Sunday, March 13, 2011

Fan Fiction.. Our baby, Jung Yoogeun.. Short One Shoot.. YunJae.. YAOI

Author; Anka 'bubu'



Di suatu pagi saat dua sosok manusia yang masih tertidur lelap di alam tidak sadarnya. Padahal ini sudah terlalu pagi, malah dapat dibilang akan siang. Anak laki-laki kecil berumur hampir tiga tahun membuka kasar sebuah pintu kayu.

Hap.
Ia meloncat riang ke atas tempat tidur, menindih seorang namja cantik yang masih tertidur, lalu mengecup pipinya.

"UMAAAA~", teriaknya keras. Sang namja cantik itu terbangun dan tersenyum melihat 'bayi'nya membangunkannya. Ia peluk erat dan mengecup pipi gembil anaknya. Anak itu terkekeh kecil.

"Yoogeunnie sudah bangun, baby umma pintar.", puji namja cantik itu, yang tak lain adalah Jaejoong.

"Berisik sekali.", racau namja tampan yang masih tidur di sebelahnya. Ia tarik selimut dan menenggelamkan seluruh tubuhnya, bergeliat. Jaejoong terkekeh melihat tingkah suaminya.

"Ayo bangunkan appa baby!", Jaejoong melepaskan pelukannya. Yoogeun terkekeh dan berjalan pelan ke arah ayahnya. Lucu melihat bokongnya berguncang karena jalannya yang belum benar. Yoogeun menepuk bokong ayahnya berulang kali.

"Appa. Ileona.", katanya bersemangat mengguncang tubuh Yunho, ayahnya.

"Eunggg.", Yunho bergeliat dan tanpa sengaja bokongnya menyenggol tubuh Yoogeun sampai anaknya itu terduduk. Tapi Yunho tetap saja tidur pulas. Jaejoong tertawa melihat wajah Yoogeun yang cemberut.

"Tepuk pipi appa baby.", suruh Jaejoong. Ia tau anaknya menyerah, karena itu ia beri semangat. Dan benar Yoogeun tersenyum saat itu juga, ia mendekat ke pipi ayahnya dan menepuk-nepuk pipi Yunho. Tapi tetap saja, Yunho yang memang kalau tidur seperti orang mati.

"Appa. Ileona.", rengek Yoogeun kesal.

"Poppo appa. Pasti bangun.", usul Jaejoong. Yoogeun mengangguk.

Muahh. Muahh.
Yoogeun mencium Yunho dengan semangat, bahkan berulang kali. Sampai pipi Yunho basah oleh air liur Yoogeun.*anak kecil pan suka ngeces.*

Yunho sempat membuka matanya dan melihat siapa yang menciumnya. Tersenyum dan tertidur lagi, sambil menarik selimut.

"Umma appanya tidak mau bangun. Yoogeun kecal.", adu Yoogeun pada Jaejoong. Jaejoong mengacak rambut Yoogeun gemas.

"Poppo umma.", Jaejoong memajukan bibirnya. Yoogeunpun mengecup bibir Jaejoong dengan bibir mungilnya yang basah.

"Sekarang umma akan membantu Yoogeun membangunkan appa.", ucap Jaejoong. Yoogeun membulatkan matanya.

"Jinjja? Hole.", senang Yoogeun bertepuk tangan sambil meloncat-loncat.

"Nanti Yoogeun jatuh.", Jaejoong menarik Yoogeun dalam pelukannya. "Kalau umma bilang tiga, Baby harus teriak yang keras 'Appa Ireona'. Baby mengerti?", tanya Jaejoong. Yoogeun mengangguk sambil mengemut telunjuknya.

"Allaseo umma.", saut Yoogeun. Jaeoong tertawa. Anaknya pintar sekali dan lucu.

"Satu. Dua. Tiga.", Jaejoong memberi aba-aba.

