Sunday, March 13, 2011

Fan Fiction.. Story.. Part 1.. YAOI

Title: Story



Author: Anka 'bubu'



Lenght; 1 of ?



Cast:



- Kim Jaejoong (Female)





- Jung Yunho





- Kim Heechul (Female)





- Hangeng





- Kim Junsu (Female)





- Park Yoochun





- Cho Kyuhyun (Female)





- Shim Changmin





- Kim Ki Bum (Female)





- Lee Jin ki





- Lee Taemin (Female)





- Choi Minho







cekidot.



.................................................................





Sekelompok gadis sedang berkumpul di food court salah sebuah mal. Seperti sudah jadi kebiasaan, jika sekelompok gadis sedang berkumpul pastinya pembicaraannya akan memuat topik banyak dengan sub judul yang berderet. Dan entah bagaimana gadis-gadis ini dapat bersahabat kental dengan perbedaan sifat dan jarak umur yang jelas jauh berbeda bahkan tidak sinkron sama sekali. Sebenarnya mudah saja, diawali dari rumah mereka yang berada dalam satu komplek. Rasa saling menjaga, saling melengkapi, saling membutuhkan, kenyamanan, ditambah kelima gadis diantaranya merupakan mahasiswi di kampus yang sama, dan jadilah mereka sekelompok gadis cantik dengan 6 orang di dalamnya.



Yang tertua bernama Kim Heechul berumur 23 tahun, sosialita terkenal di club-club malam berkelas di Seoul. Hidupnya yang bebas diakibatkan ulah orangtuanya yang lebih memilih perusahaan mereka daripada anaknya sendiri. Baginya hidupnya itu hanya untuknya dan kelima 'adik'nya itu. Yang lainnya adalah angin lalu, yang bukan urusannya. Sifat yang angkuh namun penuh kasih sayang untuk adik-adiknya itu. Gadis yang pemberani dalam hal apapun, satu-satunya hal yang ia takuti hanyalah jika 'adik-adik'nya nanti mengikuti jejaknya. Menjadi pribadi yang rusak karena kebiasaan buruknya. Dan bila itu sampai terjadi, satu-satunya orang yang akan dia salahkan yaitu dirinya sendiri. Selalu ingin masuk ke dalam kehidupan 'adik-adik'nya, tapi tidak membiarkan orang lain masuk dalam kehidupannya.



Dibawahnya terdapat Kim Jaejoong, hanya berbeda 10 bulan dengan Heechul. Tepatnya kini ia berumur 22 tahun. Wajah cantik, tubuh jenjang ramping, mempunyai uang. Ia pikir mampu membuatnya sempurna. Jika dibandingkan dengan ke lima sahabatnya yang begitu cantik. Ia akan lebih terlihat jauh lebih cantik. Sekali ia menggerakan anggota tubuhnya, saat itu juga banyak mata yang tidak bisa lepas pandangannya. Dia benar-benar menggunakan kesempurnaanya menjadi kekuatannya. Gadis yang baik, namun suka bersikap semaunya sendiri. Bahkan jarang berpikir, bagaimana dampak untuknya sendiri. Karena hidup dianggap selalu berjalan sesuai maunya. Dan yang pasti gadis ini begitu keras kepala.



Yang ketiga ada Kim Junsu. Dia berumur 22 tahun, namun lebih muda 3 bulan dari Jaejoong. Gadis riang yang tidak pernah mengenal sedih. Di matanya, hidup ini hanya ada kebahagiaan. Dalam suasana sedihpun, dia selalu riang. Membuat orang di sekitarnya senang dan terkadang kesal jika keriangan Junsu tidak pada tempatnya. Gadis polos dengan begitu banyak kasih sayang. Mempunyai otak yang tidak bodoh, namun hanya sedikit berpikir lama, berbicara dulu baru berpikir adalah alasan utama mengapa orang-orang sering ingin tertawa jika menghadapinya.



Cho Kyuhyun 20 tahun, gadis bermarga Cho ini tidak seberuntung yang lain, yang merupakan anak orang kaya. Dia hanyalah anak pelayan di rumah keluarga Shim. Tapi sahabat-sahabatnya tidak peduli. Walau ia tidak kekurangan kebutuhan hidup. Ia tetap tidak mau menyusahkan. Ia belajar keras untuk mendapatkan beasiswa di universitasnya. Gadis ini, gadis dengan otak yang jenius. Pembawaan diri yang baik, mampu menjadi alat penutup kekurangan-materi-nya yang ampuh, sehingga ketulusan yang ia dapatkan. Membuatnya jadi gadis yang tau rasa berterimakasih.



