam apa ini, tidak mampu membayar iuran listrik apa?', kesalnya membatin.



"Sudah ah. Kau ini bawel sekali. Ikuti aku saja.", kesal Hangeng yang mengeratkan genggamannya pada Heechul. Heechul mengerucutkan bibirnya. Sampai kapanpun Hangeng itu tetap menyebalkan.



Trek.

Tiba-tiba satu lampu taman menyala dan menyorot tepat ke arah Heechul yang berdiri sendirian di tengah-tengah taman. Dimana Hangeng? Bukankah tadi ada di sampingnya.



"Hangeng.", panggil Heechul sesekali memutar bola matanya pada sekelilingnya, berharap menemukan orang yang ia cari.



Trek.

Lampu kembali menyala, namun bukan lampu sorot taman. Melainkan beberapa lampu hias diantara pepohonan yang sepertinya membentuk sebuah kalimat.



'Saranghaeyo Kim Heechul'



Apa yang ia lihat saat ini? Mengusap matanya berulang kali. Tapi tidak ada yang berubah. Tulisan itu tetap nyata untuknya.



"Hangeng, kau dimana? Hei jangan mempermainkanku.", teriak Heechul yang mulai tidak suka dengan lelucon tidak lucu ini.



"Saranghaeyo Kim Heechul.", bisik Hangeng dari belakang tubuh Heechul. Pria cantik itu terkejut, dan refleks menampar wajah Hangeng.



"Auch. Kenapa menamparku.", eluh Hangeng kesal. Heechul yang merasa bersalah langsung mengusap-usap wajah Hangeng.



"Sakit ya? Kau sih mengejutkanku.", cemas Heechul tetapi tetap keras kepala. Hangeng mendengus.



"Hah. Kau ini menghancurkan keromantisan yang aku buat saja.", kesal Hangeng mencuatkan bibirnya. Heechul mengecup pipi Hangeng.



"Mianhae.", sesal Heechul dengan tampang memelasnya. Hangeng terkekeh.



"Kau ini menyebalkan. Kenapa sih aku harus jatuh cinta padamu.", gurau Hangeng mengadukan hidungnya gemas dengan hidung Heechul. Heechul tersipu malu, ia mencuatkan bibirnya.



"Kau lebih menyebalkan.", tidak mau kalah Heechul. Hangeng tertawa keras bukan main, langsung saja ia menarik Heechul ke dalam pelukannya.



"Aku mencintaimu.", lembut Hangeng menatap dalam mata Heechul. Walaupun di sekitar cahaya hanyalah remang-remang. Tapi secara jelas dapat ia tangkap sorot mata hangat itu. Ia tersenyum dan mengangguk.



"Aku juga. Kau yang menguatkanku selama ini. Love you.", balas Heechul mantap. Keduanya tersenyum dan saling menatap. Siapa yang mengira seorang Kim Heechul mendekatkan wajahnya ke arah Hangeng, membuat jarak mereka terlampau dekat.



Dua senti.

Satu senti.



Dan....



"Mata polosku.", teriak suara yang begitu imut. Membuat Heechul mengurungkan niat awalnya.



"Key.", ucap Heechul yang sangat mengenal suara itu.



Trek.

Lampu kembali menyala. Dan taman itu menjadi terang benderang.



"Ummaaa- Appaaa-", teriak Taemin, Sungmin dan Key yang langsung berlari ke arah mereka. Heechul terbelalak melihat ketiga 'anak' mereka.



"Yaa Hangeng. Kau membuatku malu. Kenapa tidak bilang ada anak-anak.", marah Heechul yang hampir saja mencium Hangeng di hadapan anak-anak di bawah umur itu. Hangeng terkekeh.



"Mana aku tahu kalau kau mau menciumku. Aku kan hanya ingin anak-anakku menjadi saksi kalau umma mereka resmi menjadi milik appa mereka.", tidak mau di salahkan, Hangeng sibuk menggoda Heechul.



"Tadi hampil caja mata Key yang masih polos ini lihat yang sepelti itu. Ih selem.", eluh Key yang seperti orang ketakutan mengingat kejadian tadi.



"Iya umma genit ih. Mau cium-cium appa.", timpal Sungmin mengerucutkan bibirnya.



"Taemin kan macih kecil.", tambah Taemin dengan wajah imutnya. Heechul menggaruk kepalanya. Sial.



"Appa. Tuh kan. Umma kan malu.", kesal Heechul yang sudah merasa dipojokan. Hangeng terkekeh, ia memeluk ketiga anaknya dan berbisik pada mereka. Semua mengangguk.



"Kami sayang umma.", teriak keempatnya dan kemudian memeluk Heechul erat. Heechul tersenyum, ia merasa bahagia teramat sangat saat ini dan diharap selamanya akan seperti ini. Dan untuk Hangeng, ia mengambil selangkah lagi yang membuat mereka tanpa jarak dalam mencapai kebersamaan.



Cinta.

Entah untuk siapa ia akan terpupuk.

Entah karena apa ia akan tersemai.

Entah bagaimana ia akan berkembang.

Karena cinta tak dapat diduga, siapa, karena apa, bahkan bagaimana ia terbenih.







The End









*gak sempurna kayanya*







nb: gak ada kyumin.. karena adanya Minkyu..

hahahhaahah









bagus kagak buat fanfic on book

No comments:

Post a Comment