"APPAAA ILEONAAA. APPAAAAAAA.", teriak Yoogeun sekuat tenaga. Suaranya benar-benar nyaring sampai-sampai Jaejoong harus menutup kedua telinganya.

"Umma tetap tidak bangun.", kecewa Yoogeun matanya berkaca-kaca.

"Kalau appa tidak mau bangun. Kita ganggu saja. Ne.", hibur Jaejoong. Yoogeun mengangguk. Ia berdiri di atas kasur, berpegangan pada bahu ibunya.

"Ayo kita tarik selimut appa.", ajak Jaejoong. Yoogeun tersenyum lebar, ia mengamit ujung selimut begitu juga Jaejoong.

Sreett.
Selimutpun ditarik bersamaan dan dilempar ke sembarang tempat. Yunho yang merasa kedinginan, tangannya bergerak seperti mencari-cari sesuatu dengan matanya yang terpejam, tapi hasilnya nihil, akhirnya ia hanya bisa mengeratkan pelukannya pada guling. Yoogeun senang mengganggu ayahnya. Ia bertepuk tangan riang.

"Yoogeun senang?", tanya Jaejoong. Yoogeun mengangguk.

"Ne umma. Cenang cekali. Lagi. Ganggu appa.", semangat Yoogeun. Ia menarik-narik lengan baju tidur Jaejoong.

"Hahaha. Anak umma nakal.", gemas Jaejoong. Yoogeun hanya tersenyum lebar sambil memainkan jarinya yang basah di wajah Jaejoong. Jaejoong merasa jijik juga, tapi tidak apalah. Lagipula Yoogeun adalah anaknya.

"Kita dorong appa. Sampai appa ja...", Jaejoong menggantungkan kalimatnya, agar diteruskan oleh Yoogeun.

"Ja.. Tuh umma. Ayo. Cekalang umma.", tidak sabaran Yoogeun. Ia menarik tangan Jaejoong untuk diletakan di punggung Yunho. Iapun sama melakukan seperti Jaejoong.

"Satu. Dua. Tiga.", Yoogeun memberi aba-aba. Jaejoong heran kenapa malah anaknya yang mengomandonya. Apakah begitu bersemangatkah anaknya untuk melihat ayahnya terguling di lantai.

"Umma.", rengek Yoogeun karena Jaejoong hanya diam. Jaejoong tersenyum.

"Ah ne baby. Kita ulangi.", ucap Jaejoong. Yoogeun mengangguk.

"Satu. Dua. Tiga.", teriak Yoogeun. Dan.

Bruukk.
Yunho jatuh dari tempat tidur, karena didorong.

"Awww.", ringis Yunho, memegangi bokongnya. Yoogeun bertepuk tangan riang.

"Appa bangun. Appa bangun. Acik. Acik.", senang Yoogeun. Yunho memicing mata pada keduanya.

"Siapa yang mendorongku?", galak Yunho. Yoogeun yang takut langsung bersembunyi di balik Jaejoong.

"Anakmu. Dia kesal. Appanya tidak bangun-bangun.", adu Jaejoong sambil tersenyum licik. Yunho bangkit dengan wajah seram. Ia mendekati Yoogeun, Yoogeun beringsut ketika ayahnya mendorongnya ke kasur dan mengelitikinya.

"Babynya appa nakal ya.", gemas Yunho pada anaknya. Yoogeun tertawa karena geli.

"Haha. Geli. Aku kan diculuh umma. Habis appa tidak mau bangun. Appa.", rengek Yoogeun. Yunho menghentikan kelitikannya.

"Tadi baby bilang disuruh siapa?", tanya Yunho. Yoogeun menunjuk Jaejoong.

"Umma yang culuh aku appa.", cerita Yoogeun. Yunho beralih memandang Jaejoong seram. O.o

"KIM JAEJOONG", geram Yunho. Jaejoong tersenyum lebar.

"Kabuuurr.."



End

No comments:

Post a Comment