Kim Kibum atau orang-orang lebih suka memanggilnya Key. Gadis 19 tahun yang begitu baik dalam bersosialisasi. Disukai banyak orang karena keramahan-tamahannya. Karena itu, ia banyak sekali memiliki teman di sekitarnya. Sedikit cerewet jika ia benar-benar sedang khawatir. Hingga membuatnya terlihat lebih dewasa dibandingkan Junsu. Padahal sikap kanak-kanaknya juga masih ada.



Lee Taemin, si bungsu yang baru saja berumur 17 tahun. Satu-satunya yang masih duduk di bangku SMA. Manjanya benar-benar tidak tertahankan. Sosok seorang bocah berumur 5 tahun masih melekat di dirinya. Membuat para 'kakak'nya wajib menjaga, menyayanginya, dan mengemongnya. Gadis yang sangat egois. Semua yang ia mau harus di dapatkan. Itu yang membuat orang-orang di sekitarnya terkadang pusing sendiri, tidak tau harus bagaimana jika kemauan Taemin sulit dikabulkan.



"Onnie aku lapar. Huhu.", rengek Taemin yang memegangi perutnya yang datar. Heechul mencubit hidung Taemin gemas.



"Bukannya kau sudah makan. Tidak lihat seberapa banyak kau makan.", heran Heechul pada 'adik' bungsunya itu. Ia menunjuk 1 piring sphagetti, 3 bungkus karton kentang goreng, 2 cup ice cream, 4 piring nasi goreng. Dan hebatnya itu semua Taemin yang menghabiskan. Si kecil ini telah mengambil julukan rakus Kyuhyun malam ini.



"Tapi aku lapar.", ngeyel Taemin dengan wajah memelasnya. Jaejoong tertawa keras karena itu.



"Nanti gendut lho kaya si dolphin.", takut-takuti Jaejoong sambil meledek Junsu. Junsu memajukan bibirnya, tidak terima dibilang gendut.



"Mwo? Aish kau ini Jae. Aku tidak gendut tau. Tapi aku ini montok. Hehe.", marah Junsu namun terdengar malah seperti guyonan. Sontak semua tertawa mendengar perkataan gadis dengan julukan lumba-lumba karena suaranya melengking seperti lumba-lumba kejepit.*hahaha*



"Lapar.", rengek Taemin lagi, kini menghentak-hetakan kakinya.



"Min-ah sayang, nanti kau gendut. Kalau makan terus.", nasihat Kibum. Taemin merengut dibuatnya.



"Iya nanti Minho tidak menyukaimu lagi kalau kau gendut.", bohong Kyuhyun yang tau alasan bagus untuk masalah lapar Taemin ini. Taemin yang mendengar itu langsung memegang pipinya.



"Jinjja! Aish, aku tidak mau makan lagi. Aniya tidak boleh Minho oppaku, tidak boleh, tidak boleh.", histeris Taemin yang terlalu berlebihan. Ia tidak mau kekasihnya yang susah payah ia dapatkan tidak suka lagi padanya.



"Makanya kalau makan jangan banyak-banyak. Dasar rakus.", sindir Jaejoong. Taemin merasa tersindir dan ia kesal.



"Onnie. Jae onnienya tuh.", adu Taemin pada Heechul, tampangnya seperti orang teraniaya.



"Aish, Jae. Tidak tau apa. Kalau dia ngambek susah.", omel Heechul. Jaejoong memajukan bibirnya. Taemin senang karena Jaejoong dimarahi, diapun menjulurkan lidahnya untuk meledek Jaejoong. Jaejoong menyipitkan matanya pada bocah bau kencur itu. Selalu seperti ini, pasti ada yang dimarahi Heechul karena meledek Taemin dan Taemin merengek jadinya. Tapi tak masalah, mereka tau semua bercanda.



"Omona. Yoochun. Itu Yoochun. Jae. Itu. Kyu kau lihat kan. Itu Yoochun.", histeris Junsu melihat pujaan hatinya. Pria paling tampan di kampusnya bahkan di hidupnya, menurut versinya, duduk tidak jauh dari mereka duduk-duduk.



"Aish onnie, tenang sedikit. Kau memalukan.", tenangkan Kyuhyun yang menutup wajahnya karena malu, karena sebagian orang melirik ke meja mereka.



"Tampan. Tampan. Tampan.", racau Junsu tidak peduli pada apapun, yang penting Yoochun. Yoochun yang merasa namanya disebut oleh gadis cantik-junsu-itu, menoleh ke arah Junsu. Ia berikan senyum paling mematikannya. Ya tuhan.



"Senyum. Senyum. Senyum. Dia senyum padaku. Onnie kau lihat tadi dia senyum padaku.", heboh Junsu. Ia menarik-narik lengan baju Heechul.



"Biasa saja.", kesal Heechul karena adiknya itu membuat melar bajunya. Ia menarik nafasnya. Baginya senyum seperti itu bisa ia dapatkan dengan mudah jika ia mau. Bahkan detik itu juga, ia bisa dapatkan tubuh si pemilik senyum, seperti pria-pria yang sudah pernah tidur dengannya. Tentu saja, jika ia mau membuat Junsu patah hati saat itu juga.



"Bolehkah aku pingsan?", pertanyaan bodoh keluar dari mulut seorang Kim Junsu.



"Pingsanlah.", suruh Kibum bergurau dan detik itu juga Junsu pingsan di tempat. Benar-benar gadis yang aneh.



"Onnie.", panggil Taemin menusuk-nusuk pipi Junsu. Tidak ada jawaban. "Dia tidur.", pernyataan yang sama bodohnya keluar dari mulut kecil Taemin. Membuat Heechul, Jaejoong, Kyuhyun dan Key mengelus dada, mengapa tambah lagi manusia babo setelah Junsu.



Drrrtt. Drrrtt.Ponsel Jaejoong berbunyi. Segera ia mengangkatnya.



"Yeobohaseyo", sapa Jaejoong.



"Honey, kau dimana? Aku sudah di mal yang kau bilang.", tanya seseorang di sebrang telepon, nadanya terburu-buru.



"Di foodcourt.", jelas Jaejoong singkat.



"Ne. Aku kesana.", putusnya cepat. Jaejoong segera memasukan kembali ponselnya ke dalam tas.



"Siapa? Yunho?", tanya Heechul.



"Iya. Aku pulang duluan tidak apa kan?", segan Jaejoong. Semua mengangguk menyetujui.



"Honey.", seseorang memeluk leher Jaejoong dari belakang. Jaejoong menoleh dan tak lama kecupan di bibir sebagai balasan.



"Oppa.", protes Taemin dengan bibir yang mengerucut.



"Aish, aku lupa ada anak kecil disini.", guraunya yang tak lain adalah Yunho. Ia mengacak-acak rambut Taemin, membuat bibir Taemin semakin maju.



"Jangan begitu, kau semakin jelek.", ledek Yunho. Memang tidak Jaejoong, tidak Yunho. Mereka senang sekalì menggoda Taemin.



"Haha. Oppa-oppa.", geli Key karena ulah Yunho. Kyuhyun hanya tertawa kecil, sedangkan Heechul memicingkan matanya yang seakan berbicara 'membuat Taemin ngambek, kau berurusan denganku'. Yunho tersenyum lebar pada Heechul.



"Peace nonna.", takutnya. "Eh Junsu kenapa?", heran Yunho melihat Junsu sekalian mengalihkan pembìcaraan. Jaejoong tertawa, kemudian ia menunjuk ke arah Yoochun.



"Haha. Aku mengerti. Sudah ah. Ayo honey. Semua aku culik Jaejoongnya dulu.", gurau Yunho yang tidak bisa menahan tawa. Ia menggenggam tangan Jaejoong pergi dari sana. Pasangan kekasih yang sangat harmonis selama dua tahun mereka berhubungan dan membuat banyak orang iri terhadap mereka.



"Honey. Kita mau nonton apa?", tanya Yunho yang tangannya melingkar mesra di pinggang ramping Jaejoong.



"Terserahmu saja.", jawab Jaejoong singkat. Yunho memajukan bibirnya.



"Aish kau ini, terserah terus.", kesal Yunho, pasalnya akhir-akhir ini Jaejoong sering bertingkah tak acuh. Jaejoong hanya mengangkat bahunya tidak peduli.



Kembali pada gadis-gadis lain yang kini hanya berlima. Kibum tampak sudah tidak tenang, karena ponselnya terus di rombong pesan dari Jinki atau yang sering dipanggil Onew yang tak lain adalah kekasihnya. Pesan yang selalu menanyakan situasi Kibum. Sedang apa, dengan siapa dan dimana ia berada sekarang ini. Kyuhyun yang menyadari gelagat Kibum sudah tidak tenang langsung mengambil alih.



"Onnie kita pulang yuuk, ini sudah malam.", ajak Kyuhyun. Kibum mengangguk cepat.



"Iya onnie. Lagipula Onew sudah menyuruhku pulang.", tambah Kibum. Taemin menguap lebar.



"Aku ngantuk.", eluh Taemin menggemaskan. Ingin sekali orang disekitarnya mencubit pipinya.



"Ne ayo pulang. Aku tidak mengantar ya. Aku mau langsung ke club. Key kau pulang dengan mereka ya.", kata Heechul memohon. Kibum mendecakkan lidahnya.



"Kapan onnie berubah?", heran Key yang tidak suka dengan kebiasaan Heechul. Heechul tersenyum, ia tau 'adik'nya itu khawatir.



"Sampai aku temukan kehidupanku. Sudahlah jangan dibahas.", putus Heechul yang melirik ke arah Taemin. Dia tidak ingin Taemin bertanya macam-macam dan ia akan bingung menjawab semuanya.



"Yasudahlah hentikan. Onnie, bangun kita pulang.", saut Kyuhyun yang kemudian membangunkan Junsu. Cukup sulit membangunkannya. Tapi akhirnya Junsu terbangun entah dari pingsannya atau dari tidurnya.



"Aish Kyu berisik.", kesal Junsu. Taemin tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah Junsu yang kesal saat itu.



"Onnie seperti kerbau. Tidur terus.", ledek Taemin penuh suka cita. Junsu memicingkan mata.



"Aish, bocah manja. Berani-beraninya mengejekku. Enak saja.", kesal Junsu. Sedangkan Taemin hanya cekikikan, tidak takut pada Junsu.



"Sudah ayo pulang.", lerai Heechul. Junsu mengangguk walau kesal. Merekapun berdiri hendak pergi. Namun ada sebuah tangan yang menahan lengan Junsu. Betapa terkejutnya Junsu, tubuhnya membeku tidak tau akan bagaimana. Matanya terus melihat ke arah tangan kekar yang memegang lengannya itu.



"Yoo.. Yoo.. Chun.", terbatanya setelah sadar dari keterpakuaannya. Yoochun tersenyum, sontak wajah Junsu bersemburat merah.



"Bisakah dia pulang bersamaku saja?", pinta Yoochun dengan sopan. Kibum dan yang lainnya tersenyum penuh arti akan itu.



"Silahkan.", jawab Heechul mengedipkan sebelah matanya pada Junsu. Junsu mengerucutkan bibirnya karena digoda seperti itu.



"Kami pulang ya onnie, Yoochun-ssi.", pamit Kyuhyun. Yoochun mengangguk. Taemin juga tampak riang karena itu.



"Dadah önnie gendut.", senang Taemin dengan wajah meledeknya. Kibum mencubit pipi Taemin keras-keras.



"Aish kau ini, nakal sekali.", gemas Kibum akan tingkah Taemin.



"Appo onnie.", eluh Taemin mengusap-ngusap pipinya yang kini berwarna merah muda.



Kibum tersenyum lebar, tidak bersalah. "Annyeong. Kami pergi.", pamit Kibum mengabaikan protesnya Taemin, dan merekapun pergi dari tempat mereka berada dan membiarkan Junsu hanya berdua dengan Yoochun. Yoochun tersenyum pada keempat gadis itu, sedangkan Junsu sudah jauh berkelana dalam dunianya sendiri.



Yoochun membungkuk, mensejajarkan wajahnya dengan Junsu. "Hei, kita belum kenalan.", kagetkan Yoochun menyadarkan Junsu yang hanya mematung menatapnya. Wajah mereka begitu dekat saat itu.



"Apa aku bermimpi?", racau Junsu mengerjapkan-ngerjapkan matanya. Yoochun tertawa. Ia mencubit hidung bangir Junsu gemas.



"Awww.", ringis Junsu. Yoochun semakin puas tertawa.



"Tidak mimpi kan?", ucap Yoochun lagi. Junsu mengangguk-angguk.



"Aku Park Yoochun.", Yoochun menjulurkan tangannya pada Junsu. Dengan tangan yang bergetar, Junsu menyambut tangan itu.



"Kim Junsu.", balasnya. Yoochun tersenyum.



"Namamu sangat cantik, seperti wajahmu.", gombal Yoochun dan pastinya Junsu wajahnya memerah seperti tomat yang akan di panen. Sungguh menggemaskan.





BruukkHeechul yang hendak menuju mobilnya setelah mengantar 'adik-adik'nya ke mobil Kibum tidak sengaja menabrak seseorang.



"Mianhae.", sesal Heechul membungkukan sedikit badannya. Pria yang ditabrak itu tersenyum.



"Gwaenchana aku yang salah Heechul-ssi.", katanya mengalah. Heechul heran mengapa pria itu mengetahui namanya.



"Apakah kita saling mengenal?", tanyanya. Pria itu kembali tersenyum.



"Aku Hangeng. Kita teman satu kelas.", jelasnya. Heechul mengerjapkan matanya mencoba mengingat siapa pria dihadapannya ini. Namun sampai kapanpun tidak akan ingat. Dia tidak pernah peduli dengan sekitarnya walaupun itu teman satu kelasnya. Bahkan tidak ada yang ia ingat wajah dan namanya satupun.



"Ne gwaenchana. Aku memang tidak suka berbaur, pasti kau tidak mengetahui siapa aku.", kata Hangeng manis dengan senyuman. Heechul tersenyum kecil.



"Haha. Mungkin. Aku harus pergi. Sampai jumpa.", pamit Heechul buru-buru masuk ke dalam mobilnya. Hangeng tersenyum. Ada rasa bahagia dalam hatinya. Ia melirik jam tangannya.



'Aish ini sudah malam, pasti dia ke club lagi.', batinnya cemas. Segera ia masuk ke dalam mobilnya dan mengikuti mobil Heechul yang sudah meninggalkan lahan parkir.



.....





"Baru pulang Kyu?", tegur seseorang yang memeluk pinggang Kyuhyun dari belakang saat hendak memutar knop pintu kamarnya.



"Aku menunggumu daritadi. Rindu sekali.", manja pria itu sambil membenamkan wajahnya di lekukan leher Kyuhyun.



"Tuan muda lepaskan. Nanti terlihat orang.", pinta Kyuhyun. Pria itu langsung melepaskan pelukannya karena kata-kata Kyuhyun.



"Apa kau hanya menganggapku tuan muda? Aku Shim Changmin bukan tuan muda.", kesalnya yang bernama Changmin. Ia pergi meninggalkan Kyuhyun dengan kekesalan dalam hatinya. Kyuhyun menatap punggung Changmin yang semakin menjauh.



"Mianhae Minnie.", lirihnya yang kemudian masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan bersalahnya.





.....





"Kau sudah sampai rumah?", tanya galak seseorang dibalik telepon.



"Ne sudah baby.", saut Kibum lembut. Seseorang yang tak lain adalah Jinki itu membuang nafasnya.



"Malam sekali beib. Kau kemana saja?", tanya Jinki lagi.



"Hanya ke mal xxx baby. Berbincang dengan onniedeul dan Taemin, babyku.", jelas Kibum sambil memejamkan matanya, mengambil kenyamanan di atas tempat tidur.



"Oh. Beib, aku mencintaimu.", kata Jinki sepenuh hati. Kibum tersenyum senang.



"Aku juga sangat mencintaimu.", balas Kibum. Jinki tersenyum bahagia di sebrang sana.





.....





"Oppa. Besok jemput aku ya.", pinta Taemin dengan nada super duper manjanya.



"Ne.", saut Minho di sebrang telepon. Taemin memajukan bibirnya.



"Kok hanya begitu.", protes Taemin. Minho menggaruk kepalanya, bingung.



"Memangnya mau apa lagi?", heran Minho. Taemin tampak kesal.



"Oppaaaa..", rengek Taemin menghentak-hentakan kaki.



"Apa jagiya? Ini sudah malam, lebih baik kau tidur.", suruh Minho. Taemin mendengus.



"Aku kesal sama oppa. Huh.", marah Taemin langsung saja ia matikan sambungan teleponnya. Selalu seperti ini, Taemin yang manja memaksa sifatnya pada pria cuek yang menjadi kekasihnya. Yang pasti terlalu sering ribut-ribut kecil seperti ini terjadi.





Ini hanyalah awal dari kisah keenam gadis yang bersahabat kental itu. Dan kisah sebenarnya baru akan dimulai......









TBC

No comments:

Post a Comment